Usus Hati KAJIAN PUSTAKA

xviii Suwidjayana et al., 1997. Dalam proses fermentasi glikosida, pati, dan hemiselulosa ransum dihasilkan asam laktat dan asam lemak atsiri yang kemudian memasuki sirkulasi darah melalui proses absorpsi saluran pencernaan untuk selanjutnya dibawa ke hati Mustchler, 1991 dan Susila et al., 1998.

2.3 Usus

Usus atau intestine adalah bagian dari sistem pencernaan yang bermula dari kaudal lambung hingga anus. Pada usus terdiri dua bagian yaitu : usus halus dan usus besar kolon. Pada usus halus terbagi lagi menjadi duodenum, jejunum dan ileum sedangkan usus besar terbagi menjadi cecum, kolon dan rektum. Tahap akhir dari proses pencernaan makanan terjadi di bagian usus dengan bantuan bermacam-macam enzim. Enzim-enzim yang terdapat pada usus halus dapat memecah karbohidrat menjadi monosakarida, lemak menjadi asam-asam lemak dan gliserol, serta protein menjadi asam-asam amino. Setelah menjadi molekul-molekul berukuran kecil barulah dapat diabsorbsi ke dalam peredaran darah Travis, 2003. Pada sistem saluran pencernaan sebenarnya berlangsung beragam fungsi metabolisme dalam menjaga keseimbangan tubuh sehingga tetap dalam keadaan sehat. Dalam hal ini mencakup peran mikroba yang menghuni saluran pencernaan tersebut, khususnya peran mikroba yang menguntungkan Travis, 2003; Hall, 2006. Pada waktu lahir usus bersifat steril, tetapi jasad renik segera masuk bersama dengan makanan. Pada anak hewan yang disusui, usus banyak mengandung streptococcus asam laktat dan laktobaksil. Dengan berkembangnya pola dan kebiasaan makan ketika beranjak dewasa, flora usus berubah. Pada usus terdapat banyak bakteri, xix pada duodenum terdapat 10 3 -10 6 bakterig isi lambung; dalam jejunum dan ileum terdapat 10 5 -10 8 bakterig isi lambung; dan dalam sekum dan kolon terdapat 10 8 -10 10 bakterig. Pada usus halus bagian atas terutama terdapat laktobaksil dan enterococcus, tetapi pada ileum bagian bawah dan sekum, floranya merupakan flora tinja Jawetz et al., 1995.

2.4 Hati

Hati merupakan organ dalam terbesar, dan merupakan kelenjar terbesar pada tubuh. Hati terletak di dalam rongga abdomen, terdiri dari lobus kanan dan lobus kiri Ressang, 1984. Setiap lobus hati dibagi menjadi struktur yang dinamakan lobulus. Setiap lobulus merupakan bentuk heksagonal, terdiri atas Lempeng-Lempeng sel hati berbentuk kubus yang tersusun radial mengelilingi vena centralis dan di antara sel-sel hati tersebut terdapat kapiler-kapiler atau sinusoid. Sinusoid hati adalah saluran darah yang berliku-liku dan melebar, dengan diameter tidak teratur dilapisi sel endotel bertingkat tidak utuh ,yang dipisahkan dari hepatosit di bawahnya oleh ruang perisinusoidal Price dan Wilson, 1984. Fungsi hati memegang peranan sangat vital yaitu fungsi sirkulasi, fungsi metabolisme, fungsi sekresi dan ekskresi, fungsi hematologi serta fungsi proteksi dan detoksifikasi. Fungsi sirkulsi hati berperan sebagai organ reservoir darah. Hati mempunyai sistem peredaran darah yang amat baik, yaitu dengan adanya sinusoid hepatik. Fungsi metabolisme dimana pada hati terjadi proses biotransformasi sari makanan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral yang sangat penting sebagai sumber energi bagi tubuh dan prekursor enzim-enzim. Fungsi hati untuk xx mengsekresi dan ekskresi empedu mempunyai beberapa manfaat yang penting bagi tubuh yaitu empedu membantu pencernaan lemak makanan dan eksresi zat-zat lain yang tidak berguna bagi tubuh. Fungsi hematologik hati berfungsi pada produksi fibrinogen, trombosit, heparin dan destruksi eritrosit pada orang dewasa. Pemecahan eritrosit menjadi komponen-komponennya juga terjadi di hati. Fungsi hati sebagai proteksi dan detoksifikasi dikerjakan oleh sel-sel Kupfer yang mempunyai kemampuan untuk fagositosis. Sel Kupfer merupakan alat penyaring terhadap kuman-kuman atau benda asing yang masuk ke dalam hati lewat darah vena porta. Kerusakan hepar dapat diakibatkan konsumsi kronik alkhohol, kegemukan yang berlebihan, diet yang tidak tepat, masuknya obat atau zat berbahaya ke dalam tubuh, dapat juga karena infeksi. Hal tersebut mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah yang berefek terhadap kerusakan sel-sel hati Ressang, 1984.

2.5 Ginjal