kekuatan yang memberikan dorongan kepada orang tersebut dan salah satu caranya adalah dengan menegaskan keunikan.
Peserta didik yang memiliki konfomitas teman sebaya yang berlebihan memerlukan bantuan untuk dapat lebih memahami dirinya dan mampu
mengekspresikan keunikan dirinya tanpa adanya tekanan dari kelompok teman sebaya melalui layanan bimbingan dan konseling. Terdapat berbagai teknik dalam
bimbingan dan konseling, sehingga perlu dikembangkan penelitian mengenai penggunaan teknik bimbingan dan konseling untuk mereduksi konformitas teman
sebaya yang berlebihan pada peserta didik.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian
Konformitas teman sebaya merupakan upaya penyesuaian yang dilakukan oleh peserta didik usia remaja terhadap kelompok teman sebayanya dengan harapan
dapat diterima menjadi bagian dari kelompok tersebut. Hal ini sejalan dengan pengertian konformitas yang diungkapkan oleh Baron dan Byrne 2005, hlm. 53
yaitu “bentuk penyesuaian terhadap kelompok sosial karena adanya tuntutan dari
kelompok sosial untuk menyesuaikan, meskipun tuntutan tersebut tidak terbuka ”.
Konformitas teman sebaya pada peserta didik terlihat dari kecenderungan untuk selalu menyamakan berbagai aspek dengan kelompok acuan sehingga dapat terhindar
dari celaan maupun keterasingan. Aspek yang biasa dirubah untuk disamakan dapat dalam bentuk perilaku
maupun pikiran. “Konformitas adalah bertindak atau berpikir secara berbeda dari
tindakan dan pikiran yang biasa kita lakukan jika kita sendiri ” Myers, 2012, hlm.
252. Konformitas yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif bagi peserta didik, sebab peserta didik bersikap tanpa mempedulikan kepentingan dan keunikan
dirinya sendiri, dikarenakan adanya keinginan atau tuntutan untuk sama dengan anggota kelompok lainnya. Peserta didik cenderung untuk tidak mempertimbangkan
nilai benar atau salah, mereka tetap melakukan apapun yang menjadi tuntutan dari kelompok teman sebayanya, dan diantaranya dapat berupa tindakan negatif. Burger
dalam Baron Byrne, 2005, hlm. 65 mengemukakan “ada dua hal penting yang
harus diperhatikan dalam melakukan konformitas, yaitu kebutuhan dalam mempertahankan individualitas dan kebutuhan untuk mempertahankan kontrol atas
kehidupan sendiri ”.
Layanan bimbingan dan konseling diperlukan dalam membantu peserta didik agar mampu terlepas dari pengaruh negatif yang disebabkan oleh konformitas yang
berlebihan. Jenis layanan yang diperlukan berupa bantuan responsif atau penyembuhan, sehingga bentuk layanan yang dapat diberikan adalah melalui bentuk
konseling. Boy dan Pine Depdikbud, dalam Yusuf Nurihsan, 2010, hlm. 9 menyatakan „tujuan konseling di sekolah adalah membantu peserta didik menjadi
lebih matang dan lebih mengaktualisasikan dirinya, membantu peserta didik maju dengan cara yang positif, membantu dalam sosialisasi peserta didik dengan
memanfaatkan sumber- sumber dan potensinya sendiri‟.
Upaya konseling yang dapat dilakukan untuk membantu peserta didik usia remaja yang memiliki konformitas teman sebaya yang berlebihan adalah melalui
teknik psikodrama. Penggunaan psikodrama lebih menekankan dalam membantu
konseli untuk dapat mengekspresikan dirinya tanpa adanya tekanan dari kelompok teman sebayanya, dengan harapan konseli tidak memiliki konformitas yang
berlebihan dan dapat terhindar dari perilaku negatif. Chimera Baim, 2010, hlm. 1 menjabarkan tujuan dari psikodrama
Psikodrama dapat membantu orang untuk lebih memahami diri sendiri dan sejarah mereka, mengatasi kerugian dan trauma, mengatasi ketakutan,
meningkatkan hubungan intim dan sosial mereka, mengekspresikan dan mengintegrasikan pikiran dan emosi yang tertahan, berlatih keterampilan baru
atau mempersiapkan diri untuk masa depan.
Myers 2012, hlm. 296 mengemukakan salah satu cara untuk mengurangi konformitas yang berlebihan adalah dengan menegaskan keunikan baik dalam bentuk
pemikiran maupun tindakan. Dalam pendekatan psikodrama terdapat konsep mengenai ekspresi diri dimana konseli diarahkan untuk mampu mengeskpresikan
pikiran dan tindakan secara terbuka. Hal ini sejalan dengan ungkapan Blatner dalam Corsini Wedding, 2007, hlm. 12 dalam konsep psikodrama terdapat ekspresi diri
yang melampaui tingkat kognitif, mengarahkan untuk bertindak, untuk melakukan,
untuk melawan ketakutan yang mendalam, dan keterbatasan pasif yang dialami pada masa lalu.
Melalui penggunaan psikodrama diharapkan peserta didik yang memiliki konformitas teman sebaya yang berlebihan mampu menunjukkan keunikan dirinya
sendiri dihadapan anggota kelompok lainnya, serta mampu menghargai setiap keunikan yang dimiliki masing-masing anggota kelompoknya, dengan begitu peserta
didik akan menghargai keunikan masing-masing individu, dan tidak memaksakan diri untuk selalu menyamakan pemikiran dan tindakan, sehingga dapat terhindar dari
dampak negatif perilaku konformitas teman sebaya yang berlebihan. Oleh karena itu rumusan masalah dalam penelit
ian ini adalah “Apakah teknik psikodrama efektif untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik
?” Berdasarkan identifikasi masalah konformitas teman sebaya dan teknik
psikodrama, maka terdapat beberapa rumusan masalah secara spesifik yang diajukan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut.
1 Bagaimana gambaran umum konfomitas teman sebaya pada peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 20142015? 2
Bagaimana rancangan teknik psikodrama untuk mereduksi konformitas teman sebaya yang berlebihan pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung
Tahun Ajaran 20142015? 3
Bagaimana keefektifan pelaksanaan intervensi layanan konseling kelompok dengan menggunakan teknik psikodrama dalam mereduksi konformitas teman
sebaya yang berlebihan pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun Ajaran 20142015?
1.3 Tujuan Penelitian