Connection Sharing Filtering Monitoring

Squid pada umunya didesain untuk berjalan diatas sistem operasi mirip UNIX, meski squid juga bisa berjalan di atas sistem operasi Windows, karena dirilis di bawah lisensi GNU General Public License, maka Squid merupakan perangkat lunak bebas. Proxy server adalah sebuah komputer server atau program komputer yang dapat bertindak sebagai komputer lainya untuk melakukan request terhadap content dari internet dan intranet http:squid.org Proxy server bertindak sebagai gateway terhadap dunia internet untuk setiap komputer client. Dalam menjalankan tugasnya proxy server tidak terlihat oleh komputer client sebagai contoh saat seorang pengguna yang berinteraksi dengan Internet melalui sebuah proxy server tidak akan mengetahui bahwa sebuah proxy server sedang menangani request yang dilakukannya. Web server yang menerima request dari Proxy server akan menginterpresentasikan request-request tersebut seolah-olah datang secara langsung dari komputer client, bukan dari proxy server. Proxy server dalam suatu jaringan memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai Connection sharing, filtering, dan caching.

a. Connection Sharing

Dalam suatu jaringan lokal yang terhubung ke jaringan lain atau internet, pengguna tidak langsung berhubungan dengan jaringan luar atau internet, tetapi harus melewati suatu gateway, yang bertindak sebagai batas antara jaringan lokal privat dan jaringan luar publik. Gateway ini sangat penting, karena jaringan lokal harus dapat dilindungi dengan baik dari bahaya yang mungkin berasal dari internet, dan hal tersebut akan sulit dilakukan bila tidak ada garis batas yang jelas antara jaringan lokal dan internet. Gateway juga bertindak sebagai titik dimana sejumlah koneksi dari pengguna lokal akan terhubung kepadanya, dan suatu koneksi ke jaringan luar juga terhubung kepadanya. Dengan demikian, koneksi dari jaringan lokal ke internet akan menggunakan sambungan yang dimiliki oleh gateway secara bersama-sama connection sharing.

b. Filtering

merupakan sebuah usaha pengamanan atau pembatasan sehingga dengan adanya filtering sebuah proxy server dapat mengamankan dan membatasi hak akses client pada jaringan privat. Jadi meskipun mula-mula dibuat sebagai cache nonsekuriti, tujuan utama proxy server sekarang menjadi firewalling. Proxy server memperbarui request layanan pada jaringan eksternal atas nama client mereka pada jaringan private. Ini secara otomatis menyembunyikan identitas dan jumlah client pada jaringan internal dari jaringan eksternal. Karena posisi mereka di antara client internal dan server publik, proxy juga dapat menyimpan content yang sering diakses dari jaringan publik untuk mengurangi akses ke jaringan publik tersebut. Kebanyakan implementasi nyata proxy sekuriti meliputi pemfilteran paket dan Network Address Translation untuk membangun firewall yang utuh. Teknologi tersebut dapat digabungkan dengan proxy untuk menghilangkan serangan yang terhadapnya proxy rentan.

c. Caching Internet Object caching

Caching adalah suatu cara untuk menyimpan hasil permintaan internet- object. seperti: data yang ada dari HTTP, FTP, dan ghoper protokol untuk membuat sistem dekat dengan permintaan daripada ke sumber aslinya. Web browser dapat menggunakan lokal squid cache sebagai proxy HTTP server, ini akan mengurangi waktu akses seperti halnya penghematan bandwidth. Dengan kata lain sebuah client tidak harus melakukan kontak dengan server untuk meminta layanan akan tetapi client dapat mendapatkan layanan data yang sudah tersimpan pada proxy server, dengan hal ini maka akses akan semakin cepat. Squid Proxy Server sendiri adalah software publik domain berbasis UNIX. fungsi dari squid adalah meng- ‘cache’ atau menyimpan data yang diminta oleh pengguna komputer client biasanya berupa web pages dan FTP. Platform UNIX yang di support oleh Squid adalah FreeBSD, BSDI, Digital Unix, Irix, Linux, Solaris dan SunOs. Tidak semua data bisa di cache oleh Squid, data-data yang bersifat dinamik seperti CGI-BIN tidak di cache oleh Squid, jadi tiap kali ada permintaan CGI-BIN, maka Squid akan menghubungi langsung server tujuan. Saat ini protokol yang bisa dilayani oleh Squid adalah HTTP, FTP, Gopher, dan Wais. Dari sisi pengguna, proxy sama seperti penyedia layanan asli. Pengguna hanya perlu mengirimkan permintaan layanan, dan proxy akan melayani permintaan tersebut. Namun dalam proses eksekusi layanan tersebut, proxy melakukan permintaan layanan ke penyedia layanan asli. Setelah penyedia layanan asli memberikan respon, lalu proxy akan mengembalikan hasil eksekusi permintaan layanan ke pengguna. Sehingga dari sisi penyedia layanan asli, proxy sama seperti pengguna layanan. Adapun ilustrasinya adalah sebagai berikut : Gambar 2-12. Cara Kerja Proxy Salah satu komplesitas dari proxy pada level aplikasi adalah bahwa pada sisi pengguna, pengguna diharuskan melakukan konfigurasi yang spesifik untuk suatu proxy tertentu agar bisa menggunakan layanan dari suatu proxy server. Agar pengguna tidak harus melakukan konfigurasi khusus, Admin dapat mengkonfigurasi proxycache server agar berjalan secara benar – benar transparan terhadap pengguna transparent proxy. Dengan adanya transparent proxy, pengguna tidak perlu melakukan konfigurasi lebih lanjut karena pengguna benar – benar tidak mengetahui tentang keberadaan proxy ini namun dengan sendirinya pengguna akan menggunakan proxycache ini. Cara membuat transparent proxy dalah dengan membelokkan arah redirecting dari paket – paket untuk suatu aplikasi tertentu dengan menggunakan satu atau lebih aturan pada firewallrouter. Prinsipnya setiap aplikasi berbasis TCP akan menggunakan salah satu port yang tersedia, dan firewall membelokkan paket yang menuju ke port layanan tertentu, ke arah port dari proxy yang bersesuaian. Sebagai contoh : saat seorang pegawai Dinas PPPPTK IPA Bandung membuka hubungan HTPP port 80 dengan suatu web server, firewall pada router yang menerima segera mengenali bahwa ada paket data yang berasal dari klien Gambar 2-13. Ilustrasi Transparent Proxy dengan nomor port 80. Di sisi lain, admin jaringan Dinas memiliki satu HTTP proxy server yang berjalan di port 8080. Pada firewall router Admin membuat satu aturan yang menyatakan bahwa setiap paket yang datang dari jaringan lokal menuju ke port 80 harus dibelokkan ke arah alamat HTTP proxy server port 8080. Maka semua permintaan web dari pengguna akan masuk dan diwakili oleh HTTP proxy server diatas.

2.2.17. Queue Tree

Dengan metode Queue Tree, setiap paket yang akan dialokasikan bandwidth nya tidak perlu diurutkan terlebih dahulu. Paket tidak perlu melewati setiap queue yang ada. Pada Queue Tree semua paket melewati trafik secara bersamaan tanpa harus diurutkan dahulu, oleh karena itu metode ini tidak menghasilkan delay yang lebih lama dibanding dengan Simple Queue. Adapun perbedaan yang terdapat antara metode Queue Simple dan Queue Tree adalah : Queue Simple : 1. Memiliki aturan urutan yang ketat, antrian akan diproses mulai dari yang paling atas hingga paling bawah. 2. Mengatur aliran paket secara bidirectional dua arah 3. Mampu membatasi trafik berdasarkan IP Gambar 2-14. Ilustrasi Queue Tree 4. Satu antrian dapat membatasi trafik 2 arah sekaligus uploaddownload Queue Tree : 1. Tidak memiliki urutan, setiap antrian akan diproses secara bersama- sama 2. Mengatur aliran paket secara directional satu arah 3. Lebih fleksibel dalam membagi bandwidth sehingga dapat dilakukan konfigurasi sesuai dengan kondisi jaringan. 4. Mendukung pengguanaan PCQ Per Connection Queue sehingga mampu membagi bandwidth secara adil dan merata. 5. Mampu membagi bandwidth secara fixed Didalam metode queue tree semua layanan alokasi bandwidth dilakukan dalam waktu yang bersamaan tanpa melihat urutan antrian sehingga dalam kasus ini semua host meski melakukan request atau permintaan layanan alokasi bandwidth secara bersamaan akan tetap dilayani dalam waktu yang bersamaan. Adapun ilustrasi terhadap prinsip tersebut adlah sebagai berikut : Berdasarkan point – point tersebut, pada Metode Queue Tree dapat dilihat istilah PCQ Per Connection Queue . PCQ merupakan suatu metode yang Gambar 2-15. PCQ rate-0 Gambar 2-16. PCQ-rate=128000 menggunakan konsep antrian Queue untuk menyeimbangkan bandwidth yang dipakai pada multiple client. Sebagai contoh akan dilakukan alokasi bandwidth kepada sejumlah user dengan besar total bandwidth sebesar 512Kbps, dengan menggunakan prinsip PCQ maka ilustrasinya adalah sebagai berikut : Berdasarkan ilustrasi tersebut dapat dilihat bandwidth tersebut dibagi secara adil kepada setiap user yang ada didalam jaringan. PCQ tersebut tidak menggunakan limit atau rate = 0. Apabila PCQ tersebut menggunakan rate pembatasan maka ilustrasinya sebagai berikut : Ilustrasi tersebut menggambarkan PCQ dengan rate pembatasan sebesar 128000. Dapat dilihat pada penggunaan untuk 2 user, pada PCQ dengan rate=0 kedua user menggunakan bandwidth sepenuhnya untuk 2 device, namun dengan rate = 128000 total bandwidth tersebut diberikan limit sehingga kedua user hanya mendapatkan sebesar 128Kbps.

2.2.18. Protokol SNMP

Simple Network Management Protocol SNMP adalah Internet Protocol Suite yang dibuat oleh Internet Engineering Task Force IETF pada sekitar tahun 1988. Tujuan awal diciptakannya protokol SNMP ini adalah untuk memgatur berbagai device yang semakin banyak seiring dengan berkembangnya jaringan internet. SNMP dikembangkan untuk menyediakan peralatam manajemen jaringan yang mendasar dan mudah diimplementasikan untuk rangkaian protokol jenis Transpor Control Protocol Internet Protocol TCPIP. SNMP merupakan protokol dari lapis aplikasi yang digunakan untuk network management system untuk memonitor perangkat jaringan sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan bagi pengelolanya. SNMP mencakup protokol yang aktual, definisi informasi yang ditangani managed information dan komponen – komponen terkait lainnya. Server Manajemen SNMP dapat melakukan tes untuk memeriksa status antara perangkat jaringan yang merupakan fungsi pada lapis fisik. Pada lapis Data Link, Server manajemen SNMP dapat digunakan untuk mengkonfigurasi, mengaktifkan, dan mematikan jaringan. Server manajemen dapat menerima frame keluar dan masuk, dan perhitungan error pada setiap perangkat. Server manajemen SNMP bekerja pada lapis Network dengan memeriksa IP address assignments, address translation tables, and routing tables. Dengan demikian, server manajemen SNMP dapat menghitung trafik IP dan error. Di lapis transport, server manajemen SNMP dapat durasi koneksi TCP pada sistem sehingga dapat menghitung trafik TCP dan UDP serta error yang terjadi. Dengan demikian SNMP dapat digunakan untuk pengawasan, pengkoleksian statistik, pemeriksa unjuk kerja dan keamanan dari suatu jaringan. Untuk melakukan fungsi – fungsi tersebut SNMP dibagi menjadi tiga bagian yang bekerja sama satu sama lain yaitu managed device, agen dan Network Management System NMS. Berikut ini deskripsi mengenai fungsi dari ketiga elemen tersebut: a. Managed device Managed device adalah node jaringan yang memiliki SNMP agen dan berada dalam jaringan yang dimanajemen. Managed device akan mengumpulkan informasi yang nantinya bisa diakses oleh NMS dengan menggunakan SNMP. Managed device bisa berupa router, switch, hub, ethernetNIC, ataupun elemen network lainnya. b. Agen Agen merupakan software untuk manajemen network yang berada di managed device. Agen berperan untuk menerjemahkan informasi kedalam “bahasa” yang kompatibel dengan SNMP. c. Network Management Stations Network Management Server adalah bagian dalam jaringan yang akan melakukan pengawasan ataupun mengatur managed device. Istilah lain dari Network Management Station adalah Network Management Server.

2.2.19. Managed Object

Berikut ini merupakan tiga atribut yang merepresentasikan sebuah managed object atau yang sering juga disebut dengan managed device, yaitu : a. Nama Nama atau object identifier OID dengan jelas mendefinisikan sebuah managed object. Nama – nama ini umumnya dipakai dalam dua bentuk yaitu numeric dan “human readable”. b. Tipe dan Sintaks Tipe data dari sebuah managed object merupakan subset dari Abstract Syntax Notation One ASN.1 merupakan cara untuk menspesifikasikan bagaimana data direpresentasikan dan dikirimkan antara manajer dan agen. Tipe dan sintaks dari ASN.1 bersifat independent sehingga komputer dengan sistem operasi yang berbeda dapat saling berkomunikasi. c. Encoding Sebuah managed object di-encoded ke sebuah string menggunakan Basic Encoding Rules BER. BER mendefinisikan bagaimana objek di- encoded dan di- decoded maka object tersebut ditransmisikan melalui media transport seperti Ethernet.

2.2.20. Manajer SNMP

Manajer SNMP merupakan platform sistem manajemen atau pelaksana dari manajemen jaringan, pada kenyataannya manajer ini merupakan komputer biasa yang ada pada jaringan yang mengoperasikan perangkat lunak untuk manajemen jaringan. Manajer ini terdiri atas satu proses atau lebih yang berkomunikasi dengan agen – agennya dan berfungsi untuk mengumpulkan informasi dari agen dalam jaringan. Manajer akan mengumpulkan informasi dari jaringan yang diminta oleh Administrator saja dan bukan semua informasi yang dimiliki oleh agen. Bila seorang administrator melakukan peran pemantauan terhadap suatu jaringan, maka manajer SNMP akan meminta kepada agen untuk menjalankan peran sebagai pemantau, dan bukan sebagai pengontrol, jadi operasi pelaporan agen kepada manajer hanya berupa “read only running system” dan bukan “system setting”. Banyak manajer saat ini memiliki antarmuka pengguna teks dan grafis dengan sistem pelaporan sederhana yang memungkinkan manajer jaringan memeriksa status jaringan dan mengambil tindakan tertentu bila diperlukan. Manajer SNMP bertanggungjawab untuk melakukan pengaksesan, modifikasi atau menerima informasi dari agen – agen yang dikelola. Sama juga halnya dengan agen, manajer SNMP dapat melakukan dua peran. Pada peran pemantauan, manajer SNMP hanya meminta dan menerima laporan berupa informasi dari agen – agen yang dikelola. Sedangkan pada peran pengontrolan, manajer SNMP dapat melakukan berbagai modifikasi terhadap agen – agen yang dikelola. Manajer dan agen mungkin bisa tinggal satu atap serta dapat bekerja dalam entitas atau kesatuan manajemen yang sama. Manajer bertanggung jawab secara khusus untuk mengatur atau menjalankan serangkaian atau sebidang tugas agen. Platform pemantauan manaher SNMP yang baik harus menyediakan beberapa komponen dasar berikut, yaitu : a. Polling Polling adalah kemampuan untuk mengatur thresholds pada objek MIB SNMP dan memberikan respon dengan beberapa tipe notifikasi ketika thresholds tersebut dilewati. Tujuan dari fungsi ini adalah kemampuan untuk menentukan perangkat mana yang memberikan respon misalnya: perangkat mana yang sedang online dan perangkat mana yang tidak memberikan respon, misalnya sedang rusak. b. Monitoring Monitoring adalah kemampuan untuk secara terus menerus mengawasi nilai SNMP sepanjang waktu, mengumpulkan contoh nilai pada interval periodik untuk melihat trend jaringan. Fungsin ini digunakan untuk menentukan keluaran dari jaringan sepanjang waktu dengan mengawasi bandwith. c. Tool Set Tool Set adalah tool manajemen tradisional dari SNMP adalah MIB browser, yang mengijinkan administrator melihat objek MIB pada kelompok perangkat tertentu. Hal ini prinsip dasar antarmuka utnuk mengatur nilai pada SNMP agen dan secara aktual perubahan pada jaringan melalui SNMP. d. MIB Compiler MIB Compiler Management Information Base Compiler adalah kemampuan menambahkan objek MIB baru yang disediakan oleh perangkat jaringan tertentu. Dalam hal ini MIB compiler ekstensi khusus agar perangkat jaringan dari vendor tersebut dapat diamati. SNMP memiliki kemampuan untuk melakukan polling menannyakan kondisi pada perangkat dan mengambil informasi – informasi manajemen dari perangkat tersebut. SNMP dapat melakukan internal polling atau external polling. Internal Polling digunakan pada aplikasi yang berjalan sebagai sebuah daemon yang secara periodik dijalankan pada aplikasi lokal. External polling dikerjakan oleh NMS. OpenView NMS menyediakan implementasi luar biasa pada external polling karena dapat menggambarkan dan menyimpan data untuk mengingatkan administrator jaringan jika terjadi sesuatu yang salah pada jaringan. Proses Polling membutuhkan alokasi bandwith yang tidak sedikit terlebih jika pada suatu jaringan terdapat ratusan atau ribuan perangkat yang akan di- polling . karena itu diperlukan internal polling untuk menangani perangkat lokal. Internal polling berjalan dengan agen internal atau built-in pada perangkat yang dimanajemen. Selama polling tersebut merupakan bagian dalam internal perangkat, maka tidak dibutuhkan trafik antara agen dan NMS. Namun untuk hak teknikal dan keamanan pada jaringan tidak mungkin dapat dilakukan polling sebuah perangkat secara internal. Untuk itu diperlukan external polling untuk mengkoleksi informasi dari setiap perangkat lokal, external polling dapat melibatkan satu atau lebih NMS atau banyak mesin.

2.2.21. Management Information Base MIB

MIB adalah sekumpulan informasi yang teratur tentang keberadaan seluruh peralatan jaringan. Semua informasi yang diakses atau dimodifikasi melalui agen sama dengan MIB. Informasi – informasi tersebut akan diambil oleh agen dan diberikan kepada manajer SNMP berdasarkan permintaan. Tidak semua informasi yang ada pada MIB diberikan oleh agen, akan tetapi berdasarkan tindakan yang dilakukan oleh manajer SNMP. MIB terdiri dari informasi sekumpulan objek – objek yang diatur managed object dan memiliki pengidentifikasian yang unik yang disebut dengan MIB Object identify. Untuk setiap objek MIB akan muncul definisi MIB yang menentukan objek secara terstruktur. Struktur MIB bersifat hierarki dan memiliki aturan sedemikian rupa sehingga informasi atau variabel setiap objek dapat dikelola dengan mudah. Untuk memudahkan proses pengelolaan informasi, objek – objek ini dikelompokkan menjadi sepuluh kelompok. Kesepuluh kelompok tersebut dimaksudkan untuk menyediakan basis tentang apa yang harus dimengerti oleh stasiun manajemen manajer atau platform antarmuka aplikasi manajemen. Kelompok baru dan objek baru akan secara pasti ditambah di masa depan. Dan vendor mempunyai kebebasan untuk menentukan objek – objek tambahan bagi produknya. Pada awalnya MIB hanya berisikan objek – objek dari sekelompok sistem. Pada kelompok sistem, agen akan menginformasikan kepada manajer SNMP dengan platform antar muka tertentu, utnuk mengizinkan administrator untuk mengetaui alamat IP address, nama peralatan baik hardware maupun software yang dikandung, nama penanggungjawab, lokasi dan tugas – tugas yang perlu dikerjakan, dan memeriksa kesalahan sehingga dapat diperbaiki secepat mungkin dengan waktu yang relatif singkat.

2.2.22. Manajer dan Agen

Dalam SNMP, Manajer dan agen merupakan perangkat yang mengelola informasi yang diberikan oleh managed device. Manajer merupakan sebuah server yang berjalan dengan berbagai jenis software yang dapat melakukan tugas – tugas manajemen pada suatu jaringan. Manajer sering disebut sebagai Network Management Station NMS. Sebuah NMS bertanggung jawab untuk polling dan menerima traps dari agen pada jaringan. Sebuah polling, dalam konteks manajemen jaringan adalah tindakan menanyakan keadaan querying pada agen untuk beberapa informasi dari managed device seperti router, switch, Unix server, dan lainnya. Informasi ini dapat berguna untuk menentukan apakah terjadi permasalahan pada jaringan. Trap merupakan cara agen memberitahukan NMS jika sesuatu terjadi. Trap dikirimkan secara asinkron, dan bukan merupakan tanggapan query yang dikirimkan oleh NMS. NMS akan bertanggung jawab untuk melakukan tindakan berdasarkan informasi yang diterima dari agen. Sebagai contoj ketika kinerja perangkat TI ke internet berkurang, maka router dapat mengirim trap ke NMS. Kemudian NMS melakukan tindakan untuk memberitahukan apa yang terjadi kepada administrator jaringan. Agen merupakan software yang dapat berjalan pada perangkat jaringan yang dimanajemen. Agar menyediakan informasi untuk NMS dengan mengawasi beragam aspek operasional perangkat. Sebagai contoh, agen pada router mampu mengawasi keadaan dari setiap interface perangkat antar muka, yang mana yang aktif dan yang mana yang tidak aktif. NMS dapat menanyakan status dari setiap interface dan melakukan sesuatu ketika ada dari perangkat – perangkat tersebut yang padam. Ketika agen memutuskan telah terjadi sesuatu yang buruk, agen mengirimkan trap kepada NMS. Beberapa perangkat akan mengirimkan trap yang berbunyi “all clear” sebagai respon ketika telah terjadi perubahan dari bad state ke good state. Hal ini sangat berguna dalam menentukan apakah permasalahan telah teratasi.

2.2.23. Bandwith

Bandwidth adalah kecepatan maksimum yang dapat digunakan untuk melakukan transmisi data antar komputer pada jaringan IP atau Internet. Dalam perancangan VoIP, bandwidth merupakan suatu yang harus diperhitungkan agar dapat memenuhi kebutuhan user yang dapat digunakan menjadi parameter untuk menghitung jumlah peralatan yang dibutuhkan dalam suatu jaringan. Perhitungan ini juga sangat diperlukan dalam efisiensi jaringan dan biaya serta sebagai acuan pemenuhan kebutuhan untuk pengembangan di masa mendatang. Packet loss kehilangan paket data pada proses transmisi dan desequencing merupakan masalah yang berhubungan dengan kebutuhan bandwidth, namun lebih dipengaruhi oleh stabilitas rute yang dilewati data pada jaringan, metode antrian yang efisien, pengaturan pada router, dan penggunaan kontrol terhadap kongesti kelebihan beban data pada jaringan. Packet loss terjadi ketika terdapat penumpukan data pada jalur yang dilewati dan menyebabkan terjadinya overflow buffer pada router. Terdapat dua jenis bandwidth yaitu : a. Digital Bandwidth, adalah jumlah atau volume data yang dapat dikirimkan melalui sebuah saluran komunikasi dalam satuan bits persecond tanpa distorsi. b. Analog Bandwidth, adalah perbedaan antara frekuensi terendah dengan frekuensi tertinggi dalam sebuah rentang frekuensi yang diukur dalam satuan Hertz Hz atau siklus per detik, yang menentukan berapa banyak informasi yang bisa ditransimisikan dalam satu saat.

2.2.24. Management Bandwidth

Manajemen bandwidth adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk management dan mengoptimalkan berbagai jenis jaringan dengan menerapkan layanan Quality Of Service QoS untuk menetapkan tipetipe lalu lintas jaringan. Maksud dari manajemen bandwidth adalah bagaimana menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan menggunakan sebuah PC Router. Manajemen bandwidth memberikan kemampuan untuk mengatur bandwidth jaringan dan memberikan level layanan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas sesuai dengan permintaan pelanggan.

2.2.25. Quality of Service QOS

Quality of Service QoS adalah kemampuan untuk menggambarkan suatu tingkatan pencapaian didalam suatu sistem komunikasi data. QoS biasanya digunakan untuk mengukur sekumpulan attribut performansi yang telah di spesifikasikan dan biasanya diasosiasikan dengan suatu servis. Pada jaringan berbasis IP, IP QoS mengacu pada performansi dari paket-paket IP yang lewat melalui satu atau lebih jaringan. QoS didesain untuk membantu pemakai menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa dia mendapatkan performansi yang handal dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda. QoS merupakan suatu tantangan yang cukup besar dalam jaringan berbasis IP dan internet secara keseluruhan. Tujuan dari QoS adalah untuk memuaskan kebutuhan - kebutuhan layanan yang berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang sama. QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan jaringan yang disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif

2.2.26. Terminologi QOS

Terminologi Qos diklasifikasikan ke dalam 3 area, antara lain layanan service, jaringan network, dan manjemen management. 1. QoS yang berhubungan dengan kualitas layanan service terdiri dari kecepatan pemrosesan speed, tingkat ketepatan accuracy, tingkat kepastian atau jaminan dependability, ketersediaan availability, keandalan reliability, kemudahan simplicity dan sebagainya. 2. QoS yang berhubungan dengan jaringan network terdiri dari network accessibility, connection accessibility, connection error probability, connection failure probability, misrouting probability bit error ratio, transmission performance dan sebagainya. 3. QoS yang berhubungan dengan manajemen management terdiri dari resource management, class of service, customer relationship management, benchmark, service level agreement, time between interruptions, interruption duration, mean time between interruption, mean time to restoration, fault coverage, repair coverage, maintenance, disaster recovery, complaint, directory service dan sebagainya.

2.2.27. PC Desktop

PC desktop adalah komputer personal yang digunakan untuk menjalankan aplikasi desktop grafis dalam keperluan sehari-hari. Aplikasi yang dijalankan umumnya merupakan aplikasi yang membutuhkan kualitas grafis yang cukup tinggi. PC desktop memiliki perangkat keras yang lebih lengkap bila dibandingkan dengan laptop ataupun tablet PC. PC desktop memiliki ruangan yang jauh lebih luas untuk dilengkapi dengan drive-drive seperti CD-rom CD- rewriter. Namun, PC dekstop memiliki kekurangan, yaitu tidak bersifat portabel sehingga kurang praktis untuk dibawa bepergian. PC desktop membutuhkan system operasi grafis karena aplikasi yang dijalankan umumnya menuntut antarmuka grafis. Aplikasi Internet saat ini pun umumnya membutuhkan antarmuka grafis yang cukup tinggi. Selain itu, PC desktop saat ini juga dituntut untuk mampu menjalankan aplikasi multimedia sehingga memberikan kenyamanan yang optimal dalam penggunaannya. PC desktop umumnya dilengkapi dengan harddisk tersendiri dimana sistem operasi dan data tersimpan. Namun, ada juga PC desktop yang tidak membutuhkan hardisk atau sering disebut dengan jaringan diskless workstation. Diskless workstation membutukan jaringan dengan sistem operasi Unix atau Windows NT.

2.2.28. Network Interface Card NIC

Network Inteface Card NIC atau LAN Card adalah sebuah kartu yang terpasang pada sebuah komputer sehingga komputer tersebut mampu terkoneksi pada jaringan. NIC menyediakan antarmuka ke media. NIC bisa menggunakan transceiver eksternal atau melalui transceiver internal terintegrasi yang dipasang pada Network Interface Card PCB. NIC biasanya juga dilengkapi protokol control firmware dan Ethernet Controller yang dibutuhkan untuk mendukung protokol data-link Medium Access Control MAC yang digunakan Ethernet. Setiap NIC mendapatkan Ethernet source address dari perusahaan pembuat NIC biasanya disimpan di ROM pada NIC . Address tersebut bersifat unik secara global. Ada sekitar 16 blok atau 8 juta address yang disediakan oleh perusahaan pembuat NIC berdasarkan struktur addressing flat. Hal ini untuk memastikan bahwa tidak ada dua Ethernet Network Interface NIC yang akan mempunyai source Address yang sama. Pada komputer personal dan workstation dalam suatu Local Area Network LAN biasanya terpasang Network Interface Card yang di desain khusus untuk transmisi data pada LAN. Teknologi pada LAN card yang umumnya digunakan adalah Ethernet atau Token Ring. Kebanyakan LAN card yang ada dipasaran menggunakan teknologi Ethernet sehingga banyak orang yang menyebut Network Inteface Card NIC sebagai Ethernet Card. Teknologi Ethernet dikembangkan oleh ternama Xerox. Standard IEEE 802.3 menentukan Ethernet berdasarkan fisik dan lapisan data link pada model OSI. Sebagian besar system Ethernet menggunakan : a. Carrier-sense multiple-access with collision detection CSMACD untuk mengontrol akses ke media jaringan. b. Broadcast base band c. Metode pemaketan data menjadi paket data yang disebut frame. d. Kecepatan transmisinya 10Mbps, 100Mbps dan 1Gbps. Tipe – tipe Ethernet : a. 10Base5, tipe kartu Ethernet menggunakan kabel koaksial dengan diameter 0,5 inci dan berwarna kuning. Topologi yang digunakan menggunakan Topologi Bus. Jangkauan jarak maksimum 500 meter. Apabila ditambahkan repeater penguat akan dapat mencapai jarak ±2,5 km. Kecepatan transmisi data 10 Mbps. b. 10Base2, tipe kartu Ethernet menggunakan kabel koaksial dengan diameter 5 mm. Topologi yang digunakan berbentuk bus. Jangkauan jarak maksimum 185 m dan kecepatan transmisi data 10 Mbps. c. 10BaseT, tipe kartu Ethernet menggunakan kabel twisted pair. Topologi yang digunakan adalah Star. Jangkauan jarak maksimum 100 m dan kecepatan transmisi data 100 Mbps. d. 10BaseF, tipe Ethernet yang menggunakan kabel serat optik fiber optic. Topologi yang digunakan adalah star. Jangkauan jarak sampai dengan 2000 m. Untuk transmisi output dan input menggunakan kabel yang berbeda. Kecepatan transmisi data mencapai 100 Mbps. e. 100BaseT series, tipe Ethernet menggunakan kabel twisted pair. Tipe ini memiliki beragam metode akses. Kecepatan transmisi data mencapai 20-200 Mbps.

2.2.29. Hub

Hub adalah alat yang berfungsi sebagai tempat untuk menerima data dan meneruskannya menuju tempat yang lain. Hub terdiri dari port-port RJ-45 female sehingga kabel-kabel twisted pair yang sudah terpasang konektor RJ-45 pada ujung-ujungnya dapat dengan mudah ditancapkan pada hub. Hub digunakan pada topologi star dan dapat diparalel hingga maksimum tiga buah hub. Hub dipasaran beredar dengan jumlah 5 port, 10 port, 12 port, 16 port, 24 port, 32 port dan yang terbesar 64 port. Untuk jaringan yang menggunakan hub yang diparallel lebih dari tiga buah, diperlukan sebuah router untuk menghubungkan hub yang keempat.

2.2.30. Switch

Switch atau switch hub pada dasarnya adalah hub juga. Switch memiliki kemampuan untuk mentransfer data hanya pada port yang dituju saja, berbeda dengan hub yang mem-broadcast data yang datang ke semua port yang dimiliki termasuk port tempat data tersebut berasal. Perbedaan ini membuat switch lebih cepat dalam mentransferkan data walaupun memiliki kecepatan yang sama dengan hub. Dengan sistem teknologi Ethernet dalam sebuah LAN, switch akan membedakan alamat komputer tempat data tersebut berasal dan alamat komputer MAC Address atau Media Access Control Address tempat data tersebut dituju. Pada jaringan yang luas atau Internet, switch akan membedakan IP asal dan IP tujuan ke data tersebut. Pada suatu LAN yang menggunakan model OSI, switch melakukan fungsi komunikasi layer 2 atau data-link layer. Namun, pada jaringan luas atau Internet, switch membutuhkan sebuah router untuk dapat meneruskan paket datanya. Beberapa s witch model terbaru mampu melakukan komunikasi layer 3 atau melakukan fungsi routing sehingga disebut IP switch. Kehadiran switch menggeser keberadaan hub sehingga di pasaran saat ini lebih banyak ditemui switch karena dengan selisih harga yang sedikit, menawarkan kinerja yang lebih baik dibandingkan hub.

2.2.31. Router

Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 Lapisan jaringan seperti Internet Protokol dari stack protokol tujuh-lapis OSI. Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network LAN. Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch adalah switch merupakan suatu jalanan, dan router merupakan penghubung antar jalan. Masing- masing rumah berada pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama, switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat IP sendiri pada sebuah LAN. Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCPIP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Selain IP Router, ada lagi AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan Internet-work, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa sub- network untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring. Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN Local Area Network ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line atau DSL Digital Subscriber Line. Router yang digunakan untuk menghubungkan LAN Local Area Network ke sebuah koneksi leased line seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL Digital Subscriber Line disebut juga dengan DSL Digital Subscriber Line router. Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut, meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket disebut juga dengan packet filtering router. Router umumnya memblokir lalu lintas data yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat mencegah adanya broadcaststorm yang mampu memperlambat kinerja jaringan.

2.2.32. Bridge

Pengertian dari sebuah bridge adalah bekerja pada data link layer pada OSI. Bridge adalah alat yang digunakan pada suatu jaringan yang berfungsi untuk memisahkan sebuah jaringan yang luas menjadi segment yang lebih kecil. Bridge membaca alamat MAC media access control dari setiap paket data yang diterima yang kemudian akan mempelajari bridging table untuk memutuskan apa yang akan dikerjakan bridge selanjutnya pada paket data tersebut, apakah diteruskan atau diabaikan. jika switch menpunyai domain collision sendiri-sendiri di setiap portnya, begitu juga dengan bridge memiliki domain collision tetapi ia juga dapat membaginya dari sebuah domain collision yang besar menjadi yang lebih kecil, dan bridge hanya akan melewatkan paket data antar segment - segment jika hanya segment itu sangat diperlukan terdapat tiga jenis bridge jaringan yang umum dijumpai : a. Bridge lokal : sebuah bridge yang dapat menghubungkan segmen – segmen jaringan lokal. b. Bridge remote : dapat digunakan untuk membuat sebuah sumbangan link antara LAN Local Area Network untuk membuat sebuah Wide Area Network. c. Bridge Nirkabel : sebuah bridge yang dapat menggabungkan jaringan LAN Local Area Network berkabel dan jaringan LAN nirkabel.

2.2.33. Repeater

Repeater adalah sebuah device yang meregenerasimenghasilkan kembali sinyal yang ditransmisikan pada kabel. Repeater mengijinkan sinyal untuk mengalir diluar batas keterbatasan panjang kabel. Sebuah repeater tidak melakukan translasi atau filterisasi paket. Repeater mempunyai beberapa karakteristik antara lain : a. Digunakan untuk meregenerasi sinyal baseband yang ada b. Digunakan terutama pada topologi bus koaksial linear segmen yang dihubungkan oleh sebuah repeater. c. Harus menggunakan metode media access control MAC yang sama misalnya, sebuah repeater tidak bisa melewatkan traffic antara Ethernet dan token ring Repeater bisa melewatkan traffic antara beberapa media yang berbeda misalnya, c oax ke fiber optic. d. Jika Interface yang sesuai tersedia repeater tidak melakukan akselerasi atau mengubah sinyal, ia hanya meregenerasinya saja. e. Repeater tidak melalukan filter packet atau batasan kongestikemacetan. f. Repeater akan melewatkan paket broadcast. g. Repeater beroperasi di physical layer pada model OSI fungsi dasar dari repeater regenerasi sinyal bisa dilakukan oleh device-device penghubung misalnya hub atau bridge. Karena repeater tidak melakukan apa-apa terhadap filterisasi atau pembatasan traffic, ia seharusnya dilihat terutama sebagai penghubung workstasion yang jauh, tidak sebagai penambah workstasion tambahan. Dengan kata lain, repeater seharusnya digunakan untuk menambahkan jarak dari network, bukan kepadatannya.

2.2.34. Access Point

Digunakan untuk melakukan pengaturan lalu lintas jaringan dari mobile radio ke jaringan kabel atau dari backbone jaringan wireless clientserver.Biasanya berbentuk kotak kecil dengan 1 atau 2 antena kecil. Peralatan ini merupakan radio based, berupa receiver dan transmiter yang akan terkoneksi dengan LAN Local Area Network kabel atau broadband Ethernet. Saat ini beredar di pasaran adalah access point yang telah dilengkapi dengan router di dalamnya yang biasa disebut wireless router.

2.2.35. Modem

Modem berasal dari singkatan Modulator Demodulator. Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa carrier dan siap untuk dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi yang berisi data atau pesan dari sinyal pembawa yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua arah. Setiap perangkat komunikasi jarak jauh dua-arah umumnya menggunakan bagian yang disebut modem, seperti VSAT, Microwave Radio, dan lain sebagainya, namun umumnya istilah modem lebih dikenal sebagai Perangkat keras yang sering digunakan untuk komunikasi pada komputer. Data dari komputer yang berbentuk sinyal digital diberikan kepada modem untuk diubah menjadi sinyal analog. Sinyal analog tersebut dapat dikirimkan melalui beberapa media telekomunikasi seperti telepon dan radio. Setibanya di modem tujuan, sinyal analog tersebut diubah menjadi sinyal digital kembali dan dikirimkan kepada komputer. Terdapat dua jenis modem secara fisiknya, yaitu modem eksternal dan modem internal. Terdapat beberapa jenis modem yaitu : a. Modem analog yaitu modem yang mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. b. Modem ADSL Asymetric Digital Subscribe Line yaitu modem yang memungkinkan berselancar Internet dan menggunakan telepon analog secara berbarengan. Caranya sangat mudah, untuk ADSL diberikan sebuah alat yang disebut sebagai Splitter atau pembagi line. Posisi Splitter ditempatkan di depan ketika line telepon masuk. Artinya anda tidak boleh mencabangkan line modem untuk ADSL dengan suara secara langsung. Alat Splitter berguna untuk menghilangkan gangguan ketika anda sedang menggunakan ADSL modem. Dengan Splitter keduanya dapat berjalan bersamaan, sehingga pengguna dapat menjawab dan menelpon seseorang dengan telepon biasa. Di sisi lain, pengguna tetap dapat terkoneksi dengan Internet melalui ADSL modem. c. Modem kabel yaitu modem yang menerima data langsung dari penyedia layanan lewat TV Kabel. d. Modem CDMA yaitu modem dial up wireless yang bekerja pada teknologi CDMA Code Division Multiple Access

2.2.36. Media Transmisi

Media transmisi adalah media yang dapat digunakan untuk mengirimkan informasi dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam jaringan, semua media yang dapat menyalurkan gelombang listrik atau elektromagnetik atau cahaya dapat dipakal sebagai media pengirim, baik untuk pengiriman dan penerimaan data.Pilihan media transmisi pengirim untuk keperluan komunikasi data tergantung pada beberapa faktor, seperti harga, Performance jaringan yang dikehendaki, ada atau ada tidaknya medium tersebut. Beberapa jenis media transmisi akan dibahas pada point selanjutnya.

2.2.37. Copper Media

Copper media merupakan semua media transmisi data yang terbuat dari bahan tembaga. Orang biasanya menyebut dengan nama kabel. Data yang dikirim melalui kabel, bentuknya adalah sinyal listrik tegangan atau arus digital. Jenis – Jenis kabel yang dipakai sebagai transmisi data pada jaringan : a. Koaksial b. STP c. UTP 2.2.38. Kabel Koaksial Kabel ini sering digunakan sebagai kabel antena TV. Disebut juga sebagai kabel BNC Bayonet Naur Connector. Kabel ini merupakan kabel yang paling banyak digunakan pada LAN Local Area Network, karena memiliki perlindungan terhadap derau yang lebih tinggi, murah, dan mampu mengirimkan data dengan kecepatan standar . Ada 2 jenis yaitu RG-58 10Base2 dan RG-8 10Base5 . Ada 3 jenis konektor pada kabel Coaxial, yaitu T konektor, I konektor socket dan BNC konektor.Keuntungan menggunakan kabel koaksial adalah lebih murah dari pada kabel fiber optic dan jarak jangkauannya cukup jauh dari kabel jenis UTPSTP yang menggunakan repeater sebagai penguatnya. Kekurangannya adalah sulit pada saat instalasi, baik installasi konektor maupun kabel. Untuk saat ini kabel koaksial sudah tidak direkomendasikan lagi intuk instalasi jaringan.

2.2.39. Twisted Pair

Twisted pair terdiri dari 2 jenis : a. Unshielded Twisted Pair UTP b. Shielded Twisted Pair STP Kabel ini terdiri dari 4 pasang kabel yang dipilin twisted pair, instalasinya mudah, harganya relatif murah dan cukup handal. a. Shielded Twisted Pair Keuntungan menggunakan kabel STP adalah lebih tahan terhadap interferensi gelombang elektromagnetik baik dari dari dalam maupun dari luar. Kekurangannya adalah mahal, sulit pada saat instalasi terutama masalah grounding, dan jarak jangkauannya hanya 100m. b. Unshielded Twisted Pair Keuntungan menggunakan kabel UTP adalah murah dan mudah diinstalasi. Kekurangannya adalah rentan terhadap interferensi gelombang elektromagnetik, dan jarak jangkauannya hanya 100m. Ada beberapa kategori untuk kabel Twisted Pair, yaitu :  Kategori 1 Cat-1, Umumnya menggunakan konduktor padat standar AWG sebanyak 22 atau 24 pin dengan range impedansi yang lebar. Digunakan pada koneksi telepon dan tidak direkomendasikan untuk transmisi data.  Kategori 2 Cat-2, Range impedansi yang lebar, sering digunakan pada sistem PBX dan sistem alarm. Transmisi data ISDN menggunakan kabel kategori 2, dengan bandwidth maksimum 1 MBps.  Kategori 3 Cat-3, Sering disebut kabel voice grade, menggunakan konduktor padat sebanyak 22 atau 24 pin dengan impedansi 100 Ω dan berfungsi hingga 16 MBps. Dapat digunakan untuk jaringan 10BaseT dan Token Ring dengan bandwidth 4 Mbps.  Kategori 4 Cat-4, Seperti kategori 3 dengan bandwidth 20 MBps, diterapkan pada jaringan Token Ring dengan bandwidth 16 Mbps.  Kategori 5 Cat-5, Merupakan kabel Twisted Pair terbaik data grade dengan bandwidth 100 Mbps dan jangkauan transmisi maksimum 100m.

2.2.39.1. Wireless Network

Saat ini sudah banyak digunakan jaringan tanpa kabel wireless network, transmisi data menggunakan sinar infra merah atau gelombang mikro untuk menghantarkan data. Walaupun kedengarannya praktis, namun kendala yang dihadapi disini adalah masalah jarak, bandwidth, dan mahalnya biaya. Namun demikian untuk kebutuhan LAN Local Area Network di dalam gedung, saat ini sudah dikembangkan teknologi wireless untuk Active Hub Wireless Access Point dan Wireless LAN Card, sehingga bisa mengurangi kompleksitas kabel transmisi data pada jaringan komputer. Wireless Access Point juga bisa digabungkan up- link dengan Active Hub dari jaringan yang sudah ada. Media transmisi wireless menggunakan gelombang radio frekuensi tinggi. Biasanya gelombang elektromagnetik dengan frekuensi 2.4 Ghz dan 5 Ghz. Data- data digital yang dikirim melalui wireless ini akan dimodulasikan ke dalam gelombang elektromagnetik ini. 61 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini Penulis akan menjelaskan secara detail dan terperinci mengenai analisis implementasi Multi Router Traffic Grapher MRTG dengan metode Queue Tree di dinas PPPPTK IPA Bandung dengan menerapkan model pengembangan sistem Network Development Life Cycle NDLC. Adapun langkah – langkah yang akan dilakukan dalam model pengembangan sistem Network Development Life Cycle NDLC adalah tahap Analysis, Design, Simulation, Prototyping, Implementation, Monitoring, dan Management.

3.1. Analysis

Pada tahap ini Penulis akan melakukan aktifitas analisis diantaranya berupa analisis masalah, analisis user¸analisis kebutuhan teknologi yang digunakan hardware dan software, analisa topologi jaringan. Kegiatan tersebut Penulis lakukan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan studi pustaka.

3.1.1. Analisis Masalah

Berdasarkan dari hasil pengamatan lapangan dengan cara observasi, wawancara, dan kuesioner yang Penulis lakukan dengan Administrator jaringan dan client pada Jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung data terlampir, bahwa permasalahan yang ada adalah pembagian bandwith yang tidak sesuai dengan kebutuhan setiap pegawai dinas PPPPTK IPA Bandung sehingga menyebabkan tidak maksimalnya pemenuhan jobdesk pegawai dinas PPPPTK IPA Bandung. Terdapat beberapa ruangan dan pegawai dinas PPPPTK IPA Bandung yang memerlukan koneksi internet namun tidak terpenuhi kebutuhannya karena keterbatasan besar bandwith yang diperoleh. Berdasarkan data dari Kuesioner, hal tersebut menjadi permasalahan utama saat pegawai dinas PPPPTK IPA Bandung melakukan aktifitas yang memerlukan koneksi internet yang baik, namun tidak terpenuhi karena tidak adanya sistem yang mampu melakukan manajemen bandwith yang optimal. Selain itu Administrator jaringan pun tidak dapat melakukan analisis bandwith di jaringan lokal dinas PPPPTK IPA Bandung karena tidak ada sistem yang dapat melakukan monitoring traffic bandwith. Monitoring dilakukan dengan tujuan agar Administrator dapat mengetahui konsumsi bandwith dari setiap pegawai dinas PPPPTK IPA Bandung dengan menyesuaikan jobdesk masing – masing bagian.

3.1.2. Analisis User

Pada bagian Analisis User, Penulis melakukan analisis terhadap pegawai dinas yang memanfaatkan jaringan internet di dinas PPPPTK IPA Bandung. Adapun daftar user yang memanfaatkan jaringan internet di PPPPTK IPA Bandung adalah : Tabel 3-1. Manajemen No Nama Pangkat-Gol-Jabatan 1 Dr. Sediono, M.Si. NIP 195909021983031002 Pembina Utama Muda-IVc Kepala 2 Dr. I Made Alit Mariana NIP 196001241985031001 Pembina Tk I-IVb Kabid Program Informasi 3 Drs. Dedi Herawadi, M.Si. 196001061985031003 Pembina-IVa Kepala Bagian Umum 4 Drs. Iwan Heryawan, M.Si. NIP. 196006091986031001 Pembina-IVa Kabid Fasilitasi Peningkatan Kompetensi 5 Mardi Wibowo, SS, MAP NIP 197103282002121002 Penata-IIIc Kasi Evaluasi 6 Drs. Wita Sutrisno, M.Pd. NIP 196106011989031003 Pembina-IVa Kasi Data Informasi 7 Dian Indriany, M.Si. NIP 197501292000032002 Penata-IIIc Kasi Penyelenggaraan 8 Drs. Aang Gumilar, MM NIP 196002211981031002 Penata Tk I-IIId Kasubbag Tatalaksana Kepegawaian 9 Drs. Bambang Hermawan, M.Si. 196003231981031003 Penata Tk I-IIId Kasubbag TU RT 10 Anggraeni Kusumadewi, S.Si., MT NIP 197504292001122001 Penata-IIIc Kasi Program 11 Trimukti Zahrowani, SE 197509042002122001 Penata-IIIc Pemb. Kasubbag Keuangan Tabel 3-2. Widyaiswara dan Pustakawan No Nama Pangkat-Gol-Jabatan 1 Achmad Sjaichu, S. Pd. NIP 196711081991031002 Pembina-IVa Widyaiswara Madya 2 Any Suhaeny, S.Si., M.Si. NIP 197607172001122001 Penata-IIIc Widyaiswara Muda 3 Drs. Arief Sidharta, M.Pd. NIP 195602101983031003 Pembina Tk I-IVb Widyaiswara Madya 4 Drs. Basor Suhada, M.Ed. NIP 196110271984121001 Pembina Tk. I -IVb Widyaiswara Madya 5 Chaerun Anwar, S.Pd, M.Pd. NIP 196706091992011002 Pembina-IVa Widyaiswara Madya 6 Drs. Dadan Muslih, MT NIP 196004241989031003 Pembina-IVa Widyaiswara Madya 7 Dra. Elly Herliani, M.Phil. M.Si. NIP 195912121989032002 Pembina-IVa Widyaiswara Madya 8 Dra. Eneng Susilawati, M.Sc. NIP 196704021991112001 Pembina-IVa Widyaiswara Madya 9 Erly Tjahja Widjajanto T, S.Pd. NIP 196109051986031001 Pembina-IVa Widyaiswara Madya 10 Dra. Etty Jaskarti, M.Pd. NIP 195204011976032001 Pembina Tk I-IVb Widyaiswara Madya 11 Dra. Indrawati, M.Pd. NIP 196112021986032001 Pembina Utama Muda - IVc Widyaiswara Madya 12 Jajat Hidajat Natapraja, S.Pd, M.M.Pd. NIP 195207151981031004 Penata Tk I-IIId Widyaiswara Muda 13 Drs. Kandi, MA NIP 196501051989031009 Pembina-IVa Widyaiswara Madya 14 Dra. Kusniangsih, M.Si. NIP 195601181990032001 Pembina-IVa Widyaiswara Madya 15 Dra. Lenny Herliawatie Junus, M.Si. NIP 195406011989032001 Pembina-IVa Widyaiswara Madya 16 Dra. Lidiya Br. Sinulingga, M.Si. NIP 195907161990032001 Pembina-IVa Widyaiswara Madya 17 Maman Wijaya, M.Pd. NIP 196607061990011004 Pembina-IVa Widyaiswara Madya 18 Drs. Mamat Supriatna, M.Pd. NIP 196305121989031020 Pembina Tk I-IVb Widyaiswara Madya 19 Drs. Moh. Syarif, M.Si. NIP 196512191993031003 Pembina-IVa Widyaiswara Madya 20 Dr. Muhamad Yani, M.Sc.Ed. NIP 196603261991031001 Pembina-IVa Widyaiswara Madya 21 Dr. Poppy Kamalia Devi, M.Pd. NIP 195903191981012001 Pembina-IVa Widyaiswara Madya 22 Dra. Rella Turella, M.Pd. NIP 196102221986032002 Pembina-IVa Widyaiswara Madya 23 Dra. Shrie Laksmi Saraswati, M.Pd. NIP 195605161981012002 Pembina Tk I-IVb Widyaiswara Madya 24 Dra. Tati Setiawati, M.MPd. NIP 195803031983032006 Pembina Tk I-IVb Widyaiswara Madya 26 Drs. Yamin Winduono, M.Pd. NIP 195601031985031001 Pembina-IVa Widyaiswara Madya 27 Dr. Yeni Hendriani NIP 196402201989032001 Pembina Utama Muda-IVc Widyaiswara Madya 28 Suharto, S. Pd., MT NIP 197308162001121004 Penata-IIIc Widyaiswara Muda 29 Soni Sukendar, S.Pd., M.Si., MT NIP 197509292001121004 Penata-IIIc Widyaiswara Muda 30 Asep Agus Sulaeman, S.Si., MT NIP 197408102005011003 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda 31 Nandang Ramdan, SE NIP 196003131983011001 Penata Muda Tk I-IIIb Pustakawan Muda 32 Drs. Idam Siddiq NIP 195704031985031003 Penata Tk I-IIId Pustakawan Muda 33 Dra. N. Hunaenah, MM NIP 195811241985112001 Pembina-IVa Widyaiswara muda Tabel 3-3. Widyaiswara Baru Nama Pangkat-Gol-Jabatan 1 Abdul Kodir, M.Pd. NIP 197105122002121003 Penata-IIIc Widyaiswara Muda 2 Apep Nurjaman, S.Kom., M.Pd. NIP 197304162002121002 Penata-IIIc Widyaiswara Muda 3 Arief Husein Maulani, M.Si. NIP 198010282005011003 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda 4 Dewi Vestari, S.Si., M.Pd. NIP 197209192005012001 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda 5 Eddy Susianto, S.Pd. NIP 197802162006041001 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Pertama 6 Eka Danti Agustiani, M. Si. 197408142005012002 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda 7 Irman Yusron, S.Sos. NIP 197110132001121002 Penata-IIIc Widyaiswara Muda 8 Lili Indarti, M.Hum. 197703012002122002 Penata-IIIc Widyaiswara Muda 9 Luluk Ayunning Dyah P, M.Si. NIP 197904032006042001 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Pertama 10 Moch. Erwin Maulana, S.Si. NIP 197105092006041001 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Pertama 11 Nina Soesanti, S.Si., M.Pd. NIP 197402282006042001 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda 12 Noeraida, S.Si NIP 197811112008012013 Penata Muda-IIIa Widyaiswara Muda 13 Raskadi, S.Si. NIP 197708022005011002 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Pertama 14 Reza Setiawan, S.Si, MT 198303302008011004 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Pertama 15 Rini Nuraeni, M.Si. NIP 198111062005012001 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda 16 Savina Melia, M.Si. NIP 197705092001122003 Penata-IIIc Widyaiswara Muda 17 Siti Amanah, S.Si., MT NIP 197503142006042002 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda 18 ST. Nurjaningsih, S.Si., MT 132312374 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda 19 Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. NIP 197511212005012003 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda 20 Tina Agustina, M.Si. NIP 197708152001122001 Penata-IIIc Widyaiswara Muda 21 Wandy Praginda, S.Pd., M.Si. NIP 198101312006041005 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda 22 Yanni Puspitaningsih, M.Si. NIP 197410072005012001 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda 23 Yayu Sri Rahayu, S.Si., MP.Kim. NIP 197509102005012001 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda 24 Yoki Ariyana, MT NIP 197804052002121001 Penata-IIIc Widyaiswara Muda 25 Zaenal Arifin, M.Si. NIP 198202082005011002 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda Tabel 3-4. Seksi Data dan Informasi Nama Pangkat-Gol-Jabatan 1 Adriana Kusumawardani, ST, MM NIP 197108232000032001 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi 2 Agus Maulani, S.Sn. NIP 197708122008011011 Pengatur-IIc Pelaksana pd Seksi Data Informasi 4 Atik Rahmawati, M.Hum NIP 197301092002122002 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi 5 Dani Suhadi, S.Sos. NIP 197007112002121001 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi 6 Dindin Khairudin, A. Md. NIP 197512262002121001 Penata Muda-IIIa Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi 7 Erni Restiani, S.Pd. NIP 197610222001122001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi 8 Henri Simanjuntak, Drs. M.Pd. NIP 196506301991031003 Pembina-IVa Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi 10 Lia Zalilia, S. Kom., MT 197707012002122001 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi 11 N. Aminah, S.Kom NIP 196911241990032003 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi 12 Purwono NIP 196004251986031005 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi 13 Raden Fauzia Lu Luun Hasni, S.Si., M.Pd. NIP 198105032005012002 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi 14 Raden Iryandi Hendarsyah, SE NIP 195801131985031002 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi 15 Robi Suwarga, S.Si. NIP 197902282002121003 Penata Muda-IIIa Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi 16 Rohimat, ST NIP 198006102006041002 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi Tabel 3-5. Seksi Program No Nama Pangkat-Gol-Jabatan 1 Aritta Megadomani, S.Si. NIP 198105032005012001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Program 2 Ersi Ristie Rafieida, SAP NIP 197410182001122001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 3 Sulastri, ST NIP 196502081986032001 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi Program 4 Trina Kartika Asih, S.Si. NIP 197505192005012001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Program 5 Yudi Yanuar, MT 198301282010121003 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Program 7 Listyanto Adinugroho, MT 198410232010121009 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Program Tabel 3-6. Seksi Penyelenggaraan No Nama Pangkat-Gol-Jabatan 1 Aritta Megadomani, S.Si. NIP 198105032005012001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Program 2 Ersi Ristie Rafieida, SAP NIP 197410182001122001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 3 Sulastri, ST NIP 196502081986032001 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi Program 4 Trina Kartika Asih, S.Si. NIP 197505192005012001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Program 5 Yudi Yanuar, MT 198301282010121003 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Program 7 Listyanto Adinugroho, MT 198410232010121009 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Program Tabel 3-7. Seksi Evaluasi No Nama Pangkat-Gol-Jabatan 1 Chatin Fakara, S.Pd., M.Si. 196904132002122001 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi Evaluasi 2 Halim NIP 197709182005011001 Pengatur Muda Tk I-IIb Pelaksana pd Subbag TU RT 3 Nendah Nuraindah, S.Pd. NIP 197407112006042001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Evaluasi 4 Zuhe Safitra, SS NIP 198307122006041001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Evaluasi 5 Lini Winarty NIP 196002181981032001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Penyelenggaraan 6 Tatang Kurniawan, ST NIP 197704212006041001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 7 Farah Diba, M.Stat. NIP 197310112002122001 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Subbag TL Kepeg Tabel 3-8. Subbagian Tatalaksana dan Sub Bagian No Nama Pangkat-Gol-Jabatan 1 Chatin Fakara, S.Pd., M.Si. 196904132002122001 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi Evaluasi 2 Halim NIP 197709182005011001 Pengatur Muda Tk I-IIb Pelaksana pd Subbag TU RT 3 Nendah Nuraindah, S.Pd. NIP 197407112006042001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Evaluasi 4 Zuhe Safitra, SS NIP 198307122006041001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Evaluasi 5 Lini Winarty NIP 196002181981032001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Penyelenggaraan 6 Tatang Kurniawan, ST NIP 197704212006041001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 7 Farah Diba, M.Stat. NIP 197310112002122001 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Subbag TL Kepeg Tabel 3-9. Subbagian Keuangan No Nama Pangkat-Gol-Jabatan 1 Haryana NIP 196203101988031001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag Keuangan 2 Resbudi Setia Perdana NIP 196602281985031003 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag Keuangan 3 Riki Sugiharto, A.Md. NIP 198401012009121002 Pengatur-IIc Pelaksana pd Subbag Keuangan 4 Taufik Hidayat, SE NIP 197109252002121002 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Subbag Keuangan 5 Tedi Kusnadi NIP 196010161986031001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag Keuangan 6 Nanang Suparman, S.Pd., MAB NIP 196902172002121001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 7 Toni Prastowo NIP 195609091986031004 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag Keuangan 8 Romy Satria Lesmana, ST. NIP 198110052006041003 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 9 Poppy Herawati, S.Kom. NIP 197308212002122001 Pengatur-IIc Pelaksana pd Subbag TU RT 10 Yulia Mustika, SE. AK. NIP 197908022006042002 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag Keuangan 11 Ari Nugraha, A.Md. 198101062010121001 Pengatur-IIc Pelaksana pd Subbag Keuangan 12 Rinrin Hasriyani, S.Sos., M.Si. NIP 197805242002122002 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT Tabel 3-10. Subbagian TU dan RT No Nama Pangkat-Gol-Jabatan 1 Acang NIP 196012121985031004 Pengatur Muda-IIa Pelaksana pd Subbag TU RT 2 Ade Ahmad Mulyana, S.Pd NIP 196906151990031001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 3 Ariffianto, S.Pd. NIP 197301191993031001 Penata Muda-IIIa Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 4 Aris Prabowo NIP 197302062002121002 Pengatur-IIc Pelaksana pd Subbag TU RT 5 Asep Ramli, SAP NIP 196512111990011001 Penata Muda-IIIa Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 6 Asep Sofyan NIP 197104052009101002 Juru - Ic Pelaksana pd Subbag TU RT 7 Burhanudin NIP 197309122009101002 Pengatur Muda-IIa Pelaksana pd Subbag TU RT 8 Choeruddin NIP 196902122005011001 Pengatur Muda Tk I-IIb Pelaksana pd Subbag TU RT 9 D. Deden Suherman NIP 196503161990031002 Pengatur Muda-IIa Pelaksana pd Subbag TU RT 10 Dani Ramdani, S.Pd. NIP 196501251989031016 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 11 Dewi Rohmawati Rosabawa, SP NIP 197102192002122001 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 12 Drs. Erfan Kurniadi NIP 195906251989031001 Penata Tk I-IIId Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 13 Edi Supriadi NIP 196306061991031006 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 14 Eti Rohaeti NIP 196503061985032001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 15 Euis Sriwati NIP 195912271991032001 Pengatur-IIc Pelaksana pd Subbag TU RT 16 Haryanto NIP 196309161990011001 Pengatur-IIc Pelaksana pd Subbag TU RT 17 Irma Heryani NIP 198006192005012003 Pengatur Muda Tk I-IIb Pelaksana pd Subbag TU RT 18 Iyang NIP 196008211982031003 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 19 Masdi NIP 195806031981031002 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 20 Memed NIP 197112282002121001 Pengatur-IIc Pelaksana pd Subbag TU RT 21 Mohamad Bastari, S.Sos, MAP NIP 196202021985031006 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 22 Retzy Noer Azizah, S.Si. NIP 197903012005012001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 23 Yoga Nugraha NIP 195903261986031003 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag Keuangan 24 Saeful Alamsyah NIP 196206301990011001 Pengatur Muda Tk I-IIb Pelaksana pd Subbag TU RT 25 Sri Karyati NIP 196001171981032001 Penata Muda-IIIa Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 26 Suarna NIP 196709052005011002 Pengatur Muda Tk I-IIb Pelaksana pd Subbag TU RT 27 Surya Tanra NIP 197104072002121001 Pengatur-IIc Pelaksana pd Subbag TU RT 28 Sutisna NIP 197202081991031001 Pengatur Muda Tk I-IIb Pelaksana pd Subbag TU RT 29 Undang Saefudin NIP 196203131986031003 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT 30 Turijan NIP 196512311990011002 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Penyelenggaraan Berdasarkan daftar User tersebut, maka dapat dilakukan analisa Jobdesk sesuai SOP Standard Operating System pegawai Dinas PPPTK IPA Bandung sesuai dengan posisinya masing – masing. Dengan melakukan analisa Jobdesk maka dapat dijadikan sebagai acuan awal dalam melakukan Management Bandwith. Adapun data sebagai acuan analisis berdasarkan hasil dari teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah Penulis lakukan mengenai jobdesk dari setiap bagian yang ada di Dinas PPPPTK IPA Bandung yang berhubungan dengan teknologi Internet adalah : Tabel 3-11. Pemakaian Internet Pegawai Dinas PPPPTK IPA Bandung NO BAGIAN AKTIFITAS PEMAKAIAN INTERNET 1 Manajemen Pejabat 1. Browsing 2. Menerima dan mengirim E-Mail 3. Meeting Conference 4. Video Conference 5. Download dan upload file 6. Content dan website yang biasa diakses : Google, Yahoo, Skype, 4shared, YouTube, Mediafire, DropBox. 2 ICT 1. Monitoring dan Manajemen jaringan di Dinas PPPPTK IPA Bandung 2. Browsing 3. Menerima dan mengirim E-mail 4. Meeting Conference 5. Video Conference 6. Download dan upload file 7. Streaming video 8. Update data 9. Content dan website yang biasa diakses : Google, Yahoo, Skype, YouTube, Mediafire, DropBox, 4shared, aplikasi olah data milik internal. 3 Widyaiswara 1. Browsing 2. Menerima dan mengirim E-mail 3. Meeting Conference 4. Video Conference 5. Streaming video 6. Download video 7. Content dan website yang biasa diakses : Google, Yahoo, Skype, YouTube, Mediafire, DropBox, 4shared. 4 Seksi Data dan Informasi 1. Browsing 2. Menerima dan mengirim E-Mail 3. Download dan upload file 4. Update data 5. Mencari data pendidik dan tenaga kependidikan 6. Content dan website yang biasa diakses : Google, Yahoo, Skype, YouTube, Mediafire, DropBox, 4shared. 5 Seksi Program 1. Browsing 2. Menerima dan mengirim E-Mail 3. Streaming Video 4. Download file 5. Content dan website yang biasa diakses : Google, Yahoo, Skype, YouTube, Mediafire, DropBox, 4shared. 6 Seksi Penyelenggaraan 1. Browsing 2. Menerima dan mengirim E-mail 3. Mencari data alamat sekolah 4. Streaming Video 5. Content dan website yang biasa diakses : Google, Yahoo, YouTube. 7 Seksi Evaluasi 1. Browsing. 2. Menerima dan mengirim E-mail 3. Update data 4. Content dan website yang biasa diakses : Google, Yahoo, aplikasi olah data milik internal. 8 Subbagian Tatalaksana dan Kepegawaian 1. Browsing 2. Menerima dan mengirim E-Mail 3. Update data 4. Mencari data alamat sekolah 5. Content dan website yang biasa diakses : Google, Yahoo, aplikasi olah data milik internal. 9 Subbagian Keuangan 1. Browsing 2. Menerima dan mengirim E-mail 3. Update data 4. Content dan website yang biasa diakses : Google, Yahoo, aplikasi olah data milik internal. 10 TU 1. Menerima dan mengirim E-mail 2. Browsing 3. Update data 4. Mencari data alamat sekolah 5. Content dan website yang biasa diakses : Google, Yahoo, aplikasi olah data milik internal.

3.1.3. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan

Berdasarkan kondisi jaringan saat ini, maka dapat dilakukan analisis awal terhadap jaringan sebagai gambaran umum untuk pengembangan jaringan yang akan disertakan sistem Multi Router Traffic Grapher MRTG. Saat ini didalam jaringan dinas PPPPTK IPA Bandung tidak terdapat sistem yang bertugas untuk melakukan proses monitoring bandwidth. Adapun desain jaringan saat ini beserta keterangan bagian apa saja yang ada didalam suatu ruangan adalah sebagai berikut : Masalah yang sering dialami didalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung selama ini akibat tidak adanya sistem yang memonitor aktifitas bandwidth didalam jaringan Dinas berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner terhadap user didalam jaringan Dinas adalah sebagai berikut : 1. Administrator jaringan tidak memiliki informasi yang valid mengenai konsumsi bandwidth sebagai proyeksi pengembangan teknologi didalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung. 2. Kebutuhan bandwidth pada bagian tertentu didalam struktur organisasi PPPTK IPA Bandung terkadang tidak terpenuhi. Hal ini dikarenakan teralokasinya bandwidth yang berlebih pada bagian – bagian yang sebetulnya tidak membutuhkan bandwidth yang besar. Dalam hal ini Administrator jaringan tidak memiliki informasi yang Gambar 3-1. Topologi Jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung jelas mengenai bagian mana yang mendapatkan bandwidth yang berlebihan untuk dialokasikan ke bagian yang sebetulnya membutuhkan. Sebagai contoh pada bagian Widyaiswara, dengan jumlah user internet yang banyak pada bagian itu mencapai 64 user dan berdasarkan Tabel 13 mengenai aktifitas pemakaian internet pegawai Dinas PPPPTK IPA Bandung, dengan kebutuhan yang cukup banyak tidak mendapatkan alokasi bandwidth yang mencukupi. 3. Karena kebutuhan bandwidth tidak terpenuhi, beberapa bagian terhambat dalam aktifitas kerjanya sehari – hari, seperti aktifitas download media pembelajaran pada bagian Widyaiswara dan Seksi Data dan Informasi. 4. Pada beberapa bagian yang mendapatkan bandwidth berlebih terjadi pemborosan karena tidak memanfaatkan sisa bandwidth yang ada yang semestinya dialokasikan kepada bagian lain yang lebih membutuhkan. Adapun besar bandwith yang akan digunakan sebagai acuan analisis Management bandwith dari setiap bagian adalah sebagai berikut : Tabel 3-12. Pembagian Bandwidth Dinas PPPTK IPA Bandung Sebelum Implementasi Squid Proxy Server NO BAGIAN BESAR BANDWITH 1 Manajemen Pejabat Loss 2 ICT Loss 3 TU 2Mb 4 Keuangan 2Mb 5 Tata Laksana Kepegawaian 2Mb 6 Widyaiswara 2Mb 7 Program 2Mb 8 Data Informasi 2Mb 9 Penyelenggara Diklat 2Mb Gambar 3-2. Proses download di Komputer Pertama Gambar 3-3. Proses download Di Kompter Kedua 10 Evaluasi 2Mb Untuk alokasi bandwidth saat ini tidak menggunakan konfigurasi yang spesifik, hanya dilakukan konfigurasi sederhana dimana semua host yang ada didalam suatu bagian akan mendapatkan bandwidth sesuai dengan urutan yang pertama kali meminta alokasi bandwidtth. Hal ini menyebabkan host lain yang sedang menggunakan fasilitas internet alokasi bandwidth-nya akan diambil oleh host lain yang sedang mengakses internet lebih dulu. Sebagai contoh, dilakukan suatu percobaan terhadap 2 buah komputer dimana kedua komputer tersebut terkoneksi kedalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung. Kedua komputer tersebut melakukan proses download terhadap satu file yang sama. Komputer yang terlebih dahulu melakukan download adalah komputer nilik Ade Ahmad Maulana, S.Pd dan komputer kedua yang melakukan download adalah milik Dian Indriany, M.Si. Keduanya melakukan download terhadap satu file yang sama, berasal dari link yang sama. Dapat dillihat pada gambar proses download di bawah ini bahwa bandwidth diprioritaskan kepada user yang lebih dulu mengakses link download tersebut Kedua user tersebut berada dalam satu divisi yang sama yaitu bagian TataUsaha TU. Dapat dilihat untuk user yang pertama kali mengakses link dapat melakukan download hingga kecepatan download 228Kbs, sedangkan untuk user kedua hanya mendapatkan 101Bs. Kedua user tersebut berada dalam satu divisi yang sama namun tidak mendapatkan jatah bandwidth yang merata, oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan alokasi bandwidth yang merata kepada setiap user yang berada dalam satu bagian yang sama. Gambar 3-5. Bandwidth Saat Komputer 1 Download Gambar 3-6. Bandwidth Saat Komputer 2 Download Gambar 3-4. Bandwidth Total Dari Bagian Tata Usaha TU Bila dilihat menggunakan sistem yang dibangun, yaitu sistem MRTG maka dapat dilihat penggunaan bandwidth dari bagian yang bersangkutan dan dari kedua user saat sedang melakukan download file pada waktu bersamaan : Dapat dilihat pada gambar 3-4, bandwith dari bagian TataUsaha TU mencapai 800Kbs. Sedangkan untuk monitoring dari kedua user yang sedang melakukan download ada pada gambar dibawah ini.

3.1.4. IP dan Mac Address Yang Sedang Berjalan

Berdasarkan kondisi jaringan yang ada di dinas PPPPTK IPA Bandung, pada bagian ini akan dijelaskan mengenai Mac Address dari setiap user agar memudahkan Penulis dalam melakukan proses monitoring. Dengan berdasarkan tabel hasil subnetting di bawah ini akan dilakukan pembagian IP Address terhadap semua user di dalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung. Tabel 3-13. Data User, IP Address, dan Mac Address didalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung No Bagian Nama IP Mac Address 1 Manajemen Dr. Sediono, M.Si. NIP 195909021983031002 192.168.2.2 00:18:60:68:E3:B5 2 Dr. I Made Alit Mariana NIP 196001241985031001 3 Drs. Dedi Herawadi, M.Si. 196001061985031003 192.168.2.3 C4:85:08:13:9D:0E 4 Drs. Iwan Heryawan, M.Si. NIP. 196006091986031001 5 Mardi Wibowo, SS, MAP NIP 197103282002121002 6 Drs. Wita Sutrisno, M.Pd. NIP 196106011989031003 7 Dian Indriany, M.Si. NIP 197501292000032002 192.168.2.3 192.168.2.4 78:E4:00:80:E9:03 78:E4:00:80:E9:03 8 Drs. Aang Gumilar, MM NIP 196002211981031002 9 Drs. Bambang Hermawan, M.Si. 196003231981031003 10 Anggraeni Kusumadewi, S.Si., MT NIP 197504292001122001 11 Trimukti Zahrowani, SE 197509042002122001 192.168.2.5 C4:85:08:55:2A:85 12 Widyaiswar a Pustakawan Achmad Sjaichu, S. Pd. NIP 196711081991031002 13 Any Suhaeny, S.Si., M.Si. NIP 197607172001122001 192.168.2.15 2C:D0:5A:0E:A1: AD 14 Drs. Arief Sidharta, M.Pd. NIP 195602101983031003 15 Drs. Basor Suhada, M.Ed. NIP 196110271984121001 192.168.2.16 24:FD:52:46:12:16 16 Chaerun Anwar, S.Pd, M.Pd. NIP 196706091992011002 192.168.2.17 192.168.2.18 98:B8:E3:55:4F:94 60:FA:CD:12:1A: D3 17 Drs. Dadan Muslih, MT NIP 196004241989031003 192.168.2.19 00:26:08:F4:2A:D5 18 Dra. Elly Herliani, M.Phil. M.Si. NIP 195912121989032002 192.168.2.20 24:FD:52:46:2B:6 C 19 Dra. Eneng Susilawati, M.Sc. NIP 196704021991112001 192.168.2.21 24:FD:52:45:EF:84 20 Erly Tjahja Widjajanto T, S.Pd. NIP 196109051986031001 192.168.2.22 24:FD:52:45:EF:C 9 21 Dra. Etty Jaskarti, M.Pd. NIP 195204011976032001 22 Dra. Indrawati, M.Pd. NIP 196112021986032001 23 Jajat Hidajat Natapraja, S.Pd, M.M.Pd. NIP 195207151981031004 24 Drs. Kandi, MA NIP 196501051989031009 25 Dra. Kusniangsih, M.Si. NIP 195601181990032001 192.168.2.23 00:13:02:82:EE:5C 26 Dra. Lenny Herliawatie Junus, M.Si. NIP 195406011989032001 27 Dra. Lidiya Br. Sinulingga, M.Si. NIP 195907161990032001 28 Maman Wijaya, M.Pd. NIP 196607061990011004 29 Drs. Mamat Supriatna, M.Pd. NIP 196305121989031020 192.168.2.24 CC:3A:61:5E:2D:0 30 Drs. Moh. Syarif, M.Si. NIP 196512191993031003 31 Dr. Muhamad Yani, M.Sc.Ed. NIP 196603261991031001 192.168.2.25 E4:32:CB:81:D6:0 8 32 Dr. Poppy Kamalia Devi, M.Pd. NIP 195903191981012001 192.168.2.26 44:6D:57:91:76:07 33 Dra. Rella Turella, M.Pd. NIP 196102221986032002 192.168.2.27 94:DB:C9:A4:FA: A2 34 Dra. Shrie Laksmi Saraswati, M.Pd. NIP 195605161981012002 192.168.2.28 E0:06:E6:17:26:17 35 Dra. Tati Setiawati, M.MPd. NIP 195803031983032006 192.168.2.29 24:FD:52:46:14:5A 36 Drs. Yamin Winduono, M.Pd. NIP 195601031985031001 37 Dr. Yeni Hendriani NIP 196402201989032001 192.168.2.30 24:FD:52:46:16:3B 38 Suharto, S. Pd., MT NIP 197308162001121004 192.168.2.31 192.168.2.32 28:E3:47:63:5A:3 E 44:6D:57:A1:D2:2 1 39 Soni Sukendar, S.Pd., M.Si., MT NIP 197509292001121004 192.168.2.33 00:24:D6:29:EC:4 E 40 Asep Agus Sulaeman, S.Si., MT NIP 197408102005011003 192.168.2.34 24:FD:52:46:2C:9 E 41 Nandang Ramdan, SE NIP 196003131983011001 42 Drs. Idam Siddiq NIP 195704031985031003 43 Dra. N. Hunaenah, MM NIP 195811241985112001 44 Widyaiswar a Baru Abdul Kodir, M.Pd. NIP 197105122002121003 192.168.2.35 192.168.2.36 80:9B:20:5E:ED:F C C8:7D:65:03:74:D D 45 Apep Nurjaman, S.Kom., M.Pd. NIP 197304162002121002 46 Arief Husein Maulani, M.Si. NIP 198010282005011003 192.168.2.37 24:FD:52:46:01:0B 47 Dewi Vestari, S.Si., M.Pd. NIP 197209192005012001 192.168.2.38 00:1B:9E:3E:2B:5 E 48 Eddy Susianto, S.Pd. NIP 197802162006041001 192.168.2.39 24:FD:52:1A:77:54 49 Eka Danti Agustiani, M. Si. 197408142005012002 50 Irman Yusron, S.Sos. NIP 197110132001121002 51 Lili Indarti, M.Hum. 197703012002122002 52 Luluk Ayunning Dyah P, M.Si. NIP 197904032006042001 192.168.2.40 24:FD:52:46:09:C A 53 Moch. Erwin Maulana, S.Si. NIP 197105092006041001 192.168.2.41 24:FD:52:45:E3:B B 54 Nina Soesanti, S.Si., M.Pd. NIP 197402282006042001 192.168.2.42 192.168.2.43 D8:42:AC:E3:36:1 6 14:F4:2A:52:5E:6C 55 Noeraida, S.Si NIP 197811112008012013 192.168.2.44 24:FD:52:46:17:86 56 Raskadi, S.Si. NIP 197708022005011002 192.168.2.45 24:FD:52:46:01:64 57 Reza Setiawan, S.Si, MT 198303302008011004 58 Rini Nuraeni, M.Si. NIP 198111062005012001 192.168.2.46 24:FD:52:2A:DB: C1 59 Savina Melia, M.Si. NIP 197705092001122003 192.168.2.47 E0:2A:82:43:20:7A 60 Siti Amanah, S.Si., MT NIP 197503142006042002 61 ST. Nurjaningsih, S.Si., MT 132312374 62 Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. NIP 197511212005012003 63 Tina Agustina, M.Si. NIP 197708152001122001 192.168.2.48 DC:85:DE:10:D5: 3F 64 Wandy Praginda, S.Pd., M.Si. NIP 198101312006041005 65 Yanni Puspitaningsih, M.Si. NIP 197410072005012001 192.168.2.49 CC:07:E4:26:7A:D D 24:FD:52:1A:98:E 66 Yayu Sri Rahayu, S.Si., MP.Kim. NIP 197509102005012001 67 Yoki Ariyana, MT NIP 197804052002121001 68 Zaenal Arifin, M.Si. NIP 198202082005011002 192.168.2.50 192.168.2.51 54:27:1E:09:C2:C8 44:6D:57:16:74:76 192.168.2.52 8C:0E:E3:FA:DC:8 5 69 Seksi Data informasi Adriana Kusumawardani, ST, MM NIP 197108232000032001 70 Agus Maulani, S.Sn. NIP 197708122008011011 192.168.2.70 00:26:5A:72:17:38 28:E3:1F:5E:21:D A C0:4A:00:15:9A:8 6 28:E3:1F:5E:21:D A 0C:1D:AF:76:94:6 1 71 Atik Rahmawati, M.Hum NIP 197301092002122002 72 Dani Suhadi, S.Sos. NIP 197007112002121001 73 Dindin Khairudin, A. Md. NIP 197512262002121001 192.168.2.71 00:24:D6:29:7F:30 74 Erni Restiani, S.Pd. NIP 197610222001122001 75 Henri Simanjuntak, Drs. M.Pd. NIP 196506301991031003 192.168.2.72 24:FD:52:46:00:60 76 Lia Zalilia, S. Kom., MT 197707012002122001 192.168.2.73 8C:0E:E3:E6:0E:5 F 77 N. Aminah, S.Kom NIP 196911241990032003 192.168.2.74 24:FD:52:46:01:EE 78 Purwono NIP 196004251986031005 79 Raden Fauzia Lu Luun Hasni, S.Si., M.Pd. NIP 198105032005012002 192.168.2.75 24:FD:52:39:12:B C 80 Raden Iryandi Hendarsyah, SE NIP 195801131985031002 192.168.2.76 00:26:55:42:EA:67 81 Robi Suwarga, S.Si. NIP 197902282002121003 192.168.2.77 24:FD:52:45:EB:A D 82 Rohimat, ST NIP 198006102006041002 83 DATIN 002 192.168.2.78 00:26:55:49:8B:55 84 DATIN 003 192.168.2.79 00:26:08:F4:26:9E 85 Seksi Program Aritta Megadomani, S.Si. NIP 198105032005012001 192.168.2.80 90:00:4E:2C:D7:1 8 86 Ersi Ristie Rafieida, SAP NIP 197410182001122001 192.168.2.81 56:45:46:56:45:64 C8:14:79:35:6C:86 24:FD:52:46:27:55 87 Sulastri, ST NIP 196502081986032001 192.168.2.82 00:24:2B:41:92:78 88 Trina Kartika Asih, S.Si. NIP 197505192005012001 192.168.2.83 20:16:D8:47:39:80 89 Yudi Yanuar, MT 198301282010121003 192.168.2.84 54:53:ED:A9:31:A 9 90 Listyanto Adinugroho, MT 198410232010121009 91 Program1 192.168.2.85 00:26:55:49:8B:9B 92 Seksi Penyelengg araan Dr. Kurniasih, M.Si. NIP 197708252005012003 93 Diah Irma Nuraina, S.Pd. NIP 198102082006042004 192.168.2.86 24:FD:52:45:EB:8 B 94 Etin Kuraesin, S.Si. NIP 198004242005012003 192.168.2.87 64:89:9A:5F:28:FC 00:15:AF:40:45:5F 95 Handi Sumarna NIP 196606061991031004 192.168.2.88 00:21:9B:63:52:30 93 M. Asep Ferry Ginanjar, A.Md. 198602072010121006 192.168.2.89 00:26:55:48:34:54 94 Santi Setiani Hasanah, S.Pd. NIP 197712042006042001 192.168.2.90 00:24:D6:12:04:36 18:26:66:3D:57:7B 95 Tresna Dewi Pertiwi, S.Si. NIP 197107092005012001 192.168.2.91 2C:D0:5A:3A:12:A B 96 Agus Budiyanto, S.Pd. NIP 196502061990011001 97 Yanto Edi Ismanto NIP 197511112005011003 192.168.2.92 00:26:55:48:34:54 00:1D:E0:0A:30:1 B 00:26:55:42:EA:76 98 Kusumo Wibowo, S.Pd. NIP 196804211990011001 99 Seksi Evaluasi Chatin Fakara, S.Pd., M.Si. 196904132002122001 192.168.2.98 00:24:D6:11:EE:D C 100 Halim NIP 197709182005011001 192.168.2.99 44:6D:57:16::73:67 D8:30:62:67:5D:4 D 101 Nendah Nuraindah, S.Pd. NIP 197407112006042001 192.168.2.10 00:24:D6:0E:CE:1 6 102 Zuhe Safitra, SS NIP 198307122006041001 103 Lini Winarty NIP 196002181981032001 104 Tatang Kurniawan, ST NIP 197704212006041001 192.168.2.10 1 24:FD:52:45:EC:24 105 Farah Diba, M.Stat. NIP 197310112002122001 106 Eva1 192.168.2.10 2 48:59:29:DD:9D:7 6 107 Eva2 192.168.2.10 3 40:16:7E:E0:C1:5 A 108 Eva3 192.168.2.10 4 D8:30:62:67:5D:4 D 109 Sub-bagian Tatalaksana dan Kepegawai an Asep Supriatna NIP 197709152002121002 192.168.2.11 00:26:55:48:09:F7 110 Enang Sumarna, SE NIP 196803281989031001 111 Ferdiansyah Muhammad Saedik, A.Md. 198902092010121006 109 Iis Ismayati NIP 196305131986092002 110 Keli Suradi NIP 196106211986031002 111 Yayan Ahmad Royani, S.Kom. NIP 196609071990011001 112 Yaya Sutarya NIP 198206262005011004 192.168.2.11 1 00:24:D6:11:FF:5 4 113 An-an Diana NIP 196311141985032001 114 Anita Budhirahayu, S.Sos., MIK NIP 197303062002122002 115 Ahmadi NIP 197011151991031004 192.168.2.11 2 60:71:E2:EA:B6:A 1 116 Kepegawaian 192.168.2.11 3 9C:D6:43:78:CE:3 2 117 Kepegawaian2 192.168.2.11 4 6C:62:6D:54:EE:B B 118 Kepegawaian3 192.168.2.11 5 00:26:08:F4:38:3A 119 Kepegawaian4 192.168.2.11 6 24:FD:52:45:F0:D C 120 Kepegawaian5 192.168.2.11 7 9C:D6:43:78:D2:1 C 121 Kepegawaian6 192.168.2.11 8 00:26:55:48:34:61 116 Subbagian Keuangan Haryana NIP 196203101988031001 192.168.2.13 00:26:55:48:33:2C 117 Resbudi Setia Perdana NIP 196602281985031003 192.168.2.13 1 00:26:55:42:EA:61 00:26:55:48:32:D0 118 Riki Sugiharto, A.Md. NIP 198401012009121002 192.168.2.13 2 50:E5:49:A1:5B:F 9 119 Taufik Hidayat, SE NIP 197109252002121002 192.168.2.13 3 00:26:55:48:38:59 120 Tedi Kusnadi NIP 196010161986031001 121 Nanang Suparman, S.Pd., MAB NIP 196902172002121001 192.168.2.13 4 00:26:08:F4:35:7E 122 Toni Prastowo NIP 195609091986031004 123 Romy Satria Lesmana, ST. NIP 198110052006041003 192.168.2.13 5 24:FD:52:46:16:2B 44:6D:57:16:74:92 124 Poppy Herawati, S.Kom. NIP 197308212002122001 192.168.2.13 6 00:26:55:48:34:63 125 Yulia Mustika, SE. AK. NIP 197908022006042002 192.168.2.13 7 00:26:55:42:EA:8 8 126 Ari Nugraha, A.Md. 198101062010121001 192.168.2.13 8 44:6D:57:16:73:68 127 Rinrin Hasriyani, S.Sos., M.Si. NIP 197805242002122002 192.168.2.13 9 14:F6:5A:F6:8F:F5 00:24:D6:10:81:08 128 Subbagian TU RT Acang NIP 196012121985031004 192.168.2.15 00:02:72:29:FB:72 00:26:55:49:8B:A3 129 Ade Ahmad Mulyana, S.Pd NIP 196906151990031001 192.168.2.15 1 00:24:D6:11:FF:7 C 130 Ariffianto, S.Pd. NIP 197301191993031001 131 Aris Prabowo NIP 197302062002121002 192.168.2.15 2 E0:B9:A5:A6:40:6 7 132 Asep Ramli, SAP NIP 196512111990011001 192.168.2.15 3 00:26:55:42:EA:7 7 133 Asep Sofyan NIP 197104052009101002 134 Burhanudin NIP 197309122009101002 192.168.2.15 4 00:27:19:BC:1F:49 135 Choeruddin NIP 196902122005011001 192.168.2.15 5 F8:D1:11:1A:48:D 6 136 D. Deden Suherman NIP 196503161990031002 137 Dani Ramdani, S.Pd. NIP 196501251989031016 138 Dewi Rohmawati Rosabawa, SP NIP 197102192002122001 192.168.2.15 6 70:F3:95:AE:71:7 D 139 Drs. Erfan Kurniadi NIP 195906251989031001 192.168.2.15 7 00:27:19:BC:25:D 7 140 Edi Supriadi NIP 196306061991031006 141 Eti Rohaeti NIP 196503061985032001 192.168.2.15 8 D8:30:62:67:61:CE 142 Euis Sriwati NIP 195912271991032001 192.168.2.15 9 00:26:55:42:EA:77 143 Haryanto NIP 196309161990011001 192.168.2.16 44:6D:57:16:73:63 144 Irma Heryani NIP 198006192005012003 192.168.2.16 1 00:26:08:F4:3E:4B 145 Iyang NIP 196008211982031003 192.168.2.16 2 00:24:D6:13:02:E2 146 Masdi NIP 195806031981031002 192.168.2.16 3 00:24:D6:12:01:56 147 Memed NIP 197112282002121001 192.168.2.16 4 00:26:55:48:33:51 148 Mohamad Bastari, S.Sos, MAP NIP 196202021985031006 149 Retzy Noer Azizah, S.Si. NIP 197903012005012001 150 Yoga Nugraha NIP 195903261986031003 151 Saeful Alamsyah NIP 196206301990011001 152 Sri Karyati NIP 196001171981032001 192.168.2.16 5 00:26:08:F4:38:0F 44:6D:57:6D:76:4F 153 Suarna NIP 196709052005011002 192.168.2.16 6 CC:F9:E8:3A:37:7 3 154 Surya Tanra NIP 197104072002121001 192.168.2.16 7 00:24:D6:12:F1:B 155 Sutisna NIP 197202081991031001 192.168.2.16 8 00:26:55:42:EA:77 00:26:55:48:33:51 156 Undang Saefudin NIP 196203131986031003 157 Turijan NIP 196512311990011002 158 Dewi Awalia 192.168.2.16 9 C4:17:FE:33:06:B E 3.1.5. Analisis Kebutuhan Berdasarkan kondisi jaringan di dinas PPPPTK IPA Bandung, untuk mengatasi masalah yang telah dibahas pada point 3.1 mengenai Analisis Masalah, maka dibutuhkan infrastruktur yang mendukung sebagai solusi yang akan dimanfaatkan di dinas PPPPTK IPA Bandung seperti diuraikan sebagai berikut : 1 ISP Internet Service Provider Di jaringan dinas PPPPTK IPA Bandung memanfaatkan 2 ISP Internet Service Provider yaitu ISP Lintasarta dan ISP Jardiknas. Sesuai dengan permintaan Administrator Jaringan, Penulis hanya melakukan penelitian pada jaringan yang menggunakan ISP Lintasarta, hal ini dikarenakan ISP tersebut paling banyak digunakan di dinas PPPPTK IPA Bandung. Untuk ISP Jardiknas sendiri hanya digunakan di 2 ruangan, yaitu ruangan Aula dan Ruang Rapat Bidang. Sedangkan ISP Lintasarta digunakan oleh seluruh pegawai dinas dalam memenuhi jobdesk sehari – hari. 2 Perangkat Keras Hardware Analisis perangkat keras dilakukan untuk mengidentifikasi perangkat keras yang diperlukan agar kinerja sistem dapat berjalan dengan optimal. Analisis ini dilakukan dengan melihat faktor spesifikasi dan jenis perangkat keras yang digunakan. Adapun hardware yang diperlukan didalam sistem ini adalah : a. PC Server MRTG + Management Bandwith PC Router PC Server MRTG merupakan seperangkat PC yang berfungsi juga sebagai router. Didalamnya telah diinstalkan sistem MRTG dan Squid sebagai optimalisasi bandwith. Adapun spesifikasi dari PC Server adalah sebagai berikut : Tabel 3-14. Spesifikasi PC Router NO JENIS HARDWARE KETERANGAN 1 Processor Intel Core2Duo E4500 2.20GHz 2 RAM 2048MB RAM 3 Harddisk 500GB 4 VGA Intel 82945G 512.0MB 5 Bios Phoenix-AwardBIOS v6.00Pg 6 DVD Room Samsung SpeedPlus 52x 7 Network Interface Card 10100Mbps 8 Monitor Monitor 17” Flat Samsung b. PC Client PC Client merupakan perangkat komputer milik Pegawai Dinas yang beroperasi di Dinas PPPPTK IPA Bandung. Komputer ini merupakan komputer – komputer yang dimonitoring aktivitas traffic bandwith-nya serta di berlakukan sistem Management Bandwith dengan menggunakan squid. Karena keberagaman spesifikasi komputer client, maka Penulis menentukan spesifikasi minimal dari keseluruhan komputer client client yang beroperasi di Dinas. Adapun spesifikasi PC Client minimal di Dinas PPPPTK IPA Bandung adalah sebagai berikut : Tabel 3-15. Spesifikasi Minimal PC Client NO JENIS HARDWA KETERANGAN 1 Processor Intel DualCore 1,5GHz 2 RAM 1024MB RAM 3 Harddisk 320GB 4 VGA Intel 82945G 512.0MB 5 Bios Phoenix-AwardBIOS v6.00Pg 6 DVD Room Samsung SpeedPlus 52x 7 Network Interface Card 10100Mbps Gambar 3-7. Tampilan Oracle VM VirtualBox Manager 8 Monitor Monitor 15” Flat Samsung c. Modem ADSL-AP Modem berteknologi ADSL Asymetric Digital Subscribe Line yang juga berfungsi sebagai access point. Didalam penelitian ini Penulis memakai modem ADSL-AP d. Kabel UTP dan Konektor RJ45 Kabel UTP berfungsi sebagai media aliran data tiap komputer. Dalam penelitian ini Penulis menggunakan Kabel UTP seperti Belden USA, AMP dan Hubbel. 3 Perangkat Lunak Software Analisis Perangkat Lunak Software merupakan analisis yang dilakukan untuk mengidentifikasi Software apa saja yang mendukung selama proses pembangunan sistem. Adapun Software yang digunakan selama proses pembangunan dan design sistem adalah sebagai berikut : a. Oracle VM VirtualBox Manager Oracle VM VirtualBox Manager merupakan perangkat lunak virtualisasi yang berfungi untuk mengeksekusi sistem operasi tambahan didalam sistem operasi utama. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan simulasi dan ujicoba pada suatu sistem operasi lain tanpa harus kehilangan sistem operasi yang sedang digunakan. Gambar 3-8. GNS 3 b. GNS3 GNS3 merupakan Perangkat Lunak Graphical Network Simulator yang dapat melakukan simulasi topologi jaringan yang kompleks. GNS3 dapat melakukan simulasi berbagai macam hardware yang mendukung jaringan komputer dari berbagai platform sehingga memudahkan seorang Administrator Jaringan yang ingin melakukan simulasi suatu sistem jaringan komputer sebelum implementasi di dunia nyata dan dihubungkan ke jaringan fisik.

3.1.6. Rekomendasi IP Address Jaringan Dinas PPPPTK IPA

Bandung Berdasarkan Analisis IP Address pada point 3.14 dan Tabel. 15 mengenai daftar user, IP Address dan Mac Address maka dalam penelitian ini Penulis memberikan rekomendasi untuk pengembangan pengalamatan IP Address menggunakan konsep VLSM Variable-Length Subnet Mask. Adapun tujuan dilakukannya proses Subnetting adalah sebagai berikut : 1. Membagi satu kelas network ke dalam beberapa bagian jaringan yang lebih kecil agar memudahkan dalam proses manajemen, terutama dalam hal penelitian ini dalam manajemen bandwidth. 2. Menjaga privasi antar bagian dari segi sharing file. 3. Memudahkan dalam deteksi gangguan jaringan sehingga ruang lingkup deteksi gangguan lebih sempit, cukup dengan melakukan perbaikan gangguan kepada bagian yang terkait tanpa harus melakukan pencarian kerusakan pada bagian network lain didalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung. 4. Penggunaan IP Address agar lebih efisien Untuk memudahkan proses Subnetting, terlebih dahulu harus dilakukan pengurutan host dari yang terbanyak hingga paling sedikit dari setiap bagian didalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung. Adapun pengurutan host tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3-16. Daftar Jumlah Host di Jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung NO BAGIAN JUMLAH HOST 1 Widyaiswara 36 Host 2 TU 21 Host 3 Keuangan 10 Host 4 Seksi Data dan Informasi 10 Host 5 Tata Laksana dan Kepegawaian 9 Host 6 Seksi Penyelenggaraan 7 Host 7 Seksi Evaluasi 7 Host 8 Manajemen 5 Host 9 Seksi Program 5 Host Setelah mengetahui informasi mengenai jumlah host didalam jaringan, maka selanjutnya dapat dilakukan proses Subnetting dengan menggunakan prinsip VLSM Variable-Length Subnet Mask . Berdasarkan tabel Subnetting dapat tersebut dapat dilakukan pengalamatan IP Address untuk setiap host didalam jaringan, adapun tabel Subnetting tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 3-17. Tabel Subnetting NO BAGIAN SUBNET SUBNET MASK RANGE IP ADDRESS IP BROADCAST 1 Widyaiswara 192.168.2.0 255.255.255. 19226 192.168.2.1 – 192.168.2.62 192.168.2.63 2 TU 192.168.2.64 255.255.255. 22427 192.168.2.65 – 192.168.2.94 192.168.2.95 3 Keuangan 192.168.2.96 255.255.255. 24028 192.168.2.97 – 192.168.2.110 192.168.2.111 4 Data dan Informasi 192.168.2.112 255.255.255. 24028 192.168.2.113 – 192.168.2.126 192.168.2.127 5 Tata Laksana Kepegawaian 192.168.2.128 255.255.255. 24028 192.168.2.129 – 192.168.2.142 192.168.2.143 6 Penyelenggara an 192.168.2.144 255.255.255. 24028 192.168.2.145 – 192.168.2.158 192.168.2.159 7 Evaluasi 192.168.2.160 255.255.255. 24028 192.168.2.161 – 231.168.2.174 192.168.2.175 8 Manajemen 192.168.2.176 255.255.255. 24829 192.168.2.177 – 192.168.2.182 192.168.2.183 9 Program 192.168.2.184 255.255.255. 24829 192.168.2.185 – 192.168.2.190 192.168.2.191 Berdasarkan tabel Subnetting tersebut maka dapat dilakukan pengalamatan IP Address terhadap semua Host didalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung, adapun daftar pengalamatan IP Address tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3-18. IP Address dan MacAddress Pegawai Dinas Setelah Subnetting No Bagian Nama IP Mac Address 1 Manajeme n Dr. Sediono, M.Si. NIP 195909021983031002 192.168.2.17729 00:18:60:68:E3:B 5 2 Dr. I Made Alit Mariana NIP 196001241985031001 3 Drs. Dedi Herawadi, M.Si. 196001061985031003 192.168.2.17829 C4:85:08:13:9D:0 E 4 Drs. Iwan Heryawan, M.Si. NIP. 196006091986031001 5 Mardi Wibowo, SS, MAP NIP 197103282002121002 6 Drs. Wita Sutrisno, M.Pd. NIP 196106011989031003 7 Dian Indriany, M.Si. NIP 197501292000032002 192.168.2.17929 192.168.2.17129 78:E4:00:80:E9:0 3 78:E4:00:80:E9:0 3 8 Drs. Aang Gumilar, MM NIP 196002211981031002 9 Drs. Bambang Hermawan, M.Si. 196003231981031003 10 Anggraeni Kusumadewi, S.Si., MT NIP 197504292001122001 11 Trimukti Zahrowani, SE 197509042002122001 192.168.2.18029 C4:85:08:55:2A: 85 12 Widyaisw ara Achmad Sjaichu, S. Pd. NIP 196711081991031002 13 Pustakawa n Any Suhaeny, S.Si., M.Si. NIP 197607172001122001 192.168.2.226 2C:D0:5A:0E:A1 :AD 14 Drs. Arief Sidharta, M.Pd. NIP 195602101983031003 15 Drs. Basor Suhada, M.Ed. NIP 196110271984121001 192.168.2.326 24:FD:52:46:12:1 6 16 Chaerun Anwar, S.Pd, M.Pd. NIP 196706091992011002 192.168.2.426 192.168.2.526 98:B8:E3:55:4F:9 4 60:FA:CD:12:1A: D3 17 Drs. Dadan Muslih, MT NIP 196004241989031003 192.168.2.626 00:26:08:F4:2A: D5 18 Dra. Elly Herliani, M.Phil. M.Si. NIP 195912121989032002 192.168.2.726 24:FD:52:46:2B:6 C 19 Dra. Eneng Susilawati, M.Sc. NIP 196704021991112001 192.168.2.826 24:FD:52:45:EF:8 4 20 Erly Tjahja Widjajanto T, S.Pd. NIP 196109051986031001 192.168.2.926 24:FD:52:45:EF: C9 21 Dra. Etty Jaskarti, M.Pd. NIP 195204011976032001 22 Dra. Indrawati, M.Pd. NIP 196112021986032001 23 Jajat Hidajat Natapraja, S.Pd, M.M.Pd. NIP 195207151981031004 24 Drs. Kandi, MA NIP 196501051989031009 25 Dra. Kusniangsih, M.Si. NIP 195601181990032001 192.168.2.1026 00:13:02:82:EE:5 C 26 Dra. Lenny Herliawatie Junus, M.Si. NIP 195406011989032001 27 Dra. Lidiya Br. Sinulingga, M.Si. NIP 195907161990032001 28 Maman Wijaya, M.Pd. NIP 196607061990011004 29 Drs. Mamat Supriatna, M.Pd. NIP 196305121989031020 192.168.2.1126 CC:3A:61:5E:2D: 00 30 Drs. Moh. Syarif, M.Si. NIP 196512191993031003 31 Dr. Muhamad Yani, M.Sc.Ed. NIP 196603261991031001 192.168.2.1226 E4:32:CB:81:D6: 08 32 Dr. Poppy Kamalia Devi, M.Pd. NIP 195903191981012001 192.168.2.1326 44:6D:57:91:76:0 7 33 Dra. Rella Turella, M.Pd. NIP 196102221986032002 192.168.2.1426 94:DB:C9:A4:FA :A2 34 Dra. Shrie Laksmi Saraswati, M.Pd. NIP 195605161981012002 192.168.2.1526 E0:06:E6:17:26:1 7 35 Dra. Tati Setiawati, M.MPd. NIP 195803031983032006 192.168.2.1626 24:FD:52:46:14:5 A 36 Drs. Yamin Winduono, M.Pd. NIP 195601031985031001 37 Dr. Yeni Hendriani NIP 196402201989032001 192.168.2.1726 24:FD:52:46:16:3 B 38 Suharto, S. Pd., MT NIP 197308162001121004 192.168.2.1826 192.168.2.1926 28:E3:47:63:5A: 3E 44:6D:57:A1:D2: 21 39 Soni Sukendar, S.Pd., M.Si., MT NIP 197509292001121004 192.168.2.2026 00:24:D6:29:EC: 4E 40 Asep Agus Sulaeman, S.Si., MT NIP 197408102005011003 192.168.2.2126 24:FD:52:46:2C: 9E 41 Nandang Ramdan, SE NIP 196003131983011001 42 Drs. Idam Siddiq NIP 195704031985031003 43 Dra. N. Hunaenah, MM NIP 195811241985112001 44 Widyaisw ara Baru Abdul Kodir, M.Pd. NIP 197105122002121003 192.168.2.2226 192.168.2.2326 80:9B:20:5E:ED: FC C8:7D:65:03:74: DD 45 Apep Nurjaman, S.Kom., M.Pd. NIP 197304162002121002 46 Arief Husein Maulani, M.Si. NIP 198010282005011003 192.168.2.2426 24:FD:52:46:01:0 B 47 Dewi Vestari, S.Si., M.Pd. NIP 197209192005012001 192.168.2.2526 00:1B:9E:3E:2B: 5E 48 Eddy Susianto, S.Pd. NIP 197802162006041001 192.168.2.2626 24:FD:52:1A:77: 54 49 Eka Danti Agustiani, M. Si. 197408142005012002 50 Irman Yusron, S.Sos. NIP 197110132001121002 51 Lili Indarti, M.Hum. 197703012002122002 52 Luluk Ayunning Dyah P, M.Si. NIP 197904032006042001 192.168.2.2726 24:FD:52:46:09: CA 53 Moch. Erwin Maulana, S.Si. NIP 197105092006041001 192.168.2.2826 24:FD:52:45:E3: BB 54 Nina Soesanti, S.Si., M.Pd. NIP 197402282006042001 192.168.2.2926 192.168.2.3026 D8:42:AC:E3:36: 16 14:F4:2A:52:5E:6 C 55 Noeraida, S.Si NIP 197811112008012013 192.168.2.3126 24:FD:52:46:17:8 6 56 Raskadi, S.Si. NIP 197708022005011002 192.168.2.3226 24:FD:52:46:01:6 4 57 Reza Setiawan, S.Si, MT 198303302008011004 58 Rini Nuraeni, M.Si. NIP 198111062005012001 192.168.2.3326 24:FD:52:2A:DB :C1 59 Savina Melia, M.Si. NIP 197705092001122003 192.168.2.3426 E0:2A:82:43:20:7 A 60 Siti Amanah, S.Si., MT NIP 197503142006042002 61 ST. Nurjaningsih, S.Si., MT 132312374 62 Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. NIP 197511212005012003 63 Tina Agustina, M.Si. NIP 197708152001122001 192.168.2.3526 DC:85:DE:10:D5 :3F 64 Wandy Praginda, S.Pd., M.Si. NIP 198101312006041005 65 Yanni Puspitaningsih, M.Si. NIP 197410072005012001 192.168.2.3626 CC:07:E4:26:7A: DD 24:FD:52:1A:98: E0 66 Yayu Sri Rahayu, S.Si., MP.Kim. NIP 197509102005012001 67 Yoki Ariyana, MT NIP 197804052002121001 68 Zaenal Arifin, M.Si. NIP 198202082005011002 192.168.2.3726 192.168.2.3826 192.168.2.3926 54:27:1E:09:C2:C 8 44:6D:57:16:74:7 6 8C:0E:E3:FA:DC :85 69 Seksi Data informasi Adriana Kusumawardani, ST, MM NIP 197108232000032001 70 Agus Maulani, S.Sn. NIP 197708122008011011 192.168.2.4026 00:26:5A:72:17:3 8 28:E3:1F:5E:21: DA C0:4A:00:15:9A: 86 28:E3:1F:5E:21: DA 0C:1D:AF:76:94: 61 71 Atik Rahmawati, M.Hum NIP 197301092002122002 72 Dani Suhadi, S.Sos. NIP 197007112002121001 73 Dindin Khairudin, A. Md. NIP 197512262002121001 192.168.2.4126 00:24:D6:29:7F: 30 74 Erni Restiani, S.Pd. NIP 197610222001122001 75 Henri Simanjuntak, Drs. M.Pd. NIP 196506301991031003 192.168.2.4226 24:FD:52:46:00:6 76 Lia Zalilia, S. Kom., MT 197707012002122001 192.168.2.4326 8C:0E:E3:E6:0E: 5F 77 N. Aminah, S.Kom NIP 196911241990032003 192.168.2.4426 24:FD:52:46:01:E E 78 Purwono NIP 196004251986031005 79 Raden Fauzia Lu Luun Hasni, S.Si., M.Pd. NIP 198105032005012002 192.168.2.4526 24:FD:52:39:12: BC 80 Raden Iryandi Hendarsyah, SE NIP 195801131985031002 192.168.2.4626 00:26:55:42:EA:6 7 81 Robi Suwarga, S.Si. NIP 197902282002121003 192.168.2.4726 24:FD:52:45:EB: AD 82 Rohimat, ST NIP 198006102006041002 83 DATIN 002 192.168.2.4826 00:26:55:49:8B:5 5 84 DATIN 003 192.168.2.4926 00:26:08:F4:26:9 E 85 Seksi Program Aritta Megadomani, S.Si. NIP 198105032005012001 192.168.2.18529 90:00:4E:2C:D7: 18 86 Ersi Ristie Rafieida, SAP NIP 197410182001122001 192.168.2.18629 56:45:46:56:45:6 4 C8:14:79:35:6C:8 6 24:FD:52:46:27:5 5 87 Sulastri, ST NIP 196502081986032001 192.168.2.18729 00:24:2B:41:92:7 8 88 Trina Kartika Asih, S.Si. NIP 197505192005012001 192.168.2.18829 20:16:D8:47:39:8 89 Yudi Yanuar, MT 198301282010121003 192.168.2.18929 54:53:ED:A9:31: A9 90 Listyanto Adinugroho, MT 198410232010121009 91 Program1 192.168.2.19029 00:26:55:49:8B:9 B 92 Dr. Kurniasih, M.Si. NIP 197708252005012003 93 Seksi Penyeleng garaan Diah Irma Nuraina, S.Pd. NIP 198102082006042004 192.168.2.14528 24:FD:52:45:EB: 8B 94 Etin Kuraesin, S.Si. NIP 198004242005012003 192.168.2.14628 64:89:9A:5F:28:F C 00:15:AF:40:45:5 F 95 Handi Sumarna NIP 196606061991031004 192.168.2.14728 00:21:9B:63:52:3 93 M. Asep Ferry Ginanjar, A.Md. 198602072010121006 192.168.2.14828 00:26:55:48:34:5 4 94 Santi Setiani Hasanah, S.Pd. NIP 197712042006042001 192.168.2.14928 00:24:D6:12:04:3 6 18:26:66:3D:57:7 B 95 Tresna Dewi Pertiwi, S.Si. NIP 197107092005012001 192.168.2.15028 2C:D0:5A:3A:12: AB 96 Agus Budiyanto, S.Pd. NIP 196502061990011001 97 Yanto Edi Ismanto NIP 197511112005011003 192.168.2.151.28 00:26:55:48:34:5 4 00:1D:E0:0A:30: 1B 00:26:55:42:EA:7 6 98 Kusumo Wibowo, S.Pd. NIP 196804211990011001 99 Seksi Evaluasi Chatin Fakara, S.Pd., M.Si. 196904132002122001 192.168.2.16128 00:24:D6:11:EE: DC 100 Halim NIP 197709182005011001 192.168.2.16228 44:6D:57:16::73: 67 D8:30:62:67:5D:4 D 101 Nendah Nuraindah, S.Pd. NIP 197407112006042001 192.168.2.16328 00:24:D6:0E:CE: 16 102 Zuhe Safitra, SS NIP 198307122006041001 103 Lini Winarty NIP 196002181981032001 104 Tatang Kurniawan, ST NIP 197704212006041001 192.168.2.16428 24:FD:52:45:EC: 24 105 Farah Diba, M.Stat. NIP 197310112002122001 106 Eva1 192.168.2.16528 48:59:29:DD:9D: 76 107 Eva2 192.168.2.16628 40:16:7E:E0:C1:5 A 108 Eva3 192.168.2.16728 D8:30:62:67:5D:4 D 109 Sub- bagian Asep Supriatna NIP 197709152002121002 192.168.2.12928 00:26:55:48:09:F 7 110 Tatalaksan a dan Kepegawa ian Enang Sumarna, SE NIP 196803281989031001 111 Ferdiansyah Muhammad Saedik, A.Md. 198902092010121006 109 Iis Ismayati NIP 196305131986092002 110 Keli Suradi NIP 196106211986031002 111 Yayan Ahmad Royani, S.Kom. NIP 196609071990011001 112 Yaya Sutarya NIP 198206262005011004 192.168.2.13028 00:24:D6:11:FF: 54 113 An-an Diana NIP 196311141985032001 114 Anita Budhirahayu, S.Sos., MIK NIP 197303062002122002 115 Ahmadi NIP 197011151991031004 192.168.2.13128 60:71:E2:EA:B6: A1 116 Kepegawaian 192.168.2.13228 9C:D6:43:78:CE: 32 117 Kepegawaian2 192.168.2.13328 6C:62:6D:54:EE: BB 118 Kepegawaian3 192.168.2.13428 00:26:08:F4:38:3 A 119 Kepegawaian4 192.168.2.13528 24:FD:52:45:F0: DC 120 Kepegawaian5 192.168.2.13628 9C:D6:43:78:D2: 1C 121 Kepegawaian6 192.168.2.13728 00:26:55:48:34:6 1 116 Subbagian Keuangan Haryana NIP 196203101988031001 192.168.2.9727 00:26:55:48:33:2 C 117 Resbudi Setia Perdana NIP 196602281985031003 192.168.2.9827 00:26:55:42:EA:6 1 00:26:55:48:32:D 118 Riki Sugiharto, A.Md. NIP 198401012009121002 192.168.2.9927 50:E5:49:A1:5B: F9 119 Taufik Hidayat, SE NIP 197109252002121002 192.168.2.10027 00:26:55:48:38:5 9 120 Tedi Kusnadi NIP 196010161986031001 121 Nanang Suparman, S.Pd., MAB NIP 196902172002121001 192.168.2.10127 00:26:08:F4:35:7 E 122 Toni Prastowo NIP 195609091986031004 123 Romy Satria Lesmana, ST. NIP 198110052006041003 192.168.2.10227 24:FD:52:46:16:2 B 44:6D:57:16:74:9 2 124 Poppy Herawati, S.Kom. NIP 197308212002122001 192.168.2.10327 00:26:55:48:34:6 3 125 Yulia Mustika, SE. AK. NIP 197908022006042002 192.168.2.10427 00:26:55:42:EA: 88 126 Ari Nugraha, A.Md. 198101062010121001 192.168.2.10527 44:6D:57:16:73:6 8 127 Rinrin Hasriyani, S.Sos., M.Si. NIP 197805242002122002 192.168.2.10627 14:F6:5A:F6:8F:F 5 00:24:D6:10:81:0 8 128 Subbagian TU RT Acang NIP 196012121985031004 192.168.2.6527 00:02:72:29:FB:7 2 00:26:55:49:8B:A 3 129 Ade Ahmad Mulyana, S.Pd NIP 196906151990031001 192.168.2.6627 00:24:D6:11:FF: 7C 130 Ariffianto, S.Pd. NIP 197301191993031001 131 Aris Prabowo NIP 197302062002121002 192.168.2.6727 E0:B9:A5:A6:40: 67 132 Asep Ramli, SAP NIP 196512111990011001 192.168.2.6827 00:26:55:42:EA: 77 133 Asep Sofyan NIP 197104052009101002 134 Burhanudin NIP 197309122009101002 192.168.2.6927 00:27:19:BC:1F:4 9 135 Choeruddin NIP 196902122005011001 192.168.2.7027 F8:D1:11:1A:48: D6 136 D. Deden Suherman NIP 196503161990031002 137 Dani Ramdani, S.Pd. NIP 196501251989031016 138 Dewi Rohmawati Rosabawa, SP NIP 197102192002122001 192.168.2.7127 70:F3:95:AE:71:7 D 139 Drs. Erfan Kurniadi NIP 195906251989031001 192.168.2.7227 00:27:19:BC:25: D7 140 Edi Supriadi NIP 196306061991031006 141 Eti Rohaeti NIP 196503061985032001 192.168.2.7327 D8:30:62:67:61:C E 142 Euis Sriwati NIP 195912271991032001 192.168.2.7427 00:26:55:42:EA:7 7 143 Haryanto NIP 196309161990011001 192.168.2.7527 44:6D:57:16:73:6 3 144 Irma Heryani NIP 198006192005012003 192.168.2.7627 00:26:08:F4:3E:4 B 145 Iyang NIP 196008211982031003 192.168.2.7727 00:24:D6:13:02:E 2 146 Masdi NIP 195806031981031002 192.168.2.7827 00:24:D6:12:01:5 6 147 Memed NIP 197112282002121001 192.168.2.7927 00:26:55:48:33:5 1 148 Mohamad Bastari, S.Sos, MAP NIP 196202021985031006 149 Retzy Noer Azizah, S.Si. NIP 197903012005012001 150 Yoga Nugraha NIP 195903261986031003 151 Saeful Alamsyah NIP 196206301990011001 152 Sri Karyati NIP 196001171981032001 192.168.2.7827 00:26:08:F4:38:0 F 44:6D:57:6D:76:4 F 153 Suarna NIP 196709052005011002 192.168.2.7927 CC:F9:E8:3A:37: 73 154 Surya Tanra NIP 197104072002121001 192.168.2.8027 00:24:D6:12:F1: B0 155 Sutisna NIP 197202081991031001 192.168.2.8127 00:26:55:42:EA:7 7 00:26:55:48:33:5 1 156 Undang Saefudin NIP 196203131986031003 157 Turijan NIP 196512311990011002 158 Dewi Awalia 192.168.2.8227 C4:17:FE:33:06: BE 3.1.7. DHCP Banyaknya user yang menggunakan fasilitas internet di Dinas PPPPTK IPA Bandung menyebabakan jumlah penggunaan IP address yang tidak sedikit. Berdasarkan data yang telah didapatkan oleh Penulis, dapat dilihat di bagian Analisis User terdapat 90 pegawai Dinas PPPPTK IPA Bandung yang menggunakan internet. Banyaknya pengguna internet tersebut dapat menyebabkan kesulitan dalam pembagian IP address bagi setiap pengguna internet dan dapat menyebebakan IP Conflict, yaitu berbenturannya IP address karena ada 2 atau lebih perangkat yang menggunakan IP address yang sama. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka Penulis menggunakan DHCP Server dalam membagi IP address untuk menghindari IP Conflict. Dynamic Host Configuration Protocol DHCP merupakan protokol berbasis arsitektur clientserver yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian IP address dalam satu jaringan. Karena DHCP menggunakan aristektur clientserver, maka dalam DHCP teradpat 2 pihak yang terlibat, yaitu 1. DHCP Server, merupakan mesin yang menjalankan layanan yang dapat mengalokasikan IP Address dan informasi TCPIP kepada client yang memintanya. Dalam hal ini yang bertindak sebagai DHCP Server merupakan PC Server di Dinas PPPPTK IPA Bandung 2. DHCP Client, merupakan mesin client yang mendapatkan layanan DHCP sehingga memungkinkan mereka dapat berkomunikasi dan mendapatkan alokasi IP Address dari DHCP server. Dalam hal ini DHCP Client adalah komputer pegawai Dinas PPPPTK IPA Bandung. Untuk kepentingan sistem MRTG dan Management Bandwith menggunakan Squid alokasi IP address ditambahkan dengan filter menggunakan Mac Address. Hal ini bertujuan MRTG membutuhkan IP address statis, maka kebutuhan MRTG dapat terselesaikan dengan memberi filter tambahan berupa filter Mac Address untuk diberi IP yang dapat digunakan oleh sistem MRTG. Sebagai konfigurasi awal, DHCP membutuhkan inisialisasi sistem yang akan digunakan didalam jaringan. Adapun konfigurasi yang digunakan adalah sebagai berikut : Gambar 3-9. Inisialisasi DHCP Server Keterangan : 1. Subnet 192.168.2.0 netmask 255.255.255.0 = merupakan inisialisasi awal subnet dan netmask yang digunakan DHCP Server. 2. Range 192.168.2.10 192.168.2.110 = cakupan range IP address yang akan dialokasikan didalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung. 3. Option domain-name-server 8.8.8.8 = merupakan inisialisasi domain server yang digunakan. 4. Option broadcast-address 192.168.2.255 = merupakan alamat yang digunakan sebagai media broadcast didalam sistem DHCP. 5. Default-lease-time 600 = merupakan default durasi DHCP client memakai alokasi IP address yang diberikan DHCP Server. 6. Max-lease-time 7200 = merupakan durasi maksimal DHCP client memakai alokasi IP address yang diberikan DHCP Server. Adapun gambaran kerja sistem DHCP di jaringan komputer Dinas PPPPTK IPA Bandung adalah sebagai berikut : Gambar 3-10. DHCP di Dinas PPPPTK IPA Bandung Dynamic Host Configuration Protocol DHCP dalam proses pengalokasian IP Address dari sebuah DHCP Server kepada DHCP Client memiliki 4 langkah sebagai berikut :

1. DHCPDISCOVER : DHCP client akan menyebarkan request

secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif. Sebagai contoh komputer client milik Drs. Dedi Herawadi, M.SI dengan mac address C4:85:08:13:9D:0E mencari DHCP Server yang aktif untuk mendapatkan alokasi IP address. 2. DHCPOFFER : setelah DHCP Server mendapat broadcast dari DHCP client, DHCP Server akan menawarkan sebuah IP address kepada DHCP client yang melakukan DHCPDISCOVER. 3. DHCPREQUEST : DHCP client akan meminta DHCP Server untuk mengalokasikan IP address dari IP address yang tersedia dalam DHCP POOL kepada DHCP Server yang aktif. 4. DHCPAC : DHCP Server akan merespon permintaan DHCP client dengan mengirimkan paket acknowledgement. Kemudian DHCP Server menetapkan sebuah IP address kepada DHCP client. Seperti contoh sebelumnya terhadap komputer client Gambar 3-11. Konfigurasi filter menggunakan Mac Address milik Drs. Dedi Herawadi, M.SI dengan mac address C4:85:08:13:9D:0E akan mendapatkan alokasi IP address 192.168.2.1. Setelah mendapatkan alokasi IP address maka DHCP client dapat memulai komunikasi dengan jaringan. Adapun konfigurasi untuk menentukan filter dalam alokasi IP address menggunakan Mac Address adalah sebagai berikut : Keterangan : 1. Host Drs. Dedi Herawadi, M.Si = merupakan nama DHCP Client yang akan mendapatkan layanan alokasi IP address dari DHCP Server. 2. Hardware ethernet C4:85:08:13:9D:0E = merupakan Mac Address yang digunakan oleh DHCP client yang akan digunakan sebagai filter alokasi IP address. 3. Fixed-address 192.168.2.11 = merupakan IP address yang akan digunakan oleh DHCP client untuk berkomunikasi didalam jaringan. Gambar 3-12. Proses Routing di Dinas PPPPTK IPA Bandung 3.1.8. Routing Dengan menggunakan pengalamatan IP memungkinkan Administrator Jaringan dapat membangun beberapa jaringan. Namun pada prinsipnya, antar jaringan tidak dapat melakukan komunikasi. Untuk melakukan komunikasi antar jaringan Administrator Jaringan membutuhkan peralatan tambahan berupa Router. Router memiliki fungsi routing yang bertanggung jawab membawa data melewati sekumpulan jaringan dengan cara memilih jalur terbaik untuk dilewati data. Dalam penelitian ini, Router yang digunakan berupa PC Router yang bertugas untuk melakukan proses Routing di dalam jaringan besar untuk mengkomunikasikan beberapa jaringan kecil didalamnya. Berikut ini merupakan gambaran proses Routing di Dinas PPPPTK IPA Bandung : Gambar tersebut merupakan gambaran proses Routing di dinas PPPPTK IPA Bandung. Dapat dilihat satu komputer dengan IP address 192.168.0.2 dapat berkomunikasi satu sama lainnya dengan komputer dengan IP address 192.168.2.2 yang berada di jaringan yang lain. Gambar 3-13 Ilustrasi Sistem NAT di Dinas PPPPTK IPA Bandung 3.1.9. Network Address Translation NAT Pada jaringan komputer, proses Network Address Translation NAT merupakan proses penulisan ulang masquerade pada alamat IP asal source danatau pada alamat IP tujuan destination setelah melewati router atau firewall. NAT digunakan pada jaringan engan workstation yang menggunakan IP Private agar dapat berkomunikasi dengan jaringan internet dengan menggunakan satu atau lebih IP Public. Adapun ilustrasi sistem NAT pada jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung adalah sebagai berikut : Berdasarkan ilustrsi tersebut, dapat dilihat komputer dengan IP Local 192.168.0.3 tidak dapat langsung berkomunikasi dengan jaringan internet karena server seperti Google dan Yahoo tidak dapat mengenali IP Address local tersebut. Proses pengiriman data dari IP Local dapat dilakukan dan terkirim ke server diluar jaringan seperti Google, namun saat server atau jaringan diluar Jaringan IP Local akan mengirimkan paket data balasan kepada IP Local tidak dapat dilakukan karena server tersebut tidak dapat mengenali IP Local tersebut. Agar proses pengiriman data dan proses pengenalan IP berjalan dengan baik, maka diperlukan konfigurasi NAT. Adapun konfigurasi nya adalah sebagai berikut : Gambar 3-14. Konfigurasi NAT Setelah melakukan konfigurasi tersebut, maka IP Local di dalam jaringan dapat dikenali server diluar jaringan. IP Local tersebut diwakili oleh sistem NAT dengan diberikan IP Public agar dapat dikenali Server diluar jaringan sehingga proses komunikasi dan aliran data dapat berjalan dengan baik.

3.1.10. SNMP

SNMP Simple Network Management Protocol merupakan protocol yang bekerja secara sederhana, yaitu Manajer dan Agent saling berkirim pesan berupa permintaan Manager dan jawaban dari Agent mengenai informasi didalam jaringan. Pesan – pesan ini dibawa oleh paket – paket data yang disebut PDU Protocol Data Unit. Protokol ini menggunakan transpor PDU pada port 161. PDU SNMP yang standard memiliki nilai dan nama. PDU SNMP yang standard adalah sebagai berikut : a. Get Request PDU ini digunakan untuk mengakses agent dan mendapatkan nilai dari daftar variabel yang diminta. PDU ini mengandung identifier yang membedakannya dengan multi request ataupun nilai variabel status elemen jaringan b. Get-Next Request Seperti Get Request, tetapi memungkinkan pengambilan informasi pada logical identifier selanjutnya dalam MIB tree secara berurutan. c. Get Response PDU ini untuk merespon unit data Get Request, Get-Next Request dan set Request yang dikeluarkan oleh agent d. Set Request Dipakai untuk menjelaskan aksi yang harus dilaksanakan di elemen jaringan. Biasanya untuk mengubah nilai suatu daftar variabel e. Trap PDA ini memungkinkan modul manajemen jaringan agent memberi laporan tenntang kejadian pada elemen jaringan kepada manajer. Dibawah ini dijelaskan bagaimana hubungan kerja antara Manager dan Agent dalam proses monitoring SNMP. Manager merupakan penyedia layanan monitoring terhadap agent – agent dibawahnya. Manager bekerja dalam membaca dan mengganti konfigurasi, membaca atau mengganti status, dan mendeteksi performansi atua status error. Sedangkan Agent melakukan responsi terhadap request dari Manager dan memberikan laporan report apabila terjadi masalah error. Gambar 3-16. Pesan yang dikirim antara Manager dan Agent Gambar 3-15. Hubungan antara Manager dan Agent Gambar 3-17. Struktur SNMP Adapun gambar tersebut merupakan ilustrasi kinerja saat memberikan pesan beserta respon yang diberikan antara Manager dan Agent selama proses monitoring. Pada Gambar 24, diperlihatkan bagaimana struktur SNMP didalam suatu jaringan selama proses monitoring bandwidth di Dinas PPPPTK IPA Bandung. Yang bertindak sebagai Manager adalah suatu perangkat lunak yang telah dikonfigurasi di Server MRTG di Dinas PPPPTK IPA Bandung. Sedangkan Agent adalah sekumpulan device atau komputer yang ditugaskan untuk mengumpulkan data secara local dari masing – masing komputer untuk selanjutnya dilaporkan ke Manager untuk dianalisis dan ditampilkan dalam bentuk grafik. MIB merupakan struktur basis data variabel dari elemen jaringan yang dikelola. Struktur ini bersifat hierarki dan memiliki aturan sedemikian rupa sehingga informasi setiap variabel dapat dikelola atau ditetapkan dengan mudah. SNMP PDU merupakan sekumpulan pesan yang dikirimkan antara Manager dan Agent seperti pada pembahasan sebelumnya, yaitu Get Request, Get-Next Request, Get Response, Set Request, dan Trap

3.1.11. MRTG

MRTG merupakan suatu perangkat lunak yang memberikan memberikan informasi berdasarkan data – data yang diberikan oleh SNMP. Informasi yang diberikan berupa grafik yang ditulis ulang setiap lima menit sekali sesuai dengan kondisi dari Agent SNMP yang secara instant digabungkan dan dianalisis sehingga file logging tersebut membesarnya terkendali. Data yang didapatkan dari hasil pengamatan terhadap grafik MRTG dapat digunakan sebagai acuan penggunaan bandwidth di dinas PPPPTK IPA Bandung. Adapun contoh grafik MRTG adalah sebagai berikut : Gambar 3-18. Contoh Grafik MRTG Adapun keterangan jika salah satu grafik di- click adalah sebagai berikut : Tabel 3-19. Keterangan MRTG NO AKTIVITAS KETERANGAN 1 Max In Ini menunjukkan nilai maksimal dari puncak traffic dimana bandwidth yang dikirim oleh ISP 2 Max Out Ini menunjukkan nilai maksimal dari puncak traffic sistem jaringan saat melakukan akses ke ISP 3 Average In Ini menunjukkan nilai rata – rata besar bandwidth dari ISP 4 Average Out Ini menunjukkan nilai rata – rata besar bandwidth dari jaringan 5 Current In Perhitungan nilai terakhir pergerakan traffic yang terjadi dipengaruhi oleh interval waktu pada bandwidth yang masuk dilihat pada traffic yang berwarna hijau 6 Current Out Perhitungan nilai terakhir dari pergerakan traffic yang terjadi dipengaruhi oleh interval waktu pada sistem jaringan dilihat pada traffic warna biru.

3.1.12. Manajemen Bandwidth dengan Squid

Bandwidth management adalah serangkaian mekanisme kontrol yang menilai data alokasi, penundaan variabilitas, tepat waktu pengiriman, dan kehandalan pengiriman dalam mengelola jalur internet agar kecepatannya menjadi efektif dan efisien. Dengan bandwidth management, admin dapat mengatur bandwidth sesuai dengan kebutuhan. Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan Squid Proxy Server untuk melakukan proses manajemen bandwidth. Untuk melakukan proses manajemen tersebut, sebelumnya dibutuhkan sebuah proxy. Proxy merupakan sebuah komputer server yang digunakan sebagai perantara antara user dan internet. Untuk analoginya proxy sebagai perantara antara pihak pertama user dalam berhubungan dengan pihak kedua internet, sehingga pada saat user melakukan akses internet maka proxy sebagai perantara yang menyampaikan request dari user tersebut ke internet atau sebaliknya. User tidak langsung berhubungan dengan internet tetapi dengan menggunakan perantara proxy server user dapat terhubung dengan akses internet. Proxy memiliki banyak peran, tanpa proxy administrator akan sulit mengelola jaringan, permasalahan yang biasa timbul dalam koneksi internet adalah seperti load internet yang besar karena bandwidth yang tidak dibatasi, pembagian bandwidth yang tidak adil, banyak konten – konten yang tidak penting dapat diakses oleh user dan sebagainya. Dengan menggunakan proxy, permasalahan tersebut dapat diatasi karena fungsi utama proxy yaitu melakukan proses sharing, caching, dan filtering. Adapun pengertian dari ketiga proses tersebut adalah : a. Sharing Berdasarkan konsep dasar, pengguna tidak langsung berhubungan dengan jaringan internet namun harus melewati suatu gateway, yang bertindak sebagai batas antara jaringan lokal dan jaringan luar. Gateway bertindak sebagai titik dimana sejumlah koneksi dari pengguna lokal akan terhubung dengan gateway. Dengan demikian koneksi jaringan lokal ke internet akan menggunakan koneksi yang sama yaitu yang dimiliki gateway secara bersama – sama connection sharing . Dalam hal ini gateway bertindak sebagai proxy server, karena menyediakan layanan sebagai perantara antara jaringan likal dan jaringan internet. b. Caching Proxy server memiliki mekanisme penyimpanan obyek-obyek yang sudah pernah diminta dari server – server di internet. Proxy server menyimpan data tersebut dan biasa disebut cache server. Mekanisme caching akan menyimpan obyek – obyek yang merupakan hasil permintaan dari para pengguna, yang didapat dari internet. c. Filtering Proxy dapat diatur agar dapat melakukan penyaringan terhadap konten – konten yang tidak diinginkan seperti situs porno, judi, sara, pishing dan konten – konten yang memakai bandwidth besar sehingga user tidak dapat mengakses konten tersebut. Dari sisi pengguna, proxy sama seperti penyedia layanan asli. Pengguna hanya perlu mengirimkan permintaan layanan, dan proxy akan melayani permintaan tersebut. Namun dalam proses eksekusi layanan tersebut, proxy melakukan permintaan layanan ke penyedia layanan asli. Setelah penyedia layanan asli memberikan respon, lalu proxy akan mengembalikan hasil eksekusi permintaan layanan ke pengguna. Sehingga dari sisi penyedia layanan asli, proxy sama seperti pengguna layanan. Adapun ilustrasinya adalah sebagai berikut : Gambar 3-19. Cara Kerja Proxy Salah satu komplesitas dari proxy pada level aplikasi adalah bahwa pada sisi pengguna, pengguna diharuskan melakukan konfigurasi yang spesifik untuk suatu proxy tertentu agar bisa menggunakan layanan dari suatu proxy server. Agar pengguna tidak harus melakukan konfigurasi khusus, Admin dapat mengkonfigurasi proxycache server agar berjalan secara benar – benar transparan terhadap pengguna transparent proxy. Dengan adanya transparent proxy, pengguna tidak perlu melakukan konfigurasi lebih lanjut karena pengguna benar – benar tidak mengetahui tentang keberadaan proxy ini namun dengan sendirinya pengguna akan menggunakan proxycache ini. Cara membuat transparent proxy dalah dengan membelokkan arah redirecting dari paket – paket untuk suatu aplikasi tertentu dengan menggunakan satu atau lebih aturan pada firewallrouter. Prinsipnya setiap aplikasi berbasis TCP akan menggunakan salah satu port yang tersedia, dan firewall membelokkan paket yang menuju ke port layanan tertentu, ke arah port dari proxy yang bersesuaian. Sebagai contoh : saat seorang pegawai Dinas PPPPTK IPA Bandung membuka hubungan HTPP port 80 dengan suatu web server, firewall pada router yang menerima segera mengenali bahwa ada paket data yang berasal dari klien dengan nomor port 80. Di sisi lain, admin jaringan Dinas memiliki satu HTTP proxy server yang berjalan di port 8080. Pada firewall router Admin membuat satu aturan yang menyatakan bahwa setiap paket yang datang dari jaringan lokal menuju ke port 80 harus dibelokkan ke arah alamat HTTP proxy server port 8080. Maka semua permintaan web dari pengguna akan masuk dan diwakili oleh HTTP proxy server diatas. Gambar 3-21. Konfigurasi Transparent Proxy Gambar 3-20. Ilustrasi Transparent Proxy Konfigurasi untuk transparent proxy adalah sebagai berikut : Untuk manajemen bandwidth, Penulis menggunakan Squid Proxy-Server. Squid merupakan software proxy yang telah termasuk didalam distro Debian GNULinux. Didalam Squid, terdapat konfigurasi dasar delay_pool. Delay_pool pool berfungsi untuk menentukan jumlah aturan yang dipakai dalam membatasi bandwidth yang dikonsumsi user , delay pool juga adalah opsi untuk menspesifikasikan berapa jumlah pool yang digunakan untuk membatasi jumlah bandwidth dari ACL tertentu. ACL Access Control List, sederhananya digunakan untuk mengizinkan atau tidak paket host menuju ke tujuan tertentu. ACL terdiri atas aturan – aturan dan kondisi yang menentukan trafik jaringan dan menentukan proses nantinya akan dilewatkan atau tidak. Delay pool dapat dirangkaikan bersama opsi – opsi yang lain, yaitu : 1. Delay class, opsi ini menspesifikasikan dari masing – masing pool yang telah didefinisikan pada opsi delay pool. Kelas – kelas tersebut dispesifikasi berdasarkan IP Address dari ACL, ada 3 class yang didukung squid antara lain :  Class 1, akses dibatasi dengan single bucket, artinya hanya bisa mendefinisikan overall bandwidth untuk suatu ACL saja dan tidak dapat mendefinisikan bandwidth dengan lebih mendetail.  Class 2, semua akses dibatasi dengan single agregate dengan dua parameter bandwidth. Parameter pertama mendefinisikan berapa bandwidth maksimal yang didapatkan ACL, parameter kedua mendefinisikan berapa bandwidth overall untuk ACL yang spesifik yang ada pada network tersebut.  Class 3, kelompok yang didefinisi bandwidth-nya paling mendetail. Parameter pertama mendefinisikan berapa bandwidth maksimal yang didapatkan ACL, parameter kedua mendefinisikan berapa bandwidth normal yang didapatkan ACL, dan parameter ke tiga mendefinisikan bandwidth yang didapatkan ACL jika mengakses ACL – ACL tertentu yang spesifik, misalnya file mp3. 2. Delay parameter, opsi ini menspesifikasikan berapa jumlah transfer rate atau danwidth untuk satu pool. Bandwidth dispesifikasikan Gambar 3-22. Inisialisasi ACL Gambar 3-23. Konfigurasi manajemen bandwidth dan aksesnya dalam transfer rate rata – rata dan transfer rate maksimum yang dapat dicapai suatu pool 3. Delay access, opsi ini mendefinisikan siapa saja ACL yang akan dimaukkan ke pool tertentu untuk mendapatkan “perlambatan” bandwidth. Adapun konfigurasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

3.1.13. Metode Queue Tree

Manajemen bandwidth merupakan pengalokasian bandwidth untuk mendukung kebutuhan aplikasi layanan jaringan. Manajemen bandwidth diperlukan bagi jaringan multi layanan dengan menerapkan layanan Quality of Service QOS yang menggambarkan tingkat pencapaian pada suatu sistem komunikasi data. Dibawah ini merupakan proses aliran sistem manajemen bandwidth. Gambar 3-24. Aliran Sistem Manajemen Bandwidth Dimana : 1. Filtering berfungsi untuk melakukan filter paket data berdasarkan alamat IP atau alamat port dan mengarahkan paket data ke tujuan yang benar. 2. Classifier bertugas untuk mengarahkan paket – paket yang datang ke kelas- kelas yang bersesuaian untuk mempermudah penanganan paket data menuju antrian atau buffer. Pada classifier terdapat estimator yang bertugas mengestimasi bandwidth yang digunakan oleh klasifikasi kelas. 3. Buffer merupakan tempat penyimpanan paket data sementara. Buffer menyesuaikan waktu dengan menerapkan teknik antrian 4. Scheduler, bertugas untuk menentukan penjadwalan paket data yang akan dikirim ke tujuan dari tempat antrian atau buffer. Dalam penelitian ini Penulis merekomendasikan metode queue tree dalam melakukan manajemen bandwidth. Berdasarkan analisis topologi dan analisis masalah pada bagian sebelumnya, terdapat beberapa alasan mengapa dipilih metode ini, diantaranya : 1. Keterbatasan bandwidth yang ada namun jumlah user didalam jaringan Dinas PPPPTK IPA memiliki jumlah sangat banyak 116 host sehingga dibutuhkan metode yang dapat menggunakan IP Address sebagai penanda paket data. 2. Dibutuhkan metode yang dapat melakukan alokasi bandwidth tanpa melihat prioritas dalam antrian paket data karena aktifitas penggunaan internet di dalam jaringan dinas sangat tinggi dapat dilihat pada tabel 13 mengenai aktifitas penggunaan internet di dinas PPPPTK IPA Bandung. Gambar 3-25. Teknik Antrian Queue Tree Gambar 3-26. Skema layanan metode queue tree 3. Perlunya alokasi bandwidth yang adil dalam setiap bagian struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan setiap bagian sesuai dengan aktifitas kerjanya sehari – hari. 4. Dibutuhkan metode yang dapat membagi alokasi bandwidth secara fix sehingga tidak berubah-rubah dan sesuai dengan kebutuhan setiap bagian didalam struktur organisasi PPPPTK IPA Bandung. Metode queue tree memiliki teknik antrian dalam bekerja. Dibawah ini merupakan teknik antrian pada metode queue tree : Proses pada teknik antrian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Mark Packet bertugas untuk menandai paket data yang akan diproses kedalam antrian. 2. Firewall bertugas untuk menyeleksi paket sesuai dengna klasifikasi kelasnya 3. Mangle bertugas untuk pembatasan bandwidth. Untuk memenuhi kebutuhan alokasi bandwidth di dalam jaringan dinas, metode queue tree memiliki kemampuan untuk memberi layanan alokasi bandwidth tanpa melihat prioritas antrian. Semua permintaan alokasi bandwidth dapat diproses dalam waktu yang bersamaan sehingga tidak memberikan delay yang besar kepada host yang meminta alokasi bandwidth. Karena Dinas PPPPTK IPA Bandung memiliki beberapa bagian didalam struktur organisasinya maka dibutuhkan pula alokasi bandwidth adil dan rata didalam setiap bagiannya bergantung dengan kebutuhannya. Dengan prinsip PCQ hal tersebut dapat terpenuhi. Berikut ini skema layanan dari metode queue tree : Gambar 3-27. Queue Tree Berdasarkan IP Address Berdasarkan gambar diatas, dengan queue tree alokasi bandwidth dilakukan secara bersamaan sesuai dengan permintaan. Metode queue tree mendukung alokasi bandwidth berdasarkan IP Address dan network. Hal ini sangat dibutuhkan mengingat banyaknya jumlah host yang terbagi dalam beberapa bagian sesuai dengan struktur organisasi didalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung. Gambar 3-28. Desain Jaringan dengan sistem MRTG dan Manajemen Bandwidth 3.2. Design Pada bagian ini, setelah melakukan analisis Penulis akan membuat gambaran topologi jaringan dan sistem yang akan dibangun. Tujuan dari aktifitas Design adalah untuk memudahkan aktifitas penelitian dengan memberikan informasi mendasar mengenai kondisi jaringan dan gambaran awal sistem yang akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat dari modem ADSL ISP ditambahkan switch untuk membagi koneksi internet ke Server Farm dan PC Router yang telah diinstal MRTG. PC Router merupakan pusat pemrosesan dari DHCP Server, Routing, NAT, MRTG dan Squid. Sehingga komputer – komputer client yang ada dibawahnya dapat dilayani dan dipenuhi kebutuhannya dan dapt dilakukan monitoring dengan optimal.

3.3. Simulation Prototype

Pada proses Simulation Prototype didalam penelitian ini bertujuan sebagai langkah uji coba dan simulasi jaringan setelah dianalisis dan dibentuk desain awalnya. Proses ini bertujuan untuk memudahkan Penulis saat akan melakukan implementasi di Dinas PPPPTK IPA Bandung. Tahapan ini menggunakan beberapa tools bantuan, diantaranya : 1. Untuk melakukan eksekusi beberapa sistem operasi yang berbeda sebagai sistem operasi simulasi diluar sistem operasi yang digunakan Penulis adalah dengan menggunakan Oracle VM VirtualBox Manager. 2. Untuk melakukan simulasi jaringan menggunakan GNS3. Adapun langkah – langkah dalam melakukan proses prototyping adalah sebagai berikut:

3.3.1. Membuat Sistem Operasi Baru di Oracle VM VirtualBox

Manager Untuk melakukan prototype, sesuai dengan kenyataan di jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung terdapat beberapa macam sistem operasi yang bekerja antara lain Linux dan Windows. Untuk memudahkan penggunaan beberapa macam sistem operasi maka dibuatkan beberapa mesin virtual untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam jaringan. a. Buat sistem operasi baru Gambar 3-30. Buat harddisk virtual Gambar 3-31. Pemilihan Master Sistem Operasi Gambar 3-29. Buat sistem operasi baru b. Tentukan pembuatan hard disk virtual dengan memilih pilihan kedua, yaitu menggunakan master OS yang telah disiapkan sebelumnya dengan format .vdi c. Cari source atau master .vdi yang teah disiapkan sebelumnya. Pilih mulai lalu proses instalasi sistem operasi akan berjalan sesuai dengan pada saat menginstall sistem operasi baru pada komputer. Gambar 3-32. Implementasi menggunakan GNS3 Gambar 3-33. Tampilan MRTG pada proses prototyping d. Implementasi menggunakan GNS3. Setelah dilakukan konfigurasi yang akan dibahas pada Bab 4. Lakukan drag n drop terhadap sistem operasi yang akan digunakan dalam proses prototyping sedemikian rupa sehingga menjadi : e. Jalankan sistem operasi Server-MRTG lalu buka aplikasi browser untuk melakukan pengecekan bandwidth dari user yang bernama Dian Indriani Gambar 3-34. Grafik hasil monitoring 3.4. Implementation Proses implementasi Sistem monitoring bandwidth menggunakan MRTG dan manajemen bandwidth menggunakan Squid-Proxy Server selanjutnya akan dibahas pada Bab 4.

3.5. Monitoring

Setelah implementation, proses selanjutnya yang dilakukan adalah proses monitoring. Pada tahap ini Penulis melakukan pengujian monitoring bandwidth beserta management bandwidth terhadap jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung. Adapun grafik yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Gambar 3-36. Konfigurasi Squid Gambar 3-35. Pengujian bandwidth sebelum konfigurasi Squid Selanjutnya dilakukan test kecepatan download pada website speedtest.net, adapun hasil pengujian sebelum diberlakukannya konfigurasi Squid pada jaringan adalah sebagai berikut : Untuk melakukan proses manajemen bandwidth dilakukan konfigurasi seperti berikut ini : Gambar 3-37. Pengujian Bandwidth setelah konfigurasi squid Keterangan : Delay_pools 1 : Jumlah pool yang aktif yaitu 1 Delay_class 1 : Class yang berlaku yaitu class 1, dimana tidak terdapat konfigurasi mendetail sehingga semua konfigurasi berlaku untuk semua aktifitas. Delay_parameters 2000015000 : Ketika berjalan pada kondisi normal ACL akan mendapatkan bandwidth 20000x8=16KBps. Ketika berjalan pada kondisi download ACL akan mendapatkan bandwidth 15000x8=12KBps. Delay_access 1 allow kelompok1 : yang dapat mengakses konfigurasi adalah kelompok 1 Adapun hasil testing kecepatan download pada website speedtest.net setelah diberlakukannya konfigurasi management bandwidth adalah sebagai berikut : Setelah dilakukan penelitian berdasarkan kuesioner dan analisis kebutuhan dari setiap bagian yang ada di dalam jaringan berdasarkan daftar aktifitas penggunaan internet dan monitoring dengan menggunakan MRTG, maka dapat dilakukan alokasi bandwidth sebagai berikut ini : Tabel 3-20. Alokasi Bandwidth Setelah Implementasi dan Analisis Squid Proxy Server NO BAGIAN BESAR BANDWITH 1 Manajemen Pejabat Loss 2 ICT Loss 3 TU 512Kbs 4 Keuangan 512Kbs 5 Tata Laksana Kepegawaian 1Mb 6 Widyaiswara 4Mb 7 Program 3Mb 8 Data Informasi 4Mb 9 Penyelenggara Diklat 1Mb 10 Evaluasi 1Mb 143 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Implementasi sistem merupakan tahap penerjemahan kebutuhan pembangunan sistem ke dalam representasi perangkat lunak sesuai dengan hasil

Dokumen yang terkait

Bandwidth management dengan menggunakan mikrotik router OS. pada RTRW-Net: studi kasus RT.005 RW.04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa kotamadya Jakarta Selatan

13 114 150

Analisis dan monitoring trafik jaringan dengan MRTG (multi router t raffic grapher) di PT.PLN (persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

0 9 64

IMPLEMENTASI QUEUE TREE UNTUK MENGOPTIMALKAN MANAJEMEN BANDWIDTH PADA SEVEN NET SEMARANG.

0 5 5

ANALISIS MANAGEMENT BANDWIDTH DENGAN METODE PCQ (PER CONNECTION QUEUE) DAN HTB (HIERARCHICAL TOKEN Analisis Management Bandwidth Dengan Metode PCQ (Per Connection Queue) Dan HTB (Hierarchical Token Bucket) Dengan Menggunakan Router Mikrotik.

0 2 18

ANALISIS MANAGEMENT BANDWIDTH DENGAN METODE PCQ (PER CONNECTION QUEUE) DAN HTB Analisis Management Bandwidth Dengan Metode PCQ (Per Connection Queue) Dan HTB (Hierarchical Token Bucket) Dengan Menggunakan Router Mikrotik.

0 4 12

MENEJEMEN BANDWIDTH MENGGUNAKAN QUEUE TREE Menejemen Bandwidth Menggunakan Queue Tree (Studi Kasus Smk Negeri 1 Kedawung ).

0 1 18

MENEJEMENT BANDWIDTH MENGGUNAKAN QUEUE TREE Menejemen Bandwidth Menggunakan Queue Tree (Studi Kasus Smk Negeri 1 Kedawung ).

1 3 14

IMPLEMENTASI QUEUE TREE UNTUK MANAJEMEN

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Load Balancing, Failover dan Management Bandwidth Queue Tree Menggunakan Mikrotik Router

0 0 16

Analisis Pemilihan Metode Quality of Service dengan Traffic Policing dan Traffic Shaping sebagai Pembanding Bandwidth pada Cisco Router Internet Service Provider

0 1 8