PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DI SMPN 5 BLAMBANGAN UMPU

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED

INDIVIDUALIZATION DI SMPN 5 BLAMBANGAN UMPU

Oleh

FITRI RAHMAWATI

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendesain perencanaan pembelajaran, (2) menganalisis pelaksanaan pembelajaran, (3) menganalisis instrumen tes pembelajaran, dan (4) menganalisis peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan di kelas VII.2 dan VII.3 SMPN 5 Blambangan Umpu dan terdiri dari tiga siklus. Siklus Pertama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan media alat percobaan sederhana. Siklus kedua dengan media. Siklus ketiga menggunakan LCD.

Hasil penelitian yaitu (1) desain RPP sangat baik dengan sintaks: a) apersepsi dan motivasi dengan memberikan pertanyaan dan menampilkan media alat percobaan sederhana, b) pembentukan kelompok, c) pembagian LKS, d) penyampaian materi secara garis besar oleh guru, e) masing-masing siswa belajar secara individu, f) diskusi kelompokdan melaksanakan percobaan menggunakan LKS, g) presentasi dan tanya jawab hasil diskusi kelompok, h) tes di akhir pembelajaran, i) penghargaan kelompok, j) guru memberikan pendalaman klasikal, k) merangkum kesimpulan pembelajaran. (2) aktivitas guru yang paling menonjol yaitu melakukan apersepsi, memotivasi siswa, membacakan SK, KD, indikator dan tujuan pembelajaran, memberikan tes di akhir pembelajaran dan pada aktivitas siswa yang paling menonjol yaitu bekerja sama dan bertukar informasi. (3) instrument tes menggunakan 10 soal esai dengan validitas dan reliabilitas sangat tinggi. (4) Prestasi belajar IPA kelas VII.2 dan VII.3 mengalami peningkatan, secara berturut-turut ketuntasan belajar pada siklus pertama sebesar 56,67% dan 46,67%, siklus kedua sebesar 66,67% dan 56,67% dan siklus ketiga sebesar 73,33% dan 76,67%.


(2)

ABSTRACT

IMPROVING SCIENCE LEARNING USING COOPERATIVE LEARNING MODEL OF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION IN

JUNIOR HIGH SCHOOL OF 5 BLAMBANGAN UMPU

By

FITRI RAHMAWATI

The purposes of this research were (1) to design lesson plan, (2) to analyze the implementation of learning, (3) to analyze learning test instrument, and (4) to analyze the improvement of student achievement using cooperative learning model of TAI.

This research consist of three cycles. The first cycle using cooperative learning model of TAI type with media tools simple experiment. The second cycle with media images. The third cycle time using the LCD.

The research results were (1) lesson plan design with syntax: a) apperception and motivation by providing questions and display media tools simple experiment, b) the establishment of the group, c) division of worksheet, d) delivery of content in outline by the teacher, e ) each individual student learning, f) discussion groups and carry out experiments using worksheets, g) presentation and question and answer results of group discussions, h) test at the end of the lesson, i) awards group, j) gives the deepening classical teacher, k) summarizes the conclusions of learning. (2) the most prominent teacher’s activities are doing apperception, motivating the student, reading the SK, KD, indicator and learning purpose, giving the test at the end of the learning activity, and student’s the most prominent activity are cooperating and information changing. (3) Instrument test learning used 10 essay questions with very high validity and reliability. (4) Learning achievement gradually increased in grade VII.2 and VII.3, followed the following order, at the first cycle it increased by 56, 67 % and 46, 67 %, at the second cycle it increased by 66, 67 % and 56, 67 % and at the third cycle it increased by 73, 33 % and 76, 67 %.

Keywords: cooperative, team assisted individualization, science learning achievement


(3)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

DI SMPN 5 BLAMBANGAN UMPU

Oleh

FITRI RAHMAWATI

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNOLOGI

PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Fitri Rahmawati,lahir di Waytimah Dalam, pada tanggal 23 Juni 1984, sebagai anak ketiga dari lima bersaudara, dari Bapak Budi Wahyono dan Ibu Sutami. Menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Waytimah Dalam pada tahun 1996, sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Banding Agung tahun 1999, sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Metro tahun 2002. Kemudian melanjutkan di program studi S-1 Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung melalui jalur PKAB dan lulus tahun 2007.

Tahun 2008 melanjutkan pendidikan program Akta Mengajar IV FKIP di STAI Metro dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2010 melanjutkan pendidikan

Pascasarjana di Program Magister Teknologi Pendidikan Universitas Lampung dan lulus pada tanggal 26 Juni 2015.

Pada tahun 2008 sampai dengan 2009 bekerja sebagai guru IPA honorer di SMPN 2 Bandar Lampung. Pada tahun 2010, diterima menjadi CPNS Kabupaten Way Kanan sebagai guru bidang studi IPA di SMP Negeri 5 Blambangan Umpu Way Kanan, kemudian resmi menjadi PNS tahun 2011 sampai sekarang.


(8)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan segala rasa syukur kupersembahkan karyaku ini kepada: Alloh SWT dan Rasul-Nya Muhammad SAW.

Bapak Budi Wahyono, Ibu Sutami, Suamiku Roliando, Mas Apen, Mba Weny, Hendri, Iwan, dan sekeluarga Abang serta anakku Dedek Shasya tersayang yang membuat diriku dapat merasakan kasih sayang, cinta,dan indahnya kebersamaan.


(9)

M O T T O

“Walaupun banyak aktivitas yang harus dikerjakan, tetapkan hati untuk menunduk kepadaNya. berserah kepadaNya, dan memohon ampun kepadaNya, karena semua kemampuan yang saya miliki tidak ada apa-apanya jika

dihadapanNya. Ilmu adalah nur.

Nur itu cahaya. Cahaya itu terang.

Belajar adalah kunci ke pintu gerbang ilmu, mengikis kebodohan dan kemiskinan.

Kehidupan adalah rangkaian doa, usaha, kesabaran, ketakwaan, dan rasa syukur kepada

Alloh SWT.” (Fitri Rahmawati)


(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis penelitian tindakan kelas dengan judul:

Peningkatan Prestasi Belajar IPA Menggunakan Model PembelajaranTeam Assisted Individualization di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5

Blambangan Umpu”.

Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk dapat melakukan penelitian di lapangan dan memperoleh gelar Magister Teknologi Pendidikan pada Program Pascasarjana Magister Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa tesis ini hanya akan dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan itu, pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Sugeng Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung. 2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas

Lampung.

3. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Lampung.


(11)

4. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd., selaku Ketua Program Magister Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Lampung dan Pembimbing Pertama yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi pada penulisan tesis ini. 5. Dr. Herpratiwi, M.Pd., selaku Sekretaris Program Magister Teknologi

Pendidikan FKIP Universitas Lampung dan Penguji II ujian tesis yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi pada penulisan tesis ini. 6. Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku Pembimbing Kedua yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi selama penyusunan tesis ini.

8. Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Pembahas yang telah memberikan saran, bimbingan, arahan dan motivasi demi sempurnanya tesis ini.

9. Seluruh dosen dan Staff pada Program Studi Pascasarjana Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Lampung yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah memberikan ilmu selama proses pembelajaran.

10. Aliudin Semenguk, S.Pd selaku Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Blambangan Umpu, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.

11. Rekan-rekan guru mata pelajaran IPA Susana Ekawati, M.Pd, Elsy Yoesfina Riza, S.Pd, Dedi Sanjaya, M.T serta seluruh dewan guru dan staf TU Sekolah Mengah Pertama Negeri 5 Blambangan Umpu yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bantuan, saran, ide, pikiran, semangat, rasa kekeluargaan dan doa selama penelitian ini berlangsung.


(12)

12. Keluaga besar SMPN 5 Blambangan Umpu atas saran, dukungan semangat, pengertian, rasa kekeluargaan dan kebersamaan serta doa yang diberikan. 13. Kedua orangtua penulis, Budi Wahyono dan Sutami, kakak-kakak penulis,

dwi Effendi dan Wheny Shulfi serta adik-adik penulis, Hendri Purwoto dan Hendra Irawan yang selalu memberikan semangat, bantuan, nasihat dan doa untuk menyelesaikan pendidikan S-2 serta anakku tersayang Shasya yang selalu memberikan warna dalam pengerjaan tesis ini.

14. Teman-teman seperjuangan TP angkatan 2008, 2009, 2010, 2011 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu dalam lembar ini. Alloh akan

mempermudah langkah dan usaha kita, ketika kita mau berusaha. Tetap semangat!

15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusun tesis ini.

Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Bandar Lampung, Maret 2015 Penulis


(13)

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

II. KAJIAN PUSTAKA A. Teori pembelajaran ... 10

1. Teori Belajar Konstruktivisme ... 10

2. Teori Belajar Sosial Vygotsky ... 13

3. Teori Variabel Pembelajaran ... 14

B. Desain Pembelajaran ASSURE... 20

C. Prestasi belajar... 24

D. Ilmu Pengetahuan Alam SMP ... 25

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 25

2. Karakteristik Mata Pelajaran IPA ... 26

3. Tujuan Pembelajaran IPA ... 28

E. Model Pembelajaran Kooperatif TipeTAI ... 29

G. Penelitian yang Relevan... 32

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34

B. Tempat Penelitian ... 35

C. Waktu Penelitian ... 35

D. Lama Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 36

E. Indikator Keberhasilan ... 37

F. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ... 38

1. Perencanaan Tindakan ... 40

2. Pelaksanaan Tindakan ... 40

3. Observasi dan Evaluasi ... 41

4. Refleksi dan Analisis ... 41


(15)

H. Kisi-Kisi Istrumen ... 43

I. Validasi Instrumen Penelitian ... 48

J. Istrumen Penelitian ... 51

K.Teknik Analisis Data ... 52

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pra Siklus ... 54

B. Hasil Penelitian ... 62

1. Siklus Pertama ... 63

a. Perencanaan Tindakan Siklus Pertama ... 63

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama ... 65

c. Hasil Observasi dan Evaluasi Siklus Pertama ... 77

d. Analisis dan Refleksi Siklus Pertama ... 86

2. Siklus Kedua ... 91

a. Perencanaan Tindakan Siklus Kedua ... 91

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua ... 94

c. Hasil Observasi dan Evaluasi Siklus Kedua ... 107

d. Analisis dan Refleksi Siklus Kedua ... 114

3. Siklus Ketiga ... 119

a. Perencanaan Tindakan Siklus Ketiga ... 119

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Ketiga ... 121

c. Hasil Observasi dan Evaluasi Siklus Kedua ... 135

d. Analisis dan Refleksi Siklus Kedua ... 140

C. Pembahasan ... 143

1. Perencanaan Pembelajaran ... 143

2. Pelaksanaaan Pembelajaran ... 145

3. Penilaian Instrumen Tes Pembelajaran ... 150

4. Peningkatan Prestasi Belajar IPA siswa ... 152

D. Keterbatasan Penelitian ... 157

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 158

B. Saran ... 160


(16)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1. Daftar Jumlah Siswa Tuntas dan Belum Tuntas pada Ulangan Harian Siswa Mata Pelajaran IPA Kelas VII.1, VII.2 dan VII.3

Semester 1 Tahun Pelajaran 2012-2013... 4

Tabel 3.1. Daftar Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 36

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Perencanaan Pembelajaran... 44

Tabel 3.3. Kisi Kisi Instrumen Aktivitas Guru ... 45

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Aktivitas Siswa ... 46

Tabel 3.5. Kisi Kisi Soal Ulangan Harian Siklus I ... 47

Tabel 3.6. Kriteria Validitas Tes ... 49

Tabel 3.7. Kriteria Reliabelitas Tes... 50

Tabel 3.8. Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 50

Tabel 3.9. Kriteria Daya Beda Butir Soal ... 51

Tabel 3.10. Klasifikasi Indeks Aktvitas Guru dan Siswa... 53

Tabel 4.1. Daftar Karakteristik Umum Siswa... 55

Tabel 4.2. Data Aktivitas Siswa di Kelas VII.2 dan VII.3 pada Siklus Pertama Pertemuan Pertama... 68

Tabel 4.3. Data Aktivitas Siswa di Kelas VII.2 dan VII.3 pada Siklus Pertama Pertemuan Kedua ... 73

Tabel 4.4. Hasil Penilaian RPP Model Pembelajaran Kooperatif TipeTAI pada Siklus Pertama ... 78

Tabel 4.5. Nilai Aktivitas Guru dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAISebelum Penelitian dan Siklus Pertama... 79

Tabel 4.6. Presentase Siswa Aktif pada Siklus Pertama ... 80

Tabel 4.7. Frekuensi Jumlah Siswa Perolehan Nilai Ulangan Harian pada Siklus Pertama... 84

Tabel 4.8. Presentase Rata-Rata Pencapaian Nilai Ulangan Harian Per Indikator Soal pada Siklus Pertama Kelas VII.2 dan VII.3 ... 84

Tabel 4.9. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa di Kelas VII.2 dan VII.3 pada Siklus Pertama... 85

Tabel 4.10. Data Aktivitas Siswa di Kelas VII.2 dan VII.3 pada Siklus Kedua Pertemuan Pertama... 96

Tabel 4.11. Data Aktivitas Siswa di Kelas VII.2 dan VII.3 pada Siklus Kedua Pertemuan Kedua... ... 104

Tabel 4.12. Hasil Penilaian RPP Model Pembelajaran Kooperatif TipeTAI pada Siklus Kedua... 108


(17)

vii

Tabel 4.13. Nilai Aktivitas Guru dalam Model pembelajaran Kooperatif Tipe TAI pada Siklus Kedua... 109 Tabel 4.14. Presentase Siswa Aktif pada Siklus Kedua... 110 Tabel 4.15. Frekuensi Jumlah Siswa Perolehan Nilai Ulangan Harian pada

Siklus Kedua ... 111 Tabel 4.16. Presentase Rata-Rata Pencapaian Nilai Ulangan Harian Per

Indikator Soal pada Siklus Kedua Kelas VII.2 dan VII.3 ... 112 Tabel 4.17. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa di Kelas VII.2 dan VII.3 pada

Siklus Kedua ... 113 Tabel 4.18. Data Aktivitas Siswa di Kelas VII.2 dan VII.3 pada Siklus Ketiga

Pertemuan Pertama... 123 Tabel 4.19. Data Aktivitas Siswa di Kelas VII.2 dan VII.3 pada Siklus Kedua

Pertemuan Kedua ... 131 Tabel 4.20. Hasil Penilaian RPP Model Pembelajaran Kooperatif TipeTAI

pada Siklus Ketiga ... 135 Tabel 4.21. Nilai Aktivitas Guru dalam Model pembelajaran Kooperatif Tipe

TAI pada Siklus Ketiga... 136 Tabel 4.22. Presentase Siswa Aktif pada Siklus Ketiga... 137 Tabel 4.23 Jumlah Siswa Perolehan Nilai Ulangan Harian di Siklus

Ketiga ... 138 Tabel 4.24. Presentase Rata-Rata Pencapaian Ulangan Harian di Siklus

Ketiga ... 139 Tabel 4.25. Hasil Prestasi Belajar Siswa di Kelas VII.2 dan VII.3 pada Siklus


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel Halaman

1. Silabus ... 164

2. Analisis Pemetaan SK-KD ... 166

3. RPP ... 168

4. LKS ... 185

5. Kunci Jawaban LKS... 203

6. Lembar Penilaian RPP ... 209

7. Rubrik Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran... 210

8. Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 213

9. Rubrik Lembar Penilaian Aktivitas Guru ... 215

10. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 218

11. Rubrik Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 219

12. Kisi-Kisi Soal Tes Tertulis Siklus Pertama ... 220

13. Soal Tes Tertulis Siklus Pertama ... 227

14. Kisi Soal Tes Tertulis Siklus Kedua ... 231

15. Soal Tes Tertulis Siklus Kedua ... 236

16. Kisi Soal Tes Tertulis Siklus Ketiga ... 238

17. Soal Tes Tertulis Siklus Ketiga ... 245

18. Data Rekapitulasi Penilaian RPP ... 248

19. Data Aktivitas Guru Sebelum Penelitian ... 249

20. Data Aktivitas Guru Menggunakan Model PembelajaranTAI Kelas VII.2 Siklus 1,2 dan 3 ... 250

21. Data Aktivitas Guru Menggunakan Model PembelajaranTAI Kelas VII.3 Siklus 1,2 dan 3 ... 251

22. Data Aktivitas Siswa Sebelum Penelitian Kelas VII.2 ... 252

23. Data Aktivitas Siswa Sebelum Penelitian Kelas VII.3 ... 254

24. Data Aktivitas Siswa Menggunakan Model PembelajaranTAI Kelas VII.2 Siklus 1 ... 256

25. Data Aktivitas Siswa Menggunakan Model PembelajaranTAI Kelas VII.3 Siklus 1 ... 258

26. Data Aktivitas Siswa Menggunakan Model PembelajaranTAI Kelas VII.2 Siklus 2 ... 260

27. Data Aktivitas Siswa Menggunakan Model PembelajaranTAI Kelas VII.3 Siklus 2 ... 262

28. Data Aktivitas Siswa Menggunakan Model PembelajaranTAI Kelas VII.2 Siklus 3 ... 264

29. Data Aktivitas Siswa Menggunakan Model PembelajaranTAI Kelas VII.3 Siklus 3 ... 266


(19)

30. Daftar Frekuensi Nilai Ulangan Per Indikator Soal di Kelas VII.2

Siklus 1 ... 268

31. Daftar Frekuensi Nilai Ulangan Per Indikator Soal di Kelas VII.3 Siklus 1 ... 269

32. Daftar Frekuensi Nilai Ulangan Per Indikator Soal di Kelas VII.2 Siklus 2 ... 270

33. Daftar Frekuensi Nilai Ulangan Per Indikator Soal di Kelas VII.3 Siklus 2 ... 271

34. Daftar Frekuensi Nilai Ulangan Per Indikator Soal di Kelas VII.2 Siklus 3 ... 272

35. Daftar Frekuensi Nilai Ulangan Per Indikator Soal di Kelas VII.3 Siklus 3 ... 273

36. Data Prestasi Siswa di Kelas VIII.3 Sebelum Penelitian ... 274

37. Data Prestasi Siswa Kelas VII.2 Menggunakan Model PembelajaranTAI ... 275

38. Data Prestasi Siswa Kelas VII.3 Menggunakan Model PembelajaranTAI ... 276

39. Pembagian Kelompok KooperatifTAIKelas VII.2 ... 277

40. Pembagian Kelompok KooperatifTAIKelas VII.3 ... 279

41. Foto Kegiatan Pembelajaran ... 281


(20)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1. Taksonomi Variabel Pembelajaran (Reigeluth,1983; dalam Degeng,1989) ... 14 Gambar 3.1. Alur Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ... 39


(21)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung dalam IPA itu sendiri, tetapi pada dasarnya juga bertujuan untuk membantu melatih pola pikir siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kritis, logis, cermat dan tepat serta membentuk kepribadian siswa agar terampil menggunakan Ilmu Pengetahuan Alam dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 pasal 36 ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif produktif dan berprestasi, mulai tahun 2007/2008 kurikulum pembelajaran yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Ini dikembangkan untuk mengoptimalkan peran siswa dalam proses pembelajaran. KTSP menekankan keterlibatan aktif antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran, siswa bukan lagi dipandang sebagai objek belajar tetapi sebagai subjek belajar.

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 dijelaskan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan


(22)

2

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pernyataan tersebut

mengharuskan adanya upaya konkrit dari guru dalam mengemas pembelajaran melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar yang berpusat pada aktivitas siswa, melibatkan keseluruhan aspek fisik dan emosional, multi

inderawi, fleksibel, dan adanya kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan.

Berdasarkan analisis kondisi pembelajaran di SMPN 5 Blambangan Umpu tahun 2013/2014 didapatkan bahwa terdapat permasalahan dalam pembelajaran yaitu adanya siswa yang belum bisa belajar mandiri atau belum bisa belajar bekerja sama dengan siswa lainnya, guru IPA yang belum memiliki keterampilan untuk melakukan pendekatan yang baik kepada siswa, alat praktikum IPA yang belum lengkap, soal-soal ulangan harian IPA yang dibuat guru sebelumnya belum pernah dianalisis tingkat validitas, reliabelitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Selanjutnya berdasarkan informasi dari guru IPA sebelumnya bahwa sebagian siswa umumnya merasa jenuh dengan pembelajaran di sekolah, sehingga sangat sulit sekali menerima pelajaran berupa hitungan dengan rumus, tidak merasa senang dengan materi yang dipelajari karena tidak tahu manfaat yang diperoleh, siswa kesulitan memahami konsep yang dipelajari, mengenai ilustrasi konsep, kesamaan suatu konsep, mengetahui penggunaan konsep itu benar atau salah, memahami prinsip penggunaan alat percobaan, dan menerapkan prosedur percobaan yang dilakukan.


(23)

3

Berdasarkan hasil pengamatan pada waktu pra penelitian didapatkan bahwa soal-soal ulangan harian IPA yang dibuat guru sebelumnya belum pernah dianalisis tingkat validitas, tingkat reliabelitas, daya beda dan tingkat kesukarannya.

Sehingga guru tersebut tidak dapat mengidentifikasi kekurangan-kekurangan soal ulangan harian dan tidak selalu memperbaiki soal sesuai dengan yang diharapkan dalam pembelajaran. Kemudian di SMPN 5 Blambangan Umpu memiliki

keterbatasan sumber belajar seperti buku panduan IPA dari sekolah yang hanya dapat dibagi kepada sebagian siswa saja, dan sebagian siswa yang lain tidak mendapatkan buku. Alat praktikum IPA yang tidak lengkap dalam mendukung pembelajaran pada materi besaran dan satuan ini, yaitu hanya terdapat 3 buah jangka sorong, 2 buah mikrometer sekrub, 1 buah stop watch.

Di SMP Negeri 5 Blambangan Umpu sebagian besar gurunya masih mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengunduh dari internet, sehingga apa yang direncanakan dan yang dilaksanakan tidak sesuai atau berbeda. Proses pembelajarannya masih berpusat pada guru, sehingga keadaan di kelas terlihat siswa duduk tegang dan membosankan, siswa dipaksa mengikuti cara guru, dan pembelajaran seakan menjadi tidak bermakna. Sebagian besar siswa kelas VII tidak menyukai mata pelajaran IPA, Hal ini mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah. Berikut ini dapat dilihat daftar ketuntasan ulangan harian mata pelajaran IPA kelas VII.1 dan VII.2 dan VII.3 semester 1 pada tahun sebelumnya.


(24)

4

Tabel 1.1. Daftar Jumlah Siswa Tuntas dan Belum Tuntas pada Ulangan Harian Siswa Mata Pelajaran IPA Kelas VII.1, VII.2 dan VII.3 Semester 1 Tahun Pelajaran 2012-2013.

Kelas Jumlah Siswa

Materi

SK 1 Ket SK 2 Ket SK 3 Ket SK 4 Ket

T BT BT T BT BT T BT BT T BT BT

VII.1 28 22 6 21,4% 23 5 17,8% 24 4 14,2% 25 3 10,7% VII.2 30 20 12 40% 22 8 26,6% 23 7 23,3% 22 8 26,6% VII.3 30 13 17 56,6% 18 12 40% 20 8 26,6% 19 11 36,6% Sumber : Arsip nilai guru mata pelajaran IPA

Keterangan: T = Tuntas

BT = Belum Tuntas

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa pada SK 1 kelas VII.3 dan VII.2 mata pelajaran IPA pada tahun pelajaran 2012-2013 merupakan jumlah siswa belum tuntas terbanyak, yaitu 17 siswa kelas VII.3 dengan presentase siswa tidak tuntas sebesar 56,6% dan 12 siswa kelas VII.2 dengan presentase tidak tuntas sebesar 40%.

Pada pelaksanaan pembelajaran IPA ini dilakukan dengan pengorganisasian bahan ajar yaitu merancang bahan ajar untuk keperluan belajar mandiri, dengan cara guru membuat LKS yang di buat sendiri, dengan melakukan strategi penyampaian meliputi penggunaan media alat peraga untuk melengkapi alat praktikum yang belum mencukupi jumlah siswa, dengan menggunakan strategi penyampaian konsep yaitu pertama disajikan konsep, kedua diberikan bantuan, ketiga diberikan latihan dan keempat diberikan umpan balik dan kelima diberikan tes. Kemudian menggunakan strategi penyampaian prosedur yaitu siswa melakukan dan

mempraktekkan prosedur pada percobaan atau menggunakan langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara berurut. Selain itu dilakukan pengelolaan kegiatan yang di buat dalam rencana pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Model pembelajaran yang dipilih


(25)

5

kemandirian, kerja sama (cooperative), kepemimpinan toleransi dan kecakapan siswa. Model pembelajaran yang sesuai dengan maksud di atas, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipeTeam Assisted Individualization(TAI) berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS).

Model pembelajaranTAImerupakan model pembelajaran yang mempunyai strategi pembelajaran penerapan bimbingan kelompok kepada individu. Melalui model pembelajaranTAIsiswa diajak belajar mandiri, dilatih untuk

mengoptimalkan kemampuannya dalam menyerap informasi ilmiah yang dicari, dilatih untuk bekerja sama dengan teman-teman sekelasnya, dilatih untuk menjelaskan temuannya kepada pihak lain dan dilatih untuk memecahkan masalah. Jadi melalui model pembelajaran ini siswa diajak berpikir dan

memahami materi tidak hanya mendengar, menerima dan mengingat-ingat saja. Dengan model pembelajaran ini, keaktifan, kemandirian dan keterampilan siswa dapat dikembangkan dan kemudian pemahaman konsep yang diperoleh dapat berkembang secara efektif dan tersimpan dalam memori.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Guru IPA di SMP Negeri 5 Blambangan Umpu belum membuat RPP sendiri tetapi masih mengunduh dari internet dan tidak menyesuaikan dengan kondisi siswa dan sekolah.

2. Guru IPA di SMP Negeri 5 Blambangan Umpu masih menggunakan model pembelajaran konvesional dan berpusat pada guru.


(26)

6

3. Rata-rata siswa yang lambat menyerap materi pembelajaran pada mata pelajaran IPA, mempunyai hasil prestasi belajar yang rendah dan belum mencapai KKM.

4. Siswa cenderung belajar secara individual dan tidak mau berbagi dengan siswa lainnya tetapi sebagian siswa sebenarnya membutuhkan bantuan teman atau kelompok untuk lebih aktif dan memahami materi

pembelajaran.

5. Prestasi belajar siswa rendah pada materi Besaran dan Satuan, yaitu sebanyak 21,4% dari 28 siswa di kelas VII.1 belum tuntas, 40% dari 30 siswa di kelas VII.2 belum tuntas dan 56,6% dari 30 siswa di kelas VII.3 belum tuntas atau memperoleh nilai di bawah KKM.

C. Pembatasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian tindakan kelas ini yaitu antara lain:

1. Perencanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaranTAIyaitu model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan dengan sintaks a. Apersepsi dan motivasi, b. Pembentukan kelompok , c. Pembagian LKS,

d. Penyampaikan garis besar materi, e. Siswa belajar secara individu, f. Siswa membahas pengerjaan LKS secara kelompok, g. Presentasi dan tanya jawab hasil diskusi kelompok. h. Tes diakhir pembelajaran,


(27)

7

g. Penghargaan kelompok, i. Guru memberikan pendalaman klasikal, pada materi Besaran dan Satuan di kelas VII semester 1 di SMP Negeri 5 Blambangan Umpu.

2. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaranTAIpada materi Besaran dan Satuan kelas VII semester 1 di SMP Negeri 5 Blambangan Umpu.

3. Instrumen tes menggunakan model pembelajaranTAIpada materi Besaran dan Satuan kelas VII semester 1 di SMP Negeri 5 Blambangan Umpu. 4. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, penelitian ini menggunakan

model pembelajaranTAIpada materi Besaran dan Satuan kelas VII semester 1 di SMP Negeri 5 Blambangan Umpu.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah mendesain perencanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaranTAIpada materi Besaran dan Satuan kelas VII semester 1? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaranTAImateri Besaran dan Satuan kelas VII semester 1? 3. Bagaimanakah instrumen tes pembelajaran menggunakan model

pembelajaranTAImateri Besaran dan Satuan kelas VII semester 1? 4. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar menggunakan model


(28)

8

E. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran dengan cara sebagai berikut:

1. Mendesain perencanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran TAIpada materi Besaran dan Satuan kelas VII semester 1 di SMP Negeri 5 Blambangan Umpu.

2. Menganalisis pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaranTAIpada materi Besaran dan Satuan kelas VII semester 1 di SMP Negeri 5 Blambangan Umpu.

3. Menganalisis instrumen tes pembelajaran menggunakan model

pembelajaranTAIpada materi Besaran dan Satuan kelas VII semester 1 di SMP Negeri 5 Blambangan Umpu.

4. Menganalisis peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaranTAIpada materi Besaran dan Satuan kelas VII semester 1 di SMP Negeri 5 Blambangan Umpu.

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini mengembangkan konsep, teori, prinsip dan prosedur teknologi pendidikan berkaitan dengan pembelajaran IPA di SMP.


(29)

9

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan alternatif model pembelajaran IPA yang melibatkan peran aktif siswa.

b. Memberikan gambaran penggunaan model pembelajaran di kelas dengan model TAIuntuk meningkatkan prestasi belajar siswa. c. Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dan berprestasi

dalam berbagai bidang studi serta menerapkan kegiatan yang bermanfaat dalam kegiatan sehari-hari.


(30)

10

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Pembelajaran

1.Teori Belajar Konstruktivisme

Teori konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya jika aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. (Slavin dalam Trianto, 2010 : 28). Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi lebih sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (Slavin dalam Trianto, 2010 : 28). Teori konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seorang guru kepada siswa (Siregar, 2010:39).


(31)

11

Ciri-ciri belajar berbasis konstruktivistik yang dikemukakan oleh Driver dan Oldham dalam (Siregar, 2010:39) yaitu:

a. Orientasi, yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik dengan memberi kesempatan melakukan observasi.

b. Elisitasi, yaitu siswa mengungkapkan idenya dengan jalan berdiskusi, menulis, membuat poster dan lain-lain.

c. Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan ide orang lain, membangun ide baru, mengevaluasi ide baru.

d. Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, yaitu ide atau pengetahuan yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi.

e. Review, yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan, gagasan yang ada perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubah.

Konstruktivisme memandang belajar sebagai proses di mana pembelajar secara aktif mengkonstruksi atau membangun gagasan-gagasan atau konsep-konsep baru didasarkan atas pengetahuan yang telah dimiliki di masa lalu atau ada pada saat itu. Dengan kata lain, belajar melibatkan konstruksi pengetahuan seseorang dari pengalamannya sendiri oleh dirinya sendiri. Dengan demikian, belajar menurut konstruktivis merupakan upaya keras yang sangat personal, sedangkan

internalisasi konsep, hukum, dan prinsip-prinsip umum sebagai konsekuensinya seharusnya diaplikasikan dalam konteks dunia nyata. Guru bertindak sebagai fasilitator yang meyakinkan siswa untuk menemukan sendiri prinsip-prinsip dan mengkonstruksi pengetahuan dengan memecahkan masalah-masalah yang realistis. Konstruktivisme juga dikenal sebagai konstruksi pengetahuan sebagai


(32)

12

suatu proses sosial. Kita dapat melakukan klarifikasi dan mengorganisasi gagasan mereka sehingga kita dapat menyuarakan aspirasi mereka. Hal ini akan memberi kesempatan kepada kita mengelaborasi apa yang mereka pelajari. Kita menjadi terbuka terhadap pandangan orang lain Hal ini juga memungkinkan kita

menemukan kejanggalan dan inkonsistensi karena dengan belajar kita bisa mendapatkan hasil terbaik.

Konstruktivisme membangkitkan kebebasan eksplorasi siswa dalam suatu kerangka atau struktur. Implikasi teori konstruktivis dalam proses pembelajaran adalah:

a. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri, dan mengutamakan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

b. Memusatkan perhatian berpikir dan proses mental anak, tidak hanya hasilnya saja.

c. Menekankan pembelajarantop-down(mulai dari yang kompleks ke yang sederhana) dari padadown-top(mulai dari yang sederhana ke yang kompleks).

d. Menerapkan pembelajaran kooperatif.

Peranan guru pada pendekatan konstruktivistik ini lebih sebagai mediator dan fasilitator bagi siswa, yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab. Mengajar atau berceramah bukanlah tugas seorang guru.

b. Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan


(33)

13

gagasannya. Guru perlu menyemangati siswa dan menyediakan pengalaman konflik.

c. Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa berjalan atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan siswa dapat diberlakukan untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan (Siregar, 2010:41)

2. Teori Belajar Sosial Vygotsky

Vygotsky berpendapat bahwa siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. Vygotsky berkeyakinan bahwa perkembangan tergantung baik pada faktor biologis menentukan fungsi-fungsi elementer memori, atensi, persepsi dan stimulus-respon, faktor sosial sangat penting artinya bagi perkembangan fungsi mental lebih tinggi untuk

perkembangan konsep, penalaran logis, dan pengambilan keputusan.

Teori Vygotsky ini lebih menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran. Menurut Vygotsky proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka. Dia yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerja sama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut.

Selain itu ide penting dari Vygotsky adalahscaffoldingyaitu pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut kemudian memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih


(34)

14

tanggung jawab yang semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya. Penafsiran tugas-tugas komplek, sulit, dan realitik kemudian diberikan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas-tugas itu. (Trianto, 2010:39).

3. Teori Variabel Pembelajaran

Banyak upaya yang dilakukan ilmuwan pembelajaran dalam mengklasifikasikan variabel dalam pembelajaran. Pengelompokan atau taksonomi dapat diartikan sebagai salah satu metode klasifikasi tujuan instruksional secara berjenjang dan progresif ke tingkat yang lebih tinggi. Menurut Reigeluth dan Merill (dalam Sudana Degeng, 1989:12) klasifikasi variabel-variabel pembelajaran ini dimodifikasi menjad tiga variabel yaitu variabel kondisi pembelajaran, variabel metode pembelajaran, dan variabel hasil pembelajaran. Variabel-variabel pembelajaran tersebut dapat dilihat pada diagram berikut.

KONDISI

METODE

HASIL

Gambar 2.1. Taksonomi Variabel Pembelajaran (Reigeluth, 1983 dalam Degeng, 2002). Tujuan dan karakteristik bidang studi Kendala dan karakterisitik bidang studi Karakteristik siswa Strategi pengorganisasian pembelajaran

 Strategi makro

 Strategi mikro

Strategi penyampaian pembelajaran Strategi pengelolaan pembelajaran


(35)

15

a. Kondisi Pembelajaran

Kondisi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi efek penggunaan metode tertentu untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran dapat juga dikatakan dengan keadaan riil dilapangan atau keadaan pada saat terjadinya proses pembelajaran. Ondisi pembelajaran selalu berubah-ubah, hal ini tergantung pada situasi anak didik, kondisi kelas, materi

pembelajaran. Variabel yang termasuk kedalam kondisi pembelajaran yaitu variabel-variabel yang mempengaruhi penggunaan variabel metode yaitu : 1) Tujuan dan Karakteristik Bidang Studi

Tujuan pembelajaran pada hakekatnya mengacu kepada hasil pembelajaran yang diharapkan. Sebagai hasil pembelajaran yang diharapkan, berarti tujuan

pembelajaran ditetapkan lebih dulu, dan berikutnya semua upaya pengajaran diarahkan untuk mencapai tujuan ini. Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, sejalan dengan 2 jenis strategi pengorganisasi pengajaran yang ada (strategi dan mikro) yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Sedangkan karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat memberikan landasan yang berguna dalam mendeskripsikan strategi

pembelajaran. Karakteristik setiap bidang studi sangatlah berbeda-beda. Oleh karena berbedanya karakter satu bidang studi dengan bidang studi yang lain dituntut menggunakan strategi dan media yang berbeda pula. Disinilah peranan seorang guru dalam mengorganisasi pelajaran, pemilihan media dan menetapkan strategi dalam pembelajaran.


(36)

16

2) Kendala

Ada dua variabel yang mempengaruhi pemilihan strategi penyampaian, yaitu : karakteristik bidang studi dan kendala. Karakteristik bidang studi perlu menjadi pertimbangan khusus ketika memilih media pengajaran yang akan digunakan menyampaikan pembelajaran. Terutama dikaitkan dengan tingkat kecermatan suatu media dalam menyampaikan pembelajaran, kemampuan khusus yang dimiliki oleh suatu media, serta pengaruh motivasional yang mampu ditimbulkannya.

Sedangkan kendala adalah keterbatasan sumber-sumber, seperti media, waktu, personalia, dan uang. Kendala sering kali ditemukan seorang pendidik dalam menjalani kegiatan belajar dan pembelajaran. Terkadang guru sangat kesulitan untuk memilih media dalam pembelajaran. Sedangkan media adalah sesuatu yang mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut

ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat juga kita artikan sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apa bila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa

informasi dari pengajar ke peserta didik. Peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah

dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagia alat bantu pengajaran, akan tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.


(37)

17

Selain itu kendala yang sering terjadi di lapangan adalah faktor keuangan. Seorang guru dituntut untuk mengunakan media dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi disisi lain guru terbentur oleh masalah dana untuk mengadakan media tersebut. Dan dari pihak sekolah tidak dapat memfasilitasi untuk pengadaan media. Menurut penulis, media yang digunakan tidak harus mahal, yang penting media tersebut dapat menghantarkan siswa pada tujua pembelajaran secara efektif dan efisien.

Pendidik pada saat sekarang ini harus mampu memanfaatkan media belajar dari yang sangat komplek sampai pada media pendidikan yang sangat sederhana. Agar proses pembelajaran tidak mengalami kesulitan, maka masalah perencanaan, pemilihan dan pemanfaatan media perlu dikuasai dengan baik oleh guru. Bahkan tidak mustahil dapat mengakibatkan kegagalan mencapai tujuan, bila tidak dikuasai sungguh-sungguh oleh guru.

3) Tujuan dan karakteristik bidang studi

Karakteristik siswa-siswi dalam belajar adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa seperti bakat, motivasi belajar dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya. Karakteristik siswa akan berpengaruh dalam pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi pengajaran, agar sesuai dengan karakteristik perseorangan si-belajar. Karakter siswa yang bermacam-macam menuntut guru untuk strategi dalam pembelajaran dan pengelolaan


(38)

18

kondisi akan mempengaruhi setiap variabel metode, disamping pengaruh utamanya pada strategi pengelolaan pembelajaran.

b. Metode Pembelajaran

Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu: 1) Strategi pengorganisasian (Organizational srategy)

Organizational srategyadalah metode untuk mengorganisasi isi mata pelajaran yang telah dipilih untuk pembelajaran. Mengorganisasi mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dll. yang setingkat dengan itu.

2) Strategi penyampaian (Delivery strategy)

Delivery strategyadalah metode untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik dan atau menerima serta merespon masukan yang berasal dari peserta didik. Sumber belajar merupakan bidang kajian utama dari strategi ini.

3) Strategi pengelolaan (Management strategy).

Management strategyadalah metode untuk menata interaksi antara peserta didik dan variable metode pembelajaran yang lain. Variabel strategi

pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran. Strategi pengorganisasian pebelajaran dibedakan menjadi strategi pengorganisasian pada tingkat makro dan mikro.


(39)

19

c. Hasil Pembelajaran

Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang berbeda. Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu: keefektifan, efisiensi dan daya tarik.

1) Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian isi belajar. Ada empat aspek penting yang dapat dipakai untuk mendeskripsikan keefektifan pembelajaran yaitu kecermatan penguasaan prilaku yang dipelajari, kecepatan untuk kerja, tingkat alih belajar dan tingkat retensi apa yang dipelajari.

2) Efisiensi pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara kesefektifan dan jumlah waktu yang dipakai si belajar atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan.

3) Daya tarik pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap belajar. Daya tarik pembelajaran erat sekali kaitannya dengan daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran biasanya akan mempengaruhi keduanya. Itulah sebabnya, pengukuran kecenderungan siswa untuk terus atau tidak terus belajar dapat dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang studi.

Variabel diatas dapat dijadikan pengukur keberhasilan kita dalam mengajar, apakah pembelajaran kita sudah efektif, efisien dan memiliki daya tarik. Ciri pembelajaran yang baik apabila pembelajaan tersebut efektif, artinya si belajar telah mencapai tujuan dari apa yang disampaikan oleh guru. Kemudian efisien,


(40)

20

sudahkah waktu yang ditentukan mencukupi dalam penyampaian materi pembelajaran, dan apakah biaya yang diperlukan dalam pembelajaran tadi sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Selanjutnya adakah pembelajaran yang disampaikan memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa, apabila pembelajaran tersebut memberikan kesan kepada siswa dan siswa cenderung untuk mencinai pembelajaran itu, berati kita telah berhasil dalam melaksanakan pembelajaran.

B. Desain PembelajaranASSURE

Model pembelajaranASSUREberkembang dan diprakarsai oleh pemikiran Sharon E. Smaldino et al, pada tahun 2005. ModelASSUREmempunyai tujuan yang sama dengan desain pembelajaran lain yaitu menciptakan dan mengembangkan aktivitas pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik.

Dalam perkembangannya modelASSUREdidasari pada pemikiran pembelajaran Robert M. Gagne, penelitiannya menunjukkan bahwa mata

pelajaran yang dirancang dengan baik diawali dengan timbulnya minat siswa dan kemudian berlanjut pada penyajian material baru, yang melibatkan para siswa dalam praktik dengan umpan balik, menilai pemahaman mereka dan memberikan kegiatan tindak lanjut yang relevan (Smaldino, 2011: 111).

Hal tersebut erat kaitannya dengan proses pembelajaran yang sistematik, penilaian proses dan hasil, pemberian umpan balik(feedback)tentang aktivitas

pembelajaran. Guru perlu melakukan analisis karakteristik siswa, materi, dan lingkungan agar perencanaan pembelajaran dapat diimplementasikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Berikut penjelasan dan deskripsi model


(41)

21

ASSURE (analyze, state, select, utilize, require, evaluate).

a. Menganalisis Pembelajar (Analyze Learner)

Langkah awal dalam merencanakan mata pelajaran adalah mengidentifikasi karakteristik siswa yang disesuaikan dengan hasil-hasil belajar. Pemahaman yang baik mengenai karakteristik siswa sangat membantu dalam upaya

mencapai tujuan pembelajaran. Identifikasi ini meliputi (1) karakteristik umum, (2) kompetensi dasar spesifik (pengetahuan, kemampuan dan sikap) dan (3) gaya belajar.

b. Menyatakan Standard an Tujuan(State Objective)

Langkah selanjutnya yaitu menetapkan spesifikasi tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat diambil dengan mengacu pada materi yang ada

dikurikulum dengan pengembangan oleh guru yang bersangkutan. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan yang atau pernyataan yang mendeskripsikan tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap yang perlu diperoleh siswa setelah menempuh proses pembelajaran.

c. Memilih Strategi, Teknologi, Media dan Materi(Select Methods, Media, and Materials

Memilih metode, media dan materi pembelajaran merupakan tiga komponen penting yang perlu dilakukan oleh guru untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah dinashkan. Pemilihan metode, media, dan bahan ajar yang tepat dapat membantu mengoptimalkan pencapaian

kompetensi atau tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa. Hal terpenting dalam langkah ini adalah memanfaatkan dan memodifikasi sebaik mungkin


(42)

22

media, metode dan bahan ajar yang ada agar pembelajaran menarik dan optimal.

d. Menggunkan Teknologi, Media dan Material(Utilize Technology, Media and Materials)

Maksud dari langkah keempat ini adalah menggunakan metode, media dan materi yang telah dipilih dengan sebaik-baiknya. Sebelum menggunakan tiga hal tersebut guru harus menganalisa apakah metode, media dan bahan ajar yang dimaksud sesuai dan efektif bagi kelangsungan pembelajaran. Selain ituUtilize juga dipahami memanfaatkan prasarana dan sarana yang ada serta

memodifikasinya agar dapat menunjang jalannya pembelajaran. e. Mengharuskan Partisipasi Siswa(Require Learner Participation)

Hal terpenting dalam pembelajaran adalah partisipasi aktif siswa. Mental siswa harus terlibat aktif dengan materi dan substansi yang sedang dipelajari. Siswa yang terlibat aktif akan lebih mudah memelajari materi. Setelah siswa aktif guru juga perlu memberikan umpan balik(feed back)sehingga dapat memotivasi siswa untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik. f. Mengevaluasi dan Merevisi(Evaluate and Revise)

Setelah mendesain aktivitas pembelajaran, maka perlu dilakukan evaluasi. Tahap evaluasi dilakukan untuk menilai efektivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Proses evaluasi perlu dilakukan terhadap semua komponen pembelajaran agar dapat diperoleh gambaran lengkap tentang kualitas sebuah program pembelajaran.

ModelASSUREmerupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk kegiatan pembelajaran atau disebut juga model berorientasi kelas. Model ini


(43)

23

memberikan pendekatan yang sistematis untuk menganalisis karakteristik para siswa yang memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar. Analisis tersebut menyediakan informasi yang memungkinkan kita secara strategis merencanakan pembelajaran yang disesuaikan agar memenuhi kebutuhan spesifik para siswa. Faktor kunci yang diperhatikan dalam analisis pembelajar adalah: 1) karakteristik umum, 2) kompetensi dasar spesifik, 3) gaya belajar.

Faktor pertama, karakteristik umum, mencakup deskriptor seperti usia, gender, kelas, dan faktor budaya atau sosioekonomi. Faktor kedua kompetensi dasar spesisfik, merujuk pada pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki pemelajar atau yang belum dimiliki: keterampilan prasyarat, keterampilan target, dan sikap. Faktor ketiga, gaya belajar, merujuk pada spektrum sifat sifat psikologis yang mempengaruhi bagaimana siswa dapat merasakan dan merespons stimulus yang berbeda, seperti kecerdasan jamak, preferensi dan kekuatan perseptual, kebiasaan memproses informasi, motivasi, dan faktor-faktor fisiologis (Smaldino, 2011: 112).

Dalam analisis pemelajar salah satu hal yang menjadi faktor kunci yang diperhatikan adalah gaya belajar. Gaya belajar merujuk pada serangkaian sifat psikologis yang menentukan bagaimana seorang individual merasa, berinteraksi dengan, dan merespons secara emosional terhadap lingkungan belajar. Motivasi merupakan salah satu contoh dari gaya belajar. Menurut Keller dalam Smaldino (2011: 115) Motivasi merupakan internal yang mendefinisikan apa yang orang-orang akan lakukan ketimbang apa yang dapat mereka lakukan. Dengan kata lain, faktor motivasi memengaruhi apa yang diperhatikan para siswa, berapa lama


(44)

24

mereka memerhatikan, dan berapa banyak usaha mereka kerahkan dalam belajar. Keller menjelaskan empat aspek mendasar dari motivasi yang bisa

dipertimbangkan para guru ketika merancang mata pelajaran:

1. Perhatian (attention). Kembangkan mata pelajaran yang para siswa anggap menarik dan berharga untuk diperhatikan.

2. Relevansi (relevance). Pastikan bahwa pembelajaran bermakna dan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar para siswa.

3. Percaya diri (confidence). Rancanglah mata pelajaran yang membangun ekspektasi siswa untuk sukses berdasarkan usaha mereka sendiri.

4. Kepuasan (satisfication). Sertakan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang siswa terima dari pembelajaran (Smaldino, 2011: 115).

C. Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda yaitu ‘prestatile” dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi”yang berarti usaha, kemudian kata ini banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti olah raga, kesenian dan pendidikan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan oleh nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Darmadi (2009:100) prestasi belajar merupakan sebuah kecakapan atau keberhasilan yang diperoleh seseorang setelah melakukan sebuah kegiatan dan proses belajar sehingga dalam diri seseorang tersebut mengalami perubahan tingkah laku sesuai dengan kompetensi belajarnya. Winkel (2004:109-110) menyatakan bahwa pretasi belajar merupakan suatu kemampuan internal


(45)

25

(capability) peserta didik yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu atau memberikan prestasi tertentu. Prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran pada materi tertentu, yakni tingkat penguasaan, perubahan emosional atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu yang diwujudkan dalam bentuk nilai ataupun skor, atau hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran atau tingkat penguasaan kemampuan peserta didik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dalam jangka waktu tertentu baik secara individu maupun kelompok.

Setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran baik oleh guru sebagai pengajar atau peserta didik sebagai pelajar bertujuan untuk mencapai prestasi belajar yang setinggi-tingginya. Prestasi belajar dinyatakan dengan skor hasil tes atau angka yang diberikan guru berdasarkan pengamatanya belaka atau keduanya yaitu hasil tes serta pengamatan guru pada waktu peserta didik melakukan diskusi kelompok.

D. Ilmu Pengetahuan Alam SMP

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana objeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun.

Menurut Srini M. Iskandar (2000: 2), Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang


(46)

26

sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa.

Menurut Maslichah Asy'ari (2006: 7), sains atau ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara yang terkontrol. Penjelasan ini mengandung maksud bahwa sains selain menjadi sebagai produk juga sebagai proses. Sains sebagai produk yaitu pengetahuan manusia dan sebagai proses yaitu bagaimana mendapatkan pengetahuan tersebut.

Beberapa pengertian Ilmu Pengetahuan Alam tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan IPA adalah pengetahuan manusia tentang gejala-gejala alam dan kebendaan yang diperoleh dengan cara observasi, eksperimen/penelitian, atau uji coba yang berdasarkan pada hasil pengamatan manusia. Pengamatan manusia tersebut dapat berupa fakta-fakta, aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan lain sebagainya.

Pembelajaran IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan tentang benda tak hidup dan makhluk hidup, tetapi menyangkut cara kerja, cara berpikir, dan cara

memecahkan masalah. Ilmuwan IPA selalu tertarik dan penuh perhatian terhadap peristiwa alam, selalu ingin mengetahui apa, bagaimana, dan mengapa tentang suatu gejala alam dan hubungan kausalnya.

2. Karakteristik Mata Pelajaran IPA

IPA memiliki karakteristik yang membedakannya dengan bidang ilmu lain. Karakteristik tersebut dipaparkan sebagai berikut:


(47)

27

a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya. Contoh: nilai ilmiah ”perubahan kimia” pada lilin yang dibakar. Artinya benda yang mengalami perubahan kimia, mengakibatkan benda hasil perubahan sudah tidak dapat dikembalikan ke sifat benda sebelum mengalami perubahan atau tidak dapat dikembalikan ke sifat semula.

b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya “metode ilmiah” (scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian ”kerja ilmiah” (working scientifically), nilai dan “sikapi lmiah” (scientific attitudes).

c. IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain

d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut . e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap. Produk

dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi


(48)

28

penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi,

pengukuran, dan penarikan kesimpulan. Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Sikap

merupakan rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.

3. Tujuan Pembelajaran IPA

Tujuan Mata pelajaran IPA SMP yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan untuk:

a. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

b. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi.

c. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan. d. Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungjawab dalam aktivitas

sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam memilih penggunaan alat dan bahan untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan; memilih makanan dan


(49)

29

minuman yang menyehatkan dan tidak merusak tubuh; serta menggunakan energi secara hemat dan aman serta tidak merusak lingkungan sekitarnya. e. Menunjukkan penghargaan kepada orang lain dalam aktivitas sehari-hari

sebagai wujud implementasi perilaku menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan; memberi apresiasi pada orang yang menjual makanan sehat tanpa campuran zat aditif yang berbahaya; serta memberikan dukungan kepada orang yang menjaga kelestarian lingkungan.

E. Model Pembelajaran Kooperatif TipeTAI (Team Assisted Individualization)

Pada tahun 1985 Slavin memperkenalkan model pembelajaran yang

menggabungkan antara model pembelajaran individual dan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini selanjutnya diberi nama model pembelajaran kooperatifTAIyang merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif dengan pemberian bantuan secara individual (Suyanto, 2013 : 150).

Model pembelajaran kooperatif tipeTAImerupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan (Suyitno, 2002:9). Dalam model ini, diterapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah.

Disamping itu dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.


(50)

30

Menurut Effandi (2007:22), pembelajaranTAImerupakan kombinasi

pembelajaran kelompok dengan individu. Setiap kelompok terdiri atas 4 atau 5 siswa yang ditempatkan pada unit yang sesuai berdasarkan ujian diagnostik. ModelTAImenurut Rohmah (2014:14), merupakan model pembelajaran secara kelompok dimana terdapat seorang siswa yang lebih mampu, berperan sebagai asisten/tutor sebaya yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu kelompok. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup

menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa. Menurut Kolifah (2012:17),TAImerupakan metode pembelajaran secara kelompok, terdapat seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu kelompok. Berdasarkan pengertian diatas model pembelajaran TAImerupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif dengan pemberian bantuan secara individual, yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain, dimana seorang siswa yang lebih mampu, berperan sebagai asisten/tutor sebaya yang bertugas

membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu kelompok. Tahap tindakan merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model TAI. Adapun urutan kegiatan secara garis besar adalah sebagai berikut:


(51)

31

Sebelum pembentukan kelompok, maka dilakukan tes awal yang berguna untuk menetukan kelompok, atau bisa diganti dengan menggunakan nilai kemampuan akademik siswa diperoleh dari tes siswa pada kegiatan

pembelajaran sebelumnya. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa yang heterogen berdasarkan jenis kelamin dan kemampuan akademik.

2.Teaching group

Guru menyampaikan garis besar materi yang akan dipelajari. Pada siklus 3, guru menggunakan LCD dalam menyampaikan materi.

3.Student creative

a. Guru membagikan LKS.

b. Siswa diminta untuk membaca materi dan mengerjakan LKS secara individu serta memahami terlebih dahulu secara individu topik yang akan dibahas secara kelompok

4.Team study

a. Siswa membahas pengerjaan LKS dan melaksanakan diskusi secara kelompok serta membuat rangkuman hasil diskusi kelompok untuk dipresentasikan di depan kelas. Pada siklus 1, di dalam LKS terdapat percobaan sederhana yang menggunakan alat-alat percobaan sederhana. b. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor

kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan guru dapat memberikan bantuan secara individual.

c. Guru membimbing siswa belajar dalam kelompok dengan berkeliling pada tiap-tiap kelompok.


(52)

32

a. Perwakilan salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, sedangkan kelompok lain menanggapi atau memberi pertanyaan.

b. Guru dan siswa membahas kembali LKS dan membenahi jawaban yang telah diberikan oleh siswa.

6.Fact test

Guru memberi tes di akhir pembelajaran. 7.Team score and team recognition

a. Guru bersama siswa mengoreksi hasil tes.

b. Guru dibantu observer menghitung skor perkembangan siswa untuk menentukan kelompok mana yang mendapat skor tertinggi.

c. Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang mendapat skor tertinggi.

Pada siklus 2, penggunaan media gambar dilakukan pada saat kegiatan pendahuluan yaitu pada saat kegiatan motivasi.

G. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian yang sejenis dan relevan dengan permasalahan dalam penelitian dan mendukung ini yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Thomas Borrman dalamEurasia Journal of mathematics,Science & Technology Education(2008: 327-335) yang berjudul Laboratory Education in New Zealand,pembelajaran dengan laboratorium menunjukkan hasil yang positif, artinya terjadi peningkatan prestasi dan apresiasi atau ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran. Selain itu


(53)

33

pembelajaran dengan loboratorium baik untuk meningkatkan kepercayaan diri, metode berfikir ilmiah, dan ketrampilan siswa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Alsa Asmadi dalam jurnal psikologi (2011 : 82-91) yang berjudul Pengaruh Metode BelajarTeam Assited Individualization terhadap Prestasi Belajar Statistika pada Mahasiswa Psikologi. Metode belajar T.A.I. tidak hanya efektif meningkatkan prestasi belajar matematika dan statistika saja, tapi juga efektif untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran lain, sepanjang karakteristik materinya dapat dirancang dalam bentuk tugas-tugas yang menciptakan iklim saling ketergantungan positif dan

konstruktif di antara siswa, sehingga menuntut mereka harus bekerjasama secara optimal di dalam masing-masing kelompok belajar untuk mencapai tujuan atau target pembelajaran.

3. Atit Indriyani (2011) melakukan penelitian tesis dengan judul Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dan Think Pair Share (TPS) Ditinjau dari Sikap Percaya Diri Peserta Didik pada Materi Limit Fungsi. Dari penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa peserta didik yang menggunakan model pembelajaran tipe TAI memperoleh hasil belajar yang lebih baik dari peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model TPS dan peserta didik yang memiliki sikap percaya diri tinggi mempunyai hasil belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang memiliki sikap percaya diri sedang dan rendah.


(54)

158

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pelaksanaan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Desain pembelajaran dilakukan berdasarkan kebutuhan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar pada materi Besaran dan Satuan, serta memecahkan masalah dalam hal kesulitan belajar siswa secara individu, dan gaya belajar siswa yang beragam yaitu visual dan kinestetik. Sehingga tujuan dari pembelajaran berupa memahami pengertian besaran dan satuan, memahami cara mengidentifikasi besaran pokok dan besaran turunan, menggunakan satuan internasional sesuai dengan besaran yang diukur dalam pengukuran, mengkonversi satuan panjang, massa dan waktu, memahami cara menentukan besaran panjang, massa dan waktu, memahami cara melakukan pengukuran besaran turunan dan memahami cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan besaran pokok dan besaran turunan dalam kehidupan sehari-hari dipilih pada materi ini. Dari hasil analisis kebutuhan siswa, model

pembelajaran yang sesuai adalah modelTAIyang dilakukan menggunakan metode diskusi kelompok dan eksperimen, alat praktikum sederhana, media dan teknologi berupa gambar, dan LCD.


(55)

159

2. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAIpada mata pelajaran IPA di kelas VII.2 dan VII.3 SMPN 5 Blambangan Umpu dapat meningkatkan aktivitas guru dan aktivitas siswa.

3. Instrumen test pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeTAIpada mata pelajaran IPA di kelas VII.2 dan VII.3 SMPN 5

Blambangan Umpu menggunakan 10 soal essay secara berturut-turut validitas dan reliabilitas sangat tinggi di kelas VII.2 yaitu 0,90 dan 0,95 dan di kelas VII.3 yaitu 0,93 dan 0,96 pada siklus ketiga.

4. Prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeTAI pada mata pelajaran IPA di kelas VII.2 mengalami peningkatan. Jumlah siswa perolehan nilai ulangan harian tertinggi dari siklus pertama sampai siklus ke tiga di kelas VII.2 meningkat 2 siswa dan terendah menurun 5 siswa serta di kelas VII.3 tertinggi meningkat 2 siswa dan terendah menurun 9 siswa. Presentase rata-rata pencapaian nilai ulangan harian per indikator soal di kelas VII.2 dan VII.3 siklus ketiga tertinggi terdapat pada soal no 2 dan terendah terdapat pada soal no 6. Presentase ketuntasan belajar IPA kelas VII.2 dan VII.3 mengalami peningkatan, secara berturut-turut ketuntasan belajar pada siklus pertama sebesar 56,67% dan 46,67%, siklus kedua sebesar 66,67% dan 56,67% dan siklus ketiga sebesar 73,33% dan 76,67%.

5. Persentase jumlah siswa tuntas belajar di kelas VII.2 dari siklus pertama sampai dengan siklus kedua sebesar 10 dan peningkatan persentase jumlah siswa tuntas belajar dari siklus kedua sampai dengan siklus ketiga sebesar 6,66. Di kelas VII.3 mengalami peningkatan persentase jumlah siswa tuntas


(56)

160

belajar dari siklus pertama sampai dengan siklus kedua sebesar 10 dan peningkatan persentase jumlah siswa tuntas belajar dari siklus kedua sampai dengan siklus ketiga sebesar 19,99.

B. Saran

Penelitian ini mempunyai saran-saran sebagai berikut. 1. Saran bagi siswa yaitu

a) Siswa sebaiknya terlibat aktif melakukan setiap aktivitas dalam model pembelajaran kooperatif tipeTAIdan melakukan pendalaman dan pengulangan materi dari berbagai sunber belajar.

b) Bagi siswa yang telah dahulu memahami materi dalam LKS sebaiknya mau mengajari atau membimbing siswa dalam satu kelompoknya yang belum memahami materi.

2. Saran bagi guru yaitu guru sebaiknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipeTAIdengan cara sebagai berikut.

a) Menggunakan bahasa yang menarik dan mudah dimengerti pada saat apersepsi dan motivasi.

b) Menggunakan media yang tepat dan menarik bagi siswa.

c) Membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dan jangan terlalu banyak.

d) Melakukan bimbingan secara lebih dekat dengan siswa yang benar-benar belum memahami materi dalam pengerjaan LKS yang disediakan.


(57)

161

f) Memberikan kisi-kisi soal tes tertulis ketika suatu kompetensi dasar sudah selesai.

g) Pada soal ulangan harian, sebaiknya tidak membuat soal dengan kesulitan yang bertingkat.

3. Saran bagi sekolah yaitu sekolah sebaiknya mendukung dan memfasilitasi secara penuh dengan kelengkapan alat-alat IPA serta media belajar lainnya dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipeTAIdi kelas.


(58)

162

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, Alsa. 2011.Pengaruh Metode Belajar Team Assited Individualization terhadap Prestasi Belajar Statistika pada Mahasiswa Psikologi. Jurnal Psikologi, Volume 38, 82-91.

Asy’ari, M. 2006.Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran IPA di SD. Jakarta:Depdiknas.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.

---. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Angkasa.

Borrman, Thomas. 2008. Laboratory Education in New Zealand. Eurasia Journal of mathematics,Science & Technology Education, 4(4),327-335.

Darmadi. 2009. Pengaruh Pemanfaatan Power Poin dalam Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Matematika.Surakarta: Perpustakaan UNS. Effandi, Zakaria. 2007.Trend Pengajaran dan Pembelajaran Matematik.Kuala

Lumpur. Prin-Ad Sdn Bhd.

Hamalik, O. 2002.Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.

Indriyani, Atit. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dan Think Pair Share (TPS) Ditinjau dari Sikap Percaya Diri Peserta Didik pada Materi Limit Fungsi Kelas XI IPA SMA Kota Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011. Tesis. Perpustakaan UNS. Surakarta.

Kolifah, Fitri Nur. 2012.Efektifitas Metode Pembelajaran TAI(Team Assisted Individualization)Disertai Eksperimen tehadap Prestasi Belajar Koloid Siswa Kelas XI Semester Dua SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Rohmah, Iftitahur. 2014.Pengaruh Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) dengan Proyek Teka-Teki Silang (Crossword) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) tehadap Prestasi Belajar pada Matei Koloid Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Surakarta Semester Genap TAhun Ajaran 2013/2014.Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.


(59)

163

Siregar. 2010.Teori Belajar dan Pembelajaran.Bogor: Ghalia Indonesia.

Smaldino, Sharon. Lowter, Deborah. Russel, James D. 2011. Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Srini M. Iskandar. 2000.Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: DIKTI. Sudana Degeng. 2002.Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta : Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud.

Suyanto. 2013.Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta. Erlangga.

Suyitno, Amin. 2002. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang: UNNES.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Widyaningrum, N. 2010.Pengaruh Media Lingkungan Sekitar Sekolah Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kecakapan Berpikir Rasional Siswa. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi Unila. Lampung. Winkel. 2004.Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Yamtinah, Sri. 2013. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.


(60)

34

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan pada tingkat kelas yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI . Penelitian ini dipilih oleh peneliti karena adanya kondisi siswa yang memiliki pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang sangat lemah dan beragam. Proses pembelajaran pada sebuah taraf kemampuan siswa yang berbeda di kelas menimbulkan inefesiensi tertentu dalam penggunaan waktu belajar. Efesiensi pembelajaran maksimum dapat tercapai apabila materi yang disampaikan kepada siswa dapat mengasimilasi informasi yang diterimanya.

Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini diprakarsai sebagai usaha untuk merancang sebuah pembelajaran individual dengan membuat para siswa bekerja secara tim dan mengembang tanggung jawab mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dalam menghadapi masalah dan saling memberikan dorongan untuk maju, maka guru dapat memberikan pembelajaran langsung kepada sekelompok siswa yang homogen yang berasal dari tim-tim yang heterogen.

Tahapan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran kooperatif tipe TAI ini adalah sebagai berikut: (1) Perencanaan (Planning), (2) Pelaksanaan (Acting), (3) Observasi (Observing), (4) Refleksi (Reflecting).


(61)

35

Penelitian tindakan kelas memiliki ciri yaitu dirancang untuk menanggulangi masalah nyata yang dialami guru dan siswa di kelas tersebut, metodenya

diterapkan secara kontekstual, luwes dan mudah diadaptasi, mengandalkan data yang diperoleh secara langsung atas refleksi peneliti, bersifat situasional dan spesifik, dan mengarah pada perbaikan atau peningkatan kualitas pembelajaran terus menerus berdasarkan tingkat kejenuhan yang menjadi tolok ukur

keberhasilannya. B. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas VII.2 dan VII.3 di SMP Negeri 5 Blambangan Umpu, Way Kanan pada semester ganjil tahun pelajaran

2013/2014 dengan jumlah 30 siswa. C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yaitu persiapan atau pra siklus dan pelaksanaan. Tahap pra siklus dilaksanakan Juni 2013 dan tahap pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Agustus-September 2013. Analisis data dan penulisan hasil laporan penelitian dilakukan pada bulan September 2013.


(62)

36

Tabel 3.1. Daftar Jadwal Pelaksanaan Penelitian

D. Lama Tindakan Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni sampai September 2013. Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dalam 2

pertemuan dan setiap pertemuan memerlukan waktu sebanyak 2 jam pelajaran (2 x 40 menit).

Hal-hal yang dipersiapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Melakukan pra-siklus penelitian melalui observasi dan diskusi bersama guru mata pelajaran IPA di kelas VII untuk mengetahui proses pembelajaran IPA yang berlangsung selama ini.

2. Mempersiapkan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian, yaitu kelas VII.2 dan VII.3 di SMP Negeri 5 Blambangan Umpu.

3. Menyiapkan silabus pembelajaran sebagai acuan merancang RPP. 4. Merancang RPP.

KD Siklus Waktu Pelaksanaan Pembelajaran TAI

1.1. Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya.

Siklus I Pertemuan I Kelas VII.2 9 September 2013 Kelas VII.3 10 September 2013 Pertemuan II Kelas VII.2 10 September 2013 Kelas VII.3 11 September 2013 Pertemuan III Kelas VII.2 16 September 2013 Kelas VII.3 17 September 2013 1.2. Mendeskripsikan

pengertian suhu dan

pengukurannya.

Siklus II Pertemuan I Kelas VII.2 17 September 2013 Kelas VII.3 18 September 2013 Pertemuan II Kelas VII.2 23 September 2013 Kelas VII.3 24 September 2013 Pertemuan III Kelas VII.2 24 September 2013 Kelas VII.3 25 September 2013 3.3 Mendeskripsikan

konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.

Siklus III Pertemuan I Kelas VII.2 30 September 2013 Kelas VII.3 1 Oktober 2013 Pertemuan II Kelas VII.2 1 Oktober 2013 Kelas VII.3 2 Oktober 2013 Pertemuan III Kelas VII.2 7 Oktober 2013 Kelas VII.3 8 Oktober 2013


(63)

37

5. Mempersiapkan LKS. 6. Mempersiapkan materi.

7. Mempersiapkan rubrik penilaian RPP untuk mengukur RPP.

8. Membuat rubrik observasi aktivitas guru dan siswa untuk mengukur aktivitas guru dan siswa.

9. Membuat instrumen tes pembelajaran untuk mengukur prestasi belajar siswa. 10. Menyiapkan program software anatest untuk mengukur validitas, reabilitas,

daya beda dan tingkat kesukaran instrument evaluasi.

E. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. RPP dinyatakan berhasil jika nilai rubrik penilaian RPP mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.

2. Pelaksanaan pembelajaran dinyatakan berhasil bila terjadi peningkatan aktivitas guru pada setiap siklusnya dan pelaksanaan pembelajaran berupa aktivitas siswa dinyatakan berhasil jika terjadi peningkatan keaktifan siswanya. 3. Instrumen penilaian dinyatakan berhasil jika terjadi peningkatan validitas butir

soal, reabilitas butir soal, daya beda butir soal dan tingkat kesukaran butir soal pada setiap siklusnya.

4. Peningkatan prestasi belajar dinyatakan berhasil jika terjadi peningkatan jumlah siswa yang memenuhi nilai KKM sebanyak 70% pada setiap siklusnya.


(64)

38

F. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini terdiri dari 3 siklus, setiap siklus dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu (1) Perencanaan (Planning), (2) Pelaksanaan (Acting), (3) Observasi (Observing), (4) Refleksi (Reflecting). Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi, peneliti bertindak sebagai guru dibantu oleh dua orang pengamat (observer) yang merupakan guru IPA. Sebelum

penelitian dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pra-penelitian melalui observasi dan diskusi dengan guru-guru mata pelajaran IPA untuk mengetahui proses pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini. Prosedur penelitian ini secara garis besar dapat dijelaskan pada diagram alur dimodifikasi dari Kemmis dan Mc Taggart dalam Sri Yamtinah (2013:49) dibawah ini.


(1)

I. Validasi Instrumen Penelitian

a) Validitas butir soal

Sebelum alat ukur digunakan untuk mengukur segala sesuatu maka perlu diketahui tingkat validitas terlebih dahulu. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas bila hasilnya sesuai kriteria dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil itu dengan kriteria. Dengan kata lain alat ukur dikatakan valid jika alat tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan tepat. Menurut Arikunto (2005: 65) sebuah tes memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Dalam hal ini tes harus sesuai dengan kisi-kisi. Penganalisaan validitas dengan menggunakan validitas isi dilakukan bertujuan untuk mengetahui kualitas alat ukur data. Sebelum tes dibuat terlebih dahulu dibuat kisi-kisi tesnya, sehingga dengan demikian indikator yang akan diukur akan terlihat dengan jelas. Untuk mengukur validitas instrumen tes dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing variabel tersebut, apakah secara signifikan

berkolerasi dengan skor totalnya. Untuk memperoleh data yang benar perlu adanya suatu kemantapan dari alat ukur yang digunakan. Untuk lebih jelasnya rumus untuk mencari validitas soal digunakan rumus product moment

(Arikunto, 2005: 72).

 

  ] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( ) ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r


(2)

Keterangan:

r = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y (tingkat validitas) X = Skor Item Soal

Y = Skor Total N = Jumlah Sampel

Selanjutnya validitas suatu tes/instrumen ditandai dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3.6 Kriteria Validitas Tes

Kriteria Indeks Interpretasi

Validitas

0,000 – 0,200 Rendah

0,201 – 0,400 Sedang

0,401 – 0,600 Cukup

0,601 – 0,800 Tinggi

0,801 – 1,000 Sangat Tinggi (sumber : Arikunto (2005: 75).

b) Reliabilitas Tes

Sebagai syarat pokok kedua dari instrumen pengumpulan data adalah reliabilitas. Instrumen yang valid belum tentu reliabel. Suatu instrumen yang reliabel akan diperoleh hasil yang konsisten bila digunakan untuk mengukur subyek penelitian yang sama, namun memiliki karakteristik yang sama, walaupun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Menurut Arikunto (2005:87) realibilitas adalah instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang dapat dipercaya. Untuk mengukur reliabilitas


(3)

instrumen test yaitu instrumen prestasi belajar IPA digunakan Anates. Kriteria Reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.7 Kriteria Reliabilitas Tes

Kriteria Indeks Klasifikasi Penafsiran

Reliabilitas

r11≤ 0,20 Sangat Rendah Buruk Sekali

0,20 < r11≤ 0,40 Rendah Buruk

0,40 < r11≤ 0,60 Sedang Cukup

0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi Baik

r11 > 0,80 Sangat Tinggi Sangat Baik

c) Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran butir soal merupakan salah satu karakteristik butir soal yang dapat menunjukkan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk mudah, sedang atau sukar. Perhitungan tingkat kesukaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bagi para peserta didik. Tingkat kesukaran butir soal akan digunakan AnatesV4 menurut Fernandez (1984) dalam Arikunto (2005: 516) kategori tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal

Kriteria Indeks Klasifikasi Penafsiran

Tingkat kesukaran

ρ ≤ 0,24 Sukar Direvisi

0,25 ≤ ρ ≤ 0,75 Sedang Baik

ρ ≥ 0,76 Mudah Direvisi

d) Daya Beda Butir Soal

Daya beda butir soal digunakan untuk mengetahui sejauh mana tes prestasi belajar dapat membedakan siswa pada kelompok kemampuan tinggi dan siswa pada kelompok kemampuan rendah. Analisis Daya pembeda butir soal akan digunakan AnatesV4. Indeks daya beda butir soal bergerak dari -1 sampai +1,


(4)

semakin tinggi indeks daya beda butir soal tersebut menunjukkan bahwa semakin dapat membedakan peserta tes yang memiliki kemampuan tinggi(pandai) dan siswa yang kurang pandai. Kategori indeks daya beda butir soal menurut Fernandez (1984) dalam Arikunto (2005: 517) adalah sebagai berikut.

Tabel 3.9 Kriteria Daya Beda Butir Soal

Kriteria Indeks Klasifikasi Penafsiran

Daya beda

D ≤ 0,19 Sangat rendah Dibuang

0,20 ≤ D ≤ 0,29 Rendah Direvisi

0,30 ≤ D ≤ 0,39 Sedang Baik

D ≥ 0,40 Tinggi Baik sekali

J. Instrumen Penelitian

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Penilaian RPP menggunakan format lembar penilaian RPP yang diadopsi dari Dirjen Dikti sertifikasi dalam jabatan, suplemen buku 3.

2) Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat diamati dengan lembar observasi penamatan aktivitas guru dan siswa.

3) Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian dievaluasi dengan mencari nilai validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran butir soal dengan software anatest.

4) Prestasi Belajar

Pengukuran prestasi belajar siswa dengan tes tertulis bentuk essay dengan memperhatikan tujuan pembelajaran dan indikator pada masing-masing standar kompetensi.


(5)

K. Teknik Analisis Data

a) Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diukur dengan Lembar Penilaian RPP berdasarkan rubrik penilaian. Setiap komponen dinilai dengan skala 1-5. Rumus menentukan nilai akhir adalah sebagai berikut:

R =

Keterangan: R = Nilai Akhir

Interpretasi kualitas RPP sebagai berikut: a. nilai 4,1 - 5 = Sangat baik;

b. nilai 3,1 - 4 = Baik; c. nilai 2,1 - 3 = Sedang; d. nilai 1,1 - 2 = Kurang; dan e. nilai 1 = Sangat kurang

b) Analisis Aktivitas Guru dan Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas guru dan siswa dengan menghitung rata–rata skor aktivitas guru dan siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

f.

100 x n

x X

i

Keterangan : X = Rata-rata skor aktivitas guru atau siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum (18)


(6)

Menafsirkan atau menentukan kategori indeks aktivitas guru dan siswa sesuai klasifikasi pada tabel berikut:

Tabel 3.10 Klasifikasi Indeks Aktivitas Guru dan Siswa

Interval (%) Kategori

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi Dimodifikasi dari Hake (dalam Widiyaningrum, 2010: 46) 3. Analisis Instrumen Tes Pembelajaran

Instrumen tes pembelajaran dihitung dengan program software anatest untuk menghitung tingkat validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran butir soal.

4. Analisis Prestasi Belajar Siswa

Analisis prestasi belajar siswa dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan :

%P = Persentase Siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65.

∑N70= Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65.

∑N = Jumlah seluruh siswa tiap kelas. %

100

% 65 x

N N P


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 18

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization ( TAI ) Dengan Pemanfaatan Media Komik

0 0 13

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas V SDN I Gonda

0 1 17

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas V SDN I Gonda

0 2 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization dengan Teka-Teki Silang Angka pada Siswa Kelas I

0 4 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMPN 6 PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 14