Validitas Instrumen Proses Pengembangan Instrumen

Shella Nursadjilah, 2015 PENGGUNAAN PENDEKATAN MULTISENSORI UNTUK MENGURANGI GANGGUAN OMISI DALAM MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNARUNGU KELAS DI DI SLB BHINEKA CIHAMPELAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pada penyusunan program ini memiliki tujuan sebagai panduan pembelajaran membaca kata sebagai bentuk intervensi pada siswa.

2. Instrumen Kualitatif

Instrumen kualitatif pada penelitian ini yang utama adalah peneliti itu sendiri. Peneliti dalam penelitian kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsir data dan membuat kesimpulan atas temuannya Sugiyono, 2011, hlm. 306 Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau idak bagi penelitian, b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus, c. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa tes atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia, d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita, e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika, f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan Sugiyono, 2011, hlm. 308

G. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam proses pengembangan instrumen dilakukan sebuah uji coba dengan tujuan untuk mengetahui validitas dari instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

1. Validitas Instrumen

Validitas merupakan ketetapan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data. Uji validitas ini menggunakan validitas isi berupa expert-judgment dalam hal ini adalah pakar dan guru. Uji validitas memiliki tujuan untuk mencari kesesuaian antara Shella Nursadjilah, 2015 PENGGUNAAN PENDEKATAN MULTISENSORI UNTUK MENGURANGI GANGGUAN OMISI DALAM MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNARUNGU KELAS DI DI SLB BHINEKA CIHAMPELAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu alat pengukuran dengan tujuan pengukuran, atau ada kesesuaian antara pengukuran dengan apa yang hendak diukur, sehingga suatu tes hasil belajar dapat dikatakan valid apabila tes tersebut benar-benar mengukur hasil belajar. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono, 2012, hlm. 120. Melalui proses judgement kelayakan alat pengumpulan data dapat digunakan sebagaimana mestinya. Adapun tiga ahli yang melakukan uji validitas adalah: a. Penilai 1 : Dr. Endang Rusyani, M.Pd Dosen PKh b. Penilai 2 : Dadan Kurniawan, S.Pd Kepsek c. Penilai 3 : Nurhayati, S.Pd Guru Penilaian dilakukan dengan membandingkan kisi-kisi instrumen, indikator dan butir soal. Hasil judgement kemudian dihitung dengan menggunakan rumus: Persentase = f ∑ f X 100 Dimana : f = frekuensi cocok menurut penilai ∑ f = jumlah penilai Susetyo, 2011, hlm. 92 Butir tes dinyatakan valid jika kecocokannya dengan indikator mencapai lebih besar dari 50 Susetyo, 2011, hlm. 92. Setelah tahap judgement dilaksanakan, instrumen tes diberikan kepada subjek yang lain dan dilakukan sebelum eksperimen sesungguhnya dimulai, hal ini dilakukan semata-mata untuk menambah keyakinan peneliti dalam menggunakan instrumen yang digunakan. Melalui tahap judgement, maka instrumen yang digunakan selanjutnya memiliki validitas dengan kemampuan siswa. Shella Nursadjilah, 2015 PENGGUNAAN PENDEKATAN MULTISENSORI UNTUK MENGURANGI GANGGUAN OMISI DALAM MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNARUNGU KELAS DI DI SLB BHINEKA CIHAMPELAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Persentase validitas expert-judgement Kemampuan membaca kata yang mengandung konsonan n ditengah dan akhir Butir soal Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3 Persentase validitas P= � ∑ � x 100 Hasil Ket 1 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 2 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 3 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 4 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 5 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 6 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 7 1 1 P = 23 x 100 67 Valid 8 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 9 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 10 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 11 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 12 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 13 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 14 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 15 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 16 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 17 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 18 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 19 1 1 1 P = 33 x 100 100 Valid 20 1 1 P = 23 x 100 67 Valid Shella Nursadjilah, 2015 PENGGUNAAN PENDEKATAN MULTISENSORI UNTUK MENGURANGI GANGGUAN OMISI DALAM MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNARUNGU KELAS DI DI SLB BHINEKA CIHAMPELAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil judgement terhadap tiga ahli diperoleh hasil dengan persentase antara 67- 100, artinya instrumen ini dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk penelitian.

2. Reliabilitas Instrumen

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PROGRAM REMEDIAL PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN MULTISENSORI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA TUNA GRAHITA KELAS IV DI SLB ABCD YSD POLOKARTO KABUPATEN SU

0 2 17

PENERAPAN METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA PENERAPAN METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS I SD NEGERI POKAK I CEPER KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 15

PENGGUNAAN PENDEKATAN MULTISENSORI DALAM MENINGKATKAN PERBENDAHARAAN KATA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS II DI SD PANDU BANDUNG.

0 1 42

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS III DI SLB B-C FADHILAH.

2 7 24

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PENCOCOKKAN KARTU INDEKS (INDEX CARD MATCH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA TUNARUNGU: Studi Eksperimen di SLB-BC Pambudi Dharma 2 pada Kelas 1 SDLB.

4 24 39

PENGARUH PENGGUNAAN METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB-C YPSLB GEMOLONG TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 0 18

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BIG BOOKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I DI SLB WIDYA MULIA PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA.

1 3 165

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR II DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BHAKTI WIYATA KULON PROGO.

0 0 236

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS GLASS PADA SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR IV DI SLB MARSUDI PUTRA I BANTUL.

8 39 226

Penggunaan media komputer untuk meningkatkan perbendaharaan kata anak tunarungu wicara kelas D1-B SLB Negeri Salatiga

0 0 121