Eksplorasi Dan Eksploitasi Dalam Perundang-Undangan Indonesia

danatau di bawah permukaan tanah danatau permukaan air untuk tujuan komersial; d. kegiatan usaha Niaga yang meliputi kegiatan pembelian, penjualan, gekspor, impor Minyak Bumi, Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas danatau Hasil Olahan, termasuk Gas Bumi melalui pipa.

2.1.5 Eksplorasi Dan Eksploitasi Dalam Perundang-Undangan Indonesia

Pengusahaan pertambangan migas di Indonesia mengalami banyak perubahan. Namun yang paling banyak perubahannya adalah dari sektor kuasa pertambangan. Kuasa Pertambangan adalah wewnang yang diberikan kepada perusahaan negara untuk melaksanakan usaha pertambangan minyak dan gas bumi. Adrian Sutedi, 2011: 54. Kuasa pertambangan negara diberikan kepada perusahaan negara atas dasar pemikiran bahwa tidak dapat diberikan hak yang lebih dari hak menguasai, dimana hak menguasai atas minyak dan gas bumi sebagai bahan galian khususyang penting bagi hajat hidup orang banyak hanya pada Negara Republik Indonesia. Berdasarkan ketentuan Pasal 6 UU no 44 Prp tahun 1960, Menteri Keuangan dapat menunjuk kontraktor untuk perusahaan negara guna melaksanakan pekerjaan yang belum atau tidak dapt dilaksanakan oleh perusahaan negara. Hal ini ini menjadikan perusahaan asing untuk bekerja sebagai kontraktor perusahaan Negara. Jadi perusahaan asing bisa melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sebagai kontraktor perusahaan negara. Selanjutkan pada tahun 1971 saat diundangkannya UU no 8 tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi sebagai satu-satunya perusahaan negara pemegang Kuasa Pertambangan di Indonesia. Hal ini menjadikan Pertamina dapat mengadakan kerjasama dengan pihak lain termasuk para penambang tradisional. Pada perkembangan selanjutnya di tahun 2001 diundangkannya UU no 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi. Dalam UU ini yang banyak perubahan yang terjadi dalam dunia minyak dan gas bumi salah satunya adalah kuasa pertambangan dikuasai oleh pemerintah dan hanya meliputi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. Hal ini menjadikan Pertamina sekrang hanyak menjadi perusahaan biasa yang harus bersaing dengan perusahaan asing. Dampaknya penambang tradisional yang dahulu berkerjasama dengan pertamina sekarang menjadi penambang lepas karena perubahan regulasi ini.

2.1.6 Penegakan Hukum dalam perspektif Sistem Peradilan Pidana

Dokumen yang terkait

Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan Pemalsuan Uang Kertas Rupiah Dan Pengedarannya Di Kotamadya Medan (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan)

1 100 153

Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan Pemalsuan Uang Kertas Rupiah Dan Pengedarannya Di Kotamadya Medan (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan)

1 72 153

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan)

3 119 119

Tinjauan Vonis Pidana Dalam Kasus Narkoba Sebagai Upaya Penegakan Hukum Dan Nilai Sosial (Studi Kasus Narkoba di Pengadilan Negeri Medan)

1 22 141

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi di Pengadilan Negeri Medan)

1 78 149

PENEGAKAN HUKUM PIDANA OLEH HAKIM TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta).

0 1 18

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PERZINAHAN DI PENGADILAN NEGERI SRAGEN Penegakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Perzinahan Di Pengadilan Negeri Sragen.

0 2 13

PENDAHULUAN Penegakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Perzinahan Di Pengadilan Negeri Sragen.

0 2 13

PENGAWASAN PELAKSANAAN EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI DI DAERAH LEPAS PANTAI pp0171974

0 0 50

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENJUALAN GAS ELPIJI BERSUBSIDI DITINJAU DARI PASAL 53 Huruf d UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI (Studi Kasus Putusan Di Pengadilan Negeri Sungailiat) SKRIPSI

0 0 14