1
BAB I PE NDAHULUAN
1.1 LATAR BE LAKANG
Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia.
Remaja sudah tidak termasuk dalam golongan anak-anak, tetapi belum juga bisa dikatakan ke dalam golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak-anak dan
orang dewasa, remaja belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik dan psikisnya Mursintowati, 2008. Pada tahap ini remaja
akan mengalami suatu perubahan fisik, seksual, dan psikososial sebagai ciri dalam masa pubertas. Identitas seksual secara normal mencapai kesempurnaan
sebagaimana organ-organ reproduksi mencapai kematangan ditandai dengan menstruasi Dianawati, 2006.
Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan. Menstruasi merupakan perdarahan sebagai tanda bahwa organ kandungan telah
berfungsi matang Kusmiran, 2011. Menstruasi adalah pendarahan rahim yang sifatnya fisiologik normal yang datangnya teratur setiap bulan siklus haid. Pada
keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang setiap 22-35 hari. Usia awal haid adalah 10 hingga 16 tahun, faktor seperti
keturunan dan kesehatan berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya awal haid Zulaikha, 2010.
2
Perempuan dapat memiliki berbagai masalah dengan menstruasi atau haid mereka. Masalah tersebut berupa tidak mengalami menstruasi sampai menstruasi
berat dan berkepanjangan, tidak teratur, rasa sakit saat menjelang haid atau saat haid datang. Premenstrual Syndrome PMS adalah masalah kesehatan umum,
kumpulan gejalan fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita. PMS merupakan kumpulan gejala akibat perubahan hormonal
yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi dan haid, sindrom itu akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai
haid. Ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya PMS. Beberapa faktor penyebab PMS yaitu faktor hormonal, faktor kimia, faktor
genetik, faktor psikologis, dan gaya hidup Laila, 2011. Beberapa gejala Premenstrual Syndrome PMS dapat terjadi, gejala yang
dirasakan bisa gejala fisik maupun psikologis. Gejala fisik yang dialami sebagian wanita adalah rasa lesu, bayangan hitam dibawah mata, munculnya jerawat pada
wajah, perut menjadi kembung, pinggul pegal-pegal. Gejala psikologis yang biasanya dialami adalah mudah kecemsan, tersinggung, kegelisahan, perasaan
tidak nyaman, menjadi lekas marah dan emosional, hal tersebut menjadi gejala umum yang kompleks, banyak wanita yang tiba-tiba menjadi emosional dan
marah-marah, kesal terhadap diri sendiri maupun orang lain disekitarnya Saryono, 2009.
Remaja yang mengalami menstruasi akan lebih cepat murung, khawatir, cemas, marah dan menangis hanya karena hasutan yang sangat kecil. Selama masa
Pre Menstruasi dan awal menstruasi, sensitivitas emosi dan suasana hati yang
3
negatif ini sering terjadi Adrianto, 2007. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan bahwa kecemasan yang terjadi saat Premenstrual Syndrome dapat
mempengaruhi kerja hipotalamus. Hipotalamus akan mempengaruhi kerja hormon yang akhirnya menjadi tidak seimbang yang akan mengakibatkan kadar
serotin di otak menurun. Kadar serotin rendah akan menimbulkan banyak keluhan seperti payudara nyeri, pinggang terasa sakit, nyeri perut, pembengkakan
tangan dan kaki, mudah lelah, pusing, dan perubahan mood Affandi, 2006. Premenstrual Syndrome
merupakan salah satu bentuk stressor fisiologis dan psikologis yang dapat menyebabkan kerapuhan fisikmental sehingga dapat
dikatakan bahwa Premenstrual Syndrome dapat memicu kecemasan pada remaja Prawirohardjo, 2006.
Perilaku manusia merupakan proses interaksi individu dengan lingkungan, aktivitas yang timbul karena adanya stimulus. Perilaku setiap manusia
pasti tidak sama saat akan mengalami menstruasi tergantung dengan tingkat kecemasan dan tingkat pengetahuannya, bagaimana tingkat kecemasan dan
tingkat pengetahuan mempengaruhi perilaku seseorang mengatasi sindrom premenstruasi, pengetahuan sendiri akan memberikan penguatan terhadap
individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam berperilaku Setiawati, 2008.
Wawancara yang dilakukan peneliti pada bulan Desember 2014 dengan guru SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar yaitu Ibu Maya, didapatkan data
jumlah siswa kelas IV, V, dan VI yaitu laki-laki sebanyak 32 dan siswa perempuan sebanyak 52. Ibu Maya menjelaskan bahwa siswi putri sering mengalami keluhan-
4
keluhan menjelang menstruasi, keluhan yang sering dirasakan adalah sakit perut. Bapak Nanda sebagai guru oalahraga menambahkan jika siswi putri kadang tidak
mengikuti pelajaran olahraga karena keluhan-keluhan yang mereka rasakan. Upaya penanganan yang biasa dilakukan adalah istirahat di UKS, mengoleskan
minyak kayu putih pada daerah nyeri, minum obat pengurang rasa sakit analgesik.
Wawancara juga dilakukan dengan 7 siswi kelas VI, mereka mengatakan sering merasa cemas menghadapi menstruasi, mereka merasa tidak nyaman ketika
menstruasi datang, konsentrasi dalam belajar pun akan terganggu, selain itu mereka mengatakan sering mengalami keluhan-keluhan sebelum menstruasi, yang
paling meraka rasakan yaitu sakit perut, penanganan yang biasanya diberikan oleh orang tua atau guru adalah mengoleskan minyak kayu putih dan minul obat
pengurang rasa sakit analgesik. Dari uraian di atas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Terhadap Perilaku Mengatasi Premenstrual
Syndrome PMS siswi SDN Sumberagung 1 Kabupaten Blitar.
1.2 RUMUSAN MASALAH