Pengaruh Biaya Produksi dan Harga Jual Pulp terhadap Laba pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN HARGA JUAL

PULP

TERHADAP LABA PADA PT TOBA

PULP

LESTARI Tbk

SOSOR LADANG PORSEA

OLEH:

NAMA

: ESTA MINDO TAMBUN

NIM

: 050503120

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

MEDAN 2009


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

“Pengaruh Biaya Produksi dan Harga Jual Pulp terhadap Laba pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea .”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul tersebut belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa dalam konteks penulisan skripsi level program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan jelas, benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 01 Maret 2010 Yang membuat pernyataan

Nama: Esta Mindo Tambun NIM: 050503120


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan hormat yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kuasaNya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk keluarga tercinta, yaitu kedua orangtua penulis B. Tambun dan R. Sitorus serta saudara-saudara penulis, keluarga S. Tambun, keluarga R. Tambun, keluarga F. Tambun dan Daud Tambun, terimakasih buat segala hal yang kalian berikan, kalian adalah orang yang menjadi inspirasi dan kekuatan bagi penulis dalam menjalani kehidupan ini. Skripsi ini berjudul Pengaruh Biaya Produksi dan Harga Jual Pulp terhadap Laba pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan semangat, nasehat dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak. selaku Dosen Pembimbing, atas bimbingan dan arahan Ibu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku Dosen Penguji I dan Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak. selaku Dosen Penguji II, atas segala saran dan masukan yang telah diberikan.

5. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak. selaku Dosen Wali yang telah membantu penulis dalam konsultasi akademik selama perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama perkuliahan dan para pegawai Departemen Akuntansi yang telah banyak membantu penulis.

7. Bapak Syaimin selaku manajer keuangan PT. Toba Pulp Lestari Tbk, bapak Jonny M Marpaung, Bapak Palmer Tambun, Bapak Radinson Purba yang telah banyak membantu penulis.

8. Kedua orang tua penulis, B. Tambun dan R. Sitorus, saudara penulis, Keluarga S. Tambun, Keluarga R. Tambun, Keluarga F. Tambun dan Daud Tambun. Terimakasih buat kasih sayang dan dukungannya selama ini.

9. Teman-teman di Departemen Akuntansi Angkatan 2005, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu. Serta sahabat-sahabatku Melva, Helena, Hesty, Novrida, Lyna, Lilis, dan Icha (Valentino Natalisa) yang telah memberikan dukungan dan semangat.


(5)

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca. Tuhan memberkati kita semua.

Medan, 01 Maret 2010 Penulis

Esta Mindo Tambun NIM: 050503120


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya produksi dan harga jual pulp terhadap laba kotor sejak tahun 2005-2007 pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya produksi dan harga jual sebagai variabel independen dan laba kotor sebagai variabel dependen.

Penelitian ini dilakukan pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea tahun 2005-2007 . Data penelitian adalah data sekunder berupa laporan keuangan PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Penelitian menganalisis hubungan antara biaya produksi, harga jual dan laba. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini adalah variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap laba kotor secara simultan, tetapi secara parsial biaya produksi tidak berpengaruh signifikan terhadap laba kotor, sedangkan harga jual

berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba kotor.


(7)

ABSTRACT

This study analyzed the influence cost of production and sale price to gross profit since 2005 up to 2007 PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Variable that used in this research are cost of production and sale price as independent variable and gross profit as dependent variable.

This research is in Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. The data of this research is secunder data like financial statement PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. This research has analized the influence cost of production and sales price to gross profit PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regressions.

This research concludes that all of the independent variables have positive significant influence toward gross profit in simultan, but in partial cost of production is not influence toward gross profit, whereas sale price have positive significant to the gross profit.


(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT...vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Batasan Penelitian ... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 7

1. Biaya Produksi ... 7

a. Definisi dan Pengelompokan Biaya ... 7

b. Biaya Produksi ... 11


(9)

2. Harga Jual ... 15

3. Laporan Laba Rugi... 17

4. Hubungan Biaya Produksi, Harga Jual dan Laba...18

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 19

1. Kerangka Konseptual ... 19

2. Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

C. Jenis Data dan Sumber Data ... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ... 23

E. Definisi Operasional Variabel ... 24

F. Metode Analisis Data ... 24

G. Jadwal Penelitian ... 29

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 30

1. Gambaran Perusahaan ... 30

2. Proses dan Hasil Produksi Perusahaan ... 37

3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 39

B. Hasil Analisis Data Penelitian ... 45


(10)

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 47

3. Model dan Teknik Analisa Data ... 52

C. Pembahasan Hasil Analisis ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59

B. Keterbatasan Penelitian ... 59

C. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 20

Halaman

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 48 Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 49 Gambar 4.5 Scatterplot ... 51


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 1.1 Data Biaya Produksi dan Harga Jual tahun 2006 ... 3

Halaman Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

Tabel 4.1 Daftar Biaya Produksi PT Toba Pulp Lestari Tbk ... 42

Tabel 4.2 Daftar Harga Jual Pulp PT Toba Pulp Lestari Tbk... 44

Tabel 4.3 Daftar Laba Kotor PT Toba Pulp Lestari Tbk ... 45

Tabel 4.4 Descriptive Statistics ... 46

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ... 47

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas... 50

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 52

Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 53

Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik t ... 54

Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik F ... 55

Tabel 4.11 Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 56


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran 1 Data Penelitian

Lampiran 2 Statistik Deskriptif Lampiran 3 Uji Normalitas Lampiran 4 Multikolinearitas Lampiran 5 Uji Heterokedastisitas Lampiran 6 Uji Autokorelasi Lampiran 7 Regression

Lampiran 8 Hasil Regresi Berganda Lampiran 9 Surat Riset


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya produksi dan harga jual pulp terhadap laba kotor sejak tahun 2005-2007 pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya produksi dan harga jual sebagai variabel independen dan laba kotor sebagai variabel dependen.

Penelitian ini dilakukan pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea tahun 2005-2007 . Data penelitian adalah data sekunder berupa laporan keuangan PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Penelitian menganalisis hubungan antara biaya produksi, harga jual dan laba. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini adalah variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap laba kotor secara simultan, tetapi secara parsial biaya produksi tidak berpengaruh signifikan terhadap laba kotor, sedangkan harga jual

berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba kotor.


(15)

ABSTRACT

This study analyzed the influence cost of production and sale price to gross profit since 2005 up to 2007 PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Variable that used in this research are cost of production and sale price as independent variable and gross profit as dependent variable.

This research is in Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. The data of this research is secunder data like financial statement PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. This research has analized the influence cost of production and sales price to gross profit PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regressions.

This research concludes that all of the independent variables have positive significant influence toward gross profit in simultan, but in partial cost of production is not influence toward gross profit, whereas sale price have positive significant to the gross profit.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan industri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan bahan baku untuk menghasilkan suatu produk. Biaya dalam perusahaan industri dapat dibagi menjadi biaya produksi, biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum.

Pada umumnya perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mendapat laba yang maksimal. Jika perusahaan memperoleh laba yang maksimal maka pertumbuhan positif akan terjadi. Jika pertumbuhan positif terjadi maka perusahaan akan mengalami perkembangan. Adanya laba yang maksimal maka perusahaan memiliki dana untuk pengembangan aktivitas perusahaan dan pada akhirnya akan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Namun pada kenyataannya seringkali perusahaan mengalami penurunan laba bahkan mengalami kerugian.

Salah satu unsur yang mempengaruhi laba perusahaan adalah biaya produksi. Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pada perusahaan industri terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku adalah nilai uang dari bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja langsung adalah upah dari tenaga kerja yang mengerjakan proses produksi.


(17)

perusahaan industri biasanya terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Kemampuan perusahaan dalam menetapkan biaya produksi yang tepat akan mempengaruhi tingkat laba yang diperoleh. Biaya produksi memiliki hubungan yang negatif dengan laba. Jika terjadi peningkatan biaya produksi sementara hasil penjualan tetap maka laba turun dan sebaliknya apabila terjadi penurunan biaya produksi sementara hasil penjualan tetap maka laba naik.

Penentuan harga jual atau produk merupakan salah satu pengambilan keputusan manajemen yang penting. Bagi manajemen, penentuan harga jual produk atau jasa bukan hanya merupakan kebijaksanaan di bidang pemasaran atau keuangan, melainkan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan seluruh aspek kegiatan perusahaan. Harga jual produk atau jasa, selain mempengaruhi volume penjualan atau jumlah pembeli produk atau jasa tersebut, juga akan mempengaruhi jumlah pendapatan perusahaan.

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Novie Bertina KP (2006) meneliti pengaruh biaya produksi dan harga CPO dan KPO terhadap laba pada PTPN II (Persero), menyatakan bahwa biaya produksi dan harga jual tidak berpengaruh signifikan terhadap laba.

Mutiara Sinambela (2007), meneliti pengaruh biaya produksi terhadap harga jual dan laba pada PT Perkebunan Nusantara II, menyatakan bahwa biaya produksi dan harga jual berpengaruh negatif terhadap laba.


(18)

Vita Sajani Perangin-angin (2007), meneliti hubungan biaya produksi terhadap penetapan harga jual pulp pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif di antara variabel tersebut.

PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea adalah perusahaan industri yang bergerak dalam bidang pengolahan hasil hutan yang menghasilkan produk jadi bubur kertas (pulp) dengan bahan baku utama kayu gelondongan eucalyptus (kayu balok). Sebagai perusahaan yang berorientasi terhadap laba, PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea menghadapi persaingan dengan perusahaan lain dan berusahan mempertahankan volume penjualan produknya dipasaran. Volume penjualan akan meningkat jika harga jual dapat bersaing dipasaran dan harga jual produk tersebut dipengaruhi oleh biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam pembuatan produk tersebut.

Tabel 1.1

Data biaya produksi dan harga jual PT.Toba Pulp Lestari pada tahun 2006

Bulan Biaya Produksi

(dalam U$)

Harga Jual (dalam U$)

Januari 5,076,219.72 6,530,595.30

Februari 5,251,737.92 6,756,400.80

Maret 4,580,004.00 5,892,210.00

April 5,965,917.10 7,675,197.75


(19)

Juni 7,723,675.96 9,936,567.90

Juli 5,708,328.34 7,343,807.85

Agustus 4,331,264.08 5,572,204.20

September 4,664,894.52 6,001,422.30

Oktober 6,414,096.26 8,251,783.65

November 8,245,076.84 10,607,354.10

Desember 7,680,695.88 9,881,273.70

Dari data tersebut terjadi kenaikan dan penurunan biaya produksi dan harga jual pulp selama tahun 2006 sehingga perlu dianalisis pengaruh kenaikan dan penurunan itu terhadap laba kotor yang diperoleh PT.Toba Pulp Lestari,Tbk.

Dari uraian tersebut diatas dan hasil penelitian terdahulu yang berbeda-beda, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tersebut dengan judul Pengaruh Biaya Produksi dan Harga Jual terhadap Laba pada PT Toba Pulp Lestari Sosor Ladang Porsea.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang ada, maka perumusan masalah yang diajukan adalah:

1. Apakah biaya produksi dan harga jual pulp berpengaruh terhadap laba baik secara parsial maupun simultan pada PT TPL Tbk?


(20)

C. Batasan Penelitian

Batasan penelitan ini adalah:

1.Faktor yang mempengaruhi laba hanya dilihat dari biaya produksi dan harga jual produk.

2.Periode penelitian mencakup 3 tahun yaitu tahun 2005-2007

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaruh biaya produksi terhadap laba pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea.

2. Untuk mengetahui pengaruh harga jual terhadap laba pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea.

3. Untuk mengetahui pengaruh biaya produksi dan harga jual terhadap laba pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi peneliti, untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan terutama mengenai biaya produksi, harga jual dan laba.

2. Bagi perusahaan, untuk memberikan masukan dan sebagai dasar perimbangan dalam menjalankan usahanya.


(21)

3. Bagi pihak luar, sebagai bahan informasi tambahan dan referensi bagi mahasiswa lainnya yang ingin membuat skripsi yang berkaitan dengan judul ini.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Biaya Produksi

a. Definisi dan pengelompokan biaya

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Seringkali istilah biaya digunakan sebagai sinonim dari beban. Tetapi beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba.

Klasifikasi biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Menurut Usry (2006:40), klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini:

1) Produk

Dalam lingkungan manufaktur, total biaya operasi terdiri dari dua elemen yaitu:

a) Biaya Manufaktur

Biaya manufaktur disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik yang didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.


(23)

Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, keduanya disebut sebagai biaya utama. Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, keduanya disebut biaya konversi.

b) Beban Komersial

Beban komersial terdiri atas dua klasifikasi besar yaitu beban pemasaran dan beban administratif. Beban pemasaran mulai dari titik di mana biaya manufaktur berakhir, yaitu ketika proses manufaktur selesai dan produk ada dalam kondisi siap dijual. Beban pemasaran termasuk beban promosi, beban penjualan dan pengiriman. Beban administratif termasuk beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi.

2) Volume produksi

Berdasarkan volume produksi, biaya terdiri sebagai berikut: a) Biaya Variabel

Jumlah total biaya variabel berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan. Biaya variabel biasanya memasukkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead yang diklasifikasikan sebagai biaya variabel adalah perlengkapan, biaya penerimaan, peralatan kecil dan lain-lain.

b) Biaya Tetap

Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. Biaya overhead yang diklasifikasikan sebagai biaya tetap


(24)

adalah gaji eksekutif produksi, depresiasi, pajak properti dan lain-lain.

c) Biaya Semivariabel

Beberapa jenis biaya memiliki elemen biaya tetap dan biaya variabel yang disebut dengan biaya semivariabel. Misalnya, biaya listrik biasanya adalah biaya semivariabel. Berikut ini adalah contoh-contoh lain dari biaya overhead semivariabel yaitu inspeksi, jasa departemen biaya, jasa departemen penggajian, jasa kantor pabrik, asuransi kompensasi dan pajak penghasilan.

3) Departemen, proses, pusat biaya atau subsidi lain dari manufaktur Suatu bisnis dapat dibagi menjadi segmen-segmen yang memiliki berbagai nama. Pembagian pabrik menjadi departemen, proses-proses, unit kerja, pusat biaya, atau kelompok biaya juga berfungsi sebagai dasar untuk mengklasifikasikan dan mengakumulasikan biaya dan membebankan tanggung jawab untuk pengendalian biaya.

a) Biaya langsung departemen

Biaya langsung departemen adalah biaya yang dapat ditelusuri ke suatu departemen di mana biaya tersebut berasal. Contohnya gaji dari supervisor departemen.

b) Biaya tidak langsung departemen

Biaya tidak langsung departemen adalah biaya yang digunakan bersama oleh beberapa departemen yang memperoleh


(25)

manfaat dari biaya tersebut. Contohnya sewa gedung dan biaya penyusutan gedung.

4) Periode akuntansi

Berdasarkan hubungannya dengan periode akuntansi maka biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Pengeluaran Modal

Suatu pengeluaran modal ditujukan untuk memberikan manfaat di masa depan dan dilaporkan sebagai aktiva.

b) Pengeluaran Pendapatan

Pengeluaran pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban.

5) Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi

Ketika suatu pilihan harus dibuat di antara tindakan-tindakan atau alternatif-alternatif yang mungkin dilakukan, adalah penting untuk mengidentifikasikan biaya. Untuk tujuan pengambilan keputusan oleh manajemen data biaya dikelompokkan menjadi:

a) Biaya Relevan

Biaya relevan adalah biaya yang mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan di dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dapat berupa pilihan pemilihan dua alternative atau pemilihan lebih dari dua alternatif.


(26)

b) Biaya Tidak Relevan

Biaya tidak relevan adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya ini tidak perlu diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.

b.Biaya Produksi

Biaya produksi atau biaya pabrik adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Biaya produksi dapat digolongkan menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

1. Biaya bahan baku

Biaya bahan adalah nilai uang dari penggunaan bahan yang diolah menjadi produk selesai. Bahan baku adalah bahan yang dapat diidentifikasi dengan produk yang dihasilkannya. Nilainya relatif besar dan umumya sifat bahan baku masih melekat pada produk yang dihasilkan. Biaya bahan baku adalah nilai uang dari bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau pengolahan sendiri. Didalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah


(27)

harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian, pergudangan, dan biaya-biaya perolehan lain.

2. Biaya tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung mengolah bahan baku menjadi proses produksi. Biaya tenaga kerja adalah upah dari tenaga kerja yang mengerjakan proses produksi. Tenaga kerja langsung dibebankan secara langsung pada produk dan perubahannya dapat diukur dalam hubungannya dengan jumlah yang diproduksi.

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah semua komponen produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang terdiri dari biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan aktiva tetap pabrik, biaya asuransi bangunan pabrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik dan biaya listrik pabrik. Biaya overhead pabrik dapat pula didefinisikan sebagai seluruh biaya produksi yang tidak dapat dilacak atau tidak perlu dilacak ke unit produksi secara individual.

Jumlah overhead pabrik yang dibebankan diperoleh dari perkalian suatu tarif dengan suatu ukuran aktivitas pabrik. Tarif biaya overhead dapat didasarkan pada estimasi biaya yang akan terjadi dan dapat pula atas dasar biaya yang sudah terjadi. Terlepas apakah tarif yang digunakan adalah tariff standar atau tarif


(28)

sesungguhnya, penentuan jumlah overhead pabrik yang dibebankan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pendistribusian biaya overhead ke departemen-departemen 2. Pengalokasian dari departemen yang satu ke departemen yang

lain, misalnya dari departemen jasa ke departemen produksi. 3. Membagi biaya overhead ke departemen-departemen produksi

atas dasar ukuran aktivitas yang setepat mungkin.

c. Metode Pengumpulan Biaya Produksi

Untuk dapat menghasilkan suatu perhitungan harga pokok produk diperlukan suatu proses pengumpulan dari biaya-biaya yang terjadi atas suatu produk.

Adapun metode pengumpulan biaya produksi itu sendiri ditentukan oleh sifat dari pengolahan produk yang diproduksi. “Pengolahan suatu produk bisa atas dasar pesanan dari langganan atau atas dasar produksi massa yang dilakukan” (Abdul, 1999:20). Oleh karena itulah metode pengumpulan biaya produksi terbagi atas metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses. 1. Perhitungan biaya atas dasar pesanan

Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Tujuan produksi perusahaan untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya tergantung pada spesifikasi


(29)

pemesan, sehingga sifat produksinya terputus-putus dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas. b) Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan

tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan relatif teliti dan adil.

c) Jumlah total harga pokok untuk pesanan tertentu dihitung pada saat pesanan yang bersangkutan selesai, dengan menjumlahkan semua biaya yang dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan. Harga pokok pesanan untuk pesanan tertentu dihitung dengan membagi jumlah total harga pokok pesanan yang bersangkutan dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.

d) Pesanan sudah selesai dimasukkan ke gudang produksi selesai dan biasanya segera akan diserahkan kepada pemesan sesuai dengan saat/tanggal pesanan harus diserahkan.

2. Perhitungan biaya atas dasar proses

Karakteristik dari perhitungan biaya atas dasar proses adalah: a) Laporan harga pokok produksi digunakan untuk

mengumpulkan, meringkas dan menghitung harga pokok baik total maupun satuan atau per unit. Apabila produk diolah melalui beberapa departemen maka laporan harga


(30)

pokok produk disusun setiap departemen di mana produk diolah.

b) Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui rekening barang dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap elemen biaya.

c) Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu atau periode tertentu.

d) Produksi ekuivalen digunakan untuk menghitung harga pokok satuan.

e) Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produk tertentu, maka elemen biaya produksi tertentu dibagi dengan produksi ekuivalen untuk elemen biaya yang bersangkutan.

f) Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen-elemen yang menikmati biaya yang dibebankan, berapa biaya yang dinikmati produk selesai dari departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang atau ke departemen berikutnya dan berapa harga pokok produk dalam proses akhir.

2. Harga Jual

Penentuan harga jual atau produk merupakan salah satu pengambilan keputusan manajemen yang penting. Bagi manajemen,


(31)

penentuan harga jual produk atau jasa bukan hanya merupakan kebijaksanaan di bidang pemasaran atau keuangan, melainkan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan seluruh aspek kegiatan perusahaan. Harga jual produk atau jasa, selain mempengaruhi volume penjualan atau jumlah pembeli produk atau jasa tersebut, juga akan mempengaruhi jumlah pendapatan perusahaan.

Biaya merupakan komponen penting yang harus dipertimbangkan dalam penentuan harga jual produk atau jasa. Harga jual produk atau jasa pada umumnya ditentukan dari jumlah semua biaya ditambah jumlah tertentu yang disebut dengan markup. Penentuan harga jual produk atau jasa, pada umumnya menggunakan pendekatan cost plus. Disamping itu, manajemen harus mempertimbangkan pula faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga yaitu harga jual produk saingan dan kondisi perekonomian pada umumnya. Pengetahuan mengenai teori ekonomi yang berkaitan dengan penentuan harga jual produk atau jasa akan bermanfaat bagi akuntansi manajemen. Teori ini disebut teori harga. Menurut teori tersebut, harga jual yang terbaik adalah dapat memaksimumkan laba perusahaan. Maksimasi laba terjadi pada saat perbedaan antara pendapatan total dengan biaya total dalam jumlah yang paling besar.

Menurut Abdul dan Supomo (2001:98), ada tiga konsep yang dapat digunakan untuk penentuan harga jual dengan pendekatan cost plus, yaitu:


(32)

1. Konsep Biaya Total

Berdasarkan konsep biaya total ini, harga jual ditentukan dari:

Biaya total= biaya produksi + biaya pemasaran + biaya administrasi dan umum, ditambah dengan jumlah laba yang diinginkan oleh perusahaan.

2. Konsep Biaya Produk

Berdasarkan konsep ini, harga jual ditentukan dari biaya produksi ditambah dengan markup. Pengertian markup menurut konsep ini adalah laba yang dikehendaki + biaya pemasaran + biaya administrasi dan umum.

3. Konsep Biaya Variabel

Menurut konsep ini, biaya variabel yang terdiri dari biaya produksi variabel + biaya pemasaran variabel + biaya administrasi dan umum variabel ditambah dengan markup. Pengertian markup dalam hal ini adalah laba yang dikehendaki ditambah semua biaya yang bersifat tetap.

3. Laporan Laba Rugi

Setiap perusahaan umumnya akan membuat laporan keuangan pada setiap akhir periode aktivitasnya. Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses atau kegiatan-kegiatan akuntansi dalam suatu kesatuan usaha. Salah satu komponen laporan keuangan adalah laporan laba rugi.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, ”laporan laba rugi merupakan laporan keuangan dasar atas ikhtisar pendapatan dan beban yang merupakan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode akuntansi”. Pada bagian bawah laporan laba rugi memperlihatkan laba atau rugi perusahaan selama periode tersebut. Laba atau rugi tersebut akan meningkatkan atau menurunkan ekuitas pemilik pada neraca.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:17), definisi penghasilan, beban dan laba sebagai berikut:


(33)

Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Laba adalah selisih bersih antara pendapatan dan pengeluaran.

4. Hubungan Biaya Produksi, Harga Jual dan Laba

Jumlah laba yang diperoleh merupakan indikator keberhasilan bagi perusahaan yang orientasinya mencari laba.

Menurut Abdul (2005:50), ada tiga faktor yang mempengaruhi laba perusahaan yaitu biaya, harga jual dan volume (penjualan dan produksi). Biaya yang timbul dari perolehan atau untuk pengolahan suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan. Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan,sedangkan besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi produk atau jasa tersebut. Selanjutnya pada gilirannya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi. Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi laba tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti

(Tahun Penelitian)

Judul Variabel Penelitian

Teknik Analisis Data

Hasil Penelitian 1 Novie Bertina

K.P (2006)

Analisis Pengaruh Biaya Produksi dan Harga CPO dan KPO terhadap Laba pada PTPN II Tanjung Variabel Independen: Biaya Produksi dan Harga Jual Variabel Dependen: Laba Metode analisis data menggunakan metode statistik dengan uji-t dan uji-F Biaya produksi dan harga jual tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap laba


(34)

2 Nova Sibarani (2007) Analisis Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Kualitas terhadap Laba pada PT.Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea Variabel Independen: Biaya Produksi dan Biaya Kualitas Variabel Dependen: Laba Metode analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan uji-t dan uji-F Biaya produksi dan biaya kualitas memiliki hubungan yang sangat lemah dan berpengaruh negatif terhadap laba

3 Mutiara Sinambela (2007) Analisis Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Harga Jual dan Laba Pada PT Perkebunan Nusantara II Variabel Independen:Biaya Produksi Varibel Dependen: Harga Jual dan Laba

Metode analisis data menggunakan metode analisis regresi sederhana Biaya produksi berpengaruh secara signifikan terhadap harga jual dan biaya produksi

memiliki pengaruh

terhadap laba bersih

4 Vita Sajani P (2007)

Hubungan Biaya Produksi Terhadap Penetapan Harga Jual Pulp pada PT TPL Tbk Sosor Ladang Porsea Variabel Independen: Biaya Produksi Variabel Variabel Dependen: Harga Jual Metode analisis data menggunakan regresi sederhana dan uji-t

Biaya Produksi berhubungan negatif terhadap penetapan harga jual

5 Badar Tando,SE (2003) Pengaruh Bauran Komunikasi Pemasaran terhadap Volume Penjualan (Studi kasus Hotel Raddin Jakarta) Variabel Independen: Bauran promosi Dependen: Volume penjualan Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda Bauran promosi berpengaruh nyata terhadap volume penjualan

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Berdasarkan tinjauan teoritis,tinjauan penelitian terdahulu dan latar belakang masalah maka kerangka konseptual digambarkan sebagai berikut:


(35)

H1

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap dijual. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Harga jual produk dapat ditentukan dari jumlah semua biaya yang dikeluarkan ditambah jumlah tertentu yang disebut dengan mark up. Biaya produksi dan harga jual adalah faktor-faktor yang mempengaruhi laba perusahaan (Abdul, 2005:50). Biaya produksi berpengaruh negatif terhadap laba dan harga jual berpengaruh positif terhadap laba perusahaan. Apabila biaya produksi naik maka laba akan menurun dan apabila biaya produksi turun maka laba akan meningkat. Jika harga jual produk naik maka laba akan naik dan sebaliknya apabila harga jual produk turun maka laba akan menurun dimana volume penjualan adalah tetap.

Laba (Y)

Harga Jual (X2)

Biaya Produksi


(36)

PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea adalah perusahaan industri yang bergerak dalam bidang pengolahan hasil hutan yang menghasilkan p roduk jadi bubur kertas (pulp) dengan bahan baku utama kayu gelondongan eucalyptus (kayu balok). Dalam menghasilkan pulp tersebut maka perusahaan mengeluarkan biaya produksi. Produk pulp tersebut kemudian akan dijual. Biaya produksi dan harga jual tersebut akan mempengaruhi laba atas penjualan pulp tersebut.

2. Hipotesis

Berdasarkan hubungan pada kerangka konseptual diatas, maka hipotesis yang dirumuskan yaitu:

H1: Biaya Produksi dan Harga Jual berpengaruh terhadap Laba baik


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Peneliti menggunakan desain kausal. “Desain kausal berguna untuk mengukur hubungan antara variabel X dengan variabel Y dimana variabel dependen (sebut: Variabel Y) dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen tertentu (sebut:variabel X), maka dapat dinyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y.” (Indriantoro dan Supomo, 2002:90).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2003:72) diartikan sebagai “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Objek penelitian ini adalalah laporan keuangan bulanan dari tahun 2005 sampai 2007.

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2003:73). Keseluruhan populasi pada penelitian ini merupakan data bagi peneliti. Menurut Erlina (2007:72) “ jika peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian maka disebut sensus, jika sebagian saja disebut sampel”. Dengan demikian teknik penentuan objek penelitian yang digunakan adalah sensus. Menurut Sugiyono, sensus digunakan dengan pertimbangan sebagai berikut:


(38)

1. Jumlah sampel yang relatif sedikit

2. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi maka makin besar kesalahan generalisasi (Sugiyono, 2003:79).

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka dan merupakan data sekunder yaitu data yang telah diolah dan diperoleh secara langsung dari perusahaan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah:

1. Laporan keuangan PT TPL,Tbk untuk tahun 2005-2007.

2. Daftar biaya produksi, harga jual dan laba kotor untuk tahun 2005-2007. 3. Sejarah ringkas dan struktur organisasi perusahaan dan buku-buku yang

mendukung penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1.Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.

2.Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen perusahaan sesuai dengan penelitian yang dilakukan.


(39)

E. Defenisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Variabel Bebas (Independen) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003:50). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu:

a. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual.

b. Harga Jual

Harga jual adalah harga produk atau jasa yang ditentukan dari jumlah semua biaya ditambah jumlah tertentu yang disebut dengan markup.

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen (Umar,2003:50). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Laba. Laba adalah selisih bersih antara pendapatan dan pengeluaran.

F. Metode Analisis Data

Keseluruhan data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis agar dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Penulis menggunakan program SPSS 16.0 untuk menganalisis data. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:


(40)

1. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan dalam tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal digunakan uji parametrik dan jika data tidak normal digunakan non parametrik atau treatment agar data normal. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam bentuk distribusi normal atau tidak. Penulis menggunakan uji

Kolmogorov Smirnov untuk menguji normalitas data. Apabila

probabilitas > 0,05 maka distribusi data normal dan dapat digunakan regresi berganda.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Erlina dan Mulyani (2007: 107), “Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah data dalam model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.” Penulis menggunakan uji VIF untuk melihat korelasi antara variabel independen yang digunakan. Nilai yang umum dipakai untuk mendeteksi adanya gejala multikolineritas adalah jika tolerance <0,1 sedangkan VIF >10.


(41)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Modal regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:15). Untuk menguji apakah terjadi heterokedastisitas maka penulis menggunakan uji Scatterplot. Uji ini dilakukan dengan dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Masalah autokorelasi akan muncul bila data yang dipakai adalah data runtut waktu. “autokorelasi akan muncul bila data sesudahnya merupakan fungsi dari data sebelumnya atau data sesudahnya memiliki korelasi yang tinggi dengan data sebelumnya pada data runtut waktu dan besaran data sangat tergantung pada


(42)

tempat data tersebut terjadi.” (Hadi,2006:175). Untuk mengetahui apakah terjadi Autokorelasi maka penulis mengggunakan uji Durbin Watson. Patokan dalam uji ini yaitu:

1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada

autokorelasi

3. Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan analisis regresi berganda untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, baik secara parsial maupun simultan. Model persamaan regresi dapat diformulasikan sebagai berikut:

Y = a + b1X1+b2X2+e

Keterangan: Y = Laba a = Konstanta

b1b2 = Koefisien Regresi

X1 = Biaya Produksi

X2 = Harga Jual

e = Error (tingkat kesalahan)


(43)

a. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Bentuk pengujiannya:

Ho : b1=b2=0, artinya semua variabel independen secara simultan tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen

Ho : b1≠b2≠0, artinya semua variabel independen berpengaruh secara

simultan

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan F-tabel dengan ketentuan:

Jika Fhitung < Ftabel, maka Ha diterima

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho diterima b. Uji Signifikan Parsial (Uji-T)

Uji-t dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, atau dengan kata lain untuk menguji pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika thitung<ttabel, maka Ha diterima


(44)

G. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Jadwal penelitian sebagai berikut:

Tahapan Penelitian Apr 09

Mei 09

Jun 09

Jul 09

Agu 09

Sept 09

Pengajuan Judul Penyelesaian Proposal Bimbingan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data Pengolahan Data

Penyampaian Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea mulai April 2009 sampai selesai.

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN


(45)

1. Gambaran Umum PT Toba Pulp Lestari, Tbk Sosor Ladang Porsea

a. Sejarah Singkat Perusahaan

Group Raja Mas (RGM) sebagai salah satu group perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang usaha kayu lapis melihat meningkatnya kebutuhan akan kertas dan sandang maka mereka mendirikan suatu pabrik pulp dan rayon yang diberi nama PT Inti Indorayon Utama (PT IIU). PT Inti Indorayon Utama merupakan perusahaan dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDM).

Anggaran dasar dimuat dalam akta nomor 329 tanggal 26 April 1983 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-5130.HT.01. tahun 1983 tanggal 4 Desember 1984, Tambahan No.1176 dan 1177.

Status perusahaan selanjutnya berubah menjadi Penanaman Modal Asing dan telah mendapat persetujuan dari Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal dalam Surat Keputusannya No. 07/V/1990 tanggal 11 Mei 1990.

Sehubungan dengan perubahan status tersebut di atas, anggaran dasar telah diubah dengan akta No.113 tanggal 21 Mei 1990 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-2652. HT.01.04 TH.90 tanggal 20 Mei 1990.


(46)

PT Inti Indorayon Utama berkantor pusat di Central Plaza Lt. 20 Jl. Jend. Sudirman, Jakarta dan di Uni Plaza, East Tower, Jl. Letjend Haryono MT. A-1 Medan. Perusahaan berdomisili di Medan, Sumatera Utara , dengan pabrik berlokasi di Desa Sosor Ladang, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

PT Inti Indorayon Utama go public pada bulan Mei 1990. Pada bulan November 1995, PT IIU berhasil memperoleh sertifikat ISO 9002 dan SGS Yarsley International Certification, kapasitas produksi pulp PT Inti Indorayon Utama sekitar 225-500 ton per hari dan merupakan produksi terbesar kedua di Indonesia dengan kegiatan sekitar 70%.

Sejak awal bulan Juli 1998, perusahaan ini dipaksa untuk menutup kegiatan operasinya di Porsea sehingga perusahaan tidak beroperasi lebih kurang 4 tahun. Sebagai hasil dari pemutusan kegiatan produksi dan memburuknya kondisi ekonomi di Indonesia yang berpengaruh terhadap perusahaan ini mengakibatkan perusahaan kekurangan likuiditas untuk membayar kewajiban kepada kreditur.

Pada bulan Mei 2003, sesuai dengan persetujuan dari pemerintah Republik Indonesia, perusahaan mengumumkan pengoperasian kembali pabrik pulp di Sosor Ladang, Porsea. Sehubungan dengan persetujuan tersebut, nama perusahaan diganti dari PT Inti Indorayon Utama, Tbk menjadi PT Toba Pulp Lestari, Tbk (PT TPL).


(47)

Sejak perusahaan kembali berproduksi secara komersial tanggal 31 Mei 2003, perusahaan hanya memproduksi bubur kertas (pulp). Bahan baku utama yang telah menunjang jalannya produksi perusahaan adalah kayu gelondongan Eucalyptus dan Acasia mangium.

Hasil produksi perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri termasuk Asia, Timur Tengah, Eropa, dan lain-lain.

Pada bulan Maret 2004 PT Toba Pulp Lestari, Tbk berhasil mendapat ISO 14001 mengenai penanganan limbah yang telah sesuai dengan standar internasional dan tanggal 30 September 2005 PT Toba Pulp Lestari, Tbk juga berhasil menerima sertifikasi ISO 9001 : 2000 dari SGS United Kingdom Limited untuk sistem manajemen kualitas.

Pada tahun 2006, perusahaan ini telah menjadi salah satu

produser dissolving pulp utama di Asia yang menerapkan manajemen

lingkungan dan kualitas melalui sertifikasi ISO 9001 : 2000 dan ISO 14001 : 2004.

b. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola-pola tata hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berada dalam suatu organisasi.


(48)

PT Toba Pulp Lestari Tbk terdiri dari 9 departemen yang dipimpin oleh seorang manajer, kecuali Departemen Kehutanan

(Forestry), Departemen Pemasaran dan Departemen Pabrik (Mill),

masing-masing dipimpin oleh seorang General Manager.

Fungsi dari masing-masing bagian dari struktur organisasi PT Toba Pulp Lestari Tbk, dijelaskan sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris adalah pemegang kekuasaan dan wewenang tertinggi dan mempunyai wewenang mengawasi direksi yang merupakan badan eksekutif. Dewan Komisaris merupakan wakil para pemegang saham. Wewenang Dewan Komisaris adalah: a) Mengangkat dan memberhentikan dewan direksi.

b) Mengawasi seluruh kegiatan pelaksanaan tugas. c) Meminta laporan pertanggungjawaban secara periodik. 2. Dewan Direksi

Tugas dan tanggungjawab Dewan Direksi adalah:

a) Mengarahkan dan memberi instruksi kepada bawahan.

b) Mengadakan perencanaan secara menyeluruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

3. Sekretaris Perusahaan


(49)

a) Membantu direksi dalam hal surat-menyurat perusahaan.

b) Mencatat dan membuat arsip jalannya rapat tahunan/Rapat Umum Pemegang Saham.

4. Audit Internal

Tugas dan tanggungjawabnya adalah memeriksa secara objektif atas laporan keuangan yang disertai dengan pernyataan pendapat mengenai kelayakan penyajian laporan keuangan.

5. Direktur Keuangan Eksekutif

Tugas dan tanggungjawab Direktur Keuangan Eksekutif adalah: a) Mengawasi bagian akuntansi dan keuangan.

b) Sebagai penasehat keuangan kepada direktur eksekutif. 6. Direktur Eksekutif

Tugas dan tanggungjawab Direktur Eksekutif adalah:

a) Menetapkan kebijaksanaan yang akan ditempuh perusahaan. b) Bertanggungjawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan di pabrik. 7. Manajer Pemasaran

Tugas dan tanggungjawab Manajer Pemasaran adalah:

a) Mencari informasi pasar untuk meningkatkan daya saing perusahaan di pasaran.

b) Bertanggungjawab terhadap pemasaran pulp baik untuk penjualan di dalam maupun di luar negeri.

c) Membuat dan menyusun laporan mengenai keadaan pasar produk yang dihasilkan.


(50)

8. Manajer Produksi

Manajer Produksi bertanggungjawab terhadap penetapan kebijaksanaan produksi dan kelancaran produksi mulai dari persiapan kayu sampai menjadi pulp yang siap dipasarkan.

9. Manajer Perbaikan dan Pemeliharaan

Tugas dan tanggungjawab Manajer Perbaikan dan Pemeliharaan adalah:

a) Bertanggungjawab atas kegiatan pemeriksaan dan perbaikan seluruh mesin-mesin dan peralatan pabrik.

b) Melaporkan perbaikan mesin dan peralatan pabrik. c) Bertanggungjawab atas kontinuitas produksi. 10.Manajer Teknik

Tugas dan tanggungjawab Manajer Teknik adalah:

a) Memberikan atau menganalisa bahan baku yang masuk. b) Mengawasi dan mengontrol proses pengolahan bahan baku. c) Membuat laporan hasil control kepada dewan direksi. 11.Manajer Kehutanan

Tugas dan tanggungjawab Manajer Kehutanan adalah: a) Bertanggungjawab terhadap penyediaan bahan baku.

b) Bertanggungjawab terhadap administrasi yang berkaitan dalam proses produksi departemen kehutanan.

12.Manajer Pengadaan Bahan


(51)

a) Bertanggungjawab atas pelaksanaan pembelian barang atau bahan kimia sebagai bahan baku untuk kebutuhan pabrik.

b) Bertanggungjawab atas mutu dan harga barang atau bahan yang dibeli.

13.Manajer Administrasi

Tugas dan tanggungjawab Manajer Administrasi adalah:

a) Menyediakan sarana dan fasilitas bagi kesejahteraan karyawan. b) Mengeluarkan peraturan umum tentang keselamatan kerja yang

berlaku di lingkungan dalam pabrik dan lingkungan luar pabrik.

14.Manajer Keuangan

Tugas dan tanggungjawab Manajer Keuangan adalah:

a) Bertanggungjawab terhadap pengaturan dan penentuan alokasi dana.

b) Menaksir keuntungan yang akan diperoleh dengan pengeluaran investasi perusahaan untuk dilaporkan kepada presiden direktur dan juga kepada pihak-pihak yang penting.

15.Manajer Pengawasan Lingkungan

Tugas dan tanggungjawab Manajer Pengawasan Lingkungan adalah:

a) Menyelenggarakan program reboisasi guna menjaga keseimbangan ekosistem.


(52)

b) Mengadakan pembibitan tanaman, teknik penanaman bibit atau pengembangan teknologi pembudidayaan.

2. Proses dan Hasil Produksi Perusahaan

Proses produksi merupakan inti dari suatu kegiatan pada perusahaan industri karena di dalam proses produksi terjadi proses transformasi input menjadi output. Untuk bisa membuat suatu rancangan produk tertentu, proses produksi mendorong perusahaan untuk menemukan teknik-teknik pengerjaaan maupun pengolahan material yang efektif untuk menghasilkan produk sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.

Secara umum di pabrik-pabrik pulp dan secara khusus di PT Toba Pulp Lestari proses produksi mulai dari kayu (log) sampai menjadi pulp mengalami proses-proses yang sudah standar. Dimulai dari mempersiapkan batangan kayu menjadi serbuk kayu, proses perebusan, pencucian dan penyaringan, pemutihan, dan pencetakan pulp.

Proses pembuatan pulp pada PT Toba Pulp Lestari berlangsung dalam dua bagian, yaitu bagian Wood Preparation sebagai tempat pengolahan gelondongan kayu sampai menghasilkan serpihan kayu

(chip) dan bagian Fiber Line yang berfungsi untuk mengolah chip

melalui berbagai tahapan proses sampai menghasilkan pulp. Unit Fiber Line terdiri dari empat bagian yaitu Digester Plant, Washing dan


(53)

Screening, Bleaching dan Pulp Machine. Pada bagian Wood

Preparation gelondongan kayu dikuliti dan dipotong-potong pada

mesin Chipper untuk menghasilkan serpihan kayu yang kemudian disimpan pada Chip Pile. Dari Chip Pile, chip selanjutnya dibawa ke bagian Fiber Line untuk dimasak pada bejana digester yang mengubah

chip menjadi bubur pulp yang berwarna coklat.

Tahap berikutnya adalah pencucian dan penyaringan bubur

pulp yang bertujuan untuk membersihkan pulp dari kotoran-kotoran

yang dapat larut dalam air dan juga untuk memisahkan pulp dari kotoran-kotoran yang tidak dapat larut dalam air. Bubur pulp yang telah dicuci dan disaring masuk ke bagian bleaching untuk diputihkan dengan menggunakan bahan-bahan kimia pemutih yaitu untuk

menghilangkan sisa-sisa lignin yang terkandung dalam bubur

pulp. Setelah proses pemutihan, bubur pulp diolah menjadi pulp di bagian pulp machine dengan cara penyedotan air (pengeringan) dan pembentukan lembaran pulp, serta pemotongan lembaran pulp menjadi ukuran standar pulp dengan panjang 80 cm dan lebar 60 cm. Pulp yang telah dipotong-potong kemudian masuk ke bagian Baling Line, yang berfungsi untuk membungkus atau mengemasi bale-bale pulp untuk kemudian di bawa ke gudang pulp (Pulp Warehouse).

3. Deskripsi Hasil Penelitian


(54)

PT Toba Pulp Lestari Tbk dalam melaksanakan proses produksinya dan menghasilkan pulp mengeluarkan biaya produksi. Biaya produksi ini meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

a) Bahan baku langsung

Pada dasarnya, semua bahan baku utama (kayu) yang mengandung selulosa dapat digunakan sebagai dasar pembuatan pulp. Semakin tinggi kadar selulosa yang terkandung dalam kayu, maka akan semakin baik pula mutu

pulp yang dihasilkan. Eucalyptus dan Acasia Mangium

merupakan jenis pohon yang mengandung selulosa dan dimanfaatkan oleh PT Toba Pulp Lestari Tbk dalam menghasilkan pulp. Kayu Eucalyptus dan Acasia Mangium

yang saat ini digunakan diperoleh sebagian besar dari Hutan Tanaman Industri (HTI) yang dikelola oleh PT Toba Pulp Lestari.

Sejak Agustus 2004, PT Toba Pulp Lestari Tbk terus berupaya mempertahankan pasokan kayu jenis eucalyptus

(sejenis kayu putih) sebagai bahan bakunya dengan cara melakukan pembibitan kayu sejak dini. Pembibitan ini sebagai langkah program reboisasi hutan tersebut mutlak dilakukan untuk tetap mempertahankan jumlah pasokan kayu eucalyptus


(55)

Dengan proses pembibitan ini diharapkan perusahaan tidak lagi menghadapi permasalahan bahan baku sebagai proses penunjang produksi dalam jangka panjang sebab meskipun perusahaan mendapatkan konsesi hutan yang berjumlah ratusan hektar, tidak semua lahan tersebut dapat dimanfaatkan. Dari ratusan hektar konsesi yang diberikan, perusahaan hanya dapat melakukan penebangan efektif terhadap lahan seluas 63 hektar. Karena sebagian lahan merupakan kawasan hutan yang dilindungi dan sebagian lain telah dikelola masyarakat sekitar sehingga tidak dapat dipergunakan. Bahan baku langsung lainnya yang digunakan untuk menghasilkan pulp yaitu: cairan pemasak yaitu Lindi Putih (white liquor) dan lindi hitam (black liquor), bahan kimia pemutih , air dan uap panas (steam). b) Biaya Tenaga Kerja Langsung

Merupakan semua biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi PT Toba Pulp Lestari Tbk. Biaya tenaga kerja langsung ini merupakan biaya tetap karena biaya ini tidak mengikuti perubahan jika jumlah produksi meningkat atau menurun. Jumlah tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja tetap, tenaga kerja kontraktor dan tenaga kerja asing.


(56)

Tenaga kerja tetap terbagi dalam dua departemen yaitu departemen mill (di lantai pabrik) dan pada departemen forestry

(area hutan).

Tenaga kerja kontraktor adalah tenaga kerja yang dikontrak dalam jangka waktu tertentu sesuai kebutuhan dari masing-masing bagian yang ada di perusahaan untuk membantu jalannya proses produksi. Perusahaan-perusahaan kontraktor yang bekerja sama dengan PT Toba Pulp Lestari Tbk antara lain Pech-Tech, Brama bachita, Ayamas Ika Putra.

Tenaga kerja asing adalah tenaga kerja ahli pada bidang-bidang tertentu. Tenaga kerja asing berasal dari Australia, India, Finlandia, Kanada, Singapura dan Malaysia. c) Biaya Overhead Pabrik

Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik yang ada di PT Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea adalah:

1) Biaya pemeliharaan bangunan pabrik 2) Biaya pemeliharaan bangunan rumah 3) Biaya pemeliharaan mesin dan instalasi 4) Biaya amortisasi bangunan pabrik 5) Iuran dan sumbangan


(57)

7) Biaya asuransi 8) Biaya listrik

Tabel 4.1

Daftar Biaya Produksi PT Toba Pulp Lestari, Tbk (dalam U$)

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Januari 3,764,800 5,076,219.72 6,478,021.44

Februari 4,053,200 5,251,737.92 6,808,998.24

Maret 3,870,600 4,580,004 8,268,242.4

April 4,151,300 5,965,917.1 6,8222,563.2

Mei 4,014,000 5,963,340.24 6,784,050.24

Juni 4,086,300 7,723,675.96 6,970,803.84

Juli 3,673,000 5,708,328.34 6,753,732.48

Agustus 4,183,400 4,331,264.08 6,828,101.28

September 4,083,000 4,664,894.52 7,037,807.04

Oktober 4,000,000 6,414,096.26 7,008,914.88

November 4,157,000 8,245,076.84 6,285,470.4

Desember 4,125,600 7,680,695.88 6,025,583.52

Sumber: Data dari PT.Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009

2. Harga Jual

PT Toba Pulp Lestari Tbk yang terletak di desa Sosor Ladang Porsea dapat berproduksi antara 500-550 ton pulp sehari.


(58)

42% dijual dipasar domestik. Harga penjualan pulp cenderung berfluktuasi yang diakibatkan oleh banyaknya saingan dari negara-negara luar yakni negara-negara Amerika Utara dan Skandinavia yang memasok sekitar 85% dari kebutuhan pulp dunia.

PT Toba Pulp Lestari Tbk menjadi perusahaan industri berstandar nasional dengan diperolehnya sertifikasi ISO 9001 pada tahun 2003 yang mengharuskan perusahaan menggunakan sistem kualitas. Dengan adanya penghargaan ini PT Toba Pulp Lestari Tbk dalam produksinya harus menitikberatkan sistem kualitas dalam desain/pengembangan produksi, instalasi, dan pelayanan. Hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam industri sejenis dan dapat memuaskan pasar sekaligus memperoleh laba yang maksimal. Perusahaan dalam menetapkan harga jual

pulp didasarkan pada metode penentuan harga jual dalam Cost

Type Contract. Dalam cost type contract, harga jual dibebankan

kepada customer dihitung berdasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan produsen ditambah laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya terjadi.


(59)

Tabel 4.2

Harga Jual pulp PT.Toba Pulp Lestari, Tbk (dalamU$/kg)

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Januari 4,002,100 6,530,595.3 10,862,136.96

Februari 4,350,000 6,756,400.8 11,417,108.16

Maret 5,056,000 5,892,210 11,863,921.6

April 5,213,400 7,675,197.75 11,439,338.88

Mei 5,039,000 7,671,882.6 11,375,276.16

Juni 4,940,000 9,936,567.9 11,688,418.56

Juli 4,853,000 7,343,807.85 11,324,440.32

Agustus 5,160,000 5,572,204.2 11,449,139.52

Sepember 5,228,700 6,001,422.3 11,800,767.52

Oktober 5,377,000 8,251,783.65 11,752,321.92

November 5,120,000 10,607,354.1 10,539,273.6

Desember 5,100,000 9,881,273.7 10,103,503.68


(60)

3. Laba Kotor

Tabel 4.3

Daftar Laba Kotor PT.Toba Pulp Lestari, Tbk (dalam U$)

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Januari 1,850,800 760,678.64 3,776,720.3

Februari 1,825,100 986,484.14 4,331,691.56

Maret 1,790,210 122,293.34 6,778,504.94

April 1,930,070 1,905,281.09 4,353,922.22

Mei -594,166 1,901,965.94 4,289,859.5

Juni 1,685,185 4,166,651.24 4,603,001.9

Juli 1,720,100 1,573,891.19 4,239,023.66

Agustus 1,830,200 -197,712 4,363,722.86

September 1,985,300 231,505.64 4,715,350.7

Oktober 1,890,200 2,481,866.99 4,666,905.26

November 2,081,800 4,837,437.44 3,453,856.94

Desember 1,980,825 4,111,357.04 3,018,087.02

B. Hasil Analisis Data Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Berikut merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan :


(61)

Tabel 4.4 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Y 36 -594166 6778505 2651332.54 1696133.835

X1 36 3673000 8268242 5606650.91 1442801.783

X2 36 4002100 11863922 7977098.53 2827857.008

Valid N (listwise) 36

Table 4.4 menunjukkan bahwa Biaya Produksi (X1) dan Harga Jual

(X2) memiliki nilai terendah, nilai tertinggi dan nilai rata-rata yang positif.

Sedangkan Laba Kotor (Y) memiliki nilai terendah yang negatif, nilai tertinggi dan nilai rata-rata yang positif. Berikut ini adalah perincian data deskriptif yang telah diolah:

1. Variabel Biaya Produksi memiliki nilai minimum sebesar 3673000, nilai maksimum sebesar 8268242, nilai rata-rata sebesar 5606650.91 dan standar deviasi sebesar 1442801.783 dengan jumlah sampel sebanyak 36.

2. Variabel Harga Jual memiliki nilai minimum sebesar 4002100, nilai maksimum sebesar 11863922, nilai rata-rata sebesar 7977098.53, dan standar deviasi sebesar 2827857.008 dengan jumlah sampel sebanyak 36.

3. Variabel Laba Kotor memiliki nilai minimum sebesar -594166, nilai maksimum sebesar 6778505, nilai rata-rata sebesar 2651332.54, dan standar deviasi sebesar 1696133.835 dengan jumlah sampel sebanyak


(62)

2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji normalitas.

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal H1 : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.

Tabel 4.5 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Unstandardized Residual

N 36

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 8.655044685

Most Extreme Differences Absolute .148

Positive .074

Negative -.148

Kolmogorov-Smirnov Z .886

Asymp. Sig. (2-tailed) .413

a. Test distribution is Normal.

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.5 diperoleh besarnya nilai K-S 0.886 dan signifikan pada 0.413. Nilai signifikan lebih besar dari


(63)

0,05, maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. Setelah data terdistribusi secara normal, maka dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik histogram dan grafik p-plot data yang telah berdistribusi normal.

Gambar 4.1 Histogram

Grafik histogram pada gambar diatas menunjukkan distribusi normal karena grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal P-Plot.


(64)

Gambar 4.2 Grafik Normal

P-Plot

Pada grafik normal P-Plot terlihat bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tol > 0.10 dan variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas:


(65)

Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas

Hasil perhitungan nilai VIF menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui apakah dalam penelitian terjadi Heteroskedastisitas, dapat dilihat dengan grafik scatterplot. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot berikut ini:

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant)

-2028966.569 690546.900 -2.938 .006

X1 .328 .289 .279 1.134 .265 .131 7.661

X2 .356 .147 .594 2.416 .021 .131 7.661


(66)

Gambar 4.3 Grafik ScatterPlot

Dari gambar scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen yaitu laba kotor berdasarkan variabel independen yaitu biaya produksi dan harga jual.

d. Uji Autokorelasi

Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW).


(67)

Tabel berikut menyajikan hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan SPSS versi 16.

Tabel 4.7 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .860a .740 .724 891346.096 1.037

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Pada bagian model summary, hasil pengujian diatas terlihat bahwa angka D-W sebesar +1.037 atau (- 2<1.037<+2) , karena angka D-W diantara -2 sampai +2, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak ada autokorelasi.

3. Model Dan Teknik Analisis Data a. Model Regresi Berganda

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(68)

Tabel 4.8

Hasil Analisis Regresi Berganda

Dari nilai-nilai koefisien di atas, persamaan regresi yang dapat disusun untuk variabel biaya produksi dan harga jual:

Y = -2028966.569 + 0.328 X1 + 0.356 X2

Dimana:

Y = Laba Kotor

X1 = Biaya Produksi

X2 = Harga Jual

Interpretasi dari persamaan di atas adalah :

a.Konstanta (a) sebesar -2028966.569, menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka Laba Kotor sebesar -2028966.569. b.Koefisien X1 (b1) = 0.328. Koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa

setiap variabel biaya produksi meningkat sebesar satu satuan, maka laba kotor akan meningkat sebesar 0.328 satuan atau 32.8% dengan asumsi variabel lainnya tetap.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant)

-2028966.569 690546.900 -2.938 .006

X1 .328 .289 .279 1.134 .265 .131 7.661

X2 .356 .147 .594 2.416 .021 .131 7.661


(69)

c.Koefisien X2 (b2) = 0.356. Koefisien regresi b2 ini menunjukkan bahwa

setiap variabel harga jual meningkat sebesar satu satuan, maka laba kotor akan meningkat sebesar 0.356 satuan atau 35.6% dengan asumsi variabel lainnya tetap.

b. Pengujian Hipotesis

1. Uji Parsial (Uji t Statistik)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independennya. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9 Uji Statistik t

Kesimpulan yang diambil dari analisis diatas adalah:

a. Biaya produksi mempunyai nilai signifikansi 0.265 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0.05. Nilai t hitung biaya produksi adalah 1.134. Nilai t hitung 1.134 < t tabel 2.034515. Dengan demikian, dapat

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2028966.569 690546.900 -2.938 .006

X1 .328 .289 .279 1.134 .265 .131 7.661

X2 .356 .147 .594 2.416 .021 .131 7.661


(70)

disimpulkan bahwa H1 ditolak atau secara parsial biaya produksi tidak berpengaruh signifikan terhadap laba kotor.

b. Harga jual mempunyai nilai signifikansi 0.021 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0.05. Nilai t hitung harga jual adalah 2.416. Nilai t hitung 2.416 > t tabel 2.034515. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H1 diterima atau harga jual berpengaruh signifikan terhadap laba kotor.

2. Uji Simultan (uji F statistik)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh biaya produksi dan harga jual secara bersama-sama terhadap laba kotor.

Tabel 4.10 Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.447E13 2 3.724E13 46.867 .000a

Residual 2.622E13 33 7.945E11

Total 1.007E14 35

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Dari uji Anova atau F-test, diperoleh nilai F hitung sebesar 46.867 dengan tingkat signifikansi 0.000. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya produksi dan harga jual secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba kotor karena tingkat signifikansi sebesar 0,000 (<0,005). Hasil analisis ini diperkuat dengan


(71)

membandingkan antara nilai F hitung 46.867 yang jauh lebih besar dari F tabel 3.284918.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.

Tabel 4.11

Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 2003, hal 183.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square

adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan


(72)

variabel-semakin terbatas. Nilai Rsquare memiliki kelemahan yaitu nilai R square

akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.12

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .860a .740 .724 891346.096 1.037

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Pada model summary di atas, angka R sebesar 0.860 menunjukkan bahwa hubungan antara biaya produksi dan harga jual erat yaitu sebesar 86% berada diatas 0,5 (50%). Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0.724. Angka ini mengindikasikan bahwa 72.4% variasi dalam variabel laba kotor dijelaskan oleh variasi variabel biaya produksi dan harga jual. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan secara statistik, dapat diketahui bahwa biaya produksi dan harga jual secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap laba kotor. Hal ini


(73)

didukung dari nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.724 yang menunjukkan bahwa variabel independen biaya produksi dan harga jual mampu menjelaskan sebanyak 72.4% perubahan dari variabel dependen yaitu laba kotor. Sedangkan sisanya sebesar 27.6 % dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini. Sementara secara parsial, biaya produksi tidak berpengaruh signifikan terhadap laba kotor, tetapi harga jual berpengaruh secara signifikan positif terhadap laba kotor.

Teori menyebutkan bahwa biaya produksi, harga jual, dan volume (produksi dan penjualan) berpengaruh terhadap laba. Secara simultan penelitian ini sejalan dengan teori yang telah dikemukakan karena hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya produksi dan harga jual berpengaruh secara signifikan terhadap laba kotor. Secara parsial hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga jual berpengaruh signifikan positif terhadap laba kotor, tetapi biaya produksi tidak berpengaruh signifikan terhadap laba. Oleh karena itu, teori yang mengemukakan bahwa biaya produksi berpengaruh terhadap laba bertentangan dengan penelitian ini dan sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa harga jual berpengaruh terhadap laba. Tinjauan penelitian terdahulu (Novie Bertina K P:2006) menyatakan bahwa biaya produksi dan harga jual tidak berpengaruh terhadap laba. Oleh karena itu, hasil penelitian ini bertentangan dengan tinjauan penelitian terdahulu tersebut.


(74)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data penelitian dan pembahasan dapat diperoleh:

1. Secara parsial dapat disimpulkan, bahwa Biaya Produksi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Laba Kotor, sementara Harga Jual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Laba Kotor, artinya apabila Harga Jual meningkat maka Laba Kotor akan meningkat dan apabila Harga Jual menurun maka Laba Kotor akan menurun.

2. Secara simultan, dapat diambil kesimpulan bahwa Biaya Produksi dan Harga Jual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Laba Kotor.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan untuk penelitian selanjutnya. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian hanya mengambil dua variabel independen sehingga hasil penelitian ini belum dapat menjelaskan semua variabel yang mempengaruhi Laba. Variabel lain yang mempengaruhi laba misalnya volume penjualan dan volume produksi.


(75)

B. Saran

Untuk menambah manfaat penulisan skripsi ini, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang berguna buat perusahaan dan peneliti selanjutnya. Adapun saran yang penulis berikan adalah :

1. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan untuk mengambil jangka waktu penelitian lebih dari 3 tahun.

2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar menambah variabel independen dalam penelitian, misalnya variabel volume produksi atau volume penjualan.

3. Bagi perusahaan, penulis menyarankan agar manajemen perusahaan menjaga tingkat harga jual seoptimal mungkin karena hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga jual berpengaruh signifikan terhadap laba, mempertahankan atau meningkatkan laba dengan memperhatikan terjadinya biaya produksi seminimal mungkin untuk menghindari terjadinya pemborosan biaya, dan meningkatkan kualitas produk agar mampu bersaing dipasaran sehingga dapat meningkatkan volume penjualan.


(76)

DAFTAR PUSTAKA

Bertina, Novie, 2006. “Analisis Pengaruh Biaya Produksi dan Harga CPO dan KPO terhadap Laba pada PTPN II (Persero) Tanjung Morawa” skripsi Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Carter, William K, dan Milton F.Usry, 2006. Akuntansi Biaya, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan

Manajemen, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi,

Medan.

Halim, Abdul, dan Bambang Supomo, 2001. Akuntansi Manajemen, Cetakan Kesepuluh, BPFE- Yogyakarta, Yogyakarta.

Halim, Abdul, 1999. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Indriantoro, dan Supomo, 2002.Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan

Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Kholmi, Masiyah, dan Yuningsih, 2004. Akuntansi Biaya, Cetakan Empat, UMM Press, Malang.

Sajani, Vita, 2007.” Hubungan Biaya Produksi Terhadap Penetapan Harga Jual Pulp pada PT TPL Tbk Sosor Ladang Porsea” skripsi Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Sibarani, Nova, 2007.” Analisis Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Kualitas terhadap Laba pada PT. Toba Pulp Lestari Tbk Sosor Ladang Porsea” skripsi Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Sinambela, Mutiara,2007.” Analisis Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Harga Jual dan Laba Pada PT Perkebunan Nusantara II” skripsi Akuntansi Universitas Sumatera Utara.


(77)

Sugiyono,2003. Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, Alfabeta, Bandung.

Supriyono, R,A, 1999. Akuntansi Biaya; Pengumpulan Biaya dan Penentuan

Harga Pokok, Edisi Kedua, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Tando, Badar,2003. “Pengaruh Bauran KomunikasiPemasaran terhadap Volume Penjualan” tesis Universitas Gunadarma.


(78)

LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Penelitian

Data Biaya Produksi

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Januari 3,764,800 5,076,219.72 6,478,021.44

Februari 4,053,200 5,251,737.92 6,808,998.24

Maret 3,870,600 4,580,004 8,268,242.4

April 4,151,300 5,965,917.1 6,8222,563.2

Mei 4,014,000 5,963,340.24 6,784,050.24

Juni 4,086,300 7,723,675.96 6,970,803.84

Juli 3,673,000 5,708,328.34 6,753,732.48

Agustus 4,183,400 4,331,264.08 6,828,101.28

September 4,083,000 4,664,894.52 7,037,807.04

Oktober 4,000,000 6,414,096.26 7,008,914.88

November 4,157,000 8,245,076.84 6,285,470.4

Desember 4,125,600 7,680,695.88 6,025,583.52

Data Harga Jual

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Januari 4,002,100 6,530,595.3 10,862,136.96


(79)

Maret 5,056,000 5,892,210 11,863,921.6

April 5,213,400 7,675,197.75 11,439,338.88

Mei 5,039,000 7,671,882.6 11,375,276.16

Juni 4,940,000 9,936,567.9 11,688,418.56

Juli 4,853,000 7,343,807.85 11,324,440.32

Agustus 5,160,000 5,572,204.2 11,449,139.52

Sepember 5,228,700 6,001,422.3 11,800,767.52

Oktober 5,377,000 8,251,783.65 11,752,321.92

November 5,120,000 10,607,354.1 10,539,273.6

Desember 5,100,000 9,881,273.7 10,103,503.68

Data Laba Kotor

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Januari 1,850,800 760,678.64 3,776,720.3

Februari 1,825,100 986,484.14 4,331,691.56

Maret 1,790,210 122,293.34 6,778,504.94

April 1,930,070 1,905,281.09 4,353,922.22

Mei -594,166 1,901,965.94 4,289,859.5

Juni 1,685,185 4,166,651.24 4,603,001.9

Juli 1,720,100 1,573,891.19 4,239,023.66

Agustus 1,830,200 -197,712 4,363,722.86


(80)

Oktober 1,890,200 2,481,866.99 4,666,905.26

November 2,081,800 4,837,437.44 3,453,856.94

Desember 1,980,825 4,111,357.04 3,018,087.02

Lampiran 2 : Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Y 36 -594166 6778505 2651332.54 1696133.835

X1 36 3673000 8268242 5606650.91 1442801.783

X2 36 4002100 11863922 7977098.53 2827857.008

Valid N (listwise) 36

Lampiran 3: Uji Normalitas

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized

Residual

N 36

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 8.655044685

Most Extreme Differences Absolute .148

Positive .074

Negative -.148

Kolmogorov-Smirnov Z .886

Asymp. Sig. (2-tailed) .413


(81)

(82)


(1)

Oktober

1,890,200

2,481,866.99

4,666,905.26

November

2,081,800

4,837,437.44

3,453,856.94

Desember

1,980,825

4,111,357.04

3,018,087.02

Lampiran 2 : Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Y 36 -594166 6778505 2651332.54 1696133.835

X1 36 3673000 8268242 5606650.91 1442801.783

X2 36 4002100 11863922 7977098.53 2827857.008

Valid N (listwise) 36

Lampiran 3: Uji Normalitas

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 36

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 8.655044685

Most Extreme Differences Absolute .148

Positive .074

Negative -.148

Kolmogorov-Smirnov Z .886

Asymp. Sig. (2-tailed) .413


(2)

(3)


(4)

Lampiran 4 : Uji Multikolinearitas

Lampiran 5: Uji Heterokedastisitas

Grafik Scatterplot

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant)

-2028966.569 690546.900 -2.938 .006

X1 .328 .289 .279 1.134 .265 .131 7.661

X2 .356 .147 .594 2.416 .021 .131 7.661


(5)

Lampiran 6 : Uji Autokorelasi

Hasil Uji Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .860a .740 .724 891346.096 1.037

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Lampiran 7: Reggresion

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 X2, X1a . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y


(6)

Lampiran 8 : Hasil Regresi Berganda

Uji t

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.447E13 2 3.724E13 46.867 .000a

Residual 2.622E13 33 7.945E11

Total 1.007E14 35

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2028966.569 690546.900 -2.938 .006

X1 .328 .289 .279 1.134 .265 .131 7.661

X2 .356 .147 .594 2.416 .021 .131 7.661