karena TSS yang terkandung dalam influent tidak dapat diolah oleh mikroorganisme pada proses penguraiannya.
Adapun cara kerjanya adalah padatan yang terkandung dalam influent yang lebih besar dari massa jenis limbah cair akan mengendap secara gravitasi
dengan adanya waktu tinggal retention time dalam Primary Clarifier tersebut. Selanjutnya influent yang jernih meluap melalui pelimpah celah ukur weir dan
menuju ke menara pendingin Cooling Tower. Padatan yang mengendap ke dasar Primary Clarifier yang kita namakan lumpur Primary Primary Sludge
selanjutnya disapu ke rake tengah dan diarahkan ke lobang isapan pompa kemudian dipompakan ke Thickener Clarifier untuk diolah lebih lanjut.
2.3.2.2 Sistem Pendingin Limbah Cair Pulp Cooling System
Sistem pendingin limber cair PT.Toba Pulp Lestari, Tbk adalah dengan menggunakan menara pendingin Cooling Tower. Hal ini diperlukan untuk
menjaga suhu yang sesuai dengan mikroorganisme untuk mengolah limbah cair dalam bak aerasi sehingga penguraian limbah cair akan berlangsung dengan baik.
Adapun parameter yang perlu dijaga untuk unit ini adalah : 1.
Temperatur limbah cair yang keluar dari unit ini dijaga dibawah 38
o
C, karena temperatur limbah cair yang baik bagi mikroorganisme berada pada kisaran
33-37
o
2. Agar tercapai temperatur tersebut maka dipastikan :
C. • Spray Nozzle sebuah pipa penyemprot dalam keadaan bersih, tidak
tersumbat dengan benda apapun agar limbah cair yang kontak dengan udara luar diusahakan setipis mungkin.
• Mist Eliminator membran beserta sekat-sekatnya dalam keadaan bersih dan tidak tersumbat dengan lumut atau kotoran apapun, agar kontak antara
udara luar dengan limbah cair selalu terjaga.
2.3.2.3 Tahap Utama Pengolahan Limbah Cair Pulp
Universitas Sumatera Utara
Setelah tahap persiapan yang dimulai dari primary Clarifier sampai ke Coolling Tower maka tahapan selanjutnya adalah tahapan utama di bak aerasi
Deep Tank. Pada unit ini penguraian secara biologi Biological Reaction berlangsung. Reaksi berlangsung secara aerobik yaitu reaksi bisa terlaksana
apabila ada oksigen di dalamnya dan tentunya mikroorganisme juga ada. Reaksi yang terjadi pada tahapan ini adalah :
Mikroorganisme Aerobik + Organik Terurai + O
2
+ Nutrient CO
2
+ H
2
O + NH
3
+ Mikroorganisme yang baru.
2.3.2.4 Tahap Penyempurnaan
Pada tahap ini disebut juga sebagai tahap pengendapan akhir dimana jumlah lumpur aktif yang bercampur dengan limbah cair dalam instalasi
pengolahan air limbah yaitu berupa padatan tersuspensi yang keluar dari Deep Tank dialirkan ke Secondary Clarifier melalui bak pembagi Spiliter Box agar
aliran yang masuk ke setiap Clarifier dapat diatur dengan merata. Lumpur yang dihasilkan dalam instalasi pengolahan limbah cair PT.
Toba Pulp Lestari, Tbk terbagi atas 2, yaitu : 1.
Lumpur Primary Primary Sludge Merupakan lumpur yang dihasilkan dari pengendapan limbah cair oleh
Primary Clarifier. Lumpur ini didominasi oleh serat fiber sisa pengolahan pulp.
2. Lumpur Biologi Waste Activated Sludge
Lumpur ini merupakan Lumpur aktif activated sluge yang harus dibuang dari Secondary Clarifier, dimana kegunaannya untuk menjaga campuran padatan
organik yang tersuspensi untuk menjaga keseimbangan antara makanan dan mikroorganisme. Karena pada prinsipnya mikroorganisme berkembang biak
setelah memakan organik terurai dalam limbah cair sehingga mikroorganisme ini perlu dibuang.
Universitas Sumatera Utara
Penampungan lumpur dilakukan dengan bantuan flocculent polymer untuk membantu peningkatan dan pengendapan antara lumpur biologi dan lumpur
primary. Kegunaan utama dari tahap penyempurnaan ini adalah untuk memisahkan
lumpur aktif dari limbah cair yang telah diolah sehingga limbah cair yang dibuang ke badan sungai penerima diharapkan sejernih mungkin Training and
Development Center PT. Toba Pulp Lestari, Tbk 2003
2.4 Padatan Tersuspensi Total Suspended Solid = TSS