Tafsir Surat Luqman AYAT-AYAT PEMBELAJARAN DALAM

31

BAB III AYAT-AYAT PEMBELAJARAN DALAM

SURAT LUQMAN AYAT 13 -17

A. Tafsir Surat Luqman

1. Surat Luqman Ayat 13 a. Ayat 13                 Artinya: “dan in gatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar. Q.S Luqman: 13 43 Adapun sebab turunnya ayat 13 dikarnakan riwayat hadits yang bersumber dari imam bukhari, hadits tersebut yang berbunyi: Artinya: “ Telah bercerita kepada kami Abu Al Walid telah bercerita kepada kami Syubah dari Al Amasy dari Ibrahim dari Alqamah dari Abdullah berkata; Ketika turun firman Alla h Taala yang artinya: 43 Departemen Agama RI, Al- Qur‟an dan Terjemah,Jawa Barat: Diponegoro,2014,h,411 32 Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezhaliman …. QS al -Anam ayat 82, para sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata; Siapa diantara kita yang tidak mencampur adukkan imannya dengan kezhaliman?. Maka kemudian Allah Taala menurunkan firman-Nya: Janganlah kamu berbuat syirik menyekutukan Allah, karena sesungguhnya syirik itu benar-benar kezhaliman yang besar. QS Luqman ayat 13. Sumber : Imam Bukhari, No. Hadist: 3174. 44 b. Tafsir ayat 13 Dalam Tafsir Al-Mishbah Setelah ayat yang lalu menguraikan hikmah yang dianugrahkan kepada luqman yang intinya adalah kesyukuran kepada Allah, dan yang tercermin pada pengenalan terhadap-Nya dan anugrah-Nya, kini melalui ayat di atas dilukiskan pengalaman hikmah itu oleh Luqman, serta pelestariannya kepada anaknya. Ini pun mencerminkan kesyukuran beliau atas anugrah itu. Kepada nabi Muhammad saw. atau siapa saja, diperintahkan untuk merenungkan anugerah Allah kepada Luqman itu dan mengingat serta mengingatkan orang lain. Ayat ini berbunyi: Dan Ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya dalam keadaan dia dari saat ke sesaat nasihatnya bahwa wahai anakku sayang Jangan engkau mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun, dan juga jangan mempersekutukan-Nya sedikit persekutuan pun, lahir maupun batin. Persekutuan yang jelas maupun yang tersembunyi. Sesungguhnya Syirik yakni mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang sangat besar. Itu adalah penempatan sesuatu yang sangat agung pada tempat yang sengat buruk. Pada ayat 44 Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al- Ja‟fiy, Shahih Al-Bukhori Bab Qaulu llahi ta‟ala walaqad ataina luqmana al-hikmata anisykur lillah, Juz 3, No Hadits 3245, h. 1262. 33 ini ada kata ya‟izhuhu yang terambil dari kata wa‟zd yaitu nasihat menyangkut berbagai kebajikan dengan cara yang menyentuh hati, maksud dari menyentuh hati disini adalah jika kita menyampaikan pelajaran hendaklah dengan ikhlas, bersungguh-sungguh, dan mengunakan metode dan teknik terbaik. Ada juga yang mengartikannya sebagai ucapan yang mengandung peringatan dan ancaman. Penyebutan kata ini sesudah kata dia berkata untuk memberi gambaran tentang bagaimana perkataan itu beliau sampaikan, yakni tidak membentak, tetapi penuh kasih sayang sebagaimana dipahami dari panggilan mesranya kepada anak. Kata ini juga mengisyaratkan bahwa nasihat itu dilakukan dari sesaat ke sesaat, sebagaimana dipahami dari bentuk kata kerja masa kini dan datang pada kata ya‟izhuhu. 45 Sementara ulama memahami kata ظع wa‟zh dalam arti ucapan yang mengandung peringatan dan ancaman, berpendapat bahwa kata tersebut mengisyaratkan bahwa anak Luqman itu adalah seorang musyrik, sehingga sang ayah yang menyandang hikmah itu terus menerus menasehatinya sampai akhirnya sang anak mengakui tauhid. Kata Bunnayya adalah patron yang menggambarkan panggilan. Asalnya adalah نبإ Ibny, dari kata نبإ Ibn yakni 45 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur‟an, Jakarta: Lentera Hati, 2002, h. 127 34 anak lelaki. pemanggilan tersebut mengisyaratkan ksih sayang. Dari sini kita dapat berkata bahwa ayat diatas memberi isyarat bahwa mendidik hendaknya didasari oleh rasa kasih sayang terhadap peserta didik. 46 Dalam Tafsir Munir juga ayat itu disebutkan wa huwa ya„izhuh. Kata ya„izh berasal dari al-wa „zh atau al- „izhah yang berarti mengingatkan kebaikan dengan ungkapan halus yang bisa melunakkan hati. 47 Karena itu, dalam mendidik anaknya, Luqman menempuh cara yang amat baik, yang bisa meluluhkan hati anaknya sehingga mau mengikuti nasihat-nasihat yang diberikan. Kemudian Luqman memulai nasihatnya dengan menekankan perlunya menghindari syirikpersekutuan Allah. Larangan ini sekaligus mengandung pengajaran tentang wujud dan keesaan. Bahwa redaksi pesannya berbentuk larangan, jangan mempersekutukan Allah untuk menekan perlunya meninggalkan sesuatu yang buruk sebelum melaksanakan yang baik. Memang menyingkarkan keburukan lebih utama daripada menyandang perhiasan. 48 Dalam Tafsir Ibnu Katsir Luqman Juga memberikan satu nasihat berupa peringatan kepada anaknya, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar ”. Yakni syirik adalah kezaliman yang sangat besar, Al-Bukhari meriwayatkan bahwa Abdullah berkata: ketika turun, orang-orang yang beriman dan tidak 46 Ibid,h .127 47 Wahbah az-Zuhayli, Tafsîr al-Munîr, XI143 , Beirut: Dar al-Fikr, 1991. h. 564, 48 M. Quraish Shihab. Op.Cit ,h.127 35 mencampuradukan iman mereka dengan kezaliman syirik, mereka itulah orang- orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. QS. Al-An‟aam:82. Hal tersebut membuat keresahan terhadap para sahabat Rasulullah SAW dan mereka bertanya: siapakah di antara kami yang tidak mencampur keimanannya dengan kezaliman? Lalu Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya bukan demikaian yang dimaksud. Apakah engkau tidak mendengar perkataan Luqman, مْظع مْلظل كْرشلا َّإ ه اب كرْشتا َ ن “ hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar- benar kezaliman yang sangat besar”. 49 Kemudian di dalam Tafsir Al- Azhar disebutkan “ Dan ingatlah tatkala Luqman berkata kepada putranya, dikala dia mengajarinya”. Yaitu bahwasannya inti hikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah kepada Luqman telah disampaikannya dan diajarkannya kepada anaknya, sebagai pedoman utama dalam kehidupan. “ Wahai anakku Janganlah engkau persekutukan dengan allah”. Artinya janganlah engkau mempersekutukan Tuhan yang lain dengan Allah. Karena tidak ada tuhan selain Allah. Malahan yang selain dari Tuhan itu adalah alam belaka, ciptaan Tuhan belaka. Tidaklah Allah bersekutu atau berkongsi dengan tuhan yang lain didalam menciptakan alam ini. “ sesungguhnya mempersekutukan itu adalah aniaya yang amat besar”. Yaitu menganiaya diri sendiri, memperbodohi diri sendiri. 50 49 Abdullah, Terjamah Tafsir Ibnu Katsir, Bogor: Januari, 2004,h.401 50 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Surabaya:Yayasan Latimojong,1984,h.167-158 36 Maksud dari aniaya diri sendiri adalah sebab Tuhan mengajaknya agar membebaskan jiwanya dari segala seuatu, selain Allah. Jiwa manusia adalah mulia. Manusia adalah makhluk yang dijadikan oleh Allah menjadi khalifah-Nya di muka bumi. Sebab itu maka hubungan tiap manusia dengan Allah hendaklah langsung, karena jiwa yang dipenuhi oleh Tuhid adalah jiwa yang merdeka. Tidak ada suatu pun yang dapat mengikat jiwa itu kecuali dengan Tuhan. Apabila manusia telah mempertuhankan yang lain sedang yang lain itu adalah benda belaka atau makhluk belaka, manusia itu sendirilah yang membawa jiwanya jadi budak dari yang lain. 51 2. Surat Luqman ayat 14 a. Ayat 14                   Artinya: “dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kemba limu”. Q.S Luqman:14 b. Tafsir Ayat 14 Didalam tafsir al misbah bahwasannya ayat ini di nilai oleh banyak ulama bukanbagian dari pengajaran Luqman kepada anaknya. Ia disisipkan oleh Allah ke dalam al- Qur‟an untuk menunjukkan betapa penghormatan dan 51 Ibid, h.157-158 37 kebaktian kepada kedua orang tua menempati tempat kedua setelah pengagungan kepada Allah swt. Memang, al- Qur‟an sering kali menggandengakan perintah menyembah Allah dan printah berbakti kepada kedua orang tua. Lihat QS. al- An‟am 151 dan al-Isra:23. Tetapi kendati nasihat ini bukan nasihat Luqman, namun itu tidak berarti bahwa beliou tidak menasehati anaknya dengan nasihat serupa. Al- Biqa‟I menilainya sebagai lanjutan dari nasihat Luqman. Ayat ini menurutnya bagaikan menyatakan: Luqman menyatakan hal itu kepada anaknya sebagai nasihat kepadanya. Padahal kami telah mewasiatkan anaknya dengan wasiat itu seperti apa yang dinasihatkannya menyangkut hak kami. Their Ibnu”Asyur berpendapat bahwa jika kita menyatakan babwa Luqman bukan seorang Nabi, maka ayat ini adalah sisipan yang sengaja dikatakan setelah wasiat luqman yang lalu tentang keharusan mengesakan Allah dan mensyukuri-Nya. Dengan sisipan ini, Allah menggambarkan betapa Dia sejak dini telah melimpahkan anugrah kepada hamba-hamba-Nya dengan mewasiatkan anak agar berbakti kepada kedua orang tuanya. Dengan demikian, anugrah ini mencakup Luqman sebagai ganjaran atas perhatiannya melalui nasihatnya kepada anaknya agar memperhatikan hak Allah, jangan sampai mempersekutukannya. Apakah kandungan ayat di atas merupakan nasihat Luqman secara langsung atau tidak? Yang jelas ayat di atas bagaikan menyatakan :” Dan kami wasiatkan yakni berpesan dengan amat kukuh kepada semua manusiamenyangkut kedua orang ibu bapaknya: Pesan kami disebabkan karena 38 ibunya telah mengandungnya dalam keadaan kelemahan di atas kelemahan , yakni kelemahan berganda dan dari saat ke sesaat bertambah-tambah. Lalu dia melahirkannya dengan susah payah, kemudian memelihara dan menyusukannya setiap saat, bahkan di tengah malam ketika saat manusia lain tertidur nyeyak. Demikan hingga tiba masa menyapihkannya dan penyapihannya di dalam dua tahun terhitung sejak hari kelahiran sang anak.ini jika orang tuanya ingin menyempurnakan penyusuan. Wasiat kami itu adalah: ” Bersyukurlah kepada - Ku Karena aku yang menciptakan kamu dan menyediakan semua sarana kebahagian kamu, dan bersyukur pulalah kepada dua orang ibu bapak kamu kerena mereka yang aku jadikan perantara kehadiran kamu di pentas bumi ini. Kesyukuran ini mutlak kamu lakukan karena hanya kepada-Kulah tidakkepada selai aku kembali kamu semua wahai manusia, untuk mempertanggung jawabkan kesyukuran itu. Ayat ini tidak menyebutkan jasa bapak, tetapi menekankan pada jasa ibu. Ini disebabkan karena ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak karena kelemahan ibu, berbeda dengan bapak. Di sisi lain Peranan bapak dalam konteks kelahiran anak lebih ringan dibandingkan dengan peran ibu. setelah pembuhan semua proses kelahiran anak dipikul sendirian oleh ibu. Bukan hanya sampai masa kelahirannya tetapi berlanjut dengan penyusuan bahkan lebih dari itu. 52 Kemudian di tafsir al-Azhar disebutkan pula “Dan kami wasiatkan kepada manusia terhadap kepada kedua ibu- bapaknya”. Wasiat kalau datang 52 Quraish Sihab, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta:Lentera Hati,2002,h.127-129 39 dari Allah sifatnya perintah Tegasnya ialah bahwa Allah memerintahkan kepada manusia agar mereka menghormati dan memuliakan kedua ibu-bapaknya, sebab dengan melalui jalan kedua ibu-bapaknya itulah manusia dilahirkan ke muka bumi. Sebab itu sudah sewajarnya jika keduanya dihormati. Dalam islam diajarkan bahwa hidup di dunia adalah buat beribadat kepada Allah, buat berterima kasih dan agar menjadi khalifah. Semuanya tidak dapat dilakukan kala kita tidak lahir kedunia, sebab itu hormatilah ibu-bapak yang terdebab dia kita telah dimunculkan oleh Allah ke dunia. “ ibunya telah mengandungya dalam keadaan payah yang bertambah payah”. Dalam sepatah ayat ini digambarkan bagaimana payah ibu mengandung, payah ibu bertambah payah. Payah sejak dari mengandung bulan pertama, bertambah payah tiap bertambah bulan dan sampai di puncak kepayahan di waktu a nak dilahirkan.lemah sekujur badan ketika menghejen anak keluar; “ Dan memeliharanya dalam masa dua tahun”. Yaitu sejak melahirkan lalu mengasuh, meyusukan. Memomong, menjaga, memelihara sakit senangnya. “ Bahwa bersyukurlah kamu kepada Allah dan kepada kedu a orang tuamu”, syukur pertama ilah kepada Allah karena semuanya itu sejak mengandung sampai mengasuh dan sampai mendidik dengan tidak ada rasa bosen, dipenuhi rasa cinta dan kasih adalah berkat Rahmat Allah belaka. Setelah itu bersyukurlah kepada kedua orang tuamu. Ibu yang mengasuh dan ayah yang membela dan melindungi ibu dan melindungi anak-anaknya. Ayah yang berusaha mencari sandang dan 40 panagan setiap hari. Akhirnya diperintahkan kemana akhir perjalan ini: “Kepada - Ku lah tempat kembalimu”. 53 Menurut Tafsir Ibnu katsir bahwasannya terdapat perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tu a dalam ayat ini Allah berfirman: “ Dan kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada kedua orang ibu bapaknya ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, Mujahid berkata: Bertanya kesulitan mengandung anak”. Qotadah berkata: “keberatan demi keberatan”. Sedangkan Atha al-Khurasani : “kelemahan demi kelemahan”. Dan Firman-Nya “Dan menyapihnya dalam dua tahun” yaitu mendidik dan menyusuinya setelah melahirkannya selama dua tahun, sebagaimana Allah Ta‟ala berfirman”para ibu hendaklah menyusukan anak - anaknya selama dua tahun, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan ”.QS. Al-Baqarah:233. Dan dari sini, Ibnu Abbas dan imam-imam yang lain mengambil istinbath bahwa minimal masa hamil adalah 6 bulan, karena didalam ayat lain Allah berfirman “ mengandungnya smpai menyapihnya adalah tiga puluh bulan”.QS. Al-Ahqaaf:15. Allah swt menyebutkan seorang ibu, kelelahan dan kesulitannya saat begadang siang dan malam, agar seorang anak dapat mengingat kebaikan yang diberikan ibunya. Sebagaimana Allah Ta‟ala berfirman “ Wahai rabb-ku kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik memeliharaku waktu kecil”.QS. Al-Isra:24. 54 53 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Surabaya:Yayasan Latimojong,1984,h.158-159 54 Abdullah, Terjemah Tafsir Ibnu Katsir ,Bogor:Pustaka Imam Asy- Syaf‟I,2004,h.401 41 3. Surat Luqman ayat 15 a. Ayat 15                                  Artinya: “ dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada- Ku, kemudian hanya kepada -Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan ”. Q.S Luqman:15 b. Tafsir Surat Luqman ayat 15 Didalam tafsir al-misbah bahwasannya di dalam ayat ini menekankan berbakti kepada ibu bapak, maka kini diuraikan kasus yang merupakan pengecualian menaati perintah kedua orang tua, sekaligus menggarisbawahi wasiat luqman kepada kedua anaknya tentang keharusan meninggalkan kemusyrikan dalam bentuk serta kapan dan di mana pun. Ayat di atas menyatakan: “dan jika keduanya apalagi kalau hanya salah satunya, lebih-lebih kalau orang lain bersungguh-sungguh memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan suatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, apalagi setalah Aku dan rasul-rasul menjelaskan kebatilan mempersekutukan Allah, dan setelah engkau mengetahi bila demikian jangan memutuskan hubungan dengannya 42 selama tidak bertentangan dengan ajaran agamamu, “dan pergaulilah keduanya di dunia yakni selama mereka hidup dan dalam urusan keduniaan, bukan akidah, dengan cara pergaulan yang baik, tetapi jangan sampai hal ini mengorbankan prinsip agamamu, karena itu perhatikan tuntunan agama dan ikutilah jalan orang yang selalu kemabali kepada-Ku dalam degala urusanmu, karena semua urusan dunia kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah juga di akhirat nanti bukan kepada siapa pun selain-Ku kembali kamu semua, maka Ku- beritakan kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan dari kebaikan dan keburukan, lalu masing-masing Ku-beri balasan dan ganjaran. 55 Dalam tafsir al-azhar “ Dan jika keduanya mendesak engkau bahwa hendak mempersekutukan Daku dalam hal yang tidak ada ilmu engkau kepadn”. Ilmu yang sejati niscaya diyakini oleh manusia. Manusia yang telah berilmu amat payah buat digeserkan oleh sesamanya manusia kepada sesuatu pendirian yang tidak berdasar ilmiyah, bahwa Allah itu adalah Esa, adalah puncak segala ilmu dan hikmat. Satu waktu seorang anak yang setia kepada kedua orang tuanya buat mengubah pendirian yang telah diyakini. Sekarang terjadi ibu-bapak yang wajib dihormati itu sendiri yang mengajak agar menukar ilmu dengan kebodohan, manukar Tauhid dengan Syirik. Tegas-tegas dalam ayat ini Allah memberikan Pedoman: “janganlah engkau ikuti keduanya”.Tentu timbul pertanyaan, apakah dengan demikan si anak mendurhaka kepada orang tuanya? 55 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta:Lentera Hati,2004,h.131-132 43 “Dan pergaulilah keduanya di dunia ini dengan sepatutny”. Artinya ialah bahwa keduanya selalu dihormati, disayangi, dicintai dengan sepatutnya, dengan yang ma‟ruf. Jangan mereka dicaci dan dihina, melainkan tunjukkan saja bahwa dalam hal aqidah memang berbeda aqidah engkau dengan aqidah beliau. Kalau mereka sudah tua asuh jugalah mereka dengan baik. Tunjukan bahwa seorang Muslim adalah seorang budiman Tulen. 56 Menurut Tapsir Ibnu katsir bahwasannya di dalam ayat ini terdapat perintah untuk masih berbakti kepada kedua orang tua dalam ayat ini Allah berfirman “ Dan jika keduanya memaksamu utuk mempersekutukan dengan-Ku sesuatu yang tidak ada pengetahunmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya”. Yaitu, jika keduanya begitu antusias untuk memaksakan agamanya, maka janganlah engkau menerimanya dan hal itu pun tidak boleh menghalangimu berbuat baik kepada keduanya didunaia secara ma‟ruf, yaitu secara baik kepada keduanya. Selain anak mengetahui bahwa dia harus mempunyai akidah yang kuat, dia juga harus mengedepankan kebaikan kepada kedua orang tua selama dalam kebaikan. Mengenai hal ini, Ibnu Katsîr dalam tafsirnya mengutip pendapat al-Thabrani dalam kitab Kitab al-`Usyrah sebagai berikut: Artinya: Tha bra ni berkata da la m Kitab al-`Usyrah: mer iwa yatkan kepada ka mi Abu Abdurrahma n Abdulla h bin Ahmad bin Ha nba l, menceritaka n kepada ka mi Ahma d bin Ayyub bin Rasyid mencer itaka n kepada ka mi Masla ma h bin `Alqa ma h dar i Daud bin Abu Hind dar i Abu Usma n a l- Na hdi ba hwa Sa`ad bin Ma lik berkata: ayat [ Dan jika kedua nya orang 56 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Surabaya:Yayasan Latimojong,1984,h.160-161 44 tua memaksa mu untuk mempersekutukan denga n Aku Alla h Swt dengan sesuatu ya ng tidak ada pengetahua nmu tentang itu, maka janga nla h ka mu mengikuti kedua nya diturunka n berkenaa n denganku. Da hulu aku seorang laki-laki ya ng ber bakti kepada ibuku. Setela h ma suk Isla m, ibuku berkata: hai Sa `ad, apa ya ng ku liha t padamu tela h menguba hmu. Ka mu harus meningga lkan aga ma mu ini atau aku tidak aka n maka n dan minum hingga aku mati. La lu ka mu diper ma luka n karena nya da n dikatakan, ha i pembunuh ibu. Aku menjawa b: hai ibu, ja nga n lakuka n itu. Sungguh aku tidak aka n meningga lka n aga maku ini karena apapun. Sela ma sehar i sema la m, dia ibu tidak maka n sehingga dia menjadi letih. Tindaka nnya ini berla njut hingga tiga har i sehingga tubuhnya menjadi letih sekali. Setela h aku melihatnya demikia n, aku berkata: ha i ibuku, ketahuila h. Demi Alla h Swt, jika engkau punya seratus nyawa la lu kamu menghembuska nnya satu demi satu maka aku tidak aka n meningga lka n aga maku ini karena apapun. Engkau dapat maupun tidak sesua i denga n kehendakmu. Akhir nya dia pun maka n. 57 4. Surat Luqman ayat 16 a. Ayat 16                           Artinya: “ Luqman berkata: Hai anakku, Sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya membalasinya. Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui”.Q.S Luqman:16 b. Tafsir Ayat 16 Menurut tafsir al-misbah bahwanasannya ayat ini melanjutkan wasiat luqman kepada anaknya. Kali ini, yang diuraikan adalah kedalaman ilmu Allah swt, yang diisyaratkan pula oleh penutup ayat lalu dengan pernyataan-Nya: 57 Abdullah, Terjemah Tafsir Ibnu Katsir, Bogor:Pustaka Imam Asy- Syai‟I,2004,h.402 45 “maka Ku - beritakan kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. Luqman berkata: “ Wahai anakku, sesungguhnya jika ada suatu perbuatan baik buruk walau seberat biji sawi, dan berada pada tempat yang paling tersembunyi, misalnya dalam batu karang kecil, sesempit dan sekokoh apapun batu itu, atau di langit yang demikan luas dan tinggi, atau di dalam perut bumi yang sedemikan dalam di mana pun keberadaannya niscaya Allah akan mendatangkannya lalu memperhitungkan dan memberinya balasan. Sesungguhnya Allah Maha Halus menjangkau segala sesuatu lagi Maha Mengetahui segala sesuatu, sehingga tidak satupun luput darinya. 58 Didalam Tafsir al- azhar “Wahai anakku Jika ada sesuatu”. Yang dimaksud ialah sesuatu amalan, sesuatu amal dan usaha, sesuatu jasa kebajikan: “sebesar biji sawi dari dalam batu”. Biji sawi adalah amat halus. Kalu biji sawi terletak didalam batu sehingga tersembunyi, tidak ada orang lain yang namapak: “ataupun di semua langit”. Terletak jauh di salah satu daripada langit yang tujuh tingkat “ataupun di bumi”. Tersembunyi entah di mana. Tidak ada orang yang tahu, tidak ada orang yang perduli, karena sebesar biji sawi sangatlah halusnya; “ niscaya Allah akan mendatangkannya ”. Maka amalan yang kecil sebesar biji sawi itu, yang jauh tersembunyi di dalam batu, sehingga tidak aka nada orang yang melihatnya ataupun mengetahuinya. Bahkan entah jauh lagi terletaknya di salah satu langit yang tujuh tingkat, di muka bumi yang mengandung lima benua dan lautan besar, manusia, manusia tidak tahu, namun Allah tahu juga. Sebab Dia 58 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta:Lentera Hati,2002,h.133-134 46 yang empunya, Dia Yang Maha Mengetahui. Sebab itu jika berbuat baik janganlah semata-mata ingin hendak diketahui oleh manusia. Sebab tidaklah dapat semua manusia mengetahui emua amal usaha kita. Haraplah penghargaan daripada Allah sendiri yang akan dapat menilai dan menghargainya. “ Sesungguhnya Allah itu adalah Maha Luas ”, sehingga tidak ada yang lepas dari perhitungan-Nya dan keadilan- Nya. “ Maha Teliti ”. Sehingga sejak dari yang serba kasar dan besar sampai kepada yang serba halus dalam pengetahuan-Nya semua. 59 Menurut Tafsir Ibnu katsir bahwasannya di dalam ayat ini di wasiatkan kepada manusia agar manusia menjunjung tinggi dan mentauladaninya. Dia berkata: “ Hai anakku sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi”. Yaitu kezaliman dan kesalahan sekalipun seberat biji sawi. Firman Allah ها ا ب تْا “Niscaya Allah akan mendatangkannya pembalasannya”‟ Allah akan menghadirkannya pada hari kiamat ketika dia mendirikan timbangan keadilan serta balasannya. Jika kebaikan, maka kan dibalas dengan kebaikan dan jika keburukan akan dibalas dengan keburukan. 60 5. Surat Luqman ayat 17 a. Ayat 17              59 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Surabaya:Yayasan Latimojong,1984,h.161-162 60 Abdullah, Terjemah Tafsir Ibnu Katsir, Bogor: Pustaka Imam Sya- Syafi‟I,2004,h.403-404 47       Artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah”.Q.S Luqman :17 b. Tafsir ayat 17 Tafsir al-Misbah bahwasannya Luqman melanjutkan nasihatnya yang dapat menjamin kesinambungan Tauhid serta kehadiran Ilahi dalam kalbu sang anak. beliau berkata sambil tetap memanggilnya dengan panggilan mesra: Wahai anakku sayang, laksanakan sholat dengan sempurna syarat, rukun dan sunnah- sunnahnya. Dan di samping engkau memperhatikan dirimu dan membentenginya dari kekejian dan kemungkaran, anjurkan pula orang lain berlaku serupa, karena itu, perintahkanlah secara baik-baik siapapun yang mampu engkau ajak mengerjakan yang ma‟ruf dan cegahlah mereka dari kemungkaran. Memang, engkau akan mengalami banyak tantangan dan rintangan dalam melaksanakan tuntunan Allah, kerena itu tabah dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu dalam melaksanakan aneka tugasmu. Sesungguhnya yang demikan itu yang sangat tinggi kedudukannya, dan jauh tingkatannya dalam kebaikan yakni Shalat, amr ma‟ruf dan nahi munkar dan kesabaran termasuk hal-hal yang 48 diperintahkan Allah agar diutamakan, sehingga tidak ada alasan untuk mengabaikannya. 61 Dalam tafsir al-Azhar bahwasannya luqman melanjutkan nasihatnya: “Wahai anakku Dirikanlah sembahyang dan menyerulah berbuat yang ma‟ruf dan mencegahlah berbuat dari yang mungkar, dan bersaba rlah atas apapun yang menimpa engkau”. Inilah empat modal hidup yang diberikan Luqman kepada anaknya dan dibawakan menjadi modal pula bagi kita semua, di sampaikanlah oleh Muhammad kepada umatnya. 62 Untuk memperkuat pribadi dan meneguhkan hubungan dengan Allah, untuk memperdalam rasa syukur kepada Tuhan atas ni‟mat dan perlindungannya yang selalu kita terima, dirikanlah sholat. Dengan sholat kita melatih lidah, hati, dan seluruh anggota badan selalu ingat kepada Allah. Dalam agama kita Islam telah ditentukan bahwa wajib kita mengerjakan Sholat itu sekurang kurangnya lima kali sehari semalam, jangan kurang Lebih boleh Dapatlah kita hitungkan sendiri betapa besar kesannya kepada jiwa kalu nama Allah selalu jadi sebutan, Allahu Akbar, Alhamdulillah, Subhanallah, dengan merundukan badan ketika ruku, dengan menempelkan kening ketika sujud, dengan tegak yang lurus tidak melenggong ke kiri kanan, kita akan mendapatkan kekuatan pribadi, lahir dan batin, moral dan mental. 63 61 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Kesera sian Al- Qur‟an, Jakarta: Lentera Hati, 2002, h. 136-137 62 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Surabaya:Yayasan Latimojong,1984,h.163 63 Ibid, h.163 49 Sudah jelaslah bahwa sholat berjamaah adalah 27 kali pahalanya daripada sholat sendiri. Bahkan di antara Ulama, sebagai Imam Ahmad bin Hanbal, mengatakan bahwa sholat wajib berjama‟ah, walaupun hanya dua orang. Menurut Imam Abu Hanifah, sholat hendaklah di masjid. Hikmatnya ialah agar pribadi jangan lepas dari masyarakat. Islam adalah agama untuk diri dan masyarakat, atau untuk diri dalam masyarakat. Maka apabila pribadi telah kuat krena ibadat, terutama tiang agama, yaitu sholat kemudian lakukanlah tugas selanjutnya yaitu berani menyeruhkan be rbuat yang ma‟ruf. Ma‟ruf ialah perbuatan yang baik yang diterima baik oleh masyarakat. Berusahalah kamu menjadi pelopor dari perbuatan yang ma‟ruf itu. Orang yang telah teguh kokoh pribadinya kerena ibadat, terutama sholat, dia akan berani menyampaikan kebenaran kepada sesamanya manusia, sekedar ilmu dan kesanggupan yang ada padanya. Sekurang-kurangnya menyuruh kepada anak dan istri mengerjakan sholat. Sesudah itu hendaklah berani pula menegor mana perbuatan yang munkar, yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Berani mengatakan yang benar, walupun pahit. Apabila sudah berani menegor mana yang salah, mencegah yang mungkar, haruslah diketahui bahwa akan ada orang yang tidak senang ditegor. Atau memperbaiki masyarakat yang telah membeku dengan adat dan kebiasaan yang salah. Jika di tegor meraka marah Untuk ini mesti tabah, mesti sabar. Ingatlah bahwa sekalian Rasul yang dikirim Allah Memberi bimbingan 50 kepada manusia, semuanya disakiti oleh kaumnya. Modal utama mereka ialah sabar. 64 Kemudian menurut Tafir Ibnu kasir Bawasnnya Luqman melajutkan nasihatnya berupa perintah, اَّلا مقآ َ نب ا “Hai anakku, dirikanlah Sholat”, yaitu denan menegakan batasan-batasannya, melakukan fardu-fardunya dan menepatkan waktu-waktunya, kemudian ركنمْلا نع هْنا فْ رْعمْلابْرمْأ “ Dan serulah manusia mengerjakan yang baik dan cegalah mereka dari perbuatan yang mungkar” sesuai dengan kemampuan dan kesungguhanmu. كباصأام لعْر ْصا “Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu”, dia mengetahui bahwa orang yang melakukan amar ma‟ruf dan nahi munkar pasti akan mendapatkan siksaan dari manusia, maka dia mempertahankannya untuk bersabar, dan firman- Nya sesungguhnya hal yang demikan itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah”. Yaitu kesabaran atas siksaan manusia merupakan perkara-perkara yang wajib. 65 64 Hamka . Op.Cit, h.164 65 Abdullah, Terjemah Tafsir Ibnu Katsir, Bogor: Pustaka Imam Sya- Syafi‟I,2004,h.404 51

BAB IV ANALISIS PEMBELAJARAN YANG TERKANDUNG DALAM