Latar Belakang PENDAHULUAN Analisis Kerentanan Bangunan terhadap Bencana Angin Puting Beliung di Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen.

1 BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi bencana, baik gempa bumi, longsor, tsunami, puting beliung dll. Bencana yang terjadi di Indonesia banyak disebabkan oleh beberapa faktor dan faktor yang paling mempengaruhi ialah keadaan topografi di Indonesia, termasuk pola pergerakan angin puting beliung. Angin puting beliung merupakan bencana yang dapat diprediksi, walaupun demikian lokasi kejadiannya masih menjadi teka-teki yang harus dipecahkan. Menurut Nugroho Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB 2012 angin puting beliung sangatlah susah terdeteksi oleh satelit, cakupan terjangan hanya mencapai 2 km dan durasi waktunya kurang dari 10 menit, sehingga petugas tidak dapat mengetahuinya. BNPB 2012 menyebutkan pada tahun 2002, bencana angin puting beliung hanya terjadi 14 kali. Kemudian pada tahun 2006, naik menjadi 84 kejadian. Tahun 2010 ada 402 kali kejadian.Tahun 2011, turun hingga hanya ada 285 kejadian. Pada tahun 2012 kembali meningkat menjadi 295 kejadian. Sedangkan dalam kurun waktu februari-maret 2013, paling sedikit ada 77 kejadian yang ditimbulkan oleh angin puting beliung.Kejadian-kejadian ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar wilayah di Indonesia terancam bencana angin puting beliung, baik skala lokal, regional maupun global. Kerusakan yang diakibatkan oleh angin puting beliung sangat besar, terutama pada bangunan, pohon-pohon besar menjadi tumbang, jatuhnya papan reklame, rusaknya jembatan, hingga kehilangan harta dan jiwa. Per tahun 2012, BNPB menginformasikan bahwa tercatat 36 orang meninggal, 27.254 orang mengungsi, 3.885 rumah rusak berat, 1.968 rumah rusak sedang, dan 12.737 2 rumah rusak ringan. Sejalan dengan informasi ini dapat diketahui bahwa skala kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana angin puting beliung sangat besar. Berdasarkan data tersebut dampak yang paling besar ditimbulkan ialah dampak terhadap rumah warga, yang tercatat hingga 18.590 rumah warga yang mengalami kerusakan ringan hingga berat. Perkembangan permukiman yang dibangun tanpa memperlihatkan standar serta kualitas dapat mengakibatkan bangunan tersebut tidak mampu menahan terjangan angin kencang dan kuat seperti puting beliung. Kabupaten Sragen merupakan kabupaten yang tercatat paling sering mengalami bencana puting beliung dibandingkan dengan kabupaten yang termasuk dalam SuBoSuKoWonoSraTen. Jumlah kejadian bencana angin puting beliung dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Kejadian Puting Beliung Di SuBoSuKoWonoSraTen No. Kabupaten Tahun 2010 2011 2012 2013 1 Boyolali 7 7 6 6 2 Karanganyar 2 3 7 3 3 Klaten 14 20 4 Sragen 17 18 20 3 5 Sukoharjo 2 6 Wonogiri 5 3 7 Surakarta tidak tercatat tidak tercatat tidak tercatat tidak tercatat Sumber : BPBD SuBoSuKoWonoSraTen Tahun 2010 – 2013 Berdasarkan Tabel 1, menunjukan bahwa kejadian bencana angin puting beliung yang terjadi di daerah SuBoSuKoWonoSraTen tercatat paling banyak diterjang oleh angin puting beliung adalah Kabupaten Sragen dari tahun 2010 hingga 2013. Hampir semua kecamatan yang terdapat di Kabupaten Sragen dari tahun 2010-2013 pernah diterjang angin puting beliung. Kecamatan Tanon merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Sragen, dan kecamtan ini 3 merupakan kecamatan yang tercatat paling banyak mengalami bencana angin puting beliung dapat dilihat pada Tebel 2 di bawah ini. Tabel 2. Jumlah Kejadian Bencana Angin Puting Beliung Di Kabupaten Sragen Tahun 2010-2013 No Kecamatan Jumlah Kejadian 1 Sumbirejo 2 2 Gondang 2 3 Sambung Macan 1 4 Jenar 2 5 Tangen 3 6 Ngrampal 5 7 Karangmalang 4 8 Kedawung 3 9 Sragen 3 10 Gesi 2 11 Sidoharjo 1 12 Masaran 13 Plupuh 4 14 Tanon 11 15 Sukadane 16 Mondokan 5 17 Sumberlawang 2 18 Gemolong 2 19 Kalijambe 3 20 Miri 3 Sumber: BPBD Kabupaten Sragen Berdasarkan kejadian tersebut, bencana angin puting beliung juga menimbulkan kerugian di Kabupaten Sragen.Lihat Tabel 3 di bawah ini. 4 Tabel 3. Kerugian yang Ditimbulkan Akibat Terjangan Angin Puting Beliung Di SuBoWonoSraTen Tahun 2012 NO. Kabupaten 2012 Kerugian Rumah Pohon Korban Jiwa 1 Boyolali 33 2 Karanganyar 134 6 3 Klaten 396 4 Sragen 124 5 Sukoharjo 6 Wonogiri 48 7 Surakarta Tidak Tercatat Tidak Tercatat Tidak Tercatat Sumber : BPBD SuBoSuKoWonoSraTen Tahun 2013 Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa kerugian yang tercatat paling besar merupakan kerusakan rumah warga atas kejadian bencana puting beliung, meskipun demikian bencana ini bukan termasuk bencana yang mematikan di Indonesia, karena tercatat pada Tabel 3 tidak terdapat jumlah korban jiwa, meskipun demikian bencana puting beliung harus diantisipasi oleh masyarakat. Berdasarkan latar belakang di daerah penelitian, maka penulis mengambil judul “ Analisis Kerentanan Bangunan Terhadap Bencana Angin Puting Beliung Di Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen ”

2. Perumusan Masalah