Pengaruh political marketing mix terhadap keputusan memilih mahasiswa dalam pemilihan umum calon presiden dan calon wakil presiden 2014: studi kasus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, STIE Ahmad Dahlan Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas

(1)

(Studi Kasus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, STIE Ahmad Dahlan Jakarta, Universitas

Muhammadiyah Jakarta, Universitas Pamulang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Restu Dwi Pratama NIM: 1110081000134

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Nama

: Restu Dwi Pratama

Alamat

: Jl. Mesjid Darussalam Gg. Langgar 1 Rt. 012 Rw 011 No.71

Tangerang Selatan

Handphone

: 083870414568

Email

: restutama26@yahoo.com

Tempat, tanggal lahir

: Jakarta, 26 Maret 1992

Agama

: Islam

Kewarganegaraan

: Warga Negara Indonesia (WNI)

Jenis Kelamin

: Laki-laki

2.

Pendidikan Formal

1998 – 2004

: SDN 3 Ciputat

2004 – 2007

: SMPN 2 Ciputat

2007 – 2010

: SMAN 1 Kota Tangerang Selatan

2010 – Sekarang

: S1 Manajemen, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.

Kursus dan Pelatihan

2011 :

Latihan Kader I (LK 1) Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.

2012 :

Rekrutmen Guru Bangsa (RGB) Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam

(LAPENMI) HMI Cabang Ciputat.

2014 :

Latihan Kader II (LK 2) Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Sukabumi.

2014 :

Pelatihan Citizen Journalism bagi Pemuda oleh Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

4.

Pengalaman Organisasi

2012 – 2013 :

Wakil Sekretaris Umum Bidang Penelitian, Pengembangan dan Pembinaan

Anggota (PPPA) HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (KAFEIS)

Cabang Ciputat.

2012 – 2013 :

Staf Ahli Bidang Diklat Anggota Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam

(LAPENMI) HMI Cabang Ciputat.

2012 – 2013 :

Menteri Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan

Bisnis.

2013 – 2014 :

Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan dan Pembinaan Anggota (PPPA)

HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (KAFEIS) Cabang Ciputat.


(7)

decision of selecting students in the selection of candidates for president and vice president in

2014. In this study using the independent variable product (X

1

), promotion (X

2

), price (X

3

), and

place (X

4

), as well as the dependent variable voter’s decision (Y). Methods of analysis used

multiple linear regression analysis. The sample used in this study were 100 respondents, with a

sample of purposive sampling method. The data obtained is primary data that is the result of the

respondents answer to the questionnaire were distributed. The result of this study showed ‘s

decision variable product, promotion, and price is not significant effect partially to the voter’s

decision and simultaneously variable product, promotion, price and place significantly effect the

voter’s decision. In effect there is a test determination of 39,1% of the independent variable

(product, promotion, price, and place) on the dependent variable (voter’s decision). The

remaining 60,9% is influenced by other variables and are not included in the regression

analysis.


(8)

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisa pengaruh

political marketing mix

terhadap keputusan memilih mahasiswa dalam pemilihan calon presiden dan calon wakil

presiden 2014. Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen produk (X

1

), promosi

(X

2

),

price

(X

3

), dan

place

(X

4

), serta variabel dependen keputusan memilih (Y), metode analisis

yang digunakan analisa regresi linear berganda. Sampel yang digunkan dalam penelitian ini

sebanyak 100 responden, dengan metode sampel

purposive sampling

. Data yang diperoleh

merupakan data primer yang merupakan hasil dari jawaban responden atas kuesioner yang

disebarkan.Hasil penelitian ini menunjukkan variabel produk, promosi, dan

price

tidak

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan memilih dan secara simultan variabel

produk, promosi,

price

, dan

place

berpengaruh signifikan terhadap keputusan memilih. Pada uji

determinasi terdapat pengaruh sebesar 39,1% dari variabel independen (produk, promosi,

price

,

dan

place

) terhadap variabel dependen (keputusan memilih). Sedangkan sebanyak 60,9%

dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak termasuk kedalam analisis regresi ini.


(9)

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Pengaruh

Political

Marketing Mix

Terhadap Keputusan Memilih Mahasiswa dalam Pemilihan Calon Presiden

dan Calon Wakil Presiden 2014”

.

Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini

terutama kepada:

1.

Teristimewa untuk kedua orangtua ku, Ayahanda Sunarto dan Ibunda Yusi Yusmiati.

Terimakasih atas segala doa, kasih sayang, bantuan moril maupun materil, dan sudah

mendidik penulis dari kecil sampai sekarang ini. Untuk Ayah yang selalu memberikan

nasihat yang terbaik kepada penulis dan Ibu yang selalu berdoa untuk anak-anaknya.

Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan, panjang umur, dan dilancarkan segala

urusannya kepada kedua orangtua ku.

2.

Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC,. MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Ibu Dr. Muniaty Aisyah Ir, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.

Bapak Dr. Yahya Hamja, MM, selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia

menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama

penyusunan skripsi. Terimakasih atas segala masukan guna penyelesaian skripsi ini serta

semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini.

5.

Bapak Ade Suherlan, SE.,MM.,MBA, selaku Desen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan petunjuk dan saran dalam

penyusunan skripsi ini.

6.

Seluruh keluarga besar HMI KAFEIS yang selalu memberikan doa dan semangat kepada

penulis dalam menyelesaikan pendidikannya. HMI KAFEIS sebagai rumah kedua. (Kita

Berteman lebih dari Saudara).


(10)

8.

Untuk abang-abang di HMI KAFEIS yang selalu memberi nasihat dan semangat dalam

berproses diorganisasi maupun dikampus. Serta tak juga lupa teman-teman seperjuangan

Ojan, Aroy, Kocung, Kiting, Isan, Romi yang selalu ada saat susah dan senang. (

You’ll

Never Walk Alone

)

9.

Serta semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa taka da gading yang tak retak, begitu juga dengan skripsi ini

yang tak luput dari kekurangan. Sehingga dibutuhkan saran dan kritik yang membangun untuk

menciptakan karya yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT menilai

ibadah yang penulis kerjakan dan senantiasa membimbing kita ke jalan yang diridhoi-Nya.

Amien.

Ciputat, 8 Mei 2015

Restu Dwi Pratama


(11)

COVER

………

i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

………...

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

……….

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

………..

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

………..

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

………..

vi

ABSTRACT

………

vii

ABSTRAK

………...

viii

KATA PENGANTAR

………

ix

DAFTAR ISI

………..

xi

DAFTAR TABEL

………..

xiii

DAFTAR GAMBAR

……….

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

………...

xv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………..

1

B. Perumusan Masalah ………..

7

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat penelitian ………

7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ……….

1.

Konsep

Political Marketing Mix

………...

2.

Keputusan Memilih ……….

3.

Proses Pengambilan Keputusan ………..

9

9

15

16

B. Kerangka Pemikiran Teoritis ………

20

C. Penelitian Terdahulu ……….

22

D. Hipotesis ………...

26

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ………

1.

Lokasi dan Waktu Penelitian ………..

2.

Pembatasan Masalah/Variabel Penelitian ………...

27

27

28

B. Metode Pengumpulan Sampel ………..

1.

Populasi Penelitian ………..………

2.

Sampel Penelitian ………

28

28

29

C. Metode Pengumpulan Data ………...

1.

Kuesioner ………

2.

Penelitian Kepustakaan (

Library Research

) ………...

3.

Browsing

Internet ………

31

31

31

32

D. Metode Analisis Data ………

1.

Uji Statistik Deskriptif ………

32

32


(12)

3.

Uji Asumsi Klasik ………...

a.

Uji Normalitas Data ………..

b.

Uji Heteroskedastisitas ………..

c.

Uji Multikolonieritas ……….

4.

Analisis Regresi Berganda ………..

5.

Uji Signifikansi Statistik ……….

a.

Uji Determinasi (R

2

) ……….

b.

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ………..

c.

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ………

35

35

36

37

39

40

40

41

42

E. Data Operasional Variabel ………

43

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ………..

1.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ……….

2.

Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ………...

3.

STIE Ahmad Dahlan Jakarta ………...

4.

Universitas Pamulang (UNPAM) ………...

45

45

56

58

60

B. Karakteristik Responden dan Distribusi Jawaban Responden ………..

1.

Karakteristik Responden ……….

2.

Distribusi Jawaban Responden ………...

62

62

65

C. Analisis Data ………..………...

1.

Pengujian Instrumen ………...

2.

Hasil Statistik Deskriptif ……….

3.

Hasil Uji Validitas ………...

4.

Hasil Uji Reliabilitas ………...

5.

Hasil Uji Asumsi Klasik ……….

a.

Hasil Uji Normalitas ……….

b.

Hasil Uji Multikolinearitas ………

c.

Hasil Uji Heteroskedastisitas ………

6.

Hasil Uji Regresi Linear Berganda ……….

a.

Hasil Uji Koefisioen Determinasi (R

2

) ……….

b.

Hasil Uji t (Uji Parsial) ……….

c.

Hasil Uji F (Uji Simultan) ……….

71

71

71

73

75

76

76

79

80

81

83

84

91

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……….………..

93

B. Saran ………...………..

94

DAFTAR PUSTAK

A ………...

96


(13)

No. Gambar

Keterangan

Halaman

1.1

Visi – Misi Calon Nomer Urut 1 ………..

5

1.2

Visi – Misi Calon Nomer Urut 2 ………..

5

2.1

Penelitian Terdahulu ………

23

3.1

Daftar Populasi ……….

29

3.2

Daftar Sampel ………...

31

3.3

Skala Likert ………..

35

3.4

Operasional Variabel ………

40

4.1

Jenis Kelamin Responden ………

62

4.2

Umur Responden ………..

63

4.3

Asal Perguruan Tinggi ……….

64

4.4

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Produk (X

1

) …………...

65

4.5

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Promosi (X

2

) ……….

66

4.6

Distribusi Jawaban Responden Mengenai

Price

(X

3

) ………..

68

4.7

Distribusi Jawaban Responden Mengenai

Place

(X

4

) ……….

66

4.8

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keputusan Memilih (Y) ………

70

4.9

Hasil Statistik Deskriptif ………..

72

4.10

Hasil Uji Validitas ………

73

4.11

Hasil Uji Reliabilitas ………

75

4.12

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

………...

78

4.13

Hasil Uji Multikolinearitas ………...

79

4.14

Hasil Uji Regresi Linear Berganda ………..

81

4.15

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R

2

) ………...

83

4.16

Hasil Uji t ……….

84


(14)

No. Gambar

Keterangan

Halaman

2.1

Proses Pengambilan Keputusan ………

16

2.2

Kerangka Berpikir Konseptual ……….

21

4.1

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable

: Keputusan Mahasiswa Strata 1 Empat Perguruan Tinggi (Y)

77


(15)

1.

Kuesioner Penelitian ……….

98

2.

Jawaban Responden ………..

102

3.

Hasil SPSS Karakteristik Responden ………

111

4.

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ………...

112

5.

Hasil Uji Asumsi Klasik ………...

114


(16)

A. Latar Belakang Penelitian

Zaman menuntut segala bidang untuk menerapkan pendekatan-pendekatan baru agar bisa berkembang. Diperlukannya pemikiran yang kreatif dan inovatif dalam melahirkan pendekatan-pendekatan baru tersebut. Hal tersebut berlaku juga dalam bidang sosial termasuk politik. Dengan kemajuan yang diperoleh zaman, ilmu politik pun telah mencapai taraf tertentu untuk memenuhi kebutuhan zaman yang semakin rumit dalam menangani persoalan-persoalan sosial-politik. Seiring dengan kemajuan zaman, semakin terintegrasinya masyarakat global dan tekanan untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, institusi politik pun membutuhkan pendekatan alternatif untuk membangun hubungan dengan konstituen dan masyarakat luas. Dalam konteks inilah marketing sebagai suatu disiplin ilmu yang berkembang dalam dunia bisnis diasumsikan berguna bagi institusi politik (Firmanzah, 2012)

Mungkin masih banyak yang bertanya-tanya apakah bisa ilmu

marketing diterapkan dalam politik. Namun jika diurai dari sejarahnya,

marketing telah digunakan pada negara-negara maju seperti Inggris pada tahun 1929 dan Amerika pada tahun 1926 sebagai strategi pemenangan dalam pemilu. Dan juga dikuatkan oleh pendapat Kotler dan Levy (1969), menurut mereka bahwa konsep marketing tidak hanya terbatas pada institusi bisnis saja.


(17)

Cara dan metode marketing telah digunakan dalam semua aspek kehidupan. Penggunaan metode marketing dalam bidang politik dikenal sebagai marketing politik (political marketing). Marketing dalam politik bertujuan membantu partai politik untuk menjadi lebih baik dalam mengenal masyarakat yang diwakili atau yang menjadi target, kemudian mengembangkan program kerja atau isu politik yang sesuai aspirasi mereka dan mampu berkomunikasi secara efektif dengan masyarakat.

Marketing tidak bertujuan untuk masuk ke wilayah politik, dalam arti menjadi cara pendistribusian kekuasaan atau untuk menentukan keputusan politik.

Marketing politik perlahan dan pasti telah merasuk dalam kehidupan politik di Indonesia. Strategi-strategi marketing merupakan cara yang tepat untuk menghasilkan kemenangan dalam pemilihan umum. Marketing

politik juga tidak menjamin sebuah kemenangan tapi menyediakan tools

untuk menjaga hubungan dengan pemilih sehingga dari situ akan terbangun kepercayaan sehingga selanjutnya akan diperoleh dukungan suara mereka (O’Shaugnessy, 2001). Tentunya metode dan konsep

marketing memerlukan adaptasi dengan situasi dan kondisi dunia politik. Tidak semua metode politik dapat langsung digunakan dalam konteks dunia politik. Namun, partai politik dan kontestan sangat membutuhkan metode efektif untuk bisa membangun hubungan jangka panjang dengan konstituen dan masyarakat luas. Marketing, yang diadaptasi dalam dunia


(18)

politik dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas transfer ideologi dan program kerja dari kontestan ke masyarakat.

Disamping itu, marketing dapat memberikan inspirasi tentang cara suatu kontestan dalam membuat produk berupa isu dan program kerja berdasarkan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi (Firmanzah, 2012: 147).

Political marketing dengan marketing dalam dunia bisnis memiliki perbedaan, meskipun marketing mix tetap berlaku dalam marketing politik, dimana ada nuansa political marketing yang harus diperhatikan karena berbedanya tujuan politik dengan tujuan bisnis. Lebih lanjut disebutkan bahwa political marketing merupakan sebuah proses dan harus ditempuh melalui dua hal utama, yaitu marketing program dan voters segmentation.

Marketing program adalah penyampai produk politik yang disebut dengan 4P (produk, harga, promosi, dan tempat); voters segmentation adalah cara menentukan para pemilih pada beberapa level kategori sehingga pengemasan produk politik dapat dilakukan sesuai kategori tersebut (Firmanzah, 2012:194).

Dengan menganut pola ini bagi pemain politik dan pihak yang menerapkannya diyakini akan mampu menawarkan alternatif strategi untuk meraup dukungan politik terutama pada kecenderungan untuk memilih.


(19)

Tahun 2014 disebut tahun politik oleh sejumlah kalangan. Sebab pada tahun tersebut bakal ada peristiwa bersejarah yaitu pesta demokrasi. Indonesia segera memiliki pemimpin dan wakil rakyat baru.

Jagat perpolitikan diyakini akan kian memanas. Calon anggota legislatif sibuk melakukan tebar pesona demikian juga dengan partai politik yang kian massif melakukan pencitraan. Terlihat dari bertebarannya gambar caleg dan parpol dibanyak tempat. Sebanyak lima belas partai politik telah dinyatakan lolos verifikasi dan berhak mengikuti pemilihan umum 2014. Sebanyak dua belas partai politik adalah peserta pemilu nasional dan tiga lainnya adalah partai lokal di Daerah Istimewa Aceh Nanggroe Darussalam. Berbeda dengan pada pelaksanaan pemilu 2009 dimana jumlah partai yang berpartisipasi sebanyak 44 partai lebih banyak jika dibandingkan dengan pemilu 2014.

Pemilihan Umum 2014 khususnya pemilihan presiden, dapat dijadikan sebagai sebuah wahana dalam mengimplementasikan strategi marketing

politik dari masing-masing partai politik pengusung kandidat, kandidat individu ataupun tim sukses kandidat.

Pada Pilpres 2014, Komisi Pemilihan Umum menetapkan terdapat dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2014, dengan pasangan nomer urut 1 (satu) H. Prabowo Subianto dan Ir. H. M. Hata Rajasa sedangkan untuk pasangan nomer urut 2 (dua) Ir. H. Joko Widodo dan Drs. H. M. Jusuf Kalla. Adapun visi-misi yang dibawa kandidat masing-masing calon presiden dan calon wakil presiden sebagai berikut:


(20)

Tabel 1.1

Visi – Misi Calon Nomer Urut 1 H. Prabowo Subianto dan Ir. H. M. Hata Rajasa

Visi:

“Membangun Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta bermartabat”

Misi:

 Mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang aman dan stabil, sejahtera, demokratis, dan berdaulat, serta berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia, serta konsisten melaksanakan Pancasila dan UUD 1945.

 Mewujudkan Indonesia yang maju, adil, makmur, berkerakyatan, dan mandiri.

 Mewujudkan Indonesia yang berkeadilan sosial, dengan sumber daya manusia yang berakhlak mulia, berbudi luhur, berkualitas tinggi: sehat, cerdas, kreatif, trampil serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Sumber: www.kpu.go.id

Tabel 1.2

Visi – Misi Calon Nomer Urut 2 Ir. H. Joko Widodo dan Drs. H. M. Jusuf Kalla

Visi:

TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG

Misi:

 Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim,dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

 Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara hukum.

 Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara maritim.

 Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.  Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing.

 Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritime yang mandiri, maju, kuat,dan berbasiskan kepentingan nasional

 Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Sumber: www.kpu.go.id


(21)

Selain latar belakang pemahaman konsep dan adanya fenomena tahun politik, peneliti sebagai mahasiswa jurusan manajemen marketing

ingin juga memberikan kontribusi nyata sebagai pengaplikasian Tridharma perguruan tinggi dengan membuat penelitian terkait fenomena ini.

Maka sejalan dengan uraian diatas apakah political marketing mix

berpengaruh pada keputusan memilih, maka penulis tertarik untuk menyajikan skrpisi berjudul “Pengaruh Political Marketing Mix Terhadap Keputusan Memilih Mahasiswa dalam Pemilihan Umum


(22)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Political Marketing Mix secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan memilih mahasiswa dalam Pemilihan Umum Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2014? 2. Apakah Political Marketing Mix secara simultan mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap keputusan memilih mahasiswa dalam Pemilihan Umum Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2014?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

a. Untuk menganalisis pengaruh Political Marketing Mix secara parsial terhadap keputusan memilih mahasiswa dalam Pemilihan Umum Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2014?

b. Untuk menganalisis pengaruh Political Marketing Mix secara simultan terhadap keputusan memilih mahasiswa dalam Pemilihan Umum Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2014?


(23)

2. Manfaat Penelitian

Tujuan lain dibuatnya penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat terhadap:

a. Bagi Peneliti

Sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan dan penerapan teoritis yang diperoleh dalam perkuliahan.

b. Bagi Akademis

Penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan bahan penyusunan penelitian serupa dan lebih mendalam.

c. Bagi Peneliti Berikutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa khususnya jurusan manajemen pemasaran untuk digunakan dalam penelitian selanjutnya.


(24)

A. Teori yang berkenaan dengan variabel yang diambil

1. Konsep Political Marketing Mix

Wring (1997) mendefinisikan political marketing sebagai “the party or candidate’s use of opinion research and environmental

analysis to produce and promote a competitive offering which will help

realise organisational aims and satisfy groups of electors in exchange

for their votes.”

Marketing politik adalah konsep permanen yang harus dilakukan terus-menerus oleh sebuah partai politik atau kontestan dalam membangun kepercayaan dan image public (Butler & Collins, 2001: 198).

Pemasaran politik didefinisikan sebagai aplikasi prinsip-prinsip pemasaran dalam kampanye politik yang beraneka ragam individu, organisasi, prosedur-prosedur dan melibatkan analisis, pengembangan, eksekusi, dan strategi manajemen kampanye oleh kandidat, partai politik, pemerintah, pelobi, kelompok-kelompok tertentu yang bisa digunakan untuk mengarahkan opini public pada ideologi mereka (Bruce I. Newman).

Marketing politik merupakan aktivitas yang dilakukan oleh partai politik dan kontestan individu dalam merancang isu-isu yang akan


(25)

dilempar ke masyarakat, mengkomunikasikan solusi yang hendak diterapkan ketika berkuasa, ideologi partai dan kontrol sosial terhadap partai/individu yang berkuasa (Firmanzah, 2012: 324)

Political marketing adalah suatu keinginan umum yang disamakan dengan teknik yang digunakan dalam upaya mengajak pemilih dalam kampanye untuk mempromosikan baik politisinya maupun kebijakannya (Haris 2001: 30).

Penerapan political marketing mix dalam pentas perpolitikan menjadi sesuatu yang tidak dapat ditinggalkan. Partai politik harus mampu mengenali konstituennya, simpatisan dan terus menerus mengamati apa yang dilakukan oleh pesaingnya. Dengan menggunakan konsep political marketing mix, partai politik dan kandidat akan mampu merumuskan pasar sasaran yang diinginkan dan fokus dalam membidik targetnya. Selain itu, konsep political marketing mix akan mendukung proses penciptaan strategi komunikasi politik antara partai politik atau kandidat dengan karakter masyarakat yang menjadi target sasaran. Marketing mix dalam politik mempunyai nuasa yang berbeda dengan yang diterapkan di dalam dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari (Firmanzah, 2012:200). Berikut akan dibahas setiap bauran tersebut:


(26)

a. Product ( Produk)

Produk yang ditawarkan institusi politik merupakan sesuatu yang kompleks, di mana pemilih akan menikmatinya setelah sebuah partai atau seorang kandidat terpilih (Niffenegger, 1989: 200).

Produk politik merupakan sesuatu yang kompleks dan bersifat multidimensional, dari figur calon pemimpin, isu politik, program politik sampai jargon-jargon politik yang digunakan (Lock & Harris, 1996).

Niffenegger (1989) membagi produk politik dalam tiga kategori, (1) party platform (platform partai), (2) past record (catatan tentang hal-hal yang dilakukan dimasa lampau), dan (3) personal characteristic (ciri pribadi). Produk utama dari sebuah institusi politik adalah platform partai yang berisikan konsep, identitas ideologi, dan program kerja sebuah institusi politik. Selain itu, apa saja yang telah dilakukan partai politik di masa lalu berkontribusi dalam pembentukan sebuah produk politik. Akhirnya, karakteristik atau ciri seorang pemimpin atau kandidat memberikan citra, simbol, dan kredibilitas sebuah produk politik (political produk).

Sedangkan Butler dan Collins (1994) menyatakan adanya tiga dimensi penting yang mesti dipahami dari sebuah produk politik, 1) Person/party/ideology (pribadi/partai/ideologi)

Seorang kandidat, partai politik dan ideologi partai adalah identitas sebuah institusi politik yang ditawarkan ke pemilih. Para


(27)

pemilih akan menilai dan menimbang kandidat, partai politik dan ideologi mana yang kiranya akan berpihak dan mewakili suara mereka.

2) Loyalty (kesetiaan)

Loyalitas pemilih adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh sebuah institusi politik. Hubungan antara institusi politik dengan pemilih adalah kontrak sosial. Untuk menjaga loyalitas, institusi politik harus menjaga kepercayaan public atas kontrak sosial ini. 3) Mutability (bisa berubah-ubah)

Bahwa keberpihakan publik bisa berubah-ubah. Ciri ini terjadi karena periode pasca pemilu yang biasanya ditandai dengan adanya koalisi antara institusi politik untuk menggabungkan perolehan suara dan konsesi ideologi.

b. Price ( Harga)

Price adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pemilihan kandidat. Terdapat 3 faktor harga dalam political marketing mix

(Firmanzah, 2012:205), antara lain:

1) Harga ekonomis, meliputi semua biaya yang dikeluarkan institusi politik selama periode kampanye. Dari biaya iklan, publikasi, biaya ‘rapat akbar’ sampai ke biaya administrasi pengorganisasian tim kampanye.

2) Harga psikologis, mengacu pada harga persepsi psikologis dari pemilih terhadap tokoh. Hal ini berupa kenyamanan atau


(28)

ketidaknyamanan pemilih untuk memilih orang dengan latar belakang etnis, agama, atau lainnya.

3) Harga image nasional, berkaitan dengan apakah pemilih merasa kandidat presiden tersebut bisa memberikan kebanggaan nasional atau tidak.

Sementara menurut Lock dan Harris (1996) melihat tidak adanya pengenaan harga ketika orang melakukan proses pembelian produk politik. Hal inilah yang paling membedakan pembelian politik dengan pembelian komersial. Orang yang datang ke bilik suara tidak akan dipungut biaya sepeser pun. Bahkan seringkali mereka diiming-imingi

reward oleh para kontestan dalam bentuk uang atau fasilitas lainnya. c. Place ( Tempat)

Place dalam political marketing merujuk pada metode atau saluran yang digunakan untuk mempromosikan kandidat kepada pemilih melalui nilai-nilai atau karakteristik pribadinya (Niffenegger, 1989).

Place berkaitan erat dengan cara hadir atau distribusi sebuah institusi politik dalam dan kemampuannya dalam berkomunikasi dan menyampaikan pesan politik kepada para pemilih atau calon pemilih. Wring (1997), secara umum menjelaskan faktor place terdiri dari 3, yaitu local network, canvassing dan leader tour.

1) Local network kmerupakan tindakan lokal yang pernah atau sedang dilakukan oleh kandidat, tim sukses kandidat serta kader partai yang mengusung nama kandidat dengan tujuan untuk menjalin


(29)

hubungan baik antara kandidat dengan masyarakat pemilih, sehingga terbentuk image positif dari kandidat itu sendiri.

2) Canvassing merupakan upaya untuk pengumpulan massa dan menghimpunnya dalam kantong-kantong suara yang ada berdasarkan kriteria yang dibuat partai atau kandidat.

3) Leader tour meliputi keterlibatan kandidat kader partai, maupun tim kampanye dalam aktivitas-aktivitas masyarakat. Hal ini dapat berupa kunjungan atau silaturrahim kandidat baik pada organisasi sosial maupun organisasi keagamaan.

d. Promotion ( Promosi )

Promosi merupakan key marketing element dalam political marketing, proses dimana kandidat politik menggunakan paid and free

media dalam menyampaikan produk-produknya (Niffenegger, 1989).

Paid and free media ini bertujuan agar media mendukung kandidat dalam mengontrol pesan-pesan dalam kampanye yang dilakukannya. Wring (1997) membagi prinsip dalam promosi melalui media menjadi dua bagian, yaitu media berbayar dan gratis. Media berbayar yang umum digunakan adalah iklan yang berupa poster, form yang disebarkan untuk umum maupun menggunakan waktu primetime di televisi dan radio. Selain media tersebut dapat pula menggunakan media yang sedang berkembang saat ini, seperti surat langsung (direct mail), pemasaran langsung (direct marketing), SMS maupun telepon.


(30)

Media gratis yang digunakan partai politik dan kandidat untuk menggaet massa dapat berupa polling yang berlaku untuk publik.

Lebih lanjut disebutkan Wring bahwa selain advertising, broadcast, dan direct mail, memanfaatkan public relation yang baik dengan pihak terkait dapat pula memberikan nilai tambah pada kandidat. Public relation ini dapat berupa hubungan kandidat, partai politik maupun tim kampanye dengan media, massa mengambang, dan pendukung. Bentuk relasi lainnya adalah menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar melalui bakti sosial, dan mengembangkan proyek tepat sasaran, efisien serta membangun komunikasi yang baik dan lancar dengan media massa. Harris (2001) menambahkan bahwa kandidat dapat pula melakukan manajemen pemberitaan sehingga

expose terhadap partai maupun kandidat dapat berlanjut.

2. Keputusan Memilih

Semenjak Downs (1957) dalam bukunya yang berjudul An economic theory of democracy, keputusan memilih (to vote) berbeda signifikan dengan keputusan ekonomi dan komersial pada umumnya. Keputusan memilih selama pemilihan umum dapat dianalogikan sebagai perilaku pembelian (purchasing) dalam dunia bisnis dan komersial. Dalam dunia bisnis dan komersial, keputusan pembelian yang salah akan berdampak langsung terhadap subjek dengan kehilangan utilitas (utility loss) barang atau jasa yang dibelinya. Sedangkan keputusan yang salah dalam pemilu tidak memiliki efek


(31)

langsung bagi si pengambil keputusan, karena keputusan individu tidak akan berarti apa-apa kecuali dalam jumlah besar. Keputusan individu adalah bagian kecil dari keputusan kolektif. Hanya individu-individu dengan posisi yang dapat mempengaruhi persepsi dan opini publiklah yang memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh sangat luas. Menurut Downs (1957), partisipasi politik lebih dilihat sebagai aksi masing-masing individu untuk mempertahankan dan memperkuat institusi demokrasi.

3. Proses Pengambilan Keputusan

Keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alterative pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian (Kotler, 2009:235).

Proses pengambilan keputusan pembelian suatu produk dapat digambarkan dalam bentuk proses kegiatan pembelian dengan tahapan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Proses Pengambilan Keputusan

Sumber: Kotler (2009:235) Pengenalan

Masalah

Mencari Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku Pasca Pembelian


(32)

a. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pengenalan kebutuhan ini ditujukan untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi dan terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang belum segera terpenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi.

b. Mencari informasi

Seseorang yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak informasi yang terlibat dalam pencarian akan kebutuhan. Pencarian merupakan aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan dan perolehan informasi dari lingkungan. Menurut Kotler (2009:235-236) sumber informasi konsumen terdiri atas empat kelompok, yaitu:

1) Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan. 2) Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang

perantara, pengemasan.

3) Sumber umum meliputi media massa, organisasi ranting konsumen.

4) Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.


(33)

c. Evaluasi Alternatif

Kotler (2009:237) menyatakan evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsep dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri atas empat macam:

1) Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.

2) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.

3) Konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dalam memuaskan kebutuhan.

4) Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya.

Evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap. Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keyakinan (believe) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Yang tidak kalah pentingnya dengan keyakinan adalah sikap. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap objek atau gagasan tertentu.


(34)

d. Keputusan pembelian

Dalam tahap evaluasi para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian konsumen dapat, mengambil sub keputusan: merek, lokasi, waktu, dan metode pembayaran. Dalam pebelian produk sehari-hari keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil.

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk secara formal mengevaluasi setiap merek. Dalam kasus lain, faktor-faktor yang mengintervensi bisa mempengaruhi keputusan final (Kotler, 2009: 240).

e. Perilaku pacsa pembelian

Setelah pembelian produk terjadi, konsumen akan mengalami sutau tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli dengan produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuai harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut.

Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang pembeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan cenderung mengatakan sesuatu serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain.


(35)

Apabila konsumen dalam melakukan pembelian tidak merasa puas dengan produk yang telah dibelinya ada dua kemungkinan yang akan dilakukan oleh konsumen. Pertama, dengan meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua, ia akan mencari informasi tambahan mengenai produk yang telah dibelinya untuk menguatkan pendiriannya mengapa ia memilih produk itu sehingga ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi (Kotler, 2009:243-244).

Namun dalam hal ini, peniliti tidak meneliti perilaku pembelian karena penelitian ini dilakukan sebelum diumumkannya hasil dari pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden Indonesia 2014 oleh pihak Komisi Pemilihan Umum.

B. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah (Sugiyono, 2009:88). Kerangka berpikir dalam penelitian ini difokuskan pada pengaruh political marketing mix terhadap keputusan memilih calon presiden dan calon wakil presiden 2014. Berdasarkan telaah kepustakaan dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dikembangkan model sebagai kerangka pikir teoritis dari penelitian ini seperti pada gambar dibawah ini:


(36)

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir Konseptual

Political Marketing Mix

Keputusan Memilih

Uji validitas dan Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik

 Uji Normalitas Data  Uji Multikolinearitas  Uji Heteroskedastisitas

Uji Regresi Linear Berganda

 Uji Persamaan Linear Berganda  Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Interpretasi


(37)

C. Penilitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan suatu sumber yang dijadikan acuan dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari jurnal dan skripsi dengan melihat hasil penelitianya dan akan dibandingkan dengan penelitian selanjutnya dengan menaganalisa berdasarkan keadaan dan waktu yang berbeda, adapun ringkasan penelitian terdahulu akan dijabarkan pada tabel di bawah ini:


(38)

23 Penelitian Terdahulu

No Penelitian/

Tahun

Judul Metode Hasil Penelitian

1. Ridho Bramulya Ikhsan dan Muchsin

Saggaff Shihab: 2010

Political Marketing Mix dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Mahasiswa

Universitas Lampung

Menggunakan metode penelitian dengan metode deskriptif

kuantitatif dan analisis regresi berganda

Hasil analisis menunjukkan bahwa, political marketing mix yang terdiri dari produk, promosi, harga, dan tempat berpengaruh baik secara parsial maupun secara bersama-sama terhadap keputusan mahasiswa Universitas Lampung untuk memilih pada Pemilukada Wali Kota Bandar Lampung Juni 2010. Hasil regresi linier berganda membuktikan juga variabel tempat merupakan pengaruh dominan bagi mahasiswa untuk memilih pada Pemilukada Kota Bandar Lampung Juni 2010.

2 Prof. Dr. Hj. Widji Astuti, MM. : 2008

Peranan Pemasaran Politik dalam Meyakinkan Pemilih pada Pilkada Kota Malang

Menggunakan metode penelitian explanative dan analisis regresi

Secara keseluruhan pengujian validitas dan reliabilitas masing-masing variable menunjukkan hasil bahwa instrumen yang dipakai memiliki validitas dan reliabilitas yang cukup tinggi. Secara keseluruhan, semua variabel mempengaruhi keyakinan pemilih, artinya semua item dapat dilakukan kandidat untuk mempengaruhi calon pemilih, namun karena berdasarkan uji signifikansi masing-masing variabel menunjukkan bahwa atribut yang nyata diterima untuk meyakinkan pemilih adalah Citra kandidat (X1), Program yang ditawarkan kandidat mengatasi persoalan masyarakat (X3), Iklan yang dilakukan (X4),


(39)

24

maka variabel lain yang diamati dalam penelitian ini tidak berpengaruh menumbuhkan keyakinan pemilih. Namun, sebaliknya jika kandidat tidak melakukan apapun bauran pemasaran, maka kandidat tidak diminati oleh pemilih, sebagaimana ditunjukkan oleh nilai konstanta dalam model regresi yang negatif. Hal ini sangat menarik, oleh karena semua atribut terbukti menjadi pertimbangan yang dapat meyakinkan pemilih dalam memilih, namun setelah dikaji satu demi satu dari atribut tersebut ternyata cenderung dalam pemilihan Pilkada Kota Malang ini hanya 5 atribut saja

3. Arif Sugiono: 2009

Membongkar

Kemengan SBY-Boediono (Perspektif

Political Marketing)

Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif

Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel Produk, Kemenangan SBY-Boediono tidak lepas dari keberhasilannya menciptakan produk-produk melalui kebijakan-kebijakan yang bisa memberi rasa puas kepada pemilih, sehingga loyalitas pemilih bisa terjaga dari pemilu 2004 samapai pemilu 2009. Promosi, Promosi yang dilakukan SBY. Sebagai seorang Incumbent dan memiliki tingkat Popularitas dan elektabilitas yang relatif tinggi dibanding calon-calon yang lain, menjadikan SBY lebih leluasa dalam melakukan promosi.

Price, Pasangan SBY-Boediono adalah pasangan yang paling banyak mendapatkan upaya-upaya maksimalisasi, agar supaya apabila voters memilih pasangan ini, pemilih akan mendapatkan risiko atau harga yang


(40)

25

yang komunikatif.Iklan ini juga mengkomunikasikan bahwa SBY telah hadir di seluruh elemen masyarakat, mulai dari Guru, Petani, Buruh, Nelayan dan berbagai profesi lainnya.

4. Much. Ichsan Saputra,

Bambang Santoso

Haryono dan Moch. Rozikin: 2013

Marketing Politik Pasangan Kepala

Daerah Dalam

PEMILUKADA (Studi Kasus Timses Pemenangan

Pasangan Abah Anton dan Sutiaji dalam Pemilukada Kota Malang 2013)

Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif

Marketing politik yang telah dilakukannya dalam pemenangan pasangan Abah Anton dan Sutiaji, yaitu pembentukan figure dan program-program kampanye yang kompleks mecaukup dari penentuan produk politik,

promotion, place, price dan segmentasi pemilih. Pemilihan berbagai strategi kampanye yang dilakukan tim sukses pasangan AJI telah sangat efektif dalam proses pengenalan, pembentukan proses ketersukaan dan sampai pada proses dipilihnya Pasangan Abah Anton dan Sutiaji di tempat pemungutan suara (TPS). Peran utama dari marketing politik yang dilakukan pasangan Abah Anton dan Sutiaji ialah memperkuat popularitas, elektabilitas secara efisien dengan pengenalan platform pasangan

AJI terhadap calon pemilih.Faktor pendukung berupa dukungan penuh oleh ulama-ulama NU, serta figure Abah Anton yang dikenal baik dan dermawan. Sedangkan faktor penghambat yaitu tidak solidnya tim koalisi dari PKB dan Gerindra yang masih membawa kepentingan partainya masing-masing dan lawan-lawan politik yang kuat dan berkuasa di Kota Malang.


(41)

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut diatas hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan variabel Political Marketing Mix secara parsial terhadap keputusan mahasiswa dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan variabel Political Marketing Mix secara parsial terhadap keputusan mahasiswa dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014.

2. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan variabel Political Marketing Mix secara simultan terhadap keputusan mahasiswa dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan variabel Political Marketing Mix secara simultan terhadap keputusan mahasiswa dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014.


(42)

A. Ruang Lingkup Penelitian

Studi ini merupakan penelitian yang dalam pengujian hipotesisnya berusaha menjelaskan hubungan sifat hubungan tertentu atau menentukan perbedaan antar kelompok dengan pendekatan kausalitas, yaitu penelitian yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk hubungan sebab akibat antar beberapa konsep atau beberapa variabel atau beberapa strategi yang dikembangkan dalam manajemen.

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tangerang Selatan dapat dikatakan sebagai kota pendidikan, hal tersebut mengingat banyaknya perguruan tinggi yang berada di Tangerang Selatan. Setidaknya terdapat duapuluhan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Dan paling banyak letak sebarannya didaerah Ciputat dan sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan di daerah Ciputat – Tangerang Selatan. Namun karena adanya keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka peneliti hanya melakukan penelitian pada empat perguruan tinggi yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta, STIE Ahmad Dahlan dan Universitas Pamulang.

Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah mahasiswa aktif pada tingkat strata satu di empat perguruan tinggi (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta, STIE Ahmad Dahlan dan


(43)

Universitas Pamulang). Waktu penelitian dimulai dari 23 Desember 2014 - 21 Mei 2015.

2. Pembatasan Masalah/Variabel Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa pembatasan masalah agar pembahasan dapat focus pada tujuannya, untuk menjaga agar penjelasannya tidak melebar, sehingga akan diperoleh hasil yang valid. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh political marketing mix terhadap keputusan memilih calon presiden dan calon wakil presiden 2014.

Dalam penelitian ini variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen) yang digunakan, yaitu:

a) Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah Produk (X1),

Promosi (X2), Price (X3), dan Place (X4) b) Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah keputusan memilih mahasiswa dalam pemilihan umum calon presiden dan calon wakil presiden 2014 (Y).

B. Metode Pengumpulan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2010:115) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas


(44)

dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek atau subyek yang karakteristiknya hendak diteliti kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Strata 1 di Empat Perguruan Tinggi (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta, STIE Ahmad Dahlan Jakarta dan Universitas Pamulang). Berdasarkan sumber dari Bagian Akademik dan Informasi masing-masing Perguruan Tinggi, maka didapatkan jumlah mahasiswa aktif Strata 1 dari tahun Angkatan 2010-2014 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Daftar Populasi

No. Nama Perguruan Tinggi Jumlah Mahasiswa Aktif S1

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 20330

2 STIE Ahmad Dahlan 7493

3 Universitas Muhammdiyah Jakarta 15375

4 Universitas Pamulang 251494

Jumlah Total 294692

Sumber: Data akademik masing-masing perguruan tinggi, 2015

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:116), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.


(45)

Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis adalah

purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Suharsimi Kunto, 2006:139).

Untuk mengetahui berapa jumlah sampel yang diambil, dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan Slovin dengan tingkat kesalahan 10% dan menghasilkan sampel sebanyak 100 orang mahasiswa.

Keterangan: n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

e = Batas kesalahan yang diperbolehkan atau taraf nyata (1%, 5%, dan 10%)

n = _____294692____ 1 + 294692 (0,1)2 n = 99,9660 = 100

Selanjutnya dari sampel yang telah ditentukan, maka dibagi secara proporsional dengan terlebih dahulu dicari faktor pembanding menggunakan proportional sampling. Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Adapun rumusnya sebagai berikut:


(46)

Berdasarkan perhitungan dengan teknik proportional sampling

diatas maka didapat hasil sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 3.2 Daftar Sampel

No. Nama Perguruan Tinggi Jumlah Mahasiswa Aktif S1

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 7

2 STIE Ahmad Dahlan 3

3 Universitas Muhammdiyah Jakarta 5

4 Universitas Pamulang 85

Jumlah Total 100

Sumber: Data Primer yang diolah, 2015

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2010:199). Peneliti mengumpulkan data dengan cara memperoleh data melalui responden dengan menyebar beberapa pertanyaan tertulis kepada mahasiswa.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan melalui perpustakaan ataupun buku-buku ilmiah artikel majalah dan Koran dan tulisan-tulisan (jurnal) yang berhubungan dengan pembahasan yang dilakukan.


(47)

3. Browsing Internet

Internet digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dan informasi-informasi tambahan yang menjadi objek penelitian. Dalam pengumpulan data pada penelitian ini digunakan data sekunder yang diperoleh dari website.

D. Metode Analisis Data

Analisis data adalah pengolah data yang diperoleh dengan menggunakan rumus atau dengan aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian. Data yang diperoleh melalui kuesioner yang akan diisi oleh responden kemudian diolah dan dianalisa menggunkan teknik pengolahan data atau SPSS versi 22. untuk menghasilkan suatu kesimpulan atas masalah yang diteliti.

1. Uji Statistik Deskriptif

Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012:23) statistik deskriptif adalah pengolahan data untuk tujuan mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi.

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran suatu data yang menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi.


(48)

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Siregar (2013:75) mengatakan validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahu mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2013: 52).

Dalam penelitian ini digunakan uji validitas kuesioner dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson, yaitu mengkorelasikan skor item dengan skor total. Perhitungan koefisien korelasi antara item dengan skor total diolah dengan program SPSS Versi 22., yang hasilnya dapat dilihat dari nilai Pearson Correlation pada skor total setiap item dalam variabel.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah suatu item valid atau gugur maka dilakukan perbandingkan antara koefisien rhitung dengan koefisien rtabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dimana

n adalah jumlah sampel. Sehingga seperti yang disebutkan oleh siregar (2013:77), suatu item dinyatakan valid jika kriteria pengujiannya adalah:


(49)

1) Koefisien korelasi product moment (rhitung) > rtabel

rtabel dilihat dari α ; n – 2, dimana α = 5 % adalah jumlah

sampel.

2) Nilai sig <α dimana nilai α = 5 %

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2010:194). Uji ini mengukur ketepatan alat ukur. Suatu alat ukur disebut memiliki reliabilitas yang tinggi jika alat ukur yang digunakan stabil. Pengujian reliabilitas dalam penelitian melalui nilai Cronbach Alpha ( α ) lebih besar dari 0,60 karena menggunakan jenis data likert/essay.

Teknik ini dapat menafsirkan korelasi antara skala diukur dengan semua variabel yang ada (Umar, 2010:207). Maka untuk mengetahui bagaimana pengaruh political marketing mix terhadap keputusan memilih dilakukan pengukuran dengan skala Likert. Mengembangkan prosedur pengskalaan dimana mewakili suatu kontinum bipolar. Pada ujung sebelah kiri (dengan angka besar) menggambarkan suatu jawaban yang positif, sedangkan ujung kanan (dengan angka rendah) menggambarkan yang negatif sepeti:


(50)

Tabel 3.3 Skala Likert

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Ragu-ragu (RG)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

(5) (4) (3) (2) (1)

Sumber: Rangkuti (2003:66)

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dnegan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013:160). Dalam penelitian ini digunakan analisis grafik dan untuk lebih meyakinkan bahwa data terdistribusi normal digunakan juga uji statistik dengan non parametrik Kolmogrov-Smirnoe (K-S).

Apabila menggunakan grafik, normalitas umumnya dideteksi dengan melihat tabel histogram. Namun demikian, dengan hanya melihat tabel histogram bisa menyesatkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat Normal Probabiliti Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan dengan menggunakan Normal Probability Plot adalah sebagai berikut:


(51)

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garfik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau garis histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Selain itu, penelitian ini juga menggunakan uji statistik yaitu dengan non parametrik Kolmogorov-Smirnow (K-S) dalam melakukan uji normalitas karena penyusun ingin mengetahui besarnya angka dalam uji tersebut, dengan ketentuan jika nilai A sim sig (2-tailed) > 0,05 maka data terdisitribusi normal, sedangkan jika nilai A simp sig (2-tailed) < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghazali, 2013: 139). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.


(52)

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas didalam model regresi dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot. Metode tersebut dilakukan dengan cara melihat grafik Scatterplot antara ZPRED atau variabel dependen dengan SRESID atau residualnya. Dasar analisis untuk melihat hasil uji heteroskedastisitas yaitu sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar varibael bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. (Ghozali, 2013:105). Jika variabel independen salin berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.


(53)

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut jika nilai tolerance dan lawannya serta dari Variance Inflatin Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan di regres terdapat independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cuttoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap penelitian harus menentukan tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir. Jadi kriteria pengujian untuk lulus dari uji multikolinearitas adalah:

1) Nilai tolerance > 0,10

2) Nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 Diamana kedua-duanya harus dipenuhi.


(54)

4. Analisis Regresi Berganda

Siregar (2013:379) mengatakan regresi linear berganda digunakan untuk satu variabel tak bebas (dependen) dan dua atau lebih variabel bebas (independen). Tujuan penerapan metode ini adalah untuk meramalkan atau memprediksi besaran nilai variabel tak bebas (dependen) yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independen).

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu Product (X1), Promosi (X2),

Price (X3), Place (X4) terhadap Keputusan memilih (Y). Adapun

bentuk dari persamaan regresi adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Y : Keputusan Memilih X1 : Product

X2 : Promosi

X3 : Price

X4 : Place

e : Random error a : Nilai Konstanta

Nilai b merupakan parameter yang mencerminkan variabel koefisien regresi dalam pengujian hopotesis. Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen (Y) yang didasarkan para variabel independen (X), bila b positif (+) maka terjadi kenaikan dan bila b negatif (-) maka terjadi penurunan.


(55)

5. Uji Signifikansi Statistik

Menurut Ghozali (2013:97) ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai Uji Koefisien Determinasi (R2), Uji Statistik t, dan Uji Statistik F.

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen (Produk, Promosi, Price, dan

Place) dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Keputusan Memilih). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Imam Ghozali, 2013:97).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap penambahan satu variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan nilai R2. Jika nilai R2 adalah sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Nilai R2 berkisar dari 0 sampai 1. Jika mendekati 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen.


(56)

Sebaliknya, jika nilai R2 semakin mendekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel independen untuk dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen (Imam Ghozali 2011:97).

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel masing-masing independen yaitu: produk, promosi, price, dan

place terhadap satu variabel dependen, yaitu keputusan memilih, maka nilai signifikasi t dibandingkan dengan derajat kepercayaannya.

Apabila sig t lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima. Bila Ho

ditolak ini berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011: 101).

Kriteria dalam uji parsial (uji t) dapat dilihat sebagai berikut: 1) Uji Hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel

a) Apabila – thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka H0 ditolak

dan Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b) Apabila – thitung≤ -ttabel atau thitung≥ ttabel, maka H0 diterima


(57)

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2) Uji Hipotesis berdasarkan Signifikansi a) Jika angka sig > 0,05, maka Ho diterima

b) Jika angka sig < 0,05, maka Ho ditolak c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menguji keseluruhan variabel independen, yaitu: product, promosi, price, place terhadap satu variabel dependen, yaitu keputusan memilih mahasiswa. Secara bebas dengan signifikan sebesar 0,05 dapat disimpulkan (Ghozali, 2011: 98). 1) Jika nilai signifikan < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, ini

berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai signifikan > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, ini

berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.


(58)

E.Data Operasional Variabel

Tabel 3.4 Operasional Variabel

Variabel Sub

Variabel

Indikator Skala

Pengukuran

Produk Image Partai Visi-misi partai yang mengajukan kandidat

Skala Likert (Niffenegger,

1990)

Ideologi partai yang mengajukan kandidat

Track record partai yang mengajukan kandidat

Image

Kandidat

Ideologi kandidat

Keterlibatan kandidat dengan

kasus KKN

Program kerja kandidat

Janji Politik Perangi Kemiskinan

Memerangi KKN

Pertumbuhan Ekonomi

Promosi Iklan Iklan dimedia cetak maupun elektronik

Skala Likert (Niffenegger,

1990)

Toolkit yang disebarkan tim kampanye

Penyiaran Keikutsertaan kandidat dalam debat dan talkshow

Public

Relation

Menjalin hubungan dengan masyarakat dan media Direct Mail SMS yang dikirimkan oleh

kandidat maupun tim sukses kandidat

Harga Harga

Ekonomis

Besarnya biaya kampanye (Niffenegger,

1990)

Banyaknya atribut kampanye

Praktek money politic

Harga

Psikologis

Kenyamanan dengan latar belakang pendidikan

Skala Likert

Kenyamanan dengan latar

belakang agama

Kenyamanan dengan kesamaan

suku/etnis

Image

Nasional

Kandidat tokoh nasional

Kandidat bisa memberikan citra


(59)

Keyakinan membawa negara lebih maju

Tempat Local

Network

Kehadiran kandidat di daerah Skala Likert (Niffenegger,

1990)

Kontribusi kandidat untuk daerah asal

Canvassing Dialog dengan masyarakat

Penyebaran tim sukses dan

simpatisan

Leader tour Kunjungan kandidat ke semua penganut agama dan ormas Keputusan

Memilih

Pengenalan Masalah

Kebutuhan pengaruh internal akan produk

Skala Likert (Kotler,

2009:235)

Kebutuhan pengaruh ekternal konsumen akan produk

Mencari

Informasi

Pencarian informasi melalui: keluarga, media massa, iklan dan pengalaman

Evaluasi

Alternatif

Keyakinan terhadap produk

Sikap terhadap produk

Keputusan

Memilih

Hal yang berhubungan dengan sikap orang lain sebagai perantara informasi yang mengumumkan evaluasi merek

Faktor situasional muncul untuk

mengubah niat pembelian (memutuskan pembelian berdasarkan rasa percaya diri).


(60)

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Sejarah

Pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berawal dari dibentuknya Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) sebagai akademi dinas Departemen Agama pada tanggal 1 juni 1957, berdasarkan Ketetapan Menteri Agama, Nomor 1 tahun 1957. Pendirian ADIA ini dimaksudkan untuk mendidik dan mempersiapkan pegawai negeri guna mencapai ijazah pendidikan akademi dan semi akademi agar menjadi ahli didik agama pada Sekolah Menengah Umum, Sekolah Kejuruan dan Sekolah Agama.

Pada awal berdirinya, ADIA menempati kampus Universitas Islam Jakarta (UIJ) di Jalan Madura dan tahun kedua di Jalan Limau Kampus UHAMKA sekarang. Pada tahun ketiga baru menempati kampus di Ciputat yang disebut Kultur Sentrum (KS); kampus UIN sekarang. Pada saat itu ADIA mempunyai 43 orang mahasiswa yang terbagi ke dalam dua jurusan, yakni: Jurusan Syariat (Pendidikan Agama),dan Jurusan Lughat al Arabiyah (Jurusan Bahasa Arab) dan satu Jurusan Khusus untuk Imam Tentara dengan menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa


(61)

pengantar, ditambah dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai pengantar mata kuliah Umum Sesuai dengan fungsinya sebagai akademi dinas maka mahasiswa yang mengikuti kuliah pada ADIA itu terbatas pada mahasiswa yang memperoleh tugas belajar yang terdiri dari: Pegawai/Guru Agama di lingkungan Departemen Agama dari berbagai daerah seluruh Indonesia yang masuk berdasarkan seleksi. Pimpinan ADIA pada saat itu adalah Prof.Dr.H.Mahmud Yunus sebagai Dekan dan Prof. H. Bustami A.Gani sebagai Wakil Dekan. Hari jadi ADIA ini kemudian ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 24 Agustus 1960 Dalam perkembangan selanjutnya, Tahun 1960 berdasarkan PP No II Tahun 1960 tanggal 24 Agustus 1960 ADIA bergabung dengan PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam) yang berada di Yogyakarta menjadi IAIN al Jamiah al Hukumiyah. Diresmikan oleh Menteri Agama dalam suatu upacara di Gedung kepatihan Yogyakarta pada tanggal 24 Agustus 1960 (2 Rabi’ul Awwal 1380 H). ADIA menjadi IAIN cabang Jakarta dengan dua fakultas yaitu Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Adab dengan Prof.Dr.H. Mahmud Yunus sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Prof.H.Bustami A.Gani sebagai Dekan Fakultas Adab. Setelah menjadi IAIN cabang Jakarta, mahasiswanya tidak lagi terdiri dari mahasiswa ikatan dinas


(62)

(Pegawai tugas belajar) saja tetapi juga menerima mahasiswa bebas. Sehingga jumlah mahasiswa meningkat menjadi 282 orang.

Pada tahun 1962 berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No 66 Tahun 1962 Tanggal l5 Nopember 1962 dibuka Fakultas Ushuluddin yang merupakan metamorfosis dari Jurusan Da’wah wal Irsyad (Jurusan Imam Tentara) dengan Dekannya Prof.HM.Toha Yahya Umar dan diresmikan oleh Menag RI KH. Syaifuddin Zuhri dengan kuliah pertama berlangsung di Masjid Al Azhar. Seiring dengan dibukanya Fakultas Ushuluddin IAIN Cabang Jakarta kemudian berdiri sendiri menjadi IAIN al Jamiah al Hukumiyah Syarif Hidayatullah Jakarta.

25 Februari 1963 Dalam Putusan Pemerintah No II Tahun 1960 disebutkan bahwa tujuan pembentukan IAIN adalah memberikan pengajaran tinggi dan menjadi pusat untuk mengembangkan dan memperdalam Ilmu penetahuan tentang agama Islam. Diharapkan dengan mempertinggi taraf pendidikan dalam lapangan agama dan ilmu pengetahuan Islam berarti mempertinggi pula taraf kehidupan bangsa Indonesia dalam lapangan kerohanian dan intelektualisme. IAIN diharapkan menjadi lembaga sosial dan academic expertation. Mengingat perkembangannya yang pesat dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1963 bahwa IAIN yang telah mempunyai tiga fakultas maka dianggap telah mampu untuk berdiri sendiri ,


(63)

maka dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 1963 tanggal 25 Februari 1963 IAIN cabang Jakarta menjadi IAIN al Jamiah al Hukumiyyah Syarif Hidayatullah Jakarta. Pelantikan Prof.Drs.H. Sunardjo sebagai Rektor IAIN Jakarta pada tahun 1963 juga mengukuhkan IAIN Jakarta menjadi Kooordinator Fakultas di Jakarta Raya, Jawa Barat dan Sumatera (Dalam perkembangannya, cabang-cabang IAIN Jakarta ini kemudian satu persatu berdiri sendiri menjadi IAIN maupun STAIN).

Pada Tahun 1988, dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Agama RI No. 15 Tahun 1988, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari fakultas-fakultas: Tarbiyah, Adab, Ushuluddin, Syari’ah, Dakwah di Jakarta dan FakultasTarbiyah di Pontianak. Dalam perkembangan Selanjutnya berdasarkan Keputusan Presiden RI No.11 tahun 1997 tentang Perubahan Status Fakultas Daerah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), maka Fakultas Tarbiyah Pontianak berdiri sendiri sebagai STAIN Pontianak dan IAIN Jakarta tidak lagi mempunyai kelas jauh diluar kampus Ciputat.

Pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Harun Nasution (1973-1984) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikenal sebagai “Kampus Pembaharu”, karena beliau banyak mengadakan pembaharuan-pembaharuan dalam Pemikiran Islam dengan


(64)

pemikiran-pemikirannya yang rasional, bahkan cenderung controversial (pada saat itu mengundang reaksi masyarakat). Seperti masuknya mata kuliah filsafat dalam kurikulum IAIN Jakarta dan pengiriman dosen-dosen IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke Barat.

Pada masa ini juga IAIN Jakarta menyelenggarakan Program Pascasarjana (PPs) pertama di lingkungan IAIN seluruh Indonesia. IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN tertua di Indonesia, dan bertempat di Ibu kota Jakarta, juga menempati posisi unik dan strategis, tidak hanya sebagai “Jendela Islam di Indonesia”, tetapi juga simbol bagi kemajuan pembagunan nasional khususnya di bidang pembangunan keagamaan oleh karena itu IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak pernah berhenti berkembang untuk menjadi lembaga pendidikan tinggi Islam yang terkemuka.

Langkah pengembangan ini mulai diintensifkan pada masa kepemimpinan Prof.Dr.Azyumardi Azra MA.Tahun1988 dengan konsep “IAIN with wider mandate” atau IAIN dengan mandat yang lebih luas menjadi dasar menuju terbentuknya Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tahun akademik 1998/1999. dibuka jurusan Psikologi dan Matematika pada Fakultas Tarbiyah serta jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Syari’ah Tahun akademik 2000/2001 dibuka Program Studi Konversi IAIN menjadi UIN yang terdiri dari


(65)

Program Studi Agribisnis (Sosial Ekonomi Pertanian), Sistem Informasi, Teknik Informatika, Manajemen dan Akuntansi. Tahun Akademik 2001/2002 jumlah Fakultas bertambah dengan dibukanya Fakultas Psikologi (metamorfosis dari jurusan Psikologi pada Fakultas Tarbiyah) dan Fakultas Dirasah Islamiyah (kelas khusus dengan sistem Al Azhar).

Pembukaan program studi baru tersebut, terutama program studi ilmu-ilmu umum merupakan langkah yang signifikan dan merupakan salah satu upaya menuju perubahan IAIN Jakarta menjadi universitas. Upaya ini mendapat rekomendasi pada tahun 2001 dengan ditandatanganinya Surat Keputusan bersama antara Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 4/U/KB/2001 dan Menteri Agama RI Nomor 500/2001 tanggal 21 Nopember 2001 tentang perubahan IAIN menuju UIN.

Pada tahun itu juga 12 Program Studi Sosial dan Eksakta (Teknik Informatika, Sistem Informasi, Akuntansi, Manajemen, Agribisnis (Sosial Ekonomi Pertanian) Psikologi, Bahasa dan Sastra Inggris, Ilmu Perpustakaan, Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi mendapat Rekomendasi/Izin Operasional dari Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas RI Nomor : 088796/MPN/2001 tanggal 22 Nopember 2001. Pada tahun selanjutnya Rancangan Keppres tentang Perubahan Bentuk IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendapat Rekomendasi dan Pertimbangan


(1)

111

Lampiran 3. Hasil SPSS Karakteristik Responden

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 62 62.0 62.0 62.0

Perempuan 38 38.0 38.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

usia

Frequency Percent

Valid Percent

Comulative Percent 17 – 20

21 – 25 26 – 30 > 30 Total 47 52 1 0 83 47.0 52.0 1.0 0.0 100.0 47.0 52.0 1.0 0.0 100.0 47.0 99.0 100.0 100.0

Asal Perguruan Tinggi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STIE AD 3 3.0 3.0 3.0

UIN 7 7.0 7.0 10.0

UMJ 5 5.0 5.0 15.0

UNPAM 85 85.0 85.0 100.0


(2)

112

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Item

r

hitung

r

tabel

Keterangan

Pertanyaan

Produk (X1)

P1

0,742

0,195

valid

P2

0,704

0,195

valid

P3

0.718

0,195

valid

P4

0,661

0,195

valid

P5

0,682

0,195

valid

P6

0,749

0,195

valid

P7

0,690

0,195

valid

Promosi (X2)

P1

0,517

0,195

valid

P2

0,669

0,195

valid

P3

0,570

0,195

valid

P4

0,445

0,195

valid

P5

0,621

0,195

valid

P6

0,659

0,195

valid

P7

0,596

0,195

valid

P8

0,621

0,195

valid

Price (X3)

P1

0,536

0,195

valid

P2

0,533

0,195

valid

P3

0,598

0,195

valid

P4

0,642

0,195

valid

P5

0,545

0,195

valid

P6

0,661

0,195

valid

Place (X4)

P1

0,804

0,195

valid

P2

0,742

0,195

valid

P3

0,795

0,195

valid

P4

0,750

0,195

valid

P5

0,795

0,195

valid

Keputusan Mahasiswa Strata 1 Empat Perguruan Tinggi (Y)

KM1

0,683

0,195

valid

KM2

0,691

0,195

valid

KM3

0,771

0,195

valid


(3)

113

KM5

0,478

0,195

valid

KM6

0,409

0,195

valid

KM7

0,261

0,195

valid

Variabel

Cronbach's

N of Items

Keterangan

Alpha

Produk

0,831

7

Reliabel

Promosi

0.724

8

Reliabel

Price

0.610

6

Reliabel

Place

0.835

5

Reliabel


(4)

114

Lampiran 5. Hasil Uji Asumsi Klasik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Produk Promosi Price Place

Keputusan memilih

N 100 100 100 100 100

Normal Parametersa Mean 21.44 25.90 21.38 17.09 18.25

Std. Deviation 4.998 4.444 3.592 3.643 3.286

Most Extreme Differences

Absolute .093 .109 .179 .159 .120

Positive .044 .066 .093 .112 .071

Negative -.093 -.109 -.179 -.159 -.120

Kolmogorov-Smirnov Z .925 1.090 1.785 1.586 1.203

Asymp. Sig. (2-tailed) .359 .186 .003 .013 .111


(5)

115 Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5.912 1.696 3.486 .001

Produk -.017 .070 -.025 -.238 .813 .542 1.844

Promosi .066 .089 .090 .748 .456 .427 2.340

Price .167 .101 .183 1.659 .100 .507 1.974

Place .433 .096 .480 4.496 .000 .538 1.857


(6)

116

Lampiran 6. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .645a .416 .391 2.563

a. Predictors: (Constant), Place, Price, Produk, Promosi

b. Dependent Variable: Keputusan_memilih

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 444.590 4 111.148 16.917 .000a

Residual 624.160 95 6.570

Total 1068.750 99

a. Predictors: (Constant), Place, Price, Produk, Promosi

b. Dependent Variable: Keputusan_memilih

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.912 1.696 3.486 .001

Produk -.017 .070 -.025 -.238 .813

Promosi .066 .089 .090 .748 .456

Price .167 .101 .183 1.659 .100

Place .433 .096 .480 4.496 .000