Pengolahan Jerami Jagung terhadap Kecernaan Pakan pada Ternak Sapi Peranakan Ongole

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta.
___________. 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta.
Astuti, M. 2003. Potensi dan keragaman sumberdaya genetik sapi Peranakan
Ongole (PO). Wartazoa. 14 (4) : 30-39. http://www.scribd.com/doc/
6548740/sapi046.
Atmadilaga, D. 1979. Politik Peternakan Indonesia. Biro Penelitian dan Aplikasi.
Fakultas Peternakan. Universitas Padjajaran, Bandung.
Coblentz, W. 2003. Principles Of Silage Making. http//www.uaex.edu.
Davendra, C. 1977. Utilization of Feedingstuff From Palm Oil. P. 16. Malaysian
Agricultural Research and Development Institute Serdang, Malaysia.
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gajah Mada University,
Yogyakarta.
.
Ernawati, 1995 Amoniasi Pakan Serat dengan Urea Berdasarkan Sifat Fisik,
Komposisi Kimia dan Fermentabilitasnya. Skripsi Fakultas Peternakan.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ginting, S. P., 1992. Antara Konsumsi dan Kecernaan. Bul. PPSKI. Tahun VIII
(37) : 23-27.
Hardjosworo, P. S. & M. S. Rukmiasih. 2000. Meningkatkan Produksi Daging.

Penebar Swadaya, Jogjakarta.
Jamarun, N. 1991. Penyediaan, Pemanfaatan dan Nilai Gizi Limbah Pertanian
sebagai Makanan Ternak di Sumatera Barat, Pusat Penelitian Universitas
Andalas, Padang.
Komar, 1984. Teknologi Pengolahan Jerami Sebagai Makanan Ternak, Yayasan
Dian Grahita Indonesia, Bandung.
Laboratorium Ilmu Makananan Ternak. 2005. Departemen Peternakan FP USU,
Medan.
Lembah Hijau Multifarm Indonesia. 2008. Pemanfaatan Starbio. Leaflet Lembah
Hijau Multifarm. Solo. http://www.Lembah hijau.com/product.html.
Lubis, D. A. 1992. Ilmu Mkanan Ternak. PT. Pembangunan Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

McDonald, P. R., A. Edwards, J. F. D. Greenhalg & C. A. Morgan. 2002. Animal
Nutrition. 6th Edition. Longman Scientific and Technical Co., New York.
Nining, 2011. Technology Feed Industry
http://teknopakan.blogspot.com/2011/11/amoniasi-perlakua denganalkali.html?m=1.
Parakkasi, A. 1995. Ilmu Makanan dan Ternak Ruminan. UI Press, Jakarta.
___________.1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas

Indonesia Press, Jakarta.
Pasaribu, T. B., Tangendjaja & Wina, E. 1995. Silase Kulit Jagung Manis
Sebagai Pakan Domba. Di dalam : Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi Peternakan. Halaman 170 – 175.
Rangkuti et al., 1985. Pemanfaatan Daun Tebu untuk Pakan Ternak di Jawa
Timur. Seminar untuk Pemanfaatkan Limbah Tebu untuk Pakan Ternak.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, 5
Maret 1985, Grati.
Samadi, 2007. Probiotik Pengganti Antibiotik dalam Pakan Ternak. Fakultas
Pertanian Program Studi Peternakan Universitas Syah Kuala, Banda Aceh.
Sembiring, P., 2006. Biokonversi Limbah Minyak Inti Sawit Dengan
Phanerochaete Chrysosporium dan Aplikasinya Terhadap Performance
Ayam Broiler. Universitas Padjajaran, Bandung.
Sumarsih, S. 2006. Pengolahan dan Pengawetan Bahan Pakan. Modul Praktikum.
Laboratorium Teknologi Makanan Ternak. Fakultas Peternakan.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Sumoprastowo. 1993. Beternak domba Pedaging dan Wol. Bharata, Jakarta.
Sudarmono, 2008. Sapi Potong. Penebar Swadaya: Jakarta.
Sugeng,Y. B., 2000. Sapi Potong, Penebar Swadaya. Jakarta.
Syamsu, J. A. 2006. Kajian Penggunaan Starter Mikroba dalam Fermentasi

Jerami Padi sebagai Sumber Pakan pada Peternakan Rakyat di Sulawesi
Tenggara. Disampaikan dalam Seminar Nasional Bioteknologi. Puslit
Bioteknologi LIPI: Bogor.
Tillman, A. D. H. Hartadi, S. Reksohadimomodjo & S. Prawirokusumo, 1991.
Ilmu Makanan Ternak Dasar. Univeritas Gajah Mada, Yogakarta.
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo & S.
Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

Wahyono, D. E., 2000. Pengkajian Teknologi Complete Feed pada Usaha
Penggemukan Domba. Laporan Hasil Pengkajian BPTP Jawa Timur,
Malang.
Wahyono, D. E. dan R. Hardianto, 2004. Pemanfaatan sumber daya pakan Lokal
untuk Pengembangan Usaha Sapi Potong. Jurnal Lokakarya Sapi Potong.
Grati, Pasuruan.
Winarno, F. S. 1983. Enzim Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kandang Kelompok Ternak Sari Tani, Dusun
Kota Lama, Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat,
Provinsi Sumatera Utara. Penelitian berlangsung selama 4 bulan yang dimulai dari
Juni sampai September 2015.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan
Sapi peranakan ongole (PO) betina lepas sapih yang digunakan sebanyak 4 ekor.
Bahan pakan terdiri dari jerami jagung, starbio, urea, molases, dan blok multinutrisi.
Bahan lain yang diberikan antara lain obat obatan, vitamin, dan bahan desinfektan serta
pemberian air minum secara ad libutum.

Alat
Kandang individu sebanyak 4 unit beserta tempat pakan, tempat minum serta
lampu sebagai penerang. Gudang Pakan sebagai tempat penyimpanan pakan dan
fermentasi. Terpal plastik sebagai alas dan kemasan jerami jagung. Timbangan ternak
berkapasitas 800 kg dengan kepekaan 0,5 kg sebagai timbangan ternak, timbangan 20 kg

dengan kepekaan 100 g sebagai timbangan pakan, mesin chooper sebagai pencacah
jerami jagung, thermometer untuk mengukur suhu di dalam dan di luar kandang, Oven
untuk mengeringkan feses serta alat tulis untuk mencatat data yang telah diamati.

Metode Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan bujur sangkar
latin (RBSL) dengan 4 perlakuan. Perlakuan yang akan diteliti sebagai berikut :
P0 = Jerami jagung tanpa pengolahan

Universitas Sumatera Utara

P1 = Silase jerami jagung
P2 = Amoniasi jerami jagung
P3 = Fermentasi jerami jagung menggunakan starbio
Maka susunan perlakuan :
Tabel 4. Susunan perlakuan selama penelitian

Perlakuan
Periode
A


B

C

D

I

P1

P0

P3

P2

II

P2


P1

P0

P3

III

P0

P3

P2

P1

IV

P3


P2

P1

P0

Sastrosupadi (2000)

Model linear yang digunakan untuk rancangan bujur sangkar latin (RBSL) adalah:
Yijk = µ + Ti + Bj + Kk + €ijk
Keterangan:
Yijk

: respon pengamatan dari perlakuan ke-I, baris ke-j, dan kolom ke-k

µ

: nilai tengah umum


Ti

: pengaruh perlakuan ke-i

Bj

: pengaruh baris ke-j

Kk

: pengaruh kolom ke-k

€ijk

: pengaruh galat atau sisa karena perlakuan ke-i, baris ke-j, kolom ke-k
Sastrosupadi (2000).

Universitas Sumatera Utara

Parameter yang Diamati

Konsumsi Bahan Kering
Konsumsi bahan kering diukur dengan mengalikan konsumsi ransum dengan
kandungan bahan kering yang diperoleh dari data analisis dilaboratorium.
Konsumsi Bahan Organik
Konsumsi bahan organik diukur dengan mengalikan konsumsi ransum dengan
kandungan bahan organik yang diperoleh dari data analisis dilaboratorium.
Kecernaan Bahan Kering (KcBK).
Kecernaan bahan kering dapat diukur dengan menghitung berdasarkan rumus:
KcBK = (Konsumsi BK – Pengeluaran BK) X 100%
Konsumsi BK
Keterangan:
KcBK = Kecernaan Bahan Kering
BK

= Bahan Kering

Konsumsi dan pengeluaran feses (BK) diperoleh dalam jangka waktu pengukuran selama
satu minggu (Harris, 1970)
Kecernaan Bahan Organik (KcBO)
Kecernaan bahan organic dapat diukur dengan menghitung berdasarkan rumus:

KcBK = (Konsumsi BO – Pengeluaran BO) X 100%
Konsumsi BO
Keterangan:
KcBO = Kecernaan Bahan Organik
BO

= Bahan Organik

Konsumsi dan pengeluaran feses (BO) diperoleh dalam jangka waktu pengukuran selama
satu minggu (Harris, 1970).

Universitas Sumatera Utara

Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Kandang
Kandang dan semua peralatan yang digunakan seperti tempat pakan dan minum
dibersihkan dan tempat didesinfektan. Kandang terdiri atas 4 unit kandang individu yang
dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat minum.
Penyiapan Pakan
Pakan yang diberikan berupa silase jerami jagung, jerami jagung amoniasi dan
jerami jagung fermentasi sebagai pakan utama yang pembuatannya sebagai berikut
berikut.
Silase jerami jagung
Jerami jagung segar dilayukan selama 2–3 hari lalu dipotong–potong
menggunakan chopper hingga ukuran sekitar 5–10 cm. Jerami yang telah dicacah
dimasukkan kedalam wadah plastik dan ditambah molases yang telah dicairkan sebanyak
3 liter/100 kg bahan lalu dipadatkan dan ditutup rapat sehingga dipastikan kondisi
didalamnya kedap udara minimal selama 21 hari. Setelah 21 hari, silase siap digunakan
dengan diangin–anginkan terlebih dahulu. Setelah itu silase

siap digunakan sesuai

dengan kebutuhan.
Jerami jagung amoniasi
Jerami jagung segar dilayukan selama 2–3 hari lalu dipotong–potong
menggunakan chopper hingga ukuran sekitar 5–10 cm. Jerami yang telah dicacah
dimasukkan kedalam wadah plastik dan ditambah urea yang telah dilarutkan sebanyak 4
kg/100 kg bahan lalu dipadatkan dan ditutup rapat minimal selama 14 hari. Setelah 14
hari, jerami siap digunakan dengan diangin–anginkan terlebih dahulu sampai berkurang
bau amoniaknya. Jerami diambil dari kemasan sesuai dengan kebutuhan.

Universitas Sumatera Utara

Jerami jagung fermentasi
Jerami jagung segar dilayukan selama 2–3 hari lalu dipotong–potong
menggunakan chopper hingga ukuran sekitar 5–10 cm. Jerami yang telah dicacah
dimasukkan kedalam wadah plastik dan ditambah starbio sebanyak 0,8 kg/100 kg serta
molases yang telah dilarutkan sebanyak 3 liter/100 kg lalu dipadatkan dan ditutup rapat
sehingga dipastikan kondisi didalamnya kedap udara minimal selama 21 hari. Setelah 21
hari, jerami siap digunakan dengan diangin–anginkan terlebih dahulu. Jerami diambil dari
kemasan sesuai dengan kebutuhan.

Persiapan Kandang
Kandang terdiri atas 4 unit dengan masing-masing kandang memiliki
ukuran 1.5 x 2 m dan tempat pakan serta tempat minum. Sebelum sapi masuk,
kandang di bersihkan dan didesinfektan dengan menggunakan rodalon.
Pengacakan Sapi
Sapi yang digunakan sebanyak 4 ekor. Penempatan sapi dengan sistem
pengacakan (random). Sebelumnya, dilakukan penimbangan awal sapi untuk
mengetahui bobot awal sapi.
Pemberian Obat, Pakan, Suplemen dan Air Minum
Pemberian obat cacing dilakukan sejak pertama kali sapi masuk ke
kandang pada masa adaptasi, sedangkan obat lainnya diberikan bila ternak sakit.
Pakan yang diberikan disesuaikan dengan perlakuan. Setiap harinya sapi diberikan
pakan sebanyak 10% dari berat badannya sesuai perlakuan. Pemberian dilakukan
secara 2 kali pada pagi dan sore hari. Pemberian suplemen dan air minum
dilakukan secara ad libitum.

Universitas Sumatera Utara

Pengambilan Data
Konsumsi pakan dihitung setiap hari, sedangkan penimbngan bobot badan sapi
dengan timbangan digital dilakukan sekali dalam selang waktu 30 hari. Metode
pengambilan sampel dilakukan dengan mengkoleksi feses dengan frekuensi pengambilan
feses dilakukan sekali dalam sehari selama tujuh hari di minggu ke-4 pada tiap bulan.
Feses ditimbang dalam keadam segar kemudian diambil sampel secukupnya dari jumlah
total feses tiap ekor. Sampel dimasukkan kedalam pendingin umtuk dilakukan analisis
laboratorium.
Analisis Data
Data yang diperoleh meliputi konsumsi bahan kering (BK) dan bahan organik
(BO), kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan bahan organik (KcBO).
Selanjutnya akan ditabulasi dengan menggunakan rumus daya cerna dilanjutkan dengan
statistik dengan analisis sidik ragam dan untuk melihat perbedaan tiap perlakuan
dilakukan uji lanjut beda nyata terkecil.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Bahan Kering
Konsumsi bahan kering sapi dihitung berdasarkan kandungan bahan
kering yang terkandung di dalam pakan. Pengambilan data konsumsi bahan kering
diambil selama 7 hari terakhir dari masa pemeliharaan sapi Peranakan Ongole.
Data hasil pengamatan konsumsi bahan kering sapi disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Rataan konsumsi bahan kering dari pakan perlakuan pemberian pada sapi
Peranakan Ongole (kg/ekor/hari)

Perlakuan
P0
P1
P2
P3
Total
Rataan

S1
3,133
3,120
2,805
3,310
12,368
3,092

Ulangan
S2

S3

S4

3,243 3,398 3,382
3,341 3,289 3,819
3,160 3,051 3,012
3,135 3,441 3,794
12,879
13,179 14,007
3,220

3,295

Total

Rataan± SD

13,156
13,569
12,028
13,697
52,450

3,289a±125,142
3,392a±299,734
3,007b±148,519
3,419a±279,071

3,502

Ket: Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata
(P