Tahapan Penelitian METODE PENELITIAN

atas: latar belakang penelitian, kajian pustaka, metode penelitian yang digunakan, penyajian data penelitian, pengkajian temuan penelitian dan simpulan yang ditulis secara naratif.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Bagian ini merupakan bab penutup, terdiri dari 1 Simpulan 2 Implikasi 3 Saran. Simpulan yang diambil berdasarkan paparan data dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian dari simpulan tersebuit, dikembangkan saran – saran yang berguna bagi penelitian selanjutnya. Saran – saran yang ada berfokus pada pengimplementasian pendidikan inkusif di SMAN 2 Metro Studi Evaluatif.

5. 1 Simpulan

Berdasarkan dari paparan data dan pembahasan yang ada bisa ditarik kesimpulan.

5.1.1 Evaluasi Context

Peneliti melihat bahwa pengimpementasi pendidikan inklusif ini merupakan program Departemen Pendidikan Nasional, dimana Tentang Penetapan SDSMPSMA Pelaksana Sekolah Inklusif. Adanya Pedoman Khusus dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif ini. berdasarkan Penetapan ini, SMA Negeri 2 Metro menjadi salah satu SMA yang terpilih untuk mengimplementasikan pendidikan inklusif ini. Pengimplementasian Pendidikan Inklusif di Kota Metro ini berdasarkan oleh Peraturan Walikota Metro, nomor 03 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif, Sesuai dengan Keputusan Walikota Metro, nomor: 416D3KPTS2012 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Pokja penyelenggaraan pendidikn inklusif dan akselerasi kota metro masa bhakti 2012 – 2016 dan Sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Metro : Nomor:213KPPSD.32011. Dari temuan penelitian dilihat bahwa Belum maksimal kebutuhan proses penyelenggaraan pendidikan inklusif dan Untuk manajemen lingkungan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat, masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk membantu mengembangkan pendidikan inklusif.

5.1.2 Evaluasi Input

Peneliti menemukan bahwa evaluasi input merupakan evaluasi Kesesuaian Siswa, Tenaga Pendidik Kependidikan. Dari data penelitian bisa diambil kesimpulan bahwa Perencanaan pembelajaran masih menggunakan kurikulum yang sesuai dengan sekolah,akan tetapi khusus anak berkebutuhan khusus mereka diturunkan nilai passing gradenya sebagai perencanaan pembelajaran khusus, Sejauh ini pengelolaan pembelajaran dikelas sama dengan yang lainnya, akan tetapi ada kekhususan jika ABK tersebut tidak lulus ujian,maka akan ada remedial atau ujian yang membantu nilai mereka meningkat sampai merekka bisa mendapatkan passing grade KKM yang telah disesuaikan dengan kapasitas mereka. Akan tetapi Guru Pendamping Khusus yang berasal dari internal, mereka baru sekali mengikuti Workshop mengenai pendidikan inklusif dan Terlihatnya belum ada Guru Pembimbing Khusus yang memiliki SK dari Pemerintah untuk mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus.

5.1.3 Evaluasi Process

Peneliti menemukan bahwa evaluasi .proses merupakan evaluasi berdasarkan kesesuaian proses pembelajaran. Dari data penelitian bisa diambil kesimpulan bahwa proses pembelajaran telah berjalan sesuai dengan pedoman penyelenggaraan pendidikan inklusif, Metode pembelajaran audio dan visual dimana metode yang dipakai sama dengan siswa umum lainnya, Proses perumusan kurikulum itu dilakukan oleh Guru BK dan Guru Reguler yang telah dipilih untuk menangani Anak Berkebutuhan Khusus di sekolah tersebut, Tidak ada perbedaan antara desain kurikulum sekolah reguler dengan sekolah inklusi, Guru senantiasa melakukan evaluasi kurikulum yang sedang berjalan agar materi yang dikembangkan dan diterapkan selalu sesuai dengan perkembangan, Sumber pembiayaan berasal dari pusat, ada monitoring dari pusat sejak tahun 2010, Kompetnsi belajar yg dicapai oleh ABK mengalami peningkatan. Semua mereka lulus ujian dan ada yang diterima di Universitas Negeri Jakarta dan Akademi Keperawatan. Akan tetapi Manajemen lingkungan sekolah hubungan sekolah dengan masyarakat belum sesuai dengan pedoman khusus penyelenggaraan inklusif dimana masyarakat masih kurang perduli dan peka terhadap program pendidikan inklusif ini, Sekolah menjalin kerjasama hanya dengan pihak SLB saja. Sedangkan untuk tenaga dokter psikolog belum ada jalinan kerjasama dan perlu adanya Guru Pembimbing Khusus.

5.1.4 Evaluasi Product

Peneliti menemukan bahwa evaluasi .produk merupakan evaluasi berdasarkan Kesesuaian Pelayanan, Peran Masyarakat Orang Tua terhadap produk yang dicapai. Dari data penelitian bisa diambil kesimpulan bahwa Proses pengadaan sarana dan prasarana berjalan dengan lancar, Ketersediaan sarana dan prasarana bisa dikatakan sudah memadai, Sekolah bekerjasama dengan SLB yang berada dekat dengan sekolah tersebut, bekerjasama dengan pemerintah daerah serta pemerintah pusat. Akan tetapi proses penyelenggaraan belum berjalan dengan maksimal, Masih terlihat kurangnya peran masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif ini dan ada yang terlihat acuh tak acuh terhadap perkembangan anaknya di sekolah.

5.2 Implikasi

Implikasi dapat dirumuskan berdasarkan temuan – temuan penelitian yang merupakan konsekuensi untuk mencapai kondisi ideal dalam Mengimplementasikan Pendidikan Inklusif di di SMAN 2 Metro. Implikasi dari penelitian ini antara lain :

5.2.1 Evaluasi Context

SMA Negeri 2 Metro telah berusaha seoptimal mungkin mengimplementaikan pendidikan inklusif yang sesuai dengan Pedoman Khusus Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif

5.2.2 Evaluasi Input

Peneliti menemukan bahwa kurikulum yang digunakan tetap sama akan tetapi Anak berkebutuhan Khusus mendapatkan kurikulum yang disesuaikan dengan kemampuan mereka, sekolah sudah berusaha untuk membuka pemahaman kepada seluruh pendidik tentang Anak Berkebutuhan Khusus dan membentuk Guru Pendamping yang untuk sementara ini berasal dari Guru – guru di sekolah.

5.2.3 Evaluasi Process

Peneliti melihat bagaimana evaluasi proses penerapan pendidikan inklusif di SMAN 2 Metro.