1
Yuka Martlisda Anwika, 2013 Peran Pelatih Program Pelatihan Keterampilan Bermusik Dalam Meningkatkan Motivasi Dan
Kemandirian Musisi Jalanan Kasus Di Rumah Musik Harry Roesli RMHR Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan manusianya, salah satu jalan mencapai keberhasilan pembangunan manusianya
yaitu melalui pendidikan. Secara sederhana UNESCO mendefinisikan pendidikan sebagai “Proses belajar mengajar yang terorganisir dan terus menerus yang
dirancang untuk mengkomunikasikan perpaduan pengetahuan, skill, dan pemahaman yang bernilai untu
k seluruh aktivitas hidup” Jaervis, 1990 : 105 dalam Kamil 2012 : 4. Pendidikan memiliki makna yang lebih luas. Pendidikan
tidak saja dilakukan pada ruang lingkup persekolahan formal, namun dapat dilaksanakan di luar persekolahan nonformal dan keluarga informal. Pelatihan
merupakan bagian dari pendidikan. Hal ini terutama karena secara konsepsional pelatihan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan, sebagaimana tercantum dalam
Instruksi Presiden No.15 tahun 1974 dalam Kamil 2012 : 4, pengertian pelatihan dirumuskan sebagai berikut:
Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem
pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori.
Simamora 1995 : 287 mengartikan pelatihan sebagai serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan,
pengalaman, ataupun perubahan sikap seorang individu. Pelatihan atau training diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,
keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan
profesi, bekerja, usaha
mandiri, danatau
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dale S. Beach 1975 dalam Kamil 2012
: 4 mengemukakan, “The objective of training is to achieve a change in the
Yuka Martlisda Anwika, 2013 Peran Pelatih Program Pelatihan Keterampilan Bermusik Dalam Meningkatkan Motivasi Dan
Kemandirian Musisi Jalanan Kasus Di Rumah Musik Harry Roesli RMHR Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
behavior of those trained” Tujuan pelatihan adalah untuk memperoleh perubahan dalam tingkah laku mereka yang dilatih. Sementara itu tujuan pelatihan yang
dikemukakan oleh Edwin B.Flippo adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang Kamil 2012 : 4. Sasaran pelatihan meliputi ruang
lingkup luas, baik pelatihan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun pelatihan yang dilaksanakan oleh swasta atau pribadi. Semua itu tergantung pada pelatihan
yang dilaksanakan. Salah satu sasaran pelatihan yang menjadi fokus penelitian ini yaitu musisi jalanan atau pengamen jalanan.
Musisi jalanan merupakan seniman musik yang berkarya di jalanan. Permasalahan yang dihadapi musisi jalanan diantaranya kurangnya pemenuhan
kebutuhan dasar seperti pendidikan, perlindungan, kasih sayang, kesehatan, makanan, minuman dan pakaian, serta kurangnya memiliki wadah dalam
mengapresiasikan bakat dan minatnya lebih dalam di bidang musik. Maka, diperlukannya program yang dapat sekaligus memandirikan musisi jalanan,
dimana didalamnya terdapat pembinaan serta pelatihan skill musik bagi musisi jalanan yang gunanya untuk kepentingan mereka di kemudian hari dalam
meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik. Salah satunya yaitu melalui suatu lembaga pelatihan, kursus dan pemberdayaan masyarakat yaitu Rumah
Musik Harry Roesli. Rumah Musik Harry Roesli atau yang dikenal sebagai RMHR merupakan
salah satu lembaga kursus dan pelatihan yang berada di Bandung, tepatnya di Jalan Supratman. Rumah Musik Harry Roesli didirikan pada tahun 1980 oleh
Bapak Harry Roesli dan para sahabat. Pendirian Rumah Musik ini berawal dari kecintaan beliau dan para sahabatnya akan musik dan nilai-nilai yang ada dalam
musik tersebut dan atas rasa kepedulian beliau yang amat tinggi kepada para pengamen jalanan yang memiliki bakat dan minat didunia musik.
Lembaga ini merupakan lembaga yang bergerak dibidang pelatihan, kursus dan pemberdayaan masyarakat melalui musik, salah satunya adalah
Yuka Martlisda Anwika, 2013 Peran Pelatih Program Pelatihan Keterampilan Bermusik Dalam Meningkatkan Motivasi Dan
Kemandirian Musisi Jalanan Kasus Di Rumah Musik Harry Roesli RMHR Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
melaksanakan pelatihan keterampilan bermusik khusus bagi para musisi jalanan berbakat dibidang musik. Program pelatihan ini mulai dilaksanakan pada tahun
1998 hingga berlangsung sekarang. Program pelatihan ini dilaksanakan sebagai program sosial dalam proses kemandirian musisi jalanan agar meningkatkan taraf
hidupnya. Jumlah musisi jalanan yang telah dibina saat ini sebanyak 20 orang yang mayoritas berasal dari latar belakang musisi jalanan di Bandung. Musisi
jalanan yang dibina berkisar antara umur 10 tahun hingga 35 tahun, yaitu 15 orang laki-laki dan 5 orang perempuan.
Lembaga pelatihan ini telah memiliki nama yang besar di Bandung. Hal ini dikarenakan pendirinya adalah Bapak Harry Roesli sendiri yaitu seorang
seniman besar di Bandung yang banyak berprestasi dibidang seni dan sekaligus Guru besar psikologi musik Universitas Pendidikan Indonesia UPI, Bandung
dan Universitas Pasundan, Bandung, melahirkan budaya musik kontemporer yang berbeda, komunikatif dan konsisten memancarkan kritik sosial khususnya
dibidang musik. Inilah yang memperkuat nama Rumah Musik Harry Roesli dalam menarik musisi jalanan mengembangkan kreatifitasnya dan melahirkan musisi
jalanan yang berbakat dalam bidang musik. Namun, Beliau meninggal di Jakarta, 11 Desember 2004 pada umur 53 tahun dan sekarang Rumah Musik beliau
diteruskan oleh anak kembarnya yaitu Layala Roesli dan Lahami Roesli. Layala Roesli sebagai pengelola, penerus dan pengembang dalam pembinaan musisi
jalanan melalui pelatihan keterampilan bermusik. Berdasarkan data tahun 2009, dari 20 musisi jalanan yang dibina dan
dibimbing oleh Rumah Musik Harry Roesli, 80 taraf hidup musisi jalanan meningkat dari sebelumnya dan telah mampu mandiri. Kemandirian dapat dilihat
dari faktor ekonomi yaitu musisi jalanan yang dibina di Rumah Musik Harry Roesli tidak lagi mencari uang dari hasil ngamen dijalan, namun telah mencari
uang dari hasil manggung di cafe sekitar Bandung, membuka privat les musik sendiri dan mampu menembus panggung nasional maupun internasional yang
diselenggarakan. Salah satunya adalah festival javajazz oleh 57Kustik yang terdiri
Yuka Martlisda Anwika, 2013 Peran Pelatih Program Pelatihan Keterampilan Bermusik Dalam Meningkatkan Motivasi Dan
Kemandirian Musisi Jalanan Kasus Di Rumah Musik Harry Roesli RMHR Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dari 5 musisi jalanan yang dibina di Rumah Musik Harry Roesli. Kemudian, kemandirian musisi jalanan dapat dilihat dari faktor kepribadian dan pola pikir
yang berubah dari sebelumnya. Faktor kepribadian yaitu lebih menjaga kebersihan tubuh dan peduli akan penampilan fisik, sedangkan faktor pola pikir yaitu yang
dari awalnya merasakan enak dijalanan mendapatkan uang untuk makan hari itu tanpa memikirkan makan untuk esok hari dan malas sekolah, namun telah berubah
untuk memikirkan bekal masa depan dan ingin mencapai tujuan-tujuan hidup. Keberhasilan yang telah dicapai oleh musisi jalanan dari hasil binaan
Rumah Musik Harry Roesli tidak terlepas dari kontribusi peran pelatih program pelatihan keterampilan bermusik. Jumlah pelatih yang ada di Rumah Harry Roesli
saat ini sekitar 13 orang yang terdiri dari lulusan jurusan seni musik dari berbagai universitas di Bandung, yaitu UPI, UNPAD dan lain-lain, serta memiliki skill di
bidang musik. Menurut Sudjana 2007 : 236 pada umumnya pelatih berperan sebagai pengelola pembelajaran melalui tiga fungsi pengelolaan pembelajaran
yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran dalam pelatihan. Pelatih melakukan pengelolaan pembelajaran yang mencakup
pemahaman terhadap tujuan pelatihan, menguasai materi dan teknik penyampaian materi, pemahaman terhadap karakteristik peserta hingga mengevaluasi hasil
belajar. Keberhasilan suatu pelatihan dipengaruhi oleh beberapa aspek, diantaranya adalah masukan sarana instrumental input berupa sumber belajar,
masukan mentah raw input berupa peserta, masukan lingkungan environment input
yaitu faktor lingkungan lokasi pelatihan, dan proses kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, sumber belajar atau pelatih lebih berperan penting
dalam ketercapaiannya suatu tujuan pelatihan, karena sumber belajar atau pelatih berperan langsung dalam hal proses peningkatan kualitas perubahan sikap dan
keterampilan, serta memfasilitasi peserta dalam proses pembelajaran. Pelatihan ini dilaksanakan setiap dua kali seminggu selama 2 jam. Sistem
evaluasi yang dilaksanakan pelatih bertahap, mulai dari tingkat dasar, terampil dan ahli. Ketika musisi jalanan telah dapat menguasai teknik dasar alat musik
Yuka Martlisda Anwika, 2013 Peran Pelatih Program Pelatihan Keterampilan Bermusik Dalam Meningkatkan Motivasi Dan
Kemandirian Musisi Jalanan Kasus Di Rumah Musik Harry Roesli RMHR Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
yang dipilihnya, maka menuju ke tahapan selanjutnya. Pelatih tidak hanya memberikan skill musik bagi musisi jalanan, namun juga membantu agar musisi
jalanan dapat meningkatkan taraf hidupnya dan mandiri dalam berbagai aspek, khususnya aspek perekonomian, pola pikir dan kepribadian. Dalam hal
pelaksanaan program pelatihan, musisi jalanan memiliki motivasi yang berbeda- beda dan ada pula musisi jalanan yang dibina mundur dan kembali ke jalanan. Hal
ini karena sebagian peserta lebih memikirkan realistis untuk harus mendapatkan uang untuk makan dan kehidupan hari itu juga tanpa memikirkan bekal hidup dan
masa depan. Namun ada pula yang bertahan mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan bermusik ini hingga sekarang dan sudah ada yang menjadi pelatih.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti bagaimanakah peran pelatih program pelatihan keterampilan bermusik dalam meningkatkan motivasi
belajar dan kemandirian berkreasi musisi jalanan yang diselenggarakan di Rumah Harry Roesli tersebut. Dengan ini, penulis mengajukan judul
“ Peran Pelatih Program Pelatihan Keterampilan Bermusik dalam Meningkatkan Motivasi dan
Kemandirian Musisi jalanan” sebagai judul skripsi yang akan penulis angkat.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah