8
power’, karywawan cenderung meresponnya dengan memalsukan laporan, mencuri property perusahaan dan bentuk tindakan negative lainnya.
D.
Expert power. Kekuasaan yang diperoleh karena pengetahuan dan
keahlian yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Hal tersebut merupakan sumber utama kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin pada saat ini
dan akan terus berlangsung pada masa yang akan datang. E.
Referent Power. Kekuasaan yang diperoleh karena kepribadian khusus
yang dimiliki seorang pemimpin. Pengikut memandang pemimpinnya dengan rasa suka, kagum dan respek. Pemimpin dengan kekuasaan seperti
ini umumnya adalah pemimpin dengan kepribadian yang mengagumkan, berkharisma dan memiliki reputasi terpuji.
Pada pelaksanannya kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin akan menghasilkan komitmen, kepatuhan ataupun penolakan pada pengikut.
Pengamatan terdahulu menyatakan bahwa expert power dan referent power cenderung menimbulkan komitmen, sedangkan legitimate dan reward power akan
menghasilkan rasa kepatuhan. Khusus untuk coercive power, reaksi umum yang muncul adalah sikap penolakan dari bawahan. Untuk memiliki kepemimpinan
yang efektif, seorang pemimpin sebaiknya menggunakan referent, expert dan reward power dengan porposi yang lebih besar dibandingkan legitimate dan
coercive power.
2. Multiple competencies Memiliki beberapa kompetensi
Kompetensi meliputi pengetahuan, kemampuan belajar alami, nilai-nilai, sikap pribadi, dan karakter-karakter lainnya yang menghasilkan kinerja unggul.
Seorang pemimpin yang efektif memiliki kombinasi sempurna dari hal tersebut diatas. Dia memiliki pemgetahuan mengenai organisasi yang dipimpinnya,
memiliki pengetahuan tentang produk yang dihasilkan organisasinya, menguasai startegi bisnis perusahaannya dan sebagainya. Menjadi seorang pemimpin adalah
suatu proses belajar yang terus menerus, tiada henti mengasah kemampuan untuk menyikapi permasalahan yang ada ataupun mencapai tujuan strategis perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
9
Seorang pemimpin yang efektif diharuskan untuk memiliki kemampuan kognitif diatas rata-rata agar dapat mengolah informasi yang sangat banyak
jumlahnya. Bukan berarti harus menjadi seorang yang jenius, tetapi memiliki kemampuan untuk menganalisa pilihan-pilihan dan melihat peluang-peluang
potensial.
3. Trust Rasa Percaya
Dalam setiap hubungan termasuk hubungan dalam pekerjaan, semuanya tergantung pada besarnya tingkat kepercayaan antara pihak-pihak didalam lingkup
pekerjaan tersebut. Contoh rasa percaya yang dalam adalah ketika kita berada dalam kesulitan yang disebabkan oleh orang lain, tetapi kita tetap yakin bahwa
tindakannya tidak akan merugikan kita. Terdapat banyak hubungan kepercayaan di organisasi, misalnya rasa
percaya terhadap rekan kerja, pemimpin kelompok, bawahan, pelanggan, serta adanya rasa percaya terhadap organisasi yaitu CEO dan top management. Seiring
dengan itu terdapat tiga jenis kepercayaan dimana tiap-tiapnya mewakili tingkatan dan bentuk yang berbeda dari suatu hubunga kutipan.
a. Calculus-based trust. Ini merupakan ras apercaya yang paling rendah.
Dalam hal ini akan terdapat sanksi berupa hukuman jika janji gagal dipenuhi. Contohnya, banyak pegawai yang percaya bahwa gaji mereka
pasti dibayar organisasi setiap akhir periode kerja, karena kalau tidak dibayar maka organisasi akan mendapat sanksi dari pemerintah
b. Knowledge-based trust. Rasa percaya yang berkembang karena jalinan
komunikasi dan pengalaman yang dimiliki oleh orang lain. Semakin baik kita mengenal atasan kita, maka semakin akurat prediksi kita terhadap
tindakannya kedepan. Dan jika semakin konsisten tindakan seorang pemimpin maka semakin besar keinganan untuk mempercayainya
kutipan. c.
Identification-based trust. Rasa percaya yang ada karena pemahaman satu sama lain dan adanya ikatan emosi antara masing-masing pihak. Salah satu
Universitas Sumatera Utara
10
pihak akan berpikir, menyukai dan berekasi seperti pihak lainnya. Biasa rasa percaya tingkat ini terdapat pada kelompok dengan prestasi tinggi.
Calculus based-trust adalah rasa percaya yang terlemah dari ketiganya,
karena rasa percaya dapat dengan mudahnya dihancurkan jika janji tidak dapat penuhi. Sedangkan Knowledge –based trust dianggap lebih stabil disbanding
dengan calculus-based trust. Misalnya suatu organisasi memberi posisi staretegis pada orang dari luar dan bukannya memberi kesempatan kepada pegawai didalam
perusahaan seperti yang selalu dilakukan oleh organisasi itu sebelumnya. Pegawai yang memiliki rasa kepercayaan kepada organisasi akan dapat menerima
hal tersebut dan menganggap hal tersebut mungkin disebabkan oleh sesuatu yangharus dilaknakan oleh orgnisasi, karena sebelumnya hal tersebut tidak pernah
terjadi. Diantara ketiganya, identification-based trust merupakan yang paling sehat. Rasa percaya yang tinggi ini membuat karyawan memahami sepenuhnya
organisasi mereka dan tidak ingin melakukan tindakan yang dapat merusaknya. Seperti yang dikelaskan diatas bahwa rasa percaya sangat penting didalam
hubungan pekerjaan karena ini merupakan kontak psikologis dengan organisasi dan pihak-pihak yang didalamnya. Seorang pemimpin yang efektif akan berusaha
untuk menciptakan rasa percaya antara pemimpin ke pengikut dan begitu juga sebaliknya.
4. Communication Komunikasi