Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 REGULER MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP

PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

NAMA

: RICARDO SITORUS

NIM

: 060503173

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Oktober 2010. Yang Membuat Pernyataan,

Ricardo Sitorus NIM : 060503173


(3)

KATA PENGANTAR

Terpujilah Allah Bapa Yang Maha Pengasih atas segala kasih, berkat dan anugerah-Nya yang senantiasa baru setiap hari. KaryaMu yang sungguh luar biasa dalam setiap perjalanan hidupku, yang selalu menyertai, memberikan kekuatan kepadaku untuk melewati setiap suka dan duka dalam pengerjaan skripsi ini. Sungguh ku bangga Bapa punya Allah seperti Engkau, tak pernah Kau tinggalkan aku sedetik pun, bahkan tak Kau biarkan aku jatuh. Biarlah setiap hari aku boleh terus bersyukur atas segala hal yang telah Kau berikan.

Adapun skripsi ini berjudul ”Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhaap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, dan disusun bertujuan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, doa, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi penulis hingga skripsi ini selesai.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, dan Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak DR. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak dan Bapak Drs. Syahelmi, M.Si, Ak selaku dosen penguji dan pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Kedua orang tua peneliti, L. Sitorus dan M. Sinaga terima kasih atas kasih sayang, doa dan dukungan yang diberikan.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan peneliti dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penelitian karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, peneliti berharap skripsi ini bermanfaat.

Medan, Oktober 2010 Peneliti,

Ricardo Sitorus NIM : 060503173


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah tingkat perputaran piutang, tingkat perputaran persediaan baik parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel random stratifikasi proporsional, dan diperoleh sampel sebanyak 121 perusahaan manufaktur. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2006 sampai dengan 2009. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan

sampel yang dipublikasikan melalui situs

variabel terikat adalah net profit margin (NPM) dan variabel bebas adalah perputaran piutang dan perputaran persediaan. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian asumsi klasik, lalu kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap net profit margin (NPM). Tetapi secara parsial, perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap

net profit margin, sedangkan perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap net profit margin ( NPM ).

Kata Kunci: net profit margin, perputaran piutang dan perputaran persediaan.


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the significant impact of Account Receivable Turnover and Inventory Turnover to Net Profit Margin of the industry companies that listed in Indonesian Stock Exchange.

Sampling method that used is stratified random sampling and the result are 121 firms as sample. This research is done for 2006-2009 period. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through website

independent variable are account receivable turnover and inventory turnover. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. Software SPSS is used to test in this research.

The result of this research shows that Account Receivable Turnover, Inventory Turnover, has a significant influence simultaneously toward Net Profit Margin. But partially, account receivable turnover have significant toward net profit margin, where as inventory turnover are not influence toward net profit margin. Keyword: net profit margin, account receivable turnover, inventory


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja... 7

a. Pengertian modal Kerja ... 7

b. Manajemen Modal Kerja ... 8

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan Modal Kerja ... 9

2. Perputara Piutang ... 10


(8)

4. Profitabilitas ... 16

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

C. Jenis dan Sumber Data ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29

F. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 31

G. Jadwal Penelitian ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian ... 37

B. Hasil Penelitian... 37

1. Statistik Deskriptif ... 37

2. Uji Asumsi Klasik ... 38

a. Uji Normalitas ... 38

b. Uji Heterokedastisitas ... 46

c. Uji Multikolinearitas ... 47

d. Uji Autokorelasi ... 48

3. Pengujian Hipotesis ... 49

a. Pengaruh secara Individu ... 49


(9)

C. Analisis Hasil Penelitian ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 22

Halaman Gambar 4.1 Histogram Sebelum Data Ditransformasi ... 41

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Sebelum Data Ditransformasi ... 42

Gambar 4.3 Histogram Setelah Data Ditransformasi... 44

Gambar 4.4 Grafik Normal P-P Plot Setelah Data Ditransformasi ... 45


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 19

Halaman Tabel 3.1 Sampel Perusahaan Manufaktur ... 26

Tabel 3.2 Definisi Operasioal...31

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 36

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian ... 37

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Skewness dan Kurtosiss ... 39

Tabel 4.3 Nilai Z Skewness dan Kurtosiss ... 39

Tabel 4.4 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebelum transformasi .... 41

Tabel 4.5 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test setelah transformasi ... 43

Tabel 4.6 Coefficients untuk Ln_NPM = f(Ln_ART, Ln_IVT) ... 47

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 48

Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi ART terhadap NPM ... 49

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi IVT terhadap NPM ... 49

Tabel 4.10 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 50

Tabel 4.11 Hasil Uji t ... 51


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel ... 60

Halaman Lampiran 2 Data Perputaran Piutang usaha tahun 2006 – 2009...63

Lampiran 3 Data Perputaran persediaan tahun 2006 – 2009...66

Lampiran 4 Data Net Profit Margin 2006 – 2009...69

Lampiran 5 Statistik Deskriptif Sebelum Ditransformasi ... 72

Statistik Deskriptif Setelah Ditransformasi ... 72

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas dengan Skewness dan Kurtosis ... 73

Nilai Skewness dan Kurtosis ... 73

Hasil Uji Normalitas Sebelum Ditransformasi ... 74

Hasil Uji Normalitas Setelah Ditransformasi ... 74

Gambar Histogram Sebelum Ditransformasi ... 75

Gambar Histogram Setelah Ditransformasi ... 75

Grafik normal P-P Plot Sebelum transformasi ... 76

Grafik normal P-P Plot Setelah transformasi ... 76

Hasil Uji Heteroskedastisitas... 77

Hasil Uji Multikolinearitas ... 78

Hasil Uji Autokorelasi ... 78

Lampiran Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ... 79


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah tingkat perputaran piutang, tingkat perputaran persediaan baik parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel random stratifikasi proporsional, dan diperoleh sampel sebanyak 121 perusahaan manufaktur. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2006 sampai dengan 2009. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan

sampel yang dipublikasikan melalui situs

variabel terikat adalah net profit margin (NPM) dan variabel bebas adalah perputaran piutang dan perputaran persediaan. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian asumsi klasik, lalu kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap net profit margin (NPM). Tetapi secara parsial, perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap

net profit margin, sedangkan perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap net profit margin ( NPM ).

Kata Kunci: net profit margin, perputaran piutang dan perputaran persediaan.


(14)

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the significant impact of Account Receivable Turnover and Inventory Turnover to Net Profit Margin of the industry companies that listed in Indonesian Stock Exchange.

Sampling method that used is stratified random sampling and the result are 121 firms as sample. This research is done for 2006-2009 period. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through website

independent variable are account receivable turnover and inventory turnover. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. Software SPSS is used to test in this research.

The result of this research shows that Account Receivable Turnover, Inventory Turnover, has a significant influence simultaneously toward Net Profit Margin. But partially, account receivable turnover have significant toward net profit margin, where as inventory turnover are not influence toward net profit margin. Keyword: net profit margin, account receivable turnover, inventory


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin ketatnya persaingan menyebabkan negara-negara di dunia berlomba-lomba membenahi perekonomiannya. Sektor industri diyakini sebagai sektor pemimpin (leading sector) bagi sektor lainnya dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Banyak negara termasuk Indonesia menganggap sektor industri sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi, sebab sektor industri dianggap mampu memberikan beberapa keuntungan, antara lain produk dari indusri manufaktur memiliki nilai tukar yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk pertanian, dan sektor industri manufaktur dapat menjadi sangat efisien menggunkan sumber daya ekonomi jika didukung olehh sektor-sektor lainnya.

Laba merupakan tujuan utama berdirinya setiap badan usaha. Tanpa diperolehnya laba perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu pertumbuhan terus-menerus (going-concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility). Perkembangan teknologi dewasa ini semakin lama semakin meningkat disertai dengan semakin banyaknya jumlah perusahaan-perusahaan sejenis bermunculan, sehingga persaingan antar perusahaan-perusahaan pun semakin ketat. Perkembangan yang cepat di segala bidang tersebut menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi, melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuannya memperoleh laba dan


(16)

menjaga kelangsungan hidupnya, begitu juga dengan setiap perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh banyak hal antara lain profitabilitas perusahaan itu sendiri. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan perusahaan. Pentingnya profitabilitas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang maksimal untuk mendukung operasionalnya.

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan manajemen perusahaan. Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba perusahaan yang tinggi belum tentu menunjukkan profitabilitas yang tinggi, akan tetatpi profitabilitas yang tinggi sudah pasti bahwa laba yang dihasilkan tinggi. Rasio profitabilitas yang digunakan dalan penelitian ini adalah margin laba bersih (net profit margin).

Menurut Gitman (2003 : 64) ”Net profit margin measures the percentage of

each sales dollar remaining after all costs and expenses, including interest taxes, and prefered stock dividends, have been deducted”. Rasio ini digunakan karena

rasio ini mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dan pengeluaran termasuk bunga dan pajak penghasilan. Net profit margin tersebut memberitahukan penghasilan bersih perusahaan per satu rupiah penjualan.


(17)

Sebagian besar sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan tertanam dalam modal kerja. Modal kerja menurut Keown (2005 : 646) adalah ” the firm’s total

investment in current assets or assets that it expects to be converted into cash within a year or less”. Dimana seluruh investasi perusahaan diharapkan kembali

ke perusahaan dalam jangka waktu paling lama satu tahun. Dalam perusahaan, modal kerja ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk kemajuan perusahaan seiring dengan kebutuhan modal kerja yang diperlukan dan bagi kelangsungan hidup perusahaan antara lain dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar rekening listrik, membayar biaya transportasi, membayar hutang yang telah jatuh tempo, dan pembayaran lainnya. Dana yang dialokasikan tersebut diharapkan akan diterima kembali dari hasil penjualan produk yang dihasilkan dalam waktu kurang dari satu tahun. Penghasilan yang diterima tersebut dipergunakan lagi untuk kegiatan operasional selanjutnya, dan seterusnya dana tersebut berputar selama perusahaan masih beroperasi.

Penggunaan modal kerja secara efektif sangat penting dilakukan untuk pertumbuhan, kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Semkain besar modal kerja yang dimiliki suatu perusahaan mengindikasikan semakin baiklah kondisi perusahaan tersebut karena perusahaan memiliki sumber daya yaitu aktiva lancar yang besar untuk mebiayai kegiatan operasi perusahaan. Namun kondisi ini berbanding terbalik dengan perputaran modal kerja, modal kerja yang berlebih menunjukkan perputaran modal kerja yang rendah yang disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang


(18)

terlalu besar yang berarti adanya dana yang tidak produktif dan ini memberikan kerugian karena adanya dana yang tersedia tidak dipergunakan secara efektif dalam kegiatan perusahaan. Sebaliknya, kekurangan modal kerja menunjukkan perputaran modal kerja yang tinggi karena disebabkan tingginya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu kecil sehingga jumlah aktiva lancar tidak mampu menutupi hutang lancar. Hal inilah yang akan menimbulkan kerugian atau hilangnya kesempatan untuk memperoleh laba karena perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya. Untuk menghadapi masalah tersebut, maka perusahaan harus mengelola modal kerja karena menyangkut penetapan seberapa besar sebaiknya modal kerja yang harus ditetapkan oleh perusahaan dan bagaimana seharusnya perputaran modal kerja yang baik dalam suatu perusahaan. Dengan modal kerja tersebut, operasi perusahaan akan berjalan dengan ekonomis dan efisien. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan perputaran modal kerja dalam arti perputaran piutang dan perputaran persediaan.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya. Diah Gumelar Andayani (2009) meneliti pengaruh perputaran modal kerja dan struktur aktiva terhadap tingkat profitabilitas perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran kas dan struktur aktiva mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan sedangkan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA). Abdulloh Syafii (2008), meneliti analisis pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas PT. Aneka Tambang Tbk. Hasil


(19)

penelitian menunjukkan modal kerja dengan return on assets memiliki hubungan yang positif antara keduanya. Seprina Ruleta Sitanggang (2008), pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan. Nur Latifah (2008), yang meneliti dampak piutang terhadap profitabilitas PT. PLN wilayah Lampung cabang kota metro. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas adalah negatif. Sementara David Okta Kelana (2007), yang meneliti pengaruh modal kerja terhadap tingkat profitabilitas perusahaan (survei pada beberapa perusahaan pada sektor Industri Barang Konsumsi). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara modal kerja dengan profitabilitas.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. apakah ada pengaruh perputaran piutang terhadap net profit margin? 2. apakah ada pengaruh perputaran persediaan terhadap net profit


(20)

3. apakah ada pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap net profit margin secara simultan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

a. untuk menguji apakah ada pengaruh perputaran piutang terhadap net

profit margin,

b. untuk menguji apakah ada pengaruh perputaran persediaan terhadap

net profit margin,

c. untuk menguji apakah ada pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap net profit margin secara simultan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan :

a. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan peneliti sehubungan dengan pengaruh dari modal kerja terhadap profitabilitas,

b. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pihak manajemen perusahaan untuk mengelola modal kerja sebaik mungkin agar perusahaan semakin lebih baik,

c. Bagi akademisi, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang sejenis.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Modal Kerja

a. Pengertian Modal kerja

Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Menurut Ronald W. Hilton (2003 : 708) “working capital is current asset minus current liabilities”. Modal kerja menurut Keown adalah “the firm’s total investment in current assets

or assets that it expects to be converted into cash within a year or less”.

Dimana seluruh investasi perusahaan diharapkan kembali ke perusahaan dalam jangka waktu paling lama satu tahun. Modal kerja bisa mengacu pada tiga konsep yaitu :

1) Konsep Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar yang disebut juga modal kerja bruto (gross working

capital). Umumnya elemen-elemen dari modal kerja kuantitatif

meliputi kas, surat-surat berharga (sekuritas), piutang dan persediaan, 2) Konsep Kualitatif

Pada konsep kualitatif modal kerja dihubungkan dengan besarnya hutang lancar atau hutang yang segera harus dilunasi. Sebagian aktiva lancar dipergunakan untuk melunasi hutang lancar seperti hutang


(22)

dagang, hutang wesel, hutang pajak dan sebagian lagi dipergunakan untuk membelanjai kegiatan operasi perusahaan. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep kualitatif merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar yang juga disebut modal kerja net (net

working capital),

3) Konsep Fungsional

Konsep fungsional mendasarkan pada fungsi dana yang digunakan untuk memperoleh pendapatan. Setiap dana yang dialokasikan pada berbagai aktiva dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan (income), baik pendapatan masa yang akan datang (future income). Berdasarkan konsep fungsional, modal kerja adalah modal yang digunakan untuk menghasilkan current income.

b. Manajemen Modal Kerja

Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Manajemen modal kerja yang efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan, kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinannya akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas.


(23)

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja

Dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, pihak manajemen akan membutuhkan dana yang cukup untuk menjamin kontinuitas operasinya tersebut. Kebutuhan modal kerja dalam perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :

1) Volume Penjualan

Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Apabila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerjapun akan meningkat, demikian pula sebaliknya apabila penjualan menurun maka kebutuhan modal kerjapun akan menurun juga,

2) Besar Kecilnya Skala Usaha Perusahaan

Kebutuhan modal kerja pada perusahan besar berbeda dengan perusahaan kecil. Hal ini terjadi karena perusahaan besar mempunyai lebih luas sumber-sumber pembiayaan dibandingkan dengan perusahaan kecil,

3) Aktivitas Perusahaan

Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual barang secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan. Demikian pula dengan syarat pembelian dan waktu yang


(24)

dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual,

4) Perkembangan Teknologi

Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatisasi yang mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai. Selain itu, akan membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi dalam jumlah yang lebih banyak pula.

2. Perputaran Piutang

Receivables are claims that are expected to be collected in cash. The term receivables refers to amounts due from individuals and other companies

(Weygandt : 2008 : 384). Piutang merupakan modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus-menerus dalam rantai perputaran modal kerja dan piutang timbul karena adanya penjualan kredit. Piutang usaha yang selalu berputar artinya piutang akan tertagih pada saat tertentu dan akan timbul lagi akibat penjualan dan begitu seterusnya. Periode perputaran piutang usaha, panjang pendeknya piutang berdasarkan ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Semakin lama syarat pembayarannya berarti semakin lama terikatya modal kerja tersebut dalam piutang dan berarti semakinn kecil tingkat perputaran piutang dalam satu periode, sebaliknya semakin cepat syarat pembayarannya berarti semakin cepat terikatnya modal


(25)

kerja terebut dalam piutang dan berarti makin besar tingkat perputaran piutang dalam satu periode. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besarnya piutang diantaranya ialah sebagai berikut :

a. Volume Penjualan Kredit

Semakin besar volume penjualan kredit dari keseluruhan penjualan, maka semakin besar piutang yang timbul dan semakin besar pula kebutuhan dana yang ditanamkan dalam piutang. Semakin besar jumlah piutang berarti semakin besar pula resiko yang mungkin timbul, sebaliknya semakin kecil jumlah penjualan kredit berarti semakin kecil jumlah piutangnya.

b. Syarat Pembayaran

Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah piutangnya dan semakin pendek batas waktu pembayaran kredit berarti semakin kecil jumlah piutangnya. Syarat pembayaran kredit dapat bersifat ketat atau bersifat lunak, misalnya 2/10 n/30 yang artinya bahwa pembayaran piutang dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah waktu penyerahan barang, maka pembeli akan dapat potongan sebesar 2% dari harga penjualan kredit dan pembayaran selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari sesudah waktu penyerahan.

c. Kebiasaan Membayar Para Pelanggan

Apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan kredit mundur dari waktu yang dipersyaratkan maka besarnya jumlah piutang akan semakin besar. Kebiasaan membayar dari para pelanggan ada yang


(26)

sebagian menyukai cara menggunakan kesempatan untuk mendapatkan potongan tunai, dan sebagian yang lain ada yang tidak menggunakan kesempatan tersebut. Perbedaan cara pembayaran tersebut tergantung pada jarak penilaian mereka terhadap alternatif mana yang lebih menguntungkan. Misalnya, apabila perusahaan telah menetapkan syarat pembayaran 2/10 n/30, maka para pelanggan dihadapkan pada dua alternatif, apakah mereka membayar pada hari kesepuluh atau hari yang ketiga puluh sesuda h hari diterima, semakin banyak pelanggan yang menggunakan kesempatan tersebut maka piutang juga akan semakin kecil dan semakin banyak juga potongan penjualan yang diberikan perusahaan sehingga laba juga akan mengalami penurunan.

d. Kegiatan Penagihan Piutang

Apabila kegiatan penagihan piutang dari perusahaan lancar dan pelanggan juga melunasinya maka besarnya jumlah piutang relaitf kecil, tetapi apabila kegiatan penagihan bersifat tidak lancar maka jumlah piutang relatif besar. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan pengumpulan piutang secara aktif akan menambah pengeluaran untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang tersebut lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan pengumpulan piutang secara pasif, pengeluaran ini juga dapat mempengaruhi jumlah laba yang akan diterima oleh perusahaan menjadi semakin berkurang.


(27)

Tingkat perputaran piutang ini banyak dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan dalam menetapkan jumlah dan lamanya piutang yang diberikan kepada pelanggan. Oleh karena itu, suatu sistem pengelolaan dan pengawasan terhadap piutang sangatlah penting karena tanpa dilakukannya pengawasan, piutang yang tidak tertagih akan menjadi suatu tingkat yang berlebihan dan akan mengakibatkan arus kas akan menurun dan piutang tak tertagih akan menutupi laba dari perusahaan. Selain itu modal kerja sangat dibutuhkan untuk digunakan segera dalam siklus usaha perusahaan. Kebijakan perusahaan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan modal kerja, sehingga kecepatan perputaran piutang juga dapat ditingkatkan dengan jalan menjual piutang ataupun dengan assigment (jaminan dalam transaksi peminjaman) seperti yang dilakukan oleh PT Ades Waters Indonesia Tbk yang melakukan piutang sebagai jaminan pinjaman sehingga dikenakan beban bunga jaminan kredit. Dalam penjualan piutang, perusahaan akan mengalami kerugian karena jumlah piutang yang diterima akan berkurang, selain itu apabila melakukan

assigment, perusahaan juga akan dibebani bunga atas penjaminan piutang

dalam peminjaman sehingga akan menurunkan laba yang akan diterima. Hal ini dilakukan karena perusahaan menyadari tidak hanya pentingnya persentase laba bersih atas penjualan tetapi juga kecepatan perputaran piutang untuk dirubah menjadi kas untuk memenuhi siklus usaha perusahaan.

Perputaran piutang merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam penggunaan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modal kerja. Tingkat perputaran piutang dapat diketahui dengan


(28)

membagi total penjualan kredit selama periode tertentu yang berasal dari operasi normal perusahaan dengan jumlah rata-rata piutang.

Perputaran piutang =

g Piu rata Rata

Kredit Penjualan

tan −

Menurut Robinson (2004 : 234) “the account receivables turnover ratio

indicates how many times over the year or reporting period a credit sale is made to a customer and subsequently collected”. Perputaran piutang ini

menunjukkan berapa kali sejumlah modal kerja yang tertanam dalam piutang yang berasal dari penjualan kredit berputar selama satu periode. Dengan kata lain, rasio perputaran piutang bisa diartikan dengan berapa kali suatu perusahaan dalam setahun mampu menerima kembali kas dari piutangnya. Semakain cepat perputaran piutang menandakan bahwa modal dapat digunakan secara efisien.

3. Perputaran Persediaan

Persediaan adalah aktiva perusahaan yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan atau akan digunakan dalam produksi barang yang akan dijual.

Persediaan menurut Weygandt (2008 : 244) adalah

“In manufacturing company, some inventory may not yet ready for

sale. As a result maufactures usually classify inventory into three categories : finished goods, work in process, and raw materials. Finished goods inventory is manufactured items that are completed and ready for sale. Work in process is that portion of manufactured that has ben placed into the production process but is not yet complete. Raw materials are the basic goods that will be used in production but have not yet been placed into production”


(29)

Persediaan mempunyai peran yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena erat hubungannya dengan produksi dan penjualan. Produksi tidak akan lancar apabila persediaan bahan baku kurang, demikian pula halnya penjualan tidak akan berhasil apabila persediaan barang kurang. Menurut Wild (2205 : 511) ”The inventory turnover ratio measure average rate of speed at which

inventory move through and out of a company”. Perputaran persediaan adalah

rasio antara harga pokok penjualan terhadap persediaan rata-rata menunjukkan seberapa cepat persediaan tersebut dapat dijual. Rasio ini dapat dihitung sebagai berikut :

Perputaran persediaan =

Persediaan rata

Rata

penjualan Pokok

a H

− arg

Persediaan rata-rata dapat dihitug dengan membagi jumlah persediaan pada awal dan akhir tahun. Besarnya hasil perhitungan persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang. Persediaan dalam suatu periode akan mengalami perputaran yang berbeda-beda, dan tinggi rendahnya tingkat perputaran persediaan akan mempunyai pengaruh yang langsung dalam persediaan tersebut. Semakin tinggi tingkat perputarannya atau semakin cepat perputarannya berarti semakin pendek terikatnya dana dalam persediaan sehingga dibutuhkan dana yang relatif kecil, sebaliknya semakin rendah perputaran persediaannya atau semakin lambat perputarannya berarti semakin panjang terikatnya dana dalam persediaannya, persediaan yang terlalu banyak dan tidak cepat dijual dapat menyebabkan penurunan nilai karena dapat rusak.


(30)

Lebih cepat persediaan berputar, maka lebih sedikit risiko kerugian jika persediaan itu turun nilainya atau jika terjadi perubahan dalam permintaan atau perubahan mode. Di samping itu biaya yang berhubungan dengan perputaran persediaan juga semakin berkurang. Modal kerja dalam bentuk kas dapat diperoleh dengan jalan menjual barang persediaan, baik berupa barang dagangan, bahan mentah, barang dalam proses maupun barang jadi. Dalam hal ini berpengaruh juga pada pemenuhan dana yang berasal dari luar perusahaan yang harus ditanggung oleh perusahaan seperti biaya bunga, dan besarnya bunga akan ditentukan oleh lama atau pendeknya pengembalian pinjamannya. Semakian tinggi perputaran persediaan menunjukkan bahwa semakin efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola persediaannya, berarti laba yang didapatkan perusahaan semakin besar pula.

4. Profitabilitas

Menurut Gitman (2003 : 59) “Profitability is the relationship between

revenues and costs generated by using the firm’s asset-both current and fixed in productive activities”. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dan dapat diukur dalam rasio. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan dan dinyatakan dalam bentuk persentase. Profitabilitas menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan tersebut dengan seluruh sumber daya yang dimiliki seperti


(31)

kegiatan penjualan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh :

a. tingkat pengembalian atas investasi, untuk melihat kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang,

b. kinerja operasi, untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi,

c. pemanfaatan aktiva, untuk menilai efektivitas dan intensitas aktivitas dalam menghasilkan penjualan.

Dalam kegiatan operasional perusahaan, profit merupakan elemen penting dalam menjamin kelangsungan perusahaan. Dengan adanya kemampuan memperoleh laba dengan menggunakan semua sumber daya perusahaan maka tujuan-tujuan perusahaan akan dapat tercapai. Penggunan semua sumber daya tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi. Laba merupakan hasil dari pendapatan oleh penjualan yang dikurangi dengan beban. Ada beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut :

a. Gross Profit Margin

Gross profit margin adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa

penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi gross profit margin, maka semakin baik dan secara relatif semakin rendah harga pokok barang yang dijual.


(32)

b. Operating Profit Margin

Operating profit margin adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa

penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak.

OPM = x 100%

c. Net Profit Margin

Net profit margin adalah mengukur persentase keuntungan perusahaan

setelah dikurangi semua biaya dan pengeluaran termasuk bunga dan pajak.

NPM = x 100%

d. Total Assets Turn Over

Total assets turn over adalah mengukur berapa kali total aktiva

perusahaan menghasilkan volume penjualan.

TATO = x 100%

e. Return On Equity

Return on equity adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik

atas investasi di perusahaan.

ROE = x 100%

f. Return On Total Assets

Return on total assets adalah ukuran keefektifan manajemen dalam

menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia. Semakin tinggi tingkat pengembalian yang dihasilkan maka perusahaan akan semakin baik.


(33)

ROA = x 100%

Seperti terlihat di atas ada beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Namun, peneliti membatasi hanya menggunakan satu cara yakni dengan memakai rasio net profit margin untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Menurut Gitman (2003 : 64) ”Net profit margin

measures the percentage of each sales dollar remaining after all costs and expenses, including interest taxes, and prefered stock dividends, have been deducted” Rasio ini digunakan karena rasio ini mengukur persentase

keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dan pengeluaran termasuk bunga dan pajak penghasilan. Net profit margin tersebut memberitahukan penghasilan bersih perusahaan per satu rupiah penjualan. B. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu dan berhubungan perputaran modal kerja terhadap profitabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Judul Penelitian Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian Pengaruh perputaran

modal kerja dan struktur aktiva terhadap tingkat profitabilitas perusahaan yang terdaftar di BEI

Diah Gumelar Andaya ni (2009) variabel independen: perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, struktur aktiva variabel dependen:

profitabilitas ( ROA)

Perputaran kas dan struktur aktiva mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan sedangkan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA).

Pengaruh perputaran persediaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada Ellys Delfrina Sipangk ar variabel independen: perputaran persediaan, variabel dependen:

Perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap ROA


(34)

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

analisis pengaruh modal kerja terhadap

profitabilitas PT. Aneka Tambang Tbk

Abdullo h Syafii (2008)

Variabel independen: modal kerja Variabel dependen:

profitabilitas ( ROA)

Modal kerja dengan return on

assets memiliki hubungan yang positif antara keduanya

pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan. Seprina Ruleta Sitangga ng (2008) variabel independen: perputaran piutang variabel dependen: profitabilitas ( ROA)

Tingkat perputaran piutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

profitabilitas

dampak piutang terhadap profitabilitas PT PLN (persero)

wilayah lampung cabang kota metro Nur Latifah (2008) variabel independen: perputaran piutang variabel dependen: profitabilitas ( ROI)

Tingkat Perputaran piutang terhadap profitabilitas ( ROI) adalah Negatif

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Tingkat profitabilitas Perusahaan (Survei pada Beberapa Perusahaan pada sektor Industri Barang Konsumsi) David Okta Kelana (2007) variabel independen: perputaran modal kerja variabel dependen: profitabilitas ( ROA)

Tidak ada hubungan antara modal kerja dengan

profitabilitas

Penelitian yang dilakukan oleh Diah Gumelar Andayani (2009) yang meneliti pengaruh perputaran modal kerja dan struktur aktiva terhadap tingkat profitabilitas perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitiannya adalah Perputaran kas dan struktur aktiva mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan sedangkan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Ellys Delfrina Sipangkar (2009) meneliti pengaruh perputaran persediaan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana hasil penelitiannya adalah perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap ROA.


(35)

Penelitian yang dilakukan oleh Abdulloh Syafii (2008) yang meneliti Analisis pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas PT. Aneka Tambang Tbk. Hasil penelitiannya adalah modal kerja dengan return on assets memiliki hubungan yang positif antara keduanya. Seprina Ruleta Sitanggang (2008) meneliti pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera cabang Medan dimana hasil penelitiannya adalah tingkat perputaran piutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Nur Latifah (2008) yang meneliti dampak piutang terhadap profitabilitas PT PLN (persero) wilayah lampung cabang kota metro. Hasil penelitiannya adalah tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas ( ROI) adalah negatif. David Okta Kelana (2007) pengaruh modal kerja terhadap tingkat profitabilitas perusahaan industri barang konsumsi dimana hasil penelitiannya adalah Tidak ada hubungan antara modal kerja dengan profitabilitas.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu (Erlina dan Sri Mulyani, 2007 : 28). Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian, maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut :


(36)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Rasio perputaran piutang bisa diartikan dengan berapa kali suatu perusahaan dalam setahun mampu menerima kembali kas dari piutangnya. Semakain cepat perputaran piutang menandakan bahwa modal dapat digunakan secara efisien, tingkat perputaran piutang ini banyak dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan dalam menetapkan jumlah dan lamanya piutang yang diberikan kepada pelanggan, seperti syarat pemberian kredit 2/10 n/30 semakin banyak pelanggan yang menggunakan kesempatan tersebut maka piutang juga akan semakin kecil dan semakin banyak juga potongan penjualan yang diberikan perusahaan sehingga laba juga akan mengalami penurunan. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan pengumpulan piutang secara aktif akan menambah pengeluaran untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang tersebut, dibandingkan dengan perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan pengumpulan piutang secara pasif, pengeluaran ini juga dapat mempengaruhi jumlah laba yang diterima

Perputaran Piutang (X1)

Net Profit Margin

(Y) Perputaran

Persediaan (X2)

(H1)

(H2)


(37)

perusahaan. Kecepatan perputaran piutang juga dapat ditingkatkan dengan jalan menjual piutang ataupun dengan assigment (jaminan dalam transaksi peminjaman) namun hal ini juga dapat menimbulkan kerugian dan beban bunga pinjaman kredit sehingga dapat menurunkan laba.

Lebih cepat persediaan berputar, maka lebih sedikit risiko kerugian, jika persediaan itu turun nilainya atau jika terjadi perubahan dalam permintaan maupun perubahan mode. Di samping itu, biaya yang berhubungan dengan perputaran persediaan juga semakin berkurang. Modal kerja dalam bentuk kas dapat diperoleh dengan jalan menjual barang persediaan, baik berupa bahan mentah, barang dalam proses maupun barang jadi. Semakian tinggi perputaran persediaan menunjukkan bahwa semakin efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola persediaannya, berarti laba yang didapatkan perusahaan semakin besar pula, sehingga profitabilitas perusahaan semakin tinggi juga.

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah posisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris (Erlina, 2007 : 4). Hipotesis dari penelitian ini adalah :

a. H1: Perputaran piutang berpengaruh terhadap net profit margin,

b. H2: Perputaran persediaan berpengaruh terhadap net profit margin,

c. H3: Perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh


(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan antara variabel dalam suatu penelitian. Erlina dan Mulyani (2007: 61) menyatakan bahwa “desain penelitian adalah cetak biru yang memberi garis dari setiap prosedur mulai dari hipotesis sampai analisis data”. Penelitian ini menggunakan rancangan kausal untuk menganalisis hubungan antara satu atau beberapa variabel dengan variabel lainnya dan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2007:35).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro, 2003 : 107). Pada penelitian ini akan meggunakan

probability sampling. Sampel probabilitas mengandung arti bahwa setiap sampel

dipilih berdasarkan prosedur seleksi dan memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampel random stratifikasi proporsional. Random dilakukan dengna cara undian, cara ini memberi nomor pada seluruh anggota populasi, lalu secara acak dipilih nomor-nomor


(39)

sesuai dengan banyaknya jumlah sampel yang dibutuhkan. Setiap elemen yang ada dalam populasi hanya boleh dimasukkan ke dalam salah satu strata. Setiap strata akan berfungsi sebagai unit pemilihan sampel dan setiap strata dapat disusun kerangka pemilihan sampel. Setiap elemen dan unit sampel yang ada dipilih secara random untuk menjadi sampel, sehubungan dengan proporsi jumlah sampel yang diambil dengan jumlah elemen pada setiap unit.

Untuk menentukan jumlah sampel yang dibutuhkan dari populasi ini dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

n = 2 1 Ne

N

+

n =

( )

2

05 . 0 174 1

174

+

= 121 perusahaan Dimana :

n = ukuran sampel yang dibutuhkan N = ukuran populasi (174 perusahaan)

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (5%)

Berdasarkan teknik sampel tersebut, dari 174 perusahaan manufaktur maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 121 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006, 2007, 2008, 2009.


(40)

Tabel 3.1 Perusahaan Sampel No kode Nama Perusahaan

1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AQUA PT Aqua Golden Mississpi Tbk 4 CEKA PT Cahaya Kalbar PT

5 DLTA PT Delta Djakarta Tbk

6 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 8 MYOR PT Mayora Indah Tbk

9 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 10 SIPD PT Sierad Produce Tbk

11 SKLT PT Sekar Laut Tbk

12 SMAR PT SMART Tbk

13 STTP PT Siantar Top Tbk

14 PTSP PT Pioneerindo Gourment International Tbk 15 ULTJ PT Ultra jaya Milk Tbk

16 RMBA PT Bentoel International Investama Tbk 17 HMSP PT HM Sampoerna Tbk

18 ARGO PT Argo Pantes Tbk

19 CNTX PT Century Textile Industry Tbk 20 ERTX PT Eratex Djaja Tbk

21 PAFI PT Panasia Filament Inti Tbk 22 RDTX PT Roda Vivatex Tbk

23 TFCO PT TIFICO Tbk 24 UNTX PT Unitex Tbk

25 MYTX PT APAC Citra Centertex Tbk 26 ESTI PT Ever Shine Textile Industry Tbk 27 SRSN PT Indoacidatama Tbk

28 INDR PT Indorama Sintetic Tbk 29 KARW PT Karwell Indonesia Tbk

30 BIMA PT Primarindo Putra Globalindo Tbk 31 RICY PT Ricky Putra Globalindo Tbk 32 BATA PT Sepatu Bata Tbk

33 SIMM PT Surya Intrindo Makmur Tbk 34 BRPT PT Barito Pacific Tbk

35 SULI PT Sumalindo LEstari Jaya Tbk 36 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk 37 SPMA PT Suparma Tbk

38 SAIP PT Surabaysa Agung Lestari Pulp Tbk 39 AKRA PT AKR Corporindo Tbk


(41)

41 LTLS PT Lautan Luas Tbk

42 POLY PT Polysindo Eka Perkasa Tbk 43 TPIA PT Sorini Agro Corporindo Tbk 44 ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk 45 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk 46 EKAD PT Ekadharma international Tbk 47 AKKU PT Aneka kemasindo Utama Tbk 48 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk 49 APLI PT Asahimas Flat Glass Tbk

50 BRNA PT Berlina Tbk

51 LMPI PT Langgeng Makmur Plastik Industry Tbk 52 SIMA PT Siwani Makmur Tbk

53 TRST PT Trias Sentosa Tbk

54 YPAS PT Yana Prima Hastapersada Tbk 55 DYNA PT Dynaplast Tbk

56 IGAR PT Kageo Igar jaya Tbk 57 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk

58 INTP PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk 59 SMGR PT Semen Gresik Tbk

60 BTON PT Beton jaya Manunggal Tbk 61 INAI PT Indal Aluminium Industry Tbk 62 JKSW PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 63 JPRS PT Jaya PAri Steel Tbk

64 LMSH PT Lion Mesh Prima Tbk 65 LION PT Lion Metal Works Tbk 66 PICO PT Pelangi Indah Canindo Tbk 67 TIRA PT Tira Austenite Tbk

68 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk 69 KDSI PT Kedaung Setia Industrial Tbk 70 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk 71 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk

72 KIAS PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 73 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk

74 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 75 ASGR PT Astra Graphia Tbk

76 MLPL PT multipolar Corporation Tbk 77 MTDL PT Metroda Electronics Tbk 78 ASII PT. Astra International Tbk 79 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk 80 GDYR PT. Good Year Indonesia Tbk 81 INDS PT. Indospring Tbk

82 INTA PT. Intraco Penta Tbk 83 MASA PT. Multistrada Arah Tbk 84 LPIN PT. Multiprima Sejahtera Tbk


(42)

85 NIPS PT. Nipress Tbk

86 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk 87 PRAS PT Prima Alloy Steel Tbk 88 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 89 UNTR PT. United Tractors Tbk 90 INTD PT Inter Delta Tbk

91 MDRN PT Modern International Tbk 92 KONI PT Perdanan Bangun Pusaka Tbk 93 SQBI PT Gristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 94 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk

95 KLBF PT kalbe Farma Tbk 96 MERK PT Merck Tbk

97 PYFA PT Pyridam Farma Tbk

98 SCPI PT Shering Plough Indonesia Tbk 99 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk 100 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 101 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 102 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 103 ASGR PT Astra Graphia Tbk 104 MTDL PT Metroda Electronics Tbk 105 MLPL PT multipolar Corporation Tbk 106 PTSN PT Sat Nusapersada Tbk 107 MYOH PT Myoh Technology Tbk 108 ALFA PT Alfa Retailindo Tbk 109 TMPI PT AGIS Tbk

110 EPMT PT Enseval Putra Megatrading Stimec Tbk 111 FISH PT FKS Multi Agro Tbk

112 HERO PT HERO Supermarket Tbk

113 SDPC PT Millenium Phamacon International Tbk 114 MAPI PT Mitra Adiperkasa Tbk

115 MICE PT Multi Indocitra Tbk

116 RALS PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk 117 TGKA PT Tiga Raksa Satria Tbk

118 WICO PT Wicaksana Overseas International Tbk 119 ACES PT Ace Hardware Indonesia Tbk

120 CSAP PT Catur Sentosa Adiprana Tbk 121 TRIL PT Triwira Insanlestari Tbk

C. Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung


(43)

melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi yang tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut.

Data diperoleh dari :

1. akses di websit

2. indonesian capital market directory.

Data tersebut dikumpulkan secara urut waktu (time series) yaitu data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu dan secara silang tempat (cross section) yaitu data yang dikumpulkan pada suatu titik tertentu yang disebut dengan pooling data (Kuncoro, 2003 : 125).

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua teknik. Pertama, melalui studi pustaka dengan mengumpulkan buku-buku, yang berkaitan dengan penelitian ini, dan dokumentasi penelitian terdahulu sebagai referensi. Kedua, diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh data yang dibutuhkan melalui ICMD dan website BEI.

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Jogiyanto (2004:31) ”Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :


(44)

1. Variabel Independen

Menurut Erlina dan Mulyani (2007:34), ”variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Perputaran Piutang

Perputaran piutang merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam penggunaan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modal kerja. Perputaran piutang ini menunjukkan berapa kali sejumlah modal kerja yang tertanam dalam piutang yang berasal dari penjualan kredit berputar selama satu periode.

Perputaran piutang =

g Piu rata Rata

Kredit Penjualan

tan −

b. Perputaran Persediaan

Persediaan mempunyai peran yang sangat penting bagi setiap perusahaan, produksi tidak akan lancar apabila persediaan bahan baku kurang, demikian pula penjualan tidak akan berhasil apabila persediaan barang kurang. Semakian tinggi perputaran persediaan menunjukkan bahwa semakin efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola persediaannya, laba yang didapatkan perusahaan semakin besar juga.

Perputaran persediaan =

Persediaan rata

Rata

penjualan Pokok

a H

− arg


(45)

2. Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2006:3) ”variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah net profit

margin untuk mengukur profitabilitas perusahaan karena rasio ini mengukur

persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dan pengeluaran termasuk bunga dan pajak penghasilan. net profit margin tersebut memberitahukan penghasilan bersih per satu rupiah penjualan.

NPM = x 100 %

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Perputaran piutang (X1)

Menunjukkan berapa kali piutang yang berasal dari penjualan kredit berputar selama satu periode

g Piu rata Rata Kredit Penjualan tan − Rasio Perputaran persediaan (X2)

Menunjukkan seberapa cepat persediaan tersebut

dapat dijual Rata rataPersediaan

penjualan Pokok a H − arg Rasio

Net Profit Margin (Y)

Menunjukkan persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dan pengeluaran termasuk bunga dan pajak penghasilan.

x 100 %

Rasio

F. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS. Peneliti melakukan uji asumsi klasik


(46)

1. Pengujian Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang mendasari penggunaan model regresi adalah dipenuhinya asumsi klasik, agar pengujian bersifat tidak bias dan efisien (Best Linear Unbiased Estimator / BLUE). Peneliti melakukan asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis.

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005:111) “Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”.

Jika data tidak normal ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto (2004:172), yaitu sebagai berikut :

1) dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu: Logaritma Natural, akar kuadrat, Logaritma lo,

2) lakukan trimming, yaitu mengubah observasi yang bersifat

outlier,

3) lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outlier menjadi nili-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu


(47)

pengamtan ke pengamatan yang lain. Jika residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005 : 105). Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi heterokedastisitas, yaitu sebagai berikut :

1) transformasi dalam bentuk model regresi dengan membagi model regresi dengan salah satu variable independen yang digunakan dalam model tersebut,

2) transformasi logaritma. c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen) dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen (Ghozali, 2005:91). Jika antara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,9), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu sebagai berikut :

1) membuang salah satu variabel,

2) menggunakan metode lanjut, seperti Regresi Bayessian dan Regresi Ridge.


(48)

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu sebagai berikut :

1) melakukan transformasi data, 2) menambah data observasi.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi. Hipotesis pertama (H1) dan hipotesis kedua (H2) dianalisis dengan regresi linear untuk melihat pengaruh masing-masing variabel yaitu perputaran piutang dan perputaran persediaan secara individu terhadap net profit

margin dengan rumus :

Y = a + b1X1

Y = a + b2X2

Hipotesis ketiga (H3) dianalisis dengan regresi berganda untuk melihat pengaruh variabel perputaran piutang dan perputaran persediaan secara bersama-sama terhadap net profit margin dengan rumus :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e


(49)

a = konstanta

b = koefisien regresi

X1 = Perputaran Piutang ( account receivables turnover )

X2 = Perputarn Persediaan ( inventory turnover )

e = tingkat kesalahan pengganggu

a. Uji parsial ( Uji t statistik)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

H0 : b= 0, artinya perputaran piutang dan perputaran persediaan

secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap net profit margin, Ha : b≠ 0, artinya perputaran piutang dan perputaran persediaan

secara parsial mempunyai pengaruh terhadap net profit margin.

Pengujian dilakukan menggunakan uji t- dengan tingkat pengujian (alpha) 5%.

b. Uji simultan ( Uji f statistik)

Uji ini dilakukan untuk menilai pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

H0 : b= 0, artinya perputaran piutang dan perputaran persediaan

secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap net profit margin, Ha : b≠ 0, artinya perputaran piutang dan perputaran persediaan

secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap net profit


(50)

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan dilaksanakan dari bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Oktober 2010. Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Jan

2010 Feb 2010

Maret 2010

April 2010

Mei 2010

Juni 2010

juli 2010

Agus 2010

Sep 2010

Okt 2010 Pengajuan Proposal √

Bimbingandan perbaikan proposal

√ √ √

Seminar Proposal √

Pengumpulan Data √ √ √

Pengolahan Data √

Analisis Data √

Bimbingan Skripsi √ √


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dimana jumlah seluruh perusahaan manufaktur tersebut adalah 174 perusahaan. Setelah data terkumpul, seluruh perusahaan yang termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan kriteria penarikan sampel yang telah ditentukan. Dari penyeleksian diperoleh 121 emiten yang menjadi sampel. Data perputaran piutang, perputaran persediaan, dan net profit margin untuk tahun 2006 – 2009 dapat dilihat pada lampiran.

B. Hasil Penelitian

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nlai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 4.1 Descriptive statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Account Receivable Turnover 484 .0055 167.3040 1.276329E1 16.9299152

Inventory Turnover 484 .0012 689.2153 9.218745E0 35.0621736

Net Profit margin 484 -5.8366E2 1.7019E4 3.593306E1 774.2699696

Valid N (listwise) 484


(52)

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa :

a. nilai minimum account receivable turnover adalah 0,0055, nilai maksimum 167,3040, dengan rata-rata adalah 1,276329E1, dengan deviasi standar sebesar 16,9299152 dan jumlah data yang ada sebanyak 484,

b. nilai minimum inventory turnover adalah 0,0012, nilai maksimum 689,2153, dengan rata-rata adalah 9,218745E0, dengan deviasi standar sebesar 35,0621736 dan jumlah data yang ada sebanyak 484,

c. nilai minimum net profit margin adalah -5,8366E2, nilai maksimum 1,7019E4, dengan rata-rata adalah 3,593306E1 dengan deviasi standar sebesar 774,2699696 dan jumlah data yang ada sebanyak 484.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliiki distribusi normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan dua cara yaitu analisis grafik yang terdiri dari histogram dan normal probability plot dan analisis statistik yang terdiri dari uji skewness/ kurtosis dan uji non parametrik

Kolmogorov Smirnov.

Uji normalias dengan grafik dapat menyesatkan, kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji


(53)

statistik. Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai Skewness dan Kurtosis ( Ghozali, 2005 : 112).

Pedoman bahwa data tersebut normal tidaknya dilihat dari nilai Z Skewness dan Kurtosis, dimana jika nilai Z hitung > Z tabel, maka distribusi tidak normal. Nilai Z tabel pada tigkat signifikansi 0,05 adalah 1,96 dan pada tingkat signifikansi 0,01 adalah 2,58. Nilai signifikansi yang dipakai disini adalah 0,05 sehingga distribusi dikatakan normal jika nilai Z Skewness dan Kurtosis lebih kecil dari 1,96.

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas dengan Skewness dan Kurtosis

N Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Std. Error Statistic

Std. Error

Account Receivable

Turnover 484 4.183 .111 23.194 .222

Inventory Turnover 484 15.927 .111 296.763 .222

Net Profit margin 484 21.937 .111 482.165 .222

Valid N (listwise) 484

Sumber : Diolah dari SPSS, 2010

Tabel 4.3

Nilai Z Skewness dan Kurtosis

Z Skewness Z Kurtosis

Account Receivable Turnover

37,569 104,158

Inventory Turnover 143,047 1.332,682

Net Profit Margin 197,026 2.165,273

Sumber : Diolah dari SPSS, 2010

Hasil uji normalitas memperlihatkan nilai Skewness dan Kurtosis untuk variabel account receivable turnover adalah 4,183 dan 23,194,


(54)

variabel inventory turnover adalah 15,927 dan 296,763, dan net profit

margin adalah 21,937 dan 482,165. Dari masing-masing nilai Skewness

dan Kurtosis tersebut dapat dihitung nilai Z Skewness dan Kurtosis. Berdasarkan hasil perhitungan, account receivable turnover memiliki Z Skewness dan Kurtosis lebih besar dari Z tabel ( 37,569 > 1,96 dan 104,158 > 1,96 ), inventory turnover juga memiliki Z Skewness dan Kurtosis lebih besar dari Z tabel ( 143,047 > 1,96 dan 1.332,682 > 1,96 ), dan net profit margin memiliki Z Skewness dan Kurtosis lebih besar dari Z tabel ( 197,026 > 1,96 dan 2.165,273 > 1,96 ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal, artinya asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data variabel penelitian dan residual adalah uji statistik dan non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov ( K-S ). Uji K-S dilakukan dengan membuat

hipotesis ( Ghozali, 2005 : 30 ) :

HO : data terdistribusi secara normal ( sig. > 0,05), HA : data tidak terdistribusi normal ( sig. < 0,05 ).

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.


(55)

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 484

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 7.73808398E2

Most Extreme Differences Absolute .446

Positive .446

Negative -.434

Kolmogorov-Smirnov Z 9.807

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

Hasil pengolahan data tersebut menunjukkan besarnya nilai

Kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah 9,807 dan signifikansi pada 0,000 dari

tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal karena p = 0,000 < 0,05. Data yang tidak terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data.

Gambar 4.1


(56)

Membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data tidak normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data tidak mengikuti garis diagonal dimana garis diagonalnya melenceng kekiri (positive skewness).

Gambar 4.2

Grafik Normal P-P Plot Sebelum Data Ditransformasi

Sumber : Diolah dari SPSS, 2010

Hal yang sama terlihat juga pada hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya menjauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara tidak


(57)

normal. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov (K-S), grafik histogram dan grafik normal Plot menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal. Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina (2007:106), yaitu sebagai berikut :

1) lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, 2) lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

3) lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

Cara untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, peneliti melakukan transformasi data ke model Ln dari persamaan NPM = f (ART, IVT), menjadi Ln_DPR = f (Ln_ART, Ln_IVT). Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini hasil pengujian

Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Tabel 4.5

Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 391

Normal Parametersa

Mean .0000000

Std.

Deviation 1.50333322

Most Extreme Differences

Absolute .063

Positive .045

Negative -.063

Kolmogorov-Smirnov Z 1.253

Asymp. Sig. (2-tailed) .086

a. Test distribution is Normal.


(58)

Pada tabel diatas terlihat besarnya Kolmogorv-Smirnov (K-S) adalah 1,253 dan signifikansi pada 0,086 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya lebih dari 0,086 (p = 0,086 > 0,05). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Lebih jelasnya, dibawah ini dapat dilihat grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.

Gambar 4.3

Histogram Setelah Data Ditransformasi sumber : Diolah dari SPSS, 2010


(59)

Gambar 4.4

Grafik Normal P-P Plot Setelah Data Ditransformasi

Sumber: output SPSS yang diolah peneliti, 2010

Melalui perbandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng ke kiri maupun ke kanan atau normal. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.


(60)

b. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas menurut Ghozali ( 2005: 105) dapat dilihat dari grafik scatterplot antara lain prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

Gambar 4.5 Scatterplot


(61)

Grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain.

c. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Imflation

Factor ( VIF ) dan nilai Tolerance, apabila nilai VIF > 10 dan nilai Tolerance < 0,1 maka terjadi multikolinearitas dan apabila nilai VIF < 10

dan nilai Tolerance > 0,1 maka tidak terajadi multikolineraritas. Hasil uji mutikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6

Coefficients untuk Ln_NPM = f(Ln_ART, Ln_IVT)

a Dependent Variable : LN_NPM sumber : diolah dari SPSS, 2010

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

LN_ART .996 1.004


(62)

Dari hasil pengujian diatas dapat dilihat bahwa angka Tolerance ART (LN_ART) dan IVT ( LN_IVT) > 0,10 dan VIF-nya <10, maka tidak ada multikolinearitas antar variabel independen trersebut.

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji

Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai berikut :

1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .144a .021 .016 1.50720 1.337

a. Predictors: (Constant), LN_IVT, LN_ART

b. Dependent Variable: LN_NPM sumber : Diolah dari SPSS, 2010

Tabel 4.7 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,337. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.


(63)

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunaan regresi sederhana dan regresi berganda.

a. Pengaruh secara Individu

1) Pengaruh ART terhadap NPM

Tabel 4.8 Coeffcients (1)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 1.664 .225 7.406 .000

LN_ART -.242 .086 -.142 -2.826 .005

a Dependent Variable : LN_NPM sumber : diolah dari SPSS, 2010

2) Pengaruh IVT terhadap NPM

Tabel 4.9 Coeffcients (2)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 1.664 .225 7.406 .000

LN_IVT .049 .074 .033 .660 .510

a Dependent Variable : LN_NPM sumber : diolah dari SPSS, 2010


(64)

a) uji statistik t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Terlihat di atas bahwa variabel ART (LN_ART) mempunyai angka signifikansi diatas 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel tersebut secara individu mempengaruhi variabel NPM (LN_NPM),

b) uji statistik t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Terlihat di atas bahwa variabel IVT (LN_IVT) mempunyai angka signifikansi dibawah 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel ini secara individu tidak mempengaruhi variabel NPM (LN_NPM),

c) Persamaan regresi linear yang bisa dibentuk : Y = 1,664 - 0,242 X1 ……… ( 4.1 ) Y = 1,664 + 0,049 X2 ………( 4.2 ) b. Pengaruh secara Simultan

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .144a .021 .016 1.50720 1.337

b. Predictors: (Constant), LN_IVT, LN_ART

b. Dependent Variable: LN_NPM sumber : Diolah dari SPSS, 2010

Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,144 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara net profit margin dengan


(65)

variabel independennya (perputaran piutang dan perputaran persediaan ) tidak begitu kuat karena berada dibawah 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,016. Hal ini berarti 1,6 % variasi atau perubahan dalam NPM dapat dijelaskan oleh variasi dari perputaran piutang dan perputaran persediaan, sedangkan sisanya (98,4 %) dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate (SEE) adalah 1,50720, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

Untuk menguji pengaruh ART (account receivables turnover) dan IVT (inventory turnover) secara simultan terhadap NPM (net profit margin), digunakan uji ANOVA atau Uji statistik F. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.11 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18.655 2 9.327 4.106 .017a

Residual 881.404 388 2.272

Total 900.059 390

a. Predictors: (Constant), LN_IVT, LN_ART

b. Dependent Variable: LN_NPM

Sumber : diolah dari SPSS, 2010

Dari tabel diatas diperoleh nilai F statistik sebesar 4,106 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,017 (< 0,05). Ini menunjukkan bahwa variabel ART (account receivables turnover) dan IVT (inventory


(66)

turnover) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel NPM (net profit margin).

Tabel 4.12 Hasil Uji t

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.664 .225 7.406 .000

Ln_ART -.242 .086 -.142 -2.826 .005

Ln_IVT .049 .074 .033 .660 .510

a. Dependent Variable: LN_NPM

Dari tabel koefisien regresi di atas dapat dibentuk persamaan regresi berganda yaitu :

Y = 1,664 - 0,242 X1 + 0,049 X2 + e …………. ( 4.3 ) Keterangan :

Y : NPM ( net profit margin )

X1 : ART ( account receivable turnover ) X2 : IVT ( inventory turnover )

Account receivable turnover (ART) memiliki koefisien regresi

bertanda negatif sebesar -0,242, artinya apabila terjadi perubahan variabel ART sebesar 1 satuan akan menurunkan NPM sebesar 0,242.

Inventory turnover (IVT) memiliki koefisien regresi bertanda positif

sebesar 0,049, artinya apabila terjadi perubahan variabel IVT sebesar 1 satuan akan menaikkan NPM sebesar 0,049.


(67)

Error sebesar 0,979 artinya 97,9% perubahan NPM ( net profit margin) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi NPM.

C. Analisis Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya dengan menggunkan program SPSS maka dapat dilihat bahwa perputaran piutang dan perputaran persediaan mempunyai hubungan yang lemah terhadap profitabilitas. Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil analisis koefisien korelasi antara perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas dengan R sebesar 0,144. Hal ini berarti bahwa korelasi antar variabel dependen yaitu profitabilitas dengan variabel independen yaitu perputaran piutang dan perputaran persediaan tidak kuat. Defenisi korelasi ini tidak kuat didasarkan pada nilai R yang berada dibawah 0,05. Nilai adjusted R square sebesar 0,016 yang berarti bahwa 1,6 % variasi atau perubahan dalam net profit margin dapat dijelaskan oleh variasi Perputaran modal kerja ( perputaran piutang dan perputaran persediaan ), sedangkan sisanya sebesar 98,4 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

Dari hasil pegujian secara parsial ( individu ) dan secara simultan (bersama-sama), diketahui bahwa variabel ART (account receivable turnover ) berpengaruh terhadap variabel NPM (net profit margin), sedangkan variabel IVT ( inventory

turnover ) tidak berpengaruh terhadap NPM. Dengan demikian hipotesis pertama (

H1 ) diterima, hipotesis kedua ( H2 ) ditolak, dan hipotesis ketiga ( H3 ) diterima. Dari Persamaan 4.1 dapat diketahui bahwa X1 (ART) memiliki koefisien regresi


(68)

bertanda negatif, yaitu sebesar -0,242 dan probabilitas (p) 0,005 (< 0,05) sehingga perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah), maka perubahan variabel ART sebesar 1 satuan akan menurunkan variabel NPM sebesar 0,242. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas (NPM) perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Diah Gumelar Andayani (2009) dan Nur Latifah (2008), namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Seprina Sitanggang ( 2008 ). Arah pengaruh negatif ini mengindikasikan tingkat perputaran piutang ini banyak dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan dalam menetapkan jumlah dan lamanya piutang yang diberikan kepada pelanggan, seperti syarat pemberian kredit 2/10 n/30 semakin banyak pelanggan yang menggunakan kesempatan tersebut maka piutang juga akan semakin kecil dan semakin banyak juga potongan penjualan yang diberikan perusahaan sehingga laba juga akan mengalami penurunan. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan pengumpulan piutang secara aktif akan menambah pengeluaran untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang tersebut, dibandingkan dengan perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan pengumpulan piutang secara pasif, pengeluaran ini juga dapat mempengaruhi jumlah laba yang diterima perusahaan. Kecepatan perputaran piutang juga dapat ditingkatkan dengan jalan menjual piutang ataupun dengan assigment (jaminan dalam transaksi peminjaman), namun hal ini juga dapat menimbulkan kerugian dan beban bunga pinjaman kredit sehingga dapat menurunkan laba.


(1)

Hasil Uji Normalitas Sebelum Ditransformasi

Unstandardized

Residual

N 484

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation 7.73808398E2 Most Extreme Differences Absolute .446

Positive .446

Negative -.434 Kolmogorov-Smirnov Z 9.807 Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Hasil Uji Normalitas Setelah Ditransformasi

Unstandardized Residual

N 391

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.50333322 Most Extreme

Differences

Absolute .063

Positive .045

Negative -.063

Kolmogorov-Smirnov Z 1.253 Asymp. Sig. (2-tailed) .086


(2)

Gambar Histogram sebelum Ditransformasi


(3)

Gambar Grafik Normal P-P Plot Sebelum Ditransformasi


(4)

(5)

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficiets

Hasil Uji Autokorelasi

Model summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .144a .021 .016 1.50720 1.337

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1

(Constant)

LN_ART .996 1.004


(6)

Lampiran 7

Hasil Uji Statistik t (Uji t)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.664 .225 7.406 .000

Ln_ART -.242 .086 -.142 -2.826 .005

Ln_IVT .049 .074 .033 .660 .510

Hasil Uji Statistik F (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18.655 2 9.327 4.106 .017a

Residual 881.404 388 2.272