Muhammad Faisal Akbar Taufik, 2015 Upaya Guru Pai Untuk Meningkatkan Resiliensi Siswa D engan Pendekatan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Terdapat 56 pertanyaan mengenai tingkatan resiliensi siswa, dari hasil yang diuji, terdapat 45 item instrumen yang valid yaitu P3, P4, P5, P6, P8, P9,
P11, P12, P13, P14, P15, P16, P17, P18, P19, P21, P23, P24, P25, P26, P27, P29 P30, P31, P32, P33, P35, P36, P37, P40, P42, P43, P44, P45, P46, P47,
P48, P49, P50, P51, P52, P53, P54, P55, P56 dan terdapat 9 item instrumen yang tidak valid yaitu P1, P2, P7, P10, P20, P22, P28, P34, P38, P39, P41 Tabel Lihat
dilampiran b. Reliabilitas
Penerapan tes ini untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang dipergunakan menunjukan tingkat ketetapan, keakuran, kestabilan, atau konsisten
dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda-beda.
Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu instrumen dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika instrument menyatakan keajegan
terhadap hasil pendeteksian yang dilakukan oleh setiap instrumen. Pendapat yang ini dikemukakan oleh Arikunto 2006, hlm 188, menyatakan:
“Reliabilitas instrumen adalah ketetapan atau keajegan alat evaluasi dalam mengukur atau
ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu”. Nilai reliabilitas untuk data likert dihitung dengan menggunakan Rumus Alpha seperti berikut:
2 11
2
1 1
n t
k r
k
Keterangan: r
11
= Reliabilitas instrumen k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya item
n 2
= Jumlah varian butir
t 2
= Varians total Dengan:
2 2
2 n
X X
n n
n 2
= Varians butir tiap item n
= Jumlah responden uji coba instrumen X
2
= Kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item
2
= Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item Varians total dihitung dengan rumus:
Muhammad Faisal Akbar Taufik, 2015 Upaya Guru Pai Untuk Meningkatkan Resiliensi Siswa D engan Pendekatan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2 2
2 t
Y Y
n n
Dengan penjelasan sebagai berikut:
t 2
= Varians total n
= Jumlah responden uji coba instrumen Y
2
= Kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item Y
2
= Jumlah kuadrat skor responden
Berikut hasil dari reabilitas angket tingkatan resiliensi Tabel 3.5
Tabel Reliabilitas
Case Processing S ummary
N Cases
Valid 43
100.0 Excluded
a
.0 Total
43 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability S tatistics
Cronbachs Alpha N of Items
.904 56
Muhammad Faisal Akbar Taufik, 2015 Upaya Guru Pai Untuk Meningkatkan Resiliensi Siswa D engan Pendekatan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, M. 2011. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta Bandung.
Sumarno. 2005. MEMADU METODE PENELITIAN KUALITATIF KUANTITATIF. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIn Antasari Samarinda.
Syahidin. 2009. Menelusuri Metode Pendidikan dala Al-Quran. Bandung: Alfabeta.
Muhammad Faisal Akbar Taufik, 2015 Upaya Guru Pai Untuk Meningkatkan Resiliensi Siswa D engan Pendekatan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan identifikasi masalah yang tercantum dalam Bab I mengenai upaya guru PAI untuk meningkatkan resiliensi
siswa dengan pendekatan Islam di SMK Plus Darussurur Kota Cimahi disimpulkan sudah baik, namun perlu ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi, agar
peningkatan resiliensi siswa itu berjalan secara maksimal. Adapun uraian dari perencanaan, pelaksanaan dan hasilnya sebagai berikut:
Dalam Perencanaannya guru mempersiapkan program sebelum pengajaran, seperti mempersiapkan RPP sesuai kurikulum yang ditetapkan oleh sekolah.
Kemudian tujuan pembelajaran PAI yang diajarkan guru kepada siswanya harus sesuai dengan visi sekolah yang ada yakni
‘menjadikan siswa unggul dalam bidang pengetahuan dan teknologi dengan berlandaskan kepada akhl
āq karīmah. Selanjutnya semua elemen yang ada di sekolah ikut berperan dalam pelaksanaan
peningkatan resiliensi kekebalan stres siswa. Lalu seorang guru yang baik dan diisyaratkan menurut islam harus mempunyai budi pekerti yang baik dan menjadi suri
tauladan bagi siswanya. Dalam proses pelaksanaan peningkatan resiliensi siswa oleh guru PAI.
Seorang guru harus menggunakan pendekatan secara batiniah yaitu kegiatan spiritual mendo’akan siswa. Guru bisa berdo’a agar siswa mudah menerima ilmu,
berkembang nalarnya, tumbuh kedewasaannya, matang kepribadiannya, dan utuh keberadaannya sebagai anak manusia. Program RCS Remaja Cinta Solawat bisa
memenuhi itu semua. Pensosialisasian terhadap peraturan yang berlaku di sekolah sangat diperlukan bagi siswa. Sebab dengan pensosialisasian peraturan yang baik,
siswa dapat menjaga sikapnya di sekolah. Di dalam kelas, metode cooperative learning sangat tepat diterapkan oleh
guru, karena siswa diajak untuk percaya diri mengemukakan pendapat, optimis dalam menyelesaikan masalah, dan mampu menghargai dirinya sendiri termasuk bagian
Muhammad Faisal Akbar Taufik, 2015 Upaya Guru Pai Untuk Meningkatkan Resiliensi Siswa D engan Pendekatan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
karakteristik resiliensi I AM. Kemudian dalam metode ini juga siswa mampu berkomunikasi dengan baik dengan orang lain, mampu bekerja sama dengan orang
lain, dan mampu memiliki keterampilan komunikasi yang baik termasuk bagian karakteristik resiliensi I CAN.
Namun terkadang karena keterbatasan sarana prasarana, guru hanya menulis di papan tulis dan murid menyalinnya, semua itu karena kertebatasan buku pelajaran
di sekolah tersebut.. Kemudian seorang guru jangan lupa memberi nasihat kepada muridnya agar meluruskan niat bahwa tujuan belajar tidak hanya untuk meraih
prestasi duniawi saja melainkan, itu untuk bekal kelak di akhirat. diwaktu-waktu tertentu senantiasa Guru selalu memberikan konseling kepada siswanya, Guru juga
bisa mengarahkan siswanya untuk mengikuti hal-hal yang positif, seperti program di sekolah SMK Plus
Dārussurūr Kota Cimahi yang mengharuskan siswanya senantiasa membaca Al- Qur
’ān, shalat duḥā, dan mengikuti kegiatan RCS Remaja Cinta Solawat.
Kemudian dengan adanya dukungan dari guru, motivasi dan pengharapan yang baik, dalam peningkatan resiliensi siswa pun akan baik seperti dalam
karakteristik resililiensi I HAVE, siswa akan merasa ada dukungan dan kepercayaan terhadap dirinya, kemudian karakteristik resiliensi I AM, siswa akan merasa mampu
dalam menghadapi tantangan dan yang terakhir karakteristik I CAN, ketika siswa sudah percaya diri dengan kemampuannya, siswa akan menyebarkan kebaikan itu
kepada orang lain. Proses pelaksanaan peningkatan resiliensi siswa oleh guru PAI antara X AP dan X TKJ berjalan dengan cara yang sama.
Namun di X TKJ guru sedikit canggung dikarenakan di kelas itu diisi oleh lelaki, berbeda dengan X AP yang keseluruhan siswanya perempuan jadi guru secara
leluasa dalam pengajarannya. Hasil dari peningkatan resiliensi siswa oleh guru PAI dinilai berhasil. Berdasarkan perhitungan tabel , maka dapat diketahui bahwa tingkat
resiliensi pada siswa kelas X di SMK Plus Darussurur Kota Cimahi berada dalam kriteria tinggi sebanyak 30 siswa 70 berada dalam kriteria sedang sebanyak 13
siswa 30 berada dalam kriteria rendah sebanyak 0 siswa 0 dan berada dalam kriteria sangat rendah sebanyak 0 siswa 0 . Dapat disimpulkan pada uraian di atas
Muhammad Faisal Akbar Taufik, 2015 Upaya Guru Pai Untuk Meningkatkan Resiliensi Siswa D engan Pendekatan Islam
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menunjukkan bahwa hasil tingkat resiliensi pada siswa kelas X SMK Plus Darussurur Kota Cimahi berada pada kriteria tinggi, yaitu sebesar 70 . Hal itu menjadi tolak
ukur bahwa Guru PAI di SMK Plus Darussurur sudah baik dalam menjalankan peningkatan resiliensi siswa.
Melihat hasil data diatas peningkatan resiliensi siswa secara keseluruhan yang di lakukan Guru PAI sudah dinilai baik karena kelas X SMK Darussurur memiliki
tingkat resiliensi yang tinggi. Namun untuk tingkat resiliensi perkelas, X TKJ memiliki kriteria sedang. Adapun faktor lain yang menyebabkan hal tersebut
dikarenakan X TKJ mayoritas lelaki, sekolah tersebut latar belakang pesantren, jadi guru perempuan canggung untuk mengajar murid laki-laki. Berbeda dengan X AP
yang seluruh siswanya perempuan, guru tak merasa canggung dalam pengajarannya. Mungkin itu merupakan faktor penyebab tingkatan resiliensi perkelas berbeda. Tapi
terlepas dari itu semua, peningkatan resiliensi siswa oleh guru PAI di SMK Plus Dārussurūr dengan pendekatan Islam sudah berhasil.
B. REKOMENDASI
1. Bagi SMK Plus Darussurur Kota Cimahi, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran mengenai upaya guru PAI untuk meningkatkan
resiliensi siswa menurut ajaran Islam. Selain itu, juga dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
2. Bagi Civitas Akademik Universitas Pendidikan Indonesia, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan mengenai pola atau metode baru dalam
proses pembelajaran dan juga dapat dijadikan materi baru dalam perkuliahan. 3. Bagi Pembaca, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan untuk
melakukan pembelajaran yang lebih baik lagi terutama guru PAI untuk dapat selalu meningkatkan resiliensi siswanya di sekolah dengan baik.
4. Bagi Peneliti, penelitian ini merupakan bahan latihan dalam penulisan karya ilmiah agar lebih baik lagi dan juga dapat menjadi pengetahuan baru, sehingga
menggunakan metode ini dalam dunia pembelajaran.