PERBEDAAN INTAKE MAKAN SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN TERAPI BERMAIN PERAN (ROLE PLAY) PADA ANAK SULIT MAKAN USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN)
PERBEDAAN INTAKE MAKAN SEBELUM DAN SESUDAH
DILAKUKAN TERAPI BERMAIN PERAN (ROLE PLAY)
PADA ANAK SULIT MAKAN USIA PRASEKOLAH (4-6
TAHUN)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S. Kep) Pada Progam Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang
Oleh :
KIFTA ARIA DEWI
NIM. 08060031
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
(2)
i
PERBEDAAN INTAKE MAKAN SEBELUM DAN SESUDAH
DILAKUKAN TERAPI BERMAIN PERAN (ROLE PLAY)
PADA ANAK SULIT MAKAN USIA PRASEKOLAH (4-6
TAHUN)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan ( S.Kep ) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh :
KIFTA ARIA DEWI NIM. 08060031
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
(3)
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PERBEDAAN INTAKE MAKAN SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN TERAPI BERMAIN PERAN (ROLE PLAY) PADA ANAK
SULIT MAKAN USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN)
SKRIPSI
Disusun Oleh : KIFTA ARIA DEWINIM. 08060031 Diujikan Tanggal 28 Januari 2013
Penguji II,
Solichati, S.Kep., Ns NIDN. 706098302
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
Tri Lestari Handayani, M.Kep.Sp.Mat NIP. UMM. 11293110304
Penguji I,
Prof. DR. Sujono., M.Kes. NIP. UMM. 131877094
PengujiIII,
Aini Alifatin., S.Kep, Ns., M.Kep NIP.UMM. 11293110305
Penguji IV,
Nurul Aini, S.Kep., M. Kep NIP.UMM.112.050.104.19
(4)
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Kifta Aria Dewi
NIM : 08060031
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Perbedaan Intake Makan Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Terapi Bermain Peran (Role Play) Pada Anak Sulit Makan Usia Prasekolah (4-6 Tahun)
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 31 Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan
Kifta Aria Dewi 08060031
(5)
iv
Sesuatu mungkin mendatangi mereka
yang mau menunggu, namun hanya
didapatkan oleh mereka yang
bersemangat mengejarnya
(Abraham Lincoln)
Sesali masalalu karena ada kekecewaan,,,
dan kesalahan-kesalahan, tetapi,,,,,
jadikan penyesalan
itu sebagai senjata untuk masa depan
agar tidak terjadi kesalahan lagi.
(6)
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Demi mencapai gelar sarjana ini, ku buat skripsi dengan penuh perjuangan. Perjuangan yang mengeluarkan keringan hingga tetesan air mata untuk
tercapainya hasil yang membahagiakan untuk ku, keluarga ku dan orang-orang terdekatku yang selalu mendukung ku. Kupersembehkan sebuah goresan tinta yang sangat sederhana ini sebagai ucapan terimakasih untuk :
1. Bapak (Musta’in) dan Ibu (Mudhaifah). Tidak
ada balasan yang dapat ria (kifta) berikan atas jasa bapak dan ibu yang sudah membesarkan dan mendidik ria dari kecil hingga ria tumbuh dewasa. Terimakasih untuk bapak yang selalu bekerja keras tidak peduli siang malam, hujan maupun panas hanya untuk mencari uang untuk biaya sekolah ria dan kebutuhan ria selama di Malang. Bapak ibu yang selalu mendoakan ria, tidak peduli selalu shalat malam untuk kesuksesan dan kelancaran ria. Terimakasih ya bapak ibu ku tercinta,,,ria sayang bapak ibu.
2. Pembimbing skripsi ku (prof. Dr Sujono, M.kes dan Ibu Solichati, S.Kep.Ns), terimakasih sudah membimbing saya selama menempuh skripsi ini. Membimbing saya dengan penuh kesabaran dan meluangkan di tengah-tengah kesibukan bapak dan ibu
3. Adik Q (vera dan desi), terima kasih sudah turut mendukung ku, menyemangati ku selama ini. Terimakasih karna membantu ku dengan segala kebutuhan ku.
4. Buat someone (Andy Purnomo, S.E), terimakasih karna dari awal ku menempuh skripsi ini sampai akhir, selalu menyemangati ku, memberikan saran, selalu mendengarkan keluh kesah ku dan juga mendoakan ku untuk selalu mendapatkan kelancaran.
5. Teman-teman PSIK A 2008, terima kasih pengalaman dan senyum semangatnya selama 4 tahun di bangku kuliah.
6. Buat Vivi an Nia White, terima kasih sudah membantu ku melakukan penelitian, member ku semangat dan saran…
7. Teman-teman ku seperjuangan yang menempuh skripsi baik yang mengejar februari, yang tidak
(7)
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Intake Makan Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Terapi Bermain Peran (Role Play) Pada Anak Sulit Makan Usia Prasekolah (4-6 Tahun)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:
1. Ibu Tri Lestari Handayani, M. Kep., Sp. Mat, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Nurul Aini,.M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Prof. DR. Sujono., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Solichati, S.Kep., Ns, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5. Kepala Sekolah beserta guru-guru di Tk Paud Permata Hati Banyuwangi yang telah memberikan saya izin untuk melaksanankan penelitian di sekolah yang saya tuju.
(8)
vii
7. Orang Tua siswa siswi Tk Paud Permata Hati Banyuwangi yang bersedia meberikan ijin kepada peneliti melakukan penelitian kepada putra putrinya. 8. Dosen dan Staf TU Program Studi Ilmu Keperawatan, fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas ilmu dan bantuan yang diberikan kepada penulis. Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Malang, 31 Januari 2013
(9)
viii
Perbedaan Intake Makan Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Terapi
Bermain Peran (Role Play) Pada Anak Sulit Makan Usia
Prasekolah (4-6 Tahun)
Kifta Aria Dewi1, Prof. DR. Sujono, M.Kes2, Solichati,.S.Kep,.Ns3
INTISARI
Latar Belakang : Anak usia prasekolah merupakan kelompok yang rawan terhadap masalah gizi. Pada masa ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga membutuhkan asupan makanan yang cukup dan bergizi. Makanan yang bergizi kurang dikonsumsi anak karena pada usia ini sering timbul masalah terutama dalam pemberian makan karena faktor kesulitan makan pada anak. Anak yang mengalami sulit makan secara otomatis intake makannya akan berkurang. Selain itu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak prasekolah perlu diperhatikan bahwa mereka lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya. Tujuan umum penelitian ini yaitu mengetahui Perbedaan Intake Makan Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Terapi Bermain Peran (Role Play) Pada Anak Sulit Makan Usia Prasekolah (4-6 Tahun)
Metode Penelitian : Metode penelitian ini adalah pre eksperimental dengan menggunakan desain penelitian one group pretest-posttest design yang meneliti hubungan antara variabel sebelum dan sesudah terapi bermain peran (role play). Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2012 di Tk Paud Permata Hati Banyuwangi. Populasi yang digunakan adalah siswa siswi di Tk Paud Permata Hati Banyuwangi. Jumlah sampel sebanyak 30 responden diambil menggunakan metode non probability sampling dengan tehnik purposive sampling. Data dianalasis dengan menggunakan system komputerisasi dengan uji t-test.
Hasil : Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji-t didapatkan nilai rata-rata intake makan sebelum terapi bermain yaitu 1.6667 dan intake makan setelah dilakukan terapi bermain yaitu 4.2667. nilai rata-rata perbedaan post test dan pre test yaitu 2.6, artinya terdapat peningkatan pada intake makan sebanyak 2.6. Pada uji hipotesis dengan menggunakan uji-t didapatkan t hitung lebih besar dari t tabel (11.163>2.045) dan signifikansi kurang dari alpha (0.000<0.05). maka H1 diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan antara variabel sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan dengan menggunakan terapi bermain.
Kesimpulan : Ada perbedaan antara intake makan sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain peran.
Kata kunci : Intake makan, anak prasekolah yang sulit makan, terapi bermain peran
1Mahasiswa Progam Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas
Muhammadiyah Malang
2Dosen Progam Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Malang
3Dosen Progam Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
(10)
ix
Intake differences Eat Before And After Treatment Role Playing in
Children Difficult to Eat Age Preschool (4-6 Years)
Kifta Aria Dewi1, Prof. DR. Sujono, M.Kes2, Solichati,.S.Kep,.Ns3
ABSTRACT
Background: Preschoolers is a group that is vulnerable to nutritional problems. At this time the child has grown and developed very rapidly, thus requiring adequate food intake and nutritious. Consumed less nutritious foods because at this age children often have problems especially in feeding because of feeding difficulties in children. Children who have difficulty eating automatically feeding the intake will be reduced. In addition to fulfilling the nutritional needs of preschoolers should be noted that they are more interested in the activity of playing with friends or the environment. The general objective of this research is to know the difference Intake Eat Before And After Therapeutic Role Playing Forum (Role Play) in Children Difficult to Eat Age Preschool (4-6 Years).
Methods: This research method is pre experimental research design with one group pretest-posttest design to examine the relationship between the variables before and after treatment play a role (role-play). The research was conducted in October 2012 at Tk and Paud Permata Hati Banyuwangi. The population is students at Tk and Paud Permata Hati Banyuwangi. Total sample of 30 respondents drawn using non-probability sampling method with purposive sampling technique. Data were analyzed using the computerized system with T-test.
Results: The results of statistical analysis using T-test average values obtained before the meal intake play therapy is 1.6667 and feed intake after play therapy is 4.2667. average value of discrepancy pre-test and post-test is 2.6, meaning that there is an increase in the intake as much as 2.6 feed. In hypothesis testing using t-test obtained t is greater than t table (11,163> 2,045) and significantly less than alpha (0.000> 0.05). then H1 is accepted and Ho is rejected, meaning that there is a difference between the variables before treatment and after treatment using play therapy. Conclusion: There is a difference between feed intake before and after therapy play a role.
Keywords: feed intake, preschoolers were difficult to eat, play therapy role
1A Student of Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of
Muhammadiyah Malang
2Lecturer ofNursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of
Muhammadiyah Malang.
3Lecturer ofNursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of
(11)
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Surat Pernyataan Keaslian Tulisan ... iii
Lembar motto ... iv
Lembar persembahan ... v
Kata Pengantar ... vi
Intisari ... viii
Abstract ... ix
Daftar Isi ... x
Daftar Gambar ... xiii
Daftar Tabel ... xiv
Daftar Lampiran ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Umum ... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1 Bagi Peneliti ... 5
1.4.2 Bagi Orang tua ... 5
1.4.3 Bagi Institusi ... 5
1.5 Keaslian Penelitian ... 6
1.6 Batasan Karakteristik ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Prasekolah ... 9
2.1.1 Tumbuh Kembang Anak Prasekolah ... 9
2.1.2 Karakteristik anak prasekolah ... 10
2.2 Kebutuhan Nutrisi Anak Prasekolah ... 12
2.2.1 Pemberian Nutrisi pada Anak Prasekolah ... 15
2.2.2 Penyajian Makanan Anak Prasekolah ... 17
2.3 Sulit Makan ... 17
2.3.1 Definisi Sulit Makan ... 17
2.3.2 Penyebab Sulit Makan ... 18
2.3.3 Gejala Sulit Makan ... 20
2.3.4 Dampak Sulit Makan ... 20
2.4 Terapi Bermain ... 21
2.4.1 Definisi Bermain ... 21
2.4.2 Tujuan bermain ... 21
2.4.3 Fungsi Bermain ... 22
2.4.4 Klasifikasi Bermain ... 24
2.4.5 Arti Serta Nilai Bermain Bagi Anak ... 26
2.4.6 Tahapan Bermain sesuai Usia Anak ... 29
2.4.7 Karakteristik Bermain Anak Prasekolah ... 30
(12)
xi
2.5 Perkembangan Psikologis Anak Prasekolah ... 31
2.6 Hubungan Bermain dengan Intake Makan ... 34
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ... 35
3.2 Hipotesis Penelitian ... 36
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 37
4.2 Kerangka Penelitian ... 37
4.3 Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling... 38
4.3.1 Populasi ... 38
4.3.2 Sampel ... 38
4.3.3 Tehnik Sampling ... 39
4.3.3.1 Kriteria Responden ... 39
4.4 Variabel Penelitian ... 39
4.4.1 Variabel Independen ... 39
4.4.2 Variabel Dependen ... 40
4.5 Definisi Operasional ... 40
4.6 Waktu dan Tempat Penelitian ... 42
4.7 Instrumen Penelitian ... 42
4.7.1 Observasi ... 42
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 42
4.8.1 Tahap Persiapan ... 43
4.8.2 Tahap Pelaksanaan ... 43
4.8.3 Tahap Pengumpulan Data ... 44
4.8.4 Pengolahan Data ... 44
4.9 Analisis Data ... 44
4.10Etika Penelitian ... 45
4.10.1Informed Consent ... 46
4.10.2Anomity (tanpa nama) ... 46
4.10.3Kerahasiaan ... 46
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Karakteristik Sampel Anak Prasekolah ... 47
5.1.1 Berdasarkan Usia ... 47
5.1.2 Berdasarkan Jenis Kelamin (Gender) ... 48
5.2 Intake Makan Anak Prasekolah ... 48
5.2.1 Sebelum dilakukan Terapi Bermain Peran(Pre Test) ... 48
5.2.2 Sesudah dilakukan Terapi Bermain Peran (Post Test) ... 59
5.3 Analisa Data ... 50
5.3.1 Intake Makan Sebelum dilakukan Terapi Bermain Peran (Role Play) ... 50
5.3.2 Intake Makan Setelah dilakukan Terapi Bermain Peran (Role Play) ... 50
5.3.3 Perbedaan Intake Makan Sebelum & Sesudah dilakukan Terapi Bermain Peran (Role Play) ... 51
(13)
xii BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Identifikasi Karakteristik Anak Prasekolah ... 52
6.2 Identifikasi Sulit Makan pada Anak ... 53
6.3 Identifikasi Intake Makan pada Anak ... 54
6.4 Analisis Perbedaan Intake Makan Sebelum & Sesudah dilakukan Terapi Bermain Peran (Role Play) ... 56
6.5 Keterbatasan Penelitian ... 58
6.6 Implikasi Keperawatan ... 59
BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan... 60
7.2 Saran ... 61
7.2.1 Bagi Sekolah ... 61
7.2.2 Bagi Orang Tua atau Pengasuh Anak ... 61
7.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
(14)
xiii DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 35
(15)
xiv DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 41
Tabel 5.1 Data Responden Berdasarkan Usia ... 47
Tabel 5.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48
Tabel 5.3 Distribusi Intake Makan Sebelum dilakukan Terapi Bermain ... 48
Tabel 5.4 Distribusi Intake Makan Setelah dilakukan Terapi Bermain ... 49
Tabel 5.5 Analisis Intake Makan Sebelum dilakukan Terapi Bermain ... 50
Tabel 5.6 Analisis Intake Makan Setelah dilakukan Terapi Bermain ... 50
(16)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin dan Keterangan Sudah Penelitian... 65
Lampiran 2 Permohonan Menjadi Responden ... 67
Lampiran 3 Lembar Permohonan Inform Consent ... 68
Lampiran 4 Lembar Observasi Penelitian ... 69
Lampiran 5 SOP (Prosedur Pelaksanaan Terapi Bermain Peran) ... 70
Lampiran 6 Setting Tempat kegiatan Bermain Peran ... 72
Lampiran 7 Skenario Terapi Bermain Peran ... 73
Lampiran 8 Hasil Skoring Analisa Data Intake Makan Pre Test-Post Test ... 76
Lampiran 9 Tabulasi Skoring Intake Makan Pre Test-Post Test ... 78
Lampiran 10 Hasil Analisis Data Dengan Uji T-Test ... 79
Lampiran 11 lembar Konsultasi ... 82
Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian ... 85
(17)
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, dkk. (2007). Ketrampilan Pemantauan Status Gizi Balita Dan Ibu Hamil. Semarang :UNS
Agus Riyanto. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Alimul, A. Aziz. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Alimul Hidayat,A.Aziz.(2005).Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1., Jakarta: Salemba Medika
Apisah. (2009). Dalam Skripsi : Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu Dan Tingkat Kemandirian Anak Usia Prasekolah Di Desa Prapag Lor Kecamatan Losari Kabupaten Brebes. Universitas Muhammadiyah Semarang : Semarang
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Astuti, Arini Yuli. (2010). Kumpulan Games Cerdas Dan Kreatif. Untuk Meningkatkan Kecerdasan Otak Dan Emosi Anak. Yogyakarta: Pustaka Anggrek
Azizah, siti dan Kumaidah. (2010). Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Makan pada Anak Usia Pra Sekolah di Dusun Pagut Desa Blabak Kecamatan Pesantren Kota Kediri
diakses pada tanggal 11 Juni 2012 dari website
http://fikunp.org/index.php?option=com_content&view=article&id=53:jurna l-ilmiah&catid=10:jurnal-ilmiah&itemid=28
Bulan Febry, Ayu.( 2008). Buku Pintar Menu Balita. Jakarta: Wahyu Medika
Dewi. (2005). Gambaran Umum Anak Usia Prasekolah diakses pada tanggal 11 Juni
2012 dari website
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_e0751_0607471_chapter2.pdf Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
E. Barasi, Mary. (2007). At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga
Elfira, Eqlima. (2011). Pengaruh Terapi Bermain Dengan Teknik Bercerita Terhadap Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah Di Ruang Perawatan RSUP H Adam Malik Medan : Perpustakaan Universitas Sumatra Utara diakses
pada tanggal 01 Juni 2012 dari website
(18)
xvii
Handayani, Rahmawati dan Puspitasari, Ni Putu. (2010). Dalam skripsi : Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kooperatif Selama Menjalani Perawatan Pada Anak Usia Pra Sekolah (3 – 5 Tahun) Di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta : Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta
Hidayat, Aziz Hidayat. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data Jakarta: Salemba Medika.
Indri Wahyuningsih (2012). Dalam Skripsi: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Terhadap Pemilihan Alat Permainan Edukatif (APE) Yang Memiliki Bahaya Timbale Pada Anak Usia Infant (0-1 Tahun) Di Puskesmas Kendalsari Malang di Malang, Jawa Timur
Judarwanto, Widodo. (2007). Kesulitan Makan Pada Anak http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/fikm.search.titles
Juliana. (2010). Dalam skripsi : Hubungan sulit makan dengan tingkat pertumbuhan pada anak usia prasekolah di t.k pertiwi vi pondok labu ddn ii Jakarta Selatan. UPNVJ. Jakarta
Listiowati. (2009). Dalam skripsi : Hubungan Antara Peran Orang Tua Terhadap Perawatan Gigi Dengan Perilaku Menggosok Gigi Sebelum Tidur Pada Anak Prasekolah Di Tk Al-Firdaus Mranggen Demak Pada Tahun Ajaran 2008/2009. Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang
Markum, A.H. (1999). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Matondang, Masitah. (2007). Dalam Skripsi : Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittihadiyah Medan. USU
Notoatmojdo, Soekidjo.(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman
Skripsi, Tesis, Dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Pender, murdaugh, & parsons. (2002, 2005). Health promotion in adolescents: A review of pender’s health promotion model. Nursing Science quarterly vol 19, no 4. Oktober 2006, 366-373. [on-line]. http//: nsq.sagepub.com/cgi/content/abstract/19/4/366 Potter & Porry. (2010). Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Priyanah. (2008). Gambaran Karakteristik Anak Picky Eater Di Klinik Picky Eater. Jakarta : Universitas Indonesia diakses pada tanggal 27 januari 2012 dari website lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123611-S-5465...Literatur.pdf
Sugiarto, Felicia. (2012). Dalam Skripsi : Asupan Makanan dan Status Gizi Anak dengan Pasi Serebral di Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC) Semarang.
(19)
xviii
Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Suherman. (2003). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC
Supartini, Yupi. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC Sutomo, Budi. (2010). Menu Sehat Alami untuk Batita & Balita. Jakarta: Demedia Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Tejdasaputra, Mayke. (2001). Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta : EGC
Williams. (2005). Coping With a Picky Eater: A Guide For The Perplexed Parent. Maine: Simon & Schuster
(20)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada bayi dan anak, makan merupakan kegiatan natural yang terjadi sehari-hari. Anak usia prasekolah merupakan kelompok yang rawan terhadap masalah gizi. Pada masa ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga membutuhkan asupan makanan yang cukup dan bergizi. Makanan yang bergizi adalah makanan yang mencakup karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein. Makanan yang bergizi kurang dikonsumsi anak karena pada anak usia prasekolah sering timbul masalah terutama dalam pemberian makanan karena faktor kesulitan makan pada anak (Maulana, 2007). Sulit makan pada anak dapat terjadi apabila anak tidak mau atau menolak untuk makan dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara fisiologis yaitu mulai dari membuka mulutnya tanpa paksaan, mengunyah, menelan, hingga sampai terserap di pencernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpa pemberian vitamin dan obat tertentu.
Orang tua sering menganggap sulit makan pada anak adalah hal yang biasa dan biasanya berlangsung lama yang pada akhirnya dapat menimbulkan komplikasi dan gangguan tumbuh kembang pada anak. Sulit makan pada anak prasekolah sering mengakibatkan tidak terpenuhinya gizi baik energi dan kebutuhan lainnya. Hal ini disebabkan karena aktivitas fisik anak prasekolah yang berlebihan yang disertai dengan perilaku anak yang aktif, tidak bisa diam, dan banyak bergerak (Judarwanto, 2005). Berdasarkan penelitian yang
(21)
2
dilakukan oleh dr. Widodo Judarwanto di Jakarta, menyebutkan bahwa terdapat prevalensi 33,6% anak prasekolah yang mengalami sulit makan. Sebagian besar 79,2% telah berlangsung lebih dari tiga bulan. Hal tersebut bisa tejadi karena kesalahan ibu dalam cara pemberian makan selama bayi, ketegangan pada saat makan, waktu makan yang terlalu pendek, makanan yang kurang disukai karena bentuknya yang tidak menarik. Secara umum penyebab sulit makan pada anak dibedakan menjadi 3 faktor yaitu : hilang nafsu makan, gangguan proses makan dimulut, dan pengaruh psikologis seperti kondisi kecemasan, ketakutan, sedih, atau trauma yang menyebabkan anak susah makan.
Anak yang mengalami sulit makan secara otomatis intake makannya akan berkurang. Apabila sulit makan terjadi dalam waktu yang lama dapat mengalami gangguan pertumbuhan, ditandai dengan berat badan dan tinggi badan kurang atau kesulitan meningkatkan berat badan (Judarwanto, 2007). Orang tua atau pengasuh anak diharapkan dapat mencegah komplikasi yang ditimbulkan sehingga dapat meningkatkan kualitas anak yang lebih baik karena pertumbuhan dan perkembangan anak sangat menentukan kualitas seseorang apabila sudah dewasa (Judarwanto, 2007). Sulit makan bukan merupakan diagnosis atau penyakit, melainkan gejala atau tanda adanya penyimpangan yang sedang terjadi pada tubuh anak. Beberapa gejala sulit makan pada anak adalah sebagai berikut : (1) Kesulitan mengunyah, menelan makanan atau hanya bisa makan makanan yang lunak, (2) Memuntahkan atau menyembur-nyemburkan makan yang sudah masuk di mulut, (3) Makan berlama-lama dan memainkan makanan, (4) Sama sekali tidak mau memasukkan makanan ke dalam mulut atau menutup mulut rapat, (5) Memuntahkan atau menumpahkan
(22)
3
makanan, menepis suapan dari orang tua, (6) Tidak menyukai banyak variasi makanan, (7) Kebiasaan makan yang aneh (Judarwanto, 2007).
Hasil pengamatan di Klinik Perkembangan anak (Affiliated Program
For Children Development) di Universitas Georgetown (2004) tentang jenis sulit
makan yaitu terdapat 27,3% anak hanya mau makanan lunak atau cair, 24,1% kesulitan menghisap, mengunyah, dan menelan, sebanyak 23,4% kebiasaan makan yang aneh, 11,1% tidak menyukai variasi banyak makanan dan sebanyak 8,0% keterlambatan makan sendiri. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Paud Permata Hati Kec. Tegalsari Banyuwangi terdapat 30 anak yang mengalami sulit makan. Dari studi pendahuluan tersebut diketahui pada waktu jam makan anak tidak mau makan, anak menolak untuk makan, menyemburkan makanannya, makan tetapi selalu sisa, hanya makan camilan/ jajan atau minum susu saja.
Kejadian sulit makan pada anak perlu diwaspadai karena hal tersebut dapat menyebabkan asupan makanan anak berkurang, apabila dibiarkan dan berlangsung dalam waktu yang lama, anak dapat mengalami gangguan pertumbuhan misalnya berat badan dan tinggi badan kurang atau sulit meningkatkan berat badan. Sehingga harus dilakukan penanganan secara tepat untuk meningkatkan asupan makanan pada anak. Salah satu hal yang dapat peneliti lakukan untuk mengatasi anak sulit makan adalah dengan melakukan terapi bermain, karena pada usia prasekolah ini anak lebih suka pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya dari pada makan. Pada waktu jam makan, anak biasanya menolak makan karena mereka sedang tertarik pada permainannya atau benda lainnya sehingga pada waktu itu berikan anak makan tanpa mengganggu aktivitas bermainnya atau ajak anak makan sambil bermain.
(23)
4
Dengan demikian nutrisi anak akan terpenuhi dan tidak mengganggu kebutuhan bermainnya. Tehnik bermain yang digunakan dalam penelitian ini tehnik bermain peran yaitu memerankan peran orang lain melalui permainannya. Misalnya memerankan kejadian kehidupan sehari-hari, memainkan peran orang lain. Permainan yang akan peneliti lakukan bersama anak-anak dapat menjadi sebuah terapi, yang merupakan terapi bermain (Scaefer, 2003). Dengan demikian peneliti dapat mengetahui intake makan anak sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain peran (role play) pada anak sulit makan usia prasekolah (4-6 tahun).
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan intake makan sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain peran (role play) pada anak sulit makan usia prasekolah (4-6 tahun)?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan intake makan sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain peran (role play) pada anak sulit makan usia prasekolah (4-6 tahun)?
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Identifikasi intake makan pada anak sulit makan usia prasekolah sebelum dilakukan terapi bermain (role play)
b. Identifikasi intake makan pada anak sulit makan usia prasekolah sesudah dilakukan terapi bermain (role play)
(24)
5
c. Menganalisis perbedaan intake makan sebelum dan sesudah
dilakukan terapi bermain peran (role play) pada anak sulit makan usia prasekolah (4-6 tahun)?
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui perbedaan intake makan sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain peran (role play)
pada anak sulit makan usia prasekolah (4-6 tahun).
1.4.2 Bagi Orang Tua
Dengan adanya terapi bermain, diharapkan orang tua dapat belajar bagaimana merespon anaknya. Mengetahui bahwa kebutuhan bermain itu penting, sehingga orang tua harus bisa menyiasati bagaimana nutrisi anak tidak terkurangi tanpa mengganggu aktivitas bermain anak. Apabila aktivitas bermain anak diganggu pada saat jam makan, mereka akan menolak untuk makan sehingga asupan makan anak tidak tercukupi.
1.4.3 Bagi Institusi
Sebagai masukan dan dapat dijadikan literatur di keperawatan anak untuk menunjang mutu pendidikan serta dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi untuk melakukan penelitian lanjutan tentang intake makan pada anak sulit makan usia prasekolah dan terapi bermain peran (role play).
(25)
6
1.5 Keaslian Penelitian
1. Penelitian ini memiliki kemiripan dengan penelitian yang sudah ada, yaitu
dari segi variabel. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Birch dan
Marlin tentang hubungan antara novel food dan penerimaan makanan pada
picky eater oleh anak usia 2 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa adanya
peningkatan frekuensi pemaparan untuk membantu menentukan pilihan anak (personal preference). Dan mampu mempengaruhi apakah anak setuju untuk makan. Sebagian besar anak-anak ini membutuhkan sebanyak 10 paparan pemilihan novel food sebelum bersedia untuk menerimanya.
Maria cathey; nan gaylord.Picky eating: a toddler?s approach to mealtime:
recommendations for the picky eater. Pediatr nurs 30 (2) :101-109, 2004. Jannetti
publications.
2. Penelitian ini memiliki kemiripan dengan penelitian sebelumnya, namun dari segi variabel penelitian ini belum pernah dilakukan. Penelitian yang
sebelumnya oleh Eqlima Elfira (2011), adalah “Pengaruh terapi bermain dengan tehnik bercerita terhadap kecemasan akibat hospitalisasi pada anak
pra sekolah di ruang perawatan anak di RSUP H. Adam Malik Medan”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 92,3% responden mengalami kecemasan sedang dan 7,7% mengalami kecemasan berat dan tidak ada pasien yang mengalami kecemasan ringan sebelum pelaksanaan
treatment (Terapi bermain dengan tehnik bercerita). Setelah pelaksanaan
terapi bermain dengan tehnik bercerita 76,9% responden mengalami kecemasan ringan dan 23,1% kecemasan sedang. Penelitian ini menunjukkan bahwa terapi bermain dengan tehnik bercerita mempunyai
(26)
7
pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kecemasan anak prasekolah
(p=0,001; α=0,05).
3. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Loraine Harinda (2012) tentang Proporsi dan Status Gizi pada Anak Prasekolah dengan Kesulitan Makan di Semarang (Studi Kasus di Kelurahan Tandang dan Sendangguwo). Subyek penelitian sebanyak 93 anak dengan metode consecutive sampling. Proporsi kesulitan makan yang ditemukan adalah inappropriate feeding practice
sebesar 96,8% dan parental misperception sebesar 3,2%. Status gizi sebagian besar anak dengan kesulitan makan adalah gizi baik sebesar 90,3%; sisanya gizi kurang (5,4%), gizi lebih (1,1%), dan obesitas (3,2%). Orangtua mulai mengenalkan makanan pendamping ASI pertama pada rerata usia 5,3±3,02 bulan dan pemberian makanan keluarga pertama pada 18,3±8,21 bulan.
4. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Felicita Sugiarto (2012) tentang Asupan Makanan dan Status Gizi Anak dengan Pasi Serebral di Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC) Semarang. Subyek penelitian sebanyak 27 anak usia 2-10 tahun dengan. Hasil penelitian sebagai berikut : rerata asupan kalori pada anak dengan palsi serebralis adalah 1133,96 kkal dan rerata asupan protein nya adalah 38,69 gram. Rerata kebutuhan kalori individu menurut rumus Nelson adalah 1761,39 kkal dan rerata kebutuhan protein nya adalah 29,23 gram. Asupan kalori yang lebih rendah didapati pada 81,5% responden dan asupan protein yang lebih rendah didapati pada 33,3% responden. Status gizi kurang didapati pada 88,9% responden.
(27)
8
1.6 Batasan Karakteristik
Peneliti membatasi masalah penelitian ini hanya pada : a. Anak usia prasekolah yang mengalami sulit makan.
b. Sulit makan yang terjadi meliputi : anak tidak mau makan, anak menolak untuk makan, anak mau makan tetapi selalu menyisakan makanan, lebih suka jajan dari pada makan nasi, makannya berlama-lama (mengemut makanan).
c. Intake makan anak prasekolah (4-6 tahun) sebelum diberikan terapi
bermain.
d. Intake makan anak prasekolah (4-6 tahun) setelah dilakukan terapi bermain. e. Terapi bermain yang dilakukan hanya terapi bermain peran (role play).
(1)
makanan, menepis suapan dari orang tua, (6) Tidak menyukai banyak variasi makanan, (7) Kebiasaan makan yang aneh (Judarwanto, 2007).
Hasil pengamatan di Klinik Perkembangan anak (Affiliated Program For Children Development) di Universitas Georgetown (2004) tentang jenis sulit makan yaitu terdapat 27,3% anak hanya mau makanan lunak atau cair, 24,1% kesulitan menghisap, mengunyah, dan menelan, sebanyak 23,4% kebiasaan makan yang aneh, 11,1% tidak menyukai variasi banyak makanan dan sebanyak 8,0% keterlambatan makan sendiri. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Paud Permata Hati Kec. Tegalsari Banyuwangi terdapat 30 anak yang mengalami sulit makan. Dari studi pendahuluan tersebut diketahui pada waktu jam makan anak tidak mau makan, anak menolak untuk makan, menyemburkan makanannya, makan tetapi selalu sisa, hanya makan camilan/ jajan atau minum susu saja.
Kejadian sulit makan pada anak perlu diwaspadai karena hal tersebut dapat menyebabkan asupan makanan anak berkurang, apabila dibiarkan dan berlangsung dalam waktu yang lama, anak dapat mengalami gangguan pertumbuhan misalnya berat badan dan tinggi badan kurang atau sulit meningkatkan berat badan. Sehingga harus dilakukan penanganan secara tepat untuk meningkatkan asupan makanan pada anak. Salah satu hal yang dapat peneliti lakukan untuk mengatasi anak sulit makan adalah dengan melakukan terapi bermain, karena pada usia prasekolah ini anak lebih suka pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya dari pada makan. Pada waktu jam makan, anak biasanya menolak makan karena mereka sedang tertarik pada permainannya atau benda lainnya sehingga pada waktu itu berikan anak makan tanpa mengganggu aktivitas bermainnya atau ajak anak makan sambil bermain.
(2)
Dengan demikian nutrisi anak akan terpenuhi dan tidak mengganggu kebutuhan bermainnya. Tehnik bermain yang digunakan dalam penelitian ini tehnik bermain peran yaitu memerankan peran orang lain melalui permainannya. Misalnya memerankan kejadian kehidupan sehari-hari, memainkan peran orang lain. Permainan yang akan peneliti lakukan bersama anak-anak dapat menjadi sebuah terapi, yang merupakan terapi bermain (Scaefer, 2003). Dengan demikian peneliti dapat mengetahui intake makan anak sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain peran (role play) pada anak sulit makan usia prasekolah (4-6 tahun).
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan intake makan sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain peran (role play) pada anak sulit makan usia prasekolah (4-6 tahun)?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan intake makan sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain peran (role play) pada anak sulit makan usia prasekolah (4-6 tahun)? 1.3.2 Tujuan Khusus
a. Identifikasi intake makan pada anak sulit makan usia prasekolah sebelum dilakukan terapi bermain (role play)
b. Identifikasi intake makan pada anak sulit makan usia prasekolah sesudah dilakukan terapi bermain (role play)
(3)
c. Menganalisis perbedaan intake makan sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain peran (role play) pada anak sulit makan usia prasekolah (4-6 tahun)?
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui perbedaan intake makan sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain peran (role play) pada anak sulit makan usia prasekolah (4-6 tahun).
1.4.2 Bagi Orang Tua
Dengan adanya terapi bermain, diharapkan orang tua dapat belajar bagaimana merespon anaknya. Mengetahui bahwa kebutuhan bermain itu penting, sehingga orang tua harus bisa menyiasati bagaimana nutrisi anak tidak terkurangi tanpa mengganggu aktivitas bermain anak. Apabila aktivitas bermain anak diganggu pada saat jam makan, mereka akan menolak untuk makan sehingga asupan makan anak tidak tercukupi.
1.4.3 Bagi Institusi
Sebagai masukan dan dapat dijadikan literatur di keperawatan anak untuk menunjang mutu pendidikan serta dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi untuk melakukan penelitian lanjutan tentang intake makan pada anak sulit makan usia prasekolah dan terapi bermain peran (role play).
(4)
1.5 Keaslian Penelitian
1. Penelitian ini memiliki kemiripan dengan penelitian yang sudah ada, yaitu dari segi variabel. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Birch dan Marlin tentang hubungan antara novel food dan penerimaan makanan pada picky eater oleh anak usia 2 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa adanya peningkatan frekuensi pemaparan untuk membantu menentukan pilihan anak (personal preference). Dan mampu mempengaruhi apakah anak setuju untuk makan. Sebagian besar anak-anak ini membutuhkan sebanyak 10 paparan pemilihan novel food sebelum bersedia untuk menerimanya.
Maria cathey; nan gaylord.Picky eating: a toddler?s approach to mealtime: recommendations for the picky eater. Pediatr nurs 30 (2) :101-109, 2004. Jannetti publications.
2. Penelitian ini memiliki kemiripan dengan penelitian sebelumnya, namun dari segi variabel penelitian ini belum pernah dilakukan. Penelitian yang sebelumnya oleh Eqlima Elfira (2011), adalah “Pengaruh terapi bermain dengan tehnik bercerita terhadap kecemasan akibat hospitalisasi pada anak pra sekolah di ruang perawatan anak di RSUP H. Adam Malik Medan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 92,3% responden mengalami kecemasan sedang dan 7,7% mengalami kecemasan berat dan tidak ada pasien yang mengalami kecemasan ringan sebelum pelaksanaan treatment (Terapi bermain dengan tehnik bercerita). Setelah pelaksanaan terapi bermain dengan tehnik bercerita 76,9% responden mengalami kecemasan ringan dan 23,1% kecemasan sedang. Penelitian ini menunjukkan bahwa terapi bermain dengan tehnik bercerita mempunyai
(5)
pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kecemasan anak prasekolah (p=0,001; α=0,05).
3. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Loraine Harinda (2012) tentang Proporsi dan Status Gizi pada Anak Prasekolah dengan Kesulitan Makan di Semarang (Studi Kasus di Kelurahan Tandang dan Sendangguwo). Subyek penelitian sebanyak 93 anak dengan metode consecutive sampling. Proporsi kesulitan makan yang ditemukan adalah inappropriate feeding practice sebesar 96,8% dan parental misperception sebesar 3,2%. Status gizi sebagian besar anak dengan kesulitan makan adalah gizi baik sebesar 90,3%; sisanya gizi kurang (5,4%), gizi lebih (1,1%), dan obesitas (3,2%). Orangtua mulai mengenalkan makanan pendamping ASI pertama pada rerata usia 5,3±3,02 bulan dan pemberian makanan keluarga pertama pada 18,3±8,21 bulan.
4. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Felicita Sugiarto (2012) tentang Asupan Makanan dan Status Gizi Anak dengan Pasi Serebral di Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC) Semarang. Subyek penelitian sebanyak 27 anak usia 2-10 tahun dengan. Hasil penelitian sebagai berikut : rerata asupan kalori pada anak dengan palsi serebralis adalah 1133,96 kkal dan rerata asupan protein nya adalah 38,69 gram. Rerata kebutuhan kalori individu menurut rumus Nelson adalah 1761,39 kkal dan rerata kebutuhan protein nya adalah 29,23 gram. Asupan kalori yang lebih rendah didapati pada 81,5% responden dan asupan protein yang lebih rendah didapati pada 33,3% responden. Status gizi kurang didapati pada 88,9% responden.
(6)
1.6 Batasan Karakteristik
Peneliti membatasi masalah penelitian ini hanya pada : a. Anak usia prasekolah yang mengalami sulit makan.
b. Sulit makan yang terjadi meliputi : anak tidak mau makan, anak menolak untuk makan, anak mau makan tetapi selalu menyisakan makanan, lebih suka jajan dari pada makan nasi, makannya berlama-lama (mengemut makanan).
c. Intake makan anak prasekolah (4-6 tahun) sebelum diberikan terapi bermain.
d. Intake makan anak prasekolah (4-6 tahun) setelah dilakukan terapi bermain. e. Terapi bermain yang dilakukan hanya terapi bermain peran (role play).