PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS III DI SLB B-C FADHILAH.

(1)

No. Daftar: 013/Skripsi/PKH/FIP-S1/Oktober-2013

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU

KELAS III DI SLB B-C FADHILAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus

Oleh LIA AFRILIA N

0707695

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

No. Daftar: 013/Skripsi/PKH/FIP-S1/Oktober-2013

Penggunaan Media Kartu Kata Dalam Meningkatkan Kemampuan

Membaca Permulaan Anak Tunarungu

Kelas III di SLB B-C Fadhilah

Oleh Lia Afrilia N

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Program Pendidikan Khusus

© Lia Afrilia N 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

(4)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU

KELAS III DI SLB B-C FADHILAH (Lia Afrilia N. 0707695)

Katunarunguan mengakibatkan terhambatnya perkembangan bahasa dan bicara anak tunarungu. Kemampuan bicara dan bahasa anak tunarungu berbeda dengan anak pada umumnya, hal ini disebabkan karena perkembangan bahasa dan bicara berkaitan erat dengan kemampuan mendengar.

Permasalahan anak tunarungu yang mengalami kesulitan atau keterlambatan dalam membaca permulaan, perlu mendapat penanganan yang tepat agar kesulitan tersebut dapat teratasi sedini mungkin. Hambatan membaca permulaan dapat diatasi dengan menggunakan media yang menarik dan menyenangkan dalam proses pembelajarannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan adalah dengan menggunakan media kartu kata karena media ini memiliki beberapa keunggulan yaitu mudah dibawa, mengembangkan daya ingat otak kanan, melatih kemampuan konsentrasi, meningkatkan pembendaharaan kata dengan cepat, materi pembelajaran yang menarik, suasana yang menyenangkan, waktu pembelajaran yang cepat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain single subject research (SSR). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian SSR adalah desain A-B-A yang terdiri dari tiga tahapan kondisi, yaitu A-1 (baseline 1), B (intervensi), dan A-2 (baseline 2).

Hasil penelitian ini menjawab pertanyaan peneliti yang diajukan, secara nyata subjek mengalami peningkatan kemampuan membaca permulaan yang dapat dilihat dari peningkatan mean level. Persentase mean level membaca suku kata mengalami peningkatan dari 57,5 menjadi 80 pada fase intervensi. Persentase mean level membaca kata dari 60 menjadi 86,6 pada fase intervensi. Persentase mean level membaca kalimat sederhana dari 37,5 menjadi 71,6 pada fase intervensi.

Penelitian ini sekiranya dapat dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan bagi para pendidik untuk menggunakan media kartu kata dalam proses pembelajran membaca di sekolah dan bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengadakan penelitian dengan menggunakan media kartu kata kembali dengan

target behavior yang berbeda.


(5)

ABSTRACT

THE USE OF THE WORD CARD MEDIA TO IMPROVE THE READING SKILLS OF DEAF CHILDREN IN CLASS III SLB B-C FADHILAH

(Lia Afrilia N. 0707695)

Hearing loss resulting in it seems that the language development of deaf children and talk. Ability to speak different languages and deaf children and children in General, this is because the development of language and speech is closely related to the ability to hear.

Problems of deaf children who experience difficulties or delays in reading the beginning, need to get a proper handling in order that the difficulties can be resolved as early as possible. Read the beginning of the barriers can be overcome by using media that is interesting and fun lesson in the process. One effort that can be done to improve reading skills early is by using the media because the media says this card has some advantages that easy to carry, develop the right-brain memory, concentration, increasing the ability to train pembendaharaan said quickly, learning material, pleasant atmosphere, fast learning time.

The methods used in this research is a method of experimentation with the use of single subject design research (SSR). The research design used in the research of SSR is design A-B-A, which consists of three stages of the condition, namely a-1 (baseline 1), B (intervention), and A-2 (baseline 2).

The results of this research to answer the question researchers posed a real subject, generally have an increased ability to read the beginning which can be seen from the increase in the mean level. A percentage of the mean level reading syllables has increased from 63.2 to 80 on phases of the intervention. A percentage of the mean level reading words from 60 be 86,6 on phases of the intervention. A percentage of the mean level read a simple sentence from 37.5 to 71,6 on phase of the intervention.

This research could be made if as input and consideration for educators to use media cards in the process pembelajran words read in school and for subsequent researchers, expected to hold research using media card said back with a target behavior.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

UCAPAN TERIMA KASIH...iii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GRAFIK...x

DAFTAR BAGAN...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah...3

C. Batasan Masalah...4

D. Rumusan Masalah...4

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...4

BAB II PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU A. Deskripsi Teori 1. Konsep Dasar Media Kartu Kata...6

2. Konsep Dasar Membaca Permulaan...7

3. Konsep Dasar Anak Tunarungu...11

B. Penelitian yang Relevan...16

C. Kerangka Berpikir...17


(7)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian...20

1. Variabel Bebas...20

2. Variabel Terikat...20

B. Metode Penelitian...20

C. Subjek dan Lokasi Penelitian...22

1. Subjek Penelitian...22

2. Lokasi Penelitian...23

D. Instrumen dan Teknik pengumpulan data...23

1. Instrumen Penelitian...23

2. Teknik Pengumpulan Data...24

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data...25

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian...26

B. Analisis Data...29

1. Analisis Data dalam Kondisi...29

2. Analisis Data antar Kondisi...50

C. Pembahasan...63

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan...67

B. Rekomendasi...67

DAFTAR PUSTAKA...68 LAMPIRAN

Lampiran I


(8)

Lampiran II

 Kisi- Kisi Instrumen

 Expert Judgement

 Instrumen Penelitian

 Program Pembelajaran Membaca Permulaan

 Validitas Lampiran III

 Hasil Penelitian Lampiran IV


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hambatan anak tunarungu dalam membaca permulaan terjadi pada YC. Subjek YC mengalami katunarunguan yang mengakibatkan terhambatnya perkembangan bahasa dan bicara. Perkembangan kemampuan membaca YC menurut guru kelasnya sudah menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Subjek YC sudah mengenal semua huruf vokal dan beberapa huruf konsonan. Berdasarkan hasil asesmen pendahuluan, huruf yang belum dikenal d, j, k, m, n, s, t, dan y. Kemampuan membaca huruf YC sudah terbilang cukup baik, namun untuk membaca suku kata, kata atau bahkan kalimat masih terbilang kurang. Pemahaman YC terhadap huruf yang kurang baik menyebabkan subjek mengalami kesulitan saat membaca suku kata, kata dan kalimat yang diberikan peneliti saat asesmen.

Permasalahan anak tunarungu yang mengalami kesulitan atau keterlambatan dalam membaca permulaan, perlu mendapat penanganan yang tepat agar kesulitan tersebut dapat teratasi sedini mungkin.

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan membaca. Apabila anak mengalami hambatan pada salah satu atau lebih dari faktor tersebut, maka akan mengalami hambatan dalam membaca. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Kirk et all. (Abdurrahman, 2003:201) sebagai berikut:

Ada delapan faktor yang memberikan sumbangan bagi keberhasilan belajar membaca yaitu (1) kematangan mental, (2) kemampuan visul, (3) kemampuan mendengar, (4) perkembangan wicara dan bahasa, (5) keterampilan berpikir dan memperhatikan, (6) perkembangan motorik, (7) kematangan sosial dan emosional, (8) motivasi dan minat.

Perkembangan berbahasa setiap fase umur masing- masing memiliki karakteristik yang berbeda. Umumnya perkembangan berbahasa setiap orang berkembang dengan baik dan sesuai dengan fase perkembangannya, namun ada


(10)

sebagian yang mengalami hambatan dalam berbahasa, diantaranya yaitu anak tunarungu.

Tunarungu adalah mereka yang kehilangan pendengaran baik sebagian (hard of hearing) maupun keseluruhan (deaf) yang menyebabkan pendengarannya tidak memiliki nilai fungsional di dalam kehidupan sehari-hari. Akibat dari kehilangan pendengaran ini anak tunarungu mengalami hambatan dalam perkembangan bicara dan bahasanya. Sedangkan kemampuan berbicara dan berbahasa merupakan salah satu landasan untuk dapat melakukan pendidikan baik formal maupun informal. (Somantri, 2007:94)

Keterampilan membaca tidak hanya memungkinkan seseorang untuk meningkatkan penguasaan dalam bidang studi dan keterampilan, tetapi membaca juga bermamfaat untuk memperoleh kesenangan yang berhubungan dengan hobi. Terdapat banyak mamfaat yang dapat diperoleh dari membaca, maka anak harus diajarkan membaca pada usia dini. Apabila anak belum dapat membaca pada usia yang tidak lagi muda, maka ada kemungkinan yang cukup besar terdapat faktor yang menghambat anak dalam proses belajar membaca.

Kemampuan membaca sangat berkaitan dengan kemampuan berbahasa. Pada anak tunarungu perkembangan bahasanya tidak berkembang secara optimal dan mempengaruhi perkembangan anak tunarungu. Salah satunya terhadap kemampuan membaca, oleh karenanya memerlukan penanganan yang tepat.

Berdasarkan permasalahan yang dialami anak tunarungu, peneliti berkeinginan untuk mencari solusi baru yang bagaimana mengatasi permasalahan kemampuan membaca permulaan anak tunarungu. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan ialah dengan menggunakan media kartu kata. Melalui media ini anak akan diajarkan membaca melalui kartu berisi kata- kata yang telah dikenal anak dengan cara yang menyenangkan.

Kartu kata adalah kartu berisi/ bertuliskan huruf- huruf, suku kata, dan kata, bahkan kalimat. Media kartu kata adalah untuk latihan menyusun huruf menjadi suku kata, kemudian menjadi kata dan menyusun kata menjadi sebuah kalimat sederhana. Media kartu kata tersebut memuat kata yang telah dikenal oleh anak,


(11)

misalnya nama anggota tubuh, nama anggota keluarga, nama buah- buahan, nama binatang atau nama benda yang ada dilingkungan anak tersebut.

Pembelajaran membaca permulaan akan diajarkan melalui empat tahap. Pada setiap tahap, anak diajarkan membaca kata benda. Tahap pertama adalah persepsi bentuk huruf. Anak diminta membaca beberapa kata benda yang terdiri dari anggota keluarga dan makanan. Tahap kedua anak diajarkan membaca beberapa kata benda yang berhubungan dengan anggota tubuh. Pada tahap ketiga, anak diajarkan tentang kata benda yang terdiri dari benda yang dipakai oleh anak dan benda yang terdapat di rumah. Tahap keempat, anak sudah mulai belajar membaca kalimat sederhana.

Media kartu kata dalam penelitian ini didasari oleh penggunaan indera penglihatan yang sangat berperan penting dalam memperoleh informasi bagi anak tunarungu, karena anak tunarungu seringkali disebut sebagai insan visual.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam upaya menangani dan meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunarungu dalam kehidupan sehari-hari agar dapat meningkatkan pula fungsi-fungsi perkembangan lainnya, salah satunya adalah kemampuan berbicara.

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Ketunarunguan menyebabkan seseorang mengalami hambatan dalam perkembangan bicara dan bahasanya;

2. Ketunarunguan berpengaruh terhadap kemampuan membacanya;

3. Tidak digunakannya metode pengajaran khusus yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan membaca menyebabkan kemampuan anak menjadi tidak berkembang;

4. Pembelajaran yang kurang memungkinkan, lemahnya motivasi dan pemahaman anak terhadap membaca, sehingga proses pembalajaran membaca cenderung membosankan.


(12)

5. Perlunya suatu media pembelajaran khusus sebagai alat bantu mengajar yang sesuai dengan materi yang akan diberikan atau diajarkan dalam meningkatkan motivasi dan minat belajar anak.

Penggunaan media kartu kata dalam penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunarungu.

C. Batasan Masalah

Begitu banyak media yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan keterbatasan penulis, penelitian ini dibatasi pada penggunaan media kartu kata terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan anak tunarungu.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak

tunarungu?”

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah mengungkapkan apakah penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunarungu. 2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini ialah sebagai berikut:

a. Pada tataran teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan informasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam penanganan permasalahan membaca permulaan anak tunarungu.


(13)

b. Pada tataran praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan mamfaat yang besar bagi Guru di sekolah penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya menangani permasalahan membaca permulaan anak tunarungu dengan penggunaan media kartu kata.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini, akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Bahasan mengenai metode penelitian memuat beberapa komponen yaitu variabel penelitian, metode penelitian, subjek dan lokasi penelitian, instrumen, validitas, dan teknik pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang akan dijabarkan dalam pembahasan berikut.

A. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu sebagai berikut.

1. Variabel bebas adalah yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan ataupun timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan kartu kata. Dalam pembelajaran membaca dengan menggunakan kartu kata diterapkan berdasarkan prinsip permainan menyenangkan. Dalam pengajarannya menggunakan kartu kata berisi kata- kata yang dikenal oleh anak.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Membaca permulaan yaitu menyuarakan tulisan, tetapi yang di baca haruslah bermakna. Dengan demikian, target behavior dalam penelitian ini ialah membaca suku kata, kata dan kalimat sederhana. Kata yang dikenalkan adalah kata benda yang terdiri dari anggota keluarga (ibu, ayah), anggota tubuh (gigi, mata), benda yang dipakai oleh anak (baju, topi), makanan (nasi, roti ) dan benda yang terdapat di rumah (meja, kursi).

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalm penelitian ini adalah metode eksperimen yang bertujuan mencari tahu pengaruh penggunaan media kartu kata terhadap


(15)

diketahui dengan melihat ada atau tidaknya perbedaan kemampuan membaca subjek sebelum diberikan intervensi, saat diberikan intervensi dan setelah diberikan intervensi.

Metode eksperimen dalam penelitian ini menggunakan desain Single Subjek

Research (SSR). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian SSR adalah

desain A-B-A yang terdiri dari tiga tahapan kondisi, yaitu A-1 (baseline 1), B (intervensi), dan A-2 (baseline 2).

Prosedur dalam pelaksanaan disain A-B-A adalah target behavior diukur secara kontinyu pada kondisi baseline kesatu (A-1) dengan periode 30 menit persesi. Pengumpulan data pada kondisi intervensi dilakukan secara kontinyu sampai data mencapai level yang jelas atau stabil. Setelah pengukuran pada kondisi intervensi, dilakukan pengukuran pada kondisi baseline kedua (A-2) ini dilakukan sebagai kontrol kondisi intervensi sehingga memungkinkan peneliti menarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang fungsional antara variabel terikat (media kartu kata) dan variabel bebas (kemampuan membaca permulaan).

Grafik 3.1 Tampilan Desian A-B-A Keterangan:

A-1 (baseline 1)= kondisi kemampuan dasar, dimana pengukuran target behavior dilakukan pada keadaan natural sebelum diberikan perlakuan atau treatmen apapun. Dalam penelitian ini, kemampuan yang akan diukur adalah kemampuan membaca permulaan. Subjek diberikan tes tindakan berupa perintah untuk

0% 20% 40% 60% 80% 100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

T a rg et B eha v io r Sesi (hari)

DISAIN

A-B-A


(16)

membaca beberapa kata sederhana. Hal ini dilakukan untuk melihat kelancaran dan pemahaman kata pada saat subjek membaca. Subjek diamati dan diambil datanya secara alami sehingga terlihat kemampuan awal yang dimiliki oleh subjek dimana pengamatan atau pengambilan data tersebut dilakukan secara berulang. B (intervensi)= kondisi subjek penelitian selama diberikan perlakuan, dalam hal ini adalah pemberian latihan membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata secara berulang-ulang, yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan subjek dengan menilai aspek kelancaran dan pemahaman kata pada saat subjek membaca. Intervensi dilakukan setelah menemukan angka-angka stabil atau konsisten pada tahap baseline (A-1).

A-2 (baseline 2)= pengamatan tanpa intervensi yang dilakukan setelah subjek diberikan intervensi atau perlakuan. Disamping sebagai kontrol dari kegiatan intervensi, baseline ini juga berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan dan sebagai evaluasi untuk melihat sejauh mana intervensi yang diberikan berpengaruh pada subjek.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini ialah YC dengan identitas sebagai berikut.

Nama : YCSN

Jenil kelamin : Laki-laki

Kelas : III

Tempat tanggal lahir : Sumedang, 3 Juli 2003 Agama : Islam

Alamat : Asrama Brimob blok N 26 Sayang

Keadaan : berdasarkan hasil asesmen pendahuluan, anak sudah menenal huruf vokal dan konsonan. Huruf konsonan yang belum dikenal yaitu d, j, k, m, n, s, t, dan y. Kemampuan membaca YC cukup baik


(17)

namun dalam pengucapannya kurang begitu jelas seperti ibu terdengar idu, meja terdengar meca dan gigi terdengar hihi.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SLB B-C FADHILAH yang beralamatkan di Jalan Lurah Abdul Hamid Kp. Mandalangu Ds. Cipacing km. 20 Bandung Garut.

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh atau mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Instrumen yang digunakan dalm penelitian ini menggunakan instrumen berupa tes.

Arikunto (2003:150) menjelaskan bahwa tes yaitu pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

Penggunaan instrumen dalam peneitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan subjek dalam membaca permulaan. Instrumen yang digunakan ialah intrumen membaca permulaan. Penyusunan instrumen ini disusun berdasarkan analisis kata- kata yang dianggap telah dikenal oleh anak, seperti yang berhubungan dengan anggota keluarga, anggota tubuh, makanan, benda yang dipakai oleh anak, benda yang ada di rumah anak,

Berikut adalah langkah- langkah yang dilakukan selama menyusun instrumen penelitian.

a. Membuat Kisi- Kisi

Kisi- kisi dalam penelitian ini merupakan dasar pengembangan instrumen dan disesuaikan dengan kemampuan anak.

b. Penyusunan Instrumen

Penyusunan instrumen ini menjadi pegangan peneliti untuk terjun ke lapangan. Penyusunan instrumen disesuaikan dengan kisi- kisi yaitu berdasarkan kemampuan anak. Adapun yang instrumen tes yang diberikan


(18)

adalah tes membaca permulaan yaitu membaca suku kata, kata dan kaimat sederhana.

c. Penyusunan Program Pembelajaran Membaca Permulaan

Penyusunan program pembelajaran membaca permulaan ini bertujuan untuk panduan dalam pembelajaran membaca suku kata, kata dan kalimat sederhana sebagai bentuk intervensi pada siswa tunarungu.

d. Uji validitas

Validitas merupakan ketetapan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data. Uji validitas ini menggunakan validitas isi berupa expert-judgment dalam hal ini adalah pakar dan guru. Penilaian dilakukan oleh tiga orang dan data yang diperoleh melalui expert-judgment akan dihitung dengan rumus:

x 100% Keterangan Penilai :

- Bapak Drs. Endang Rusyani, M.Pd - Ibu Tini K., S.Pd

- Ibu Nunung K., S.Pd

Dari Hasil judgment (terlampir ) diperoleh tiga penilai menyatakan semua aspek cocok sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Tes

Pemberian tes yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan subjek dalam membaca suku kata, kata dan kalimat sederhana. Tes yang pertama


(19)

yang dilakukan adalah asesmen membaca beberapa kata benda dan suku kata serta kalimat sederhana dengan menggunakan kartu kata.

Adapun yang dilakukan dalam pemberian tes adalah sebagai berikut. 1) Melakukan pengumpulan data pada fase baseline-1. Pengumpulan data

pada fase baseline dilakukan untuk mngetahui kelancaran subjek dapat membaca suku kata, kata dan kalimat sederhana sehingga mampu menyusun kata menjadi kalimat sederhana yang telah disediakan. Fase baseline ini dilakukan selama lima sesi dan setiap sesi dilakukan selama 30 menit.

2) Setelah mendapatkan angka- angka stabil pada fase baseline, peneliti melakukan intervensi. Intervensi ini dilakukan agar dapat meningkatkan kemampuan membaca subjek dari tahap membaca suku kata, kata sampai pada tahap membaca kalimat sederhaa dan mampu menyusun kata menjadi kalimat sederhana dengan menggunakan media kartu kata. Fase intervensi ini silakukan selama delapan sesi dan setiap sesi dilakukan 30 menit. 3) Fase baseline-2 dilakukan setelah fase intervens. Fase baseline-2 dilakukan

agar dapat mengetahui apakan intervensi yang telah diberikan memberikan pengaruh positif pada kemampuan membaca permulaan subjek. Fase baseline-2 dilakukan selam lima sesi da setiap sesi dilakukan selama 30 menit.

3. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Setelah data terkumpul, data diolah dan dianalisis ke dalam statistik deskriptif dengan tujuan memperoleh gambaran secara jelas tentag hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan grafik pada penelitian SSR. Statistik deskriptif ini digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikannya.

Pengolahan data merupakan tahapan yang dilakukan dengan penelitian untuk mengolah data yang didapat dari lapangan. Kegiatan ini merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti agar data yang telah terkumpul mempunyai arti


(20)

dan dapat ditarik suatu kesimpulan atau jawaban dari suatu permasalahan yang diteliti.

Setelah data diolah kemudian dianalisis. Analisis data bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh intervensi terhadap perilaku yang ingin diubah atau target behavior. Metode analisis visual yang digunakan adalah dengan menggunakan pengamatan lapangan terhadapa data yang ditampilkan dalam grafik. Dalam proses analisis data pada penelitian subjek tunggal banyak mempresentasikan data ke dalam grafik, tujuannya yaitu agar peneliti lebih mudah untuk menjelaskan perubahan perilaku atau target behavior subjek secara efisien dan detail.

Bentuk grafik yang digunakan yaitu grafik garis. Penggunaan grafik ini diharapkan dapat memperjelas gambaran dari pelaksanaan eksperimen sebelum diberi perlakuan atau intervensi maupun pada saat setelah diberi perlakuan, dan perubahan- perubahan yang terjadi setelah intervensi diberikan.

Adapun langkah- langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut.

a. Menskor hasil penilaian kondisi baseline 1; b. Menskor hasil penilaian kondisi intervensi; c. Menskor hasil penilaian kondisi baseline 2;

d. Membuat tabel penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline 1, kondisi intervensi dan baseline 2;

e. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline 1, skor intervensi, dan baseline 2;

f. Membuat analisis data dalam bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut; dan


(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, diperoleh keterangan bahwa terdapat peningkatan kemampuan membaca permulaan pada subjek, baik itu membaca suku kata, kata maupun membaca kalimat sederhana, dengan menggunakan media kartu kata. Peningkatan ini dapat dilihat dari perubahan mean level subjek. Mean level subjek untuk membaca suku kata mengalami peningkatan dari 57,5 menjadi 80 saat fase intervensi. Mean level subjek untuk membaca kata mengalami peningkatan dari 60 menjadi 86,6 saat fase intervensi. Mean level membaca kalimat sederhana mengalami peningkatan dari 37,5 menjadi 71,6 saat fase intervensi.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak tunarungu.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti memberikan rekomendasi penelitian ini kepada pihak- pihak yang dipandang perlu untuk menindak lanjutihasil penelitian ini. Seperti telah diketahui bahwa penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunarungu maka dari itu peneliti menyarankan beberapa hal diantaranya sebagai berikut.

1. Rekomendasi bagi para pendidik

Penelitian ini sekiranya dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi para pendidik untuk menggunakan media kartu kata dalam proses pembelajaran membaca di sekolah.


(22)

2. Rekomendasi bagi para peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya dapat mengadakan penelitian penggunaan media kartu kata kembali dengan target behavior yang berbeda untuk melanjutkan penelitian ini, misalnya untuk membaca lanjut.

b. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian kepada subjek yang memiliki hambatan yang berbeda, seperti anak yang mengalami kesulitan belajar atau anak yang berkebutuhan khusus lainnya dnegan menggunakan media kartu katauntuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan maupun membaca lanjut.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan. Jakarta: PT. Asdy Mahasatya.

Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bandi, D. (2006). Pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Bandung: PT. Refika Aditama.

Benson, S. (1995). Beberapa Aspek Psikologi Aak Tunarungu. Jakarta: Depdikbud. Bunawan, L dan Yuwati, C. S. (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta:

Yayasan Santi Rama.

Brata, M. (2012). Pengertian dan Definisi Membaca Permulaan . [online]. Tersedia: http://www.vionetpalu.com/2012/10/pengertian-dan-definisi-membaca.html# [24 Oktober 2012].

Doman, G. (1986). Mengajar Bayi Anda Membaca. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Mulyadi, A. (2010). Pengembangan Multinesa Pembelajaran Interaktif CAI Model

Intructioan Games Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Skripsi UPI: tidak diterbitkan.

Purwanto, M.N dan Alim, D. (1997). Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di

Sekolah Dasar. Jakarta: PT Rosda Jayapura.

Sadiman, dkk. (2008). Media pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemamfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.

Somad, P dan Hernawati, T. (1995). Ortopedagogok Anak Tunarungu. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sunanto, dkk. (2005). Pengantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal. CRIED: University of Tsukuba.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, H. G. (1985). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Membaca. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Membaca. Bandung: Angkasa.


(24)

Tim Dewan Skripsi PLB. (2011). Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah. Bandung: tidak diterbitkan.

Tim UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Faida, U. (2011). Penggunaan Metode Glenn Doman Untuk Meningkatkan

Kemampuan Membaca Permulaan Anak cerebral palsy di SLB D YPAC Bandung. Skripsi UPI: tidak diterbitkan.

.... (2012). Penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca

anak tunarungu. [online]. Tersedia:

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_plb_0610333_chapter2.pdf [14 februari 2013].


(1)

yang dilakukan adalah asesmen membaca beberapa kata benda dan suku kata serta kalimat sederhana dengan menggunakan kartu kata.

Adapun yang dilakukan dalam pemberian tes adalah sebagai berikut. 1) Melakukan pengumpulan data pada fase baseline-1. Pengumpulan data

pada fase baseline dilakukan untuk mngetahui kelancaran subjek dapat membaca suku kata, kata dan kalimat sederhana sehingga mampu menyusun kata menjadi kalimat sederhana yang telah disediakan. Fase baseline ini dilakukan selama lima sesi dan setiap sesi dilakukan selama 30 menit.

2) Setelah mendapatkan angka- angka stabil pada fase baseline, peneliti melakukan intervensi. Intervensi ini dilakukan agar dapat meningkatkan kemampuan membaca subjek dari tahap membaca suku kata, kata sampai pada tahap membaca kalimat sederhaa dan mampu menyusun kata menjadi kalimat sederhana dengan menggunakan media kartu kata. Fase intervensi ini silakukan selama delapan sesi dan setiap sesi dilakukan 30 menit. 3) Fase baseline-2 dilakukan setelah fase intervens. Fase baseline-2 dilakukan

agar dapat mengetahui apakan intervensi yang telah diberikan memberikan pengaruh positif pada kemampuan membaca permulaan subjek. Fase baseline-2 dilakukan selam lima sesi da setiap sesi dilakukan selama 30 menit.

3. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Setelah data terkumpul, data diolah dan dianalisis ke dalam statistik deskriptif dengan tujuan memperoleh gambaran secara jelas tentag hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan grafik pada penelitian SSR. Statistik deskriptif ini digunakan untuk menganalisis data


(2)

Lia Afrilia,2013

Penggunaan Media Kartu Kata Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Tunarungu Kelas III Di SLB B-C Fadhilah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan dapat ditarik suatu kesimpulan atau jawaban dari suatu permasalahan yang diteliti.

Setelah data diolah kemudian dianalisis. Analisis data bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh intervensi terhadap perilaku yang ingin diubah atau target behavior. Metode analisis visual yang digunakan adalah dengan menggunakan pengamatan lapangan terhadapa data yang ditampilkan dalam grafik. Dalam proses analisis data pada penelitian subjek tunggal banyak mempresentasikan data ke dalam grafik, tujuannya yaitu agar peneliti lebih mudah untuk menjelaskan perubahan perilaku atau target behavior subjek secara efisien dan detail.

Bentuk grafik yang digunakan yaitu grafik garis. Penggunaan grafik ini diharapkan dapat memperjelas gambaran dari pelaksanaan eksperimen sebelum diberi perlakuan atau intervensi maupun pada saat setelah diberi perlakuan, dan perubahan- perubahan yang terjadi setelah intervensi diberikan.

Adapun langkah- langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut.

a. Menskor hasil penilaian kondisi baseline 1; b. Menskor hasil penilaian kondisi intervensi; c. Menskor hasil penilaian kondisi baseline 2;

d. Membuat tabel penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline 1, kondisi intervensi dan baseline 2;

e. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline 1, skor intervensi, dan baseline 2;

f. Membuat analisis data dalam bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut; dan


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, diperoleh keterangan bahwa terdapat peningkatan kemampuan membaca permulaan pada subjek, baik itu membaca suku kata, kata maupun membaca kalimat sederhana, dengan menggunakan media kartu kata. Peningkatan ini dapat dilihat dari perubahan mean level subjek. Mean level subjek untuk membaca suku kata mengalami peningkatan dari 57,5 menjadi 80 saat fase intervensi. Mean level subjek untuk membaca kata mengalami peningkatan dari 60 menjadi 86,6 saat fase intervensi. Mean level membaca kalimat sederhana mengalami peningkatan dari 37,5 menjadi 71,6 saat fase intervensi.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak tunarungu.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti memberikan rekomendasi penelitian ini kepada pihak- pihak yang dipandang perlu untuk menindak lanjutihasil penelitian ini. Seperti telah diketahui bahwa penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunarungu maka dari itu peneliti menyarankan beberapa hal diantaranya sebagai berikut.

1. Rekomendasi bagi para pendidik

Penelitian ini sekiranya dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi para pendidik untuk menggunakan media kartu kata dalam proses pembelajaran


(4)

Lia Afrilia,2013

Penggunaan Media Kartu Kata Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Tunarungu Kelas III Di SLB B-C Fadhilah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Rekomendasi bagi para peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya dapat mengadakan penelitian penggunaan media kartu kata kembali dengan target behavior yang berbeda untuk melanjutkan penelitian ini, misalnya untuk membaca lanjut.

b. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian kepada subjek yang memiliki hambatan yang berbeda, seperti anak yang mengalami kesulitan belajar atau anak yang berkebutuhan khusus lainnya dnegan menggunakan media kartu katauntuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan maupun membaca lanjut.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan. Jakarta: PT. Asdy Mahasatya.

Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bandi, D. (2006). Pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Bandung: PT. Refika Aditama.

Benson, S. (1995). Beberapa Aspek Psikologi Aak Tunarungu. Jakarta: Depdikbud. Bunawan, L dan Yuwati, C. S. (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta:

Yayasan Santi Rama.

Brata, M. (2012). Pengertian dan Definisi Membaca Permulaan . [online]. Tersedia: http://www.vionetpalu.com/2012/10/pengertian-dan-definisi-membaca.html# [24 Oktober 2012].

Doman, G. (1986). Mengajar Bayi Anda Membaca. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Mulyadi, A. (2010). Pengembangan Multinesa Pembelajaran Interaktif CAI Model

Intructioan Games Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Skripsi UPI: tidak diterbitkan.

Purwanto, M.N dan Alim, D. (1997). Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di

Sekolah Dasar. Jakarta: PT Rosda Jayapura.

Sadiman, dkk. (2008). Media pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemamfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.

Somad, P dan Hernawati, T. (1995). Ortopedagogok Anak Tunarungu. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sunanto, dkk. (2005). Pengantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal. CRIED: University of Tsukuba.


(6)

Lia Afrilia,2013

Penggunaan Media Kartu Kata Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Tunarungu Kelas III Di SLB B-C Fadhilah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tim Dewan Skripsi PLB. (2011). Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah. Bandung: tidak diterbitkan.

Tim UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Faida, U. (2011). Penggunaan Metode Glenn Doman Untuk Meningkatkan

Kemampuan Membaca Permulaan Anak cerebral palsy di SLB D YPAC Bandung. Skripsi UPI: tidak diterbitkan.

.... (2012). Penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca

anak tunarungu. [online]. Tersedia:

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_plb_0610333_chapter2.pdf [14 februari 2013].


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB B YAAT KLATEN

37 257 60

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KALIMAT BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR.

0 0 9

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA DINI MELALUI PENGGUNAAN KARTU KATA PADA ANAK KELOMPOK B DI R.A DARUL FIKRI.

0 1 38

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III DI SLBN TRITUNA SUBANG.

1 43 33

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU KATA PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Kata Pada Anak Kelompok B TK Kemala Bhayangkari 60 Jatinom Tahun Ajaran 2012 / 2013.

1 2 15

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGRADASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB “SABILULUNGAN”.

0 1 51

Penggunaan Media Kartu Kata Timbul untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan dengan Metode Abjad pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Dasar III SLB Negeri Pemalang.

0 0 3

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS D3-C SLB NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 1 18

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK ANAK KELOMPOK B DI TK ARJUNA DAYU GADINGSARI SANDEN BANTUL.

1 3 149

Penggunaan media komputer untuk meningkatkan perbendaharaan kata anak tunarungu wicara kelas D1-B SLB Negeri Salatiga

0 0 121