Identifikasi Masalah Kerangka Pikir

Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui bagaimana kontribusi faktor parasocial relationship terhadap bentuk parasocial relationship pada penggemar Super Junior ELF di komunitas “X”.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk mengetahui kontribusi faktor parasocial relationship terhadap bentuk parasocial relationship pada penggemar Super Junior ELF di komunitas “X”.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kontribusi faktor parasocial relationship yang terdiri dari faktor motivasi, faktor kesamaan, faktor identifikasi, dan faktor komunikasi antar penggemar terhadap bentuk parasocial relationship pada penggemar Super Junior ELF di komunitas “X”.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

 Memberikan masukan bagi ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu Psikologi Sosial, mengenai faktor parasocial relationship dan bentuk parasocial relationship. Universitas Kristen Maranatha  Memberikan tambahan informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai penelitian yang berhubungan dengan pengidolaan terhadap selebriti. 1.4.2 Kegunaan Praktis  Memberikan informasi kepada pengurus komunitas “X” mengenai faktor parasocial relationship. Informasi ini bisa digunakan oleh para pengurus komunitas untuk melakukan sesuatu yang dapat mengurangi atau menghindari dampak negatif akibat tingginya parasocial relationship.  Memberikan informasi kepada para orangtua dari anggota ELF komunitas “X”. Informasi ini diharapkan dapat menyadarkan orangtua anggota ELF komunitas “X” untuk lebih memberikan perhatian kepada anak-anak mereka yang mengalami parasocial relationship.  Memberikan informasi kepada ELF komunitas “X”, maka dengan mengetahui faktor yang menyebabkan adanya parasocial relationship dalam diri mereka akan lebih bisa mengontrol diri agar tidak melakukan hal negatif yang dapat membahayakan diri mereka sendiri, Super Junior, dan masyarakat sekitar.

1.5 Kerangka Pikir

Super Junior merupakan sebuah boyband asal Korea yang menjadi idola sebagian besar remaja di Indonesia. Penggemar Super Junior disebut ELF Ever Lasting Friends. Indonesia memiliki komunitas “X” sebagai wadah untuk Universitas Kristen Maranatha mendukung Super Junior dari ELF Indonesia. Bentuk dukungan ELF komunitas “X” kepada Super Junior, dapat berupa fanwar dengan penggemar grup musik lain, mengupayakan segala hal agar Super Junior merasa bahagia, dan rela melakukan hal yang dapat mengancam keselamatan dan kesejahteraan diri ELF komunitas “X” demi Super Junior. Bentuk dukungan ELF komunitas “X” kepada Super Junior merupakan parasocial relationship. Menurut Tuchakinsky 2010, parasocial relationship merupakan pengalaman akan kesetiakawanan, persahabatan, dan keterlibatan afektif yang kuat yang dialami oleh seseorang dalam interaksinya dengan figur media. Proses terbentuknya parasocial relationship menurut Giles 2003, ketika individu menggunakan media, akan terjadi aktivitas psikologis di dalam dirinya. Aktivitas psikologis yang dimaksud adalah penilaian ELF komunitas “X” mengenai Super Junior berdasarkan pengetahuan yang dimiliki ELF komunitas “X” tersebut. Penilaian terhadap Super Junior berasal dari tanggapan langsung dari ELF komunitas “X” kepada Super Junior yang terdapat di media masa. Penilaian tersebut dapat berupa penilaian kesukaan atau ketidaksukaan. Penilaian dapat terbentuk dari pengetahuan ELF komunitas “X” mengenai Super Junior, bisa juga dari pengalaman sebelumnya ketika melihat Super Junior melalui media. Penilaian terhadap figur media dapat terus diperbaharui selama episode menonton, sehingga membuat penilaian individu terhadap figur dapat berubah-ubah. Ketika ELF komunitas “X” menyukai Super Junior, ELF komunitas “X” akan mengidentifikasi dirinya dan membentuk interaksi dengan Super Junior. ELF komunitas “X” juga akan mulai membawa interaksinya dengan Super Junior Universitas Kristen Maranatha ke dalam relasi sosialnya, yaitu dengan cara membicarakan mengenai Super Junior kepada teman-temannya. Menurut Giles, ketika ELF komunitas “X” memutuskan untuk tetap menyukai figur media tersebut, ELF komunitas “X” akan semakin menjalin interaksi dengan figur media. Misalnya dengan cara mengulang menonton video musik Super Junior, berulang kali menonton performance Super Junior di acara-acara musik, atau mencari acara lain yang dibintangi oleh Super Junior. Semakin banyak interaksi yang terbentuk, ELF komunitas “X” akan semakin melibatkan perasaannya dan emosionalnya ke dalam interaksi tersebut. Inilah yang disebut dengan parasocial relationship Giles, 2003. Menurut Tuchakinsky 2010 parasocial relationship dibagi menjadi dua bentuk, yaitu parasocial love dan parasocial friendship. Parasocial friendship adalah perasaan menyukai Super Junior, merasakan kesetiakawanan solidaritas dari Super Junior, percaya terhadap Super Junior, dan menginginkan adanya saling keterbukaan dan berkomunikasi dengan Super Junior. Di sisi lain, parasocial love adalah keinginan yang kuat untuk berada disisi Super Junior atau akan kehadiran Super Junior, merasa rindu untuk berada dekat secara fisik dengan Super Junior, serta keterbukaan untuk diterima dan diperhatikan. Parasocial friendship memiliki dua dimensi, yaitu communication dan support and companionship. Communication merupakan derajat keinginan individu untuk menjalin komunikasi yang terbuka dengan figur media. Misalnya, ELF komunitas “X” secara aktif memberi komentar dalam akun twitter, instagram, facebook dan media sosial lain yang digunakan oleh Super Junior. ELF komunitas “X” berharap, Super Junior akan sering berinteraksi dengan mereka Universitas Kristen Maranatha lewat media dan Super Junior akan lebih sering membagi aktivitas sehari-hari kepada ELF komunitas “X”. Support and companionship merupakan derajat keinginan individu untuk mempercayai, mendukung dan berbagi dengan figur media Tuchakinsky, 2010. Misalnya, ELF komunitas “X” selalu membeli album terbaru Super Junior agar Super Junior meraih penghargaan dalam penjualan album. Semakin besar communication dan support and companionship yang dirasakan individu, semakin kuat pula parasocial friendship yang dialami individu Tuchakinsky, 2010. Parasocial love memiliki 2 dimensi yaitu ketertarikan physical attraction dan emotional responses to the character. Physical attraction merupakan derajat ketertarikan secara fisik individu terhadap figur media. Misalnya, ELF komunitas “X” menggemari Super Junior karena wajah dan gaya berpakaian Super Junior yang menarik. Ketika Super Junior mengganti model dan warna rambut, akan menjadi perhatian besar bagi ELF komunitas “X” tersebut. ELF komunitas “X” tersebut juga senang melihat dan mengumpulkan foto-foto Super Junior yang memperlihatkan otot pada tubuh Super Junior. Emotional responses merupakan derajat respon emosional individu terhadap figur media. Tuchakinsky 2010, dalam Tidy, 2013. Misalnya, ELF komunitas “X” merasa bahagia jika Super Junior sedang bahagia, dan merasa sedih jika melihat Super Junior mengalami kesedihan. ELF komunitas “X” tersebut merasakan kekecewaan yang mendalam ketika mengetahui ada anggota Super Junior yang akan menikah. Semakin besar physical attraction dan emotional responses yang dirasakan individu, semakin kuat pula parasocial love yang dialami individu Tuchakinsky, 2010. Universitas Kristen Maranatha Menurut Hoffner 2002 terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi munculnya parasocial relationship. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor motivasi, faktor kesamaan, faktor identifikasi, faktor komunikasi antar penggemar. Faktor motivasi adalah kebutuhan akan kepuasan sosial dan emosional yang dapat memotivasi ELF komunitas “X” untuk menggunakan media lebih lanjut dan dapat membantu ELF komunitas “X” memuaskan kebutuhan sosial. Faktor kesamaan yaitu, kesamaan antara ELF komunitas “X” dengan Super Junior, baik secara fisik maupun psikis. Faktor identifikasi adalah adanya keinginan ELF komunitas “X” untuk mengidentifikasikan Super Junior dengan diri mereka. Faktor komunikasi antar penggemar adalah komunikasi antara ELF komunitas “X” satu dengan ELF lainnya untuk mengurangi ketidaktentuan akan berita mengenai Super Junior dan juga meningkatkan pengetahuan mengenai kehidupan dan kepribadian Super Junior. Faktor motivasi yang ada pada diri ELF komunitas “X” dapat membuat mereka menjadi lebih sering berinteraksi dengan Super Junior melalui berbagai macam media. Misalnya, ELF komunitas “X” yang pada awalnya sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial merasa lebih senang berinteraksi dengan Super Junior dengan memberikan komentar-komentar di setiap akun sosial media yang dimiliki oleh Super Junior. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa faktor motivasi dapat memiliki keterkaitan dengan tingginya parasocial friendship. Disisi lain, faktor motivasi yang ada pada ELF komunitas “X” tersebut membuat mereka menjadi lebih memilih Super Junior daripada orang lain di sekelilingnya untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Misalnya, ELF komunitas “X” yang Universitas Kristen Maranatha merasa dirinya lebih nyaman mencintai Super Junior daripada teman lawan jenis yang sedang dekat dengannya. ELF komunitas “X” tersebut beranggapan dengan menyukai Super Junior seperti sudah memiliki kekasih dan kebutuhan sosialnya telah terpenuhi. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa faktor motivasi dapat memiliki keterkaitan dengan tingginya parasocial love. Faktor kesamaan yang ada pada diri ELF komunitas “X” dengan Super Junior, dapat membuat komunikasi antara ELF komunitas “X” dengan Super Junior menjadi lebih lancar. Misalnya, ELF komunitas “X” akan lebih mengerti guyonan yang diberikan oleh Super Junior karena memiliki kesamaan jenis humor. ELF komunitas “X” tersebut juga menjadi cepat mengerti apa yang ingin Super Junior sampaikan, karena memiliki jenis humor yang sama. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa faktor kesamaan dapat memiliki keterkaitan dengan tingginya parasocial friendship. Disisi lain, faktor kesamaan yang ada pada ELF komunitas “X” tersebut menjadikan mereka lebih intim dengan Super Junior. Misalnya, ELF komunitas “X” yang memiliki kesamaan kebiasaan dengan Super Junior yaitu memiliki keyakinan agama yang sama. ELF komunitas “X” tersebut seperti menjadi lebih dekat dan memiliki kontak batin dengan Super Junior. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa faktor kesamaan dapat memiliki keterkaitan dengan tingginya parasocial love. Faktor identifikasi ELF komunitas “X” kepada Super Junior menjadikan ELF komunitas “X” ingin menjadi seperti Super Junior. Misalnya, ELF komunitas “X” dengan melihat Super Junior sukses dalam karir menjadikan ELF komunitas “X” ingin mengikuti gaya kerja keras yang dimiliki oleh Super Junior agar sukses Universitas Kristen Maranatha pula dalam karir. Melihat gaya pertemanan Super Junior yang menarik, membuat ELF ingin memiliki gaya pertemanan seperti Super Junior. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa faktor identifikasi dapat memiliki keterkaitan dengan tingginya parasocial friendship. Disisi lain, faktor identifikasi yang ada pada diri ELF komunitas “X” dapat membuat ELF komunitas “X” ingin memiliki Super Junior. Misalnya, ketika melihat penampilan Super Junior yang menarik, membuat ELF komunitas “X” ingin berpenampilan seperti Super Junior agar terlihat seperti pasangan Super Junior. Ketika Super Junior sukses dalam karir, membuat ELF komunitas “X” kagum dan lebih mencintai Super Junior. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa faktor idetifikasi dapat memiliki keterkaitan dengan tingginya parasocial love. Faktor komunikasi antar ELF menjadikan ELF komunitas “X” memiliki tambahan informasi mengenai Super Junior. Misalnya, ELF komunitas “X” melihat bagaimana ELF lainnya memberikan dukungan kepada Super Junior dengan cara memberikan voting agar Super Junior mendapatkan pernghargaan musik. Meminta bantuan ELF lain untuk membeli album di luar negri. ELF komunitas “X” tersebut akan melakukan hal yang sama untuk mendukung Super Junior. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa faktor komunikasi antara ELF komunitas “X” dengan ELF lainnya dapat memiliki keterkaitan dengan tingginya parasocial friendship. Disisi lain, faktor komunikasi antara ELF komunitas “X” dengan ELF lainnya dapat membuat ELF komunitas “X” semakin mengenal Super Junior. Misalnya, ELF komunitas “X” mendapat banyak informasi mengenai Super Junior dari ELF lainnya. Informasi mengenai Super Junior akan Universitas Kristen Maranatha bertambah, sehingga membuat ELF komunitas “X” tersebut semakin mengetahui tentang Super Junior dan dapat menumbuhkan perasaan kepada Super Junior. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa faktor komunikasi antara ELF komunitas “X” dengan ELF lainnya dapat memiliki keterkaitan dengan tingginya parasocial love. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan dengan bagan kerangka pemikirian sebagai berikut : Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Faktor Parasocial Relationship  Motivasi  Kesamaan  Identifikasi  Komunikasi antar penggemar ELF Komunitas “X Parasocial Love :  Psysical attraction  Emotional response Parasocial Friendship :  Communication  Support and Companionship Parasocial Relationship Universitas Kristen Maranatha

1.6 Hipotesis Penelitian