dikatakan berkualitas apabila siswa berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar serta menguasai kompetensi yang akan dijadikan sebagai standar
penilaian hasil belajar Mulyasa 2002. Menurut Astuti 2006 dalam penelitiannya didapatkan adanya peningkatan aktivitas dalam pembelajaran yang
sejalan dengan peningkatan hasil belajar siswa, sehingga pelaksanaan kegiatan LS yang dilakukan di SMA 16 Semarang telah terbukti dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran pada materi Ekosistem meskipun masih terdapat sedikit faktor yang menyebabkan ketuntasan belajar belum mencapai 100.
Pembelajaran materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan melalui LS diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Pembelajaran menjadi
lebih bermakna karena adanya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan sumber belajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan yaitu :
1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran yaitu interaksi antara guru dengan siswa,
siswa dengan siswa, dan siswa dengan sumber belajar masih rendah. 2.
Hasil belajar siswa masih rendah Dari identifikasi permasalahan tersebut maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu : ” Apakah dengan implementasi LS dapat meningkatkan kualitas pembelajaran materi Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan di SMP Negeri 1 Batangan Pati yang meliputi aktivitas dan hasil belajar siswa?”. Permasalahan tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
a. Apakah dengan implementasi LS dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di SMP Negeri 1 Batangan Pati?
b. Apakah dengan implementasi LS dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di SMP Negeri 1 Batangan Pati?
C. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, di bawah ini diberikan penegasan istilah dari judul di atas, yaitu :
1. Kualitas Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007, kualitas adalah kadar, mutu, tingkat baik buruknya sesuatu. Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara
menjadikan orang belajar. Kualitas pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Pembelajaran dikatakan berkualitas bila 75 aktivitas siswa mencapai kategori tinggi dan 75 siswa mencapai KKM.
2. Materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan adalah kegiatan belajar mengajar yang melibatkan guru, siswa, dan lingkungan sekitar sekolah yang
dijadikan sebagai sumber belajar. Materi ini diajarkan di kelas VII semester genap dengan Standar Kompetensi SK Memahami saling ketergantungan dalam
ekosistem. Dalam SK ini terdapat empat KD dengan alokasi waktu 14 x 40 menit 7 x pertemuan. Tetapi dalam penelitian ini dua KD yang akan diteliti yaitu KD
7. 3 : Memprediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan dan KD 7. 4 : Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan
untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Kedua KD tersebut akan diajarkan 3 x pertemuan dengan alokasi waktu 6 x 40 menit dan setiap pertemuan
dilaksanakan 2 x 40 menit. 3.
Lesson Study LS LS adalah suatu cara yang dikembangkan di Jepang yang dilakukan dalam
tiga tahapan yaitu plan merencanakan, do melaksanakan, see merefleksi. Dalam tahap plan merencanakan dilakukan pengembangan silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP, tahap do melaksanakan yaitu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RPP yang telah disusun, dan tahap see
merefleksi dilakukan diskusi oleh seluruh peserta LS untuk dijadikan umban balik atau perbaikan pembelajaran selanjutnya. Melalui implementasi LS pada
materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.
D. Tujuan Penelitian