motorik halus dan kasar seperti bagi penderita stroke, korban kecelakaan. Namun di Balai Pengembangan Pendidikan Khusus belum memfasilitasi untuk orang di
luar siswa SLB Negeri Semarang. Selain terapi okupasi untuk menunjang motorik kasar dan halus, anak juga diberikan pembelajaran baik life skill seperti toilet
training, cuci tangan dan lain-lain bahasa, dan kognitif yang tentunya dapat berguna untuk menunjang kehidupan anak untuk berkomunikasi dengan orang-
orang di sekitarnya, bersosialisasi, mandiri. Dengan anak mampu mandiri terhadap dirinya sendiri tentunya setiap orang tua berharap kelak anak sanggup
melebur ditengah-tengah masyarakat dan berguna bagi lingkungan baik keluarga
dan masyarakat sekitar.
Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti akan memfokuskan kajian pada
“Terapi Okupasi Occupational Therapy untuk Anak Berkebutuhan Khusus Down Syndrome Studi Kasus pada Anak Usia 5
– 6 Tahun di Balai Pengembangan Pendidikan Khus
us Semarang 2015”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan terapi okupasi untuk anak berkebutuhan khusus
down syndrome di Balai Pengembangan Pendidikan Khusus Semarang ? 2.
Apa sarana dan prasarana yang diperlukan saat terapi okupasi untuk anak berkebutuhan khusus down syndrome ?
3. Bagaimana bentuk evaluasi terapi okupasi untuk anak berkebutuhan
khusus down syndrome ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan terapi okupasi pada anak berkebutuhan khusus
di Balai Pengembangan Pendidikan Khusus Semarang. 2.
Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang dibutuhkan saat terapi okupasi. 3.
Untuk mengetahui bentuk evaluasi terapi okupasi bagi anak berkebutuhan khusus down syndrome di Balai Pengembangan Pendidikan Khusus
Semarang.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, dapat diperoleh manfaat atau
pentingnya penelitian. Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1.4.1
Manfaat Teoritis
Pengembangan IPTEKS, diharapkan memberikan konstribusi yang baik pada pengembangan ilmu pengetahuan berupa terapi okupasi occupational
therapy untuk anak berkebutuhan khusus down syndrome. 1.4.2
Manfaat Praktis
1 Bagi guru, dengan dilaksanakannya penelitian ini, menambah wawasan
guru dan lebih memahami tentang terapi okupasi occupational therapy untuk anak berkebutuhan khusus down syndrome.
2 Bagi intuisi, hasil penelitian ini akan memberikan diskripsi tentang
penerapan terapi okupasi occupational therapy di lembaganya yang dapat digunakan untuk bahan evaluasi bagi anak berkebutuhan khusus
guna kepentingan kedepannya. 3
Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini akan memberi pengalaman baru bagi peneliti serta menambah wawasan baru tentang penerapan terapi
okupasi occupational therapy. 4
Bagi fakultas, dapat digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan pengetahuan serta bahan perbandingan bagi pembaca yang akan
melakukan penelitian, khususnya tentang terapi okupasi occupational therapy untuk anak berkebutuhan khusus down syndrome usia 5-6
tahun.
1.5 Penegasan Istilah