16
tetapi lebih menekankan pada proses belajar juga. Apabila data yang dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami
kemacetan dalam pembelajaran, maka guru bisa segera melakukan tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan tersebut.
B. Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Sosiologi
1. Pengertian belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Dalam proses
pembelajaran unsur belajar memegang peranan penting. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
Slameto, 2010:2. Belajar merupakan suatu proses dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil
latihan, melainkan perubahan kelakuan Hamalik, 2009:27. Sudjana 2009:28 menyatakan bahwa belajar bukan menghafal dan bukan pula
mengingat, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. perubahan sebagai hasil proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan
kemampuan, daya reaksi, daya penerima dan lain-lain aspek yang ada
17
pada individu. Perubahan perilaku mengandung pengertian yang luas. Hal ini
mencangkup pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, dan sebagainya. Setiap perilaku ada yang nampak bisa diamati, ada pula
yang tidak nampak tidak bisa diamati. Perilaku yang dapat diamati disebut penampilan atau behavioral performance, sedangkan yang
tidak bisa diamati disebut kecenderungan perilaku atau bahavioral tendency.
De Cecco Crawford dalam Ali, 2008:14 menyatakan bahwa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya yang
dimiliki seseorang tidak dapat diidentifikasi karena ini merupakan kecenderungan perilaku saja. Hal ini dapat diidentifikasi bahkan dapat
diukur dari penampilan behavioral performance. Penampilan ini dapat berupa kemampuan menjelaskan, menyebutkan sesuatu atau
melakukan suatu perbuatan. Jadi, kita dapat mengidentifikasi hasil belajar melalui penampilan. Namun demikian, individu dapat
dikatakan telah menjalani proses belajar, meskipun pada dirinya hanya ada perubahan dalam kecenderungan perilaku.
Menurut Kimble Garmezy dalam Ali, 2008:14, sifat perubahan perilaku dalam belajar relatif permanen. Dengan demikian
hasil belajar dapat diidentifikasi dari adanya kemampuan melakukan sesuatu secara permanen, dapat diulang-ulang dengan hasil yang sama.
Dari hal ini, dapat di bedakan antara perubahan perilaku hasil belajar
18
dan yang terjadi secara kebetulan. Orang yang secara kebetulan dapat melakukan sesuatu, tentu tidak dapat mengulangi perbuatan itu dengan
hasil yang sama. Sedangkan orang yang dapat melakukan sesuatu karena hasil belajar dapat melakukannya secara berulang-ulang dengan
hasil yang sama, bahkan bisa melebihinya. Tidak semua perubahan perilaku sebagaimana digambarkan di
atas itu merupakan hasil belajar. Ada di antaranya yang terjadi dengan sendirinya, karena proses perkembangan. Seperti halnya bayi yang
dapat memegang sesuatu setelah mencapai usia tertentu. Keadaan semacam ini pun bukan hasil belajar, melainkan ”kematangan atau
maturation”. Ini merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar. Artinya, belajar akan memperoleh hasil yang lebih baik bila ia
telah matang melakukan hal itu. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses yang dilakukan individu secara sadar dalam interaksi dengan lingkungannya, ditandai dengan adanya perubahan
tingkah laku seseorang sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai
sikap. Perubahan tingkah laku inilah yang merupakan hasil kegiatan belajar.
2. Pengertian mengajar