Tujuan Kid’s Athletic’s terhadap permainan tradisional bola bakar Komponen Kondisi Fisik

mengajarkan Kid’s Athletic’s yang diajarkan disekolah berguna untuk meningkatkan aktivitas kemampuan jasmani. Kid’s Athletic’s meliputi olahraga yang dilakukan dilintas Black dan lapangan Field atletik yang dilakukan dilintasan cabang jalan dan lari dan lompat jadi cabang olahraga atletik menurut Aip Syarifudin:1992:98 dalam buku atletik meliputi: 1 jalan, 2 lari 3 lempar 4 tangkap 5lompat.

2.2.1 Tujuan Kid’s Athletic’s terhadap permainan tradisional bola bakar

Dilihat dari cara memainkannya, bola bakar bisa dikategorikan sebagai permainan tradisional yang sepenuhnya bersandar pada keterampilan dasar manipulatif. Memainkan bola bakar melalui Kid’s Athletic’s dengan cara melempar, menangkap, menembak, serta memukul bola, lari dan lompat adalah dasar dari keterampilan manipulasi objek dengan anggota tubuh. Keterampilan manipulatif hanya mungkin dilakukan dengan efektif jika orang yang melakukannya memiliki kemampuan gerak yang baik, sehingga mampu mendeteksi rangsangan dengan tepat. Dari segi permainan bola bakar memperlihatkan keterampilan lokomotor tinggi. Gabungan lompatan dan lari yang begitu dinamis sambil lempar bola ketika melayang, menunjukkan bahwa seorang pemain bola bakar adalah orang yang memiliki kemampuan tinggi dalam koordinasi, kelincahan, kecepatan dan daya tahan, disamping tentunya kekuatan. Agar dapat berperan sangat bermakna dalam keberhasilan regu, seorang pemain bola bakar haruslah menjadi seorang yang mau bekerja sama. Dengan mengandalkan perhitungan yang tepat dan cepat, sehingga seorang dapat pengambil keputusan yang cerdik dengan memperhitungkan yang harus diolahnya dalam waktu yang sangat kritis. dengan demikian, tidak bisa dibantah lagi, bahwa permainan tradisional bola bakar akan bermanfaat bagi siswa yang memainkanya. Selain manfaat fisik yang jelas-jelas berhubungan dengan peningkatan kebugaran jasmani dan peningkatan keterampilan Agus Mahendra,2000:7.

2.2.2 Komponen Kondisi Fisik

Kondisi fisik ditinjau dari segi faalnya adalah kemampuannya sebagai pendukung aktivitas menjalankan olahraga. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatanya, maupun pemeliharaannya. komponen kondisi fisik menurut Bompa dalam Heri Tri Cahyono 2010.12, sebagai komponen kesegaran biometrik dimana komponen kesegaran motorik terdiri dari dua kelompok komponen masing-masing adalah kelompok kesegaran jasmani yaitu : 1 kesegaran otot, 2 kesegaran kardiovaskular, 3 kesegaran keseimbangan jumlah dalam tubuh, dan 4 kesegaran kelentukan. Kelompok komponen lain dikatakan sebagai kelompok kesehatan motorik yang terdiri dari: koordinasi gerak, ketepatan, kecepatan, kelincahan, dan daya ledak otot. Disamping itu ada dua komponen yang dapat dikategorikan sebagai komponen kondisi fisik yaitu: 1 ketepatan 2 daya tahan 3 daya ledak otot 4 kecepatan 5 kelentukan 6 kelincahan 7 keseimbangan 8 koordinasi 9 ketepatan 10 reaksi. komponen yang masuk kategori kondisi fisik, yang mana kesepuluh komponen tersebut dapat diukur keadaan melalui satu tes seperti tersebut diatas. Adapun komponen yang dimaksud : 1 Kekuatan strength Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam mempergunakan otot-otot untuk menerima beban sewaktu bekerja M. Sajoto,1995:8. 2 Daya tahan endurance Daya tahan adalah kemapuan seseorang dalam mengunakan ototnya untuk berkonsentrasi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu. M. Sajoto,1995:8. 3 Daya ledak otot muscular power Daya ledak otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerjakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, M. Sajoto,1995:8 daya tahan otot dipengaruhi oleh kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi daya otot. Jadi daya otot adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kerja fisik secara tiba-tiba. 4 Kecepatan speed Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat- singkatnya M.Sajoto,1995:9. 5 Kelentukan flexibility Kelentukan adaalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan dari untuk segala aktivitas dengan pengukuran tubuh yang luas. Hal ini sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh permukaan tubuh M.Sajoto,1995:9. Dengan demikian kelentukan berarti bahwa tubuh dapat melakukan gerakan secara bebas. Tubuh yang baik harus memiliki kelentukan yang baik pula. Hal ini dapat dicapai dengan latihan jasmani terutama untuk penguluran dan kelentukan. Faktor yang mempengaruhi kelentukan adalah usia dan aktivitas fisik pada usia lanjut kelentukan berkurang akibatnya menurunnya aktivitas otot sebagai akibat berkurangnya latihan aktivitas fisik. 6 Kelincahan agility Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi diarea tertentu, seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik berarti kelincahannya cukup M.Sajoto,1995:9. 7 Keseimbangan balance Keseimbangan atau Balance adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf ototnya, selama melakukan gerak-gerak yang cepat, dengan perubahan letak titik-titik berat badan yang cepat pula, baik dalam keadaan statis maupun lebih-lebih dalam gerak dinamis M.Sajoto,1995:9. 8 Koordinasi Coordination Koordinasi atau Coordination adalah kemampuan seseorang, dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda kedalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif M.Sajoto,1995:9. 9 Ketepatan accuracy Adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak-gerak bebas, terhadap suatu sasaran. Sasaran dapat berupa jarak atau mungkin suatu objek langsung yang harus dikenali dengan salah satu bidang tubuh M.Sajoto,1995:9. 10 Reaksi Reaction Reaksi atau reaction adalah kemampuan seseorang segera bertindak secepatnya, dalam menanggapi rangsangan-rangsangan datang lewat indera, syaraf, atau feeling lainnya. Status kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian bentuk tes kemampuan M.Sajoto,1995:10. Artinya bahwa setiap usaha peningkatan kondisi fisik, maka harus mengembangkan semua komponen tersebut. Walaupun perlu dilakukan dengan sistem prioritas, komponen apa yang perlu mendapat porsi latihan lebih besar dibanding komponen lain. Sesuai status yang diketahui, setelah komponen tersebut diukur dan dinilai. Dalam hal ini komponen fisik yang digunakan dalam permainan bola bakar yaitu : 1 anak memerlukan daya tahan, karena kalau kondisi fisik anak lemah anak tidak bisa melakukan kegiatan tersebut. 2 anak membutuhkan kekuatan, karena untuk melempar bola ke temannya. 3 anak harus mempunyai kelincahan karena anak harus bisa menerobos pertahanan lawan. 4 anak melakukan reaksi untuk mengantisipasi datangnya bola, untuk kemudian ditangkap.

2.2.3 Pengertian Pembelajaran Inovatif

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PENJASORKES MELALUI PERMAINAN BOLA VOLI NET HIDUP BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 01 TAHUNAN KECAMATAN GABUS KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2012

1 14 157

MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN WOODBALL BERPASANGAN DALAM PENJASORKES PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BRUMBUNG KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA TAHUN 2012

1 20 115

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DRIBBLING PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SDN 1 SUKOREJO KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2012

0 5 159

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN “TEMBAK KALENG” SEBAGAI ALTERNATIF VARIASI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATEBON KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012

2 26 123

SURVEI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

3 88 157

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA INJAK DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PLADEN KECAMATAN JEKULO KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

0 6 130

MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN BOLA TANGAN “KAPPAR” DALAM PENJASORKES PADA SISWA KELAS V SDN MUNTUNG KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012

1 103 123

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA BASKET DALAM PENJASORKES PADA SISWA SMP NEGERI 1 PATEAN KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2010 2011

0 4 152

MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN SEDERHANA DALAM PENJASORKES PADA SISWA KELAS III SDN 2 TAMBAKREJO KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL

0 5 120

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN BO BO KROM PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BOJA KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL TAHUN 2015 -

0 0 63