15
buku dengan membacanya secara analitis. Tujuan membaca analitis adalah untuk meningkatkan pemahaman dalam mengetahui isi bacaan Tarigan, 2001:25.
C. Metode Pembelajaran Assisted Learning
Assisted learning mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan
kognitif individu. Perkembangan kognitif terjadi melalui interaksi dan percakapan seorang anak dengan lingkungan sekitarnya, baik dengan teman
sebaya, orang dewasa , atau orang lain di lingkungannya. Belajar dengan bantuan atau perantara ini, guru adalah seorang agen budaya yang dengan bimbingan dan
pengajarannya siswa dapat menginternalisasi dan menguasai keterampilan yang membutuhkan fungsi kognitif yang lebih tinggi. Secara budaya, kemampuan
untuk menginternalisasikan ini berkaitan dengan usia dan tahap perkembangan kognitif. Metode pembelajaran asistensi terdiri dari:
1. Metode Scaffolding Metode scaffolding adalah membantu siswa pada awal belajar untuk
mencapai pemahaman dan keterampilan dan secara perlahan-lahan bantuan tersebut dikurangi sampai akhirnya siswa dapat belajar sendiri serta dapat
menemukan pemecahan bagi problem atau tugas-tugas yang dihadapinya. Baharudin dan Wahyuni, 2007: 127.
2. Metode Tutor Sebaya Peer Teaching Method Tutor sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar
peserta didik. Hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik
lain yang kurang mampu. Caranya, setiap hari dialokasikan waktu khusus
16
agar peserta didik dapat saling membantu dalam belajar misalnya: matematika atau bahasa, baik satu-satu maupun dalam kelompok kecil.
Metode tutor sebaya adalah bagaimana mengoptimalkan kemampuan siswa yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan
kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi. Sehingga siswa yang kurang berprestasi bisa mengatasi ketertinggalan Widodo, 2005:1-2
Kelebihan tutor sebaya dalam pendidikan yaitu dalam penerapan tutor sebaya, anak-anak diajar untuk mandiri, dewasa dan punya rasa setia kawan
yang tinggi. Artinya, dalam penerapan tutor sebaya itu, anak yang dianggap pintar bisa mengajari atau menjadi tutor temannya yang kurang pandai atau
ketinggalan. Di sini peran guru hanya sebagai fasilitator atau pembimbing saja. Guru dapat menugaskan siswa pandai untuk memberikan penjelasan
kepada siswa kurang pandai tutor sebaya. Demikian juga, anjurkan siswa kurang pandai untuk bertanya kepada atau meminta penjelasan dari siswa
pandai terlebih dahulu sebelum kepada gurunya. Hal ini untuk menanamkan kesan bahwa belajar itu bisa dari siapa saja, tidak selalu dari guru yang
akibatnya tergantung kepada guru. Tutor dikatakan berhasil jika dapat menjelaskan dan yang dijelaskan dapat membuktikan bahwa dia telah
mengerti atau memahami dengan cara hasil pekerjaannya Nuritaputranti,
2007:1-2 Sumber belajar sekarang bukan lagi hanya berasal dari guru melainkan
juga dari kawan-kawannya. Kalau ada kawannya pintar dan bisa menjadi nomor satu di kelas, maka dia bisa mentransfer pengetahuan tadi kepada
17
kawan-kawan lainnya. Dia menjadi tutor sebaya. Posisi guru hanya sebagai fasilitator saja.
D. Prestasi Belajar Membaca