Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di Lingkungan III Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas

(1)

LAMPIRAN

Catatan Perkembangan Terintegrasi

No Diagnosa Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi

1. I Selasa/ 18 Juni 2013

10.00

Melakukan pengkajian kembali terhadap klien 11.00

Menanyakan kepada klien apakah ada kendala

klien dalam mempersiapkan makanan maupun memakan makanan 11.20 Menanyakan kepada klien apakah klien dapat membeli makanan yang cukup

11.30

Mengkaji apakah depresi

menjadi penyebab kehilangan selera makan

12.00

Memberikan informasi tentang bahan makanan lansia yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya dan tanpa kontraindikasi pada

S: Klien mengatakan

nafsu makannya agak membaik, kendala

mempersiapkan

makanan maupun memakan makanan yaitu karena klien sendiri dirumah dimana anaknya sibuk kerja sehingga menurunkan minat makan.

O : Klien tampak

segar dan agak membaik

TD : 160/80 mmHg RR : 22 x/i

HR : 80 x/i Temp : 36,5 0 C Makan 2 x sehari dalam porsi besar

A : Klien akan


(2)

Selasa/18 juni 2013 penyakit klien 10.00 Mengevaluasi kondisi klien saat ini

11.00 Mengevaluasi kendala klien dalam mempersiapkan makanan maupun memakan makanan 11.30 Mengevaluasi makanan yang telah dikonsumsi klien

12.00

Menganjurkan klien untuk makan siang dan

makannya dan makan teratur

P : Perencanaan

dilanjutkan yaitu mengkonsumsi makanan pengganti bagi lansia

S : Klien

mengatakan tidak pusing lagi dan kondisi sudah membaik

O : Keadaan

membaik dan tidak pucat

TD : 140/80 mmHg RR : 22 x/i

HR : 80 x/i Temp : 36,2 0 C Makan 3 x sehari

A : Klien akan

makan teratur

P : Perencanaan dilanjutkan yaitu makan makanan


(3)

mengingatkan agar tidak terlambat makan

yang bergizi dan makan teratur


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H. A. Aziz, (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses

Keperawatan. Buku 2. Jakarta: Salemba Medika

Darmojo, R. Boedhi, Martono, H. Hadi, (2006). Geriatrik (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI.

Maryam, R.Siti,Eka, Mia Fatma, Rosidawati, Jubaedi, Ahmad, dan Batubara, Irwan, (2008).

Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika

Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:

Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC

Tarwoto & Wartonah, (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Wilkinson, Judith M., Ahern, Nancy R., (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis


(5)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Perubahan fisik dan penurunan fungsi organ tubuh akan mempengaruhi konsumsi dan penyerapan zat gizi besi. Defisensi zat gizi termasuk zat besi pada lansia, mempunyai dampak terhadap penurunan kemampuan fisik dan menurunkan kekebalan tubuh.

Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya gizi pada lansia adalah keterbatasan ekonomi keluarga, penyakit-penyakit kronis, pengaruh psikologis, hilangnya gigi, adanya gigi palsu, kesalahan dalam pola makan, kurangnya pengetahuan tentang gizi dan cara pengolahannya, serta menurunnya energi. Berbelanja dan penyiapan makanan menjadi sulit karena ketidakmampuan fisik atau kekurangan transportasi. Hidup sendiri menurunkan minat dan kesukaan menyiapkan dan makan makanan

Pengkajian dilakukan terhadap Ny A pada tanggal 17 Juni 2013 dan ditemukan prioritas masalah dengan kebutuhan dasar nutrisi berhubungan dengan kurang dari kebutuhan ditandai dengan penurunan fungsi tubuh, penurunan kekuatan mengunyah, klien mengatakan tidak nafsu makan dan makan 2 x sehari dengan porsi kecil. Sehingga berdasarkan konsep dan kasus tentang nutrisi memiliki persamaan yaitu nutrisi kurang darri kebutuhan terjadi karena dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan, ketidakmampuan fisik, keterbatasan ekonomi keluarga, maupun karena hidup sendiri dimana anaknya sibuk kerja dan pulang malam.

B. Saran

Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi, saya harapkan agar dalam mengatasi nutrisi kurang dari kebutuhan dapat diatasi dengan mencari informasi tentang gizi seimbang, meminta tolong anggota keluarga dalam membantu persiapan makan karena keterbatasan fisik, menghilangkan rasa kesendirian di rumah dimana tidak adanya teman untuk makan bersama yang dapat menurunkan minat untuk makan karena dan memodifikasi makanan agar kebutuhan nutrisi tetap dapat terpenuhi meskipun dalam keterbatasan ekonomi keluarga.


(6)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi

2.1 Definisi Nutrisi

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto, 2006).

2.2Elemen nutrisi atau zat gizi 1. Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber energi utama dalam diet. Tiap gram karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (kkal) (Potter & Perry, 2005). Karbohidrat merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, pada umumnya dalam bentuk amilu. Pembentukan amilum terjadi dalam mulut melalui enzim ptyalin yang ada dalam air ludah. Amilum diubah menjadi maltose, kemudian diteruskan ke dalam lambung. Dari lambung hidrat arang dikirim terus ke usus dua belas jari. Getah pankreas yang dialirkan ke usus dua belas jari mengandung amylase. Dengan demikian, sisa amilum yang belum diubah menjadi maltose oleh amylase pankreas diubah seluruhnya menjadi maltose. Maltose ini kemudian diteruskan ke dalam usus halus. Usus halus mengeluarkan getah pankreas hidrat arang, yaitu maltose yang bertugas mengubah maltose menjadi dua molekul glukosa sakarosa, fruktosa dan glukosa. Laktose bertugas mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Setelah enzim berada dalam usus halus, seluruhnya diubah menjadi monosakarida oleh enzim-enzim tadi.

Rentang asupan karbohidrat dalam diet yang direkomendasikan adalah 50% - 60% dari total kalori, lebih disukai dalam bentuk karbohidrat kompleks, seperti: roti


(7)

dari biji penuh dan sereal. Karbohidrat merupakan sumber utama bahan bakar untuk otak, otot rangka selama latihan, eritrosit dan leukosit, dan medula renal (Potter & Perry, 2005).

2. Lemak

Penyerapan lemak dilakukan secara pasif setelah lemak diubah menjadi gliserol asam lemak. Asam lemak mempunyai sifat empedu, assam lemak yang teremulsi ini mampu diserap melewati dinding usus halus. Penyerapan membutuhkan tenaga, lagi pula tidak semua lemak dapat diserap, maka penyerapan lemak dikatakan dengan cara aktif selektif (A. Aziz Alimul H., 2006).

Metabolisme dari 1 gr hasil lipid lebih dari dua kali energi yang diberikan oleh karbohidrat atau protein. Diet tinggi lemak dan kolesterol telah dikaitkan dengan penyakit jantung koroner dan beberapa tipe kanker. Bagaimanapun, lemak memiliki peranan penting pada nutrisi manusia dan asupan dibawah 10% dalam diet mengarah kepada defisiensi (Potter & Perry, 2005).

3. Protein

Kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim protease. Enzim protease baru terdapat dalam lambung, yaitu pepsin, yang mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton.

Kemudian, tripsin dalam usus dua belas jari yang berasal dari pankreas mengubah sisa protein yang belum sempurna menjadi albuminosa dan pepton. Dalam usus halus, albuminosa dan pepton seluruhnya diubah oleh enzim pepsin menjadi asam-asam amino yang siap untuk diserap.

Meskipun protein memberikan sumber energi (4 kkal/g), juga penting untuk mensistensis (membangun) jaringan tubuh dalam pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan. Protein dapat digunakan untuk menyediakan energi, tetapi karena peranan protein esensial dalam pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan, kalori yang cukup harus disediakan dalam diet dari sumber nonprotein. Protein dihemat sebagai sumber energi ketika ada karbohidrat yang cukup dalam diet untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh (Potter & Perry, 2005).


(8)

4. Mineral

Mineral merupakan elemen esensial nonorganik pada tubuh sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral diklasifikasikan sebagai makromineral ketika kebutuhan sehari-hari adalah 100 mg atau lebih dan elemen renik ketika berkurang dari 100 mg yang diperlukan setiap hari (Potter & Perry, 2005). Mineral tidak membutuhkan pencernaan. Mineral hadir dalam bentuk tertentu sehingga tubuh mudah untuk memprosesnya. Umumnya, mineral diserap dengan mudah melalui dinding usus halus secara difusi pasif maupun transportasi aktif.

Mekanisme transportasi aktif penting jika kebutuhan tubuh meningkat atau adanya diet rendah kadar mineral. Hormon adalah zat yang memegang peranan penting dalam mengatur mekanisme aktif ini. Penyerapan dapat lebih jauh dipengaruhi oleh isi sistem pencernaan.

5. Vitamin

Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi molekul-molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap dengan efektif. Beberapa penyerapan vitamin dilakukan dengan difusi sederhana, tetapi sistem transportasi aktif sangat penting untuk memastikan pemasukan yang cukup.

Vitamin yang larut dalam lemak diserap oleh sistem transportasi aktif yang juga membawa lemak ke seluruh tubuh, seng vitamin yang larut dalam air mempunyai beberapa variasi mekanisme transportasi aktif. Seperti contoh, faktor dasar yang dihasilkan oleh lambung memudahkan penyerapan bitamin B12. Tanpa faktor

tersebut, tubuh tidak mampu menyerap dengan cukup, sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi vitamin tersebut.

6. Air

Air merupakan zat makanan yang paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tubuh manusia terdiri atas 50%-70% air. Asupan air secara teratur sangat penting bagi makhluk hidup untuk bertahan hidup dibandingkan dengan pemasukan nutrisi lain.

Bayi memiliki proporsi air yang lebih besar dibandingkan orang dewasa. Semakin tua umur seseorang, maka proporsi air di dalam tubuhnya akan semakin berkurang. Pada orang dewasa, asupan air berkisar antara 1200-1500 cc per hari, namun


(9)

dianjurkan sebanyak 1900 cc sebagai batas optimum. Selain itu, air yang masuk ke tubuh melalui makanan lain berkisar antara 500-900 cc per hari. Air juga dapat diperoleh melalui hasil akhir proses oksidasi. Kebutuhan asupan air akan semakin meningkat jika terjadi peningkatan pengeluaran air, misalnya melalui keringat, muntah, diare, atau adanya gejala-gejala dehidrasi.

2.3 Masalah Gizi pada Lansia

Perubahan fisik dan penurunan fungsi organ tubuh akan mempengaruhi konsumsi dan penyerapan zat gizi besi. Defisensi zat gizi termasuk zat besi pada lansia, mempunyai dampak terhadap penurunan kemampuan fisik dan menurunkan kekebalan tubuh.

Di samping itu, berbagai penelitian yang dilakukan oleh pakar menunjukkan bahwa masalah gizi pada lansia sebagian besar merupakan masalah gizi berlebih dan kegemukan atau obesitas yang memicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes melitus, batu empedu, gout (rematik), ginjal, sirosis hati dan kanker. Sedangkan masalah gizi kurang juga banyak terjadi seperti Kurang Energi Kronis (KEK), anemia, dan kekurangan zat gizi mikro lain.

1. Kegemukan atau obesitas

Keadaan ini disebabkan karena pola konsumsi yang berlebihan, terutama makan yang banyak mengandung lemak, protein, dan karbohidrat yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Kegemukan biasanya terjadi sejak usia muda, bahkan sejak anak-anak. Proses metabolisme yang menurun pada lansia bila tidak diimbangi dengan peningkatan aktivitas fisik atau penurunan jumlah makanan, maka kalori yang berlebih akan diubah menjadi lemak yang mengakibatkan kegemukan.

Selain mengalami kegemukan secara keseluruhan, kegemukan pada bagian perut lebih berbahaya karena kelebihan lemak di perut dihubungkan dengan meningkatnya resiko jantung koroner dari pada lemak di bagian lain.

Untuk menentukan apakah seseorang mengalami kegemukan atau obesitas dapat dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT) yang dihitung dengan rumus:

BB

IMT =


(10)

BB = Berat Badan (kg) TB = Tinggi Badan (m)

Apabila = IMT 25-27 = Kegemukan IMT > 27 = Obesitas

Kegemukan dan obesitas merupakan faktor pencetus berbagai penyakit seperti yang dijelaskan dibawah ini:

a) Penyakit jantung koroner

Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan akan meningkatkan resiko penyakit jantung koroner. Lemak jenuh dan kolesterol hanya terdapat pada bahan makanan hewani terutama kambing, sapi, kerbau, dan ayam. Sedangkan ikan banyak mengandung asam lemak tak jenuh. Oleh karena itu, usia lanjut usia disarankan mengkonsumsi ikan karena dapat menurunkan resiko menderita penyakit jantung dibandingkan mengkonsumsi sumber protein hewani yang lain. b) Diabetes melitus

Diabetes melitus adalah suatu keadaan atau kelainan dimana terdapat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, protein yang disebabkan oleh kekurangan insulin atau tidak berfungsinya insulin. Akibatnya gula dalam darah tertimbun (tinggi).

Diabetes melitus ini dibagi menjadi dua jenis:

i. Diabetes melitus tipe I, yaitu Insulin Dependent DM (IDDM)

ii. Diabetes melitus tipe II, yaitu Non-Insuline Dependent DM (NIDDM) c) Hipertensi

Apabila berat badan seseorang berlebih sudah tentu akan meningkatkan beban kerja jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini akan mengakibatkan tekanan darah cenderung akan lebih tinggi. Selain itu, pembuluh darah pada lansia lebih tebal dan kaku atau disebut aterosklerosis, sehingga tekanan darah akan meningkat. Bila disertai adanya plak disekitar dinding dalam arteri, hal tersebut akan menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah yang dapat membuat terjadinya penyumbatan pada arteri koroner dan stroke (pecahnya pembuluh darah), bila terjadi pada otak dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian.


(11)

Untuk lansia hendaknya mengurangi konsumsi natrium (garam), karena garam yang berlebih dalam tubuh dapat meningkatkan tekanan darah.

d) Sirosis hepatis

Sirosis hepatis disebabkan karena lemak berlebih yang tertimbun di dalam hati. Terjadinya perlemakan pada hati akan memicu terjadinya penyakit sirosis hepatis. 2. Tulang keropos (osteoporosis)

Massa tulang telah mencapai maksimum pada usia 35 tahun untuk wanita dan 45 tahun untuk pria. Bila konsumsi kalsium kurang dalam jangka waktu lama akann timbul keropos tulang (osteoporosis). Lansia dianjurkan mengkonsumsi susu karena merupakan sumber kalsium yang baik.

3. Anemia

Penyebab anemia pada lansia adalah kekurangan zat gizi Fe, asam folat, vitamin B12, dan protein. Faktor lainnya seperti kemunduran proses metabolisme sel darah merah (hemoglobin) juga terjadi. Gejala yang tampak seperti cepat lelah, lesu, otot lemah, letih, pucat, berdebar-debar, sesak napas waktu kerja, kesemutan, mengeluh sering pusing, mata berkunang-kunang dan mengantuk, kelopak mata, bibir dan telapak tangan menjadi pucat, Hb < 8 gram/dl, serta kemampuan konsentrasi menurun.

Batas normal jumlah sel darah merah dalam tubuh (Hb) adalah sebagai berikut: i. Pria dewasa : 13-18 gram/dl

ii. Wanita dewasa : 11,5-16,5 gram/dl 4. Gout

Asam urat dalam darah yang tinggi akan menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan sendi. Pada penderita gout hendaknya mengurangi konsumsi lemak. Asam urat yang tinggi dalam darah merupakan pencetus terjadinya batu ginjal.

5. Kurangi Energi Kronis (KEK)

Menurunnya nafsu makan yang berkepanjangan pada lansia akan menyebabkan berat badan menurun drastis. Hal ini menyebabkan jaringan ikat menjadi keriput dan badan kurus.

Zat gizi mikro yang kurang meliputi hal-hal berikut ini:

a) Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kekeringan pada selaput lendir mata dan sering dikaitkan dengan katarak pada lansia


(12)

b) Kekurangan vitamin B1, asam folat, dan vitamin B12. Kekurangan vitamin tersebut dapat menyebabkan meningkatnya kadar homosistein sehingga menyebabkan penebalan pembuluh darah dan resiko jantung koroner serta darah tinggi

c) Kekurangan vitamin C menyebabkan sariawan di mulut dan perdarahan pada gusi. Vitamin ini yang bersumber dari sayur dan buah-buahan

d) Kekurangan vitamin D menyebabkan penurunan densitas tulang yang makin parah

e) Kekurangan vitamin E berkhasiat sebagai antioksidan

f) Kekurangan mineral Zn (seng) terjadi karena kurangnya konsumsi makanan hewani sehingga dapat mengakibatkan kekurangan Zn yang menyebabkan terjadinya kekurangan pada daya pengecap dan kelainan pada kulit.

(Maryam R.S, Ekasari M F, Rosidawati, Jubaedi A, Batubara I, 2008). 2.4 Faktor-faktor Penyebab Kurang Gizi pada Lansia

Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya gizi pada lansia adalah keterbatasan ekonomi keluarga, penyakit-penyakit kronis, pengaruh psikologis, hilangnya gigi, adanya gigi palsu, kesalahan dalam pola makan, kurangnya pengetahuan tentang gizi dan cara pengolahannya, serta menurunnya energi. Berbelanja dan penyiapan makanan menjadi sulit karena ketidakmampuan fisik atau kekurangan transportasi. Hidup sendiri menurunkan minat dan kesukaan menyiapkan dan makan makanan (Potter & Perry, 2005).

2.5 Pedoman Umum Gizi Seimbang untuk lansia di Indonesia

Khusus Indonesia, Departemen Kesehatan telah menerbitkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) (DepKes, 1995) yang berisi 13 pesan dasar

gizi seimbang bagi lansia dengan dasar PUGS dan dengan `mempertimbangkan pengurangan berbagai resiko penyakit degenerasi yang dihadapi para lansia.

1. Makanlah aneka ragam makanan

Mengkonsumsi berbagai bahan makanan secara bergantian akan menurunkan kemungkinan kekurangan zat gizi tertentu


(13)

2. Makanlah sumber karbohidrat kompleks (serealia, umbi) dalam jumlah sesuai dengan anjuran. Tujuannya adalah menjamin cukup serat, serta tidak bersifat refined

carbohydrate

3. Batasi konsumsi lemak dan minyak berlebihan. Gunakanlah sumber lemak nabati seperti kacang-kacangan. Tujuannya mengurangi konsumsi lemak jenuh, trigliserida dan kolesterol yang merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler

4. Makanlah sumber zat besi yang cukup, bergantian antara sumber hewan dan nabati, sumber hewani ada pada daging (red meat), sumber nabati ada pada semua sayur yang berwarna hijau pekat. Hal ini perlu ditekan karena anemia masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia dan terdapat di berbagai kelompok umur

5. Minumlah air yang bersih, aman, cukup jumlahnya dan telah didihkan. Anjuran ini bersifat mendidik agar tiap orang meminum air bersih yang tidak membawa kontaminasi baik bahan kimiawi maupun mikroorganisme

6. Kurangi konsumsi makanan, jajanan dan minuman yang tinggi gula murni dan lemak. Anjuran ini diberikan untuk mengurangi kemungkinan terkena penyakit diabetes melitus

7. Perbanyak frekuensi konsumsi hewani laut dalam menu harian. Lemak tak jenuh omega 3 yang banyak pada golongan ikan telah terbukti memberikan perlindungan terhadap atau mencegah terjadinya aterosklerosis.

8. Gunakanlah garam ber-yodium, namun batasilah penggunaan garam secara berlebihan, atau kurangi konsumsi makanan yang diawetkan atau diolah dengan banyak menggunakan garam, penyedap atau pengawet lainnya. Penggunaan garam iodium masih perlu dikampanyekan mengingat Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia dan dapat mengenai semua golongan umur.

9. Perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan berwarna hijau, kuning maupun orange karena banyak mengandung serat, vitamin C, provitamin A dan vitamin E yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang terjadi secara dini (Darmojo & Martono, 2006).


(14)

2.9Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi 2.9.1 Pengkajian

1.1Riwayat keperawatan dan diet

Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang, dan rencana makanan untuk masa selanjutnya (A. Aziz Alimul H., 2006).

a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan. b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?

c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode waktunya?

d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet? e. Adakah toleransi makan atau minum tertentu? (Tarwoto, 2006). 1.2Faktor yang mempengaruhi diet

a. Status kesehatan

b. Kultur dan kepercayaan c. Status sosial ekonomi d. Faktor psikologis

e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet (Tarwoto, 2006). 1.3Kemampuan makan

Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain kemampuan mengunyah, menelan dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain (A. Aziz Alimul H., 2006).

1.4 Pengetahuan tentang nutrisi

Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi (A. Aziz Alimul H., 2006).

1.5Nafsu makan, jumlah asupan 1.6Tingkat aktivitas

1.7Pengkonsumsian obat 1.8Pemeriksaan fisik


(15)

a. Keadaan fisik : apatis, lesu

b. Berat badan : obesitas, kurus (underweight) c. Otot : flaksia atau lemah, tonus kurang,

tenderness, tidak mampu bekerja d. Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, paresthesia,

reflek menurun

e. Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran liver atau lien

f. Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100 kali/ment, irama abnormal, tekanan darah rendah atau tinggi

g. Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah atau patah-patah

h. Kulit : kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada

i. Bibir : pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa pucat

j. Gusi : pendarahan, peradangan

k. Lidah : edema, hiperemis

l. Gigi : karies, nyeri, kotor

m. Mata : konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi

n. Kuku : mudah patah (Tarwoto, 2006). o. Pengukuran antropometri

Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar lengan. Tinggi badan anak dapat digambarkan pada suatu kurva atau grafik sehingga dapat terlihat pola perkembangannya. Tinggi dan berat badan orang dewasa sering dibandingkan dengan bermacam-macam peta untuk dirinya. Pada umumnya, berat untuk pria lebih dari berat badan seorang wanita walaupun tingginya sama. Ini disebabkan pria mempunyai persentase jaringan dan struktur tulang yang berbeda. Seseorang dengan persentase bagian tubuh


(16)

yang besar dan jaringan otot yang banyak akan terlihat gemuk (over weight). Metode khusus yang sering digunakan untuk mengukur besar tubuh seseorang adalah area kulit yang berada diatas otot trisep. Pada umumnya, wanita mempunyai lipatan kulit yang lebih tebal di daerah ini. Ini disebabkan banyaknya jaringan subkutan pada wanita, sehingga membuat wanita terlihat lebih gemuk (A. Aziz Alimul H., 2006).

i. Berat badan ideal : (TB-100) ± 10% ii. Lingkar pergelangan tangan

iii. Lingkar lengan atas (MAC) Nilai normal Wanita : 28,5 cm Pria : 28,3 cm iv. Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)

Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm Pria : 12,5-16,5 cm p. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb, glukosa, elektrolit, dan lain-lain.

i. Albumin (N:4-5,5 mg/100 ml) ii. Transferin (N: 170-25 mg/100ml)

iii. Hb (N: 12 mg%)

iv. BUN (N: 10-20 mg/100 ml)

v. Ekskresi keratin untuk 24 jam(N: laki-laki : 0,6-1,3 mg/100 ml, wanita:0,5-1,0 mg/100 ml) (Tarwoto, 2006).

2.9.2Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi: Keadaan dimana intake nutrisi kurang dari kebutuhan metabolisme tubuh.


(17)

a. Efek dari pengobatan b. Mual/muntah

c. Gangguan intake makanan d. Radiasi/kemoterapi

e. Penyakit kronis

Kemungkinan data yang ditemukan: a. Berat badan menurun

b. Kelemahan c. Kesulitan makan

d. Nafsu makan berkurang e. Hipotensi

f. Ketidakseimbangan elektrolit g. Kulit kering

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada: a. Anoreksia nervosa

b. AIDS c. Pembedahan d. Kehamilan e. Kanker f. Anemia g. Marasmus

Tujuan yang diharapkan:

a. Terjadi peningkatan berat badan sesuai batas waktu b. Peningkatan status nutrisi

Kekurangan nutrisi, berhubungan dengan:

a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat penyakit infeksi, luka bakar ataupun kanker.

b. Disfagia akibat kelumpuhan serebral

c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat intoleransi laktosa d. Penurunan nafsu makan


(18)

e. Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran lainnya

f. Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya g. Kesulitan mengunyah

2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

Definisi: pasien dengan resiko atau aktual mengkonsumsi makanan melebihi dari kebutuhan metabolisme tubuh

Kemungkinan berhubungan dengan: a. Kelebihan intake

b. Gaya hidup c. Perubahan kultur

d. Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori Kemungkinan data yang ditemukan: a. 20% lebih berat daari badan ideal b. Pola makan yang berlebihan

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada: a. Obesitas

b. Hipotiroidesme

c. Pasien dengan pemakaian kortikosteroid d. Imobilisasi yang lama

e. Chushings sysdrome

f. Bulimia

Tujuan yang diharapkan:

a. Teridentifikasinya kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol b. Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang

c. Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan (Tarwoto, 2006). Kelebihan nutrisi, berhubungan dengan:

a. Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi b. Penurunan fungsi pengecap atau penciuman

c. Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi d. Penurunan kebutuhan metabolisme


(19)

e. Kelebihan asupan f. Perubahan gaya hidup

2.9.3Perencanaan Keperawatan Tujuan:

1. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang 2. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi

3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral Rencana Tindakan:

1. Monitor perubahaan kebutuhan yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya

2. Kurangi faktor yang mempengaruhi perubahan nutrisi 3. Ajarkan untuk merencanakan makanan

4. Kaji tanda vital dan bising usus

5. Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin

6. Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya. Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:

1. Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan

2. Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering dengan memerhatikan jumlah kalori dan tanpa kontraindikasi

3. Manata ruangan senyaman mungkin 4. Menurunkan stres psikologis

5. Menjaga kebersihan mulut

6. Menyajikan makanan mudah dicerna 7. Hindari makanan yang mengandung gas

Tindakan pada gangguan obstruksi mekanisme secara umum dapat dilakukan dengan cara:


(20)

1. Lakukan kebersihan mulut segera dengan kumur-kumur menggunakan minuman bikarbonat rendah 1 kalori atau ½ atau ¼ larutan hydrogen peroksida dan air sebagai pembersih mulut

2. Ajarkan teknik mempertahankan nafsu makan dengan mengubah variasi dan kepadatan seperti jus atau sop kental

3. Gunakan suplemen tinggi kalori atau protein

Tindakan pada gangguan kesulitan makan secara umum dapat dilakukan dengan cara:

1. Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada kursi atau di tepi tempat tidur 2. Pertahankan posisi selama 10-15 menit

3. Fleksikan kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45 derajat untuk mempertahankan kepatenan esofagus

4. Mulai dari jumlah kecil

5. Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makanan yang pedas atau asam, makanan berserat (sayuran mentah), dan rendam makanan kering agar lunak Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:

1. Hindari makanan yang mengandung lemak 2. Berikan motivasi untuk menurunkan berat badan 3. Lakukan program olahraga (A. Aziz Alimul H., 2006).


(21)

B. Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian Keperawatan Gerontik I Identitas

a. Nama : Ny. A

b. Tempat/ tanggal lahir : Mandailing/ 01 Mei 1946 (67 tahun) c. Jenis kelamin : Perempuan

d. Status perkawinan : Janda

e. Agama : Islam

f. Suku : Mandailing

g. Pendidikan : SD tidak tamat (kelas 3 SD) h. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

i. Alamat : Gang Desa No. 59A Lingkungan III Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas

Komposisi Keluarga Lansia :

Ny. A adalah seorang janda yang memiliki 5 orang anak. 2 laki-laki dan 3 perempuan, anak ketiga (perempuan) Ny. A telah meninggal dunia saat berumur 25 tahun karena sesak nafas yang terjadi secara tiba-tiba. Suami Ny A telah meninggal dunia saat berumur 45 tahun yang disebabkan oleh badan lemas, sering hilang akal dan tiba-tiba jatuh di kantor. Suami Ny A bekerja sebagai pegawai Korem di Mandailing.


(22)

I. Riwayat kesehatan keluarga/genogram

Keterangan:

Laki-laki Perempuan Klien

Meninggal

Serumah II. Riwayat kesehatan saat ini

Saat ini Ny A menderita hipertensi, rematik, susah tidur (gangguan pola tidur), tidak nafsu makan dan penglihatan berkurang yang disebabkan oleh usia. Ny A menderita hipertensi sejak 2 tahun yang lalu. Saat bangun tidur, kaki Ny A terasa berat, dingin dan kebas. Beberapa waktu yang lalu, Ny A hanya minum obat yang diberikan dokter tetapi saat ini Ny A tidak minum obat lagi karena merasa bosan.


(23)

III. Riwayat kesehatan masa lalu

Dahulu (Ny A tidak ingat waktunya) Ny A pernah mengalami sakit jantung dan berobat jalan di Rumah Sakit Tentara Padang Sidempuan dan selama hamil anak pertama dan kedua, Ny A tidak makan nasi hanya memakan pisang yang dibakar selama 6 bulan karena tidak adanya nafsu makan. Selain itu, Ny A mengalami sakit maag dan minum obat tradisional yaitu cuka apel. Sehingga dahulu kondisi Ny A. sangat lemah.

IV. Riwayat sehari-hari

a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit

Menurut Ny A, sakit yang ia alami saat ini adalah karena penurunan daya tubuh dan faktor usia. Ny A tidak pernah beranggapan jika penyakit yang ia alami sekarang disebabkan oleh diguna-gunai maupun di pelet orang.

b. Kebiasaan

Ny A memiliki kebiasaan menyuapi makan cucunya kelas 4 SD yang bernama Manda. Selain itu, Ny A melakukan pekerjaan rumah yang ringan seperti menyuci, memasak dan terkadang menyapu karena Ny A tak sanggup berlama-lama menyapu karena pinggang dan punggungnya sakit. Jika ada waktu senggang, Ny A bercerita dengan ibu-ibu tetangga rumahnya.

c. Pola nutrisi

Ny A makan 2 x sehari dengan porsi kecil bahkan terkadang Ny A makan bagi 2 dengan cucunya yang bernama Manda. Ny A mengatakan bahwa selama ini Ny A tidak selera makan, ketidakmampuan mengunyah menjadi faktor Ny. A tidak selera makan juga. BB awal Ny. A yaitu 42 kg dan BB sekarang 41 kg

d. Pola istrahat/ tidur

Ny A tidur tidak teratur. Terkadang Ny A tidur jam 22.00 dan terbangun jam 01.00 untuk BAK dan termenung sejenak lalu tidur lagi dan terbangun lagi jam 05.00 untuk sholat dan setelah itu tidak dapat tidur lagi.

e. Pola eliminasi

BAK : sering tetapi sedikit, tidak ada rasa nyeri saat berkemih, warna kekuning-kuningan, frekuensi 10x/hari dengan volume ± 5 cc tiap BAK


(24)

f. Kebiasaan olahraga

Ny A tidak memiliki kebiasaan berolahraga karena tidak ada teman untuk berolahraga dan dipengaruhi oleh usia yang memiliki keterbatasan dalam bergerak.

g. Kemampuan melakukan aktifitas

Ny A mampu melakukan pekerjaan rumah dengan baik dan dapat bermain bersama dengan cucunya.

h. Rekreasi

Ny A jarang keluar rumah tetapi jika ada senggang waktu, Ny A bercerita dengan ibu-ibu tetangga rumahnya karena anaknya yang tinggal bersamanya sibuk kerja. V. Riwayat psikologi

Beban pikiran Ny A saat ini adalah anak perempuannya belum menikah sedangkan Ny A menginginkan anaknya menikah. Selain itu, Ny A juga kasihan melihat anaknya yang sibuk bekerja dari pagi sampai sore berjualan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Tetapi hal tersebut tidak membuat Ny A stres.

VI. Riwayat sosial

Setiap hari senin dan kamis Ny A mengikuti perwiritan di lingkungan Garu III atau Garu IV bersama dengan tetangganya.

VII. Riwayat spiritual & kultural

Walaupun kondisi Ny A kurang sehat, Ny A tetap malaksanakan sholat dengan tepat waktu dan keluarga Ny A masih mengikuti adat Mandailing jika ada acara-acara.

VIII. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum

Ny A sangat kooperatif, dapat diajak berbicara dengan baik, kondisi fisik Ny A baik, wajah segar, rambut rapi tetapi penuh uban, kulit keriput dan mampu berjalan dengan baik, BB = 41 kg, dan TB = 155 cm.

b. Tanda-tanda vital TD : 160/80 mmHg RR : 22 x/i

HR : 80 x/i Temp : 36,5 0 C


(25)

c. Sistem pernapasan

Ny A tidak ada mengeluh sesak nafas, ventilasi baik, RR : 22 x/i, dan bentuk dada normal.

d. Sistem kardiovaskuler

Ny A tidak ada merasakan nyeri dada, dan HR : 80 x/i e. Sistem gastrointestinal

Ny A memiliki riwayat penyakit maag dahulu tetapi sekarang tidak ada lagi f. Sistem genitourinary

Ny A telah menopause g. Sistem muskuloskletal

Gerakan ROM tangan dan kaki baik, kekuatan otot baik. Tetapi terkadang jika bangun pada pagi hari kaki Ny A terasa kebas, berat dan tak dapat digerakkan.

h. Sistem neurologi

Ny A dapat membedakan bau, penglihatan Ny A berkurang karena faktor usia dan tidak memakai kacamata lagi, terdapat edema pada sudut kelopak mata sebelah kiri, pupil dapat bereaksi terhadap cahaya, pergerakan bola mata baik, Ny A dapat merasakan rasa nyeri, rabaan, panas dingin dan getaran, Ny A dapat menggerakan mulut dengan baik, otot wajah dapat dapat menunjukkan ekspresi, indra pengecapan sudah agak menurun, pendengaran baik, dapat menelan dengan baik, dan dapat berbicara dengan baik dan jelas.

IX. Pemeriksaan penunjang

Saat sakit, Ny A berobat ke klinik dokter maupun klinik bidan. X. Riwayat terapi


(26)

2. Analisa data

No Data Etiologi Masalah

1. DS:

•Klien mengatakan nafsu makan menurun

•Makan 2 x sehari •BB = 41 kg dengan

BB awal 42 kg DO:

• Lemas

• Makan nasi porsi kecil dan bagi dua dengan cucu

•Ketidakmampuan Ny A. mengunyah makanan karena gigi bagian depannya tidak ada lagi

Usia lanjut

Penurunan fungsi tubuh

Kekuatan otot menurun dan sekresi air liur menurun

Kekuatan mengunyah menurun

Hilangnya nafsu makan

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Nutrisi kurang dari kebutuhan

2. DS:

•Klien mengatakan tidak teratur tidur •Klien mengatakan

tidur jam 22.00, bangun jam 01.00 untuk BAK dan termenung sejenak lalu tidur lagi dan terbangun lagi jam 05.00 setelah itu

Usia lanjut

Insomnia

Gangguan pola tidur


(27)

tidak bisa tidur lagi DO:

• Mata berkantung • Menguap saat siang

hari • Lemas 3. DS:

•Klien mengatakan BAK sering tapi sedikit

•Frekuensi 10x/hari dengan volume ± 5 cc tiap BAK

DO:

•Sering minum

•Sering ke kamar mandi

Usia lanjut

Penurunan luaran urin

Retensi

Gangguan eliminasi

Gangguan eliminasi : retensi urin

3. Rumusan masalah

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan hilangnya nafsu makan ditandai dengan penurunan fungsi tubuh, penurunan kekuatan mengunyah, klien mengatakan tidak nafsu makan dan makan 2 x sehari dengan porsi kecil.

b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia ditandai dengan lemas, mata berkantung, menguap pada siang hari dan klien mengatakan tidak teratur tidur.

c. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan penurunan haluan urin ditandai dengan retensi urin, dan BAK sering tapi sedikit.


(28)

Diagnosa Keperawatan Prioritas:

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan hilangnya makan ditandai dengan penurunan fungsi tubuh, penurunan kekuatan mengunyah, klien mengatakan tidak nafsu makan dan makan 2 x sehari dengan porsi kecil.

4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional Hari/tanggal No.

DX Perencanaan Keperawatan

Selasa/ 18 Juni 2013

I Tujuan dan Kriteria Hasil:

1.Klien akan mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal

2.Klien dapat menjelaskan komponen diet bergizi adekuat 3.Klien dapat mengungkapkan tekad untuk mematuhi diet 4.Klien dapat menoleransi diet yang dianjurkan

5.Klien dapat melaporkan tingkat energi yang kuat

Rencana Tindakan Rasional

1.Kaji kemampuan kognitif dan fungsional yang dapat menggangu kemampuan klien

untuk mempersiapkan makanan dan memakan

makanan (misalnya: kemampuan mencapai rak

makanan)

2.Kaji apakah klien dapat membeli makanan yang cukup 3.Kaji apakah depresi menjadi

penyebab kehilangan selera makan

4.Kaji pasien terhadap kurang protein dan energi, yang umum

1. Untuk mengetahui

tingkat kemampuan

klien dalam mempersiapkan

makanan

2. Untuk mengetahui

kemampuan klien membeli makanan yang bergizi

3. Depresi dapat

menghilangkan rasa nafsu makan menurun

4. Mengetahui asupan


(29)

terjadi pada lansia seimbang

Hari/tanggal No.

DX Perencanaan Keperawatan

Rabu/ 19 Juni 2013

II Tujuan dan Kriteria Hasil:

1. Meningkatkan tingkat kenyamanan tidur 2. Meningkatkan kualitas hidup

3. Meningkatkan pola tidur klien

Rencana Tindakan Rasional

1.Pantau pola tidur klien dan catat hubungan faktor fisik maupun faktor psikologis yang dapat mengganggu pola tidur klien

2.Jelaskan pada klien tentang pentingnya tidur yang adekuat 3.Hindari suara keras dan

penggunaan lampu saat tidur malam

4.Ajarkan klien untuk

menghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang dapat mengganggu tidur

5.Berikan tidur siang, jika diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tidur

1. Untuk mengetahui

faktor-faktor yang mengganggu pola tidur klien

2. Memberikan informasi kepada klien tentang pentingnya tidur

3. Suara keras dan

hidupnya lampu pada saat tidur dapat mengganggu tingkat kenyamanan tidur klien

4. Makan dan minum

sebelum tidur dapat menghambat klien untuk cepat tidur

5. Tidur siang dapat mengganti jadwal tidur kita pada malam hari


(30)

Hari/tanggal No.

DX Perencanaan Keperawatan

Kamis/ 20 Juni 2013

III Tujuan dan Kriteria Hasil:

1. Menunjukkan evaluasi kandung kemih 2. Bebas dari infeksi saluran kemih

3. Melaporkan penurunan spasme kandung kemih

4. Mempunyai keseimbangan asupan dan haluan dalam 24 jam

Rencana Tindakan Rasional

1.Lakukan program pelatihan evaluasi kandung kemih

2.Bagi cairan dalam sehari dalam menjamin asupan yang adekuat tanpa adanya distensi kandung kemih yang berlebihan

3.Berikan cukup waktu untuk mengosongkan kandung kemih ( 10 menit)

1. Latihan ini guna

menahan urin dalam kandung kemih

2. Mengkonsumsi cairan sesuai dengan kebutuhan

3. Melatih untuk

mengosongkan kandung kemih untuk berlatih menahan BAK dengan baik

5. Pelaksanaan Keperawatan Hari/tanggal No

DX Implementasi Evaluasi

Selasa/ 18 Juni 2013

I 1. Menanyakan kepada klien apakah ada kendala klien dalam mempersiapkan makanan maupun memakan makanan

2. Menanyakan kepada klien apakah klien dapat membeli makanan yang cukup

S : Klien mengatakan

nafsu makannya agak membaik, kendala dalam mempersiapkan makanan maupun memakan makanan yaitu karena klien sendiri dirumah dimana anaknya


(31)

3. Mengkaji apakah depresi menjadi penyebab kehilangan selera makan

4. Memberikan informasi tentang bahan makanan lansia yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya dan tanpa kontraindikasi pada penyakit klien

sibuk kerja sehingga menurunkan minat makan.

O : Klien tampak segar dan

agak membaik TD : 160/80 mmHg RR : 22x/i

HR : 80x/i Temp : 36,50 C

Makan 3 x sehari dalam porsi kecil

A : Klien akan

meningkatkan nafsu

makannya dan makan teratur

P : Intervensi dilanjutkan

yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi

Hari/tanggal No


(32)

Rabu/ 19 Juni 2013

II 1.Memantau pola tidur klien dan catat hubungan faktor fisik maupun faktor psikologis yang dapat mengganggu pola tidur klien

2.Menjelaskan pada klien tentang pentingnya tidur yang adekuat 3.Hindari suara keras dan

penggunaan lampu saat tidur malam

4.Mengajarkan klien untuk menghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang dapat mengganggu tidur

5.Memberikan tidur siang, jika diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tidur

S : Klien mengatakan

Pola tidurnya kurang teratur dan sering terbangun tengah malam.

O : Mata berkunang,

menguap siang hari dan lemas

A : Klien akan

meningkatkan pola tidur

P : Intervensi dilanjutkan

yaitu tidur teratur

Hari/tanggal No

DX Implementasi Evaluasi

Kamis/ 20 Juni 2013

III 1.Melakukan program pelatihan evaluasi kandung kemih

2. Membagi cairan dalam sehari dalam menjamin asupan yang adekuat tanpa adanya distensi kandung kemih yang berlebihan

3.Memberikan cukup waktu untuk mengosongkan kandung kemih ( 10 menit)

S : Klien mengatakan

BAK dengan frekuensi 10x/hari dengan volume ± 5 cc tiap BAK

O : Sering minum, sering ke


(33)

A : Klien akan melakukan

latihan pengosongan kandung kemih

P : Intervensi dilanjutkan

yaitu dengan mengontrol pola eliminasi dengan baik


(34)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan status gizi pada lansia disebabkan perubahan lingkungan maupun faali dan status kesehatan mereka. Perubahan ini akan makin nyata pada kurun usia decade 70-an. Faktor lingkungan antara lain meliputi perubahan kondisi ekonomi yang terjadi akibat memasuki masa pensiun, isolasi sosial berupa hidup sendiri setelah pasangannya meninggal, dan rendahnya pemahaman gizi menyebabkan mundurnya atau memburuk keadaan gizi lansia. Faktor kesehatan yang berperan dalam perubahan status gizi antara lain adalah naiknya insidensi penyakit degenerasi maupun non degenerasi yang berakibat dengan perubahan dalam asupan makanan, perubahan dalam absorpsi dan utilisasi zat-zat gizi di tingkat jaringan, dan pada beberapa kasus dapat menyebabkan oleh obat-obat tertentu yang harus diminum para lansia oleh karena penyakit yang sedang dideritanya (Darmojo & Martono, 2006).

Lansia seperti juga tahapan-tahapan usia yang lain dapat mendapat baik keadaan gizi lebih maupun kekurangan gizi. Boedhi-Darmoyo (1995) melaporkan bahwa lansia di Indonesia yang dalam keadaan gizi ada 3,4% berat badan kurang sebesar 28,3%, berat badan ideal berjumlah 42,4%, berat badan lebih ada 6,7% dan obesitas sebanyak 3,4% (Darmojo & Martono, 2006).

Hasil penelitian status gizi lansia berdasarkan Index Massa Tubuh adalah 50,3% status gizi normal, 33,6% gizi kurang, 16,1% gizi lebih. Sementara 47,6% lansia normal dan tidak membutuhkan pengkajian lebih lanjut sedangkan 52,4% lansia mungkin malnutrisi dan membutuhkan pengkajian lebih lanjut berdasarkan The Mini Nutritional

Assessment. Berdasarkan hal diatas, maka penulis ingin melakukan Asuhan Keperawatan

pada Ny A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di Lingkungan III Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas.


(35)

B. Tujuan

Tujuan umum:

Memahami konsep asuhan keperawatan lansia dengan masalah nutrisi Tujuan khusus:

1. Memahami tentang pengkajian lansia dengan masalah nutrisi

2. Mengetahui asuhan keperawatan lansia dengan masalah nutrisi: kurang dari kebutuhan

C. Manfaat

Adapun hasil penelitian ini diharapkan : 1. Untuk Kegiatan Belajar Mengajar

Sebagai sumber informasi dalam menangani masalah kesehatan pada lansia khususnya nutrisi: kurang dari kebutuhan

2. Untuk Kebutuhan Klien

Membantu meningkatkan kesehatan lansia dalam upaya pencegahan nutrisi: kurang dari kebutuhan

3. Untuk Penulis


(36)

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Nutrisi di Lingkungan III Kelurahan Harjosari

Kecamatan Medan Amplas

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Tiara P P Hulu 102500021

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara


(37)

(38)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di Lingkungan III Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas

Dalam menyelesaikan laporan Asuhan Keperawatan ini penulis telah berusaha untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa laporan Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari sempurna.

Terselesaikannya laporan Asuhan Keperawatan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara

3. Ibu Evi Karota Bukit S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Bapak Iwan Rusdi S.Kp, MNS selaku dosen yang telah membimbing saya dalam penyelesaian KTI ini

6. Bapak Ismayadi S.Kep, NS selaku dosen penguji saya dalam KTI ini

7. Kedua orangtua saya yang saya cintai, yang selaku mendoakan dan sabar menanggapi segala tingkahlaku saya selama proses penyelesaian KTI saya ini

8. Abang Meiman, adek Sri, Tian dan semua keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam proses penyelesaian KTI ini

9. Orang yang saya sayangi abang Adilius Zalukhu selaku pacar saya yang selalu membimbing, mengarahkan dan sabar dalam setiap tingkahlaku saya selama ini terutama saat proses penyelesaian KTI ini

10. Om servan, Faris.Piter, Lusi dan teman-teman yang lain yang selalu mendoakan saya dalam proses penyelesaian KTI ini


(39)

11. Sahabat-sahabat saya Hushizang yaitu Megawati Sianturi, Sora Esha Sinulingga, Hotliana Daely, Niatin Laia, Lamtiurma Tobing, Nurwanti Gultom, Sahat Sihite dan Kak Corry yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam proses penyelesaian KTI ini

12. Teman-teman seperjuangan Muflahul Husnah, M. Syawal Harahap dan Hamdani Sitanggang yang bersama-sama berjuang saling membantu dalam penyelesaian KTI ini 13. Dan kepada teman-teman DIII Keperawatan 2010 yang telah memberi dukungan dalam

penyelesaian KTI ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Asuhan Keperawatan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan sempurnanya laporan Asuhan Keperawatan ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 08 Juli 2013 Penulis,


(40)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………...1

B. Tujuan………...2

C. Manfaat………...2

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Kosep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi 2.1Defenisi Nutrisi………...3

2.2Elemen nutrisi atau zat gizi………...3

2.3Masalah Gizi pada Lansia………...6

2.4Faktor-faktor Penyebab Kurang Gizi pada Lansia………10

2.5Pedoman Umum gizi seimbang untuk lansia di Indonesia………....11

2.6Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi……….13

2.6.1 Pengkajian………...13

2.6.2 Diagnosa Keperawatan………...16

2.6.3 Perencanaan Keperawatan………18

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian Keperawatan Gerontik………...21

2. Analisa data……….26

3. Rumusan masalah………....28

4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional………...28


(41)

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...34 B. Saran ...35

DAFTAR PUSTAKA ...36 LAMPIRAN


(1)

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Nutrisi di Lingkungan III Kelurahan Harjosari

Kecamatan Medan Amplas

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Tiara P P Hulu 102500021


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di Lingkungan III Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas

Dalam menyelesaikan laporan Asuhan Keperawatan ini penulis telah berusaha untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa laporan Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari sempurna.

Terselesaikannya laporan Asuhan Keperawatan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara

3. Ibu Evi Karota Bukit S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Bapak Iwan Rusdi S.Kp, MNS selaku dosen yang telah membimbing saya dalam penyelesaian KTI ini

6. Bapak Ismayadi S.Kep, NS selaku dosen penguji saya dalam KTI ini

7. Kedua orangtua saya yang saya cintai, yang selaku mendoakan dan sabar menanggapi segala tingkahlaku saya selama proses penyelesaian KTI saya ini

8. Abang Meiman, adek Sri, Tian dan semua keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam proses penyelesaian KTI ini


(4)

11. Sahabat-sahabat saya Hushizang yaitu Megawati Sianturi, Sora Esha Sinulingga, Hotliana Daely, Niatin Laia, Lamtiurma Tobing, Nurwanti Gultom, Sahat Sihite dan Kak Corry yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam proses penyelesaian KTI ini

12. Teman-teman seperjuangan Muflahul Husnah, M. Syawal Harahap dan Hamdani Sitanggang yang bersama-sama berjuang saling membantu dalam penyelesaian KTI ini 13. Dan kepada teman-teman DIII Keperawatan 2010 yang telah memberi dukungan dalam

penyelesaian KTI ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Asuhan Keperawatan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan sempurnanya laporan Asuhan Keperawatan ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 08 Juli 2013 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………...1

B. Tujuan………...2

C. Manfaat………...2

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Kosep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi 2.1Defenisi Nutrisi………...3

2.2Elemen nutrisi atau zat gizi………...3

2.3Masalah Gizi pada Lansia………...6

2.4Faktor-faktor Penyebab Kurang Gizi pada Lansia………10

2.5Pedoman Umum gizi seimbang untuk lansia di Indonesia………....11

2.6Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi……….13

2.6.1 Pengkajian………...13

2.6.2 Diagnosa Keperawatan………...16

2.6.3 Perencanaan Keperawatan………18

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian Keperawatan Gerontik………...21


(6)

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...34 B. Saran ...35

DAFTAR PUSTAKA ...36 LAMPIRAN