Pembiayaan Manajemen Pendidikan Inklusif
terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin maju pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat partisipasi
masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin mundur pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. Oleh karena itu, masyarakat
hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunan pendidikan di daerah. Meurut Direktorat PSLB 2007; Masyar
akat hendaknya ditumbuhkan “rasa ikut memiliki” sekolah di daerah sekitarnya. Maju-mundurnya sekolah di
lingkungannya juga merupakan tanggungjawab bersama masyarakat setempat. Sehingga bukan hanya Kepala Sekolah dan Dewan Guru yang memikirkan maju
mundurnya sekolah, tetapi masyarakat setempat terlibat pula memikirkannya. Untuk menarik simpati masyarakat agar mereka bersedia berpartisipasi
memajukan sekolah, perlu dilakukan berbagai hal, antara lain dengan cara memberitahu masyarakat mengenai program-program sekolah, baik program yang
telah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang sekolah yang
bersangkutan. Berkenaan dengan pelaksanaan pendidikan inklusi, maka keterlibatan masyarakat
sangat diperlukan terutama dalam rangka melakukan sosialisasi sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Pemahaman dan kepedulian masyarakat
terhadap anak berkebutuhan khusus akan sangat besar pengaruhnya terhadap upaya pemenuhan hak untuk mendapatkan pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus. Pemahaman dan kepedulian masyarakat seperti ini akan berimbas secara positif terhadap sikap peserta didik lainnya yang belajar bersama-sama dengan
anak berkebutuhan khusus. Dengan demikian akan tercipta iklim belajar yang
kondusif bagi anak berkebutuhan khusus dan peserta didik-peserta didik lainnya di sekolah.
2.5.9
Kerangka Pikir
Hasil yang baik sangat bergantung dari input dan proses yang berlangsung, demikian juga dengan implementasi program pendidikan inklusi. Input dalam
penyelenggaraan program pendidikan inklusi diawali dengan ketersediaan sumber daya manusia yang terdiri dari tenaga pendidik dan sarana prasarana yang dapat
mendukung terlaksananya penyelenggaraan pendidikan inklusi untuk mendukung
sistem penerimaan bagi anak-anak berkebutuhan khusus dapat mengikuti program pendidikan yang yang telah dirancang.
Manajemen yang baik dalam suatu organisasi merupakan salah satu faktor
keberhasilan proses terselenggaranya pendidikan inklusi, khususnya di SMAN 2 Metro.
Penyelenggaraan atau pengimplementasian manajemen pendidikan inklusi dalam pelaksanaan pada siswa berkebutuhan khusus di SMAN 2 Metro dapat gambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian
INPUT
Sumber Daya Sekolah 1.
Tenaga Pendidik dan
Kependidikan 2.
Sarana dan Prasarana
PROCESS
1. Penyesuaian
Kurikulum 2.
Proses Pembelajaran Pendidikan Inklusif
3. Kesesuaian Pelayanan
Program Inklusif 4.
Peran Masyarakat dan Orang Orang Tua
OUTPUT
Keberhasilan Program
Pendidikan Inklusi
CONTEXT
1. Kebutuhan Proses
Penyelenggaraan Pend. Inklusif
2. Tujuan
Penyelenggaraan Pend. Inklusif
3. Hambatan
– Hambatan Program
Pend. Inklusif