dan dipahami siswa. Adapun kelebihan media audiovisual sebagai berikut: 1 media audiovisual dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa
ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain; 2 audiovisual dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara
berulang-ulang jika dipandang perlu; 3 mendorong minat dan meningkatkan motivasi, audiovisual juga menanamkan sikap dan segi-segi efektif lainnya; 4
audiovisual dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara langsung seperti lahar gunung berapi; 5 audiovisual dapat ditunjukkan pada
kelompok besar, kecil, homogen, maupun hiterogen. Sukiman, 2012:184-189. Penerapan metode pembelajaran role playing berbantuan media audio-
visual merupakan langkah yang tepat untuk membelajarkan keterampilan ber- bicara pada siswa. Hal ini sesuai dengan teori belajar behavioristik, bahwa belajar
merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Media audiovisual dalam penelitian ini merupakan stimulus
dan aktivitas siswa serta keterampilan berbicara merupakan respon. Dari ulasan latar belakang, maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian
tindakan kelas yang berjudul “Penggunaan Metode Role Playing Berbantuan
Media Audiovisual untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IVB SDN Gisikdro
no 03 Semarang”.
1.2 RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Apakah penggunaan metode role playing berbantuan media audiovisual dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran berbicara? 2.
Apakah penggunaan metode role playing berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IVB SDN Gisikdrono 03
Semarang?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Berdasarkan diskusi bersama tim kolaborator dan bertolak dari akar
penyebab masalah serta didasarkan kajian teori, maka didapatkan alternatif pemecahan masalah yaitu dengan menggunakan metode role playing berbantuan
media audiovisual. Penelitian dengan menerapkan metode role playing ber- bantuan media audiovisual digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan ke-
terampilan berbicara siswa. Dalam pembelajaran, siswa akan menyimak dan mengamati video kemudian mempraktikkan kegiatan berdasarkan video yang
diamati. Adapun langkah-langkah penerapan metode role playing menurut Uno
2011: 122 adalah sebagai berikut. 1.
Guru menyusunmenyiapkan skenario yang akan ditampilkan. 2.
Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum KBM.
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk memerankan skenario yang
sudah dipersiapkan. 6.
Siswa duduk bersama kelompok, kemudian mengamati skenario yang sedang diperagakan dalam video.
7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai
lembar kerja untuk membahas. 8.
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kerja kelompoknya. 9.
Guru memberikan simpulan secara umum 10.
Evaluasi. 11.
Penutup. Dan berikut ini langkah-langkah penggunaan media audiovisual menurut
Sulaeiman 1988:20 adalah sebagai berikut. 1.
Persiapan Dalam tahap ini berisi: mempelajari tujuan, mempersiapkan pelajaran, pilih
dan usahakan alat yang cocok, berlatih menggunakan alat, dan persiapkan tempat.
2. Penyajian
Dalam tahap ini berisi: menyusun kata pendahuluan, menarik perhatian, menyatakan tujuan, menggunakan alat, dan mengusahakan penampilan yang
bermutu. 3.
Penerapan Dalam tahap ini berisi: praktik, pertanyaan-pertanyaan, ujian, dan diskusi.
4. Kelanjutan
Dalam tahap ini dilakukan pengulangan kembali pembelajaran yang telah tersampaikan, yang bertujuan untuk melekatkan daya ingat siswa.
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran role playing menurut Uno dan langkah-langkah pembelajaran audiovisual menurut Sulaeiman maka dapat
dimodifikasi menjadi metode role playing berbantuan media audiovisual. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut.
1. Guru menyiapkan media pembelajaran berupa video orang bertelepon, LCD,
laptop, dan speaker aktif. 2.
Guru memutarkan beberapa video orang bertelepon. 3.
Siswa memperhatikan dan menyimak video orang bertelepon dengan seksama.
4. Siswa membentuk kelompok dengan anggota ± 4 orang.
5. Tiap kelompok diminta untuk bermain peran seperti yang ditayangkan dalam
video di depan kelas secara bergantian. 6.
Guru merefleksi tampilan siswa. 7.
Guru menutup pembelajaran.
1.3 TUJUAN PENELITIAN