Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Penelitian

4 Tabel 3. Kerugian yang Ditimbulkan Akibat Terjangan Angin Puting Beliung Di SuBoWonoSraTen Tahun 2012 NO. Kabupaten 2012 Kerugian Rumah Pohon Korban Jiwa 1 Boyolali 33 2 Karanganyar 134 6 3 Klaten 396 4 Sragen 124 5 Sukoharjo 6 Wonogiri 48 7 Surakarta Tidak Tercatat Tidak Tercatat Tidak Tercatat Sumber : BPBD SuBoSuKoWonoSraTen Tahun 2013 Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa kerugian yang tercatat paling besar merupakan kerusakan rumah warga atas kejadian bencana puting beliung, meskipun demikian bencana ini bukan termasuk bencana yang mematikan di Indonesia, karena tercatat pada Tabel 3 tidak terdapat jumlah korban jiwa, meskipun demikian bencana puting beliung harus diantisipasi oleh masyarakat. Berdasarkan latar belakang di daerah penelitian, maka penulis mengambil judul “ Analisis Kerentanan Bangunan Terhadap Bencana Angin Puting Beliung Di Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen ”

2. Perumusan Masalah

Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten yang tercatat banyak mengalami bencana putting beliung bila dibandingkan dengan kabupaten yang terdapat di kelompok SuBoSuKoWonoSraTen dari tahun 2010 hingga 2013. Berdasarkan latar belakang di atas maka merumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana zona kecepatan angin berdasarkan skala Fujita di Kecamatan Tanon ? 5 2. Bagaimana agihan kerentanan bangunan terhadap bencana angin puting beliung di Kecamatan Tanon ?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka, tujuan penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui zona kecepatan angin berdasarkan skala Fujita dengan menggunakan prediksi tingkat kerusakan bangunan akibat terjangan angin puting beliung angin kencang di Kecamatan Tanon 2. Mengetahui agihan kerentanan bangunan terhadap bencana angin puting beliung di Kecamatan Tanon 3. Menganalisis kerentanan bangunan terhadap zona kecepatan angin di Kecamatan Tanon 4. Menganalisis kerentanan bangunan terhadap kerusakan bangunan yang pernah terjadi akibat terjangan angin puting beliung di Kecamatan Tanon

4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk : 1. Memenuhi tugas akhir skripsi sebagai mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta 2. Menambah refrensi tentang bencana angin puting beliung bagi orang lain dan instansi yang terkait

5. Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya

5.1. Telaah Pustaka

Nurlambang, dkk., 2013 mengatakan bahwa proses terjadinya angin puting beliung terjadi secara singkat dan cepat, sehingga sulit untuk diprediksi kapan dan di mananya. 6 BMKG 2013 menyatakan bahwa terdapat beberapa karakteristik yang ditimbulkan oleh angin puting beliung, dan karakteristik tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Karakteristik Angin Puting Beliung Kriteria Tanda Kejadian Daerah Tumbuhnya Di darat Durasi Waktu 3 hingga 5 menit Sifat Destruktif Dapat menghancurkan rumah, pohon tumbang dan menelan korban jiwa Sumber: BMKG Eddy Hermanto 2007 menyatakan bahwa akibat yang dihasilkan oleh kehadiran puting beliung dapat berupa akibat langsung, yaitu melayangnya benda padat, robohnya bangunan rumah, ibadah, menara, dan antena, pagar tembok, bangunan terkena petir, tanaman dengan tajuk yang lebar karena tanpa perawatan, korban manusia akibat terkena benda terbang atau bahkan terbang-jatuhnya manusia yang tidak sempat berlindung. Tutik Winarsih 2010 menyebutkan bahwa kerusakan bangunan dapat dipengaruhi oleh angin, Faktor anginAngin kencang sering mengakibatkan kerusakan pada bangunan. Angin akan dapat mengakibatkan daya hisap ataupun daya tekan pada bangunan. Angin kencang telah mengakibatkan kerusakan pada ribuan rumah atau bangunan, yang pada umumnya diakibatkan oleh usia bangunan yang sudah tua atau kurang sempurnanya sistem konstruksi yang digunakan. Begitu halnya dengan Eddy Hermanto 2007 menyampaikan bahwa bangunangedung yang rusak, secara empirik kebanyakan berupa bangunan tua atau bangunan baru tapi terdapat kesalahan struktur-konstruksinya, atau komponen bangunan diterapkan secara salah. 7 Menurut INSIST, Yogyakarta 2011 mengukur kekuatan dan dampak puting beliung dapat menggunakan skala Fujita, skala tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Skala Fujita Kategori Kecepatan Angin Tingkat Kerusakan F0 Lemah 64-116 KmJam 40-72 mph Kerusakan pada atap rumah F1 Sedang 117-181 KmJam 73-112 mph Atap rumah terangkat F2 Kuat 182-253 KmJam 113-157 mph Atap rumah terangkat dengan semua kuda-kudanya F3 Sangat Kuat 254-332 KmJam 158-206 mph Atap dan dinding rumah hancur, pecah dan lepas dari rangka dasarnya F4 Dahsyat 333-419 KmJam 207-260 mph Rumah beton rata tanah, bangunan berpondasi kurang kuat terlempar jauh F5 Luar Biasa 420-512 KmJam 263-318 mph Pondasi paling kuat sekalipun terangkat dan bergeser Sumber : INSIST Yogyakarta 2011

5.2. Penelitian Sebelumnya

Penelitian tentang kerentanan bangunan terhadap angin puting beliung memang sangat sedikit diteliti di Indonesia, akan tetapi terdapat beberapa penelitian yang dapat menjadi landasan penelitian kedepannya. 1. Sarif Hidayat 2013 Penelitian Srafif Hidayat berjudul “ Kajian Bencana Putting Beliung Dengan Digital Geomorphology Model Di SuBoWonoSraTen ’’. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dan analisis data. Bertujuan untuk mengetahui pola gerakan angin dan zona kerawanan di daerah penelitian. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini berupa arah gerakan angin yang dipengaruhi keadaan geomorfologi serta zona kerawanan bencana angin puting beliung menggunakan Buffer. 8 2. Eni Murlina 2012 Penelitian Eni Murlina berjudul “ Prediksi Puting Beliung Di Kabupaten Maros ’’. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data sekunder. Tujuan penelitian untuk memodelkan kondisi-kondisi meteorologist. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah model karakteristik angin puting beliung. Untuk melihat perbedaan penelitian sebelumnya maka dapat dilihat pada Tabel 7. Di bawah ini : Tabel 6. Perbandingan Penelitian Sebelumnya Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil Sarif Hidayat 2013 Kajian Bencana Putting Beliung Dengan Digital Geomorphology Model Di SuBoWonoSraTen mengetahui pola gerakan angin dan zona kerawanan di daerah penelitian survey dan analisis data Arah gerakan angin yang dipengaruhi keadaan geomorfologi serta zona kerawanan bencana angin puting beliung menggunakan Buffer Eni Murlina 2012 Prediksi Puting Beliung Di Kabupaten Maros memodelkan kondisi- kondisi meteorologist analisis data sekunder model karakteristik angin puting beliung Kusuma Prayoga Basuki Putra 2014 Analisis Kerentanan Jenis Bangunan Terhadap Bencana Angin Puting Beliung Di Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen Mengetahui agihan kerentanan bangunan, mengetahui zona kecepatan angin berdasarkan skala Fujita di Kecamatan Tanon, analisis kerentanan bangunan berdasarkan zona kecepatan angin dan analisis kerentanan bangunan terhadap kerusakan bangunan yang pernah terjadi survey dan analisis data 9

6. Kerangka Penelitian

Angin puting beliung merupaka bencana yang dapat diprediksi, akan tetapi lokasi kejadiannya masih menjadi teka teki untuk dipecahkan. Bencana ini juga merupakan bencana yang dapat merusak dan merugikan baik kerugian materi maupun non materi. Kerugian materi meliputi kerusakan rumah, pohon tumbang dll yang ada kaitannya tentang materi, serta kerusakan non materi berupa korban jiwa hingga korban luka. Akibat bencana ini kerusakan yang paling besar ialah kerusakan pada bangunan atau rumah warga dari kerusakan ringan hingga berat. Kabupaten Sragen merupakan kabupaten yang tercatat sering mengalami bencana angin puting beliung diantara kabupaten yang termasuk di dalam kelompok SuBoSuKoWonoSraTen, hal ini dapat menimbulkan kerusakan rumah. Berdasarkan data yang tercatat oleh BPBD SuBoSuKoWonoSraTen kerusakan rumah dapat dilihat pada tabel 3. Kecamatan Tanon merupakan kecamtan yang paling banyak mengalami terjangan angin puting beliung dari kecamtan yang berada di Kabupaten Sragen, hal ini dapat dilihat pada tabel 2. Struktur bangunan dapat mempengaruhi kerentanan bangunan, struktur tersebut antara lain : 1. Bagian atap, terdiri seng, asbes, genteng dan cor 2. Bagian badantengah, terdiri kayu, tembok tanpa tulang dan tembok bertulang 3. Bagian pondasi, terdiri tanpa pondasi dan berpondasi Untuk mengetahui seberapa besar kecepatan terjangan angin puting beliung di Kecamatan Tanon, dapat diprediksi berdasarkan informasi kerusakan bangunan yang diterjang angin puting beliung berdasarkan skala Fujita. Setelah itu, dapat dilakukan analisis kerentanan bangunan terhadap zona kecepatan angin putting beliung dan analisis kerentanan bangunan terhadap kerusakan bangunan yang pernah terjadi di Kecamatan Tanon. 10

7. Metode Penelitian