HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PERILAKU MENGATASI PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) (STUDI PADA SISWI SDN SUMBERAGUNG 1 KABUPATEN BLITAR)
i
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT
KECEMASAN DENGAN PERILAKU MENGATASI
PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS)
SKRIPSI
Oleh:
DIAH KURNIAWATI
201010420311090
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
(2)
(3)
(4)
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : DIAH KURNIAWATI NIM : 201010420311090 Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Tingkat Kecemasan Terhadap Perilaku Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) Pada Siswi SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 20 Januari 2015 Yang Membuat Pernyataan
Diah Kurniwati NIM. 201010420311090
(5)
v
MOTTO
Ukuran Tubuhmu Kurang Penting, Ukuran Otakmu Penting,
Ukurang Hatimu Adalah Yang Paling Penting. Bodoh Itu Takdir, Tapi
Bisa Diubah. Tentunya Dengan Belajar.
To Handle Yourself, Use Your Head. To Handle Others, Use Your
Heart.
AKU DATANG, AKU BELAJAR, AKU UJIAN, AKU REVISI, AKU
MENANG !!
(6)
vi
Lembar Persembahan
Bismillahirrohmanirrokhim….Dengan ratmat ALLAH yang maha pengasih lagi maha penyayang
Dengan ini aku persembahkan skripsi ini untuk…
Kedua orang tuaku
Bapak (Gempur S.Pd) dan Ibu (Yatinah Sri Purwati) tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan semangat kepadaku, selalu mengingatkanku
dikala aku lupa, selalu menegur saat aku salah. Terimakasih sudah memberikan segalanya,apa yang aku butuhkan dan apa yang aku
inginkan.Aku sayang Bapak Ibuk. Adik-adikku
Ratna Andriani dan Dira Ayu Wardana, terimakasih adik-adikku yang selalu mendoakan kakak agar cepat wisuda, semoga kalian bisa
meneruskan perjuangan kakak.kakak sayang sama kalian. Nanda Hutomo S.Pd
Terimakasih doa, semangat dan bantuannya, semua terasa ringan. Terimakasih sudah menjadi ustadz yang selalu mengingatkan aku untuk
sholat, kakak yang selalu melindungi kapanpun dimanapun, dan teman yang selalu ada setiap aku kesusahan, yang selalu telaten ngadepin aku,
sabarmu luar biasa. Teman-teman
Harum, dibilang sahabat iya dibilang musuh kadang juga iya. Terimakasih sudah bersama-sama dalam susah maupun senang. Kim (Fitri) terimakasih sudah menjadi sahabat yang baik dan selalu rekomendasiin tempat makan
enak walau kadang mahal.Lindun, tati, para teman sekamarku, terimakasih sudah menghiasi malam-malamku dikos. Aku sayang kalian
semuaa :*…
(7)
vii
Girls, harum, tati, kim, aisyah, meli, nika, esti, ulfa, firda, wulan, yunita, nia, ila, rhea, risa, via, ifa.. Boys, iwud, ryan, deby, febri, toddy, arif, fery,
ipung, hisam, dul, agus, iwan, surya, ivan, andre, hakiki, mujib, gana, hakiki..
Terimakasih sudah menjadi teman sekaligus keluarga, kalian luar biasa..selamat berjuang teman-teman, semoga kita semua bisa sukses.
Teman-teman kosan 321A
Mbak Cha, Lina, One, Nur, Sintesa, Rifka, Shinta, Iin, Sus terimakasih doa dan semangatnya… yang lagi skripsi jangan males cepetan diselesaiin,
yang mau ambil skripsi harus lebih semangat, semoga kalian cepet menyusul ya..
(8)
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Tingkat Kecemasan Terhadap Perilaku Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) Pada Siswi SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:
1. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep, Sp.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Nurul Aini, S.Kep. Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Drs, Atok Miftachul Hudha, M.pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Sri Sunaringsih Ika W,SKM, MPH, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan moril dan materil bagi terselesaikanya skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah mengajar, mendidik, dan membimbing selama masa belajar.
7. Teman-teman PSIK B 2010 dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
(9)
ix
Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT.Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Malang, 22 Januari 2015
(10)
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Keaslian Penelitian ... iv
Motto ... v
Lembar Persembahan ... vi
Kata Pengantar ... viii
Daftar Isi ... ix
Daftar Tabel ... xii
Daftar Gambar ... xiii
Daftar Lampiran ... xiv
Abstrak ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 TujuanPenelitian ... 5
1.3.1 Tujuan Umum... 5
1.3.2 Tujuan Khusus... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti ... 6
1.4.2 Manfaat Bagi Siswa ... 6
1.4.3 Manfaat Bagi Sekolah ... 6
1.4.4 Manfaat Bagi Instansi Kesehatan dan Dinas Pendidikan ... 6
1.4.5 Manfaat Bagi Keperawatan ... 7
(11)
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
2.1 Konsep Pengetahuan ... 12
2.1.1 Definisi Pengetahuan ... 12
2.1.2 Sumber Pengetahuan ... 13
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 15
2.1.4 Tingkat Pengetahuan ... 16
2.1.5 Pengukuran Pengetahuan ... 18
2.2 Perilaku Kecemasan ... 19
2.2.1 Definisi Kecemasan ... 19
2.2.2 Tingkat Kecemasan ... 20
2.2.3 Gejala-gejala Kecemasan ... .22
2.2.4 Faktor-faktor Penyebab Kecemasan ... 23
2.2.5 Respon Tubuh Terhadap Kecemasan ... 25
2.2.6 Dampak Kecemasan pada Kemampuan Individu ... 27
2.2.7 Penilaian Kecemasan ... 28
2.3 Konsep Perilaku ... 29
2.3.1 Definisi Perilaku ... 29
2.3.2 Perilaku Kesehatan ... 30
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku ... 31
2.4 Konsep Premenstrual Syndrome ... 33
2.4.1 Definisi Premenstrual Syndrome ... 33
2.4.2 Etiologi Premenstrual Syndrome ... 33
2.4.3 Gejala Premenstrual Syndrome ... 36
2.4.1 Tipe Premenstrual Syndrome ... 36
2.4.1 Perilaku Mengatasi Premenstrual Syndrome ... 39
2.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan terhadap Perilaku Remaja Putri dalam Mengatasi Premenstrual Syndrome ... 42
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 44
(12)
xii
3.2 Hipotesis Penelitian ... 46
BAB IV METODE PENELITIAN ... 47
4.1 Desain Penelitian ... 47
4.2 Kerangka Penelitian ... 47
4.3 Populasi, Sampel, Teknik Sampling ... 49
4.3.1 Populasi... 49
4.3.2 Sampel ... 49
4.3.3 teknik sampling ... 49
4.4 Variabel Penelitian ... 50
4.5 Definisi Operasional ... 50
4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 51
4.7 Instrumen Penelitian, Uji Validitas, dan Uji Reliabilitas ... 52
4.7.1 Instrumen Penelitian ... 52
4.7.2 Uji Validitas ... 53
4.7.3 Uji Reliabilitas ... 53
4.8 Prosedur Pengumpulan Data dan Analisa Data ... 53
4.9 Analisa dan pengolahan Data ... 55
4.9.1 Analisa Univariat ... 55
4.9.2 Analisa Bivariat ... 56
4.10 Etika Penelitian ... 57
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 59
5.1 Hasil Penelitian ... 59
5.1.1 Karakteristik responden Berdasarkan Usia ... 59
5.1.2 Karakteristik responden Berdasarkan Kelas ... 60
5.1.3 Karakteristik responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan .... 61
5.1.4 Karakteristik responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan ... 62 5.1.5 Karakteristik responden Berdasarkan perilaku mengatasi
(13)
xiii
premenstrual syndrome (PMS) ... 63
5.2 Analisa Data ... 65
5.2.1 Analisa Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) ... 65
5.2.2 Analisa Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap Perilaku Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) ... 67
5.2.3 Analisa Hubungan Tingkat Pengetahuan Tingkat Kecemasan Terhadap Perilaku Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) ... 69
BAB VI PEMBAHASAN ... 71
6.1 Hubungan antara Tingkat Pengetahan terhadap Perilaku Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) ... 71
6.2 Hubungan antara Tingkat Kecemassan terhadap Perilaku Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) ... 73
6.5 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Tingkat Kecemasan terhadap Perilaku Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) ... 75
6.6 Keterbatasan Penelitian ... 79
6.7 Implikasi Keperawatan ... 80
BAB VII PENUTUP ... 82
7.1 Kesimpulan ... 82
7.2 Saran ... 83
Daftar Pustaka ... 85
(14)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Penilaian Kecemasan Menurut DASS ... 29 Tabel 2.2 Tabel Gejala Premenstrual Syndrome (PMS)... 36 Tabel 4.1 Tabel Definisi Operasional ... 51 Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di SDN
Sumberagung 1 Kabupaten Blitar pada bulan Januari 2015 ... 60 Tabel 5.2 Distribusi karakteristik responden yang sedah menstruasi Berdasarkan
jenjang kelas di SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar Pada bulan januari 2015 ... 61 Tabel 5.3 Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku
Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) di SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar pada bulan Januari 2015 ... 65 Tabel 5.4 Hasil Analisa Uji Fisher Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku
Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) di SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar pada bulan Januari 2015 ... 66 Tabel 5.5 Tabulasi silang antara Tingkat Kecemasan Terhadap Perilaku
Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) di SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar pada bulan Januari 2015 ... 67 Tabel 5.6 Hasil Analisa Uji Fisher Tingkat Kecemasan Terhadap Perilaku
Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) di SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar pada bulan Januari 2015 ... 68 Tabel 5.7 Crosstabs Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Terhadap
Perilaku Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) di SDN
(15)
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka konsep... 45 Gambar 4.1 Kerangka Penelitian ... 48 Gambar 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di
SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar pada bulan Januari 2015 ... 62 Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan tingkat kecemasan di
SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar pada bulan Januari 2015 ... 63 Gambar 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan perilaku mengatasi premenstrual
syndrome (PMS) di SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar pada bulan Januari 2015 ... 64
(16)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penelitian ... 90
Lampiran 2 Surat Balasan Penelitian ... 91
Lampiran 3 Lembar Konsultasi ... 92
Lampiran 4 Surat Keterangan Validasi ... 96
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 99
Lampiran 6 Lembar Kuesioner ... 100
Lampiran 7 Analisis Validasi Dan Reabilitasi ... 105
Lampiran 8 Hasil Penelitian... 111
Lampiran 9 Analisa Data ... 117
Lampiran 10 Analisis Data Menggunakan Fisher ... 119
Lampiran 11 Dokumentsi ... 122
(17)
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto, Petrus. (2007). HAID Problema Wanita Dahulu, Kini, Dan Masa Depan. Jakarta: Arcan.
Affandi.(2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asrinah, Syarifah, J., Suciyanti. (2011). Menstruasi Dan Permasalahannya. Yogyakarta: Pustaka Panasea
Azwar, Syaifuddin. (2008). Sikap Manusia Dan Teori Pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar Badriyah.(2012). Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Premenstrual Syndrome (PMS) Pada
Siswi Kelas XI Disekolah Menengah Atas Negeri 3 Sragen Tahun 2012.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
Bakhshani, Nour, Z. Aghashasi, K. Pour, M. Yaghmaei. (2013). Relationship Between Synptoms Of Premenstrual Syndrome (PMS) And Quality Of Life (QOL) In The Adolescents. Life Science Journal 2013;10(2s).
Brahmbhatt, Shruti., B.M Sattigeri, Heena Shah, A. Kumar, D. Parikh. (2013). A Prospective Survey Study On Premenstrual Syndrome In Young And Middle Aged Women With An Emphasis On Its Management. International Journal Of Research In Medical Science.
Braverman, P. (2007). Premenstrual Syndrome And Premenstrual Dysporic Disorder. Jurnal Pediatric Adolescent Gynecol 20: 3-12.
Chesan-Taber, Lisa, G. Ronnenberg, Alayane, Bogelow, Carol, R. Elizabeth. (2013). Intake Of Selected Minerals And Risk Or Premenstrual Syndrome. American Journal Of Epidemolgy.
Dewi, Armoni. (2010). Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Remaja Dalam Mengahapi Sindrom Premestruasi Di SMP AL-AZHAR Medan Tahun 2010. Universitas Sumatera Utara.
(18)
xviii
Dianawati, A. (2006). Pendidikan Dan Seks Untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka. Glaiser, Ana. (2005). Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.
Hidayat, Alimut, Aziz. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, Alimut, Aziz. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika
Kartono, K. (2006). Psikologi Wanita Mengenal Gadis Remaja Dan Wanita Dewasa Jilid I. Bandung: Mandar Maju.
Kholid, Ahmad. (2012). Promkes: Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, Dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali
Khomsan, A. (2006). Sehat Dengan Makanan Berkhasiat. Jakarta: Kompas Media Nusantara Kingston, Beryl. (1991). Mengatasi Nyeri Haid.Jakarta; Arcan.
Kothiyal, Preeti And Archana Aswal. (2011). Pre-Menstrual Syndrome: Awareness, Incidence And Prescription Pattern In A Random Female Population Of Dehradum. The African Journal Of Pharmaceutical Sciences And Pharmacy.
Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita.Jakarta: Salemba Medika. Laila, N.N. (2011). Buku Pintar Menstruasi. Yogyakarta: Buku Biru
Mubarak, Wahit Iqbal, Dkk. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Mursintowati, B. (2008). Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto. Notoadmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku.Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku.Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam.(2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi,
(19)
xix
Nursita.(2013). Tingkat Pengetahuan Tetang Premenstrual Syndrome Pada Remaja Putrid Di SMP Negeri 1 Sambi Boyolali Tahun 2013.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
Padmavathi, P, S. Raja Sankar, N. Kokilavani. (2014). Premenstrual Symptoms And Academic Performance Among Adolescent Girls. International Journal Of Health Sciences And Research.
Pancawati, Fifi. (2008). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menstuasi Dengan Kecemasan Di SMP Muhammadiyah Gombong.Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Pazeshki, Arameh. (2014). Efficacy Of Pain Coping Strategies On Depression And Anxiety
In Women With Premenstrual Syndrome (PMS) In Tonokabon City.Journal Of Social Issues And Humanities.
Prawirohardjo, S. (2005).Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Purwanto.(2011). Statistic Untuk Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahma, Fitria. (2006). Hubungan Antara Syndrome Pramenstruasi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Siswi SMP Muhammadiyah Bantul.Stikes Surya Global Yogyakarta.
Ravisankar, K.A, K. Kanmam. (2014). Problem Rolated To Menstruation Amongst Woman Eith Visual Disability In Tamil Nadu. The International Journal Of Humanisties And Social Studies.
Reeder, S. J. (2005).Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi Dan Keluarga. Jakarta: EGC Rifrianti, Desti. (2013). Tingkat Kecemasan Siswi Kelas VII Dalam Menghadapi Menarche Di SMP
Warga Surakarta Tahun 2013.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
Riwidikdo, H. (2009). Statistic Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Sarwono, S.W. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada Saryono, Sejati, W. (2009). Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta: Nuha Medika. Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius
(20)
xx
Setiawati, S. (2008).Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan.Jakarta: Trans Info Media. Simpson. H. B., Neria. Y., Fernandez. R., Schneier. F. (2010). Anxiiiety Disorders: Theory,
Research And Clinical Perspectives. United Kindom. The University Press, Cambridge.
Siyamti, Sri Dkk. (2011). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Sindrom Premenstruasi Pada Mahasiswi Tingkat II Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali. Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali.
Sugiyono.(2013). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sunaryo.(2004) Psikologis Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC Susanto, Agus. (2004). Psikologi umum. Jakarta: Bumi Aksara. Takasihaeng, Jan. (2000).Hidup Sehat Bagi Wanita. Jakarta: Kompas.
Wulandari, Wahyu. (2014). Pengaruh Tingkat Kecemasan Dan Perilaku Vulva Hygine (Perawatan Organ Reproduksi) Dengan Kejadian Keputihan (Fluor Albus) Pada Santriwati Di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.Universitas Muhammadiyah Malang.
Zulaikha, Fatikah. (2010). Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksiremaja Putrid Terhadap Sikap Menghadapi Premenstruasi Syndrome Di SMA 5 Surakarta. Universitas Sebelass Maret.
(21)
1
BAB I
PE NDAHULUAN
1.1 LATAR BE LAKANG
Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Remaja sudah tidak termasuk dalam golongan anak-anak, tetapi belum juga bisa dikatakan ke dalam golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak-anak dan orang dewasa, remaja belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik dan psikisnya (Mursintowati, 2008). Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perubahan fisik, seksual, dan psikososial sebagai ciri dalam masa pubertas. Identitas seksual secara normal mencapai kesempurnaan sebagaimana organ-organ reproduksi mencapai kematangan ditandai dengan menstruasi (Dianawati, 2006).
Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan. Menstruasi merupakan perdarahan sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah pendarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus haid). Pada keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang setiap 22-35 hari. Usia awal haid adalah 10 hingga 16 tahun, faktor seperti keturunan dan kesehatan berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya awal haid (Zulaikha, 2010).
(22)
2
Perempuan dapat memiliki berbagai masalah dengan menstruasi atau haid mereka. Masalah tersebut berupa tidak mengalami menstruasi sampai menstruasi berat dan berkepanjangan, tidak teratur, rasa sakit saat menjelang haid atau saat haid datang. Premenstrual Syndrome (PMS) adalah masalah kesehatan umum, kumpulan gejalan fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita. PMS merupakan kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi dan haid, sindrom itu akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai haid. Ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya PMS. Beberapa faktor penyebab PMS yaitu faktor hormonal, faktor kimia, faktor genetik, faktor psikologis, dan gaya hidup (Laila, 2011).
Beberapa gejala Premenstrual Syndrome (PMS) dapat terjadi, gejala yang dirasakan bisa gejala fisik maupun psikologis. Gejala fisik yang dialami sebagian wanita adalah rasa lesu, bayangan hitam dibawah mata, munculnya jerawat pada wajah, perut menjadi kembung, pinggul pegal-pegal. Gejala psikologis yang biasanya dialami adalah mudah kecemsan, tersinggung, kegelisahan, perasaan tidak nyaman, menjadi lekas marah dan emosional, hal tersebut menjadi gejala umum yang kompleks, banyak wanita yang tiba-tiba menjadi emosional dan marah-marah, kesal terhadap diri sendiri maupun orang lain disekitarnya (Saryono, 2009).
Remaja yang mengalami menstruasi akan lebih cepat murung, khawatir, cemas, marah dan menangis hanya karena hasutan yang sangat kecil. Selama masa Pre Menstruasi dan awal menstruasi, sensitivitas emosi dan suasana hati yang
(23)
3
negatif ini sering terjadi (Adrianto, 2007). Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan bahwa kecemasan yang terjadi saat Premenstrual Syndrome dapat mempengaruhi kerja hipotalamus. Hipotalamus akan mempengaruhi kerja hormon yang akhirnya menjadi tidak seimbang yang akan mengakibatkan kadar serotin di otak menurun. Kadar serotin rendah akan menimbulkan banyak keluhan seperti payudara nyeri, pinggang terasa sakit, nyeri perut, pembengkakan tangan dan kaki, mudah lelah, pusing, dan perubahan mood (Affandi, 2006). Premenstrual Syndrome merupakan salah satu bentuk stressor fisiologis dan psikologis yang dapat menyebabkan kerapuhan fisik/mental sehingga dapat dikatakan bahwa Premenstrual Syndrome dapat memicu kecemasan pada remaja (Prawirohardjo, 2006).
Perilaku manusia merupakan proses interaksi individu dengan lingkungan, aktivitas yang timbul karena adanya stimulus. Perilaku setiap manusia pasti tidak sama saat akan mengalami menstruasi tergantung dengan tingkat kecemasan dan tingkat pengetahuannya, bagaimana tingkat kecemasan dan tingkat pengetahuan mempengaruhi perilaku seseorang mengatasi sindrom premenstruasi, pengetahuan sendiri akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam berperilaku (Setiawati, 2008).
Wawancara yang dilakukan peneliti pada bulan Desember 2014 dengan guru SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar yaitu Ibu Maya, didapatkan data jumlah siswa kelas IV, V, dan VI yaitu laki-laki sebanyak 32 dan siswa perempuan sebanyak 52. Ibu Maya menjelaskan bahwa siswi putri sering mengalami
(24)
keluhan-4
keluhan menjelang menstruasi, keluhan yang sering dirasakan adalah sakit perut. Bapak Nanda sebagai guru oalahraga menambahkan jika siswi putri kadang tidak mengikuti pelajaran olahraga karena keluhan-keluhan yang mereka rasakan. Upaya penanganan yang biasa dilakukan adalah istirahat di UKS, mengoleskan minyak kayu putih pada daerah nyeri, minum obat pengurang rasa sakit (analgesik).
Wawancara juga dilakukan dengan 7 siswi kelas VI, mereka mengatakan sering merasa cemas menghadapi menstruasi, mereka merasa tidak nyaman ketika menstruasi datang, konsentrasi dalam belajar pun akan terganggu, selain itu mereka mengatakan sering mengalami keluhan-keluhan sebelum menstruasi, yang paling meraka rasakan yaitu sakit perut, penanganan yang biasanya diberikan oleh orang tua atau guru adalah mengoleskan minyak kayu putih dan minul obat pengurang rasa sakit (analgesik).
Dari uraian di atas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Terhadap Perilaku Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) siswi SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimana Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Terhadap Perilaku Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) pada Siswi SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar? 1.2.2 Bagaimana Hubungan antara Tingkat Kecemasan Terhadap Perilaku Mengatasi
(25)
5
1.2.3 Bagaimana Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Terhadap Perilaku Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) pada Siswi SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Terhadap Perilaku Mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) Siswi SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar..
1.3.2 Tujuan Khusus
Dari pembahasan di atas, tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang premenstrual syndrome siswi SDN
Sumberagung 1 Kabupaten Blitar.
2. Mengidentifikasi tingkat kecemasan tentang premenstrual syndrome siswi SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar..
3. Menganalisa Hubungan antara tingakat pengetahuan dan tingkat kecemasan terhadap perilaku mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS) Siswi SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar.
(26)
6
1.4 MANF AAT PE NE LITIAN
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan peneliti, serta menjadi pengalaman nyata dalam melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan dengan perilaku mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS).
1.4.2 Manfaat Bagi Siswa
Sebagai sarana menambah wawasan dan pengetahuan bagi para siswa tentang bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan dengan perilaku mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS).
1.4.3 Manfaat Bagi Sekolah
Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat untuk pihak sekolah karena akan menjadi bahan acuan untuk pendidikan dan pembinaan dalam perilaku mengatasi premenstrual syndrome .
1.4.4 Manfaat Bagi Instansi Kesehatan dan Dinas Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi instansi kesehatan guna mengetahui masalah pada remaja putri, serta dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitian berikutnya dan dapat menambah pengetahuan di bidang ilmu keperawatan tentang perilaku remaja putri dalam mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS)
(27)
7
1.4.5 Instansi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber dan referensi bagi keperawatan maternitas dalam sekolah guna mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan lingkungan.
1.5 KE ASLIAN PE NE LITIAN
1.5.1 Singal (2013) telah melakukan penelitian yang berjudul Tingkat Kecemasan pada Mahasiswi yang Mengalami Sindrom Premenstruasi di Asrama Lili Universitas Advent Indonesia Bandung. Sebanyak 22 (55%) responden mengalami gejala premenstruasi sindrom, dan 18 (20%) responden mengalami gejala berat. Mahasiswi yang dijadikan sampel sebanyak 40 mahasiswa, didapatkan hasil penelitian yaitu sebanyak 26 (65%) responden mengalami kecemasan ringan, 6 (15%) responden mengalami kecemasan sedang, dan 8 (20%) responden yang mengalami kecemasan berat. Pada penelitian ini variabel independennya adalah tingkat kecemasan. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti variabel independen juga menggunakan tingkat kecemasan ditambah dengan tingkat pengetahuan, sedangkan variabel dependennya yaitu perilaku mengatasi premenstrual syndrome (PMS). Tempat dan waktu juga berbeda, penelitian ini dilakukan di Asrama Lili Universitas Advent Indonesia Bandung pada tahun 2013, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertempat di SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar pada tahun 2014.
1.5.2 Penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2012) tentang Perilaku Remaja Putri dalam Mengatasi Sindrom Premenstruasi (PMS) di SMP Negeri 4 Ngrayum
(28)
8
Kabupaten Ponorogo, dari penelitian didapatkan 46 responden pada siswi SMP Negeri 4 Ngrayum Kabupaten Ponorogo dapat disimpulkan bahwa perilaku remaja putri dalam mengatasi sindrom premenstruasi adalah 19 responden (52,77%) berperilaku negatif dan 17 responden (47,23%) berperilaku positif. Pada penelitian ini hanya membahas tentang bagaimana perilaku remaja putri mengatasi sindrom premenstruasi, sedangkan penelitiaan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan variabel independen yaitu tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 4 Ngrayum Kabupaten Ponorogo pada tahun 2012, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilakukan di SDN Sumberagung 1 K abupaten Blitar pada tahun 2014.
1.5.3 Siyamti, dkk (2011) dalam penelitiannya Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Sindrom Premenstruasi pada Mahasiswi Tingkat II Akademi Kebidanan E stu Utomo Boyolali, dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut; kecemasan ringan 19 responden (17,1%), kecemasan sedang 33 responden (29,7), kecemassan berat 59 responden (53,2%). Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat kecemasan dengan sindrom premenstruasi. Pada penelitian ini variabel independennya adalah tingkat kecemasan. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti variabel independen juga menggunakan tingkat kecemasan ditambah dengan tingkat pengetahuan, sedangkan variabel dependennya yaitu perilaku mengatasi premenstrual syndrome (PMS). Waktu dan tempat penelitian ini dilakukan di Akademi Kebidanan E stu Utomo Boyolali pada tahun 2011, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berada di SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar tahun 2014.
(29)
9
1.5.4 Zulaikha (2010) dalam penelitiannya Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Terhadap Sikap Menghadapi Premenstrual Syndrome di SMA N 5 Surakarta, didapatkan distribusi pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri yang mempunyai nilai diatas rata-rata (mean = 27,56) yaitu sebanyak 128 responden (66,67%), dengan standart deviasi= 2,344, modus= 28, median=28, sedangkan distribusi sikap menghadapi premenstrual syndrome pada remaja putri yang mempunyai nilai diatas rata-rata (mean= 66,26) yaitu sebanyak 102 responden (53,13%), dengan standart deviasi= 4,798, modus= 70, median=67. Hasil analisis statistik menunjukkan hasil r hitung= 0,614 lebih besar dari r tabel= 0,181. Nilai signifikansi 0,000 yang berarti nilai signifikansi p < 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap sikap menghadapi premenstrual syndrome di SMAN 5 Surakarta. Semakin baik pengetahuan tentang kesehatan reproduksi maka semakin positif pula sikap menghadapi premenstrual syndrome. Variabel independen pada penelitian ini adalah pengetahuan kesehatan reproduksi dan variabel dependennya adalah sikap mengahadapi premenstrual syndrome, penelitian ini dilakukan di SMAN 5 surakarta pada tahun 2010. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan variabel independen tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan, sedangkan variabel dependennya adalah perilaku menghadapi premenstrual syndrome. Tempat dan waktu dilakukan di SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar pada tahun 2014. 1.5.5 Rifrianti (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Tingkat Kecemasan Siswi
(30)
10
Dari hasil penelitian didapatkan siswi kelas VII dalam menghadapi menarche yaitu sebanyak 17 responden (48,6%) dengan kecemasan sedang, sebanyak 10 responden (28, 5%) dengan kecemasan berat, dan sebanyak 8 responden (22,9%) dengan kecemasan ringan. Pada penelitian ini menggunakan variabel independen tingkat kecemasan dan variabel dependennya menghadapi menarche, dilakukan di SMP Warga Surakarta pada tahun 2013. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan peneliti adalah variabel independen menggunakan tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan, sedangkat variabel dependennya perilaku mengahadapi premenstrual syndrome di SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar pada tahun 2014. 1.5.6 Wahyu wulandari (2014) dalam penelitiannya pengaruh tingkat kecemasan dan
perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) terhadap kejadian keputihan (fluor albus) pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan data sebagai berikut, mayoritas kecemasan responden berada pada kategori tingkat kecemasan sedang yakni sebanyak 74 santriwati (36%), dan hanya 33 santriwati (16%) berada pada kategori tingkat kecemasan tinggi. Mayoritas responden memiliki termasuk kategori perilaku vulva hygiene buruk yaitu sebesar 70 responden (34%), dan kategori terendah adalah responden dengan perilaku vulva hygiene cukup baik, yaitu sebanyak 41 responden (20%). Mayoritas santriwati mengalami kejadian keputihan yakni sebayak 166 responden (81%), sedangkan yang tidak mengalami keputihan hanya 39 responden (19%). Pada penelitian ini menggunakan variabel independen tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) daan variabel dependennya yaitu kejadian keputihan (fluor albus). Perbedaan antara penelitian
(31)
11
yang dilakukan peneliti adalah variabel independen menggunakan tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan, sedangkat variabel dependennya perilaku mengahadapi premenstrual syndrome di SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar pada tahun 2014.
(1)
1.4 MANF AAT PE NE LITIAN 1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan peneliti, serta menjadi pengalaman nyata dalam melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan dengan perilaku mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS).
1.4.2 Manfaat Bagi Siswa
Sebagai sarana menambah wawasan dan pengetahuan bagi para siswa tentang bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan dengan
perilaku mengatasi Premenstrual Syndrome (PMS).
1.4.3 Manfaat Bagi Sekolah
Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat untuk pihak sekolah karena akan menjadi bahan acuan untuk pendidikan dan pembinaan dalam perilaku mengatasi premenstrual syndrome .
1.4.4 Manfaat Bagi Instansi Kesehatan dan Dinas Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi instansi kesehatan guna mengetahui masalah pada remaja putri, serta dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitian berikutnya dan dapat menambah pengetahuan di bidang ilmu
keperawatan tentang perilaku remaja putri dalam mengatasi Premenstrual Syndrome
(2)
1.4.5 Instansi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber dan referensi bagi keperawatan maternitas dalam sekolah guna mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan lingkungan.
1.5 KE ASLIAN PE NE LITIAN
1.5.1 Singal (2013) telah melakukan penelitian yang berjudul Tingkat Kecemasan pada Mahasiswi yang Mengalami Sindrom Premenstruasi di Asrama Lili Universitas Advent Indonesia Bandung. Sebanyak 22 (55%) responden mengalami gejala premenstruasi sindrom, dan 18 (20%) responden mengalami gejala berat. Mahasiswi yang dijadikan sampel sebanyak 40 mahasiswa, didapatkan hasil penelitian yaitu sebanyak 26 (65%) responden mengalami kecemasan ringan, 6 (15%) responden mengalami kecemasan sedang, dan 8 (20%) responden yang mengalami kecemasan berat. Pada penelitian ini variabel independennya adalah tingkat kecemasan. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti variabel independen juga menggunakan tingkat kecemasan ditambah dengan tingkat pengetahuan, sedangkan variabel dependennya yaitu perilaku mengatasi premenstrual syndrome (PMS). Tempat dan waktu juga berbeda, penelitian ini dilakukan di Asrama Lili Universitas Advent Indonesia Bandung pada tahun 2013, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertempat di SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar pada tahun 2014.
1.5.2 Penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2012) tentang Perilaku Remaja Putri dalam Mengatasi Sindrom Premenstruasi (PMS) di SMP Negeri 4 Ngrayum
(3)
Kabupaten Ponorogo, dari penelitian didapatkan 46 responden pada siswi SMP Negeri 4 Ngrayum Kabupaten Ponorogo dapat disimpulkan bahwa perilaku remaja putri dalam mengatasi sindrom premenstruasi adalah 19 responden (52,77%) berperilaku negatif dan 17 responden (47,23%) berperilaku positif. Pada penelitian ini hanya membahas tentang bagaimana perilaku remaja putri mengatasi sindrom premenstruasi, sedangkan penelitiaan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan variabel independen yaitu tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 4 Ngrayum Kabupaten Ponorogo pada tahun 2012, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilakukan di SDN Sumberagung 1 K abupaten Blitar pada tahun 2014.
1.5.3 Siyamti, dkk (2011) dalam penelitiannya Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Sindrom Premenstruasi pada Mahasiswi Tingkat II Akademi Kebidanan E stu Utomo Boyolali, dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut; kecemasan ringan 19 responden (17,1%), kecemasan sedang 33 responden (29,7), kecemassan berat 59 responden (53,2%). Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat kecemasan dengan sindrom premenstruasi. Pada penelitian ini variabel independennya adalah tingkat kecemasan. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti variabel independen juga menggunakan tingkat kecemasan ditambah dengan tingkat pengetahuan,
sedangkan variabel dependennya yaitu perilaku mengatasi premenstrual syndrome
(PMS). Waktu dan tempat penelitian ini dilakukan di Akademi Kebidanan E stu Utomo Boyolali pada tahun 2011, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berada di SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar tahun 2014.
(4)
1.5.4 Zulaikha (2010) dalam penelitiannya Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Terhadap Sikap Menghadapi Premenstrual Syndrome di SMA N 5 Surakarta, didapatkan distribusi pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri yang mempunyai nilai diatas rata-rata (mean = 27,56) yaitu sebanyak 128 responden (66,67%), dengan standart deviasi= 2,344, modus= 28, median=28, sedangkan distribusi sikap menghadapi premenstrual syndrome pada remaja putri yang mempunyai nilai diatas rata-rata (mean= 66,26) yaitu sebanyak 102 responden (53,13%), dengan standart deviasi= 4,798, modus= 70, median=67. Hasil analisis statistik menunjukkan hasil r hitung= 0,614 lebih besar dari r tabel= 0,181. Nilai signifikansi 0,000 yang berarti nilai signifikansi p < 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap sikap menghadapi premenstrual syndrome di SMAN 5 Surakarta. Semakin baik pengetahuan tentang kesehatan reproduksi maka semakin positif pula sikap menghadapi premenstrual syndrome. Variabel independen pada penelitian ini adalah pengetahuan kesehatan reproduksi dan variabel dependennya adalah sikap mengahadapi premenstrual syndrome, penelitian ini dilakukan di SMAN 5 surakarta pada tahun
2010. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan variabel
independen tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan, sedangkan variabel
dependennya adalah perilaku menghadapi premenstrual syndrome. Tempat dan
waktu dilakukan di SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar pada tahun 2014. 1.5.5 Rifrianti (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Tingkat Kecemasan Siswi
(5)
Dari hasil penelitian didapatkan siswi kelas VII dalam menghadapi menarche yaitu sebanyak 17 responden (48,6%) dengan kecemasan sedang, sebanyak 10 responden (28, 5%) dengan kecemasan berat, dan sebanyak 8 responden (22,9%) dengan kecemasan ringan. Pada penelitian ini menggunakan variabel independen
tingkat kecemasan dan variabel dependennya menghadapi menarche, dilakukan di
SMP Warga Surakarta pada tahun 2013. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan peneliti adalah variabel independen menggunakan tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan, sedangkat variabel dependennya perilaku mengahadapi premenstrual syndrome di SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar pada tahun 2014. 1.5.6 Wahyu wulandari (2014) dalam penelitiannya pengaruh tingkat kecemasan dan
perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) terhadap kejadian keputihan
(fluor albus) pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan data sebagai berikut, mayoritas kecemasan responden berada pada kategori tingkat kecemasan sedang yakni sebanyak 74 santriwati (36%), dan hanya 33 santriwati (16%) berada pada kategori tingkat
kecemasan tinggi. Mayoritas responden memiliki termasuk kategori perilaku vulva
hygiene buruk yaitu sebesar 70 responden (34%), dan kategori terendah adalah
responden dengan perilaku vulva hygiene cukup baik, yaitu sebanyak 41 responden
(20%). Mayoritas santriwati mengalami kejadian keputihan yakni sebayak 166 responden (81%), sedangkan yang tidak mengalami keputihan hanya 39 responden (19%). Pada penelitian ini menggunakan variabel independen tingkat
kecemasan dan perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) daan variabel
(6)
yang dilakukan peneliti adalah variabel independen menggunakan tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan, sedangkat variabel dependennya perilaku
mengahadapi premenstrual syndrome di SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar pada