pada  0,000  sehingga  Hipotesis  2  dapat  di  terima  karena  nilai
signifikansi  lebih  kecil  dari  0,05.  Hal  ini  berarti  ada  pengaruh harga  secara  tidak  langsung  terhadap  loyalitas  pada  konsumen
pemakai minyak goreng bimoli di Wilayah Perumnas Krapyak. Nilai  pengaruh  tidak  langsung  di  peroleh  dari  nilai
koefisien jalur P
2
di kalikan dengan nilai koefisien jalur P
3
menjado 0,4670,255  =  0,119.  Hasil  perkalian  menunjukkan  bahwa  nilai
koefisien  berpengaruh  tidak  langsung  P
1
P
3
lebih  kecil  di bandingkan  nilai  koefisien  pengaruh  langsung  P
5
,  0,119 0,523,  sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  kualitas  produk
berpengaruh  langsung terhadap  loyalitas.  Kesimpulan  ini  di ambil karena nilai koefisien jalur melalui variabel kepuasan lebih kecil di
bandingkan  jika  kualitas  produk  berpengaruh  langsung  terhadap loyalitas konsumen. Sedangkan total effect yang di timbulkan oleh
kualitas  produk  terhadap  loyalitas  konsumen  sebesar  = P
4
+P
2
P
3
= 0,523+0,119 = 0,0,642
c. Pengaruh Variabel Residual Terhadap Kepuasan Konsumen
e
1
= 0,814
d. Pengaruh Variabel Residual Terhadap Loyalitas Konsumen
e
2
= 0,618 Berdasarkan  hasil  analisis  dapat  di  ketahui  pengaruh  langsung  dan  tidak
langsung sebagai berikut :
Tabel 7. Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung
No Keterangan
Direct Indirect
Total Kriteria
Kesimpulan
1 Harga
0,157 0,193
0,255 = 0,049
0,157+ 0,049 =
0,206 Total effect
Indirect Effect =
Intervening Kepuasan
konsumen sebagai
variabel intervening
2 Kualitas
Produk 0,523
0,467 0,255
= 0,119 0,523+
0,119 = 0,642
Total effect Indirect
Effect = Intervening
Kepuasan konsumen
sebagai variabel
intervening
Sumber : Data Primer yang di olah
Hasil  tabel  7.  Menunkukkan  Kepuasan  konsumen  sebagai  variabel Intervening antara Harga dan Kualitas Produk terhadap Loyalitas Konsumen.
4.1.4. Uji Asumsi Klasik
4.1.6.1 Uji Normalitas
Uji  normalitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  data  yang  akan digunakan dalam  model regresi  berdistribusi  normal Ghozali, 2007:110.
Uji  ini  penting  dilakukan  karena  seringkali  sebelum  melakukan pengolahan  data  pada  suatu  pengamatan  populasi,  banyak  peneliti
mengasumsikan populasi yang diamati tersebut berdistribusi normal.
Ada  dua  cara  untuk  mendeteksi  apakah  residual  berdistribusi normal  atau  tidak,  yaitu  dengan  analisis  grafik  atau  uji  statistik.  Uji
normalitas  dalam  penelitian  ini  menggunakan  analisis  statistik.  Dilihat berdasarkan grafik normal probability plot, maka semua data berdistribusi
normal.  Hal  ini  terlihat  dari  titik-titik  yang  menyebar  di  sekitar  garis diagonal, dan mengikuti diagonal.
Selain  menggunakan  grafik  Normal  P-Plot,  uji  normalitas  juga menggunakan  uji  Kolmogorov-Smirnov.  Berdasarkan  hasil  Kolmogorov-
Smirnov Test pada hasil output SPSS didapatkan hasil bahwa signifikansi yang dihasilkan sebesar 1,102   0,05; ini berarti bahwa data berdistribusi
normal.
4.1.6.2 Uji Multikolinearitas
Uji  multikolinearitas  dimaksudkan  untuk  mengetahui  adanya hubungan  linier  diantara  variabel-variabel  bebas  dalam  regresi
Sumodiningrat, 1996:281. Menurut  Ghozali  2007:91,  gejala  multikolinearitas  dapat  dilihat
dari  1  nilai  tolerance  dan  lawannya  2  variance  inflation factor  VIF. Kedua  ukuran  ini  menunjukkan  setiap  variabel  manakah  yang  dijelaskan
oleh  variabel  bebas  lainnya.  Tolerance  mengukur  variabilitas  variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai
tolerance  yang  rendah  sama  dengan  nilai  VIF  tinggi  karena  VIF  = 1tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah nilai Tolerance  0,10 atau sama dengan nilai VIF 10.
Berdasarkan  hasil  out  put  SPSS    dapat  dilihat  bahwa  nilai tolerance masing-masing senilai 0,761 untuk Harga, 0,630 untuk Kualitas
Produk dan  0,663 untuk Kepuasan dan   nilai VIF   masing-masing 1,314 untuk Harga, 1,587 untuk Kualitas Produk dan 1,508 untuk Kepuasan yang
menunjukkan tidak ada satu variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 10 ini berarti model regresi
yang dihasilkan tidak mengandung multikolinearitas.
4.1.6.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji  heteroskedastisitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan
ke  pengamatan  lain.  Jika  varians  dari  residual  satu  pengamatan  ke pengamatan  lain  tetap,  maka  disebut  homoskedastisitas  dan  jika  berbeda
disebut  heteroskedastisitas  Ghozali,  2007:105.  Model  regresi  yang  baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengujian  heteroskedasisitas  dilakukan  dengan  menggunakan scatter  plot.  Jika  tidak  terdapat  pola  tertentu  menunjukkan  bahwa  model
regresi tersebut babas dari masalah heteroskedastisitas. Hasil Out put SPSS yang berupa gambar menunjukkan bahwa titik-titik yang menyebar secara
acak, tidak membentuk pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun di bawah  angka  0  nol  pada  sumbu  Y.  Dengan  demikian  maka  dapat
dinyatakan bahwa
model regresi
tersebut bebas
dari gejala
heteroskedastisitas. Selain menggunakan gambar sebaran Scatterplot, untuk mendeteksi
adanya  heteroskedastisitas  dapat  digunakan  uji  Glejser.  Uji  Glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel bebas.
Berdasarkan  hasil  uji  Glejser  dengan  menggunakan  SPSS  17.0  For Windows, diperoleh hasil seperti tampak pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji Glejser
coefficients
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error Beta
1           Constant Harga
Kualitas Kepuasan
2.390 .032
.044 -.014
.266 .022
.036 .016
.088 .071
-.062 8.969
1.417 1.227
-.929 .000
.157 .211
.354
a. Dependen Variable: Loyalitas
Berdasarkan hasil uji Glejser diperoleh nilai signifikansi untuk tiap- tiap variabel yang bernilai lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa
variabel-variabel  bebas  pada  penelitian  ini  tidak  signifikan  terhadap variabel  terikat.  Hal
ini berarti
bahwa  tidak  ada  gangguan heteroskedastisitas pada model regresi.
4.2. Pembahasan