Pengaruh Perputaran Piutang dan Sruktur Modal Terhadap Profitabilitas (Pada Perusahaan pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013)
EFFECT OF RECEIVABLE TURNOVER AND CAPITAL
STRUCTURE ON PROFITABILITY
(On the Finance company listed in Indonesia Stock Exchange year 2009-2013)
SRIPSII
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
IMAM RAJIMAN 21110158
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
?embimbing
IrrP. 4127.34.03.003
{Pada Pert*ah*an P*mbiayaaa
y4,
ttrdaftar di Butsa Efek fndon€tia tahun20a9-2013)
EFFECT OF RECEIWTBLES T{]RNOWR AND CAPTruL STRUCTTIRE ON PROFITABILITY
{Oa the finaaciag Coupony listed in Indoaesisstock Exchonge year 2009-2013)
IMAM,RAIII\,l4}J
F{rM.21110158
Telah disetqiui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Skripsi padatanggal:
I
f.ti."_rrlr ...,20t4Menyetujui,
n Fakultas Ekonomi
(3)
Bahwa yang bertanda tangan di bawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat
penelitian, Menyetujui :
o'IJntuk memberikan
kepada Universitas Komputer Indonesia Hak'Bebas Rovaltv Noneksklusil atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikag".
;,
Bandung,
f
Aeustus201a
#
Penulis,
cl,na"
praaana'rtTi#ffibStr. -rra.rra Kepala Kantor Perwakilan BandungMengetatrui,
Pembimbing
Catatan:
Kecuali Bab I, Bab IV data perusahaan, Bab V kesimpulan dan lampiran-larrpiran tidak mtuk dionlinekan, dengan alasan keempat Bab tersebut merupakan hasil
kerja penulis selama penyusuum skripsi.
1
hnam Raiiman NrM. 21110158
Sri Dewi Anseadi NIP.4127.34.0
(4)
Nama
: Imam Rajiman
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 3 Januari 1993
Jenis Kelamin
: Pria
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Kewarganegaraan
: Indonesia
Tempat Tinggal
: Jl.Cihampelas Gg.Swadaya 4 RT10/02
No.44 Bandung 40131
Pendidikan Formal :
NO TINGKAT Nama
Sekolah/Universitas Jurusan Tahun Keterangan
1 SD SDN Cipaganti IV Umum 1998-2004 Berijazah
2 SMP SMPN 52 BANDUNG Umum 2004-2007 Berijazah
3 SMA SMA 19 BANDUNG IPS 2007-2010 Berijazah
4 Perguruan
Tinggi UNIKOM Akuntansi
Masih
(5)
viii
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7
1.2.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Maksud danTujuanPenelitian ... 8
1.3.1 Maksud Penelitian ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 KegunaanPenelitian ... 9
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 9
(6)
ix
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS ... 12
2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Piutang ... 12
2.1.1.1 Pengertian Piutang ... 12
2.1.1.2 Klasifikasi Piutang ... 12
2.1.1.3 Piutang Tak Tertagih ... 13
2.1.1.4 Perputaran Piutang ... 15
2.1.1.5 Pengertian Perputaran Piutang ... 15
2.1.2 Struktur Modal ... 16
2.1.2.1 Pengertian Struktur Modal ... 16
2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Striktur Modal ... 17
2.1.2.3 Komponen Struktur Modal ... 19
2.1.2.4 Pengukuran Struktur Modal ... 22
2.1.3 Profitabilitas ... 22
2.1.3.1 Pengertian Profitabilitas ... 23
2.1.3.2 Rasio-Rasio Profitabilitas ... 25
2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel ... …26
2.1.4.1 Hubungan perputaran Piutang dengan Profitabilitas 26 2.1.4.2 Hubungan Struktur Modal dengan Profitabilitas ... 27
(7)
x
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 35
3.1 Objek Penelitian. ... 35
3.2 Metode Penelitian. ... 35
3.2.1 Desain Penelitian ... 37
3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 39
3.2.3 Sumber Data dan teknik penentuan data ... 42
3.2.3.1 sumber Data ... 42
3.2.1.2 Teknik penentuan Data ... 43
3.2.4 teknik pengumpulan Data ... 46
3.2.5 Rancangan Analisis dan pengujian hipotesis ... 46
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 46
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
4.1 Hasil Penelitian ... 60
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 60
4.1.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 60
4.1.1.2 Struktur Organisasi ... 67
(8)
xi
4.1.2.2 Analisis Deskriptif Struktur Modal ... 87 4.1.2.3 Analisis Deskriptif Profitabilitas ... 92 4.1.3 Analisis Verfikatif ... 97
4.1.3.1 Pengaruh Perputaran Piutang (X1) terhadap
Profitabilitas (Y) ... 105 4.1.3.1.1 Analisis Korelasi Perputaran Piutang (X1) terhadap
Profitabilitas (Y) ... 105 4.1.3.1.2 Koefisien determinasi untuk melihat seberapa besar
Variabel perputaran piutang secara parsial
berpengaruh terhadap profitabilitas ... 107 4.1.3.1.3 Uji Hipotesis Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap
Profitabilitas ... 108 4.1.3.2 Pengaruh Struktur Modal (X2) terhadap Profitabilitas (Y) .. 110
4.1.3.2.1 Analisis Kolerasi Parsial Antara Struktur Modal (X2) terhadap Profitabilitas (Y) ... 110 4.1.3.2.2 Koefisien determinasi untuk melihat seberapa besar
variabel struktur modal secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas ... 111 4.1.3.2.3 Uji Hipotesis Pengaruh Struktur Modal Terhadap
Profitabilitas ... 112 4.1.3.3 Pengaruh Perputaran Piutang (X1) dan Struktur Modal (X2)
(9)
xii
4.1.3.3.3 Uji Hipotesis Pengaruh Perputaran Piutang dan
Struktur Modal Terhadap Profitabilitas ... 116
4.2 Pembahasan ... 119
4.2.1 Analisis Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas ... 119
4.2.2 Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas ... 121
4.2.3 Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas ... 123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 125
5.1 Kesimpulan ... 115
5.2 Saran ... 126
DAFTAR PUSTAKA... 128
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 131 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(10)
xiii
Tabel 1.1 Jumlah Perputaran Piutang, Struktur Modal dan Profitabilitas 5
Tabel 1.2 Waktu Penelitian 11
Tabel 2.1 Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu 32
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel 41
Tabel 3.2 Interprestasi Koefisien Korelasi 55
Tabel 4.1 Ringkasan perputaran piutang 82
Tabel 4.2 Ringkasan struktur modal 87
Tabel 4.3 Ringkasan profitabilitas 92
Tabel 4.4 Uji Kolmogorov-Smirnov 99
Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas 100
Tabel 4.6 Uji Heterokedasitas 102
Tabel 4.7 Uji Autokorelasi 104
Tabel 4.8 Analisis regresi linier berganda 105
Tabel 4.9 Korelasi parsial antara perputaran piutang dengan profitabilitas 106
Tabel 4.10 Koefisien determinasi perputaran piutang dengan profitabilitas 107
Tabel 4.11 pengujian secara parsial perputaran piutang 109
Tabel 4.12 Korelasi parsial antara struktur modal dengan profitabilitas 110
Tabel 4.13 Koefisien determinasi antara struktur modal dengan profitabilitas 111
Tabel 4.14 Pengujian secara parsial struktur modal 114
Tabel 4.15 Analisis koefisien korelasi berganda 115
(11)
(12)
xv
Gambar 2.2 Pradigma Penelitian ... 31
Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ... 59
Gambar 4.1 Grafik perputaran piutang ... 86
Gambar 4.2 Grafik struktur modal ... 91
Gambar 4.3 Grafik profitabilitas ... 95
Gambar 4.4 Model analisis regeresi linier berganda ... 105
Gambar 4.5 Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho Pada Uji t Perputarn Piutang Terhadap Profitabilitas ... 110
Gambar 4.6 Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho Pada Uji t Struktur Modal Terhadap Profitabilitas ... 114
(13)
xvi
Lampiran 2. Lampiran Struktur Modal Bursa Efek Indonesia ... 132
Lampiran 3. Lampiran Struktur Modal Bursa Efek Indonesia ... 132
Lampiran 4. Lampiran Struktur Modal Bursa Efek Indonesia ... 132
Lampiran 5. Lampiran Struktur Modal Bursa Efek Indonesia ... 132
Lampiran 6. Lampiran Struktur Modal Bursa Efek Indonesia ... 132
Lampiran 7. Lampiran Struktur Modal Bursa Efek Indonesia ... 132
Lampiran 8. Lampiran Struktur Modal Bursa Efek Indonesia ... 132
Lampiran 9.Laporan Keuangan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk tahun 2009 sampai 2013 ... 139
Lampiran 10.Laporan Keuangan PT Buana Finance Tbk tahun 2009 sampai 2013 ... 142
Lampiran 11. Laporan Keuangan PT BFI Finance Indonesia tahun Tbk 2009 sampai 2013 ... 147
Lampiran 12. Laporan Keuangan PT Clipan Finance Indonesia Tbk tahun 2009 sampai 2013 ... 153
Lampiran 13. Laporan Keuangan PT Mandala Multifinance tahun Tbk 2009 sampai 2013 ... 163
Lampiran 14. Laporan Keuangan PT Trust Finance Indonesia Tbk tahun 2009 sampai 2013 ... 168
(14)
(15)
128
Ali Kesuma. 2009. Jurnal Manjemen dan Kewirausahaan. Vol 11 No 1, kalimantan: Universitas Darwan Ali Sampit.
Andi Supangat. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi dan Nonparametrik. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
Keempat. Cetakan Ketujuh, Yogyakarta: BPFE
Brigham, Eugene F dan Michael C Ehrhard. 2002. Financial Management (Theory and Practice), Tenth Edition, Thomsons Learing Inc.
Brigham. E. F. & Weston J. F, 2005, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Alih Bahasa: Dodo Suharto dan Herman Wibowo. Edisi Kesembilan, Jilid Dua, Erlangga, Jakarta.
Clairene E.E. Santoso 2012, Perputaran modal kerja dan perputran piutang pengaruhnya terhadap profitabilitas Pada PT. Pegadaian (persero). Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 1581-1590
Esa Setiana & Desy Rahayu 2012, Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010. Jurnal telaah akuntansi Volume : 13 No : 01 Juni 2012 ISSN : 1693 – 6760
Fabozzi, Frank J (terjemahan tim Salemba Empat). 2000. Manajemen Investasi, Jakarta: Salemba Empat. 85
Faizatur Rosyadah, Suhadak & Darminto, Pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009 – 2011). Malang, Universitas Brawijaya Malang
Gujarati Damodar N. (2003). Basic Econometrics. Singapore. Mc Graw Hill. Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjang). Yogyakarta: BPFE.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
James M Reeve, Carl S. Warren et al. 2000. Intermediate Accounting. Jakarta : Edisi Sepuluh, Erlangga.
(16)
129
Ketut Yuli 2011, Pengaruh Perputaran Kas dan Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas Ekonomi. Singaraja : Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha
Masyhuri, M. Zainudin. 2008. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT. Refika Aditama
Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Nina Sufiana 2010, Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas. Bali : Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
Nirajini,A & Priya,K B 2013, Impact of capital structure on financial performance of the listed trading company in srilanka. International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 3, Issue 5, May 2013 ISSN 2250-3153
R. Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi) Edisi Pertama. BPFE: Yogyakarta.
Rina Yuliani 2012, Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada PT. Unilever Indonesia Tbk. Malang : Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE, Yogyakarta.
Said Kelana Asnawi. 2006. Metodologi PenelitianKeuangan. Yogyakarta: Graha Pustaka Utama.
Sawir, Agnes, 2005, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Saud, Husnan. 2001. Dasar- dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta : AMP YKPN
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sukartini, Pengaruh Struktur Modal Terhadap Rentabilitas Perusahaan. Padang, Politeknik Negeri Padang
Sutrisno, 2000, Manajemen Keuangan, EKONOSIA: Yogyakarta.
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan (Teori, Konsep, dan Aplikasi). Edisi Pertama. Yogyakarta: EKONISIA.
(17)
130
(18)
v Bismillahirrohmannirrohiim,
Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan ridhoNya, serta shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis (skripsi) ini dengan baik.
Penulisan Usulan karya tulis (skripsi) yang berjudul “
PENGARUH
PERPUTARAN
PIUTANG
DAN
STRUKTUR
MODAL
TERHADAP
PROFITABILITAS
PADA
PERUSAHAAN
PEMBIAYAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009
-
2013
”,ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana.
Dalam penyusunan karya tulis (skripsi) ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman penulis. Namun penulis mengharapkan semoga karya tulis (skripsi) ini dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pihak lain yang memerlukan.
Atas segala petunjuk dan bimbingan yang telah penulis dapatkan maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
(19)
vi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Sri Dewi Anggadini., SE., M.Si, Selaku Dosen Pembimbing yang penuh keikhlasan berkenan memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga karya tulis (skripsi) ini dapat selesai.
5. Siti Kurnia Rahayu, SE. M.Ak,. Ak, CA, Selaku Dosen Wali kelas Ak-4. 6. Orang tua tercinta yang telah memberikan doa, kasih sayang dan dukungan
baik secara moril maupun secara materil.
7. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti yang diberikan kepada penulis untuk keberhasilan penulis.
8. Teman-teman Akuntansi Angkatan 2010 khususnya kelas AK-4, terima kasih atas kebersamaannya.
9. Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan Usulan Penelitian ini.
Dengan segala keterbatasan, penulis memohon maaf apabila tulisan kurang berkenan. Semoga apa yang telah penulis sajikan dalam karya tulis (skripsi) ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membaca.
(20)
vii
Bandung, Juli 2014 Penulis
Imam Rajiman NIM 21110158
(21)
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Piutang
2.1.1.1Pengertian Piutang
Menurut Enny Pudjiastuti (2004;117) yang dimaksud piutang adalah sebagai berikut:
“Piutang (receivables) merupakan proses penjualan barang hasil produksi secara kredit”.
Sedangkan menurut Soemarso S.R (2004:338) yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut:
“Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan”.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa piutang adalah tuntutan kepada pihak lain untuk memperoleh uang, barang dan jasa (aktiva tertentu pada masa yang akan datang sebagai akibat penyerahan barang atau jasa yang dilakukan saat ini.
2.1.1.2Klasifikasi Piutang
Banyak perusahan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa. Dengan adanya penjualan kredit maka akan timbul piutang.
(22)
Menurut Michell Suharli (2006:202) klasifikasi piutang adalah sebagai berikut:
“Piutang dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Piutang Dagang (trade receivable)
Piutang dagang yaitu jumlah piutang dari pelanggan yang terjadi karena transaksi penjualan barang dan jasa.
2. Piutang Lain (other receivable)
Piutang wesel yaitu surat pernyataan berhutang atau janji pelunasan secara tertulis.
3. Piutang Wesel (notes receivable)
Piutang lainnya yaitu meliputi piutang yang berasal bukan dari perdagangan”.
Selanjutnya ketiga jenis receivable tersebut dikelompokan lagi menjadi piutang afiliasi atau tidak afiliasi.
Menurut Michell Suharli (2006:207) piutang afiliasi dan tidak afiliasi adalah adalah sebagai berikut:
“Piutang afiliasi artinya piutang dari perorangan atau organisasi yang memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan. Sedangkan piutang tak terafiliasi artinya piutang dari perorangan atau entitas bisnis yang bukan pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan, yang kita sebut pihak ketiga”.
2.1.1.3 Piutang Tak Tertagih
Menurut Herry (2002:269) piutang tak tertagih adalah sebagai berikut: ”Jika perusahaan tidak mampu menagih piutang dari pelanggan sehingga menciptakan beban maka disebut dengan beban piutang yang tidak tertagih”.
Menurut James D.Stice (2009:417) yang diterjemahkan oleh Syam Setya piutang tak tertagih adalah sebagai berikut:
”Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih karena penjualan secara kredit, yang merupakan kerugian bagi kreditur”.
(23)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa piutang tak tertagih adalah piutang yang tidak dibayarkan oleh konsumen. Piutang yang telah ditetapkan sebagai piutang tak tertagih bukan merupakan aktiva lagi, oleh karena itu harus dikeluarkan dari pos piutang dalam neraca. Piutang tak tertagih merupakan kerugian dan kerugian ini harus dicatat sebagai beban (expense), yaitu beban piutang tak tertagih (bad debt expense) yang disajilan dalam laporan rugi laba.
Menurut Michell Suharli (2006:205) pencatatan terhadap piutang tak tertagih adalah sebagai berikut:
“Pencatatan transaksi terhadap piutang tak tertagih ada dua metode yaitu : 1. Metode Langsung (direct method)
Metode langsung mengakui beban piutang tak tertagih pada saat terjadinya, sehingga mungkin saja jumlah besar piutang tak tertagih menyebabkan penurunan laba bersih yang sinifikan pada saat periode tertentu. Menurut metode penghapusan langsung, ketika keterangan laporan dianggap tidak tertagih, kerugian dijurnal ke akun “bad debt expense” atau “uncollectible expense”. Perusahaan memilih metode ini karena menggambarkan benar kapan piutang benar-benar tidak dapat tertagih. Namun kerugiannya, laporan laba/rugi bersih menjadi terganggu apabila jumlah beban tak tertagih dilaporkan dalam jumlah besar. Gangguan atas laporan laba/rugi bersih tersebut dapat mempengaruhi keputusan para pengguna. Guna menyiasati agar laporan laba/rugi tidak terganggu, beberapa perusahaan mencadangkan piutang tak tertagih meskipun belum benar-benar tidak tertagih sebagaimana dinyatakan dalam metode penyisihan.
2. Metode Penyisihan (allowance method)
Metode penyisihan mengakui beban penyisihan piutang tak tertagih setiap akhir periode agar tidak mengganggu laba bersih secara signifikan. Metode penyisihan menuntut perusahaan menghitung jumlah kemungkinan piutang tak tertagih pada setiap akhir periode. Hal ini menyediakan laporan piutang yang seolah menjamin berapa kas yang dapat diterima dari piutang yang dilaporkan. Metode penyisihan memiliki 3 hal yang harus diperhatikan:
1) Piutang tak tertagih adalah perkiraan. Perkiraan ini dianggap sebagai beban dikaitkan dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama ketika penjualan tersebut terjadi sesuai prinsip perbandingan.
(24)
2) Perkiraan piutang tak tertagih mendebet “account expense” dan mengkredit “allowance for doubtful account” . jurnal ini menjadi ayat jurnal penyesuaian dalam akhir setiap periode dan akun “allowance for doubtful account” dilaporkan di laporan neraca menjadi kontra akun dari akun “account receivable”. Dengan demikian saldo normal perkiraan “allowance for doubtful account” adalah kredit.
3) Ketika piutang yang spesifik dihapuskan karena tak tertagih, akuntan mendebet “allowance for doubtful account” dan mengkredit “accounts receivable” sejumlah piutang yang tidak tertagih”.
2.1.1.4Perputaran Piutang
2.1.1.5Pengertian Perputaran Piutang
Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar, artinya piutang akan tertagih pada saat tertentu dan akan timbul lagi akibat penjualan begitu seterusnya. Periode perputaran piutang tergantung pada panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Disisi lain, syarat pembayaran kredit juga akan mempengaruhi tingkat perputaran piutang di mana tingkat perputaran piutang menggambarkan berapa kali modal yang tertanam dalam piutang berputar dalam satu tahun.
Menurut Bambang Riyanto (2008:90) perputaran piutang adalah sebagai berikut:
“Perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas”.
Putaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih dengan saldo rata–rata piutang. Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dapat dihitung dengan menggunakan rasio perputaran piutang.
(25)
Perputaran piutang dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Bambang Riyanto (2008:90).
Perputaran piutang juga dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Bambang Riyanto (2008:90).
Berdasarkan definisi diatas, maka yang dimaksud perputaran piutang adalah rasio antara penjualan kredit yang menghasilkan piutang usaha bagi perusahaan dan rata rata piutang.
2.1.2 Struktur Modal
2.1.2.1Pengertian Struktur Modal
Sumber pendanaan didalam suatu perusahaan dibagi kedalam dua kategori yaitu pendanaan internal berupa modal sendiri yang diperoleh dari sumber laba ditahan dan pendanaan eksternal berupa modal pinjaman yang diperoleh dari para kreditor atau yang disebut dengan hutang dari pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan atau yang disebut sebagai modal. Proporsi atau bauran dari penggunaan modal sendiri dan hutang dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan disebut struktur modal perusahaan. Perbandingan antara modal pinjaman dan modal sendiri dalam suatu perusahaan haruslah tepat dan sesuai, karena perbandingan tersebut akan berpengaruh langsung terhadap posisi keuangan perusahaan.
Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Piutang
Perputaran Piutang = Piutang Dagang/Usaha
Piutang Rata-rata
(26)
Pengertian struktur modal menurut Sutrisno (2003:289) adalah sebagai berikut:
“Struktur modal adalah merupakan perimbangan antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri”.
Sedangkan menurut Brigham & Weston yang di terjemahkan oleh Dodo Suharto dan Herman Wibowo (2005: 150) adalah sebagai berikut:
“Struktur modal adalah pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dan ekuitas. Struktur modal yang optimal adalah gabungan dari hutang dan ekuitas yang memaksimalkan harga saham perusahaan. Penggunaan besarnya proporsi hutang dalam struktur modal dapat diamati lewat rasio Leverage. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya. Dengan kata lain bahwa rasio leverage ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua hutang jangka pendek dan jangka panjangnya yang dapat diukur melalui Debt Equity Ratio/DER dan Debt Ratio/DR. Debt Equity Ratio/DER adalah perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Debt Ratio adalah proporsi antara kewajiban yang dimiliki seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi presentasenya cenderung semakin besar resiko keuangan bagi kreditor maupun pemegang saham”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa struktur modal dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan yang selanjutnya akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya.
2.1.2.2Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal
Dalam menentukan perimbangan antara besarnya hutang dengan jumlah modal sendiri sebagai tambahan analisis yang telas dibahas.
(27)
Menurut Brigham dan Weston yang diterjemahkan oleh Dodo Suharto dan Herman Wibowo (2005:39-41) adalah sebagai berikut :
“Faktor-faktor yang umumnya dipertimbangkan oleh perusahaan ketika mengambil keputusan mengenai struktur modal adalah:
1. Stabilitas penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaannya yang tidak stabil. Stabilitas penjualan akan mempengaruhi stabilitas pendapatan, yang pada akhirnya akan digunakan sebagai jaminan bagi pinjaman.
2. Struktur aktiva
Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung menggunakan banyak hutang, maka pada akhirnya akan digunakan sebagai jaminan bagi pinjaman.
3. Leverage operasi
Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena ia akan mempunyai risiko kecil.
4. Tingkat pertumbuhan
Perusahaan yang tumbuh pesat lebih banyak mengandalkan dari modal eksternal. Dalam biaya pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada biaya untuk menerbitkan surat hutang, yang mendorong perusahaan lebih banyak mengandalkan hutang. Namun dalam pertumbuhan yang dialami perusahaan, juga terdapat ketidakpastian yang lebih besar, sehingga ia menghindari risiko yang ditimbulkan hutang.
5. Profitabilitas
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi dari perusahaan yang besar telah membuktikan kenyataan bahwa mereka dapat membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dari dana yang berasal dari internal.
6. Pajak Bunga
Pajak Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan dengan tujuan perpajakan, dan pengurangan tersebut akan sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak tinggi. Karena semakin besar manfaat penggunaan hutang apabila makin tinggi tarif pajak.
7. Pengendalian
Pengaruh hutang lawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen dapat mempengaruhi struktur modal. Apabila manajemen saat ini mempunyai hak untuk membiayai hak suara untuk mengendalikan perusahaan, tetapi tidak diperkenankan untuk membeli saham tambahan, mereka mungkin akan memilih hutang untuk pembiayaan baru. Di lain pihak, manajemen mungkin memutuskan untuk
(28)
menggunakan ekuitas jika kondisi keuangan perusahaan sudah sangat lemah, sehingga penggunaan hutang dapat menyebabkan adanya risiko kebangkrutan. Tetapi jika jumlah hutangnya kecil manajemen menghadapi risiko pengambilalihan. Jadi perimbangan pengendalian tidak selalu menghendaki penggunaan hutang dan ekuitas, karena jenis modal yang memberikan perlindungan terbaik bagi manajemen adalah bervariasi dari situasi satu ke situasi lain.
8. Sikap manajemen
Sejumlah manajemen cenderung lebih konservatif daripada manajemen lainnya, sehingga menggunakan jumlah hutang yang lebih kecil dari pada rata-rata perusahaan dalam industri yang bersangkutan, sementara manajemen lain cenderung menggunakan hutang lebih besar dalam usaha mengejar laba yang lebih tinggi.
9. Sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat
Tanpa memperhatikan analisis para manajer atas faktor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan mereka, sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilai peringkat (rating agency) seringkali mempengaruhi keputusan struktur keuangan. Perusahaan seringkali membicarakan struktur modalnya dengan pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat sangat memberi masukan yang diterima.
10.Kondisi pasar
Kondisi dipasar saham dan obligasi memberi perubahan jangka panjang dan pendek yang dapat sangat berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan yang optimal. Jika terjadi kekacauan kredit di pasar, pasar obligasi yang bernilai rendah kosong, dan tidak ada pasar dengan tingkat suku bunga yang wajar untuk obligasi jangka panjang yang baru dengan peringkat di bawah.
11. Kondisi Internal Perusahaan
Jika suatu litbang perusahaan merancangkan akan meraih laba yang lebih tinggi dalam waktu dekat. Namun kenaikan laba tersebut belum terantisipasi oleh investor, karena belum mencerminkan harga saham”.
2.1.2.3Komponen Struktur Modal
A. Modal sendiri
Menurut Bambang Riyanto (2001:240) modal sendiri adalah sebagai berikut:
“Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik dan tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya”.
(29)
Sedangkan menurut Sutojo dan Kleinsteuber (2002:20) Modal sendiri adalah sebagai berikut:
“Dana yang dipinjam dalam jangka waktu tak terbatas dari para pemegang saham. Secara umum dikatakan pinjaman baru dikembalikan kepada para pemegang saham bilamana perusahaan tersebut dipailitkan“.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, modal sendiri dapat diartikan sebagai dana yang berasal dari pemegang saham di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu lamanya. Sumber modal sendiri dapat berasal dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan.
B. Modal Asing
Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari sepuluh tahun.
Menurut Bambang Riyanto (2001:238) hutang jangka panjang adalah sebagai berikut:
“Hutang jangka panjang juga dapat didefinisikan sebagai kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca)”.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang mempunyai jangka waktu pembayaran lebih dari satu tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar.
(30)
Jenis atau bentuk-bentuk utama dari hutang jangka panjang ini antara lain: 1). Obligasi
Obligasi merupakan surat tanda hutang, dan umumnya tidak dijamin dengan aktiva tertentu.
Menurut Bambang Riyanto (2001:283) obligasi adalah sebagai berikut: “Obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang, untuk mana si debitur mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai nominal tertentu”.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa obligasi adalah surat tanda hutang jangka panjang yang mempunyai nilai nominal tertentu. Obligasi mempunyai beberapa jenis yaitu obligasi biasa, obligasi pendapatan dan obligasi yang dapat ditukarkan.
Menurut Bambang Riyanto (2001:239) jenis jenis obligasi adalah sebagai berikut:
”a). Obligasi biasa (Bonds)
Obligasi biasa adalah obligasi yang bunganya tetap dibayar oleh debitur dalam waktu-waktu tertentu, dengan tidak memandang apakah debitur memperoleh keuntungan atau tidak. Biasanya kupon (bunga obligasi) dibayar dua kali setiap tahunnya.
b) Obligasi pendapatan (income bonds)
Income bonds adalah jenis obligasi dimana pembayaran bunga hanya dilakukan pada waktu debitur atau perusahaan yang mengeluarkan surat obligasi tersebut mendapat keuntungan. Tetapi di sini kreditur memiliki hak kumulatif, artinya apabila pada suatu tahun perusahaan menderita kerugian sehingga tidak dibayarkan bunga, dan apabila ditahun kemudiannya perusahaan mendapat keuntungan, maka kreditur berhak untuk menuntut bunga dari tahun yang tidak dibayar itu.
c). Obligasi yang dapat ditukarkan (convertible bonds)
Convertible bonds adalah obligasi yang memberikan kesempatan kepada pemegang surat obligasi tersebut untuk menukarkannya dengan saham dari perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, maka
(31)
jenis obligasi ini memungkinkan pemegangnya untuk mengubah statusnya, yaitu dari kreditur menjadi pemilik”.
2). Hutang hipotik (Mortgage)
Menurut pendapat Bambang Riyanto (2001:239) adalah sebagai berikut: “Hutang hipotik adalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang (kreditur) diberi hak hipotik tentang suatu barang tidak bergerak, agar supaya bila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang itu dapat dijual dan dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihannya”.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa hutang hipotik adalah hutang jangka panjang kepada pihak lain yang disertai barang jaminan berupa aktiva tetap berwujud. Besaran jumlah hutang jangka panjang akan berpengaruh terhadap baik dan buruknya struktur modal.
2.1.2.4Pengukuran Struktur Modal
Menurut Kasmir (2012: 155) pengukuran struktur modal adalah sebagai berikut :
“1. Debt to Asset Ratio
Debt to Asset Ratio merupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Adapun rumus untuk menghitung debt to asset ratio (debt ratio) adalah sebagai berikut :
2. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh hutang dengan seluruh ekuitas.
Adapun rumus untuk menghitung debt to equity ratio adalah sebagai berikut :
Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) = Total Hutang x 100% Total aktiva
Debt to Equity Ratio = Total Hutang x 100% Total ekuitas
(32)
3. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)
LTDtER merupakan rasio antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur sebarapa besar bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang dengan cara membandingkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan perusahaan.
Adapun rumus untuk menghitung Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER )adalah sebagai berikut :
4. Times Interst Earned
Merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga atau kemampuan perusahaan untuk membayar bunga.
Adapun rumus untuk menghitung Times Interst Earned adalah sebagai berikut :
5. Fixed Charge Coverage (FCC)
Rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh hutang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa.
Adapun rumus untuk menghitung Fixed Charge Coverage (FCC)
adalah sebagai berikut :
“.
2.1.3 Profitabilitas
2.1.3.1Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas sering dikaitkan dengan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Berikut ini akan dijelaskan pengertian profitabilitas menurut beberapa pakar keuangan.
Menurut Sartono (2001:122) profitabilitas adalah sebagai berikut:
“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”.
LTDtER = Hutang jangka panjang Ekuitas
Times Interst Earned = EBIT Biaya Bunga
FCC = EBT+ Biaya Bunga+Kewajiban Sewa/Lease
(33)
Jumlah laba bersih kerap dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi.
Sedangkan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2006:304) profitabilitas adalah sebagai berikut:
“Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat kita simpulkan,bahwa profitabilitas adalah tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan baik yang berhubungan dengan penjualan, jumlah aktiva maupun modal sendiri.
Ada banyak rasio yang bisa digunakan untuk mengukur profitabilitas. Rasio-rasio ini memungkinkan analisis untuk mengevaluasi laba perusahaan sehubungan dengan tingkat penjualan, tingkat aktiva dan ekuitas pemegang saham. Adapun rasio-rasio tersebut seperti Gross Profit Margin, Net Profit
Margin, Return on Investment dan Return on Equity. Untuk mengetahui lebih jelas lagi mengenai rasio-rasio tersebut, akan dijelaskan dibawah ini.
(34)
2.1.3.2Rasio-Rasio Profitabilitas
Menurut Agus Sartono (2008; 114) rasio-rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
“1. Gross Profit Margin (GPM)
Rasio gross profit margin atau margin keuntungan kotor berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Gross profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka gross profit margin akan menurun, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.
Formulasi dari Gross Profit Margin adalah sebagai berikut:
2. Net Profit Margin (NPM)
Rasio Net Profit Margin menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Dengan kata lain rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.
Formulasi dari Net Profit Margin adalah sebagai berikut:
3. Return on Assets (ROA)
Rasio Return on Assets menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki.
Formulasi dari Return on Assets atau ROA adalah sebagai berikut:
4. Return on Equity (ROE)
Rasio Return on equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan, apabila proporsi hutang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar.
Return on Assets = Laba Setelah Pajak x 100% Total Aktiva
Gross Profit Margin = Laba Kotor Penjualan Bersih
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak Penjualan
(35)
Formulasi dari Return on Equity atau ROE adalah sebagai berikut:
“.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa rasio-rasio profitabilitas merupakan ukuran untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaannya. Efektifititas manajemen bisa meliputi kegiatan fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. Jadi banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas yang kemudian meningkatkan atau menurunkan laba. Dengan demikian, analisis rasio profitabilitas dapat memberikan gambaran keuntungan yang diperoleh perusahaan.
2.1.4 Keterikatan Antar Variabel
2.1.4.1Hubungan Perputaran Piutang Dengan Profitabilitas
Piutang merupakan salah satu komponen dari aktiva lancar perusahaan. Pos piutang dalam neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar dan oleh karena itu perusahaan perlu memberikan perhatian yang cukup serius agar perkiraan piutang ini dapat dimanage dengan cara yang seefisien mungkin, sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Menurut Bambang Riyanto (2008:85) hubungan perputaran piutang dengan profitabilitas adalah sebagai berikut:
“Makin besarnya jumlah piutang berarti semakin besar resiko, tetapi bersamaan dengan itu juga akan memperbesar profitability nya”.
Return on Assets = Laba Setelah Pajak x 100% Total Ekuitas
(36)
Menurut Jhon J. wild (2005:261), diterjemahkan oleh Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap hubungan perputaran piutang dengan profitabilitas adalah sebagai berikut:
“Penilaian kualitas laba (profitabilitas) sering kali dipengaruhi oleh analisis piutang dan kolektibilitasnya”.
Menurut Riyanto (2001:90) adalah sebagai berikut:
“Perputaran piutang menunjukkan periode terikatnya modal kerja dalam piutang dimana semakin cepat periode berputarnya menunjukkan semakin cepat perusahaan mendapatkan keuntungan dari penjualan kredit tersebut, sehingga profitabilitas perusahaan juga ikut meningkat”.
Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa piutang dapat memperbesar tingkat profitabilitas namun rasio yang memperlihatkan lamanya untuk mengubah piutang menjadi kas itu disebut perputaran piutang. Jadi perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas.
2.1.4.2Hubungan Struktur Modal Dengan Profitabilitas
Struktur modal yang baik pada perusahaan sangat penting, karena memiliki peran yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas yang terjadi.
Menurut Brigham. E. F. & Weston J. F (2005:150) yang di terjemahkan oleh Dodo Suharto dan Herman Wibowo hubungan struktur modal dengan profitabilitas adalah sebagai berikut:
“Jika perusahaan memutuskan menetapkan struktur modal dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas”.
(37)
Menurut Suad Husnan (2000:340) hubungan struktur modal dengan profitabilitas adalah sebagai berikut:
“Perusahaan dengan struktur modal yang menggunakan hutang yang lebih besar akan lebih peka terhadap perubahan rentabilitas ekonomi. Penambahan atau pengurangan hutang akan mempengaruhi ROA perusahaan. ROA dapat meningkat atau menurun sesuai dengan keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan adanya penggunaan hutang”.
Menurut Ali Kesuma (2009), mengemukakan sebagai berikut:
“Semakin besar angka rasio struktur modal berarti semakin banyak jumlah pinjaman jangka panjang, sehingga semakin banyak bagian dari laba operasi yang digunakan untuk membayar beban bunga tetap, dan semakin banyak aliran kas yang digunakan untuk membayar angsuran pinjaman, akibatnya semakin sedikit jumlah laba bersih sesudah pajak yang akan diterima oleh perusahaan”.
Menurut Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya (2006), mengemukakan, sebagai berikut:
“Struktur modal yang mempengaruhi laba adalah hutang, karena hutang memiliki biaya (bunga yang dibayar) yang akan mengurangi jumlah laba yang diperoleh. Sedangkan laba dinikmati oleh pemegang saham. Makin besar hutang yang dipakai maka biaya bunga juga makin besar, sehingga laba makin kecil. Namun demikian makin besar hutang yang dipakai, maka modal sendiri yang diperlukan makin kecil. Karenanya walaupun laba yang diperoleh makin kecil, namun modal sendiri pun yang dipakai makin kecil”.
Semakin besar hutang yang dimiliki perusahaan maka akan semakin mengurangi tingkat profitabilitas karena perusahaan harus membayar bunga dan pajak begitu juga sebaliknya. Semakin besar modal sendiri dibanding dengan hutang maka akan semakin meningkatkan tingkat profitabilitas karena perusahaan tidak membayar bunga yang besar daripada perusahaan yang mempunyai hutang yang lebih besar daripada modal sendiri.
(38)
2.2 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Untuk memahami kerangka pemikiran dalam penelitian ini, maka dapat digambarkan pada pradigma penelitian yang memperhatikan hubungan antara variabel dalam penelitian ini:
Bambang Riyanto (2008:85)
Menurut Jhon J. wild (2005:261), diterjemahkan oleh Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap Riyanto (2001:90)
Menurut Brigham. E. F. & Weston J. F (2005:150) yang di terjemahkan oleh Dodo Suharto dan Herman Wibowo Suad Husnan (2000:340)
Ali Kesuma (2009)
Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya (2006)
Perputaran Piutang X1
Struktur Modal (DAR) X2
Profitabilitas Y Kinerja Perusahaan
Profitabilitas Laporan Keuangan : a. Neraca
b. Laporan Laba/Rugi
Penj. Kredit
Struktur Modal
(Hutang/Aktiva)
Piutang Hutang Aktiva
Perputaran Piutang
(Penj.Kredit/Piutang)
Gambar 2.2 ParadigmaPemikiran
(39)
2.2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama
Pengarang
Judul Hasil Sumber
1. Clairene E.E. Santoso
Perputaran modal kerja dan perputran piutang pengeruhnya terhadap profitabilitas Pada PT. Pegadaian (persero) Perputaran Piutang pada PT. Pegadaian (Persero) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Perusahaan. Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 1581-1590
2. Esa Setiana Desy Rahayu Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010
Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio dan Long Term Debt to Equity Ratio secara simultan memiliki pengaruh terhadap Kinerja pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat
ISSN : 1693 - 6760
JURNAL TELAAH AKUNTANSI Volume : 13 No : 01 Juni 2012
(40)
kepercayaan 95%.
3. Nirajini,A, Priya,K B
Impact of capital structure on financial
performance of the listed trading
company in srilanka
Capital structure is significantly impact on financial performance of the firm showed that debt asset ratio, debt equity ratio and long term debt correlated with gross profit margin(GPM), net profit margin(NPM), Return on Capital Employed(ROC E),Return on Asset (ROA) & Return on Equity(ROE )at significant level of 0.05 and 0.1.
International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 3, Issue 5, May 2013
ISSN 2250-3153
4. Rina Yuliani Pengaruh
perputaran piutang terhadap
Hasil ini dapat dilihat pada R Square sebesar
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(41)
profitabilitas
pada perusahaan pt. unilever indonesia tbk.
tahun 2005 – 2012
0,795 yang berarti hubungan antara perputaran piutang dengan profitabilitas mempunyai hubungan yang sangat kuat. Universitas Brawijaya Malang
5. Nina Sufiana & Ni Ketut Purnawati Pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas Secara parsial menunjukkan hanya perputaran piutang dan perputaran persediaan yang berpengaruh terhadap profitabilitas. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
6. Ketut Yuli Astini, Wayan Cipta & I Wayan Suwendra
Pengaruh tingkat perputaran kas dan tingkat perputaran piutang terhadap rentabilitas
ekonomis pada lpd
Ada pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap rentabilitas ekonomis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
7. Sukartini Pengaruh Struktur Modal Terhadap Rentabilitas Perusahaan Hasil pengujian hipotesis kedua secara parsial juga menunjukkan Politeknik Negeri Padang
(42)
bahwa DR, DER secara parsial signifikan pengaruhnya terhadap ROA 8. Faizatur
Rosyadah, Suhadak & Darminto
Pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009 – 2011)
Struktur modal signifikan pengaruhnya terhadap profitabilitas
Universitas Brawijaya Malang
2.3 Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono (2001:39) adalah sebagai berikut:
“ Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.”
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : Perputaran Piutang berpengaruh secara signifikan terhadap
profitabilitas
H1 : Struktur Modal berpengaruh secara siginifikan terhadap
(43)
H2 : Perputaran Piutang dan Struktur Modal berpengaruh secara
(44)
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari suatu permasalahan.
Menurut Sugiyono (2010: 41) objek penelitian adalah sebagai berikut:
“Sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan diteliti. Jangan sampai pembuatan rancangan penelitian dilakukan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian”.
Objek penelitian dalam penyusunan penelitian ini adalah perputaran piutang, struktur modal (merupakan variable bebas) dan Profitabilitas atau tingkat pengembalian aktiva (merupakan variable terikat). Penelitian ini dilakukan oleh peneliti pada perusahaan pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:2) mengenai metode penelitian, adalah sebagai berikut:
“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dengan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis”.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, atau
(45)
mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan didapat kebenaran atas data yang diperoleh.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2010:21) metode analisis deskriptif adalah sebagai berikut:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk melihat perkembangan perputaran piutang, struktur modal, dan profitabilitas.
Sedangkan menurut Masyhuri (2008:45) metode penelitian verifikatif adalah sebagai berikut:
”Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Metode verifikatif digunakan untuk menganalisis besarnya pengaruh perputaran piutang, struktur modal terhadap profitabilitas.
(46)
Menurut Sugiyono (2010:13), metode kuantitatif adalah sebagai berikut: “Metode Kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari objek yang akan diteliti (preliminary study) untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data atau mengukur status variabel yang diteliti, dapat digali fakta-fakta yang bersifat empirik dan terukur”.
Tujuan dari metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif adalah membuat suatu uraian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat -sifat dari objek yang diteliti kemudian menggabungkan hubungan antara variabel yang terlibat didalamnya.
Berdasarkan konsep diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatf merupakan metode yang bertujuan menggambarkan benar tidaknya fakta-fakta yang ada serta menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data. Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan perkembangan perputaran piutang, struktur modal, dan profitabilitas sedangkan metode verifikatif digunakan untuk menguji lebih dalam pengaruh dari pengaruh perputaran piutang dan struktur modal terhadap profitabilitas.
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.
Menurut Sugiyono (2010:13) proses penelitian adalah sebagai berikut : “1. Sumber masalah
(47)
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan”.
Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :
Desain penelitian yang digunakan peneliti dijelaskan sebagai berikut : 1. Sumber masalah
Peneliti melakukan survey awal untuk menentukan fenomena yang terjadi untuk dijadikan dasar penelitian.
2. Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. rumusan masalah dalam penelitian ini telah dipaparkan dalam latar belakang penelitian dan diperinci dalam identifikasi masalah dan perumusan masalah. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis), maka diperlukan referensi teoritis yang relevan dengan masalah.
4. Pengujian Hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (factual) maka jawaban itu disebut hipotesis. 5. Metode penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu
(48)
adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktisi adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
6. Menyusun instrument penelitian
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrument ini digunakan sebagai alat pengumpul data.instrument.
7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode yang berupa jawaban terhadap tumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2010:38) adalah sebagai berikut:
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel yang akan diteliti perlu diberi batasan-batasan sebagai berikut:
(49)
1. Variabel Independen (X)
Menurut Sugiyono (2010:39) variabel independen atau variabel bebas adalah sebagai berikut:
“Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent (X1) dan (X2)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah perputaran piutang dan struktur modal.
2. Variabel Dependen (Y)
Menurut Sugiyono (2010:33) variabel dependen atau terikat adalah sebagai berikut:
“Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent (Y) adalah profitabilitas yang diukur dengan ROA. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio, berikut ini penjelasan mengenai rasio. Menurut Moh. Nazir (2003:132), adalah sebagai berikut:
“Ukuran Rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang di ukur”.
Dalam skala rasio angka nol mempunyai makna, sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam perhitungan dan pengukuran terhadap objek yang diteliti.
(50)
Lebih jelas lagi mengenai operasionalisasi variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini .Untuk lebih jelasnya mengenai operasionalisasi variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Perputaran Piutang (X1)
Perputaran piutang adalah rasio yang
memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas. Bambang Riyanto (2008:90).
Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Rata-rata Piutang Bambang Riyanto (2008:90)
Rasio
Struktur Modal (X2)
Struktur modal adalah merupakan perimbangan antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri.
Sutrisno (2003:289).
Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) = Total Hutang x
100% Total aktiva Sutrisno (2003:289) Rasio Profitabilitas (Y) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Sartono (2001:122).
Return on Assets = Laba Setelah Pajak x 100%
Total Aktiva
Sartono (2001:122)
(51)
3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1Sumber Data
Jenis data yang digunakan peneliti mengenai “Pengaruh Perputaran Piutang dan Struktur Modal Terhadap Profitabilitas”. Jenis data yang digunakan atau sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder. Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2010:137) sumber data sekunder adalah sebagai berikut:
“Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen”.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, di mana data yang diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa data kedua yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain. Data-data yang digunakan diperoleh dari laporan-laporan yang berhubungan dan sudah dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Data-data yang digunakan diperoleh dari laporan-laporan keuangan yang berhubungan dengan topik permasalahan yang diteliti. Data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan, berupa laporan neraca dan laporan laba rugi suatu perusahaan.
(52)
3.2.3.2Teknik Penentuan Data
Teknik Penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Populasi
Sugiyono (2010:80) adalah sebagai berikut:
“Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 96 laporan keuangan. Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.2 Tabel Populasi
No Kode Nama Perusahaan Dari
Tahun s/d 2013
Jumlah Populasi
1 ADMF Adira Dinamika Multi Finance
Tbk 2004 2013 10
2 BBLD Buana Finance Tbk 2004 2013 10
3 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk 2004 2013 10
4 BPFI Batavia Prosperindo Finance Tbk 2009 2013 5
5 CFIN Clipan Finance Indonesia 2004 2013 10
6 DEFI Danasupra Erapacific Tbk 2004 2013 10
7 HDFA HD Finance Tbk 2011 2013 3
8 IMJS Indomobil Multi Jasa Tbk 2013 2013 1
9 MFIN Mandala MultiFinance Tbk 2005 2013 8
10 TIFA Tifa Finance Tbk 2011 2013 3
11 TRUS Trust Finance Indonesia Tbk 2004 2013 10
12 VRNA Verena Multi Finance Tbk 2008 2013 6
13 WOMF Wahana Ottomitra Multiartha Tbk 2004 2013 10
Total Populasi 96
(53)
2. Sampel
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2010:59) adalah sebagai berikut:
“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
1. Teknik sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis yaitu dengan menggunakan teknik nonprobability sampling.
Menurut Sugiyono (2010:84) Nonprobability sampling adalah sebagai berikut:
“Nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.
Teknik nonprobability sampling yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik sampling purposive.
Menurut Sugiyono (2010:85) sampling purposive adalah sebagai berikut:
“Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka sampel yang diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah Neraca dan Laporan Laba Rugi 7 (tujuh) Perusahaan pembiayaan yang telah Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
(54)
Penulis menganggap bahwa sampel yang ada adalah homogen, sehingga sampel yang ada dapat mewakili populasi yang ada. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Tabel Sampel
No Kode Nama Perusahaan Tahun
Sampel
Jumlah Sampel 1 ADMF Adira Dinamika Multi Finance
Tbk 2009-2013 5
2 BBLD Buana Finance Tbk 2009-2013 5
3 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk 2009-2013 5
4 CFIN Clipan Finance Indonesia 2009-2013 5
5 MFIN Mandala MultiFinance Tbk 2009-2013 5
6 TRUS Trust Finance Indonesia Tbk 2009-2013 5
7 VRNA Verena Multi Finance Tbk 2009-2013 5
Total Sampel 35
Sumber : Bursa Efek Indonesia (Data diolah)
Adapun alasan Sampel yang diambil selama 5 tahun karena:
1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan Perusahaan-perusahaan pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. yang merupakan sumber informasi keuangan terbaru, berupa laporan neraca dan laporan laba rugi.
2. Data yang diambil adalah data yang sudah diaudit dan di publikasikan di Bursa Efek Indonesia.
3. Data yang diambil adalah lima tahun dari tahun 2009-2013 yang dijadikan sample karena pada rentang periode ini terdapat fenomena yang menyebabkan harus adanya penelitian yang dilakukan.
4. Sampel yang diambil sebanyak lima tahun dari periode 2009-2013 karena sudah dianggap respresentatif (mewakili) untuk dilakukan uji penelitian.
(55)
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data dikumpulkan melalui beberapa teknik pengumpulan data, yaitu :
1. Penelitian Lapangan (Field research)
Yaitu penelitian yang dilakaukan dengan cara mengambil berupa data primer dari subyek atau tempat penelitian secara langsung. Data yang didapat diperoleh dengan cara :
a. Pengamatan (Observation)
Yaitu teknik penelitian dengan melakukan peninjauan secara langsung pada objek penelitian.
b. Wawancara (Interview)
Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan dalam penelitian. 2. Penelitian Kepustakaan (Library research)
Yaitu penelitain yang dilakukan dengan mengumpulkan, mempelajari, meneliti dan menelaah data dengan menggunakan literatur-literatur yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1Rancangan Analisis
Rancangan analisis merupakan sebuah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan
(56)
kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
a. Analisis Kualitatif
Menurut Sugiyono (2010:14) analisis kualitatif adalah sebagai berikut: “Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail”.
b. Analisis Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2010:31) analisis kuantitatif adalah sebagai berikut “Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakanstatistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris.Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random.Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan.Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram.Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan”.
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang digunakan peneliti dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Analisis Regresi Linier Berganda (Multipel )
Menurut Umi Narimawati (2008:5) Analisis Regresi Linier Berganda adalah sebagai berikut:
(57)
“Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dengan skala interval”.
Menurut Andi Supangat (2007:352) garis regresi adalah sebagai berikut:
“Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya)”.
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh antara perputaran piutang dan struktur terhadap profitabilitas pada Perusahaan Pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2). Persamaan
regresinya sebagai berikut:
Sugiyono, (2010:274)
(58)
Dimana:
Y = variabel terikat (Profitabilitas (ROA)) a = bilangan berkonstanta
b1,b2 = koefisien arah garis
X1 = variabel bebas (Perputaran Piutang) X2 = variabel bebas (Struktur Modal).
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi linier berganda, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu.
1. Uji Asumsi Klasik
Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan Multiple Linear Regression sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Pengujian asumsi klasik yang digunakan terdiri atas uji normalitas, multikolinieritas, dan uji autokorelasi. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut: A. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.
(59)
Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan untuk menentukan kenormalan data dapat diukur dengan melihat angka probabilitasnya (Asymtotic Significance), yaitu:
a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
b. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal.
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov -Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.
(60)
B. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan memiliki korelasi antar variabel bebas (variable independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinieritas. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah:
1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2. Nilai standar eror setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar erornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk pengujian ada tidaknya multikoliniearitas adalah melihat:
a. Nilai tolerance
b. Variance Inflation Factors (VIF),
Menurut Gujarati, (2003: 362) sebagai berikut:
“nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF >10
.
Dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas X terhadap variabel bebas lainnya.Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas”.
(61)
C.Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi.
Menurut Gujarati, (2003: 406) uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
“Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-rank
Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual.Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen)”.
Selain itu, dengan menggunakan program SPSS, heteroskedastisitas juga bisa dilihat dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang teratur, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
(62)
D. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi ini muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Korelasi antar observasi ini diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak effisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin-Watson (D-W):
(Gujarati, 2003: 467)
Kriteria uji: Bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:
a. Jika D-W < dL atau D-W > 4 – dL, kesimpulannya pada data terdapat autokorelasi
b. Jika dU< D-W < 4 – dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi
(63)
c. Jika dL. D-W . dU atau 4 – dU. D-W . 4 – dL, tidak ada kesimpulan.
B. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel.Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).
Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Koefisien korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Sugiyono (2010:256)
b)Koefisien korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap
konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(64)
Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 :
Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :
Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).
Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.
Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut :
Tabel 3.4
Interpretasi Koefisien Korelasi
Sugiono (2010:184)
C. Koefisiensi Determinasi
Menurut Andi Supangat (2007:350) adalah sebagai berikut:
”Koofesien determinasi (KD) merupakan besaran untuk menunjukkan tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel atau
(65)
lebih dalam bentuk persen (menunjukkan seberapa besar presentase keragaman y yang dapat dijelaskan oleh keragaman x), atau dengan kata lain seberapa besar x dapat memberikan kontribusi terhadap y”.
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.
Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana :
Kd = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X
r² = Kuadrat koefisien korelasi
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis
Penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent (X) yaitu Perputaran Piutang (X1) dan Struktur Modal (X2) terhadap
(1)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.3 Tabel Sampel
No Kode Nama Perusahaan Tahun Sampel Jumlah
Sampel 1 ADMF Adira Dinamika Multi Finance Tbk 2009-2013 5
2 BBLD Buana Finance Tbk 2009-2013 5
3 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk 2009-2013 5
4 CFIN Clipan Finance Indonesia 2009-2013 5
5 MFIN Mandala MultiFinance Tbk 2009-2013 5
6 TRUS Trust Finance Indonesia Tbk 2009-2013 5
7 VRNA Verena Multi Finance Tbk 2009-2013 5
Total Sampel 35
Variabel Konsep Indikator Skala
Perputaran Piutang (X1)
Perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas.
Bambang Riyanto (2008:90).
Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Rata-rata Piutang Bambang Riyanto (2008:90)
Rasio
Struktur Modal (X2)
Struktur modal adalah merupakan perimbangan antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri. Sutrisno (2003:289).
Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) = Total Hutang x 100% Total aktiva Sutrisno (2003:289) Rasio Profitabilitas (Y) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Sartono (2001:122).
Return on Assets = Laba Setelah Pajak x 100%
Total Aktiva Sartono (2001:122)
(2)
Tabel 3.4
Interpretasi Koefisien Korelasi
Gambar 3.1
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
Gambar 4.1
Grafik Data Perputaran Piutang 0
0.2 0.4 0.6
2009 2010 2011 2012 2013
(3)
Gambar 4.2
Grafik Data Struktur Modal
Gambar 4.3
Grafik Data Struktur Modal
Tabel 4.8
Analisis Regresi Linier Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.976 2.766 3.606 .001
X1 7.993 3.585 .333 2.230 .033
X2 -9.150 3.808 -.398 -2.665 .012
a. Dependent Variable: Y
Tabel 4.9
Kolerasi antara Perputaran Piutang (X1) terhadap Profitabilitas (Y)
Model
Correlations
Zero-order Partial Part 1 (Constant)
X1 .373 .367 .331
X2 -.431 -.426 -.396
0 1
2009 2010 2011 2012 2013
Struktur Modal
0 10
2009 2010 2011 2012 2013
(4)
Model
Correlations
Zero-order Partial Part 1 (Constant)
X1 .373 .367 .331
X2 -.431 -.426 -.396
Tabel 4.10
Korelasi Antara Perputaran Piutang (X1) Profitabilitas (Y)
Model
Correlations
Zero-order Partial Part 1 (Constant)
X1 .373 .367 .331
X2 -.431 -.426 -.396
Tabel 4.11
Pengujian Secara Parsial Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan
Finance Tahun 2011 s.d 2013
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.976 2.766 3.606 .001
X1 7.993 3.585 .333 2.230 .033
X2 -10.150 3.808 -.398 -2.665 .012
(5)
Tabel 4.12
Kolerasi antara Struktur Modal (X2) terhadap Profitabilitas (Y)
Model
Correlations
Zero-order Partial Part 1 (Constant)
X1 .373 .367 .331
X2 -.431 -.426 -.396
Tabel 4.13
Korelasi Antara Struktur Modal (X2) (X1) Profitabilitas (Y)
Model
Correlations
Zero-order Partial Part 1 (Constant)
X1 .373 .367 .331
X2 -.431 -.426 -.396
Tabel 4.14
Pengujian Secara Parsial Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Finance
Tahun 2011 s.d 2013
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.976 2.766 3.606 .001
X1 7.993 3.585 .333 2.230 .033
X2 -10.150 3.808 -.398 -2.665 .012
(6)
Tabel 4.15
Analisis Koefisien Korelasi Berganda
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .543a .295 .251 4.41853
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Tabel 4.16 Koefisien Determinansi
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .543a .295 .251 4.41853
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Tabel 4.17
Pengujian Secara Simultan Perputaran Piutang dan Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Pembiayaan Tahun 2009 s.d 2013
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 261.749 2 130.874 6.703 .004a
Residual 624.750 32 19.523
Total 886.499 34
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y