Identifikasi dan Perumusan Masalah

Yuka Martlisda Anwika, 2013 Peran Pelatih Program Pelatihan Keterampilan Bermusik Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Kemandirian Musisi Jalanan Kasus Di Rumah Musik Harry Roesli RMHR Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang dipilihnya, maka menuju ke tahapan selanjutnya. Pelatih tidak hanya memberikan skill musik bagi musisi jalanan, namun juga membantu agar musisi jalanan dapat meningkatkan taraf hidupnya dan mandiri dalam berbagai aspek, khususnya aspek perekonomian, pola pikir dan kepribadian. Dalam hal pelaksanaan program pelatihan, musisi jalanan memiliki motivasi yang berbeda- beda dan ada pula musisi jalanan yang dibina mundur dan kembali ke jalanan. Hal ini karena sebagian peserta lebih memikirkan realistis untuk harus mendapatkan uang untuk makan dan kehidupan hari itu juga tanpa memikirkan bekal hidup dan masa depan. Namun ada pula yang bertahan mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan bermusik ini hingga sekarang dan sudah ada yang menjadi pelatih. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti bagaimanakah peran pelatih program pelatihan keterampilan bermusik dalam meningkatkan motivasi belajar dan kemandirian berkreasi musisi jalanan yang diselenggarakan di Rumah Harry Roesli tersebut. Dengan ini, penulis mengajukan judul “ Peran Pelatih Program Pelatihan Keterampilan Bermusik dalam Meningkatkan Motivasi dan Kemandirian Musisi jalanan” sebagai judul skripsi yang akan penulis angkat.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Adapun identifikasi masalah berdasarkan beberapa fakta dilapangan, yaitu : 1. Musisi jalanan kurang memiliki wadah dalam mengembangkan bakat dan minatnya dalam keahlian bermusik, sehingga hanya menggantungkan hidup dari jalanan. 2. Keberadaan Rumah Musik Harry Roesli yang berada di Jalan Supratman, Bandung sebagai wadah dan lembaga yang bergerak dibidang pelatihan, kursus dan pemberdayaan masyarakat melalui musik, salah satunya adalah melaksanakan pelatihan keterampilan bermusik bagi musisi jalanan yang berbakat di bidang musik. 3. Jumlah pelatih yang ada di Rumah Harry Roesli saat ini sekitar 13 orang yang memiliki latar belakang dalam dunia musik dari berbagai universitas di Bandung, yaitu UPI, UNPAD dan lain-lain. Yuka Martlisda Anwika, 2013 Peran Pelatih Program Pelatihan Keterampilan Bermusik Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Kemandirian Musisi Jalanan Kasus Di Rumah Musik Harry Roesli RMHR Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Pelatihan ini dilaksanakan setiap dua kali seminggu selama 2 jam. 5. Jumlah musisi jalanan yang telah dibina saat ini sebanyak 20 orang yang mayoritas berasal dari latar belakang musisi jalanan di Bandung. Musisi jalanan yang dibina berkisar antara umur 10 tahun hingga 35 tahun, yaitu 15 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. 6. Musisi jalanan yang dibina di Rumah Musik Harry Roesli memiliki motivasi yang berbeda-beda dan ada pula musisi jalanan yang dibina mundur dan kembali ke jalanan. Hal ini karena sebagian peserta lebih memikirkan realistis untuk harus mendapatkan uang untuk makan dan kehidupan hari itu juga tanpa memikirkan bekal hidup dan masa depan. Namun ada pula yang bertahan mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan bermusik ini hingga sekarang dan sudah ada yang menjadi pelatih. 7. Pelatih memberikan keleluasaan bagi musisi jalanan untuk memilih jenis alat musik yang dipelajari berdasarkan minat dan bakat masing-masing dan selanjutnya dikelompokkan berdasarkan jenis alat musik yang dipilih. 8. Pelatih membina ranah kognitif dan psikomotorik musisi jalanan dengan penyajian teori dan praktek. Dalam hal ini, praktek lebih dominan dilakukan langsung dengan jenis alat musik. 9. Sistem evaluasi yang dilaksanakan pelatih bertahap, mulai dari tingkat dasar, terampil dan ahli. Ketika musisi jalanan telah dapat menguasai teknik dasar alat musik yang dipilihnya, maka menuju ke tahapan selanjutnya. Apabila musisi jalanan belum juga menguasai suatu nada yang dimainkan dengan alat musik, maka pelatih memberikan kesempatan latihan pengulangan hingga bisa. 10. Pelatih selalu memberi PR pekerjaan rumah untuk musisi jalanan agar dapat latihan di rumah. 11. Pelatih program pelatihan keterampilan bermusik selalu memotivasi musisi jalanan, motivasi yang diberikan pelatih berupa pujian, mengajak ke acara musik dan penayangan musisi berbakat agar lebih termotivasi. Yuka Martlisda Anwika, 2013 Peran Pelatih Program Pelatihan Keterampilan Bermusik Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Kemandirian Musisi Jalanan Kasus Di Rumah Musik Harry Roesli RMHR Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 12. Selain peningkatan skill bermusik, musisi jalanan yang dibina mampu mandiri dari sebelumnya. Terdapat indikasi adanya kemandirian dalam perubahan pola pikir, kepribadian dan faktor ekonomi yang lebih baik dari sebelumnya pada musisi jalanan dari hasil binaan dan bimbingan pengelola program pelatihan keterampilan bermusik di Rumah Musik Harry Roesli. Dari hasil perolehan identifikasi yang peneliti dapatkan di lapangan, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: “Bagaimana peran pelatih program pelatihan keterampilan bermusik dalam meningkatkan motivasi belajar dan kemandirian berkreasi musisi jalanan?” Agar fokus penelitian lebih terarah dan memperjelas lingkup penelitian, maka peneliti merumuskan masalah sebagai pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran motivasi belajar dan kemandirian berkreasi dari musisi jalanan setelah mengikuti pelatihan keterampilan bermusik di Rumah Musik Harry Roesli? 2. Bagaimana peran pelatih program pelatihan keterampilan bermusik dalam meningkatkan motivasi belajar dan kemandirian berkreasi musisi jalanan di Rumah Musik Harry Roesli? 3. Faktor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat dalam menjalankan peran pelatih program pelatihan keterampilan bermusik demi meningkatkan motivasi belajar dan kemandirian berkreasi musisi jalanan di Rumah Musik Harry Roesli?

C. Tujuan Penelitian