Latar belakang Masalah Komarudin Kudiya

CP. 52 kelompok mahasiswa yang merupakan penduduk aslitidak asli kota Bandung. Selanjutnya terdapat perbedaan yang signifikan dalam place identity, dan place-based affect antara kelompok mahasiswa yang menetap di bandung 1 tahun dan menetap 1-5 tahun, dan terdapat perbedaan signifikan pada place identity, place dependen, dan place-based affect antara kelompok mahasiwa yang menetap 1 tahun dan 5 tahun. Kata kunci : Place Dependence, Place Identity, Place-Based Affect dan Community participation

I. Latar belakang Masalah

Kota Bandung termasuk kota yang paling banyak dikunjungi orang untuk berlibur bahkan untuk menempuh studi lanjut. Tercatat lebih dari 20.000 kendaraan setiap akhir pekan memasuki kota Bandung dari berbagai daerah terutama Jakarta. Mengutip data dari Polwiltabes Bandung, jumlah kendaran dari luar kota yang masuk ke kota Bandung, sejak Kamis hingga Sabtu long weekend, rata-rata mencapai 60 ribu kendaraan setiap harinya. Kedatangan para pengunjung ini memiliki berbagai dampak pada kota Bandung, baik dari segi perekonomian maupun lingkungan. Dalam segi lingkungan, tercatat efek polusi udara kota Bandung yang terus meningkat dan terlihat signifikan pada akhir pekan. Selain itu berdasarkan data dinas kebersihan, jumlah volume sampah di Kota Bandung rata-rata 4.000 meter kubik atau sekitar 1.000 ton perhari, bahkan lebih disaat akhir pekan, sehingga personel kebersihan yang diturunkan akan lebih banyak di saat akhir pekan. Besarnya volume sampah dari setiap daerah di Bandung juga sangat di pengaruhi oleh perilaku membuang sampah dari penduduknya, apakah mereka melakukan reduce, reuse, atau recycle. Perilaku peduli lingkungan biasanya terkait dengan rasa keterikatan emosional individu dengan lingkungannya. Keterikatan emosional dengan suatu lingkungan dikenal dengan istilah place attachment, yang memiliki dua dimensi yaitu place identity dan place dependence. Sementara place-based affect adalah perasan individu terhadap lingkungannya. Jika individu merasa memiliki keterikatan yang kuat dengan lingkungan maka individu cenderung akan melindungi lingkungannya Vaske dan Kobrin, 2001, melakukan yang terbaik untuk komunitasnya, karena ia merasa memiliki dan nyaman berada di lingkungan tersebut. Namun keterikatan pada suatu lingkungan tidak muncul begitu saja, keterikatan ini muncul jika individu sering berinteraksi dengan lingkungannya. Semakin sering berinteraksi dan terlibat, maka semakin kuat keterikatan yang dirasakan. Berdasarkan hal ini maka penduduk yang lebih lama tinggal di kota Bandung seharusnya lebih mencintai kota Bandung dengan lebih menjaga kebersihan dan keindahan kota dibandingkan pengunjung kota Bandung. Namun jika melihat fakta-fakta dari dinas kebersihan kota maka terlihat bahwa baik CP. 53 penduduk ataupun pengunjung kota Bandung, sama-sama menyumbang permasalahan sampah, polusi dan kemacetan di kota Bandung. Oleh karena itu penelitian ini dibuat untuk melihat perbedaan antara place identity, place dependence, dan place-based affect pada mahasiswa yang melakukan community participation di kota Bandung, serta telah tinggal menetap kurang dari setahun, 1-5 tahun, atau lebih dari 5 tahun.

II. Identifikasi Masalah