111 dan ancaman faktor eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan
dan kelemahan faktor internal yang dimiliki. Analisis SWOT sudah banyak digunakan pada berbagai situasi dalam rangka menyusun strategi pengelolaan
ataupun pengembangan hutan kemasyarakatan maupun hutan rakyat. Yusran 2005 menggunakan pendekatan analisis SWOT untuk menyusun strategi
pengembangan hutan kemiri rakyat di kawasan Bulusaraung, Sulawesi Selatan. Wijayanto 2001 menggunakan analisis SWOT sebagai salah satu teknik analisis
yang digunakan untuk menentukan faktor dominan dalam sistem pengelolaan hutan kemasyarakatan di Repong Damar, Pesisir Krui, Lampung.
Penjelasan hasil identifikasi dari setiap unsur kekuatan, peluang, kelemahan dan hambatan yang tercantum dalam matriks SWOT dalam Tabel 26.
5.3 Strategi Pengembangan Sumber Benih Mindi di Hutan Rakyat
Matriks SWOT Tabel 26 dan uraian setiap unsur kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman terhadap pengembangan sumber benih mindi yang sudah
dikemukakan menghasilkan empat strategi, yaitu 1 strategi yang memanfaatkan kekuatan dan memaksimalkan peluang SO, 2 strategi yang meminimalkan
kelemahan dan mengoptimalkan peluang WO, 3 strategi yang memanfaatkan kekuatan dan mengurangi ancaman ST serta 4 strategi untuk mengantisipasi
kelemahan dan ancaman WT terhadap usaha pengembangan sumber benih mindi.
Strategi SO adalah pemanfaatan potensi sumberdaya genetik tanaman mindi untuk peningkatan produksi benih dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pasar kayu mindi. Strategi ini dapat dicapai melalui
beberapa kegiatan di antaranya adalah:
112 Tabel 26. Matriks SWOT Pengembangan Sumber Benih Mindi
FAKTOR INTERNAL
FAKTOR EKSTERNAL
Kekuatan = Strengh S S1. Keragaman genetik dalam
populasi termasuk sedang 16-19
S2. Keragaman genetik antar populasi cukup tinggi
30. S3. Mudah beradaptasi pada
berbagai kondisi tempat tumbuh
S4. Berbunga dan berbuah setiap tahun
S5. Mindi bukan benih rekalsitran
S6. Kepemilikan lahan sempurna
Kelemahan = Weakness W W1. Terbatasnya jumlah tanaman
mindi dalam satu populasi. W2. Terbatasnya pilihan untuk
pohon induk W3. Pola pengelolaan
pemangkasan menurunkan produksi benih.
W4. Daya kecambah benih masih rendah
W5. Benih membutuhkan perlakuan awal sebelum
disemaikan. W6.Tingkat pendidikan petani
masih rendah W7. Tanaman mindi belum
menjadi prioritas
Strategi SO: Pemanfaatan potensi
sumberdaya genetik tanaman mindi untuk peningkatan
produksi benih dalam rangka pemenuhan kebutuhan pasar
kayu mindi Strategi WO:
Pemanfaatan peluang pasar dan jaringan kerja untuk
memperbaiki mutu benih mindi Peluang = Opportunity O
01. Terdapat pengelompokkan
populasi berdasarkan keragaman genetik.
02. Tanaman Mindi sudah dikenal
masyarakat 03.
Usaha pembibitan sudah mulai berkembang
04. Harga kayu mindi cukup
kompetitif dan pasar kayu mindi tersedia.
05. Sudah ada program
pemerintah untuk mengembangkan HR bantuan
bibit, pinjaman modal, dan bimbingan teknis
06. Sudah ada keterlibatan LSM
untuk pendampingan masyarakat
07. Sudah ada kelompok tani
SO1.Melakukan pertukaran materi genetik antar
populasi SO2.Penguatan dan peningkatan
kegiatan pendampingan kepada kelompok tani
SO3. Sertifikasi terhadap tegakan yang ditunjuk
masyarakat sebagai sumber benih .
WO1. Inovasi teknologi untuk meningkatkan kualitas
perkecambahan mindi. WO2. Seleksi dan pembinaan
pohon induk mindi. WO3.Penguatan akses kelompok
tani untuk mendapatkan informasi tentang usaha
budidaya tanaman mindi.
Strategi ST: Peningkatan kapasitas petani
dan pengembangan kelembagaan dalam usaha
budidaya mindi Strategi WT:
Meningkatkan minat petani dalam budidaya tanaman mindi
Ancaman = Threat T T1. Sulit mempertahankan jumlah
tanaman mindi T2. Jarak tanam tidak teratur
T3. Tidak ada keteraturan rotasi tebang
T4. Kondisi iklim tidak menentu T5. Rendahnya tingkat penguasaan
IPTEK petani tentang perbenihan mindi
T6. Luas pemilikan lahan hutan rakyat relatif sempit.
ST1. Meningkatkan pengetahuan petani tentang kualitas
genetik mindi, kondisi tempat tumbuh mindi.
ST2. Meningkatkan pengetahuan petani tentang penggunaan
benih bermutu. ST3. Penguatan kelembagaan
dalam rangka pengembangan sumber
benih kolaboratif
WT1. Penyediaan insentif langsung, tak langsung,
enabling untuk perbaikan pola tanaman mindi
WT2. Memperbaiki pola pengelolaan tanaman mindi
SO1. Melakukan pertukaran materi genetik antar populasi
Melakukan pertukaran materi genetik antar populasi mindi di hutan rakyat yaitu dengan saling menukar benih yang dihasilkan dari setiap populasi mindi,