Sadar akan pengawasan Allah Perintah Mendirikan Shalat

64 Ketahuilah bahwa kedua ibu bapak telah mengorbankan seluruh hidupnya demi anak-anaknya. Dan ramai pula para ibu yang menemui ajal disebabkan melahirkan anaknya. maka oleh karena itulah Allah swt berfirman:                                          Artinya: “ dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia” . “ dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. QS. Al-Isra:33-34

3. Sadar akan pengawasan Allah

                          Artinya: “ Luqman berkata: Hai anakku, S esungguhnya jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya membalasinya. Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui. Yang dima ksud dengan Allah Maha Halus ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu bagaimana kecilnya. QS. Luqman:16 65 Ketahuilah bahwa Allah swt itu maha mengetahui, maha melihat dan maha mendengar terhadap apa saja yang dibuat oleh manusia dan apa saja yang disembunyikannya. Allah maha kuasa dan menampakkan perkara yang disembunyikan oleh manusia walau sekecil dan sehalus apa sekalipun. Walupun perkara itu sebesar biji sawi yang sangat kecil dan bahkan sejuta kali lebih kecil dari itu Allah mengetahi nya. Sepandai-pandai manusia menyembunyikan apa yang ia buat di tempat yang tersembunyi kemudian dimasukkannya benda itu di dalam sebuah batu dan batu itu dibenamkan pula di suatu tepat di langit atau jauh ke dalam perut bumi, maka Allah swt dengan ilmu dan kekuasaan-Nya mampu mengeluarkan dan menapakkan apa yang disampaikan oleh orang itu. Allah berfirman:                       Artinya: “…tidak ada tersembunyi daripada -Nya sebesar za rrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada pula yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuzh, QS. Saba ayat: 3

4. Perintah Mendirikan Shalat

   Artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat”.QS. Luqman ayat: 17 66 Dalam ayat ini Luqman Luqman melanjutkan nasihatnya dengan memerintahkan kepada anaknya utntuk selalu melaksanakan shalat dengan sempurna syarat, rukun dan sunah-sunahnya. 75 a. Pengertian Shalat Shalat dalam arti etimologi adalah doa, sedangkan secara terminologi shalat adalah perbuatan-perbuatan dan ucapan-ucapan yang diawali, takbir dan di akihiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu. Shalat ialah berharap hati kepada Allah sebagai ibadah, yang diwajibkan atas tiap-tiap orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan, berupa perkataan perbuatan berdasarkan syarat-syarat dan rukun tertentu yang dimulai dengan “ takbir” dan di akhiri dengan “salam”. 76 Shalat merupakan salah satu Jenis kewajiban yang menduduki peringkat kedua dalam rukun Islam, yaitu setelah umat Islam Bersyahadat, menyatakan diri bahwa Allah adalah tuhan yang Maha Esa yang hanya kepada dia, umat Islam menyembah dan meminta pertolongan, serta bersaksi bahwa Muhammad SAW. Adalah utusan Allah SWT. Kewajiban shalat di berikan kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui perjalanan luar biasayang tidak akan mampu dilakukan oleh semua makhluk Allah. Isra‟ dan Mi‟raj adalah perjalanan khusus untuk menemui Allah, yaitu perjalanan Muhammad SAW. Dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsha, yang 75 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbahnya Pesan Kesan dan kesera sian Al- Qur‟an,Jakarta:Lentera Hati,2002,h.136 76 Muhammad Nur Sahid, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, Semarang: Widya Karya. 2012,h. 28 67 dilanjutkan dengan perjalanan ke Sidratul-Muntaha. 77 Allah SWT. Berfirman dalam surat Al- Isra‟ ayat pertama, sebagai berikut:                        Artinya: “Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba -Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnyaagar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda -tanda kebesaran kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.Q.S Al-Isra‟:1 b. Hukum dan waktu melaksanakan shalat Ibadah shalat merupakan satu-satunya ibadah yang perintahnya di terima Nabi Muhammad saw, langsung dari Allah swt pada peristiwa Isra‟ dan Mi‟raj, yang dilaksanakan lima kali dalam sehari semalam. Ibadah shalat ini kemudian menjadi inti ibadah sekaligus identitas keberagamaan umat Islam. Adapun yang menjadi dasar pelaksanaan ibadah shalat yang merupakan identitas seorang muslim yang beeriman kepada Allah swt didalam firman:             Artinya: “ Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan yang hak selain Aku,Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku ”. Q.S Taha: 20 77 Hasan Ridwan, Fiqih Ibadah, Bandung:Pustaka Setia,2009,h.181-182 68 Selanjutnya dalam firman-Nya yang lain :          Artinya: “yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka”.Q.S Al-Baqarah: 2                          Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab Al Quran dan dirikanla h shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan- perbuatan keji dan mungkar.dan Sesungguhnya mengingat Allah shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Q.S Al-Ankabut: 29 Ayat-ayat yang menjadi dasar shalat di atas, di kuatkan lagi dengan beberapa keterangan hadits Nabi Muhammad saw, yang artinya: Artinya: “ Di riwayatkan dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Al- Khaththab ra bahwa dia berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, „Islam itu dibangun di atas lima da sar, yaitu kesaksian syahadat bahwa tidak ada sembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji ke Baitullah dan puasa Ramadhan.” HR. Al-Bukhari dan Muslim. 78 Itulah beberapa ayat Al- qur‟an dan Hadits yang menjadi dasar hukum pelaksanakan ibadah shalat bagi umat muslim, yakni ibadah shalat lima waktu yaitu isya, shubuh, ashar dan maghrib, yang pelaksanakannya telah ditentukan waktunya, sebagaimana firman Allah swt : 78 Imam An-Nawawi, Matan hadits arbain nawa wi Solo: Pustaka Arafah, 2012, h. 19 69                        Artinya: “ Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalatmu, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu sebagaimana biasa. Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang- orang yang beriman”. Q.S An-Nisa: 103 Ayat tersebut menetapkan bahwa shalat dilaksanakan sesuai dengan waktu- waktu yang telah ditetapkan. Shalat yang lima waktu, memiliki lima waktu yang tertentu. Dalam Al- Qur‟an surat Hud ayat 114 Allah menegaskan sebagai berikut:                  Artinya: “da n dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat ”. Q.S Huud: 114 Dalam ayat tersebut terdapat ketentuan waktu shalat, yaitu: 1 Tharfin-nahar, yaitu Pagi dan petang 2 Zulfal-lail, Permulaan malam. Demikian pula, dalam Al- Qur‟an surat Al-Isra‟ ayat 78 sebagai berikut:           70       Artinya: “dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan dirikanlah pula shalat subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu di saksikan oleh malaikat”. Q.S. Al- Isra‟: 78 Ayat tersebut menetapkan waktu shalat wajib dengan beberapa waktu tertentu: 1 Dulukus-syams. Yaitu ketika tergelincir matahari. 2 Ghasakul-lail. Gelap malam terbenam matahari; dan 3 Fajar. Waktu subuh. Agar lebih sistematis, waktu-waktu sholat wajib adalah sebagai berikut: 1 Zhuhur: awal waktunya setelah condong matahari dari pertengahan langit. Akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah sama panjanganya dengan sesuatu itu. 2 Ashar: waktunya mulai dari habisnya waktu zhuhur, sampai terbenamnya matahari, 3 Maghrib: waktunya yang terbenamnya matahari sampai hilangnya syafaq awan senja merah. 4 Isya: waktunya dari mulai terbenam syafaq awan senja hingga terbit fajar 5 Subuh: waktunya dari terbit fajar shidiq, hingga terbit matahari. 79 Pelaksanaan ibadah shalat yang dilaksanakan lima kali dalam sehari semalam tujuh belas raka‟at ini, merupakan kewajiban atau Fardhu „Ain yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim, terutama yang sudah mengerti baligh dan memenuhi syarat dan rukunnya. Dengan demikian ibadah shalat lima waktu merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakannya tegasnya jika meninggalkan yakni berdosa. c. Rukun dan Syarat-syarat shalat 1 Rukun shalat a niat. 79 Moh. Rifai, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap Semarang: PT Karya Toha Putra, 2012, h. 62 71 b Berdiri bagi yang mampu c Takbiratul ihram d Membaca surat fatihah e Ruku serta tuma‟ninah diam sebentar f I‟tidal serta tuma‟ninah diam sebentar g Sujud dua kali serta tuma‟ninah h Duduk diantara dua sujud serta tuma‟ninah i Duduk akhir j Membaca tasyahud akhir k Membaca salawat atas nabi Muhammad SAW l Memberi salam 2 Syarat-syarat shalat a Syarat-syarat wajibnya shalat. 1 Islam. 2 Berakal. 3 Baligh. 4 Waktunya telah tiba. 5 Suci dari haid kotoran dan nifas. 80 6 Telah sampai dakwah. 7 Melihat atau mendengar. 8 Jaga. 81 b Syarat-syarat sahnya shalat 1 Suci dari hadas besar 82 dan hadas kecil 83 . 2 Menutup aurat. 3 Menghadap kiblat. 84 4 Suci badan, pakaian dan tempat dari najis. 5 Mengetahui masuknya waktu shalat. 85 d. Kedudukan Shalat 80 Abu Bakr Jabir Al-Jazairi. Ensiklopedi Muslim .Jakarta:Darul Falah,2000,h.301-303 81 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo,2015,h.64-67 82 Hadas besar yaitu junub, haid, nifas dan baru melahirkan . Bersuci dengan mandi. 83 Hadas kecil yaitu tidak dalam keadaan berwudu. 84 . Ibid ,h.303-304 85 Sulaiman Rasjid, Op.Cit ,h.68-70 72 1 Shalat sebagai tiang agama. 2 Shalat kewajiban umat islam yang ditetapkan secara langsung melalui pristiwa isra‟ dan Mi‟raj. 3 Shalat merupakan kewajiban umat Islam yang pertama akan dihisab dihari kiamat. 4 Shalat merupakan amalan paling utama di antara amalan-amalan lain dalam Islam. 5 perbedaan anatara muslim dengan kafir terletak pada shalatnya. 86

5. Amar Ma’ruf Nahi Munkar