Ekholokasi Penggunaan suara oleh lumba-lumba

Tabel 1. Kisaran frekuensi suara pada beberapa Spesies Odontoceti. Spesies Jenis Suara Kisaran Frekuensi kHz Delphinus delphis Shortbeaked common dolphin Whistles Click 2-18 0,2-150 Grampus griseus Risso’s dolphin Whistles Click 1,9-23,7 65 Physeter macrocephalus Sperm whale 0,1-30 Kogia breviceps Pygmy sperm whale Click 60-200 Orcinus orca Killer whale Whistles Click 1,5-18 0,1-35 Pseudorca crassidens False killer whale Whistles Click 1,87-18,1 95-130 Globichepala macrorhyncus Short-finned pilot whale 0,5-20 Stenella coeruleoalba Striped dolphin Whistles 1,1-24 Stenella longirostris Spinner dolphin 1-65 Stenella attenuata Spotted dolphin 3,1-21,4 Tursiops truncatus Bottlenose dolphin Whistles Click 0,8-24 0,2-150 Sumber: Simmonds et al. 2004

2.2.1. Ekholokasi

Ekholokasi adalah kemampuan dari suatu hewan yang dapat menghasilkan suara berfrekuensi sedang atau tinggi dan menangkap pantulan suara tersebut setelah mengenai benda tertentu Simmonds et al., 2004. Dari pantulan tersebut dapat diketahui bentuk, ukuran, tekstur dan jarak dari objek. Ekholokasi menghasilkan informasi secara detil dan akurat mengenai lingkungan sekitar lumba-lumba dan memungkinkan mereka untuk mendeteksi benda dengan jarak beberapa centimeter sampai puluhan meter. Mereka bahkan dapat membedakan komposisi benda yang tampak identik Kamminga dan Van der Ree, 1976 in Simmonds et al., 2004. Ekholokasi biasanya dihasilkan pada frekuensi tinggi. Semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan, semakin tinggi pula resolusi dari click tersebut dan mampu mendeteksi obyek yang sangat kecil. Frekuensi dari click lebih tinggi daripada frekuensi yang digunakan untuk komunikasi. Frekuensi dari click dapat mencapai 150 kHz dan merupakan pulsa wideband yang pendek dengan durasi 40-70 µs Au, 1993 in www.instruct1.cit.cornell.edu dan dapat mencapai jarak 350 meter dalam air. Walaupun kemampuan ekholokasi baru bisa dibuktikan dengan eksperimen pada beberapa spesies odontoceti, bukti anatomi keberadaan melon, nasal sacs, dan struktur tengkorak yang unik menunjukkan bahwa semua spesies odontoceti dapat melakukannya. 2.2.2. Komunikasi Komunikasi adalah produksi dari stimulus atau sinyal yang diterima dari organisme lain sebagai respon. Lumba-lumba berkomunikasi dengan sesama spesies atau dengan spesies lain dengan berbagai cara, terutama dalam bentuk sinyal akustik. Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh lumba-lumba, antara lain : 1. Komunikasi dengan lawan jenis; 2. Komunikasi dengan sesama jenis; 3. Komunikasi ibu dengan anak atau sebaliknya; 4. Komunikasi grup; 5. Pengenalan individual; 6. Menghindar dari bahaya. Jenis suara yang biasa digunakan oleh lumba-lumba untuk berkomunikasi adalah whistle. Frekuensi dari whistle yang digunakan untuk komunikasi biasanya tidak lebih dari 25 kHz dan dapat mencapai jarak 1-5 kilometer. Caldwell dan Caldwell 1990 menyebutkan bahwa durasi dari whistle pada lumba-lumba hidung botol adalah 0,1-3,6 s dengan kisaran frekuensi dari 4-20 kHz. Penelitian yang dilakukan oleh Caldwell dan Caldwell 1990 pada grup lumba-lumba hidung botol yang hidup dalam penangkaran menghasilkan hipotesis signature whistle. Hipotesis tersebut menyatakan bahwa setiap individu lumba-lumba dari grup tersebut dapat menghasilkan whistle yang memiliki karakter akustik yang sangat berbeda satu sama lain. Penelitian yang dilakukan oleh Hartono 2004 pada suara aerial permukaan lumba-lumba hidung botol yang hidup di penangkaran, menyebutkan bahwa pada tipe suara whistle memiliki frekuensi dominan pada 4565-5168 Hz dengan PSD maksimum pada 17,82-36,06 dBHz.

2.2.3. Pulsa suara burst