Squid pada umunya didesain untuk berjalan diatas sistem operasi mirip UNIX, meski squid juga bisa berjalan di atas sistem operasi Windows, karena dirilis
di bawah lisensi GNU General Public License, maka Squid merupakan perangkat lunak bebas.
Proxy server adalah sebuah komputer server atau program komputer yang dapat bertindak sebagai komputer lainya untuk melakukan request terhadap content
dari internet dan intranet http:squid.org Proxy server bertindak sebagai gateway terhadap dunia internet untuk setiap
komputer client. Dalam menjalankan tugasnya proxy server tidak terlihat oleh komputer client sebagai contoh saat seorang pengguna yang berinteraksi dengan
Internet melalui sebuah proxy server tidak akan mengetahui bahwa sebuah proxy server sedang menangani request yang dilakukannya. Web server yang menerima
request dari Proxy server akan menginterpresentasikan request-request tersebut seolah-olah datang secara langsung dari komputer client, bukan dari proxy server.
Proxy server dalam suatu jaringan memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai Connection sharing, filtering, dan caching.
a. Connection Sharing
Dalam suatu jaringan lokal yang terhubung ke jaringan lain atau internet, pengguna tidak langsung berhubungan dengan jaringan luar atau internet, tetapi
harus melewati suatu gateway, yang bertindak sebagai batas antara jaringan lokal privat dan jaringan luar publik. Gateway ini sangat penting, karena jaringan
lokal harus dapat dilindungi dengan baik dari bahaya yang mungkin berasal dari internet, dan hal tersebut akan sulit dilakukan bila tidak ada garis batas yang jelas
antara jaringan lokal dan internet. Gateway juga bertindak sebagai titik dimana sejumlah koneksi dari pengguna lokal akan terhubung kepadanya, dan suatu
koneksi ke jaringan luar juga terhubung kepadanya. Dengan demikian, koneksi dari jaringan lokal ke internet akan menggunakan sambungan yang dimiliki oleh
gateway secara bersama-sama connection sharing.
b. Filtering
merupakan sebuah usaha pengamanan atau pembatasan sehingga dengan adanya filtering sebuah proxy server dapat mengamankan dan membatasi hak akses
client pada jaringan privat. Jadi meskipun mula-mula dibuat sebagai cache nonsekuriti, tujuan utama proxy server sekarang menjadi firewalling. Proxy server
memperbarui request layanan pada jaringan eksternal atas nama client mereka pada jaringan private. Ini secara otomatis menyembunyikan identitas dan jumlah client
pada jaringan internal dari jaringan eksternal. Karena posisi mereka di antara client internal dan server publik, proxy juga dapat menyimpan content yang sering diakses
dari jaringan publik untuk mengurangi akses ke jaringan publik tersebut. Kebanyakan implementasi nyata proxy sekuriti meliputi pemfilteran paket dan
Network Address Translation untuk membangun firewall yang utuh. Teknologi tersebut dapat digabungkan dengan proxy untuk menghilangkan serangan yang
terhadapnya proxy rentan.
c. Caching Internet Object caching
Caching adalah suatu cara untuk menyimpan hasil permintaan internet- object. seperti: data yang ada dari HTTP, FTP, dan ghoper protokol untuk
membuat sistem dekat dengan permintaan daripada ke sumber aslinya. Web browser dapat menggunakan lokal squid cache sebagai proxy HTTP server, ini akan
mengurangi waktu akses seperti halnya penghematan bandwidth. Dengan kata lain
sebuah client tidak harus melakukan kontak dengan server untuk meminta layanan akan tetapi client dapat mendapatkan layanan
data yang sudah tersimpan pada proxy server, dengan hal ini maka akses akan semakin cepat.
Squid Proxy Server sendiri adalah software publik domain berbasis UNIX. fungsi dari squid adalah meng-
‘cache’ atau menyimpan data yang diminta oleh pengguna komputer client biasanya berupa web pages dan FTP. Platform UNIX
yang di support oleh Squid adalah FreeBSD, BSDI, Digital Unix, Irix, Linux, Solaris dan SunOs. Tidak semua data bisa di cache oleh Squid, data-data yang
bersifat dinamik seperti CGI-BIN tidak di cache oleh Squid, jadi tiap kali ada permintaan CGI-BIN, maka Squid akan menghubungi langsung server tujuan. Saat
ini protokol yang bisa dilayani oleh Squid adalah HTTP, FTP, Gopher, dan Wais.
Dari sisi pengguna, proxy sama seperti penyedia layanan asli. Pengguna hanya perlu mengirimkan permintaan layanan, dan proxy akan melayani
permintaan tersebut. Namun dalam proses eksekusi layanan tersebut, proxy melakukan permintaan layanan ke penyedia layanan asli. Setelah penyedia layanan
asli memberikan respon, lalu proxy akan mengembalikan hasil eksekusi permintaan layanan ke pengguna. Sehingga dari sisi penyedia layanan asli, proxy sama seperti
pengguna layanan. Adapun ilustrasinya adalah sebagai berikut :
Gambar 2-12. Cara Kerja Proxy
Salah satu komplesitas dari proxy pada level aplikasi adalah bahwa pada sisi pengguna, pengguna diharuskan melakukan konfigurasi yang spesifik untuk suatu
proxy tertentu agar bisa menggunakan layanan dari suatu proxy server. Agar pengguna
tidak harus
melakukan konfigurasi
khusus, Admin
dapat mengkonfigurasi proxycache server agar berjalan secara benar
– benar transparan terhadap pengguna
transparent proxy. Dengan adanya
transparent proxy, pengguna tidak perlu melakukan konfigurasi lebih lanjut karena pengguna benar
– benar tidak mengetahui tentang keberadaan proxy ini namun dengan sendirinya pengguna akan menggunakan
proxycache ini. Cara membuat transparent proxy dalah dengan membelokkan arah
redirecting dari paket – paket untuk suatu aplikasi tertentu dengan menggunakan
satu atau lebih aturan pada firewallrouter. Prinsipnya setiap aplikasi berbasis TCP akan menggunakan salah satu port yang tersedia, dan firewall membelokkan paket
yang menuju ke port layanan tertentu, ke arah port dari proxy yang bersesuaian. Sebagai contoh : saat seorang pegawai Dinas PPPPTK IPA Bandung
membuka hubungan HTPP port 80 dengan suatu web server, firewall pada router yang menerima segera mengenali bahwa ada paket data yang berasal dari klien
Gambar 2-13. Ilustrasi Transparent Proxy
dengan nomor port 80. Di sisi lain, admin jaringan Dinas memiliki satu HTTP proxy server yang berjalan di port 8080. Pada firewall router Admin membuat satu aturan
yang menyatakan bahwa setiap paket yang datang dari jaringan lokal menuju ke port 80 harus dibelokkan ke arah alamat HTTP proxy server port 8080. Maka semua
permintaan web dari pengguna akan masuk dan diwakili oleh HTTP proxy server diatas.
2.2.17. Queue Tree
Dengan metode Queue Tree, setiap paket yang akan dialokasikan bandwidth
nya tidak perlu diurutkan terlebih dahulu. Paket tidak perlu melewati setiap queue
yang ada. Pada Queue Tree semua paket melewati trafik secara bersamaan tanpa
harus diurutkan dahulu, oleh karena itu metode ini tidak menghasilkan delay yang
lebih lama dibanding dengan Simple Queue. Adapun perbedaan yang terdapat
antara metode Queue Simple dan Queue Tree adalah :
Queue Simple : 1.
Memiliki aturan urutan yang ketat, antrian akan diproses mulai dari yang paling atas hingga paling bawah.
2. Mengatur aliran paket secara bidirectional dua arah
3. Mampu membatasi trafik berdasarkan IP
Gambar 2-14. Ilustrasi Queue Tree
4. Satu antrian dapat membatasi trafik 2 arah sekaligus
uploaddownload Queue Tree :
1. Tidak memiliki urutan, setiap antrian akan diproses secara bersama-
sama 2.
Mengatur aliran paket secara directional satu arah 3.
Lebih fleksibel dalam membagi bandwidth sehingga dapat dilakukan konfigurasi sesuai dengan kondisi jaringan.
4. Mendukung pengguanaan PCQ Per Connection Queue sehingga
mampu membagi bandwidth secara adil dan merata.
5. Mampu membagi bandwidth secara fixed
Didalam metode queue tree semua layanan alokasi bandwidth dilakukan
dalam waktu yang bersamaan tanpa melihat urutan antrian sehingga dalam kasus ini semua
host meski melakukan request atau permintaan layanan alokasi bandwidth secara bersamaan akan tetap dilayani dalam waktu yang bersamaan.
Adapun ilustrasi terhadap prinsip tersebut adlah sebagai berikut :
Berdasarkan point
– point tersebut, pada Metode Queue Tree dapat dilihat istilah PCQ
Per Connection Queue . PCQ merupakan suatu metode yang
Gambar 2-15. PCQ rate-0
Gambar 2-16. PCQ-rate=128000
menggunakan konsep antrian Queue untuk menyeimbangkan bandwidth yang
dipakai pada multiple client. Sebagai contoh akan dilakukan alokasi bandwidth
kepada sejumlah user dengan besar total bandwidth sebesar 512Kbps, dengan
menggunakan prinsip PCQ maka ilustrasinya adalah sebagai berikut :
Berdasarkan ilustrasi tersebut dapat dilihat bandwidth tersebut dibagi secara
adil kepada setiap user yang ada didalam jaringan. PCQ tersebut tidak
menggunakan limit atau rate = 0. Apabila PCQ tersebut menggunakan rate
pembatasan maka ilustrasinya sebagai berikut :
Ilustrasi tersebut menggambarkan PCQ dengan rate pembatasan sebesar 128000. Dapat dilihat pada penggunaan untuk 2 user, pada PCQ dengan rate=0
kedua user menggunakan bandwidth sepenuhnya untuk 2 device, namun dengan
rate = 128000 total bandwidth tersebut diberikan limit sehingga kedua user hanya mendapatkan sebesar 128Kbps.
2.2.18. Protokol SNMP
Simple Network Management Protocol SNMP adalah Internet Protocol Suite yang dibuat oleh Internet Engineering Task Force IETF pada sekitar tahun
1988. Tujuan awal diciptakannya protokol SNMP ini adalah untuk memgatur berbagai
device yang semakin banyak seiring dengan berkembangnya jaringan internet. SNMP dikembangkan untuk menyediakan peralatam manajemen jaringan
yang mendasar dan mudah diimplementasikan untuk rangkaian protokol jenis Transpor Control Protocol Internet Protocol TCPIP. SNMP merupakan
protokol dari lapis aplikasi yang digunakan untuk network management system
untuk memonitor perangkat jaringan sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan bagi pengelolanya. SNMP mencakup protokol yang aktual, definisi
informasi yang ditangani managed information dan komponen
– komponen terkait lainnya.
Server Manajemen SNMP dapat melakukan tes untuk memeriksa status antara perangkat jaringan yang merupakan fungsi pada lapis fisik. Pada lapis
Data Link, Server manajemen SNMP dapat digunakan untuk mengkonfigurasi,
mengaktifkan, dan mematikan jaringan. Server manajemen dapat menerima frame
keluar dan masuk, dan perhitungan error pada setiap perangkat. Server manajemen
SNMP bekerja pada lapis Network dengan memeriksa IP address assignments,
address translation tables, and routing tables. Dengan demikian, server manajemen SNMP dapat menghitung trafik IP dan
error. Di lapis transport, server manajemen SNMP dapat durasi koneksi TCP pada sistem sehingga dapat
menghitung trafik TCP dan UDP serta error yang terjadi.
Dengan demikian SNMP dapat digunakan untuk pengawasan, pengkoleksian statistik, pemeriksa unjuk kerja dan keamanan dari suatu jaringan.
Untuk melakukan fungsi – fungsi tersebut SNMP dibagi menjadi tiga bagian yang
bekerja sama satu sama lain yaitu managed device, agen dan Network Management
System NMS. Berikut ini deskripsi mengenai fungsi dari ketiga elemen tersebut:
a. Managed device
Managed device adalah node jaringan yang memiliki SNMP agen dan berada dalam jaringan yang dimanajemen.
Managed device akan mengumpulkan informasi yang nantinya bisa diakses oleh NMS dengan menggunakan SNMP.
Managed device bisa berupa router, switch, hub, ethernetNIC, ataupun elemen network lainnya.
b. Agen
Agen merupakan software untuk manajemen network yang berada di managed
device. Agen berperan untuk menerjemahkan informasi kedalam “bahasa”
yang kompatibel dengan SNMP. c.
Network Management Stations Network Management Server adalah bagian dalam jaringan yang akan
melakukan pengawasan ataupun mengatur managed device. Istilah lain dari
Network Management Station adalah Network Management Server.
2.2.19. Managed Object
Berikut ini merupakan tiga atribut yang merepresentasikan sebuah managed
object atau yang sering juga disebut dengan managed device, yaitu : a.
Nama Nama atau
object identifier OID dengan jelas mendefinisikan sebuah managed object. Nama
– nama ini umumnya dipakai dalam dua bentuk yaitu numeric dan “human readable”.
b. Tipe dan Sintaks
Tipe data dari sebuah managed object merupakan subset dari Abstract Syntax
Notation One ASN.1 merupakan cara untuk menspesifikasikan bagaimana data direpresentasikan dan dikirimkan antara manajer dan agen. Tipe dan sintaks dari
ASN.1 bersifat independent sehingga komputer dengan sistem operasi yang berbeda dapat saling berkomunikasi.
c. Encoding
Sebuah managed object di-encoded ke sebuah string menggunakan Basic
Encoding Rules BER. BER mendefinisikan bagaimana objek di- encoded dan
di- decoded maka object tersebut ditransmisikan melalui media transport seperti
Ethernet.
2.2.20. Manajer SNMP
Manajer SNMP merupakan platform sistem manajemen atau pelaksana dari
manajemen jaringan, pada kenyataannya manajer ini merupakan komputer biasa yang ada pada jaringan yang mengoperasikan perangkat lunak untuk manajemen
jaringan. Manajer ini terdiri atas satu proses atau lebih yang berkomunikasi dengan agen
– agennya dan berfungsi untuk mengumpulkan informasi dari agen dalam jaringan. Manajer akan mengumpulkan informasi dari jaringan yang diminta oleh
Administrator saja dan bukan semua informasi yang dimiliki oleh agen. Bila seorang administrator melakukan peran pemantauan terhadap suatu jaringan, maka
manajer SNMP akan meminta kepada agen untuk menjalankan peran sebagai pemantau, dan bukan sebagai pengontrol, jadi operasi pelaporan agen kepada
manajer hanya berupa “read only running system” dan bukan “system setting”. Banyak manajer saat ini memiliki antarmuka pengguna teks dan grafis dengan
sistem pelaporan sederhana yang memungkinkan manajer jaringan memeriksa status jaringan dan mengambil tindakan tertentu bila diperlukan.
Manajer SNMP bertanggungjawab untuk melakukan pengaksesan, modifikasi atau menerima informasi dari agen
– agen yang dikelola. Sama juga halnya dengan agen, manajer SNMP dapat melakukan dua peran. Pada peran
pemantauan, manajer SNMP hanya meminta dan menerima laporan berupa informasi dari agen
– agen yang dikelola. Sedangkan pada peran pengontrolan, manajer SNMP dapat melakukan berbagai modifikasi terhadap agen
– agen yang dikelola. Manajer dan agen mungkin bisa tinggal satu atap serta dapat bekerja dalam
entitas atau kesatuan manajemen yang sama. Manajer bertanggung jawab secara khusus untuk mengatur atau menjalankan serangkaian atau sebidang tugas agen.
Platform pemantauan manaher SNMP yang baik harus menyediakan beberapa komponen dasar berikut, yaitu :
a. Polling
Polling adalah kemampuan untuk mengatur thresholds pada objek MIB SNMP dan memberikan respon dengan beberapa tipe notifikasi
ketika thresholds tersebut dilewati. Tujuan dari fungsi ini adalah
kemampuan untuk menentukan perangkat mana yang memberikan respon misalnya: perangkat mana yang sedang online dan perangkat
mana yang tidak memberikan respon, misalnya sedang rusak. b.
Monitoring Monitoring adalah kemampuan untuk secara terus menerus
mengawasi nilai SNMP sepanjang waktu, mengumpulkan contoh nilai pada interval periodik untuk melihat trend jaringan. Fungsin ini
digunakan untuk menentukan keluaran dari jaringan sepanjang waktu dengan mengawasi
bandwith. c.
Tool Set Tool Set adalah tool manajemen tradisional dari SNMP adalah MIB
browser, yang mengijinkan administrator melihat objek MIB pada kelompok perangkat tertentu. Hal ini prinsip dasar antarmuka utnuk
mengatur nilai pada SNMP agen dan secara aktual perubahan pada jaringan melalui SNMP.
d. MIB Compiler
MIB Compiler Management Information Base Compiler adalah
kemampuan menambahkan objek MIB baru yang disediakan oleh perangkat jaringan tertentu. Dalam hal ini MIB
compiler ekstensi khusus agar perangkat jaringan dari
vendor tersebut dapat diamati. SNMP memiliki kemampuan untuk melakukan
polling menannyakan kondisi pada perangkat dan mengambil informasi
– informasi manajemen dari perangkat tersebut. SNMP dapat melakukan
internal polling atau external polling. Internal Polling digunakan pada aplikasi yang berjalan sebagai sebuah daemon
yang secara periodik dijalankan pada aplikasi lokal. External polling dikerjakan
oleh NMS. OpenView NMS menyediakan implementasi luar biasa pada external
polling karena dapat menggambarkan dan menyimpan data untuk mengingatkan administrator jaringan jika terjadi sesuatu yang salah pada jaringan.
Proses Polling membutuhkan alokasi bandwith yang tidak sedikit terlebih
jika pada suatu jaringan terdapat ratusan atau ribuan perangkat yang akan di- polling
. karena itu diperlukan internal polling untuk menangani perangkat lokal. Internal
polling berjalan dengan agen internal atau built-in pada perangkat yang dimanajemen. Selama
polling tersebut merupakan bagian dalam internal perangkat, maka tidak dibutuhkan trafik antara agen dan NMS. Namun untuk hak teknikal dan
keamanan pada jaringan tidak mungkin dapat dilakukan polling sebuah perangkat
secara internal. Untuk itu diperlukan external polling untuk mengkoleksi informasi
dari setiap perangkat lokal, external polling dapat melibatkan satu atau lebih NMS
atau banyak mesin.
2.2.21. Management Information Base MIB
MIB adalah sekumpulan informasi yang teratur tentang keberadaan seluruh peralatan jaringan. Semua informasi yang diakses atau dimodifikasi melalui agen
sama dengan MIB. Informasi – informasi tersebut akan diambil oleh agen dan
diberikan kepada manajer SNMP berdasarkan permintaan. Tidak semua informasi yang ada pada MIB diberikan oleh agen, akan tetapi berdasarkan tindakan yang
dilakukan oleh manajer SNMP. MIB terdiri dari informasi sekumpulan objek –
objek yang diatur managed object dan memiliki pengidentifikasian yang unik
yang disebut dengan MIB Object identify.
Untuk setiap objek MIB akan muncul definisi MIB yang menentukan objek secara terstruktur. Struktur MIB bersifat hierarki dan memiliki aturan sedemikian
rupa sehingga informasi atau variabel setiap objek dapat dikelola dengan mudah. Untuk memudahkan proses pengelolaan informasi, objek
– objek ini dikelompokkan menjadi sepuluh kelompok. Kesepuluh kelompok tersebut
dimaksudkan untuk menyediakan basis tentang apa yang harus dimengerti oleh stasiun manajemen manajer atau
platform antarmuka aplikasi manajemen. Kelompok baru dan objek baru akan secara pasti ditambah di masa depan.
Dan vendor mempunyai kebebasan untuk menentukan objek
– objek tambahan bagi
produknya. Pada awalnya MIB hanya berisikan objek – objek dari sekelompok
sistem. Pada kelompok sistem, agen akan menginformasikan kepada manajer SNMP dengan
platform antar muka tertentu, utnuk mengizinkan administrator untuk mengetaui alamat IP
address, nama peralatan baik hardware maupun software yang dikandung, nama penanggungjawab, lokasi dan tugas
– tugas yang perlu dikerjakan, dan memeriksa kesalahan sehingga dapat diperbaiki secepat
mungkin dengan waktu yang relatif singkat.
2.2.22. Manajer dan Agen
Dalam SNMP, Manajer dan agen merupakan perangkat yang mengelola informasi yang diberikan oleh
managed device. Manajer merupakan sebuah server yang berjalan dengan berbagai jenis
software yang dapat melakukan tugas – tugas
manajemen pada suatu jaringan. Manajer sering disebut sebagai Network
Management Station NMS. Sebuah NMS bertanggung jawab untuk polling dan menerima
traps dari agen pada jaringan. Sebuah polling, dalam konteks manajemen jaringan adalah tindakan menanyakan keadaan
querying pada agen untuk beberapa informasi dari
managed device seperti router, switch, Unix server, dan lainnya. Informasi ini dapat berguna untuk menentukan apakah terjadi
permasalahan pada jaringan. Trap merupakan cara agen memberitahukan NMS jika
sesuatu terjadi. Trap dikirimkan secara asinkron, dan bukan merupakan tanggapan
query yang dikirimkan oleh NMS. NMS akan bertanggung jawab untuk melakukan tindakan berdasarkan informasi yang diterima dari agen. Sebagai contoj ketika
kinerja perangkat TI ke internet berkurang, maka router dapat mengirim trap ke
NMS. Kemudian NMS melakukan tindakan untuk memberitahukan apa yang terjadi kepada administrator jaringan.
Agen merupakan software yang dapat berjalan pada perangkat jaringan
yang dimanajemen. Agar menyediakan informasi untuk NMS dengan mengawasi beragam aspek operasional perangkat. Sebagai contoh, agen pada router mampu
mengawasi keadaan dari setiap interface perangkat antar muka, yang mana yang
aktif dan yang mana yang tidak aktif. NMS dapat menanyakan status dari setiap interface dan melakukan sesuatu ketika ada dari perangkat
– perangkat tersebut
yang padam. Ketika agen memutuskan telah terjadi sesuatu yang buruk, agen mengirimkan
trap kepada NMS. Beberapa perangkat akan mengirimkan trap yang berbunyi “all clear” sebagai respon ketika telah terjadi perubahan dari bad state ke
good state. Hal ini sangat berguna dalam menentukan apakah permasalahan telah teratasi.
2.2.23. Bandwith
Bandwidth adalah kecepatan maksimum yang dapat digunakan untuk melakukan transmisi data antar komputer pada jaringan IP atau Internet. Dalam
perancangan VoIP, bandwidth merupakan suatu yang harus diperhitungkan agar
dapat memenuhi kebutuhan user yang dapat digunakan menjadi parameter untuk
menghitung jumlah peralatan yang dibutuhkan dalam suatu jaringan. Perhitungan ini juga sangat diperlukan dalam efisiensi jaringan dan biaya serta sebagai acuan
pemenuhan kebutuhan untuk pengembangan di masa mendatang. Packet loss
kehilangan paket data pada proses transmisi dan desequencing merupakan
masalah yang berhubungan dengan kebutuhan bandwidth, namun lebih dipengaruhi
oleh stabilitas rute yang dilewati data pada jaringan, metode antrian yang efisien, pengaturan pada
router, dan penggunaan kontrol terhadap kongesti kelebihan beban data pada jaringan.
Packet loss terjadi ketika terdapat penumpukan data pada jalur yang dilewati dan menyebabkan terjadinya
overflow buffer pada router. Terdapat dua jenis
bandwidth yaitu : a.
Digital Bandwidth, adalah jumlah atau volume data yang dapat dikirimkan melalui sebuah saluran komunikasi dalam satuan bits
persecond tanpa distorsi. b.
Analog Bandwidth, adalah perbedaan antara frekuensi terendah dengan frekuensi tertinggi dalam sebuah rentang frekuensi yang
diukur dalam satuan Hertz Hz atau siklus per detik, yang menentukan berapa banyak informasi yang bisa ditransimisikan
dalam satu saat.
2.2.24. Management Bandwidth
Manajemen bandwidth adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk management dan mengoptimalkan berbagai jenis jaringan dengan menerapkan
layanan Quality Of Service QoS untuk menetapkan tipetipe lalu lintas jaringan. Maksud dari manajemen bandwidth adalah bagaimana menerapkan
pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan menggunakan sebuah PC Router. Manajemen bandwidth memberikan kemampuan untuk mengatur bandwidth
jaringan dan memberikan level layanan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas sesuai dengan permintaan pelanggan.
2.2.25. Quality of Service QOS
Quality of Service QoS adalah kemampuan untuk menggambarkan suatu tingkatan pencapaian didalam suatu sistem komunikasi data. QoS biasanya
digunakan untuk mengukur sekumpulan attribut performansi yang telah di spesifikasikan dan biasanya diasosiasikan dengan suatu servis. Pada jaringan
berbasis IP, IP QoS mengacu pada performansi dari paket-paket IP yang lewat melalui satu atau lebih jaringan.
QoS didesain untuk membantu pemakai menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa dia mendapatkan performansi yang handal dari aplikasi-aplikasi
berbasis jaringan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang
lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda. QoS merupakan suatu tantangan yang cukup besar dalam jaringan berbasis IP dan
internet secara keseluruhan. Tujuan dari QoS adalah untuk memuaskan kebutuhan - kebutuhan layanan yang berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang sama.
QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan jaringan yang disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
2.2.26. Terminologi QOS
Terminologi Qos diklasifikasikan ke dalam 3 area, antara lain layanan service, jaringan network, dan manjemen management.
1. QoS yang berhubungan dengan kualitas layanan service terdiri dari kecepatan
pemrosesan speed, tingkat ketepatan accuracy, tingkat kepastian atau jaminan dependability, ketersediaan availability, keandalan reliability,
kemudahan simplicity dan sebagainya. 2.
QoS yang berhubungan dengan jaringan network terdiri dari network accessibility, connection accessibility, connection error probability, connection
failure probability, misrouting probability bit error ratio, transmission performance dan sebagainya.
3. QoS yang berhubungan dengan manajemen management terdiri dari resource
management, class of service, customer relationship management, benchmark, service level agreement, time between interruptions, interruption duration,
mean time between interruption, mean time to restoration, fault coverage, repair coverage, maintenance, disaster recovery, complaint, directory service dan
sebagainya.
2.2.27. PC Desktop
PC desktop adalah komputer personal yang digunakan untuk menjalankan
aplikasi desktop grafis dalam keperluan sehari-hari. Aplikasi yang dijalankan
umumnya merupakan aplikasi yang membutuhkan kualitas grafis yang cukup tinggi. PC
desktop memiliki perangkat keras yang lebih lengkap bila dibandingkan dengan laptop ataupun tablet PC. PC
desktop memiliki ruangan yang jauh lebih luas untuk dilengkapi dengan drive-drive seperti CD-rom CD-
rewriter. Namun, PC dekstop memiliki kekurangan, yaitu tidak bersifat portabel sehingga kurang praktis
untuk dibawa bepergian. PC
desktop membutuhkan system operasi grafis karena aplikasi yang dijalankan umumnya menuntut antarmuka grafis. Aplikasi Internet saat ini pun
umumnya membutuhkan antarmuka grafis yang cukup tinggi. Selain itu, PC desktop saat ini juga dituntut untuk mampu menjalankan aplikasi multimedia
sehingga memberikan kenyamanan yang optimal dalam penggunaannya. PC
desktop umumnya dilengkapi dengan harddisk tersendiri dimana sistem operasi dan data tersimpan. Namun, ada juga PC
desktop yang tidak membutuhkan
hardisk atau sering disebut dengan jaringan diskless workstation. Diskless
workstation membutukan jaringan dengan sistem operasi Unix atau Windows NT.
2.2.28. Network Interface Card NIC
Network Inteface Card NIC atau LAN Card adalah sebuah kartu yang terpasang pada sebuah komputer sehingga komputer tersebut mampu terkoneksi
pada jaringan. NIC menyediakan antarmuka ke media. NIC bisa menggunakan transceiver eksternal atau melalui transceiver internal terintegrasi yang dipasang
pada Network Interface Card PCB. NIC biasanya juga dilengkapi protokol control
firmware dan Ethernet Controller yang dibutuhkan untuk mendukung protokol data-link Medium Access Control MAC yang digunakan Ethernet. Setiap NIC
mendapatkan Ethernet source address dari perusahaan pembuat NIC biasanya
disimpan di ROM pada NIC . Address tersebut bersifat unik secara global. Ada
sekitar 16 blok atau 8 juta address yang disediakan oleh perusahaan pembuat NIC
berdasarkan struktur addressing flat. Hal ini untuk memastikan bahwa tidak ada
dua Ethernet Network Interface NIC yang akan mempunyai source Address yang
sama. Pada komputer personal dan
workstation dalam suatu Local Area Network LAN biasanya terpasang
Network Interface Card yang di desain khusus untuk transmisi data pada LAN. Teknologi pada LAN card yang umumnya digunakan
adalah Ethernet atau Token Ring. Kebanyakan LAN card yang ada dipasaran
menggunakan teknologi Ethernet sehingga banyak orang yang menyebut Network
Inteface Card NIC sebagai Ethernet Card. Teknologi Ethernet dikembangkan oleh ternama Xerox.
Standard IEEE 802.3 menentukan Ethernet berdasarkan fisik dan lapisan data link pada model OSI. Sebagian besar
system Ethernet menggunakan : a.
Carrier-sense multiple-access with collision detection CSMACD untuk mengontrol akses ke media jaringan.
b. Broadcast base band
c. Metode pemaketan data menjadi paket data yang disebut frame.
d. Kecepatan transmisinya 10Mbps, 100Mbps dan 1Gbps.
Tipe – tipe Ethernet :
a. 10Base5, tipe kartu Ethernet menggunakan kabel koaksial dengan
diameter 0,5 inci dan berwarna kuning. Topologi yang digunakan menggunakan Topologi
Bus. Jangkauan jarak maksimum 500 meter. Apabila ditambahkan
repeater penguat akan dapat mencapai jarak ±2,5 km. Kecepatan transmisi data 10 Mbps.
b. 10Base2, tipe kartu Ethernet menggunakan kabel koaksial dengan
diameter 5 mm. Topologi yang digunakan berbentuk bus. Jangkauan
jarak maksimum 185 m dan kecepatan transmisi data 10 Mbps. c.
10BaseT, tipe kartu Ethernet menggunakan kabel twisted pair. Topologi yang digunakan adalah
Star. Jangkauan jarak maksimum 100 m dan kecepatan transmisi data 100 Mbps.
d. 10BaseF, tipe Ethernet yang menggunakan kabel serat optik fiber
optic. Topologi yang digunakan adalah star. Jangkauan jarak sampai dengan 2000 m. Untuk transmisi
output dan input menggunakan kabel yang berbeda. Kecepatan transmisi data
mencapai 100 Mbps. e.
100BaseT series, tipe Ethernet menggunakan kabel twisted pair. Tipe ini memiliki beragam metode akses. Kecepatan transmisi data
mencapai 20-200 Mbps.
2.2.29. Hub
Hub adalah alat yang berfungsi sebagai tempat untuk menerima data dan meneruskannya menuju tempat yang lain. Hub terdiri dari port-port RJ-45
female sehingga kabel-kabel
twisted pair yang sudah terpasang konektor RJ-45 pada ujung-ujungnya dapat dengan mudah ditancapkan pada
hub. Hub digunakan pada topologi
star dan dapat diparalel hingga maksimum tiga buah hub. Hub dipasaran beredar dengan jumlah 5
port, 10 port, 12 port, 16 port, 24 port, 32 port dan yang terbesar 64
port. Untuk jaringan yang menggunakan hub yang diparallel lebih dari tiga buah, diperlukan sebuah
router untuk menghubungkan hub yang keempat.
2.2.30. Switch
Switch atau switch hub pada dasarnya adalah hub juga. Switch memiliki kemampuan untuk mentransfer data hanya pada
port yang dituju saja, berbeda dengan
hub yang mem-broadcast data yang datang ke semua port yang dimiliki termasuk
port tempat data tersebut berasal. Perbedaan ini membuat switch lebih cepat dalam mentransferkan data walaupun memiliki kecepatan yang sama dengan
hub. Dengan sistem teknologi Ethernet dalam sebuah LAN, switch akan membedakan alamat komputer tempat data tersebut berasal dan alamat komputer
MAC Address atau Media Access Control Address tempat data tersebut dituju.
Pada jaringan yang luas atau Internet, switch akan membedakan IP asal dan
IP tujuan ke data tersebut. Pada suatu LAN yang menggunakan model OSI,
switch melakukan fungsi komunikasi layer 2 atau data-link layer. Namun, pada jaringan luas atau Internet,
switch membutuhkan sebuah router untuk dapat meneruskan paket datanya. Beberapa s
witch model terbaru mampu melakukan komunikasi layer 3 atau melakukan fungsi
routing sehingga disebut IP switch. Kehadiran switch menggeser keberadaan hub sehingga di pasaran saat ini lebih banyak ditemui
switch karena dengan selisih harga yang sedikit, menawarkan kinerja yang lebih baik
dibandingkan hub.
2.2.31. Router
Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses
yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 Lapisan
jaringan seperti Internet Protokol dari stack protokol tujuh-lapis OSI. Router
berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya.
Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network
LAN. Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari
router dan switch adalah switch merupakan suatu jalanan, dan
router merupakan penghubung antar jalan. Masing-
masing rumah berada pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama,
switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat IP sendiri pada sebuah LAN.
Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCPIP, dan
router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Selain IP Router, ada lagi AppleTalk
Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki banyak
router IP. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah
jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan Internet-work, atau untuk membagi
sebuah jaringan besar ke dalam beberapa sub- network untuk meningkatkan kinerja
dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk
mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari
Ethernet ke Token Ring. Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN Local Area
Network ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line atau DSL Digital Subscriber Line. Router yang digunakan untuk
menghubungkan LAN Local Area Network ke sebuah koneksi leased line seperti
T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang
digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL Digital
Subscriber Line disebut juga dengan DSL Digital Subscriber Line router. Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi
firewall untuk melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut, meski
beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket
disebut juga dengan packet filtering router. Router umumnya memblokir lalu lintas
data yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat mencegah adanya
broadcaststorm yang mampu memperlambat kinerja jaringan.
2.2.32. Bridge
Pengertian dari sebuah bridge adalah bekerja pada data link layer pada OSI.
Bridge adalah alat yang digunakan pada suatu jaringan yang berfungsi untuk memisahkan sebuah jaringan yang luas menjadi segment yang lebih kecil. Bridge
membaca alamat MAC media access control dari setiap paket data yang diterima
yang kemudian akan mempelajari bridging table untuk memutuskan apa yang akan
dikerjakan bridge selanjutnya pada paket data tersebut, apakah diteruskan atau
diabaikan. jika switch menpunyai domain collision sendiri-sendiri di setiap portnya,
begitu juga dengan bridge memiliki domain collision tetapi ia juga dapat
membaginya dari sebuah domain collision yang besar menjadi yang lebih kecil, dan
bridge hanya akan melewatkan paket data antar segment - segment jika hanya segment itu sangat diperlukan terdapat tiga jenis bridge jaringan yang umum
dijumpai : a.
Bridge lokal : sebuah bridge yang dapat menghubungkan segmen – segmen jaringan lokal.
b. Bridge remote : dapat digunakan untuk membuat sebuah sumbangan
link antara LAN Local Area Network untuk membuat sebuah
Wide Area Network. c.
Bridge Nirkabel : sebuah bridge yang dapat menggabungkan jaringan LAN
Local Area Network berkabel dan jaringan LAN nirkabel.
2.2.33. Repeater
Repeater adalah sebuah device yang meregenerasimenghasilkan kembali sinyal yang ditransmisikan pada kabel.
Repeater mengijinkan sinyal untuk mengalir diluar batas keterbatasan panjang kabel. Sebuah repeater tidak melakukan translasi
atau filterisasi paket. Repeater mempunyai beberapa karakteristik antara lain :
a. Digunakan untuk meregenerasi sinyal baseband yang ada
b. Digunakan terutama pada topologi bus koaksial linear segmen
yang dihubungkan oleh sebuah repeater. c.
Harus menggunakan metode media access control MAC yang sama misalnya, sebuah repeater tidak bisa melewatkan
traffic antara
Ethernet dan token ring Repeater bisa melewatkan traffic antara beberapa media yang berbeda misalnya, c
oax ke fiber optic.
d. Jika Interface yang sesuai tersedia repeater tidak melakukan
akselerasi atau mengubah sinyal, ia hanya meregenerasinya saja. e.
Repeater tidak melalukan filter packet atau batasan kongestikemacetan.
f. Repeater akan melewatkan paket broadcast.
g. Repeater beroperasi di physical layer pada model OSI fungsi dasar
dari repeater regenerasi sinyal bisa dilakukan oleh device-device
penghubung misalnya hub atau bridge.
Karena repeater tidak melakukan apa-apa terhadap filterisasi atau pembatasan traffic, ia seharusnya dilihat terutama sebagai penghubung workstasion yang jauh, tidak
sebagai penambah workstasion tambahan. Dengan kata lain, repeater seharusnya
digunakan untuk menambahkan jarak dari network, bukan kepadatannya.
2.2.34. Access Point
Digunakan untuk melakukan pengaturan lalu lintas jaringan dari mobile
radio ke jaringan kabel atau dari backbone jaringan wireless clientserver.Biasanya berbentuk kotak kecil dengan 1 atau 2 antena kecil. Peralatan ini merupakan
radio based, berupa receiver dan transmiter yang akan terkoneksi dengan LAN Local
Area Network kabel atau broadband Ethernet. Saat ini beredar di pasaran adalah
access point yang telah dilengkapi dengan router di dalamnya yang biasa disebut wireless router.
2.2.35. Modem
Modem berasal dari singkatan Modulator Demodulator. Modulator
merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi kedalam sinyal pembawa carrier dan siap untuk dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang
memisahkan sinyal informasi yang berisi data atau pesan dari sinyal pembawa yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem
merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua arah. Setiap perangkat komunikasi jarak jauh dua-arah umumnya menggunakan
bagian yang disebut modem, seperti VSAT, Microwave Radio, dan lain
sebagainya, namun umumnya istilah modem lebih dikenal sebagai Perangkat keras
yang sering digunakan untuk komunikasi pada komputer. Data dari komputer yang berbentuk sinyal digital diberikan kepada modem untuk diubah menjadi sinyal
analog. Sinyal analog tersebut dapat dikirimkan melalui beberapa media telekomunikasi seperti telepon dan radio. Setibanya di modem tujuan, sinyal analog
tersebut diubah menjadi sinyal digital kembali dan dikirimkan kepada komputer. Terdapat dua jenis modem secara fisiknya, yaitu modem eksternal dan modem
internal. Terdapat beberapa jenis modem yaitu : a.
Modem analog yaitu modem yang mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital.
b. Modem ADSL Asymetric Digital Subscribe Line yaitu modem
yang memungkinkan berselancar Internet dan menggunakan telepon analog secara berbarengan. Caranya sangat mudah, untuk ADSL
diberikan sebuah alat yang disebut sebagai Splitter atau pembagi
line. Posisi Splitter ditempatkan di depan ketika line telepon masuk. Artinya anda tidak boleh mencabangkan
line modem untuk ADSL dengan suara secara langsung. Alat
Splitter berguna untuk menghilangkan gangguan ketika anda sedang menggunakan ADSL
modem. Dengan Splitter keduanya dapat berjalan bersamaan,
sehingga pengguna dapat menjawab dan menelpon seseorang dengan telepon biasa. Di sisi lain, pengguna tetap dapat terkoneksi
dengan Internet melalui ADSL modem. c.
Modem kabel yaitu modem yang menerima data langsung dari penyedia layanan lewat TV Kabel.
d. Modem CDMA yaitu modem dial up wireless yang bekerja pada
teknologi CDMA Code Division Multiple Access
2.2.36. Media Transmisi
Media transmisi adalah media yang dapat digunakan untuk mengirimkan informasi dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam jaringan, semua media yang
dapat menyalurkan gelombang listrik atau elektromagnetik atau cahaya dapat dipakal sebagai media pengirim, baik untuk pengiriman dan penerimaan
data.Pilihan media transmisi pengirim untuk keperluan komunikasi data tergantung pada beberapa faktor, seperti harga, Performance jaringan yang
dikehendaki, ada atau ada tidaknya medium tersebut. Beberapa jenis media transmisi akan dibahas pada
point selanjutnya.
2.2.37. Copper Media
Copper media merupakan semua media transmisi data yang terbuat dari bahan tembaga. Orang biasanya menyebut dengan nama kabel. Data yang dikirim
melalui kabel, bentuknya adalah sinyal listrik tegangan atau arus digital. Jenis
– Jenis kabel yang dipakai sebagai transmisi data pada jaringan : a.
Koaksial b.
STP c.
UTP 2.2.38.
Kabel Koaksial
Kabel ini sering digunakan sebagai kabel antena TV. Disebut juga sebagai kabel BNC
Bayonet Naur Connector. Kabel ini merupakan kabel yang paling banyak digunakan pada LAN
Local Area Network, karena memiliki perlindungan terhadap derau yang lebih tinggi, murah, dan mampu mengirimkan data dengan
kecepatan standar . Ada 2 jenis yaitu RG-58 10Base2 dan RG-8 10Base5 . Ada 3 jenis konektor pada kabel Coaxial, yaitu T konektor, I konektor
socket dan BNC konektor.Keuntungan menggunakan kabel koaksial adalah lebih murah dari pada
kabel fiber optic dan jarak jangkauannya cukup jauh dari kabel jenis UTPSTP yang menggunakan
repeater sebagai penguatnya. Kekurangannya adalah sulit pada saat instalasi, baik installasi konektor maupun kabel. Untuk saat ini kabel koaksial sudah
tidak direkomendasikan lagi intuk instalasi jaringan.
2.2.39. Twisted Pair
Twisted pair terdiri dari 2 jenis : a.
Unshielded Twisted Pair UTP b.
Shielded Twisted Pair STP
Kabel ini terdiri dari 4 pasang kabel yang dipilin twisted pair, instalasinya
mudah, harganya relatif murah dan cukup handal. a.
Shielded Twisted Pair
Keuntungan menggunakan kabel STP adalah lebih tahan terhadap interferensi gelombang elektromagnetik baik dari dari dalam maupun
dari luar. Kekurangannya adalah mahal, sulit pada saat instalasi terutama masalah
grounding, dan jarak jangkauannya hanya 100m.
b. Unshielded Twisted Pair
Keuntungan menggunakan kabel UTP adalah murah dan mudah diinstalasi. Kekurangannya adalah rentan terhadap interferensi
gelombang elektromagnetik, dan jarak jangkauannya hanya 100m. Ada beberapa kategori untuk kabel
Twisted Pair, yaitu : Kategori 1 Cat-1, Umumnya menggunakan konduktor
padat standar AWG sebanyak 22 atau 24 pin dengan range impedansi yang lebar. Digunakan pada koneksi telepon dan
tidak direkomendasikan untuk transmisi data. Kategori 2 Cat-2, Range impedansi yang lebar, sering
digunakan pada sistem PBX dan sistem alarm. Transmisi data ISDN menggunakan kabel kategori 2, dengan
bandwidth maksimum 1 MBps. Kategori 3 Cat-3, Sering disebut kabel voice grade,
menggunakan konduktor padat sebanyak 22 atau 24 pin dengan impedansi 100 Ω dan berfungsi hingga 16 MBps.
Dapat digunakan untuk jaringan 10BaseT dan Token Ring
dengan bandwidth 4 Mbps.
Kategori 4 Cat-4, Seperti kategori 3 dengan bandwidth 20 MBps, diterapkan pada jaringan
Token Ring dengan bandwidth 16 Mbps.
Kategori 5 Cat-5, Merupakan kabel Twisted Pair terbaik data grade dengan bandwidth 100 Mbps dan jangkauan
transmisi maksimum 100m.
2.2.39.1. Wireless Network
Saat ini sudah banyak digunakan jaringan tanpa kabel wireless network,
transmisi data menggunakan sinar infra merah atau gelombang mikro untuk menghantarkan data. Walaupun kedengarannya praktis, namun kendala yang
dihadapi disini adalah masalah jarak, bandwidth, dan mahalnya biaya. Namun demikian untuk kebutuhan LAN
Local Area Network di dalam gedung, saat ini sudah dikembangkan teknologi wireless untuk
Active Hub Wireless Access Point dan
Wireless LAN Card, sehingga bisa mengurangi kompleksitas kabel transmisi data pada jaringan komputer.
Wireless Access Point juga bisa digabungkan up- link dengan Active Hub dari jaringan yang sudah ada.
Media transmisi wireless menggunakan gelombang radio frekuensi tinggi.
Biasanya gelombang elektromagnetik dengan frekuensi 2.4 Ghz dan 5 Ghz. Data- data digital yang dikirim melalui
wireless ini akan dimodulasikan ke dalam gelombang elektromagnetik ini.
61
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini Penulis akan menjelaskan secara detail dan terperinci mengenai analisis implementasi
Multi Router Traffic Grapher MRTG dengan metode Queue Tree di dinas PPPPTK IPA Bandung dengan menerapkan model
pengembangan sistem Network Development Life Cycle NDLC. Adapun langkah
– langkah yang akan dilakukan dalam model pengembangan sistem Network Development Life Cycle NDLC adalah tahap Analysis, Design, Simulation,
Prototyping, Implementation, Monitoring, dan Management.
3.1. Analysis
Pada tahap ini Penulis akan melakukan aktifitas analisis diantaranya berupa analisis masalah, analisis
user¸analisis kebutuhan teknologi yang digunakan hardware dan software, analisa topologi jaringan. Kegiatan tersebut Penulis
lakukan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan studi pustaka.
3.1.1. Analisis Masalah
Berdasarkan dari hasil pengamatan lapangan dengan cara observasi, wawancara, dan kuesioner yang Penulis lakukan dengan Administrator jaringan dan
client pada Jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung data terlampir, bahwa permasalahan yang ada adalah pembagian
bandwith yang tidak sesuai dengan kebutuhan setiap pegawai dinas PPPPTK IPA Bandung sehingga menyebabkan
tidak maksimalnya pemenuhan jobdesk pegawai dinas PPPPTK IPA Bandung.
Terdapat beberapa ruangan dan pegawai dinas PPPPTK IPA Bandung yang memerlukan koneksi internet namun tidak terpenuhi kebutuhannya karena
keterbatasan besar bandwith yang diperoleh. Berdasarkan data dari Kuesioner, hal
tersebut menjadi permasalahan utama saat pegawai dinas PPPPTK IPA Bandung melakukan aktifitas yang memerlukan koneksi internet yang baik, namun tidak
terpenuhi karena tidak adanya sistem yang mampu melakukan manajemen bandwith yang optimal. Selain itu Administrator jaringan pun tidak dapat
melakukan analisis bandwith di jaringan lokal dinas PPPPTK IPA Bandung
karena tidak ada sistem yang dapat melakukan monitoring traffic bandwith.
Monitoring dilakukan dengan tujuan agar Administrator dapat mengetahui konsumsi
bandwith dari setiap pegawai dinas PPPPTK IPA Bandung dengan menyesuaikan
jobdesk masing – masing bagian.
3.1.2. Analisis User
Pada bagian Analisis User, Penulis melakukan analisis terhadap pegawai
dinas yang memanfaatkan jaringan internet di dinas PPPPTK IPA Bandung. Adapun daftar
user yang memanfaatkan jaringan internet di PPPPTK IPA Bandung adalah :
Tabel 3-1. Manajemen
No Nama
Pangkat-Gol-Jabatan
1 Dr. Sediono, M.Si. NIP
195909021983031002 Pembina Utama Muda-IVc
Kepala 2
Dr. I Made Alit Mariana NIP 196001241985031001
Pembina Tk I-IVb Kabid Program Informasi
3 Drs. Dedi Herawadi, M.Si.
196001061985031003 Pembina-IVa Kepala Bagian
Umum 4
Drs. Iwan Heryawan, M.Si. NIP. 196006091986031001
Pembina-IVa Kabid Fasilitasi Peningkatan Kompetensi
5 Mardi Wibowo, SS, MAP NIP
197103282002121002 Penata-IIIc Kasi Evaluasi
6 Drs. Wita Sutrisno, M.Pd. NIP
196106011989031003 Pembina-IVa Kasi Data
Informasi 7
Dian Indriany, M.Si. NIP 197501292000032002
Penata-IIIc Kasi Penyelenggaraan
8 Drs. Aang Gumilar, MM NIP
196002211981031002 Penata Tk I-IIId Kasubbag
Tatalaksana Kepegawaian 9
Drs. Bambang Hermawan, M.Si. 196003231981031003
Penata Tk I-IIId Kasubbag TU RT
10 Anggraeni Kusumadewi, S.Si.,
MT NIP 197504292001122001 Penata-IIIc Kasi Program
11 Trimukti Zahrowani, SE
197509042002122001 Penata-IIIc Pemb. Kasubbag
Keuangan
Tabel 3-2. Widyaiswara dan Pustakawan No
Nama Pangkat-Gol-Jabatan
1 Achmad Sjaichu, S. Pd. NIP
196711081991031002 Pembina-IVa Widyaiswara Madya
2 Any Suhaeny, S.Si., M.Si. NIP
197607172001122001 Penata-IIIc Widyaiswara Muda
3 Drs. Arief Sidharta, M.Pd. NIP
195602101983031003 Pembina Tk I-IVb Widyaiswara
Madya 4
Drs. Basor Suhada, M.Ed. NIP 196110271984121001
Pembina Tk. I -IVb Widyaiswara Madya
5 Chaerun Anwar, S.Pd, M.Pd. NIP
196706091992011002 Pembina-IVa Widyaiswara Madya
6 Drs. Dadan Muslih, MT NIP
196004241989031003 Pembina-IVa Widyaiswara Madya
7 Dra. Elly Herliani, M.Phil. M.Si.
NIP 195912121989032002 Pembina-IVa Widyaiswara Madya
8 Dra. Eneng Susilawati, M.Sc. NIP
196704021991112001 Pembina-IVa Widyaiswara Madya
9 Erly Tjahja Widjajanto T, S.Pd.
NIP 196109051986031001 Pembina-IVa Widyaiswara Madya
10 Dra. Etty Jaskarti, M.Pd. NIP
195204011976032001 Pembina Tk I-IVb Widyaiswara
Madya 11
Dra. Indrawati, M.Pd. NIP 196112021986032001
Pembina Utama Muda - IVc Widyaiswara Madya
12 Jajat Hidajat Natapraja, S.Pd,
M.M.Pd. NIP 195207151981031004
Penata Tk I-IIId Widyaiswara Muda
13 Drs. Kandi, MA NIP
196501051989031009 Pembina-IVa Widyaiswara Madya
14 Dra. Kusniangsih, M.Si. NIP
195601181990032001 Pembina-IVa Widyaiswara Madya
15 Dra. Lenny Herliawatie Junus,
M.Si. NIP 195406011989032001 Pembina-IVa Widyaiswara Madya
16 Dra. Lidiya Br. Sinulingga, M.Si.
NIP 195907161990032001 Pembina-IVa Widyaiswara Madya
17 Maman Wijaya, M.Pd. NIP
196607061990011004 Pembina-IVa Widyaiswara Madya
18 Drs. Mamat Supriatna, M.Pd.
NIP 196305121989031020 Pembina Tk I-IVb Widyaiswara
Madya 19
Drs. Moh. Syarif, M.Si. NIP 196512191993031003
Pembina-IVa Widyaiswara Madya
20 Dr. Muhamad Yani, M.Sc.Ed.
NIP 196603261991031001 Pembina-IVa Widyaiswara Madya
21 Dr. Poppy Kamalia Devi, M.Pd.
NIP 195903191981012001 Pembina-IVa Widyaiswara Madya
22 Dra. Rella Turella, M.Pd. NIP
196102221986032002 Pembina-IVa Widyaiswara Madya
23 Dra. Shrie Laksmi Saraswati,
M.Pd. NIP 195605161981012002 Pembina Tk I-IVb Widyaiswara
Madya 24
Dra. Tati Setiawati, M.MPd. NIP 195803031983032006
Pembina Tk I-IVb Widyaiswara Madya
26 Drs. Yamin Winduono, M.Pd.
NIP 195601031985031001 Pembina-IVa Widyaiswara Madya
27 Dr. Yeni Hendriani NIP
196402201989032001 Pembina Utama Muda-IVc
Widyaiswara Madya 28
Suharto, S. Pd., MT NIP 197308162001121004
Penata-IIIc Widyaiswara Muda
29 Soni Sukendar, S.Pd., M.Si., MT
NIP 197509292001121004 Penata-IIIc Widyaiswara Muda
30 Asep Agus Sulaeman, S.Si., MT
NIP 197408102005011003 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara
Muda 31
Nandang Ramdan, SE NIP 196003131983011001
Penata Muda Tk I-IIIb Pustakawan Muda
32 Drs. Idam Siddiq NIP
195704031985031003 Penata Tk I-IIId Pustakawan Muda
33 Dra. N. Hunaenah, MM NIP
195811241985112001 Pembina-IVa Widyaiswara muda
Tabel 3-3. Widyaiswara Baru Nama
Pangkat-Gol-Jabatan
1 Abdul Kodir, M.Pd. NIP
197105122002121003 Penata-IIIc Widyaiswara Muda
2 Apep Nurjaman, S.Kom., M.Pd. NIP
197304162002121002 Penata-IIIc Widyaiswara Muda
3 Arief Husein Maulani, M.Si. NIP
198010282005011003 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara
Muda 4
Dewi Vestari, S.Si., M.Pd. NIP 197209192005012001
Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda
5 Eddy Susianto, S.Pd. NIP
197802162006041001 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara
Pertama 6
Eka Danti Agustiani, M. Si. 197408142005012002
Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda
7 Irman Yusron, S.Sos. NIP
197110132001121002 Penata-IIIc Widyaiswara Muda
8 Lili Indarti, M.Hum.
197703012002122002 Penata-IIIc Widyaiswara Muda
9 Luluk Ayunning Dyah P, M.Si. NIP
197904032006042001 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara
Pertama 10
Moch. Erwin Maulana, S.Si. NIP 197105092006041001
Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Pertama
11 Nina Soesanti, S.Si., M.Pd. NIP
197402282006042001 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara
Muda 12
Noeraida, S.Si NIP 197811112008012013
Penata Muda-IIIa Widyaiswara Muda
13 Raskadi, S.Si. NIP
197708022005011002 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara
Pertama 14
Reza Setiawan, S.Si, MT 198303302008011004
Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Pertama
15 Rini Nuraeni, M.Si. NIP
198111062005012001 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara
Muda 16
Savina Melia, M.Si. NIP 197705092001122003
Penata-IIIc Widyaiswara Muda
17 Siti Amanah, S.Si., MT NIP
197503142006042002 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara
Muda 18
ST. Nurjaningsih, S.Si., MT 132312374
Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda
19 Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.
NIP 197511212005012003 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara
Muda 20
Tina Agustina, M.Si. NIP 197708152001122001
Penata-IIIc Widyaiswara Muda
21 Wandy Praginda, S.Pd., M.Si. NIP
198101312006041005 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara
Muda
22 Yanni Puspitaningsih, M.Si. NIP
197410072005012001 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara
Muda 23
Yayu Sri Rahayu, S.Si., MP.Kim. NIP 197509102005012001
Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara Muda
24 Yoki Ariyana, MT NIP
197804052002121001 Penata-IIIc Widyaiswara Muda
25 Zaenal Arifin, M.Si. NIP
198202082005011002 Penata Muda Tk I-IIIb Widyaiswara
Muda
Tabel 3-4. Seksi Data dan Informasi Nama
Pangkat-Gol-Jabatan
1 Adriana Kusumawardani, ST, MM
NIP 197108232000032001 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi
Data Informasi 2
Agus Maulani, S.Sn. NIP 197708122008011011
Pengatur-IIc Pelaksana pd Seksi Data Informasi
4 Atik Rahmawati, M.Hum NIP
197301092002122002 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi
Data Informasi 5
Dani Suhadi, S.Sos. NIP 197007112002121001
Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi
6 Dindin Khairudin, A. Md. NIP
197512262002121001 Penata Muda-IIIa Pemb. Pimpinan pd
Seksi Data Informasi 7
Erni Restiani, S.Pd. NIP 197610222001122001
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi
8 Henri Simanjuntak, Drs. M.Pd.
NIP 196506301991031003 Pembina-IVa Pemb. Pimpinan pd
Seksi Data Informasi 10
Lia Zalilia, S. Kom., MT 197707012002122001
Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi
11 N. Aminah, S.Kom NIP
196911241990032003 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Seksi Data Informasi
12 Purwono NIP
196004251986031005 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Seksi Data Informasi
13 Raden Fauzia Lu Luun Hasni,
S.Si., M.Pd. NIP 198105032005012002
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi
14 Raden Iryandi Hendarsyah, SE NIP
195801131985031002 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi
Data Informasi 15
Robi Suwarga, S.Si. NIP 197902282002121003
Penata Muda-IIIa Pemb. Pimpinan pd Seksi Data Informasi
16 Rohimat, ST NIP
198006102006041002 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Seksi Data Informasi
Tabel 3-5. Seksi Program No
Nama Pangkat-Gol-Jabatan
1 Aritta Megadomani, S.Si. NIP
198105032005012001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Seksi Program 2
Ersi Ristie Rafieida, SAP NIP 197410182001122001
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT
3 Sulastri, ST NIP
196502081986032001 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi
Program 4
Trina Kartika Asih, S.Si. NIP 197505192005012001
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Program
5 Yudi Yanuar, MT
198301282010121003 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Seksi Program
7 Listyanto Adinugroho, MT
198410232010121009 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Seksi Program
Tabel 3-6. Seksi Penyelenggaraan No
Nama Pangkat-Gol-Jabatan
1 Aritta Megadomani, S.Si. NIP
198105032005012001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Seksi Program 2
Ersi Ristie Rafieida, SAP NIP 197410182001122001
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT
3 Sulastri, ST NIP
196502081986032001 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi
Program 4
Trina Kartika Asih, S.Si. NIP 197505192005012001
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Program
5 Yudi Yanuar, MT
198301282010121003 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Seksi Program 7
Listyanto Adinugroho, MT 198410232010121009
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Program
Tabel 3-7. Seksi Evaluasi No
Nama Pangkat-Gol-Jabatan
1 Chatin Fakara, S.Pd., M.Si.
196904132002122001 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi
Evaluasi 2
Halim NIP 197709182005011001 Pengatur Muda Tk I-IIb Pelaksana pd
Subbag TU RT 3
Nendah Nuraindah, S.Pd. NIP 197407112006042001
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Evaluasi
4 Zuhe Safitra, SS NIP
198307122006041001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Seksi Evaluasi 5
Lini Winarty NIP 196002181981032001
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Penyelenggaraan
6 Tatang Kurniawan, ST NIP
197704212006041001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Subbag TU RT
7 Farah Diba, M.Stat. NIP
197310112002122001 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd
Subbag TL Kepeg
Tabel 3-8. Subbagian Tatalaksana dan Sub Bagian No
Nama Pangkat-Gol-Jabatan
1 Chatin Fakara, S.Pd., M.Si.
196904132002122001 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Seksi
Evaluasi 2
Halim NIP 197709182005011001 Pengatur Muda Tk I-IIb Pelaksana pd
Subbag TU RT 3
Nendah Nuraindah, S.Pd. NIP 197407112006042001
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Evaluasi
4 Zuhe Safitra, SS NIP
198307122006041001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Seksi Evaluasi 5
Lini Winarty NIP 196002181981032001
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Penyelenggaraan
6 Tatang Kurniawan, ST NIP
197704212006041001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Subbag TU RT 7
Farah Diba, M.Stat. NIP 197310112002122001
Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Subbag TL Kepeg
Tabel 3-9. Subbagian Keuangan No
Nama Pangkat-Gol-Jabatan
1 Haryana NIP
196203101988031001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Subbag Keuangan 2
Resbudi Setia Perdana NIP 196602281985031003
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag Keuangan
3 Riki Sugiharto, A.Md. NIP
198401012009121002 Pengatur-IIc Pelaksana pd Subbag
Keuangan 4
Taufik Hidayat, SE NIP 197109252002121002
Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Subbag Keuangan
5 Tedi Kusnadi NIP
196010161986031001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Subbag Keuangan 6
Nanang Suparman, S.Pd., MAB NIP 196902172002121001
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT
7 Toni Prastowo NIP
195609091986031004 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Subbag Keuangan 8
Romy Satria Lesmana, ST. NIP 198110052006041003
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT
9 Poppy Herawati, S.Kom. NIP
197308212002122001 Pengatur-IIc Pelaksana pd Subbag TU
RT 10
Yulia Mustika, SE. AK. NIP 197908022006042002
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag Keuangan
11 Ari Nugraha, A.Md.
198101062010121001 Pengatur-IIc Pelaksana pd Subbag
Keuangan 12
Rinrin Hasriyani, S.Sos., M.Si. NIP 197805242002122002
Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT
Tabel 3-10. Subbagian TU dan RT No
Nama Pangkat-Gol-Jabatan
1 Acang NIP 196012121985031004
Pengatur Muda-IIa Pelaksana pd Subbag TU RT
2 Ade Ahmad Mulyana, S.Pd NIP
196906151990031001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Subbag TU RT 3
Ariffianto, S.Pd. NIP 197301191993031001
Penata Muda-IIIa Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT
4 Aris Prabowo NIP
197302062002121002 Pengatur-IIc Pelaksana pd Subbag TU
RT 5
Asep Ramli, SAP NIP 196512111990011001
Penata Muda-IIIa Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT
6 Asep Sofyan NIP
197104052009101002 Juru - Ic Pelaksana pd Subbag TU
RT 7
Burhanudin NIP 197309122009101002
Pengatur Muda-IIa Pelaksana pd Subbag TU RT
8 Choeruddin NIP
196902122005011001 Pengatur Muda Tk I-IIb Pelaksana pd
Subbag TU RT 9
D. Deden Suherman NIP 196503161990031002
Pengatur Muda-IIa Pelaksana pd Subbag TU RT
10 Dani Ramdani, S.Pd. NIP
196501251989031016 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Subbag TU RT 11
Dewi Rohmawati Rosabawa, SP NIP 197102192002122001
Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT
12 Drs. Erfan Kurniadi NIP
195906251989031001 Penata Tk I-IIId Pemb. Pimpinan pd
Subbag TU RT 13
Edi Supriadi NIP 196306061991031006
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT
14 Eti Rohaeti NIP
196503061985032001 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Subbag TU RT 15
Euis Sriwati NIP 195912271991032001
Pengatur-IIc Pelaksana pd Subbag TU RT
16 Haryanto NIP
196309161990011001 Pengatur-IIc Pelaksana pd Subbag TU
RT 17
Irma Heryani NIP 198006192005012003
Pengatur Muda Tk I-IIb Pelaksana pd Subbag TU RT
18 Iyang NIP 196008211982031003 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Subbag TU RT 19 Masdi NIP 195806031981031002
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT
20 Memed NIP
197112282002121001 Pengatur-IIc Pelaksana pd Subbag TU
RT
21 Mohamad Bastari, S.Sos, MAP
NIP 196202021985031006 Penata-IIIc Pemb. Pimpinan pd
Subbag TU RT 22
Retzy Noer Azizah, S.Si. NIP 197903012005012001
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Subbag TU RT
23 Yoga Nugraha NIP
195903261986031003 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Subbag Keuangan 24
Saeful Alamsyah NIP 196206301990011001
Pengatur Muda Tk I-IIb Pelaksana pd Subbag TU RT
25 Sri Karyati NIP
196001171981032001 Penata Muda-IIIa Pemb. Pimpinan pd
Subbag TU RT 26 Suarna NIP 196709052005011002
Pengatur Muda Tk I-IIb Pelaksana pd Subbag TU RT
27 Surya Tanra NIP
197104072002121001 Pengatur-IIc Pelaksana pd Subbag TU
RT 28 Sutisna NIP 197202081991031001
Pengatur Muda Tk I-IIb Pelaksana pd Subbag TU RT
29 Undang Saefudin NIP
196203131986031003 Penata Muda Tk I-IIIb Pemb.
Pimpinan pd Subbag TU RT 30 Turijan NIP 196512311990011002
Penata Muda Tk I-IIIb Pemb. Pimpinan pd Seksi Penyelenggaraan
Berdasarkan daftar User tersebut, maka dapat dilakukan analisa Jobdesk
sesuai SOP Standard Operating System pegawai Dinas PPPTK IPA Bandung
sesuai dengan posisinya masing – masing. Dengan melakukan analisa Jobdesk
maka dapat dijadikan sebagai acuan awal dalam melakukan Management
Bandwith. Adapun data sebagai acuan analisis berdasarkan hasil dari teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah Penulis lakukan mengenai
jobdesk dari setiap bagian yang ada di Dinas PPPPTK IPA Bandung yang berhubungan dengan teknologi Internet adalah :
Tabel 3-11. Pemakaian Internet Pegawai Dinas PPPPTK IPA Bandung NO
BAGIAN AKTIFITAS PEMAKAIAN INTERNET
1 Manajemen Pejabat
1. Browsing
2. Menerima dan mengirim E-Mail
3. Meeting Conference
4. Video Conference
5. Download dan upload file
6. Content dan website yang biasa diakses :
Google, Yahoo, Skype, 4shared, YouTube, Mediafire, DropBox.
2 ICT
1. Monitoring dan Manajemen jaringan di
Dinas PPPPTK IPA Bandung 2.
Browsing 3.
Menerima dan mengirim E-mail 4.
Meeting Conference 5.
Video Conference 6.
Download dan upload file 7.
Streaming video 8.
Update data 9.
Content dan website yang biasa diakses : Google,
Yahoo, Skype,
YouTube, Mediafire, DropBox, 4shared, aplikasi olah
data milik internal. 3
Widyaiswara 1.
Browsing 2.
Menerima dan mengirim E-mail 3.
Meeting Conference 4.
Video Conference 5.
Streaming video 6.
Download video
7. Content dan website yang biasa diakses :
Google, Yahoo,
Skype, YouTube,
Mediafire, DropBox, 4shared. 4
Seksi Data dan Informasi 1.
Browsing 2.
Menerima dan mengirim E-Mail 3.
Download dan upload file 4.
Update data 5.
Mencari data pendidik dan tenaga kependidikan
6. Content dan website yang biasa diakses :
Google, Yahoo,
Skype, YouTube,
Mediafire, DropBox, 4shared. 5
Seksi Program 1.
Browsing 2.
Menerima dan mengirim E-Mail 3.
Streaming Video 4.
Download file 5.
Content dan website yang biasa diakses : Google,
Yahoo, Skype,
YouTube, Mediafire, DropBox, 4shared.
6 Seksi Penyelenggaraan
1. Browsing
2. Menerima dan mengirim E-mail
3. Mencari data alamat sekolah
4. Streaming Video
5. Content dan website yang biasa diakses :
Google, Yahoo, YouTube. 7
Seksi Evaluasi 1.
Browsing. 2.
Menerima dan mengirim E-mail 3.
Update data
4. Content dan website yang biasa diakses :
Google, Yahoo, aplikasi olah data milik internal.
8 Subbagian
Tatalaksana dan Kepegawaian
1. Browsing
2. Menerima dan mengirim E-Mail
3. Update data
4. Mencari data alamat sekolah
5. Content dan website yang biasa diakses :
Google, Yahoo, aplikasi olah data milik internal.
9 Subbagian Keuangan
1. Browsing
2. Menerima dan mengirim E-mail
3. Update data
4. Content dan website yang biasa diakses :
Google, Yahoo, aplikasi olah data milik internal.
10 TU
1. Menerima dan mengirim E-mail
2. Browsing
3. Update data
4. Mencari data alamat sekolah
5. Content dan website yang biasa diakses :
Google, Yahoo, aplikasi olah data milik internal.
3.1.3. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan
Berdasarkan kondisi jaringan saat ini, maka dapat dilakukan analisis awal terhadap jaringan sebagai gambaran umum untuk pengembangan jaringan yang
akan disertakan sistem Multi Router Traffic Grapher MRTG. Saat ini didalam
jaringan dinas PPPPTK IPA Bandung tidak terdapat sistem yang bertugas untuk melakukan proses monitoring bandwidth. Adapun desain jaringan saat ini beserta
keterangan bagian apa saja yang ada didalam suatu ruangan adalah sebagai berikut :
Masalah yang sering dialami didalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung selama ini akibat tidak adanya sistem yang memonitor aktifitas
bandwidth didalam jaringan Dinas berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner terhadap
user didalam jaringan Dinas adalah sebagai berikut :
1. Administrator jaringan tidak memiliki informasi yang valid
mengenai konsumsi bandwidth sebagai proyeksi pengembangan
teknologi didalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung. 2.
Kebutuhan bandwidth pada bagian tertentu didalam struktur organisasi PPPTK IPA Bandung terkadang tidak terpenuhi. Hal ini
dikarenakan teralokasinya bandwidth yang berlebih pada bagian
– bagian yang sebetulnya tidak membutuhkan
bandwidth yang besar. Dalam hal ini Administrator jaringan tidak memiliki informasi yang
Gambar 3-1. Topologi Jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung
jelas mengenai bagian mana yang mendapatkan bandwidth yang
berlebihan untuk dialokasikan ke bagian yang sebetulnya membutuhkan. Sebagai contoh pada bagian Widyaiswara, dengan
jumlah user internet yang banyak pada bagian itu mencapai 64 user
dan berdasarkan Tabel 13 mengenai aktifitas pemakaian internet pegawai Dinas PPPPTK IPA Bandung, dengan kebutuhan yang
cukup banyak tidak mendapatkan alokasi bandwidth yang
mencukupi. 3.
Karena kebutuhan bandwidth tidak terpenuhi, beberapa bagian terhambat dalam aktifitas kerjanya sehari
– hari, seperti aktifitas download media pembelajaran pada bagian Widyaiswara dan Seksi
Data dan Informasi. 4.
Pada beberapa bagian yang mendapatkan bandwidth berlebih terjadi pemborosan karena tidak memanfaatkan sisa
bandwidth yang ada yang semestinya dialokasikan kepada bagian lain yang lebih
membutuhkan. Adapun besar
bandwith yang akan digunakan sebagai acuan analisis Management bandwith dari setiap bagian adalah sebagai berikut :
Tabel 3-12. Pembagian Bandwidth Dinas PPPTK IPA Bandung Sebelum
Implementasi Squid Proxy Server NO
BAGIAN BESAR
BANDWITH
1 Manajemen Pejabat
Loss 2
ICT Loss
3 TU
2Mb 4
Keuangan 2Mb
5 Tata Laksana Kepegawaian
2Mb 6
Widyaiswara 2Mb
7 Program
2Mb 8
Data Informasi 2Mb
9 Penyelenggara Diklat
2Mb
Gambar 3-2. Proses download di Komputer Pertama
Gambar 3-3. Proses download Di Kompter Kedua
10 Evaluasi
2Mb Untuk alokasi
bandwidth saat ini tidak menggunakan konfigurasi yang spesifik, hanya dilakukan konfigurasi sederhana dimana semua
host yang ada didalam suatu bagian akan mendapatkan
bandwidth sesuai dengan urutan yang pertama kali meminta alokasi
bandwidtth. Hal ini menyebabkan host lain yang sedang menggunakan fasilitas internet alokasi
bandwidth-nya akan diambil oleh host lain yang sedang mengakses internet lebih dulu.
Sebagai contoh, dilakukan suatu percobaan terhadap 2 buah komputer dimana kedua komputer tersebut terkoneksi kedalam jaringan Dinas PPPPTK IPA
Bandung. Kedua komputer tersebut melakukan proses download terhadap satu file
yang sama. Komputer yang terlebih dahulu melakukan download adalah komputer
nilik Ade Ahmad Maulana, S.Pd dan komputer kedua yang melakukan download
adalah milik Dian Indriany, M.Si. Keduanya melakukan download terhadap satu
file yang sama, berasal dari link yang sama. Dapat dillihat pada gambar proses download di bawah ini bahwa bandwidth diprioritaskan kepada user yang lebih
dulu mengakses link download tersebut
Kedua user tersebut berada dalam satu divisi yang sama yaitu bagian
TataUsaha TU. Dapat dilihat untuk user yang pertama kali mengakses link dapat
melakukan download hingga kecepatan download 228Kbs, sedangkan untuk user
kedua hanya mendapatkan 101Bs. Kedua user tersebut berada dalam satu divisi
yang sama namun tidak mendapatkan jatah bandwidth yang merata, oleh karena itu
dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan alokasi bandwidth yang merata
kepada setiap user yang berada dalam satu bagian yang sama.
Gambar 3-5. Bandwidth Saat Komputer 1 Download
Gambar 3-6. Bandwidth Saat Komputer 2 Download
Gambar 3-4. Bandwidth Total Dari Bagian Tata Usaha TU
Bila dilihat menggunakan sistem yang dibangun, yaitu sistem MRTG maka dapat dilihat penggunaan
bandwidth dari bagian yang bersangkutan dan dari kedua user saat sedang melakukan download file pada waktu bersamaan :
Dapat dilihat pada gambar 3-4, bandwith dari bagian TataUsaha TU mencapai 800Kbs. Sedangkan untuk monitoring dari kedua
user yang sedang melakukan
download ada pada gambar dibawah ini.
3.1.4. IP dan Mac Address Yang Sedang Berjalan
Berdasarkan kondisi jaringan yang ada di dinas PPPPTK IPA Bandung, pada bagian ini akan dijelaskan mengenai
Mac Address dari setiap user agar memudahkan Penulis dalam melakukan proses
monitoring. Dengan berdasarkan tabel hasil subnetting di bawah ini akan dilakukan pembagian IP Address terhadap
semua user di dalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung.
Tabel 3-13. Data User, IP Address, dan Mac Address didalam jaringan Dinas
PPPPTK IPA Bandung No
Bagian Nama
IP Mac Address
1
Manajemen Dr. Sediono, M.Si. NIP
195909021983031002 192.168.2.2
00:18:60:68:E3:B5
2 Dr. I Made Alit Mariana NIP
196001241985031001 3
Drs. Dedi Herawadi, M.Si. 196001061985031003
192.168.2.3 C4:85:08:13:9D:0E
4 Drs. Iwan Heryawan, M.Si. NIP.
196006091986031001 5
Mardi Wibowo, SS, MAP NIP 197103282002121002
6 Drs. Wita Sutrisno, M.Pd. NIP
196106011989031003 7
Dian Indriany, M.Si. NIP 197501292000032002
192.168.2.3 192.168.2.4
78:E4:00:80:E9:03 78:E4:00:80:E9:03
8 Drs. Aang Gumilar, MM NIP
196002211981031002 9
Drs. Bambang Hermawan, M.Si. 196003231981031003
10 Anggraeni Kusumadewi, S.Si.,
MT NIP 197504292001122001 11
Trimukti Zahrowani, SE 197509042002122001
192.168.2.5 C4:85:08:55:2A:85
12 Widyaiswar
a Pustakawan
Achmad Sjaichu, S. Pd. NIP 196711081991031002
13 Any Suhaeny, S.Si., M.Si. NIP
197607172001122001 192.168.2.15
2C:D0:5A:0E:A1: AD
14 Drs. Arief Sidharta, M.Pd. NIP
195602101983031003 15
Drs. Basor Suhada, M.Ed. NIP 196110271984121001
192.168.2.16 24:FD:52:46:12:16
16 Chaerun Anwar, S.Pd, M.Pd. NIP
196706091992011002 192.168.2.17
192.168.2.18 98:B8:E3:55:4F:94
60:FA:CD:12:1A: D3
17 Drs. Dadan Muslih, MT NIP
196004241989031003 192.168.2.19
00:26:08:F4:2A:D5
18 Dra. Elly Herliani, M.Phil. M.Si.
NIP 195912121989032002 192.168.2.20
24:FD:52:46:2B:6 C
19 Dra. Eneng Susilawati, M.Sc. NIP
196704021991112001 192.168.2.21 24:FD:52:45:EF:84
20 Erly Tjahja Widjajanto T, S.Pd.
NIP 196109051986031001 192.168.2.22
24:FD:52:45:EF:C 9
21 Dra. Etty Jaskarti, M.Pd. NIP
195204011976032001 22
Dra. Indrawati, M.Pd. NIP 196112021986032001
23 Jajat Hidajat Natapraja, S.Pd,
M.M.Pd. NIP 195207151981031004
24 Drs. Kandi, MA NIP
196501051989031009 25
Dra. Kusniangsih, M.Si. NIP 195601181990032001
192.168.2.23 00:13:02:82:EE:5C
26 Dra. Lenny Herliawatie Junus,
M.Si. NIP 195406011989032001 27
Dra. Lidiya Br. Sinulingga, M.Si. NIP 195907161990032001
28 Maman Wijaya, M.Pd. NIP
196607061990011004 29
Drs. Mamat Supriatna, M.Pd. NIP 196305121989031020
192.168.2.24 CC:3A:61:5E:2D:0
30 Drs. Moh. Syarif, M.Si. NIP
196512191993031003 31
Dr. Muhamad Yani, M.Sc.Ed. NIP 196603261991031001
192.168.2.25 E4:32:CB:81:D6:0
8 32
Dr. Poppy Kamalia Devi, M.Pd. NIP 195903191981012001
192.168.2.26 44:6D:57:91:76:07
33 Dra. Rella Turella, M.Pd. NIP
196102221986032002 192.168.2.27
94:DB:C9:A4:FA: A2
34 Dra. Shrie Laksmi Saraswati,
M.Pd. NIP 195605161981012002 192.168.2.28 E0:06:E6:17:26:17
35 Dra. Tati Setiawati, M.MPd. NIP
195803031983032006 192.168.2.29
24:FD:52:46:14:5A
36 Drs. Yamin Winduono, M.Pd.
NIP 195601031985031001 37
Dr. Yeni Hendriani NIP 196402201989032001
192.168.2.30 24:FD:52:46:16:3B
38 Suharto, S. Pd., MT NIP
197308162001121004 192.168.2.31
192.168.2.32 28:E3:47:63:5A:3
E 44:6D:57:A1:D2:2
1 39
Soni Sukendar, S.Pd., M.Si., MT NIP 197509292001121004
192.168.2.33 00:24:D6:29:EC:4
E 40
Asep Agus Sulaeman, S.Si., MT NIP 197408102005011003
192.168.2.34 24:FD:52:46:2C:9
E 41
Nandang Ramdan, SE NIP 196003131983011001
42 Drs. Idam Siddiq NIP
195704031985031003 43
Dra. N. Hunaenah, MM NIP 195811241985112001
44
Widyaiswar a Baru
Abdul Kodir, M.Pd. NIP 197105122002121003
192.168.2.35 192.168.2.36
80:9B:20:5E:ED:F C
C8:7D:65:03:74:D D
45 Apep Nurjaman, S.Kom., M.Pd.
NIP 197304162002121002 46
Arief Husein Maulani, M.Si. NIP 198010282005011003
192.168.2.37 24:FD:52:46:01:0B
47 Dewi Vestari, S.Si., M.Pd. NIP
197209192005012001 192.168.2.38
00:1B:9E:3E:2B:5 E
48 Eddy Susianto, S.Pd. NIP
197802162006041001 192.168.2.39
24:FD:52:1A:77:54
49 Eka Danti Agustiani, M. Si.
197408142005012002 50
Irman Yusron, S.Sos. NIP 197110132001121002
51 Lili Indarti, M.Hum.
197703012002122002 52
Luluk Ayunning Dyah P, M.Si. NIP 197904032006042001
192.168.2.40 24:FD:52:46:09:C
A 53
Moch. Erwin Maulana, S.Si. NIP 197105092006041001
192.168.2.41 24:FD:52:45:E3:B
B
54 Nina Soesanti, S.Si., M.Pd. NIP
197402282006042001 192.168.2.42
192.168.2.43 D8:42:AC:E3:36:1
6 14:F4:2A:52:5E:6C
55 Noeraida, S.Si NIP
197811112008012013 192.168.2.44 24:FD:52:46:17:86
56 Raskadi, S.Si. NIP
197708022005011002 192.168.2.45
24:FD:52:46:01:64
57 Reza Setiawan, S.Si, MT
198303302008011004 58
Rini Nuraeni, M.Si. NIP 198111062005012001
192.168.2.46 24:FD:52:2A:DB:
C1 59
Savina Melia, M.Si. NIP 197705092001122003
192.168.2.47 E0:2A:82:43:20:7A
60 Siti Amanah, S.Si., MT NIP
197503142006042002 61
ST. Nurjaningsih, S.Si., MT 132312374
62 Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.
NIP 197511212005012003 63
Tina Agustina, M.Si. NIP 197708152001122001
192.168.2.48 DC:85:DE:10:D5:
3F 64
Wandy Praginda, S.Pd., M.Si. NIP 198101312006041005
65 Yanni Puspitaningsih, M.Si. NIP
197410072005012001 192.168.2.49
CC:07:E4:26:7A:D D
24:FD:52:1A:98:E
66 Yayu Sri Rahayu, S.Si., MP.Kim.
NIP 197509102005012001 67
Yoki Ariyana, MT NIP 197804052002121001
68 Zaenal Arifin, M.Si. NIP
198202082005011002 192.168.2.50
192.168.2.51 54:27:1E:09:C2:C8
44:6D:57:16:74:76
192.168.2.52 8C:0E:E3:FA:DC:8
5 69
Seksi Data informasi
Adriana Kusumawardani, ST, MM NIP 197108232000032001
70 Agus Maulani, S.Sn. NIP
197708122008011011 192.168.2.70
00:26:5A:72:17:38 28:E3:1F:5E:21:D
A C0:4A:00:15:9A:8
6 28:E3:1F:5E:21:D
A 0C:1D:AF:76:94:6
1 71
Atik Rahmawati, M.Hum NIP 197301092002122002
72 Dani Suhadi, S.Sos. NIP
197007112002121001 73
Dindin Khairudin, A. Md. NIP 197512262002121001
192.168.2.71 00:24:D6:29:7F:30
74 Erni Restiani, S.Pd. NIP
197610222001122001 75
Henri Simanjuntak, Drs. M.Pd. NIP 196506301991031003
192.168.2.72 24:FD:52:46:00:60
76 Lia Zalilia, S. Kom., MT
197707012002122001 192.168.2.73
8C:0E:E3:E6:0E:5 F
77 N. Aminah, S.Kom NIP
196911241990032003 192.168.2.74 24:FD:52:46:01:EE
78 Purwono NIP
196004251986031005
79 Raden Fauzia Lu Luun Hasni,
S.Si., M.Pd. NIP 198105032005012002
192.168.2.75 24:FD:52:39:12:B
C
80 Raden Iryandi Hendarsyah, SE
NIP 195801131985031002 192.168.2.76 00:26:55:42:EA:67
81 Robi Suwarga, S.Si. NIP
197902282002121003 192.168.2.77
24:FD:52:45:EB:A D
82 Rohimat, ST NIP
198006102006041002 83
DATIN 002 192.168.2.78
00:26:55:49:8B:55 84
DATIN 003 192.168.2.79
00:26:08:F4:26:9E 85
Seksi Program
Aritta Megadomani, S.Si. NIP 198105032005012001
192.168.2.80 90:00:4E:2C:D7:1
8
86 Ersi Ristie Rafieida, SAP NIP
197410182001122001 192.168.2.81
56:45:46:56:45:64 C8:14:79:35:6C:86
24:FD:52:46:27:55 87
Sulastri, ST NIP 196502081986032001
192.168.2.82 00:24:2B:41:92:78
88 Trina Kartika Asih, S.Si. NIP
197505192005012001 192.168.2.83 20:16:D8:47:39:80
89 Yudi Yanuar, MT
198301282010121003 192.168.2.84
54:53:ED:A9:31:A 9
90 Listyanto Adinugroho, MT
198410232010121009 91
Program1 192.168.2.85
00:26:55:49:8B:9B 92
Seksi Penyelengg
araan Dr. Kurniasih, M.Si. NIP
197708252005012003 93
Diah Irma Nuraina, S.Pd. NIP 198102082006042004
192.168.2.86 24:FD:52:45:EB:8
B
94 Etin Kuraesin, S.Si. NIP
198004242005012003 192.168.2.87
64:89:9A:5F:28:FC 00:15:AF:40:45:5F
95 Handi Sumarna NIP
196606061991031004 192.168.2.88 00:21:9B:63:52:30
93 M. Asep Ferry Ginanjar, A.Md.
198602072010121006 192.168.2.89 00:26:55:48:34:54
94 Santi Setiani Hasanah, S.Pd. NIP
197712042006042001 192.168.2.90
00:24:D6:12:04:36 18:26:66:3D:57:7B
95 Tresna Dewi Pertiwi, S.Si. NIP
197107092005012001 192.168.2.91
2C:D0:5A:3A:12:A B
96 Agus Budiyanto, S.Pd. NIP
196502061990011001
97 Yanto Edi Ismanto NIP
197511112005011003 192.168.2.92
00:26:55:48:34:54 00:1D:E0:0A:30:1
B 00:26:55:42:EA:76
98 Kusumo Wibowo, S.Pd. NIP
196804211990011001 99
Seksi Evaluasi
Chatin Fakara, S.Pd., M.Si. 196904132002122001
192.168.2.98 00:24:D6:11:EE:D
C
100 Halim NIP 197709182005011001
192.168.2.99 44:6D:57:16::73:67
D8:30:62:67:5D:4 D
101 Nendah Nuraindah, S.Pd. NIP
197407112006042001 192.168.2.10
00:24:D6:0E:CE:1 6
102 Zuhe Safitra, SS NIP
198307122006041001 103
Lini Winarty NIP 196002181981032001
104 Tatang Kurniawan, ST NIP
197704212006041001 192.168.2.10
1 24:FD:52:45:EC:24
105 Farah Diba, M.Stat. NIP
197310112002122001 106
Eva1 192.168.2.10
2 48:59:29:DD:9D:7
6 107
Eva2 192.168.2.10
3 40:16:7E:E0:C1:5
A 108
Eva3 192.168.2.10
4 D8:30:62:67:5D:4
D 109
Sub-bagian Tatalaksana
dan Kepegawai
an Asep Supriatna NIP
197709152002121002 192.168.2.11
00:26:55:48:09:F7
110 Enang Sumarna, SE NIP
196803281989031001 111
Ferdiansyah Muhammad Saedik, A.Md. 198902092010121006
109 Iis Ismayati NIP
196305131986092002 110
Keli Suradi NIP 196106211986031002
111 Yayan Ahmad Royani, S.Kom.
NIP 196609071990011001 112
Yaya Sutarya NIP 198206262005011004
192.168.2.11 1
00:24:D6:11:FF:5 4
113 An-an Diana NIP
196311141985032001 114
Anita Budhirahayu, S.Sos., MIK NIP 197303062002122002
115 Ahmadi NIP
197011151991031004 192.168.2.11
2 60:71:E2:EA:B6:A
1
116 Kepegawaian
192.168.2.11 3
9C:D6:43:78:CE:3 2
117 Kepegawaian2
192.168.2.11 4
6C:62:6D:54:EE:B B
118 Kepegawaian3
192.168.2.11 5
00:26:08:F4:38:3A
119 Kepegawaian4
192.168.2.11 6
24:FD:52:45:F0:D C
120 Kepegawaian5
192.168.2.11 7
9C:D6:43:78:D2:1 C
121 Kepegawaian6
192.168.2.11 8
00:26:55:48:34:61
116
Subbagian Keuangan
Haryana NIP 196203101988031001
192.168.2.13 00:26:55:48:33:2C
117 Resbudi Setia Perdana NIP
196602281985031003 192.168.2.13
1 00:26:55:42:EA:61
00:26:55:48:32:D0 118
Riki Sugiharto, A.Md. NIP 198401012009121002
192.168.2.13 2
50:E5:49:A1:5B:F 9
119 Taufik Hidayat, SE NIP
197109252002121002 192.168.2.13
3 00:26:55:48:38:59
120 Tedi Kusnadi NIP
196010161986031001 121
Nanang Suparman, S.Pd., MAB NIP 196902172002121001
192.168.2.13 4
00:26:08:F4:35:7E
122 Toni Prastowo NIP
195609091986031004 123
Romy Satria Lesmana, ST. NIP 198110052006041003
192.168.2.13 5
24:FD:52:46:16:2B 44:6D:57:16:74:92
124 Poppy Herawati, S.Kom. NIP
197308212002122001 192.168.2.13
6 00:26:55:48:34:63
125 Yulia Mustika, SE. AK. NIP
197908022006042002 192.168.2.13
7 00:26:55:42:EA:8
8 126
Ari Nugraha, A.Md. 198101062010121001
192.168.2.13 8
44:6D:57:16:73:68
127 Rinrin Hasriyani, S.Sos., M.Si.
NIP 197805242002122002 192.168.2.13
9 14:F6:5A:F6:8F:F5
00:24:D6:10:81:08 128
Subbagian TU RT
Acang NIP 196012121985031004 192.168.2.15
00:02:72:29:FB:72 00:26:55:49:8B:A3
129 Ade Ahmad Mulyana, S.Pd NIP
196906151990031001 192.168.2.15
1 00:24:D6:11:FF:7
C 130
Ariffianto, S.Pd. NIP 197301191993031001
131 Aris Prabowo NIP
197302062002121002 192.168.2.15
2 E0:B9:A5:A6:40:6
7 132
Asep Ramli, SAP NIP 196512111990011001
192.168.2.15 3
00:26:55:42:EA:7 7
133 Asep Sofyan NIP
197104052009101002 134
Burhanudin NIP 197309122009101002
192.168.2.15 4
00:27:19:BC:1F:49
135 Choeruddin NIP
196902122005011001 192.168.2.15
5 F8:D1:11:1A:48:D
6 136
D. Deden Suherman NIP 196503161990031002
137 Dani Ramdani, S.Pd. NIP
196501251989031016 138
Dewi Rohmawati Rosabawa, SP NIP 197102192002122001
192.168.2.15 6
70:F3:95:AE:71:7 D
139 Drs. Erfan Kurniadi NIP
195906251989031001 192.168.2.15
7 00:27:19:BC:25:D
7
140 Edi Supriadi NIP
196306061991031006 141
Eti Rohaeti NIP 196503061985032001
192.168.2.15 8
D8:30:62:67:61:CE
142 Euis Sriwati NIP
195912271991032001 192.168.2.15
9 00:26:55:42:EA:77
143 Haryanto NIP
196309161990011001 192.168.2.16
44:6D:57:16:73:63
144 Irma Heryani NIP
198006192005012003 192.168.2.16
1 00:26:08:F4:3E:4B
145 Iyang NIP 196008211982031003
192.168.2.16 2
00:24:D6:13:02:E2
146 Masdi NIP 195806031981031002
192.168.2.16 3
00:24:D6:12:01:56
147 Memed NIP
197112282002121001 192.168.2.16
4 00:26:55:48:33:51
148 Mohamad Bastari, S.Sos, MAP
NIP 196202021985031006 149
Retzy Noer Azizah, S.Si. NIP 197903012005012001
150 Yoga Nugraha NIP
195903261986031003 151
Saeful Alamsyah NIP 196206301990011001
152 Sri Karyati NIP
196001171981032001 192.168.2.16
5 00:26:08:F4:38:0F
44:6D:57:6D:76:4F 153
Suarna NIP 196709052005011002
192.168.2.16 6
CC:F9:E8:3A:37:7 3
154 Surya Tanra NIP
197104072002121001 192.168.2.16
7 00:24:D6:12:F1:B
155 Sutisna NIP
197202081991031001 192.168.2.16
8 00:26:55:42:EA:77
00:26:55:48:33:51 156
Undang Saefudin NIP 196203131986031003
157 Turijan NIP
196512311990011002 158
Dewi Awalia 192.168.2.16
9 C4:17:FE:33:06:B
E 3.1.5.
Analisis Kebutuhan
Berdasarkan kondisi jaringan di dinas PPPPTK IPA Bandung, untuk mengatasi masalah yang telah dibahas pada point 3.1 mengenai Analisis Masalah,
maka dibutuhkan infrastruktur yang mendukung sebagai solusi yang akan dimanfaatkan di dinas PPPPTK IPA Bandung seperti diuraikan sebagai berikut :
1 ISP Internet Service Provider
Di jaringan dinas PPPPTK IPA Bandung memanfaatkan 2 ISP Internet
Service Provider yaitu ISP Lintasarta dan ISP Jardiknas. Sesuai dengan permintaan Administrator Jaringan, Penulis hanya melakukan penelitian pada jaringan yang
menggunakan ISP Lintasarta, hal ini dikarenakan ISP tersebut paling banyak digunakan di dinas PPPPTK IPA Bandung. Untuk ISP Jardiknas sendiri hanya
digunakan di 2 ruangan, yaitu ruangan Aula dan Ruang Rapat Bidang. Sedangkan ISP Lintasarta digunakan oleh seluruh pegawai dinas dalam memenuhi
jobdesk sehari
– hari. 2
Perangkat Keras Hardware Analisis perangkat keras dilakukan untuk mengidentifikasi perangkat keras
yang diperlukan agar kinerja sistem dapat berjalan dengan optimal. Analisis ini dilakukan dengan melihat faktor spesifikasi dan jenis perangkat keras yang
digunakan. Adapun hardware yang diperlukan didalam sistem ini adalah :
a. PC Server MRTG + Management Bandwith PC Router
PC Server MRTG merupakan seperangkat PC yang berfungsi juga
sebagai router. Didalamnya telah diinstalkan sistem MRTG dan Squid
sebagai optimalisasi bandwith. Adapun spesifikasi dari PC Server adalah
sebagai berikut :
Tabel 3-14. Spesifikasi PC Router
NO JENIS HARDWARE
KETERANGAN
1 Processor
Intel Core2Duo E4500 2.20GHz 2
RAM 2048MB RAM
3 Harddisk
500GB 4
VGA Intel 82945G 512.0MB
5 Bios
Phoenix-AwardBIOS v6.00Pg 6
DVD Room Samsung SpeedPlus 52x
7 Network Interface Card
10100Mbps 8
Monitor Monitor 17” Flat Samsung
b. PC Client
PC Client merupakan perangkat komputer milik Pegawai Dinas
yang beroperasi di Dinas PPPPTK IPA Bandung. Komputer ini merupakan komputer
– komputer yang dimonitoring aktivitas traffic bandwith-nya serta di berlakukan sistem
Management Bandwith dengan menggunakan squid. Karena keberagaman spesifikasi komputer
client, maka Penulis menentukan spesifikasi minimal dari keseluruhan komputer
client client yang beroperasi di Dinas. Adapun spesifikasi PC
Client minimal di Dinas PPPPTK IPA Bandung adalah sebagai berikut :
Tabel 3-15. Spesifikasi Minimal PC Client
NO JENIS HARDWA
KETERANGAN
1 Processor
Intel DualCore 1,5GHz 2
RAM 1024MB RAM
3 Harddisk
320GB 4
VGA Intel 82945G 512.0MB
5 Bios
Phoenix-AwardBIOS v6.00Pg 6
DVD Room Samsung SpeedPlus 52x
7 Network Interface Card
10100Mbps
Gambar 3-7. Tampilan Oracle VM VirtualBox Manager
8 Monitor
Monitor 15” Flat Samsung c.
Modem ADSL-AP Modem berteknologi ADSL
Asymetric Digital Subscribe Line yang juga berfungsi sebagai
access point. Didalam penelitian ini Penulis memakai modem ADSL-AP
d. Kabel UTP dan Konektor RJ45
Kabel UTP berfungsi sebagai media aliran data tiap komputer. Dalam penelitian ini Penulis menggunakan Kabel UTP seperti
Belden USA, AMP dan Hubbel. 3
Perangkat Lunak Software Analisis Perangkat Lunak
Software merupakan analisis yang dilakukan untuk mengidentifikasi
Software apa saja yang mendukung selama proses pembangunan sistem. Adapun
Software yang digunakan selama proses pembangunan dan
design sistem adalah sebagai berikut : a.
Oracle VM VirtualBox Manager Oracle VM VirtualBox Manager merupakan perangkat lunak
virtualisasi yang berfungi untuk mengeksekusi sistem operasi tambahan didalam sistem operasi utama. Hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk melakukan simulasi dan ujicoba pada suatu sistem operasi lain tanpa harus kehilangan sistem operasi yang sedang
digunakan.
Gambar 3-8. GNS 3
b. GNS3
GNS3 merupakan Perangkat Lunak Graphical Network Simulator
yang dapat melakukan simulasi topologi jaringan yang kompleks. GNS3 dapat melakukan simulasi berbagai macam
hardware yang mendukung jaringan komputer dari berbagai platform sehingga
memudahkan seorang Administrator Jaringan yang ingin melakukan simulasi suatu sistem jaringan komputer sebelum implementasi di
dunia nyata dan dihubungkan ke jaringan fisik.
3.1.6. Rekomendasi IP Address Jaringan Dinas PPPPTK IPA
Bandung
Berdasarkan Analisis IP Address pada point 3.14 dan Tabel. 15 mengenai
daftar user, IP Address dan Mac Address maka dalam penelitian ini Penulis
memberikan rekomendasi untuk pengembangan pengalamatan IP Address menggunakan konsep VLSM
Variable-Length Subnet Mask. Adapun tujuan dilakukannya proses Subnetting adalah sebagai berikut :
1. Membagi satu kelas network ke dalam beberapa bagian jaringan
yang lebih kecil agar memudahkan dalam proses manajemen, terutama dalam hal penelitian ini dalam manajemen
bandwidth. 2.
Menjaga privasi antar bagian dari segi sharing file.
3. Memudahkan dalam deteksi gangguan jaringan sehingga ruang
lingkup deteksi gangguan lebih sempit, cukup dengan melakukan perbaikan gangguan kepada bagian yang terkait tanpa harus
melakukan pencarian kerusakan pada bagian network lain
didalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung. 4.
Penggunaan IP Address agar lebih efisien Untuk memudahkan proses Subnetting, terlebih dahulu harus dilakukan
pengurutan host dari yang terbanyak hingga paling sedikit dari setiap bagian
didalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung. Adapun pengurutan host tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3-16. Daftar Jumlah Host di Jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung
NO BAGIAN
JUMLAH HOST
1 Widyaiswara
36 Host
2 TU
21 Host
3 Keuangan
10 Host
4 Seksi Data dan Informasi
10 Host
5 Tata Laksana dan Kepegawaian
9 Host
6 Seksi Penyelenggaraan
7 Host
7 Seksi Evaluasi
7 Host
8 Manajemen
5 Host
9 Seksi Program
5 Host
Setelah mengetahui informasi mengenai jumlah host didalam jaringan,
maka selanjutnya dapat dilakukan proses Subnetting dengan menggunakan prinsip VLSM
Variable-Length Subnet Mask . Berdasarkan tabel Subnetting dapat tersebut dapat dilakukan pengalamatan IP Address untuk setiap
host didalam jaringan, adapun tabel Subnetting tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3-17. Tabel Subnetting
NO BAGIAN
SUBNET SUBNET
MASK RANGE IP
ADDRESS IP BROADCAST
1 Widyaiswara
192.168.2.0 255.255.255.
19226 192.168.2.1
– 192.168.2.62
192.168.2.63 2
TU 192.168.2.64
255.255.255. 22427
192.168.2.65 –
192.168.2.94 192.168.2.95
3 Keuangan
192.168.2.96 255.255.255.
24028 192.168.2.97
– 192.168.2.110
192.168.2.111 4
Data dan Informasi
192.168.2.112 255.255.255.
24028 192.168.2.113
– 192.168.2.126
192.168.2.127 5
Tata Laksana Kepegawaian
192.168.2.128 255.255.255.
24028 192.168.2.129
– 192.168.2.142
192.168.2.143
6 Penyelenggara
an 192.168.2.144
255.255.255. 24028
192.168.2.145 –
192.168.2.158 192.168.2.159
7 Evaluasi
192.168.2.160 255.255.255.
24028 192.168.2.161
– 231.168.2.174
192.168.2.175 8
Manajemen 192.168.2.176
255.255.255. 24829
192.168.2.177 –
192.168.2.182 192.168.2.183
9 Program
192.168.2.184 255.255.255.
24829 192.168.2.185
– 192.168.2.190
192.168.2.191
Berdasarkan tabel Subnetting tersebut maka dapat dilakukan pengalamatan IP Address terhadap semua
Host didalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung, adapun daftar pengalamatan IP Address tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Tabel 3-18. IP Address dan MacAddress Pegawai Dinas Setelah Subnetting
No Bagian
Nama IP
Mac Address
1 Manajeme
n Dr. Sediono, M.Si. NIP
195909021983031002 192.168.2.17729
00:18:60:68:E3:B 5
2 Dr. I Made Alit Mariana
NIP 196001241985031001
3 Drs. Dedi Herawadi,
M.Si. 196001061985031003
192.168.2.17829 C4:85:08:13:9D:0
E
4 Drs. Iwan Heryawan,
M.Si. NIP. 196006091986031001
5 Mardi Wibowo, SS,
MAP NIP 197103282002121002
6 Drs. Wita Sutrisno,
M.Pd. NIP 196106011989031003
7 Dian Indriany, M.Si. NIP
197501292000032002 192.168.2.17929
192.168.2.17129 78:E4:00:80:E9:0
3 78:E4:00:80:E9:0
3
8 Drs. Aang Gumilar, MM
NIP 196002211981031002
9 Drs. Bambang
Hermawan, M.Si. 196003231981031003
10 Anggraeni Kusumadewi,
S.Si., MT NIP 197504292001122001
11 Trimukti Zahrowani, SE
197509042002122001 192.168.2.18029
C4:85:08:55:2A: 85
12 Widyaisw
ara Achmad Sjaichu, S. Pd.
NIP 196711081991031002
13 Pustakawa
n Any Suhaeny, S.Si.,
M.Si. NIP 197607172001122001
192.168.2.226 2C:D0:5A:0E:A1
:AD
14 Drs. Arief Sidharta,
M.Pd. NIP 195602101983031003
15 Drs. Basor Suhada,
M.Ed. NIP 196110271984121001
192.168.2.326 24:FD:52:46:12:1
6
16 Chaerun Anwar, S.Pd,
M.Pd. NIP 196706091992011002
192.168.2.426 192.168.2.526
98:B8:E3:55:4F:9 4
60:FA:CD:12:1A: D3
17 Drs. Dadan Muslih, MT
NIP 196004241989031003
192.168.2.626 00:26:08:F4:2A:
D5
18 Dra. Elly Herliani,
M.Phil. M.Si. NIP 195912121989032002
192.168.2.726 24:FD:52:46:2B:6
C
19 Dra. Eneng Susilawati,
M.Sc. NIP 196704021991112001
192.168.2.826 24:FD:52:45:EF:8
4
20 Erly Tjahja Widjajanto
T, S.Pd. NIP 196109051986031001
192.168.2.926 24:FD:52:45:EF:
C9
21 Dra. Etty Jaskarti, M.Pd.
NIP 195204011976032001
22 Dra. Indrawati, M.Pd.
NIP 196112021986032001
23 Jajat Hidajat Natapraja,
S.Pd, M.M.Pd. NIP 195207151981031004
24 Drs. Kandi, MA NIP
196501051989031009
25 Dra. Kusniangsih, M.Si.
NIP 195601181990032001
192.168.2.1026 00:13:02:82:EE:5
C
26 Dra. Lenny Herliawatie
Junus, M.Si. NIP 195406011989032001
27 Dra. Lidiya Br.
Sinulingga, M.Si. NIP 195907161990032001
28 Maman Wijaya, M.Pd.
NIP 196607061990011004
29 Drs. Mamat Supriatna,
M.Pd. NIP 196305121989031020
192.168.2.1126 CC:3A:61:5E:2D:
00
30 Drs. Moh. Syarif, M.Si.
NIP 196512191993031003
31 Dr. Muhamad Yani,
M.Sc.Ed. NIP 196603261991031001
192.168.2.1226 E4:32:CB:81:D6:
08
32 Dr. Poppy Kamalia Devi,
M.Pd. NIP 195903191981012001
192.168.2.1326 44:6D:57:91:76:0
7
33 Dra. Rella Turella, M.Pd.
NIP 196102221986032002
192.168.2.1426 94:DB:C9:A4:FA
:A2
34 Dra. Shrie Laksmi
Saraswati, M.Pd. NIP 195605161981012002
192.168.2.1526 E0:06:E6:17:26:1
7
35 Dra. Tati Setiawati,
M.MPd. NIP 195803031983032006
192.168.2.1626 24:FD:52:46:14:5
A
36 Drs. Yamin Winduono,
M.Pd. NIP 195601031985031001
37 Dr. Yeni Hendriani NIP
196402201989032001 192.168.2.1726
24:FD:52:46:16:3 B
38 Suharto, S. Pd., MT NIP
197308162001121004 192.168.2.1826
192.168.2.1926 28:E3:47:63:5A:
3E 44:6D:57:A1:D2:
21
39 Soni Sukendar, S.Pd.,
M.Si., MT NIP 197509292001121004
192.168.2.2026 00:24:D6:29:EC:
4E
40 Asep Agus Sulaeman,
S.Si., MT NIP 197408102005011003
192.168.2.2126 24:FD:52:46:2C:
9E
41 Nandang Ramdan, SE
NIP 196003131983011001
42 Drs. Idam Siddiq NIP
195704031985031003
43 Dra. N. Hunaenah, MM
NIP 195811241985112001
44
Widyaisw ara Baru
Abdul Kodir, M.Pd. NIP 197105122002121003
192.168.2.2226 192.168.2.2326
80:9B:20:5E:ED: FC
C8:7D:65:03:74: DD
45 Apep Nurjaman, S.Kom.,
M.Pd. NIP 197304162002121002
46 Arief Husein Maulani,
M.Si. NIP 198010282005011003
192.168.2.2426 24:FD:52:46:01:0
B
47 Dewi Vestari, S.Si.,
M.Pd. NIP 197209192005012001
192.168.2.2526 00:1B:9E:3E:2B:
5E
48 Eddy Susianto, S.Pd. NIP
197802162006041001 192.168.2.2626
24:FD:52:1A:77: 54
49 Eka Danti Agustiani, M.
Si. 197408142005012002
50 Irman Yusron, S.Sos.
NIP 197110132001121002
51 Lili Indarti, M.Hum.
197703012002122002
52 Luluk Ayunning Dyah P,
M.Si. NIP 197904032006042001
192.168.2.2726 24:FD:52:46:09:
CA
53 Moch. Erwin Maulana,
S.Si. NIP 197105092006041001
192.168.2.2826 24:FD:52:45:E3:
BB
54 Nina Soesanti, S.Si.,
M.Pd. NIP 197402282006042001
192.168.2.2926 192.168.2.3026
D8:42:AC:E3:36: 16
14:F4:2A:52:5E:6 C
55 Noeraida, S.Si NIP
197811112008012013 192.168.2.3126
24:FD:52:46:17:8 6
56 Raskadi, S.Si. NIP
197708022005011002 192.168.2.3226
24:FD:52:46:01:6 4
57 Reza Setiawan, S.Si, MT
198303302008011004 58
Rini Nuraeni, M.Si. NIP 198111062005012001
192.168.2.3326 24:FD:52:2A:DB
:C1 59
Savina Melia, M.Si. NIP 197705092001122003
192.168.2.3426 E0:2A:82:43:20:7
A
60 Siti Amanah, S.Si., MT
NIP 197503142006042002
61 ST. Nurjaningsih, S.Si.,
MT 132312374
62 Sumarni Setiasih, S.Si.,
M.PKim. NIP 197511212005012003
63 Tina Agustina, M.Si. NIP
197708152001122001 192.168.2.3526
DC:85:DE:10:D5 :3F
64 Wandy Praginda, S.Pd.,
M.Si. NIP 198101312006041005
65 Yanni Puspitaningsih,
M.Si. NIP 197410072005012001
192.168.2.3626 CC:07:E4:26:7A:
DD 24:FD:52:1A:98:
E0
66 Yayu Sri Rahayu, S.Si.,
MP.Kim. NIP 197509102005012001
67 Yoki Ariyana, MT NIP
197804052002121001
68 Zaenal Arifin, M.Si. NIP
198202082005011002 192.168.2.3726
192.168.2.3826 192.168.2.3926
54:27:1E:09:C2:C 8
44:6D:57:16:74:7 6
8C:0E:E3:FA:DC :85
69
Seksi Data
informasi Adriana Kusumawardani,
ST, MM NIP 197108232000032001
70 Agus Maulani, S.Sn. NIP
197708122008011011 192.168.2.4026
00:26:5A:72:17:3 8
28:E3:1F:5E:21: DA
C0:4A:00:15:9A: 86
28:E3:1F:5E:21: DA
0C:1D:AF:76:94: 61
71 Atik Rahmawati, M.Hum
NIP 197301092002122002
72 Dani Suhadi, S.Sos. NIP
197007112002121001
73 Dindin Khairudin, A.
Md. NIP 197512262002121001
192.168.2.4126 00:24:D6:29:7F:
30
74 Erni Restiani, S.Pd. NIP
197610222001122001
75 Henri Simanjuntak, Drs.
M.Pd. NIP 196506301991031003
192.168.2.4226 24:FD:52:46:00:6
76 Lia Zalilia, S. Kom., MT
197707012002122001 192.168.2.4326
8C:0E:E3:E6:0E: 5F
77 N. Aminah, S.Kom NIP
196911241990032003 192.168.2.4426
24:FD:52:46:01:E E
78 Purwono NIP
196004251986031005
79 Raden Fauzia Lu Luun
Hasni, S.Si., M.Pd. NIP 198105032005012002
192.168.2.4526 24:FD:52:39:12:
BC
80 Raden Iryandi
Hendarsyah, SE NIP 195801131985031002
192.168.2.4626 00:26:55:42:EA:6
7
81 Robi Suwarga, S.Si. NIP
197902282002121003 192.168.2.4726
24:FD:52:45:EB: AD
82 Rohimat, ST NIP
198006102006041002 83
DATIN 002 192.168.2.4826
00:26:55:49:8B:5 5
84 DATIN 003
192.168.2.4926 00:26:08:F4:26:9
E
85
Seksi Program
Aritta Megadomani, S.Si. NIP
198105032005012001 192.168.2.18529
90:00:4E:2C:D7: 18
86 Ersi Ristie Rafieida, SAP
NIP 197410182001122001
192.168.2.18629 56:45:46:56:45:6
4 C8:14:79:35:6C:8
6 24:FD:52:46:27:5
5 87
Sulastri, ST NIP 196502081986032001
192.168.2.18729 00:24:2B:41:92:7
8
88 Trina Kartika Asih, S.Si.
NIP 197505192005012001
192.168.2.18829 20:16:D8:47:39:8
89 Yudi Yanuar, MT
198301282010121003 192.168.2.18929
54:53:ED:A9:31: A9
90 Listyanto Adinugroho,
MT 198410232010121009
91 Program1
192.168.2.19029 00:26:55:49:8B:9
B 92
Dr. Kurniasih, M.Si. NIP 197708252005012003
93
Seksi Penyeleng
garaan Diah Irma Nuraina, S.Pd.
NIP 198102082006042004
192.168.2.14528 24:FD:52:45:EB:
8B
94 Etin Kuraesin, S.Si. NIP
198004242005012003 192.168.2.14628
64:89:9A:5F:28:F C
00:15:AF:40:45:5 F
95 Handi Sumarna NIP
196606061991031004 192.168.2.14728
00:21:9B:63:52:3
93 M. Asep Ferry Ginanjar,
A.Md. 198602072010121006
192.168.2.14828 00:26:55:48:34:5
4
94 Santi Setiani Hasanah,
S.Pd. NIP 197712042006042001
192.168.2.14928 00:24:D6:12:04:3
6 18:26:66:3D:57:7
B
95 Tresna Dewi Pertiwi,
S.Si. NIP 197107092005012001
192.168.2.15028 2C:D0:5A:3A:12:
AB
96 Agus Budiyanto, S.Pd.
NIP 196502061990011001
97 Yanto Edi Ismanto NIP
197511112005011003 192.168.2.151.28
00:26:55:48:34:5 4
00:1D:E0:0A:30: 1B
00:26:55:42:EA:7 6
98 Kusumo Wibowo, S.Pd.
NIP 196804211990011001
99
Seksi Evaluasi
Chatin Fakara, S.Pd., M.Si.
196904132002122001 192.168.2.16128
00:24:D6:11:EE: DC
100 Halim NIP
197709182005011001 192.168.2.16228
44:6D:57:16::73: 67
D8:30:62:67:5D:4 D
101 Nendah Nuraindah, S.Pd.
NIP 197407112006042001
192.168.2.16328 00:24:D6:0E:CE:
16
102 Zuhe Safitra, SS NIP
198307122006041001 103
Lini Winarty NIP 196002181981032001
104 Tatang Kurniawan, ST
NIP 197704212006041001
192.168.2.16428 24:FD:52:45:EC:
24
105 Farah Diba, M.Stat. NIP
197310112002122001 106
Eva1 192.168.2.16528
48:59:29:DD:9D: 76
107 Eva2
192.168.2.16628 40:16:7E:E0:C1:5
A 108
Eva3 192.168.2.16728
D8:30:62:67:5D:4 D
109 Sub-
bagian Asep Supriatna NIP
197709152002121002 192.168.2.12928
00:26:55:48:09:F 7
110 Tatalaksan
a dan Kepegawa
ian Enang Sumarna, SE NIP
196803281989031001
111 Ferdiansyah Muhammad
Saedik, A.Md. 198902092010121006
109 Iis Ismayati NIP
196305131986092002 110
Keli Suradi NIP 196106211986031002
111 Yayan Ahmad Royani,
S.Kom. NIP 196609071990011001
112 Yaya Sutarya NIP
198206262005011004 192.168.2.13028
00:24:D6:11:FF: 54
113 An-an Diana NIP
196311141985032001
114 Anita Budhirahayu,
S.Sos., MIK NIP 197303062002122002
115 Ahmadi NIP
197011151991031004 192.168.2.13128
60:71:E2:EA:B6: A1
116 Kepegawaian
192.168.2.13228 9C:D6:43:78:CE:
32 117
Kepegawaian2 192.168.2.13328
6C:62:6D:54:EE: BB
118 Kepegawaian3
192.168.2.13428 00:26:08:F4:38:3
A 119
Kepegawaian4 192.168.2.13528
24:FD:52:45:F0: DC
120 Kepegawaian5
192.168.2.13628 9C:D6:43:78:D2:
1C 121
Kepegawaian6 192.168.2.13728
00:26:55:48:34:6 1
116
Subbagian Keuangan
Haryana NIP 196203101988031001
192.168.2.9727 00:26:55:48:33:2
C
117 Resbudi Setia Perdana
NIP 196602281985031003
192.168.2.9827 00:26:55:42:EA:6
1 00:26:55:48:32:D
118 Riki Sugiharto, A.Md.
NIP 198401012009121002
192.168.2.9927 50:E5:49:A1:5B:
F9
119 Taufik Hidayat, SE NIP
197109252002121002 192.168.2.10027
00:26:55:48:38:5 9
120 Tedi Kusnadi NIP
196010161986031001
121 Nanang Suparman, S.Pd.,
MAB NIP 196902172002121001
192.168.2.10127 00:26:08:F4:35:7
E
122 Toni Prastowo NIP
195609091986031004
123 Romy Satria Lesmana,
ST. NIP 198110052006041003
192.168.2.10227 24:FD:52:46:16:2
B 44:6D:57:16:74:9
2
124 Poppy Herawati, S.Kom.
NIP 197308212002122001
192.168.2.10327 00:26:55:48:34:6
3
125 Yulia Mustika, SE. AK.
NIP 197908022006042002
192.168.2.10427 00:26:55:42:EA:
88
126 Ari Nugraha, A.Md.
198101062010121001 192.168.2.10527
44:6D:57:16:73:6 8
127 Rinrin Hasriyani, S.Sos.,
M.Si. NIP 197805242002122002
192.168.2.10627 14:F6:5A:F6:8F:F
5 00:24:D6:10:81:0
8
128
Subbagian TU RT
Acang NIP 196012121985031004
192.168.2.6527 00:02:72:29:FB:7
2 00:26:55:49:8B:A
3
129 Ade Ahmad Mulyana,
S.Pd NIP 196906151990031001
192.168.2.6627 00:24:D6:11:FF:
7C
130 Ariffianto, S.Pd. NIP
197301191993031001 131
Aris Prabowo NIP 197302062002121002
192.168.2.6727 E0:B9:A5:A6:40:
67 132
Asep Ramli, SAP NIP 196512111990011001
192.168.2.6827 00:26:55:42:EA:
77 133
Asep Sofyan NIP 197104052009101002
134 Burhanudin NIP
197309122009101002 192.168.2.6927
00:27:19:BC:1F:4 9
135 Choeruddin NIP
196902122005011001 192.168.2.7027
F8:D1:11:1A:48: D6
136 D. Deden Suherman NIP
196503161990031002
137 Dani Ramdani, S.Pd. NIP
196501251989031016
138 Dewi Rohmawati
Rosabawa, SP NIP 197102192002122001
192.168.2.7127 70:F3:95:AE:71:7
D
139 Drs. Erfan Kurniadi NIP
195906251989031001 192.168.2.7227
00:27:19:BC:25: D7
140 Edi Supriadi NIP
196306061991031006 141
Eti Rohaeti NIP 196503061985032001
192.168.2.7327 D8:30:62:67:61:C
E 142
Euis Sriwati NIP 195912271991032001
192.168.2.7427 00:26:55:42:EA:7
7 143
Haryanto NIP 196309161990011001
192.168.2.7527 44:6D:57:16:73:6
3 144
Irma Heryani NIP 198006192005012003
192.168.2.7627 00:26:08:F4:3E:4
B 145
Iyang NIP 196008211982031003
192.168.2.7727 00:24:D6:13:02:E
2 146
Masdi NIP 195806031981031002
192.168.2.7827 00:24:D6:12:01:5
6
147 Memed NIP
197112282002121001 192.168.2.7927
00:26:55:48:33:5 1
148 Mohamad Bastari, S.Sos,
MAP NIP 196202021985031006
149 Retzy Noer Azizah, S.Si.
NIP 197903012005012001
150 Yoga Nugraha NIP
195903261986031003 151
Saeful Alamsyah NIP 196206301990011001
152 Sri Karyati NIP
196001171981032001 192.168.2.7827
00:26:08:F4:38:0 F
44:6D:57:6D:76:4 F
153 Suarna NIP
196709052005011002 192.168.2.7927
CC:F9:E8:3A:37: 73
154 Surya Tanra NIP
197104072002121001 192.168.2.8027
00:24:D6:12:F1: B0
155 Sutisna NIP
197202081991031001 192.168.2.8127
00:26:55:42:EA:7 7
00:26:55:48:33:5 1
156 Undang Saefudin NIP
196203131986031003 157
Turijan NIP 196512311990011002
158 Dewi Awalia
192.168.2.8227 C4:17:FE:33:06:
BE 3.1.7.
DHCP
Banyaknya user yang menggunakan fasilitas internet di Dinas PPPPTK IPA
Bandung menyebabakan jumlah penggunaan IP address yang tidak sedikit.
Berdasarkan data yang telah didapatkan oleh Penulis, dapat dilihat di bagian Analisis
User terdapat 90 pegawai Dinas PPPPTK IPA Bandung yang menggunakan internet.
Banyaknya pengguna internet tersebut dapat menyebabkan kesulitan dalam pembagian IP
address bagi setiap pengguna internet dan dapat menyebebakan IP
Conflict, yaitu berbenturannya IP address karena ada 2 atau lebih perangkat yang menggunakan IP
address yang sama. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka Penulis menggunakan DHCP Server dalam membagi IP
address untuk menghindari IP Conflict.
Dynamic Host Configuration Protocol DHCP merupakan protokol berbasis arsitektur
clientserver yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian IP address dalam satu jaringan. Karena DHCP menggunakan aristektur clientserver,
maka dalam DHCP teradpat 2 pihak yang terlibat, yaitu 1.
DHCP Server, merupakan mesin yang menjalankan layanan yang dapat mengalokasikan IP
Address dan informasi TCPIP kepada client yang memintanya. Dalam hal ini yang bertindak sebagai
DHCP Server merupakan PC Server di Dinas PPPPTK IPA Bandung
2. DHCP Client, merupakan mesin client yang mendapatkan layanan
DHCP sehingga memungkinkan mereka dapat berkomunikasi dan mendapatkan alokasi IP
Address dari DHCP server. Dalam hal ini DHCP
Client adalah komputer pegawai Dinas PPPPTK IPA Bandung.
Untuk kepentingan sistem MRTG dan Management Bandwith menggunakan
Squid alokasi IP address ditambahkan dengan filter menggunakan Mac Address. Hal ini bertujuan MRTG membutuhkan IP
address statis, maka kebutuhan MRTG dapat terselesaikan dengan memberi filter tambahan berupa filter
Mac Address untuk diberi IP yang dapat digunakan oleh sistem MRTG. Sebagai konfigurasi awal, DHCP membutuhkan inisialisasi sistem yang
akan digunakan didalam jaringan. Adapun konfigurasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Gambar 3-9. Inisialisasi DHCP Server
Keterangan : 1.
Subnet 192.168.2.0 netmask 255.255.255.0 = merupakan inisialisasi awal subnet dan netmask yang digunakan DHCP Server.
2. Range 192.168.2.10 192.168.2.110 = cakupan range IP address
yang akan dialokasikan didalam jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung.
3. Option domain-name-server 8.8.8.8 = merupakan inisialisasi
domain server yang digunakan. 4.
Option broadcast-address 192.168.2.255 = merupakan alamat yang digunakan sebagai media
broadcast didalam sistem DHCP. 5.
Default-lease-time 600 = merupakan default durasi DHCP client memakai alokasi IP
address yang diberikan DHCP Server. 6.
Max-lease-time 7200 = merupakan durasi maksimal DHCP client memakai alokasi IP
address yang diberikan DHCP Server. Adapun gambaran kerja sistem DHCP di jaringan komputer Dinas PPPPTK
IPA Bandung adalah sebagai berikut :
Gambar 3-10. DHCP di Dinas PPPPTK IPA Bandung
Dynamic Host Configuration Protocol DHCP dalam proses pengalokasian IP
Address dari sebuah DHCP Server kepada DHCP Client memiliki 4 langkah sebagai berikut :
1. DHCPDISCOVER : DHCP client akan menyebarkan request
secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif. Sebagai
contoh komputer client milik Drs. Dedi Herawadi, M.SI dengan mac
address C4:85:08:13:9D:0E mencari DHCP Server yang aktif untuk mendapatkan alokasi IP
address. 2.
DHCPOFFER :
setelah DHCP Server mendapat broadcast
dari DHCP client, DHCP Server akan menawarkan sebuah IP
address kepada DHCP client yang melakukan DHCPDISCOVER. 3.
DHCPREQUEST : DHCP client akan meminta DHCP Server
untuk mengalokasikan IP address dari IP address yang tersedia
dalam DHCP POOL kepada DHCP Server yang aktif. 4.
DHCPAC :
DHCP Server akan merespon permintaan DHCP
client dengan mengirimkan paket acknowledgement. Kemudian DHCP Server menetapkan sebuah IP
address kepada DHCP
client. Seperti contoh sebelumnya terhadap komputer client
Gambar 3-11. Konfigurasi filter menggunakan Mac Address
milik Drs. Dedi Herawadi, M.SI dengan mac address C4:85:08:13:9D:0E akan mendapatkan alokasi IP
address 192.168.2.1. Setelah mendapatkan alokasi IP
address maka DHCP
client dapat memulai komunikasi dengan jaringan.
Adapun konfigurasi untuk menentukan filter dalam alokasi IP address
menggunakan Mac Address adalah sebagai berikut :
Keterangan : 1.
Host Drs. Dedi Herawadi, M.Si = merupakan nama DHCP Client yang akan mendapatkan layanan alokasi IP
address dari DHCP Server.
2. Hardware ethernet C4:85:08:13:9D:0E = merupakan Mac Address
yang digunakan oleh DHCP client yang akan digunakan sebagai
filter alokasi IP address.
3. Fixed-address 192.168.2.11 = merupakan IP address yang akan
digunakan oleh DHCP client untuk berkomunikasi didalam jaringan.
Gambar 3-12. Proses Routing di Dinas PPPPTK IPA Bandung 3.1.8.
Routing
Dengan menggunakan pengalamatan IP memungkinkan Administrator Jaringan dapat membangun beberapa jaringan. Namun pada prinsipnya, antar
jaringan tidak dapat melakukan komunikasi. Untuk melakukan komunikasi antar jaringan Administrator Jaringan membutuhkan peralatan tambahan berupa Router.
Router memiliki fungsi routing yang bertanggung jawab membawa data melewati sekumpulan jaringan dengan cara memilih jalur terbaik untuk dilewati data.
Dalam penelitian ini, Router yang digunakan berupa PC Router yang bertugas untuk melakukan proses Routing di dalam jaringan besar untuk
mengkomunikasikan beberapa jaringan kecil didalamnya. Berikut ini merupakan gambaran proses Routing di Dinas PPPPTK IPA
Bandung :
Gambar tersebut merupakan gambaran proses Routing di dinas PPPPTK IPA Bandung. Dapat dilihat satu komputer dengan IP
address 192.168.0.2 dapat berkomunikasi satu sama lainnya dengan komputer dengan IP
address 192.168.2.2 yang berada di jaringan yang lain.
Gambar 3-13 Ilustrasi Sistem NAT di Dinas PPPPTK IPA Bandung 3.1.9.
Network Address Translation NAT
Pada jaringan komputer, proses Network Address Translation NAT
merupakan proses penulisan ulang masquerade pada alamat IP asal source
danatau pada alamat IP tujuan destination setelah melewati router atau firewall.
NAT digunakan pada jaringan engan workstation yang menggunakan IP Private agar dapat berkomunikasi dengan jaringan internet dengan menggunakan satu atau
lebih IP Public. Adapun ilustrasi sistem NAT pada jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung
adalah sebagai berikut :
Berdasarkan ilustrsi tersebut, dapat dilihat komputer dengan IP Local 192.168.0.3 tidak dapat langsung berkomunikasi dengan jaringan internet karena
server seperti Google dan Yahoo tidak dapat mengenali IP Address local tersebut.
Proses pengiriman data dari IP Local dapat dilakukan dan terkirim ke server diluar jaringan seperti Google, namun saat server atau jaringan diluar Jaringan IP Local
akan mengirimkan paket data balasan kepada IP Local tidak dapat dilakukan karena server tersebut tidak dapat mengenali IP Local tersebut.
Agar proses pengiriman data dan proses pengenalan IP berjalan dengan baik, maka diperlukan konfigurasi NAT. Adapun konfigurasi nya adalah sebagai
berikut :
Gambar 3-14. Konfigurasi NAT
Setelah melakukan konfigurasi tersebut, maka IP Local di dalam jaringan dapat dikenali server diluar jaringan. IP Local tersebut diwakili oleh sistem NAT
dengan diberikan IP Public agar dapat dikenali Server diluar jaringan sehingga proses komunikasi dan aliran data dapat berjalan dengan baik.
3.1.10. SNMP
SNMP Simple Network Management Protocol merupakan protocol yang
bekerja secara sederhana, yaitu Manajer dan Agent saling berkirim pesan berupa permintaan Manager dan jawaban dari Agent mengenai informasi didalam jaringan.
Pesan – pesan ini dibawa oleh paket – paket data yang disebut PDU Protocol Data
Unit. Protokol ini menggunakan transpor PDU pada port 161. PDU SNMP yang standard memiliki nilai dan nama. PDU SNMP yang standard adalah sebagai
berikut : a.
Get Request PDU ini digunakan untuk mengakses agent dan mendapatkan nilai
dari daftar variabel yang diminta. PDU ini mengandung identifier
yang membedakannya dengan multi request ataupun nilai variabel
status elemen jaringan b.
Get-Next Request Seperti Get Request, tetapi memungkinkan pengambilan informasi
pada logical identifier selanjutnya dalam MIB tree secara berurutan. c.
Get Response PDU ini untuk merespon unit data Get Request, Get-Next Request
dan set Request yang dikeluarkan oleh agent d.
Set Request Dipakai untuk menjelaskan aksi yang harus dilaksanakan di elemen
jaringan. Biasanya untuk mengubah nilai suatu daftar variabel e.
Trap PDA ini memungkinkan modul manajemen jaringan agent
memberi laporan tenntang kejadian pada elemen jaringan kepada manajer.
Dibawah ini dijelaskan bagaimana hubungan kerja antara Manager dan Agent dalam proses monitoring SNMP. Manager merupakan penyedia layanan
monitoring terhadap agent – agent dibawahnya. Manager bekerja dalam membaca
dan mengganti konfigurasi, membaca atau mengganti status, dan mendeteksi performansi atua status
error. Sedangkan Agent melakukan responsi terhadap request dari Manager dan memberikan laporan report apabila terjadi masalah
error.
Gambar 3-16. Pesan yang dikirim antara Manager dan Agent Gambar 3-15. Hubungan antara Manager dan Agent
Gambar 3-17. Struktur SNMP
Adapun gambar tersebut merupakan ilustrasi kinerja saat memberikan pesan beserta respon yang diberikan antara Manager dan Agent selama proses monitoring.
Pada Gambar 24, diperlihatkan bagaimana struktur SNMP didalam suatu jaringan selama proses monitoring
bandwidth di Dinas PPPPTK IPA Bandung. Yang bertindak sebagai Manager adalah suatu perangkat lunak yang telah
dikonfigurasi di Server MRTG di Dinas PPPPTK IPA Bandung. Sedangkan Agent adalah sekumpulan
device atau komputer yang ditugaskan untuk mengumpulkan data secara
local dari masing – masing komputer untuk selanjutnya dilaporkan ke
Manager untuk dianalisis dan ditampilkan dalam bentuk grafik. MIB merupakan struktur basis data variabel dari elemen jaringan yang dikelola. Struktur ini bersifat
hierarki dan memiliki aturan sedemikian rupa sehingga informasi setiap variabel dapat dikelola atau ditetapkan dengan mudah. SNMP PDU merupakan sekumpulan
pesan yang dikirimkan antara Manager dan Agent seperti pada pembahasan sebelumnya, yaitu
Get Request, Get-Next Request, Get Response, Set Request, dan Trap
3.1.11. MRTG
MRTG merupakan suatu perangkat lunak yang memberikan memberikan informasi berdasarkan data
– data yang diberikan oleh SNMP. Informasi yang diberikan berupa grafik yang ditulis ulang setiap lima menit sekali sesuai dengan
kondisi dari Agent SNMP yang secara instant digabungkan dan dianalisis sehingga
file logging tersebut membesarnya terkendali.
Data yang didapatkan dari hasil pengamatan terhadap grafik MRTG dapat digunakan sebagai acuan penggunaan
bandwidth di dinas PPPPTK IPA Bandung. Adapun contoh grafik MRTG adalah sebagai berikut :
Gambar 3-18. Contoh Grafik MRTG
Adapun keterangan jika salah satu grafik di- click adalah sebagai berikut :
Tabel 3-19. Keterangan MRTG
NO AKTIVITAS
KETERANGAN 1
Max In Ini menunjukkan nilai maksimal dari puncak
traffic dimana
bandwidth yang dikirim oleh ISP 2
Max Out Ini menunjukkan nilai maksimal dari puncak
traffic sistem jaringan saat melakukan akses ke ISP
3 Average In
Ini menunjukkan nilai rata – rata besar bandwidth dari
ISP 4
Average Out Ini menunjukkan nilai rata
– rata besar bandwidth dari jaringan
5 Current In
Perhitungan nilai terakhir pergerakan traffic yang terjadi
dipengaruhi oleh interval waktu pada bandwidth yang
masuk dilihat pada traffic yang berwarna hijau
6 Current Out
Perhitungan nilai terakhir dari pergerakan traffic yang
terjadi dipengaruhi oleh interval waktu pada sistem jaringan dilihat pada
traffic warna biru.
3.1.12. Manajemen Bandwidth dengan Squid
Bandwidth management adalah serangkaian mekanisme kontrol yang menilai data alokasi, penundaan variabilitas, tepat waktu pengiriman, dan
kehandalan pengiriman dalam mengelola jalur internet agar kecepatannya menjadi efektif dan efisien. Dengan
bandwidth management, admin dapat mengatur bandwidth sesuai dengan kebutuhan.
Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan Squid Proxy Server untuk melakukan proses manajemen bandwidth. Untuk melakukan proses manajemen
tersebut, sebelumnya dibutuhkan sebuah proxy. Proxy merupakan sebuah komputer server yang digunakan sebagai perantara antara
user dan internet. Untuk analoginya proxy sebagai perantara antara pihak pertama
user dalam berhubungan dengan pihak kedua internet, sehingga pada saat
user melakukan akses internet maka proxy sebagai perantara yang menyampaikan
request dari user tersebut ke internet atau sebaliknya.
User tidak langsung berhubungan dengan internet tetapi dengan menggunakan perantara proxy server
user dapat terhubung dengan akses internet. Proxy memiliki banyak peran, tanpa proxy administrator akan sulit
mengelola jaringan, permasalahan yang biasa timbul dalam koneksi internet adalah seperti load internet yang besar karena bandwidth yang tidak dibatasi, pembagian
bandwidth yang tidak adil, banyak konten – konten yang tidak penting dapat diakses
oleh user dan sebagainya. Dengan menggunakan proxy, permasalahan tersebut
dapat diatasi karena fungsi utama proxy yaitu melakukan proses sharing, caching,
dan filtering. Adapun pengertian dari ketiga proses tersebut adalah : a.
Sharing Berdasarkan konsep dasar, pengguna tidak langsung berhubungan
dengan jaringan internet namun harus melewati suatu gateway,
yang bertindak sebagai batas antara jaringan lokal dan jaringan luar. Gateway bertindak sebagai titik dimana sejumlah koneksi dari
pengguna lokal akan terhubung dengan gateway. Dengan demikian
koneksi jaringan lokal ke internet akan menggunakan koneksi yang sama yaitu yang dimiliki
gateway secara bersama – sama
connection sharing . Dalam hal ini gateway bertindak sebagai proxy server, karena menyediakan layanan sebagai perantara antara
jaringan likal dan jaringan internet. b.
Caching Proxy server memiliki mekanisme penyimpanan obyek-obyek yang
sudah pernah diminta dari server – server di internet. Proxy server
menyimpan data tersebut dan biasa disebut cache server. Mekanisme caching akan menyimpan obyek
– obyek yang merupakan hasil permintaan dari para pengguna, yang didapat dari
internet. c.
Filtering Proxy dapat diatur agar dapat melakukan penyaringan terhadap
konten – konten yang tidak diinginkan seperti situs porno, judi, sara,
pishing dan konten – konten yang memakai bandwidth besar
sehingga user tidak dapat mengakses konten tersebut.
Dari sisi pengguna, proxy sama seperti penyedia layanan asli. Pengguna hanya perlu mengirimkan permintaan layanan, dan proxy akan melayani
permintaan tersebut. Namun dalam proses eksekusi layanan tersebut, proxy melakukan permintaan layanan ke penyedia layanan asli.
Setelah penyedia layanan asli memberikan respon, lalu proxy akan mengembalikan hasil eksekusi permintaan layanan ke pengguna. Sehingga dari sisi
penyedia layanan asli, proxy sama seperti pengguna layanan. Adapun ilustrasinya adalah sebagai berikut :
Gambar 3-19. Cara Kerja Proxy
Salah satu komplesitas dari proxy pada level aplikasi adalah bahwa pada sisi pengguna, pengguna diharuskan melakukan konfigurasi yang spesifik untuk suatu
proxy tertentu agar bisa menggunakan layanan dari suatu proxy server. Agar pengguna
tidak harus
melakukan konfigurasi
khusus, Admin
dapat mengkonfigurasi proxycache server agar berjalan secara benar
– benar transparan terhadap pengguna
transparent proxy. Dengan adanya
transparent proxy, pengguna tidak perlu melakukan konfigurasi lebih lanjut karena pengguna benar
– benar tidak mengetahui tentang keberadaan proxy ini namun dengan sendirinya pengguna akan menggunakan
proxycache ini. Cara membuat transparent proxy dalah dengan membelokkan arah
redirecting dari paket – paket untuk suatu aplikasi tertentu dengan menggunakan
satu atau lebih aturan pada firewallrouter. Prinsipnya setiap aplikasi berbasis TCP akan menggunakan salah satu port yang tersedia, dan firewall membelokkan paket
yang menuju ke port layanan tertentu, ke arah port dari proxy yang bersesuaian. Sebagai contoh : saat seorang pegawai Dinas PPPPTK IPA Bandung
membuka hubungan HTPP port 80 dengan suatu web server, firewall pada router yang menerima segera mengenali bahwa ada paket data yang berasal dari klien
dengan nomor port 80. Di sisi lain, admin jaringan Dinas memiliki satu HTTP proxy server yang berjalan di port 8080. Pada firewall router Admin membuat satu aturan
yang menyatakan bahwa setiap paket yang datang dari jaringan lokal menuju ke port 80 harus dibelokkan ke arah alamat HTTP proxy server port 8080. Maka semua
permintaan web dari pengguna akan masuk dan diwakili oleh HTTP proxy server diatas.
Gambar 3-21. Konfigurasi Transparent Proxy Gambar 3-20. Ilustrasi
Transparent Proxy
Konfigurasi untuk transparent proxy adalah sebagai berikut :
Untuk manajemen bandwidth, Penulis menggunakan Squid Proxy-Server. Squid merupakan software proxy yang telah termasuk didalam distro Debian
GNULinux. Didalam Squid, terdapat konfigurasi dasar delay_pool.
Delay_pool pool berfungsi untuk menentukan jumlah aturan yang dipakai dalam membatasi
bandwidth yang dikonsumsi user , delay pool juga adalah opsi untuk menspesifikasikan berapa jumlah
pool yang digunakan untuk membatasi jumlah
bandwidth dari ACL tertentu. ACL Access Control List, sederhananya digunakan untuk mengizinkan atau tidak paket host menuju ke tujuan tertentu. ACL
terdiri atas aturan – aturan dan kondisi yang menentukan trafik jaringan dan
menentukan proses nantinya akan dilewatkan atau tidak. Delay pool dapat dirangkaikan bersama opsi
– opsi yang lain, yaitu : 1.
Delay class, opsi ini menspesifikasikan dari masing – masing pool yang telah didefinisikan pada opsi delay pool. Kelas
– kelas tersebut dispesifikasi berdasarkan IP Address dari ACL, ada 3 class yang
didukung squid antara lain : Class 1, akses dibatasi dengan single bucket, artinya hanya
bisa mendefinisikan overall bandwidth untuk suatu ACL
saja dan tidak dapat mendefinisikan bandwidth dengan lebih
mendetail. Class 2, semua akses dibatasi dengan single agregate
dengan dua parameter bandwidth. Parameter pertama
mendefinisikan berapa
bandwidth maksimal
yang didapatkan ACL, parameter kedua mendefinisikan berapa
bandwidth overall untuk ACL yang spesifik yang ada pada network tersebut.
Class 3, kelompok yang didefinisi bandwidth-nya paling mendetail. Parameter pertama mendefinisikan berapa
bandwidth maksimal yang didapatkan ACL, parameter kedua mendefinisikan berapa
bandwidth normal yang didapatkan ACL, dan parameter ke tiga mendefinisikan
bandwidth yang didapatkan ACL jika mengakses ACL –
ACL tertentu yang spesifik, misalnya file mp3. 2.
Delay parameter, opsi ini menspesifikasikan berapa jumlah transfer rate atau danwidth untuk satu pool. Bandwidth dispesifikasikan
Gambar 3-22. Inisialisasi ACL
Gambar 3-23. Konfigurasi manajemen bandwidth dan aksesnya
dalam transfer rate rata – rata dan transfer rate maksimum yang
dapat dicapai suatu pool 3.
Delay access, opsi ini mendefinisikan siapa saja ACL yang akan dimaukkan ke pool tertentu untuk mendapatkan “perlambatan”
bandwidth. Adapun konfigurasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
3.1.13. Metode Queue Tree
Manajemen bandwidth merupakan pengalokasian bandwidth untuk
mendukung kebutuhan aplikasi layanan jaringan. Manajemen bandwidth
diperlukan bagi jaringan multi layanan dengan menerapkan layanan Quality of
Service QOS yang menggambarkan tingkat pencapaian pada suatu sistem komunikasi data. Dibawah ini merupakan proses aliran sistem manajemen
bandwidth.
Gambar 3-24. Aliran Sistem Manajemen Bandwidth
Dimana : 1.
Filtering berfungsi untuk melakukan filter paket data berdasarkan alamat IP atau alamat
port dan mengarahkan paket data ke tujuan yang benar.
2. Classifier bertugas untuk mengarahkan paket – paket yang datang
ke kelas- kelas yang bersesuaian untuk mempermudah penanganan paket data menuju antrian atau
buffer. Pada classifier terdapat estimator yang bertugas mengestimasi
bandwidth yang digunakan oleh klasifikasi kelas.
3. Buffer merupakan tempat penyimpanan paket data sementara. Buffer
menyesuaikan waktu dengan menerapkan teknik antrian 4.
Scheduler, bertugas untuk menentukan penjadwalan paket data yang akan dikirim ke tujuan dari tempat antrian atau
buffer. Dalam penelitian ini Penulis merekomendasikan metode
queue tree dalam melakukan manajemen
bandwidth. Berdasarkan analisis topologi dan analisis masalah pada bagian sebelumnya, terdapat beberapa alasan mengapa dipilih metode
ini, diantaranya : 1.
Keterbatasan bandwidth yang ada namun jumlah user didalam jaringan Dinas PPPPTK IPA memiliki jumlah sangat banyak 116
host sehingga dibutuhkan metode yang dapat menggunakan IP Address sebagai penanda paket data.
2. Dibutuhkan metode yang dapat melakukan alokasi bandwidth tanpa
melihat prioritas dalam antrian paket data karena aktifitas penggunaan internet di dalam jaringan dinas sangat tinggi dapat
dilihat pada tabel 13 mengenai aktifitas penggunaan internet di dinas PPPPTK IPA Bandung.
Gambar 3-25. Teknik Antrian Queue Tree
Gambar 3-26. Skema layanan metode queue tree
3. Perlunya alokasi bandwidth yang adil dalam setiap bagian struktur
organisasi sesuai dengan kebutuhan setiap bagian sesuai dengan aktifitas kerjanya sehari
– hari. 4.
Dibutuhkan metode yang dapat membagi alokasi bandwidth secara fix sehingga tidak berubah-rubah dan sesuai dengan kebutuhan
setiap bagian didalam struktur organisasi PPPPTK IPA Bandung. Metode
queue tree memiliki teknik antrian dalam bekerja. Dibawah ini merupakan teknik antrian pada metode
queue tree :
Proses pada teknik antrian tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Mark Packet bertugas untuk menandai paket data yang akan diproses kedalam antrian. 2.
Firewall bertugas untuk menyeleksi paket sesuai dengna klasifikasi kelasnya 3.
Mangle bertugas untuk pembatasan bandwidth. Untuk memenuhi kebutuhan alokasi
bandwidth di dalam jaringan dinas, metode
queue tree memiliki kemampuan untuk memberi layanan alokasi bandwidth tanpa melihat prioritas antrian. Semua permintaan alokasi
bandwidth dapat diproses dalam waktu yang bersamaan sehingga tidak memberikan
delay yang besar kepada host yang meminta alokasi bandwidth. Karena Dinas PPPPTK IPA Bandung
memiliki beberapa bagian didalam struktur organisasinya maka dibutuhkan pula alokasi
bandwidth adil dan rata didalam setiap bagiannya bergantung dengan kebutuhannya. Dengan prinsip PCQ hal tersebut dapat terpenuhi. Berikut ini skema
layanan dari metode queue tree :
Gambar 3-27. Queue Tree Berdasarkan IP Address
Berdasarkan gambar diatas, dengan queue tree alokasi bandwidth dilakukan
secara bersamaan sesuai dengan permintaan. Metode
queue tree mendukung alokasi bandwidth berdasarkan IP Address dan
network. Hal ini sangat dibutuhkan mengingat banyaknya jumlah host yang terbagi dalam beberapa bagian sesuai dengan struktur organisasi didalam jaringan
Dinas PPPPTK IPA Bandung.
Gambar 3-28. Desain Jaringan dengan sistem MRTG dan Manajemen Bandwidth 3.2.
Design
Pada bagian ini, setelah melakukan analisis Penulis akan membuat gambaran topologi jaringan dan sistem yang akan dibangun. Tujuan dari aktifitas
Design adalah untuk memudahkan aktifitas penelitian dengan memberikan informasi mendasar mengenai kondisi jaringan dan gambaran awal sistem yang
akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat dari modem ADSL ISP ditambahkan switch untuk membagi koneksi internet ke Server Farm dan PC Router
yang telah diinstal MRTG. PC Router merupakan pusat pemrosesan dari DHCP Server, Routing, NAT, MRTG dan Squid. Sehingga komputer
– komputer client yang ada dibawahnya dapat dilayani dan dipenuhi kebutuhannya dan dapt
dilakukan monitoring dengan optimal.
3.3. Simulation Prototype
Pada proses Simulation Prototype didalam penelitian ini bertujuan sebagai langkah uji coba dan simulasi jaringan setelah dianalisis dan dibentuk desain
awalnya. Proses ini bertujuan untuk memudahkan Penulis saat akan melakukan implementasi di Dinas PPPPTK IPA Bandung.
Tahapan ini menggunakan beberapa tools bantuan, diantaranya :
1. Untuk melakukan eksekusi beberapa sistem operasi yang berbeda
sebagai sistem operasi simulasi diluar sistem operasi yang digunakan Penulis adalah dengan menggunakan Oracle VM
VirtualBox Manager. 2.
Untuk melakukan simulasi jaringan menggunakan GNS3. Adapun langkah
– langkah dalam melakukan proses prototyping adalah sebagai berikut:
3.3.1. Membuat Sistem Operasi Baru di Oracle VM VirtualBox
Manager
Untuk melakukan prototype, sesuai dengan kenyataan di jaringan Dinas
PPPPTK IPA Bandung terdapat beberapa macam sistem operasi yang bekerja antara lain Linux dan Windows. Untuk memudahkan penggunaan beberapa macam
sistem operasi maka dibuatkan beberapa mesin virtual untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam jaringan.
a. Buat sistem operasi baru
Gambar 3-30. Buat harddisk virtual
Gambar 3-31. Pemilihan Master Sistem Operasi Gambar 3-29. Buat sistem operasi baru
b. Tentukan pembuatan hard disk virtual dengan memilih pilihan
kedua, yaitu menggunakan master OS yang telah disiapkan
sebelumnya dengan format .vdi
c. Cari source atau master .vdi yang teah disiapkan sebelumnya. Pilih
mulai lalu proses instalasi sistem operasi akan berjalan sesuai dengan pada saat menginstall sistem operasi baru pada komputer.
Gambar 3-32. Implementasi menggunakan GNS3
Gambar 3-33. Tampilan MRTG pada proses prototyping
d. Implementasi menggunakan GNS3. Setelah dilakukan konfigurasi
yang akan dibahas pada Bab 4. Lakukan drag n drop terhadap sistem
operasi yang akan digunakan dalam proses prototyping sedemikian
rupa sehingga menjadi :
e. Jalankan sistem operasi Server-MRTG lalu buka aplikasi browser
untuk melakukan pengecekan bandwidth dari user yang bernama
Dian Indriani
Gambar 3-34. Grafik hasil monitoring 3.4.
Implementation
Proses implementasi Sistem monitoring bandwidth menggunakan MRTG
dan manajemen bandwidth menggunakan Squid-Proxy Server selanjutnya akan
dibahas pada Bab 4.
3.5. Monitoring
Setelah implementation, proses selanjutnya yang dilakukan adalah proses
monitoring. Pada tahap ini Penulis melakukan pengujian monitoring bandwidth beserta
management bandwidth terhadap jaringan Dinas PPPPTK IPA Bandung. Adapun grafik yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Gambar 3-36. Konfigurasi Squid Gambar 3-35. Pengujian
bandwidth sebelum konfigurasi Squid
Selanjutnya dilakukan test kecepatan download pada website speedtest.net,
adapun hasil pengujian sebelum diberlakukannya konfigurasi Squid pada jaringan adalah sebagai berikut :
Untuk melakukan proses manajemen bandwidth dilakukan konfigurasi
seperti berikut ini :
Gambar 3-37. Pengujian Bandwidth setelah konfigurasi squid
Keterangan : Delay_pools 1 : Jumlah pool yang aktif yaitu 1
Delay_class 1 : Class yang berlaku yaitu class 1, dimana tidak terdapat konfigurasi mendetail sehingga semua konfigurasi
berlaku untuk semua aktifitas. Delay_parameters 2000015000 : Ketika berjalan pada kondisi normal ACL
akan mendapatkan
bandwidth 20000x8=16KBps. Ketika berjalan pada
kondisi download
ACL akan
mendapatkan bandwidth
15000x8=12KBps. Delay_access 1 allow kelompok1 : yang dapat mengakses konfigurasi
adalah kelompok 1 Adapun hasil
testing kecepatan download pada website speedtest.net setelah diberlakukannya konfigurasi
management bandwidth adalah sebagai berikut :
Setelah dilakukan penelitian berdasarkan kuesioner dan analisis kebutuhan dari setiap bagian yang ada di dalam jaringan berdasarkan daftar aktifitas
penggunaan internet dan monitoring dengan menggunakan MRTG, maka dapat dilakukan alokasi
bandwidth sebagai berikut ini :
Tabel 3-20. Alokasi Bandwidth Setelah Implementasi dan Analisis Squid
Proxy Server NO
BAGIAN BESAR
BANDWITH
1 Manajemen Pejabat
Loss 2
ICT Loss
3 TU
512Kbs 4
Keuangan 512Kbs
5 Tata Laksana Kepegawaian
1Mb 6
Widyaiswara 4Mb
7 Program
3Mb 8
Data Informasi 4Mb
9 Penyelenggara Diklat
1Mb 10
Evaluasi 1Mb
143
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Implementasi sistem merupakan tahap penerjemahan kebutuhan pembangunan sistem ke dalam representasi perangkat lunak sesuai dengan hasil