Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm dan Minat Mendengar di Kalangan Mahasiswa. (Studi Deskriptif Kuantitatif Minat Mendengar Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

(1)

(Studi Deskriptif Kuantitatif Minat Mendengar Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI

HAGAY MADA GAEL.S

110904101

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm dan Minat Mendengar

di Kalangan Mahasiswa

(Studi Deskriptif Kuantitatif Minat Mendengar Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyeselesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

HAGAY MADA GAEL.S

110904101

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Hagay Mada Gael.S

NIM : 110904101

Judul Skripsi : Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm dan Minat Mendengar di Kalangan Mahasiswa.

(Studi Deskriptif Kuantitatif Minat Mendengar Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm di Kalangan Mahasiswa Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara).

Medan, Juli 2015

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Emilia Ramadhani, S.Sos.MA Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A NIP. 197310212006042001 NIP. 19620828 198701 2 001

Dekan FISIP USU

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP. 196805251992031002


(4)

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Hagay Mada Gael .S

NIM : 110904101

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Hiburan Musik Siaran Radio Prambors Fm dan Minat Mengdengar di Kalangan Mahasiswa.

(Studi Deskriptif Kuantitatif Minat Mendengar Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji :

Penguji :

Penguji Utama :

Ditetapkan di : Medan Tanggal :


(5)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang di kutip maupun yang dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Hagay Mada Gael.S

NIM : 110904101

Tanda Tangan :


(6)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR SEMESTER UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai citivas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang betanda tangan di bawah ini:

Nama : Hagay Mada Gael.S NIM : 110904101

Departemen : Ilmu Komunikasi Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik Jenis Karya : Skripsi

Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm dan Minat Mendengar di

Kalangan Mahasiswa

(Studi Deskriptif Kuantitatif Minat Mendengar Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara)

Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media / format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,

Dibuat di : Medan Pada Tanggal :

Yang Menyatakan


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tiada terkira penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan, berkat dan kasih karunia-Nya yang begitu berlimpah yang telah diberikan kepada penulis. Terima kasih untuk selalu membuka jalan disaat tiada jalan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini dengan baik.

Penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat yang harus penulis penuhi guna menyelesaikan studi di Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara (USU) untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Ilmu Komunikasi. Adapun judul dari skripsi ini adalah : Hiburan Musik Siaran Radio Prambors Fm dan Minat Mendengar di Kalangan Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif Minat Mendengar Hiburan Musik Siaran Radio Prambors Fm di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

Pada kesempatan ini, dengan rasa hormat skripsi ini penulis persembahankan untuk kedua orang tua penulis, Drs.Swingly Sitepu dan Sabar Kita Ginting.SPd Terima kasih atas kasih sayang yang luar biasa diberikan kepada penulis yang menjadi motivasi besar bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini. Tak lupa juga ucapan terima kasih kepada keluarga penulis, kedua saudara saya Henry Sharon Sitepu.SE dan Ariel Haren Sitepu.AMd yang terlah memberi motivasi untuk selalu semangat. Untuk saudara penulis lainnya Rosdiana Ginting, Ken Realdi Sembiring, dan Inal baik dalam kota maupun diluar kota yang telah banyak memberi dukungan dan semangat dalam perkuliahan sampai pada pengerjaan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada masing-masing yang telah membantu dan mendukung penulis mulai dari awal perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Dra. Fatma Wardy Lubis, MA. Terima Kasih atas segala ilmu yang Ibu berikan.


(8)

3. Ibu Dra. Dayana Manurung, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP.

4. Dosen Pembimbing Skripsi penulis Dra. Emilia Ramadhani, S.Sos. MA, yang bersedia membimbing saya, yang bersedia mengeluarkan waktu, tenaga, pikiran dan materi, bersedia mengajari dan memberikan semangat dari proses awal penyusunan proposal sampai skripsi ini terselesaikan. 5. Dosen Pembimbing Akademik saya. Drs. Syafruddin Pohan, M.Si. Terima

Kasih atas perspektif dan bimbingan sejak awal perkuliahan hingga penulis menyelesaikan perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Komunikasi USU yang telah memberikan begitu banyak bekal pengetahuan selama masa perkuliahan berlangsung. Terima kasih atas segalanya.

7. Kepada kak Jovita dan kak Maya yang telah banyak memberi ilmu dan informasi kepada penulis dari perkuliahan sampai pada pengerjaan skripsi. 8. Kepada Davidibazena sebagai Direktur program Prambors Fm Medan

yang telah memberi banyak informasi dalam pengerjaan skripsi ini.

9. Kepada Metallica, King of Covenience, Depapepe, John Mayer, Coldplay, Adhitya Sofyan, Bane, Orator, Foo Fighters, Jet dan Norah Jones. Terima kasih atas karya-karya yang luar biasa yang telah memberi semangat kepada penulis.

10. Kepada Steven Aldo, Haritz, Dedi, Juan, Anda, Ade, Erwin, Ardi, Bebeb, Tomy, Yohan, Adam, Sandy, Irend, Khaidir, Tania, Nurhayati, Aisyah, Yohana, Boy, Lucky Rangga, Eky, Hendika, Edi Maha dan lainnya yang masi setia menemani penulis dalam pengerjaan skripsi dan mengajarkan banyak hal baru.

11.Kepada senior penulis di komunikasi dari stambuk Hengki, Jordan, Inri, Delfi, Salmon, Jopochi dan lainnya yang pernah membantu penulis. Terima kasih dan sukses selalu.

12.Kepada junior penulis di komunikasi, Kift, Yare, Widya, Icay, Tm, Riovaldo, Echa, Putra, Rajak, Sastra, Dinasty, Jovie dan lainnya terimakasih atas kerja samanya selama ini.


(9)

13.Kepada 91 responden mahasiswa ilmu komunikasi, terima kasih waktu dan kerjasama nya dalam mengisi kuesioner penulis

14.Pihak-pihak yang membantu penulis dalam suka mau pun duka namun tidak bisa penulis ucapkan satu persatu. Terima kasih

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini belum mencapai kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan pengetahuan, wawasan, dan serta bahan-bahan literatur yang penulis dapatkam maka dari itu dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna membangun penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis ucapkan selamat membaca dan semoga skripsi inibermanfaat bagi siapapun yang membaca.

Medan, Desember 2015

Peneliti Hagay Mada Gael.S


(10)

ABSTRAK

Skripsi ini

adalah tentang

Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm dan Minat Mendengar di Kalangan Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif Minat Mendengar Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana intensitas dan minat mendengar hiburan musik siaran radio Prambos Fm di kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah Komunikasi, Komunikasi Massa, Radio, Audiens, Uses and Gratification, Minat, dan Prambors Fm. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara stambuk 2014 yang berjumlah 1024 orang. Dalam menentukan jumlah sample digunakan rumus Slovin dengan presisi 90% atau sig. 0,1 dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 10%, diperoleh 91 orang. Populasi dikelompokan berdasarkan strata, sehingga digunakan teknik Proporsional Stratified Random Sampling. Teknik pengumpulan data melalui Penelitian Lapangan (Field Research). Alat Pengumpul data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 27 soal. Adapun teknik analisis data menggunakan analisis tabel tunggal. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa tingkat minat mendengar dikalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara adalah tinggi. Dapat dilihat dari nama Prambors Fm tidak asing lagi di telinga Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.


(11)

ABSTRACT

This thesis is about Music Entertainment Prambors Fm Radio and The Interests Hearing Among Students (Quantitative Descriptive Study Interests Hearing Music Entertainment Radio Fm Prambos Among Students of the Faculty of Social and Political Sciences, University of North Sumatra). The aim of this study was to determine how the intensity and interest to hear the musical entertainment Prambos Fm radio broadcasts among students of the Faculty of Social and Political Sciences, University of North Sumatra. Theories that are considered relevant in this research are Communication, Mass Communication, Radio, Audience, Uses and Gratification, Interests, and Prambors Fm. This research uses descriptive method with quantitative approach. The population in this study is the Faculty of Social and Political Science University of North Sumatra class of 2014 amounted to 1024 people. In determining the number of samples used Slovin formula with a precision of 90% or sig. 0.1 and the desired error rate is 10%, acquired 91 people. Populations are grouped based strata, so use P roportional Stratified Random Sampling technique. Data collection through Field Research (Field Research). Tool Data collectors using a questionnaire consisting of 27 questions. The data analysis techniques using single table analysis. The results obtained from this study is that the level of interest in hearing among students of Faculty of Social and Political Science University of North Sumatra is high. It can be seen from the name Geronimo Fm not foreign to the ear of student in Faculty of Social and Political Science University of North Sumatra.


(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENYATAAN ORISINALITAS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Fokus Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori... 7

2.1.1 Komunikasi ... 7

2.1.2 Komunikasi Massa ... 18

2.1.3 Radio ... 25

2.1.4 Audiens ... 31

2.1.5 Uses and Gratifications ... 34

2.1.6 Minat ... 37

2.1.7 Prambors Fm...40

2.2 Kerangka Konsep ... 44

2.3 Variabel Penelitian ... 45

2.4 Definisi Operasional... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 47

3.2 Populasi dan Sampel ... 47

3.2.1 Populasi ... 47

3.2.2 Sample ... 48

3.3 Teknik Penarikan Sampel ... 50

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 52


(13)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 54

4.1.1 Tahapan Pengumpulan Data ... 54

4.1.2 Tahapan Pengolahan Data ... 55

4.2 Analisis Tabel Tunggal ... 56

4.3 Pembahasan ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 91

5.2.1 Saran responden penelitian ... 91

5.2.2 Saran dalam kaitan akademis ... 91

5.2.3 Saran dalam kaitan praktisi ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul

Halaman

2.1 Komponen Komunikasi... ...9

2.2 Model Lasswell ... ...12

2.3 Fungsi Komunikasi Massa ... ...23

2.4 Model Uses and Gratification ... ...35

2.5 Program Prambors Radio ... ...42

2.6 Program Prambors Radio...43

2.7 Kerangka Konsep ... ...44

2.8 Variabel Pnelitian ... ...45

3.1 Populasi ... ...48

3.2 Sampel ... ...51

4.1 Jenis Kelamin ... ...56

4.2 Usia... ...57

4.3 Mengetahui acara hiburan musik Prambors Fm ... ...58

4.4 Awal mengetahui acara hiburan musik Prambors Fm ... ...59

4.5 Informasi acara hiburan musik Prambors Fm ... ..60

4.6 Rasa puas terhadap acara hiburan musik Prambors Fm ... ..61

4.7 Keunikan acara hiburan musik Prambors Fm ... ..62

4.8 Ketertarikan terhadap acara hiburan musik Prambors Fm ... ....62

4.9 Jadwal acara hiburan musik Prambors Fm ...63

4.10 Mendengar acara hiburan musik Prambors Fm... ..64

4.11 Durasi mendengar terhadap acara hiburan musik Prambors Fm... ..65

4.12 Waktu penyiaran acara hiburan musik Prambors Fm ... ..66

4.13 Lagu yang diputar dalam cara hiburan musik Prambors FM ... ..67


(15)

4.15 Jenis lagu Jazz dalam acara hiburan musik Prambors Fm...68

4.16 Jenis lagu Rnb dalam cara hiburan musik Prambors Fm...69

4.17 Jenis lagu PoP Rock dalam acara hiburan musik Prambors Fm...70

4.18 Durasi yang digunakan saat berbicara ... ...71

4.19 Penyiar membawakan materi acara hiburan musik Prambors Fm...72

4.20 Rasa puas tentang waktu penyiaran hiburan musik Prambors Fm...73

4.21 Berminat mendengarkian acara hiburan musik Prambors Fm karena format musik yang disediakan sangat menghibur... .. ..74

4.22 Berminat mendengarkan acara hiburan musik PramborsFm karena informasi yang disajikan menambah pengetahuan ... ....75

4.23 Berminat mendengarkan acara hiburan musik Prambors Fm karena frekuensi bahasa penyiar mencampur bahasa indonesia dan bahasa inggris ... ..76

4.24 Berminat mendengarkan acara hiburan musik Prambors Fm karena lama bicara penyiar sesuai dengan format acara hiburan musik Prambors Fm ... ..77

4.25 Pada saat acara hiburan musik Prambors anda juga mendengarkan radio lain ... ..78

4.26 Mengetahui setiap segmen acara hiburan musik Prambors Fm ... ..79

4.27 Pendengar yang suka interaktif melalui telephone/twitter dalam acara Prambors top 40 ... ....80

4.28 Pendengar yang suka interaktif melalui telephone/twitter dalam acara Asia pop 40 ... ....81

4.29 Dengan acara hiburan musik Prambors Fm pendengar semakin penasaran dengan program lain di Prambors Fm ... ..82

4.30 Pendengar mendengarkan acara hiburan musik Prambors Fm ... ...83

4.31 Waktu penyiaran acara hiburan musik Prambors Fm ... ..84

4.32 Semakin berminat mendengarkan acara hiburan musik Prambors Fm kedepannya ... ..85


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tabel Fortran Cobol 2. Kuesioner

3. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi 4. Biodata


(17)

ABSTRAK

Skripsi ini

adalah tentang

Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm dan Minat Mendengar di Kalangan Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif Minat Mendengar Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana intensitas dan minat mendengar hiburan musik siaran radio Prambos Fm di kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah Komunikasi, Komunikasi Massa, Radio, Audiens, Uses and Gratification, Minat, dan Prambors Fm. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara stambuk 2014 yang berjumlah 1024 orang. Dalam menentukan jumlah sample digunakan rumus Slovin dengan presisi 90% atau sig. 0,1 dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 10%, diperoleh 91 orang. Populasi dikelompokan berdasarkan strata, sehingga digunakan teknik Proporsional Stratified Random Sampling. Teknik pengumpulan data melalui Penelitian Lapangan (Field Research). Alat Pengumpul data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 27 soal. Adapun teknik analisis data menggunakan analisis tabel tunggal. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa tingkat minat mendengar dikalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara adalah tinggi. Dapat dilihat dari nama Prambors Fm tidak asing lagi di telinga Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.


(18)

ABSTRACT

This thesis is about Music Entertainment Prambors Fm Radio and The Interests Hearing Among Students (Quantitative Descriptive Study Interests Hearing Music Entertainment Radio Fm Prambos Among Students of the Faculty of Social and Political Sciences, University of North Sumatra). The aim of this study was to determine how the intensity and interest to hear the musical entertainment Prambos Fm radio broadcasts among students of the Faculty of Social and Political Sciences, University of North Sumatra. Theories that are considered relevant in this research are Communication, Mass Communication, Radio, Audience, Uses and Gratification, Interests, and Prambors Fm. This research uses descriptive method with quantitative approach. The population in this study is the Faculty of Social and Political Science University of North Sumatra class of 2014 amounted to 1024 people. In determining the number of samples used Slovin formula with a precision of 90% or sig. 0.1 and the desired error rate is 10%, acquired 91 people. Populations are grouped based strata, so use P roportional Stratified Random Sampling technique. Data collection through Field Research (Field Research). Tool Data collectors using a questionnaire consisting of 27 questions. The data analysis techniques using single table analysis. The results obtained from this study is that the level of interest in hearing among students of Faculty of Social and Political Science University of North Sumatra is high. It can be seen from the name Geronimo Fm not foreign to the ear of student in Faculty of Social and Political Science University of North Sumatra.


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Ruang lingkup Ilmu Komunikasi terdapat berbagai macam bentuk atau tatanan komunikasi. Bentuk komunikasi tersebut seperti komunikasi antar pribadi, kemunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa, salah satu bagian dalam ruang lingkup Ilmu Komunikasi tersebut yang berkembang pesat saat ini adalah komunikasi massa (mass communication).

Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu, seperti : apa yang akan kita makan pagi hari, apakah kita kuliah atau tidak. Menurut Rudolph sebagian keputusan dibuat sendiri, dan sebagian lagi dibuat setelah berkonsultasi dengan orang lain. Sebagaian keputusan bersifat emosional, dan sebagian lagi melalui pertimbangan yang matang. Semakin penting keputusan yang dibuat, semakin hati – hati tahapan yang dilalui untuk membuat keputusan (Mulyana, 2007: 5).

Harold Laswell mengatakan bahwa, komunikasi pada dasarnya merupakan

suatu proses yang menjelaskan “siapa (who), mengatakan apa (says what), dengan saluran apa ( in which chanel), kepada siapa (to whom), dengan akibat/hasil apa (with what effect)”. Sedangkan menurut Bernard Berelson & Gary A. Steiner (Riswandi, 2013: 2), komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain – lain melalui penggunaan simbol – simbol seperti kata – kata, gambar, angka – angka, dan lainnya.

Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangan saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of communication (media komunikasi massa) yang merupakan teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada


(20)

media yang bukan media massa yakni media tradisional seperti kantongan, angklung, gamelan, dan lain – lain.

Jelas bahwa media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Menurut bitner komunikasi massa merupakan pesan – pesan yang di komunkasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Riswandi, 2013: 103).

Menurut Joseph A. Devito yakni komunikasi masssa adalah komunikasi yang ditunjukkan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar – pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila di definisikan menurut bentuknya (radio, televisi, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita) (Nurudin, 2004 : 10 – 11).

Komunikasi massa merupakan komunikasi yang menggunakan media massa yang berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besat orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan – pesannya disampaikan bersifat umum, disampaikan secara cepat serentak dan selintas (khusunya media elektronik). Meskipun khalayak ada kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga (dalam benmtuk saran – saran yan tertunda), proses komunikasi didominasi oleh lembaga, karena lembagalah yang menentukan agendanya. Komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa (Mulyana, 2007: 84).

Media merupakan pembentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan yang signifikan. Media juga membantu membentuk dan memlihara peraturan dan ideologi yang mendasarinya karena kemampuan teknisnya yang unik dan kuat, serta isinya yang memikat merupakan sarana difusi informasi yang paling efektif yang pernah diciptakan manusia (Ardianto dan Erdinaia, 2004: 57). Media massa tidak hanya melintas batas – batas geografis tetapi juga batas – batas kelas, ras, budaya, politik, pendidikan dan jenis kelamin, dalam rangka mendistribusikan sebagai produk rutin hiburan dan informasi yang menanamkan dan menyegarkan sudut pandang dan cara pemahaman tertentu. Media massa


(21)

memiliki kapasitas dapat melipat gandakan pesan – pesan komunikasi dalam jumlah yang sangat besar serta menyebarluaskan dalam waktu relatif cepat kepada sejumlah audiens (wiranto, 2000: 16).

Kebutuhan akan informasi mendorong manusia untuk mengonsumsi media. Terdapat berbagai cara masyarakat untuk mengonsumsi media, salah satunya dengan mendengarkan radio.

Radio awalnya cenderung diremehkan dan perhatian kepada penemuan baru itu hanya terpusat sebagai alat teknologi transmisi. Radio lebih banyak digunakan oleh militer dan pemerintahan untuk kebutuhan penyampaian informasi dan berita. Radio lebih banyak dimanfaatkan para penguasa untuk tujuan yang berkaitan dengan ideologi dan politik secara umum (Morissan, 2008: 2).

Seiring dengan munculnya berbagai stasion rasdio, peran radio sebagai media massa semakin besar dan mulai menunjukkan kekuatannya dalam memengaruhi masyarakat. Pada tahun 1938, masyarakat Manhattan, New Jersey, Amerika Serikat panik dan geger serta banyak yang mengungsi ke luar kota ketika stasiun CBS menayangkan drama radio yang menceritakan makhluk luar angkasa menyerang bumi. Meskipun sedah dijelaskan bahawa peristiwa serbuan itu hanya ada dalam siaran radio, namun kebanyakan penduduk tidak langsung percaya. Dalam sejarah siaran, peristiwa itu dicatat sebagai efek siaran paling dramatik yang pernah terjadi di muka bumi (Morissan, 2008: 3)

Seiring berjalannya waktu stasiun radio mulai memproduksi acaranya sendiri dan berkonsentrasi untuk mendapatkan iklan dari pemasangan iklan lokal. Salah satu stasiun radio di Midwest, Amerika Serikat bereksperimen dengan mengamati volume penjualan album rekaman pada sejumlah toko penjualan album dan kemudian memutar lagu – lagu yang paling banyak dibeli orang di stasiun radionya. Hasil eksperimen ini sangat bagus. Pendengar sanagt menyukai lagu – lagu yang disiarkan dan lahirlah format siaran radio pertama yaitu, Top 40. Keberhasilan ini kemudian melahirkan berbagai format siaran lainnya yang ternyata juga sukses sampai saat ini (Morissan, 2008: 5).

Radio sudah menjadi satu kebutuhan bagi sebagian orang. Mereka yang sibuk yang tidak sempat menonton televisi atau membaca koran akan bergantung kepada radio sebagai sumber informasi. Setiap radio mempunyai segmentasi


(22)

pendengar yang berbeda – beda. Setiap wilayah juga mempunyai radio favorit masing – masing.

Radio terkenal saat ini adalah radio Prambors. Radio ini telah lama mengudara untuk menghibur dan memberikan informasi kepada pendengarnya. Prambors adalah siaran radio yang ditujukan kepada kaum muda di Indonesia. Awalnya Prambors merupakan radio buatan sekelompok anak muda yang cuma bisa didengarkan di sebuah daerah di Jakarta, yaitu Prambanan, Mendut, Borobudur, dan sekitarnya. Beberapa anggota Prambors, Imran Amir, Mursid Rustam, Malik Sjafei dan Bambang Wahyudi, serta Tri Tunggal, merasa perlu memberi Prambors sebuah pemancar radio.

Mereka pun merakit transmitter sederhana dan segala macam alat pendukungnya di kamar tidur Bambang Wahyudi. Karena dulu belum ada kaset ataupun tape player portable, maka dipakailah turn table untuk memutar lagu dari piringan hitam.

Pada tahun 1970, Pemerintah mengeluarkan aturan baru, bahwa setiap radio berbadan hukum haruslah berbantuk Perseroan Terbatas (PT) atau Perkumpulan. Prambors pun mematuhi aturan tersebut, sehingga namanya menjadi PT Radio Prambors Broadcasting Service. Akte tersebut kemudian diubah menjadi PT Radio Prambors pada era 80-an. Pelan-pelan, ternyata Prambors sudah memiliki komunitas pendengar yang mayoritas anak muda.

Lagu-lagu dan materi siaran pun disesuaikan dengan segmentasinya, yaitu anak muda. Mulai tahun 1971 hingga 1978, Prambors pun makin mantap di jalur anak muda, yang kala itu seperti tak ada saingan. Produk Prambors makin beragam. Mulai dari kaset kompilasi, sampai acara off air Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) yang sukses.

Di era 80-an, Prambors mulai bebenah karena di era ini mulai terasa adanya persaingan dengan stasiun radio lain. Salah satu usaha keras mereka untuk tetap menjaga komunitas pendengarnya adalah melalui games. Kuis yang dikembangkan cukup bervariasi, dengan hadiah yang kala itu cukup sensasional, misalnya mobil. Selain kuis, di era 90-an mulai muncul pula acara-acara baru, seperti Catatan si Boy, Diary, juga acara off air seperti Tenda Mangkal, Prambors Nite. Komunitas pendengar Prambors makin besar, terutama didukung oleh


(23)

pembenahan kualitas audionya dengan pindah ke jalur FM 102,3 di tahun 1987. Karena adanya penataan ulang seluruh frekuensi yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan, per 1 Agustus 2004 Prambors berubah frekuensi yang tadinya FM 102,3 menjadi FM 102,2. Sampai sekarang, Prambors sudah hadir di 8 kota di Indonesia, yaitu di Prambors Jakarta 102.2 FM, Prambors Bandung 98.4 FM, Prambors Semarang 102 FM, Prambors Solo 99.2 FM, Prambors Yogyakarta 95.8 FM, Prambors Surabaya 89.3 FM, , dan Prambors Makassar 105.1 FM, Prambors Medan 97.5 FM. Luasnya jaringan Prambors itu makin terasa terutama dalam berbagai program yang mengudara dari Jakarta langsung ke 8 kota.

1.2 Fokus Masalah

Berdasarkan konteks masalah yang telah di uraikan di atas, maka dapat dirumuskan fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui minat mendengar hiburan musik siaran radio Prambos Fm di kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui intensitas mendengar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui minat mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara terhadap hiburan musik siaran radio Prambors FM.

1.4 Maanfaat Penelitian

Ada pun yang menajadi manfaat penelitian adalah :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif terhadap pengetahuan bidang komunikasi, memperluas bahan penelitian komunikasi dan sumber bagi mahasiswa Depaetemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.


(24)

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan serta menjadi sumber informasi mengernai Ilmu Komunikasi khususnya yang berhubungan dengan bidang Komunukasi Massa.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai refrensi dan masukan bagi pihak – pihak yang membutuhkan pengetahuan di bidang Ilmu Komunikasi, terutama bagi peneliti yang akan melakukan penelitian selajutnya.


(25)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok – pokok pikiran yang mengambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi,2001: 39).

Berdasarkan hal tersebut, fungsi teori dalam riset atau penelitian adalah membantu peneliti menerangkan fenomena sosial dan fenomena yang dialami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konsep, defenisi, dan proporsi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala tersebut (Kriyantono,2008: 43). Dalam penelitian ini teori – teori yang di anggap relevan adalah :

2.1.1 Komunikasi

Ada begitu banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli dari berbagai sudut pandang mereka masing – masing. Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang – lambang verbal) untuk mengubah prilaku orang lain (komunikan) (Mulyana, 2007: 68).

Komunikasi merupakan dasar interaksi antar manusia. Kesepakatan atau kesepemahaman dibangun melalui sesuatu yang berusaha bisa dipahami bersama hingga interaksi bisa berjalan dengan baik. Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide dan gagasan. Secara sederhana kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan menyampaikan dan penerimaan pesan dari pihak satu ke pihak lain dengan tujuan mencapai kesamaan pandangan atas ide yang ditukarkan (Fajar, 2009: 30). Menurut Barnuld Komunikasi timbul didorong


(26)

oleh kebutuhan – kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan dan memperkuat ego. Menurut Weaver komunikasi adalah seluruh prosedur melalui pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lain (Fajar, 2009: 30-31).

Menurut Harold D. Lasswell, cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut; Who Says what In which Channel To Whom With What Effect? (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?). (Wiryanto, 2004:6)

Lasswell menghendaki agar komunikasi dijadikan objek studi ilmiah, bahkan setiap unsure diteliti secara khusus. Studi mengenai komunikator dinamakan control analysis; penelitian mengenai pers, radio, televisi, film, dan media lainnya disebut media analysis; penyelidikan mengenai pesan dinamai content analysis; audience analysis adalah studi khusus tentang komunikan; sedangkan effect analysis merupakan penelitian mengenai efek atau dampak yang ditimbulkan oleh komunikasi.

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya.

Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.


(27)

Komponen Komunikasi Gambar. 2.1

LINGKUNGAN

Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi, atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau encoder.

Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau information.

Media

Media yang dimaksud disini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massadapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, bulletin, hand out, poster, spanduk, dan

SUMBER PESAN MEDIA PENERI EFEK

MA


(28)

sebagainya. Sementara itu, media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic board, audio cassette, dan semacamnya.

Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber.

Efek

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

Tanggapan Balik

Umpan balik sering dikatakan salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

Lingkungan

Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder:


(29)

1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikas iadalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung

mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaaan komunikator kepada komunikan.

2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film yang merupakan media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

Model Komunikasi Lasswell

Model komunikasi Lasswell merupakan ungkapan verbal berikut ini:

•Who

•Says What

•In Which Channel

•To Whom

•With What Effect

Unsur sumber (who) mengundang pertanyaan mengenai pengendalian pesan. Unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in which channel) menarik untuk mengkaji mengenai analisis media. Unsur penerima (to whom) banyak digunakan untuk studi analis khalayak. Unsur pengaruh (with what effect) berhubungan erat dengan kajian mengenai efek


(30)

pesanpada khalayak. Oleh karena itu, model Lasswell ini banyak diterapkan dalam komunikasi massa.

Model Lasswell Gambar. 2.2

Jika kita melihat hakikat komunikasi sebagai suatu sistem, gangguan komunikasi bisa terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Menurut Shannon dan Weaver (1949) gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif. Sedangkan rintangan komunikasi dimaksudkan ialah adanya hambatan yang membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima. (Cangara, 2006: 153).

Dari defenisi – defenisi yang dikemukakan diatas, tentu belum mewakili semua defenisi para ahli. Namun gambaran dari defenisi yang dikemukakan diatas bahwa komunikasi dilakukan mempunyai tujuan yakni untuk mengubah dan membentuk prilaku orang – orang lainnya yang menjadi sasaran komunikasi (Fajar, 2009: 31-33).

2.1.1.2 Unsur Komunikasi

Proses komunikasi terdiri dari berbagai macam unsur, cara pandang atau elemen yang mendukung proses tersebut dapat terjadi. Ada yang menilai bahwa terciptanya proses komunikasi cukup didukung oleh tiga unsur, sementara ada juga yang menambahkan umpan balik dan lingkungan selain kelima unsur yang telah disebutkan. Perkembanga terakhir adalah munculnya

Who Says

What

In Which


(31)

pandangan dari Joseph De Vito, K Sereno dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi. Adapun unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut (Cangara, 2006: 22-26).

a. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebur source, sender atau Encoder.

b. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi yang isinya berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggrisnya biasa diterjemahkan dengan kata message, content atau information.

c. Media

Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca atau mendengarnya. Media dalam komunikasi masa dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni media cetak dan elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, hand out dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain : radio, televisi dan sebagainya.

d. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk


(32)

kelompok, partai atau negara. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran.

e. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.

f. Tanggapan balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

g. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.

2.1.1.3 Gangguan dan Rintangan Komunikasi

Jika melihat hakikat komunikasi sebagai suatu sistem, maka gangguan komunikasi bias terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Menurut Shanon dan Weaver (dalam Cangara, 2006: 131). gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang menganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses tidak dapat berlangsung secara efektif. Sedangkan rintangan komunikasi dimaksudkan adalah adanya hambatan yang


(33)

membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima (Cangara, 2006: 131).

Gangguan atau rintangan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam, yakni (Cangara, 2006: 131-134):

a. Gangguan Teknis

Gangguan teknis terjadi jika salah satu alat komunikasi yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan (chanel noise), misalnya gangguan pada stasiun radio atau televisi sehingga suara menjadi berisik dan semacamnya.

b. Gangguan Semantik

Gangguan semantik adalah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. Gangguan semantik sering terjadi karena:

i. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.

ii. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima.

iii. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga membingungkan penerima.

iv. Latar belakang budaya yang berbeda sehingga menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-simbol yang digunakan.

c. Gangguan Psikologis

Gangguan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya rasa curiga penerima kepada sumber, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga dalam penerimaan dan pemberian informasi tidak sempurna.


(34)

d. Rintangan Fisik

Rintangan fisik adalah rintangan yang disebabkan kondisi geografis misalnya jarak yang sangat jauh sehingga sulit dicapai, tidak hanya sarana kantor pos, kantor telepon, jalur trasportasi dan sebagainya.

e. Rintangan Status

Rintangan status adalah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial diantara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan junior atau antara atasan dan bawahan.

f. Rintangan Kerangka Berfikir

Merupakan rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam komunikasi. Ini disebabkan karena adanya latar belakang dan pengalaman yang berbeda.

g. Rintangan Budaya

Rintangan budaya adalah rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses komunikasi

2.1.1.4 Fungsi dan Tujuan Komunikasi

Pentingnya komunikasi dalam kehidupan memiliki tujuan, sehingga dapat diketahui untuk apa komunikasi dilakukan. Secara umum, tujuan komunikasi (Effendy, 2005: 8).

1) Mengubah sikap (to change the atitude)

2) Mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change opinion) 3) Mengubah prilaku (to change the behaviuor)


(35)

Komunikasi dapat membentuk sikap seseorang serta bagaimana sikap itu dapat berubah, sebab melalui proses komunikasi dapat mempengaruhi tindakan seseorang, misalnya seorang anak memiliki sikap tidak patuh dan suka melawan kepada orang tuannya, namun bisa saja anak tersebut menjadi patuh dan taat terhadap orang tuanya, karena hasil belajar dari pengalaman dalam faktor lingkungan yang menyebabkan si anak memiliki perubahan dalam sikapnya (Effendy, 2005: 25).

Sama halnya dengan mengubah opini, prilaku dan mengubah masayarakat. Manusia dapat saling mengemukakan pendapatnya dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh masing – masing individu/kelompok, sehingga melalui komunikasi mereka dapat mengambil keputusan yang tepat serta mengubah prilaku mereka menjadi pribadi yang lebih baik. Namun tidak mudah untuk mengubah masayarakat, sebab perlu komunikasi yang lebih dekat dan menyeluruh seperti komunikasi penyuluhan mengenai Keluarga Berencana (KB) dalam sebuah desa, agar informasi – informasi mengenai hal tersebut dapat diterima seluruhnya oleh masyarakat bahwa pentingnya untuk ber-KB dalam sebuah keluarga. Begitu juga dengan kegiatan bergotong – royong di sebuah desa, dilakukan demi tercapainya hubungan yang harmonis antar penduduk desa dan menciptakan desa yang bersih nan indah. Adanya ilmu pengetahuan memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakt menyebabkan mereka sadar akan fungsi sosialnya sehingga menjadi aktif dalam masyarakat (Effendy, 2005: 26).

Sedangkan fungsi komunikasi menurut Harold D. Laswell (Effendy, 2005: 27) yaitu :

1. Manusia mengamati lingkungannya, baik lingkungan internal maupun eksternal untuk terhindar dari ancaman dan nilai masyarakat yang berpengaruh

2. Terdapat korelasi unsur – unsur masyarakat dalam menanggapi lingkungannya.

3. Penyebaran warisan sosial, dalam hal ini berperan sebagai pendidik dalam kehidupan rumah tangga maupun sekolah untuk meneruskan warisan sosial pada keturunan selanjutnya.


(36)

1. Menginformasikan (to inform) 2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertein) 4. Mempengaruhi (to influence)

Penjelasan dari fungsi – fungsi tersebut ialah komunikasi tentunya memberikan informasi mengenai sesuatu hal yang kita inginkan, seorang guru menjelaskan mengenai pelajaran kepada siswa – siswanya, sehingga dalam proses belajar mengajar tersebut para mahasiswa menjadi tahu apa yang terangkan oleh gurunya. Dan secara langsung, guru telah mendidik sehingga mempe

ngaruhi para siswanya untuk rajin belajar, baik dirumah maupun disekolah. Acara komedia di radio maupun di televisi, buku cerita lucu, pertunjukan badut dan p[esulap di pesta ulan tahun dan sebagainya, itu semua dilakukan untuk penyegaran semata dan sebagai kesenangan individu maupun kelompok.

2.1.2 Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu (Ardianto, 2004: 3).

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat – alat mekanik, yang mampu melipat gandakan pesan – pesan komunikasi (Wiranto, 2000: 1).

Komunikasi massajuga dapat di definisikan sebagai proses penggunaan sebuah medium massa untuk mengirim pesan kepada audiens yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur, atau membujuk (Vivian,2008: 450).

Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli komunikasi, tetapi sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain, pada dasarnya komunikasi massa melalui media massa (cetak dan elektronik) terdapat sebuah definisi yang dikemukakan oleh W


(37)

Gamble dan Teri Kwal Gamble, menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup (Nurudin, 2004: 16) :

1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang tersebar luas. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula, antara lain surat kabar,radio, televisi, film atau gabungan diantara media tersebut.

2. Komunikator dalam media massa dalam menyebarkan pesan – pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audiens dalam komunikasi massa inilah yang membedakan dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah publik. Artinya bahawa pesan ini didapatkan dan diterima

oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik.

4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini biasanya berorientasi pada keuntungan bukan organisasi suka rela atau nirbala. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper, artinya pesan – pesan yang

disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan oleh media massa. Berbeda dengan komunikasi antar pribadi, kelompok atau publik dimana yang mengontrol ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubrik dan lembaga sensor lain dalam media bisa berfungsi sebagai gatekeeper.

6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Dalam jenis komunikasi lain umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar personal dalamkomunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda. Media massa adalah alat – alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audiens yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding


(38)

dengan jenis komunikasi lainnya adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu, bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tidak terbatas.

2.1.2.1Sifat-Sifat Komunikasi Massa

Ada beberapa sifat yang melekat dalam komunikasi massa dan sekaligus membedakannya dengan bentuk komunikasi yang lainnya. Sifat-Sifat yang dimaksud adalah (Fajar, 2009: 222-225).

1. Sifat Komunikator

Sesuai dengan hakikatnya, didalam sifat pengunaan media atau saluran secara professional dengan teknologi tinggi melalui usaha-usaha industri maka kepemilikan media massa bersifat lembaga, yayasan, organisasi usaha yang mempunyai struktur dan penjelmaan tugas, fungsi-fungsi serta misi tertentu. Pesan-pesan yang terbit dari suatu media massa sesungguhnya bukan berasal dari perorangan, tetapi dari rembukan bersama, olahan redaksi atau keputusan kebijaksanaan organisasi yang menerbitkannya.

2. Sifat Pesan

Pesan dalam komunikasi massa bersifat umum, universal tentang berbagai hal dari berbagai tempat di muka bumi. Sementara itu, isi media massa adalah tentang sebagai peristiwa apa saja patut diketahui oleh masyarakat umum.

3. Sifat Media Massa

Salah satu ciri yang paling khas dalam komunikasi massa adalah sifat media massa. Komunikasi massa dampaknya lebih bertumbu pada andalan teknologi, hal ini berfungsi mengatur hubungan antara komunikator dengan komunikan yang dilakukan secara serempak dan menjangkau berbagai titik-titik pemukiman manusia di muka bumi pada waktu yang sama.


(39)

4. Sifat Komunikan

Komunikan dalam suatu komunikasi massa adalah masyarakat umum yang sangat beragam, heterogen dalam segi demografis, geografis maupun psikologis.

5. Sifat Efek

Secara umum komunikasi massa mempunyai tiga efek. Berdasarkan teori hierarki efek yaitu:

a. Efek kognitif, pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam pengetahuan, pandangan dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya.

b. Efek afektif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu pada khalayak.

c. Efek konatif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Umpan balik dari komunikasi massa biasanya bersifat tertunda dari pada umpan langsung dalam komunikasi antar pribadi. Maksudnya adalah pengambilan reaksi terhadap suatu pesan kepada sumbernya tidak terjadi pada saat yang sama, melainkan ditunda setelah media itu beredar, atau pesannya itu memasuki kehidupan suatu masyarakat tertentu.

2.1.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Bagi Masyarakat

Fungsi Komunikasi massa menurut Jay Black dan federick C.whitney (Nurudin, 2004: 62) antara lain :

1. To Inform (Menginformasikan)

Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam kaomunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita – berita yang disajikan. Fakta – fakta yang dicari wartawan di lapangan kemudian dalam tulisan juga tidak terkecuali sebagai informasi. Fakta yang dimaksud adalah kejadian yang benar benar terjadi di masyarakat.


(40)

2. To Entertain (Memberi Hiburan)

Fungsi hiburan bagi sebuah media elektronik menduduki fungsi paling tinggi dibandingkan dengan fungsi lainnya. Misalnya, masyarakat kita masih menjadikan media radio menjadi sebagai media hiburan.

3. To persuade (Membujuk)

Banyak bentuk tulisan dalam media massa yang jikia diperhatikan sekilas hanya berupa innformasi, tetapi jika diperhatikan secara jeli ternyata terdapat fungsi persuasi seperti iklan pada radio, televisi dan surat kabar. 4. Transmission of culture (transmisi budaya)

Transmisi budaya adalah salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit diperbincangkan.

Menurut Alexis S. Tan fungsi komunikasi massa terdapat empat hal, yaitu:

(Hidayat, 2007 : 65)


(41)

Fungsi Komunikasi Massa Tabel 2.3

NO Tujuan Komunikator Tujuan Komunikan

1

2

3

4

Memberi Informasi

Mendidik

Mempersuasi

Menyenangkan, memuaskan kebutuhan komunikan

Mempelajari ancaman dan peluang, memahami lingkungan, menguji kenyataan, meraih keputusan. Memperoleh pengetahuan dan keterampilam yang beguna memfungsikan dirinya secara efektif dalam masyarakatnya, mempelajari nilai, tingkah laku yang cocok agar diterima dalam masyarakatnya.

Memberi kepuasan mengadopsi nilai, tingkah laku, dan aturan yang cocok agar diterima dalam masyarakat.

Mengembirakan, mengendorkan urat saraf, menghibur dan mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi.

2.1.2.2Komponen komunikasi Massa

1. Komunikator Massa

Jantung komunikasi massa adalah orang-orang yang memproduksi pesan yang disampaikan lewat media massa. Orang-orang ini mencakup jurnalis,


(42)

penulis naskah film, penulis lagu, penyiar televisi, discjockey radio, praktisi public relations, dan orang-orang periklanan seperti copywriter. Komunikator massa (mass communications) berbeda dengan komunikator lain karena mereka tidak dapat melihat audiennya. Komunikasi dengan audien yang tak dilihat langsung inilah yang membedakan komunikasi massa dari bentuk komunikasi lain.

2. Pesan Massa

Item berita adalah pesan massa (mass message), seperti film, novel , lagu, rekaman, dan iklan billboard. “Pesan” (message) adalah bentuk paling nyata dari hubungan kita dengan media massa. Kita memperhatikan media massa karena ingin mendapatkan pesannya. Kita tidak mendengarkan radio, misalnya, untuk memahami teknologi radio. Kita mendengarkan radio untuk mendengarkan musik.

3. Media Massa

Media massa (mass media) adalah sarana yang membawa pesan. Media massa utama adalah buku, majalah, koran, televisi, radio, rekaman, film, dan web. Kebanyakan ahli teori menganggap media sebagai wahana yang netral dalam memuat pesan.

4. Audien Massa

Jumlah dan diversitas audien massa (mass audience) menambah kompleksitas komunikasi massa. Komunikator massa tahu bahwa pesannya telah diterima melalui cara-cara tidak langsung. Komunikator massa tak pernah tau pasti berapa besarnya audien, apalagi efek dari pesannya. Audien massa berubah-ubah. Apa yang menarik perhatian pada suatu saat mungkin tidak akan menarik lagi di saat yang lain. Tantangan dalam melakukan komunikasi ke audien massa bahkan lebih kompleks karena orang berubah-ubah dalam memberi perhatian di sepanjang waktu mereka, dan ketika mereka sedang memerhatikan, perhatian itu pun bervariasi tingkst intensitasnya.


(43)

2.1.3 Radio

Stasiun radio pertama kali muncul ketika seorang ahli teknik bernama Frank Conrad di Pittsburgh AS, pada tahun 1920 secara iseng – iseng sebagai bagian dari hobi, membangun sebuah pemancar radio di garasi rumahnya. Conrad menyiarkan lagu – lagu, mengumumkan hasil pertandingan olahraga dan menyiarkan instrumen musik yang dimainkan putranya sendiri. Dalam waktu singkat, Conrad berhasil mendapatkan banyak pendengar seiring dengan meningkatnya penjualan pesawat radio ketika itu. Stasiun radio yang dibangun Conrad itu kemudian diberi nama KDKA dan masih tetap mengudara hingga saat ini, menjadikannya sebagai stasiun radio tertua di Amerika dan mungkin juga dunia. Awalnya stasiun radio tidak terlalu mempersoalkan biaya produksi programnya, namun lama – kelamaan mereka merasakan bahwa anggaran untuk produksi program menjadi beban yang semakin berat. Kondisi ini menimbulkan gagasan untuk membangun siaran radio dengan sistem jaringan (Morissan, 2008: 3).

Peran radio jaringan mulai menurun seiring munculnya televisi sebagai salah satu bentuk baru media massa. Jumlah stasiun radio lokal yang berfiliasi dengan stasiun radio jaringan turun tajam menjadi 50 persen pada tahun 1955 dari sebelumnya 97 persen pada tahun 1947. Stasiun radio lokal semakin banyak yang meninggalkan stasiun jaringannya ketika peran televisi sudah semakin nyata sebagai media baru dengan cakupan media luas. Terlebih lagi, stasiun televisi ketika itu juga mulai menerapkan sistem jaringan. Pemasangan iklan kini memindahkan dana iklannya ke televisi. Pada tahun 1960, seluruh program yang dibuat oleh radio jaringan dan sangat terkenal pada masa jayanya dulu, seperti program komedi dan drama yang dimainkan oleh bintang terkenal secara resmi berakhir (Morissan, 2008: 5).

Akhir tahun 1945 di Indonesia sendiri, sudah ada sebuah organisasi yang menamakan dirinya PRAI (Persatoean Radio Amatir Indonesia).Dan pada periode tahun 1945 hingga 1949 banyak para amatir radio muda yang membuat sendiri perangkat radio yang dipakai untuk berkomunikasi antra Pulau Jawa dan Sumatera tempat pemerintah sementara Republik


(44)

Indonesia berada. Antara tahun 1945 sampai dengan tahun 1950 amatir radio juga banyak berperan sebagai radio laskar (Morissan, 2008: 8).

Radio adalah media massa elektronik pertama. Selain itu, radio juga merupakan medium penyiaran nasional pertama. Radio memproduksi jaringan, dan genre program (J. Baran, 2008: 253).

2.1.3.1 Keunggulan Radio dan Kelemahan Radio 1. Kunggulan Radio

a. Cepat dan Langsung, Sarana tercepat, lebih cepat dari surat kabar maupun TV, dalam menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu banyak seperti siaran TV atau sajian media cetak. Hanya dengan melalui telepon, reporter radio dapat secara langsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada di lapangan. b. Akrab. Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. Orang jarang

sekali duduk dalam satu grup mendengarkan radio, tetapi biasanya mendengarkan sendirian, seperti di mobil, di dapur, di kamar tidur, dan sebagainya.

c. Personal. Jadi teman karena mampu menyentuh pribadi pendengar. Pembicaraannya langsung menyentuh aspek pribadi (interpersonal communications), dengan pendekatan pibadi (personal approach), sehingga radio menjadi teman pribadi yang setia.

d. Hangat. Paduan kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara penyiar dan seringkali berpikir bahwa penyiar adalah seorang teman bagi mereka.

e. Sederhana. Tidak rumit

f. Tanpa batas. Jangkauan wilayah siarannya luas. Siaran radio menembus batas-batas geografis, demografis, SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan), dan kelas sosial.

g. Murah. Dibandingkan dengan berlanggananmedia cetak atau harga


(45)

Pendengar pun tidak dipungut biaya bayaran sepeser pun untuk mendengarkan radio. Orang bisa mendengarkan aneka musik, hiburan, dan informasi, tanpa harus membayar.

h. Bisa Mengulang. Radio memiliki kesementaraan alami (transient nature) sehingga berkemampuan mengulang informasi yang sudah disampaikan secara cepat.

i. Fleksibel. Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa mengganggu aktivitas yang lain, seperti memasak, mengemudi, belajar, dan membaca koran atau buku. Selain itu pesawat radio pun mobile atau portable, mudah dibawa ke mana saja.

2. Kelemahan Radio

a. Selintas. Dapat diakses cepat dan seketika, juga cepat hilang dan gampang dilupakan. Pendengar tidak bisa mengulang apa yang didengarnya, tidak bisa seperti pembaca koran yang bisa mengulang bacaannya dari awal tulisan.

b. Global. Sajian informasi radio bersifat global, tidak detil, karena

angkaangka pun dibulatkan. Misalnya penyiar akan menyebutkan “seribu orang lebih” untuk angka 1.053 orang.

c. Batasan waktu. Waktu siaran radio relatif terbatas, hanya 24 jam sehari, berbeda dengan surat kabar yang bisa menambah jumlah halaman dengan bebas.

d. Linier. Program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan yang sudah ada, tidak bisa meloncat-loncat. Beda dengan suratkabar, pembaca bisa langsung ke halaman tengah, akhir, atau langsung ke rubrik yang ia sukai.

e. Mengandung gangguan. Seperti timbul tenggelam (fading) dan gangguan

teknis “channel noise factor”.

f. Lokal. Media radio bersifat lokal, hanya di daerah yang ada frekuensinya. (Morissan, 2008: 3-11)


(46)

2.1.3.2 Program Radio

Tingkat persaingan stasiun radio di kota-kota besar dewasa ini cukup tinggi dalam merebut perhatian audiens.Program radio harus dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan dapat diikuti sebanyak mungkin orang. Jumlah stasiun radio yang semakin banyak mengharuskan pengelola stasiun untuk semakin jeli membidik audiensnya. Setiap produksi program harus mengacu pada kebutuhan audiens yang menjadi target stasiun radio. Hal ini pada akhirnya menentukan format stasiun penyiaran yang harus dipilih. Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana.

Kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya (Morissan, 2008:199). Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audiens tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran.

Pringgle-Starr-McCavitt (1991), menjelaskan bahwa: the programming of most station is dominatef by one principal content element or sound, known as format (program sebagian besar stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama yang dikenal dengan format). Dengan kalimat lain dapat dikatakan bahwa format adalah penyajian program dan musik yang memiliki ciri-ciri tertentu oleh stasiun radio. Secara lebih sederhana dapat dikatakan format stasiun penyiaran atau format siaran radio dapat didefinisikan sebagai upaya pengelola stasiun radio untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan audiennya (Morissan, 2008:220).

Setiap program siaran harus mengacu pada pilihan format siaran tertentu seiring makin banyaknya stasiun penyiaran dan makin tersegmennya audiens. Format siaran diwujudkan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran hingga dapat diterima audien. Pada stasiun penyiaran radio terdapat beberapa format, misalnya radio anak-anak, remaja, muda, dewasa, dan tua. Berdasarkan profesi, perilaku, atau gaya hidup ada radio berformat: profesional, intelektual, petani, buruh,


(47)

mahasiswa, nelayan, dan sebagainya. Menurut Joseph Dominick (2001) format stasiun penyiaran radio dalam kegiatan siaran harus tampil dalam empat wilayah, yaitu (Morissan, 2008:221) :

1. Kepribadian (personality) penyiar dan reporter 2. Pilihan musik dan lagu

3. Pilihan musik dan gaya bertutur (talk)

4. Spot atau kemasan iklan, jinggel, dan bentuk-bentuk promosi acara radio lainnya

2.1.3.3 Radio Siaran

Radio siaran adalah “makanan” telinga, untuk didengarkan, hal-hal yang dapat dipahami melalui indera telinga. Karena itu apa yang disajikan untuk dibaca belum tentu dapat dimengerti apabila dihidangkan melalui radio siaran. Susunan berita untuk surat kabar tidak akan mencapai tujuannya apabila dibacakan di depan mikrofon radio siaran. Susunan kata-kata untuk pidato dalam rapat di alun-alun tidak akan sukses jika dibacakan di depan mikrofon radio. Untuk radio siaran

terdapat gaya tersendiri, yakni yang disebut “radio style” atau “gaya radio”.

Di Amerika Serikat, tempat lahirnya radio style sudah terdapat ketentuan ketentuan mengenai bentuk dan susunan kalimat untuk radio siaran, kata-kata yang boleh dipergunakan dan yang harus dihindarkan pemakaiannya. Bahkan telah diselidiki kata-kata mana yang lebih besar daya penerimaannya dan yang mudah ditangkap pengertiannya oleh rata-rata pendengar. Selain itu, ditentukan pula bagaimana cara membawakannya suatu acara, sehingga apa yang diucapkan oleh penyiar-penyiar tidak hilang sewaktu tiba ditelinga pendengar. Kata-kata disusun menjadi daftar yang panjang untuk menjadi pegangan penyiar, dimana ditentukan kata-kata yang ringan untuk diucapkan.


(48)

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya “radio style” ialah: 1. Sifat Siaran Radio

a. Auditif

Sifat radio siaran adalah auditif, untuk didengar, karena hanya untuk didengar, maka isi siaran yang sampai di telinga pendengar hanya sepintas lalu saja.

b. Mengandung gangguan

Radio siaran tidak merupakan media sempurna. Komunikasi melalui radio siaran tidak akan sesempurna seperti komunikasi antara dua orang secara berhadapan. Kalau tidak bersifat alamiah, maka gangguan itu bersifat teknis. Gelombang radio yang ditimbulkan oleh pancaran pemancar radio mendapat pengaruh sinar matahari. Akibatnya ialah isi siaran tidak dapat dipancarkan oleh gelombang yang mendukungnya

secara leluasa. Gangguan teknis dapat berupa “interferensi”, yakni dua

atau lebih gelombang yang berdempetan, sehingga membuat isi siaran sukar dimengerti.

c. Akrab

Radio siaran sifatnya akrab, intim. Seorang penyiar radio seolah-olah berada dikamar pendengar yang dengan penuh hormat dan cekatan menghidangkan acara-acara yang menggembirakan kepada penghuni rumah.

2. Sifat Pendengar Radio a. Heterogen

Pendengar adalah massa, sejumlah orang yang sangat banyak yang sifatnya heterogen, terpencar-pencar di berbagai tempat.Dan mereka berbeda dalam jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan taraf kebudayaan.

b. Pribadi

Karena pendengar berada dalam keadaan heterogen, terpencar-pencar di berbagai tempat dan umumnya di rumah-rumah maka sesuatu isi pesan akan dapat diterima dan dimengerti, kalau sifatnya pribadi


(49)

(personal) sesuai dengan situasi di mana pendengar itu berada. Penyiar harus berbicara seperti bicaranya seorang teman yang datang bertemu. c. Aktif

Wilbur Schramm, Paul Lazarsfeld dan Raymond Bauer, para ahli komunikasi di Amerika Serikat, mereka sama-sama berpendapat bahwa pendengar radio sebagai sasaran komunikasi massa jauh daripada pasif. Mereka aktif. Apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun radio, mereka aktif berpikir, aktif melakukan interpretasi. Mereka bertanya-tanya pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar radio, benar atau tidak.

d. Selektif

Pendengar sifatnya selektif. Ia dapat dan akan memilih program radio siaran yang disukainya. Begitu banyak stasiun radio siaran, tidak terhitung sudah, dengan aneka jenis acara siarannya yang masing-masing berlomba untuk memikat perhatian pendengar. Oleh karena itu maka dalam proses komunikasi massa, unsur pendengar banyak diteliti, karena sasaran yang kompleks ini menyangkut berbagai segi sosiologis, psikologis, edukatif, kultural, dan bahkan juga politis dan ekonomis. (Effendy, 2005: 87-92).

2.1.4 Audiens

Pada hakikatnya audiens bersifat dualis, dalam arti merupakan kolektivitas sebagai tanggapan terhadap isi media dan didefinisikan berdasarkan perhatian pada isi media itu, sekaligus ini merupakan sesuatu yang sudah ada dalam kehidupan sosial yang kemudian berhubungan dengan media tersebut (Riswandi, 2013: 127).

Audiens merupakan faktor penentu keberhasilan komunikasi. Ukuran keberhasilan upaya komunikator yang ia lakukan adalah apabila pesan – pesan yang disampaikan melalui saluran/medium yang diterima sampai pada khalayak sasaran, dipahami dan mendapatkan tanggapan positif dalam arti sesuai dengan yang diharapkan komunikator (Riswandi, 2013: 127).


(50)

Willbur Schramm (Riswandi, 2013: 127) mengatakan seorang perancang komunikasi yang baik tidak akan melalui upaya dari apa yang harus dikatakan, saluran yang akan dipergunakan, atau bagaimana cara mengatakannya, melainkan terlebih dahulu mempertanyakan siapa yang akan menjadi sasaran penyampaian pesan. Dalam proses komunikasi massa, implikasi dari pernyataan Schramm tersebut diatas adalah bahwa sebelum komunikator mempengaruhi khalayak melalui pesan – pesan yang disampaikannya, khalayak

terlebih dahulu mempengaruhi komunikator. Itulah sebabnya komunikator akan berusaha mengumpulkan data dan informasi mengenai karakteristik dari individu atau kelompok, atau warga khalayak yang akan menjadi sasaran. Atas dasar hal inilah komunikator akan dapat menentukan apa yang akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya.

2.1.4.1 Timbulnya Audiens

Pada awalnya, sebelum media massa ada audiens adalah adalah sekumpulan penonton drama, permainan dan tontonan yaitu penonton pertinjukan. Audiens biasanya besar, dibandingkan dengan keseluruhan populasi dan berbagai perkumpulan sosial yang biasa. Audiens adalah pertemuan publik, berlangsung dalam rentang waktu tertentu, dan terhimpun bersama oleh tindakan individual untuk memilih secara sukarela sesuai dengan harapan tertentu. Audiens telah direncanakan sebelumnya dan ditentukan tempatnya menurut waktu dan tempat khusus untuk memaksimalkan kualitas penerimaan. Setelah ada kegiatan komunikasi massa, audiens sering diartikan sebagai penerima pesan-pesan media massa (Riswandi 2013 : 128).

Suasana lingkungan bagi audiens (teater, aula, rumah ibadah) sering kali dirancang dengan indikasi peringkat dan status. Audiens adalah pertemuan publik, berlangsung dalam rentang waktu tertentu, dan terhimpun bersama oleh tindakan individual untuk memilih secara sukarela sesuai dengan harapan tertentu. Audiens juga dapat dikendalikan oleh pihak yang berwenang dan karenanya merupakan bentuk prilaku kolektif yang dilembagakan (Riswandi 2013 :128).


(51)

2.1.4.2 Konsep Alternatif Tentang Khalayak/Audiens

McQuail (2011) menyebutkan beberapa konsep alternatif tentang audiens sebagai berikut:

1. Audiens sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, pemirsa. Konsep audiens diartikan sebagai penerima pesan-pesan dalam komunikasi massa, yang keberadaanya tersebar, heterogen, dan berjumlah banyak.

2. Audiens sebagai massa

Konsep audiens diartikan sebagai sekumpulan orang yang berukuran besar, heterogen, penyebaran, dan anomitasnya serta lemahnya organisasi sosial dan komposisinya yang berubah dengan cepat serta tidak konsisten. 3. Audiens sebagai kelompok sosial atau publik

Diartikan sebagai suatu kumpulan orang yang terbentuk atas dasar suatu issue, minat, atau bidang keahlian. Audiens ini aktif untuk memperoleh informasi dan mendiskusikannya dengan sesama anggota audiens.

4. Audiens sebagai pasar

konsep audiens diartikan sebagai konsumen media dan sebagai audiens (penonton, pembaca, pendengar atau pemirsa) iklan tertentu.

2.1.4.2 Audien Penyiaran

Strategi merebut pasar audiens terdiri dari serangkaian langkah yang berkesinambungan yang menurut Kottler (1980) terdiri atas tiga tahap yaitu segmentasi, targetting, dan positioning. Segmentasi audiens pada dasaranya adalah suatu srategi untuk memahami struktur audiens. Sedangkan targeting atau target audiens adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan menjangkau audiens sasaran. Setelah audiens dipilih, maka proses selanjutnya adalah melakukan positioning yaitu suatu strategi untuk memasuki jendela otak konsumen. Positioning biasanya tidak menjadi masalah dan tidak dianggap


(52)

penting selama tingkat persaingan media penyiaran tidak begitu tinggi. Positioning baru akan menjadi penting bilamana persaingan sudah tinggi (Morissan, 2008:166).

Segmentasi merupakan satu kesatuan dengan targetting dan positioning. Targeting atau menetapkan target audiens adalah tahap selanjutnya dari analisis segmentasi. Produk dari targeting adalah target audiens yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan iklan.

Segmentasi pasar audiens adalah suatu konsep yang sangat penting dalam memahami audiens penyiaran dan pemasaran program. Eric Berkowitz dan rekannya mendefinisikan segmen pasar, membagi suatu pasar ke dalam kelompok-kelompok yang jelas yang memiliki kebutuhan yang sama dan memberikan respons yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran. Dengan demikian, jika ditinjau dari perspektif audiens penyiaran, maka segmentasi pasar adalah suatu kegiatan untuk membagi-bagi atau mengelompokkan audiens ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen (Morissan, 2008:167).

2.1.5 Uses and Gratifications

Uses and garatification model (Model Kegunaan dan Kepuasan) tertarik apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atas kebutuhan seseorang (Ardianto dan Erdinaya, 2004: 70). Gratifikasi yang sifat nya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, peredaan rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi, dan kontak sosial (Nurudin, 2004: 183).

Uses and gratification model meneliti asal mula kebutuhan masnusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber – sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan (Ardianto dan Erdiyana, 2004: 70).

Gagasan bahwa penggunaan media bergantung pada kepuasan, kebutuhan, keinginan, atau motif yang dirasakan dari anggota khalayak. Cara pemikiran ini


(53)

mulanya berawal dari pecarian akan penjelasan mengenai daya tarik yang besar dari konten media pokok tertentu. Hal ini, pada gilirannya, mengandaikan bahwa individu juga menggunakan media untuk tujuan yang berkaitan, misalnya panduan pribadi, relaksi, penyesuaian, informasi, dan pembentukan identitas (McQuail, 2011: 174b ).

Teori ini merupakan kebalikan dari teori peluru yang menyatakan media sangat aktif dan sangat powerfull sementara khlayak berada di pihak yang pasif dan hanya dapt menerima apa yang disampaikan oleh media. Dalam teori ini ditekankan bahwa audience itu aktif untuk memilih mana media yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya, karena audience berada pada pihak yang aktif. Teori uses and gratification ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi di dalam melihat media. Artinya, manusia itu punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan media (Nurudin, 2004: 181).

Proses Uses and Gratification yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Model Uses and Gratification

Tabel 2. 4

Sumber : Kriyantono, 2008: 210

Antesenden Motif Penggunaan

Media Efek a. Variabel Individual b. Variabel Lingkungan a. Kognitif b. Diversi c. Personal Identity a. Hubungan

b. Macam isi

c. Hubungan dengan isi a.Kepuasan b.Pengetahuan c.Depedensi Media


(54)

Penjelasan struktur model tersebut adalah sebagai berikut : 1. Variabel antesenden terbagi atas dua dimensi yaitu :

a. Individual : dimensi ini menyajikan informasi prihal data demografis seperti usia, jenis kelamin dan faktor – faktor psikologis komunikan. b. Lingkungan : dimensi ini terdiri atas data mengenai organisasi, sistem

sosial dan struktur sosial.

2. Variabel motif terbagi atas tiga dimensi yaitu :

a. Kognitif : dimensi ini menyajikan informasi prihal data kebutuhan akan informasi dan surveillance atau eksplorasi realitas.

b. Diversi : dimensi ini menyajikan informasi prihal data kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan.

c. Personal identity : dimensi ini menyajikan prihal data tentang bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri. 3. Variabel penggunaan media terbagi atas tiga dimensi yaitu :

a. Hubungan : dimensi ini menyajikan prihal hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.

b. Jenis isi media : dimensi ini menyajikan jenis media yang dipergunakan.

c. Jumlah waktu : dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan dalam menggunakan media.

4. Variabel efek terbagi menjadi tiga dimensi yaitu :

a. Kepuasa : dimensi ini menyajikan informasi prihal evaluasi kemampuan media untuk memberi kepuasan.

b. Pengetahuan : dimensi ini menyajikan prihal persoalan tertentu.

c. Depedensi media : dimensi ini menyajikan informasi prihal ketergantungan responden pada media dan isi media untuk kebutuhannya.


(1)

III.Hiburan Musik Prambors Fm

10.Apakah anda mengetahui jadwal acara hiburan musik Prambors Fm dalam seminggu?

a. Sangat mengetahui b. Mengetahui

c. Kurang mengetahui d. Tidak mngetahui

11.Seberapa sering anda mendengarkan acara hiburan musik Prambors Fm? a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak sering

12.Berapa durasi anda dalam mendengarkan acara hiburan musik Prambors Fm dalam seminggu?

a. 15-30 menit b. 31-60 menit c. 61-90 menit d. lebih dari 91 menit

13.Bagaimana pendapat anda tentang waktu penyiaran hiburan musik Prambors Fm, (sabtu, minggu) ?

a. Sangat sesuai b. sesuai

c. Kurang sesuai d. Tidak sesuai

14.Bagaimana menurut anda tentang lagu-lagu yang di putar di acara hiburan musik Prambors Fm?

a. Sangat menarik b. Menarik

c. Kurang menarik d. Tidak Menarik


(2)

15.Bagaimana menurut anda rata-rata jenis lagu yang diputar di acara hiburan musik Prambors Fm?

NO Jenis Sangat

Setuju

Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 1 Pop

2 Jazz 3 RnB 4 Pop

Rock

16.Menurut anda bagaimana durasi yang digunakan penyiar saat berbicara? a. Sangat lama (141-selebihnya)

b. Lama (121- 140 detik) c. Kurang lama (91-120 detik) d. tidak lama (0-90 detik)

17.Bagaimana menurut anda penyiar membawakan materi acara hiburan musik Prambors Fm?

a. Sangat menyenangkan b. Menyenangkan

c. Kurang menyenangkan d. Tidak menyenagkan

IV. Minat Mendengar Prambors Fm.

18.Apakah anda puas tentang waktu penyiaran hiburan musik Prambors Fm? a. Sangat puas

b. Puas

c. Kurang puas d. Tidak puas


(3)

19.Saya berminat mendengarkan acara hiburan musik Prambors Fm karena?

No Pertanyaan Sangat

setuju

Setuju Kurang setuju

Tidak setuju 1 Format musik yang

disediakan sangat menghibur

2 Informasi yang ada dalam acara hiburan musik Prambors Fm menambah pengetahuan saya 3 Frekuensi bahasa oleh

penyiar yang mencampur bahasa indonesia dan bahasa inggris 4 Lama bicara penyiar

sesuai dengan format acara hiburan musik Prambors Fm

20.Apakah saat jam siaran acara hiburan musik Prambors Fm anda juga mendengarkan radio lain?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

21.Apakah anda mengetahui setiap segmen acra hiburan musik Prambors Fm? a. Sangat mengetahui

b. Mengetahui c. Kurang mngetahui d. Tidak mngetahui


(4)

22.Apakah Anda termasuk pendengar yang suka berinteraktif melalui telephone/twitter di acara hiburan musik Prambors Fm?

No Segmen Sangat

interaktif

Interaktif Kurang interaktif

Tidak interaktif 1 Prambors top 40

2 Asia pop 40

23.Apakah dengan acara hiburan musik Prambors Fm Anda semakin penasaran dengar program lain di Proambors Fm?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

24.Apakah anda sering mendengarkan acara hiburan musik Prambors Fm saat watu luang anda?

a. Sangat sering b. Sering

c. Kurang sering d. Tidak pernah

25.Dimana anda selalu mendengarkan acara hiburan musik Prambors Fm? a. Di rumah

b. Di mobil c. Di cafe d. Lain-lain

26.Apakah anda semakin berminat mendengarkan acara hiburan musik Prambors Fm kedepannya?

a. Sangat berminat b. berminat

c. Kurang berminat d. Tidak berminat


(5)

Alasan Anda

... ... ... ...

27.Bagaimana saran dan kritik anda tentang acara hiburan musik Prambors Fm?

Alasan Anda

... ... ... ...


(6)

BIDODATA

Nama : Hagay Mada Gael.S

Tempat, Tanggal Lahir : Kabanjaeh, 29-september-1993

Agama : Kristen Protestan

Nim : 110904101

Fakultas/Jurusan : Ilmu Komunikasi

Alamat : Jln. Djamin ginting Gg. Raflesia, Medan/ Jln. Veteran Gg. Bakti Lr.1 no.12, Kabanjahe

Anak ke : 3 dari 3 bersaudara

Email : hagay.sitepu@gmail.com

Pendidikan : TK Sintxaverius Kabanjahe SD Negeri 040448 Kabanjahe SMP Negeri 1 Kabanjahe SMA Negeri 1 Kabanjahe

Ayah : Drs. Swingly Sitepu


Dokumen yang terkait

Tren Facebook Di Kalangan Mahasiswa (Studi Deskriptif Tren Facebook di Kalangan Mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 58 120

Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm dan Minat Mendengar di Kalangan Mahasiswa. (Studi Deskriptif Kuantitatif Minat Mendengar Hiburan Musik Siaran Radio Prambos Fm di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 15 122

Manajemen Siaran Musik Stasiun Radio REM FM di Universitas Negeri Semarang.

1 15 101

Pemanfaatan Teknologi Komunikasi oleh Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif Pemanfaatan Line Today di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 0 15

Pemanfaatan Teknologi Komunikasi oleh Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif Pemanfaatan Line Today di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 0 2

Pemanfaatan Teknologi Komunikasi oleh Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif Pemanfaatan Line Today di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 0 5

Pemanfaatan Teknologi Komunikasi oleh Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif Pemanfaatan Line Today di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 2 27

Pemanfaatan Teknologi Komunikasi oleh Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif Pemanfaatan Line Today di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 1 2

Pemanfaatan Teknologi Komunikasi oleh Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif Pemanfaatan Line Today di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 0 54

Siaran Interaktif” di Radio(Studi Deskriptif Siaran Interaktif di Radio Solo_Radio FM di Surakarta)

1 2 291