Selain uji normalitas, untuk lebih meyakinkan Peneliti, dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui karakteristik responden yang dijadikan sampel
homogen atau tidak homogen. Tabel 3.17 menyajikan hasil uji homogenitas Oneway ANOVA data pusat kendali locus of control dengan bantuan program
IBM SPSS Statistics 21. Tabel 3.17
Hasil uji homogenitas data pusat kendali locus of control
Test of Homogeneity of Variances
LoC Levene Statistic
df1 df2
Sig. .801
9 95
.617
Hasil uji homogenitas, data pusat kendali locus of control memiliki tingkat signifikansi 0,617. Skor 0,617
α = 0,05 sehingga data pusat kendali locus of control dinyatakan homogen. Meskipun demikian, karena data berdistribusi tidak
normal, analisis data tetap menggunakan statistika non-parametrik. Tabel 3.18 menyajikan hasil uji homogenitas Oneway ANOVA data perilaku
seksual dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 21. Tabel 3.18
Hasil uji homogenitas data perilaku seksual
Test of Homogeneity of Variances
PS Levene Statistic
df1 df2
Sig. 2.263
8 97
.029
Hasil uji homogenitas data perilaku seksual memiliki tingkat signifikansi 0,029. Skor 0,029
α = 0,05 sehingga data perilaku seksual dinyatakan tidak homogen. Kesimpulannya, analisis data menggunakan statistika non-parametrik
karena data berdistribusi tidak normal dan tidak homogen.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas data pusat kendali locus of control dan perilaku seksual dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 21, metode yang
digunakan yaitu Metode Alpha. Uji reliabilitas dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95. Data dinyatakan reliabel dengan ketentuan r
11
r
tabel.
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas data pusat kendali locus of
control dan perilaku seksual adalah: = − −
∑� �
Arikunto, 1999: 245 Keterangan:
r11 = nilai reliabilitas ∑Si = jumlah varians skor tiap-tiap item
St = varians total k = jumlah item
Tingkat reliabilitas data pusat kendali locus of control dan perilaku seksual dapat dilihat dari r koefesien korelasi diinterpretasikan dengan patokan untuk
menafsirkan reliabilitas sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono 2011: 231 dalam tabel 3.19.
Tabel 3.19 Pedoman interprestasi koefisien korelasi
No. Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
1 0,00 - 0,199
Sangat rendah 2
0,20 - 0,399 Rendah
3 0,40 - 0,599
Sedang 4
0,60 - 0,799 Tinggi
5 0,80 - 1,000
Sangat tinggi
Hasil uji reliabilitas terhadap data pusat kendali locus of control disajikan dalam tabel 3.20.
Tabel 3.20 Hasil uji reliabilitas data pusat kendali locus of control
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items .377
20
Skor reliabilitas data adalah 0,305 artinya tingkat reliabilitas data rendah, namun analisis tetap dapat dilakukan karena menggunakan statistika non-
parametrik. Hasil uji reliabilitas terhadap data perilaku seksual disajikan dalam tabel
3.21. Tabel 3.21
Hasil uji reliabilitas instrumen data perilaku seksual
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items .893
12
Skor reliabilitas data adalah 0,893 artinya tingkat reliabilitas data sangat kuat dan dapat dilanjutkan untuk analisis korelasi.
Analisis hubungan antara pusat kendali locus of control dengan perilaku seksual digunakan teknik korelasi kontingensi contingency correlation untuk
mengukur kekuatan hubungan dengan menggunakan koefisien kontingensi, dengan menghitung banyak frekuensi yang diharapkan muncul, melalui
persamaan: � =
− Furqon, 2009: 254
Keterangan: Eij = frekuensi yang diharapkan
ni0 = jumlah baris ke-i n0j = jumlah kolom ke-j
Hubungan antara pusat kendali locus of control dengan perilaku seksual dinyatakan dengan koefisien kontingensi. Hubungan pusat kendali locus of
control dengan perilaku seksual dinyatakan sempurna apabila mempunyai koefisien kontingensi 1 atau -1. Apabila tidak terdapat hubungan maka koefisien
kontingensi menunjukan angka 0. Signifikansi hubungan antara pusat kendali locus of control dihitung
menggunakan chi-square X², dengan persamaan:
�² = ∑ � − � ²
� Furqon, 2009: 255
Keterangan: X² = chi-square
Oij = banyaknya frekuensi amatan yang diklasifikasikan dalam baris ke-i dan kolom ke-j
Eij = banyaknya frekuensi amatan yang diharapan dalam baris ke-i dan kolom ke-j
Besarnya derajat pengaruh dihitung dengan menggunakan persamaan koefiesien kontingensi dari Karl Pearson Furqon, 2009: 256 berikut.
� = √ �²
�² + Furqon, 2009: 256
Derajat hubungan antara pusat kendali locus of control dengan perilaku seksual, dilakukan perbandingan harga C dengan koefisien kontingensi
maksimum C
maks
dengan menggunakan persamaan berikut. � � = √
−
Furqon, 2009: 256 Keterangan:
m = harga minimum antara b dan k baris dan kolom Semakin dekat harga C kepada C
maks
semakin besar derajat hubungan antara pusat kendali locus of control dengan perilaku seksual. Harga C menurut Furqon
2009:256 disajikan dalam tabel 3.22. Tabel 3.22
Harga C
maks
untuk berbagai m
M Cmaks
2 0.707
3 0.816
4 0.866
5 0.894
6 0.913
7 0.926
8 0.935
9 0.943
10 0.949
Rosanti, Dewi. 2014
HUBUNGAN ANTARA PUSAT KENDALI LOCUS OF CONTROL DENGAN PERILAKU SEKSUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan