Dalam kegiatan industri, air yang telah digunakan air limbah industri tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan. Tujuan pengolahan air buangan misalnya antara lain :
a. Ditinjau dari segi kesehatan untuk menghindari penyakit menular. Karena air
merupakan media terbaik untuk kelangsungan hidup mikroba penyebab penyakit menular
b. Ditinjau dari segi estetika untuk melindungi air terhadap bau dan warna yang
tidak menyenangkan atau tidak diharapkan. c.
Ditinjau dari segi kelangsungan kehidupan di dalam air, misalnya kelompok hewan dan tanaman air Sugiarto. 1993.
2.3.2 Pengolahan Limbah Cair Pulp
Perlakuan awal limbah pada umumnya adalah pemisahan padatan yang berukuran besar dan serpihan namun demikian padatan yang tersuspensi yang
terdapat pada limbah cair dipisahkan dengan cara sedimentasi.
2.3.2.1 Pengolahan Awal Limbah Cair Pulp Tahap Persiapan
Pengolahan awal limbah cair PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dimulai dengan bercampurnya semua influent dari sumber – sumbernya melalui junction box dari
Inlet Primary Clarifier. Pada padatan ini sebelum limbah cair baku influent masuk ke bak penjernih pertama Primary Clarifier terlebih dahulu dikontrol pH
dengan menggunakan kapur tohor burn clarifier kemudian disaring melalui saringan berputar traveling screen untuk menghindari sampah-sampah atau
benda-benda besar ukurannya masuk ke Primary Clarifier sehingga nantinya mengganggu kinerja atau operasional unit tersebut, misalnya pompa.
Selanjutnya influent ini masuk melalui bak pembagi spliter box untuk menyamakan aliran yang masuk ke stiap Primary Clarifier. Tahap selanjutnya
influent mengalir ke primary Clarifier. Pada tahapan ini influent diendapkan untuk memisahkan influent dari padatan tersuspensinya Total Supended Solid = TSS
Universitas Sumatera Utara
karena TSS yang terkandung dalam influent tidak dapat diolah oleh mikroorganisme pada proses penguraiannya.
Adapun cara kerjanya adalah padatan yang terkandung dalam influent yang lebih besar dari massa jenis limbah cair akan mengendap secara gravitasi
dengan adanya waktu tinggal retention time dalam Primary Clarifier tersebut. Selanjutnya influent yang jernih meluap melalui pelimpah celah ukur weir dan
menuju ke menara pendingin Cooling Tower. Padatan yang mengendap ke dasar Primary Clarifier yang kita namakan lumpur Primary Primary Sludge
selanjutnya disapu ke rake tengah dan diarahkan ke lobang isapan pompa kemudian dipompakan ke Thickener Clarifier untuk diolah lebih lanjut.
2.3.2.2 Sistem Pendingin Limbah Cair Pulp Cooling System
Sistem pendingin limber cair PT.Toba Pulp Lestari, Tbk adalah dengan menggunakan menara pendingin Cooling Tower. Hal ini diperlukan untuk
menjaga suhu yang sesuai dengan mikroorganisme untuk mengolah limbah cair dalam bak aerasi sehingga penguraian limbah cair akan berlangsung dengan baik.
Adapun parameter yang perlu dijaga untuk unit ini adalah : 1.
Temperatur limbah cair yang keluar dari unit ini dijaga dibawah 38
o
C, karena temperatur limbah cair yang baik bagi mikroorganisme berada pada kisaran
33-37
o
2. Agar tercapai temperatur tersebut maka dipastikan :
C. • Spray Nozzle sebuah pipa penyemprot dalam keadaan bersih, tidak
tersumbat dengan benda apapun agar limbah cair yang kontak dengan udara luar diusahakan setipis mungkin.
• Mist Eliminator membran beserta sekat-sekatnya dalam keadaan bersih dan tidak tersumbat dengan lumut atau kotoran apapun, agar kontak antara
udara luar dengan limbah cair selalu terjaga.
2.3.2.3 Tahap Utama Pengolahan Limbah Cair Pulp