Efektivitaspelaksanaan Program Keluargaharapan Di Kelurahankayujatikecamatanpanyabungan Kabupatenmandailing Natal

(1)

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN

DIKELURAHAN KAYU JATI

DAFTAR KUESIONER

A.

Petunjuk Pengisian

1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh alternative jawabannya.

2. Pilihlah alternative jawaban yang paling sesuai menurut anda.

3. Jawablah pertanyaan tersebut dengan cara menyilangi salah satu jawaban yang

menurut Ibu benar.

4. Peneliti sangat mengharapkan semua pertanyaan dijawab dengan jujur, benar,

dan

jelas.

5. Berikan penjelasan terhadap jawaban yang dipilih.

B.

Identitas Responden

1. Nama :

2. Usia :

a. 17-25 Tahun

b. 26-34 Tahun

c. 35-43 Tahun

d. 44-52 Tahun

e. 53 Tahun ke atas

3. Agama : a. Islam

d. Budha

b. Kristen Protestan

e. Hindu

c. Kristen Khatolik


(2)

4. Jenis Kelamin :

a. Laki-laki

b. Perempuan

5. Suku :

a. Jawa

b. Batak

c. Padang

d. Melayu

e. Lainnya, sebutkan ……..

6. Pendidikan :

a. Tidak sekolah

b. Tamat SD

c. Tamat SLTP/Sederajat

d. Tamat SLTA/Sederajat

e. Akademik/ Diploma/Sarjana

7. Pekerjaan :

a. Buruh

b. Petani

c. Pedagang

d. Ibu Rumah Tangga

e. lainnya, sebutkan…..

8. Jumlah anggota keluarga : a. 1 - 2 Orang

b. 3 - 4 Orang

c. 4 - 5 Orang

d. Lebih dari 6


(3)

C.

Efektivitas Pelaksanaan Program Keluarga Harapan

di kelurahan Kayu Jati

A)

Pemahaman Program, meliputi:

1.

Darimana Ibu pertama kali memperoleh informasi mengenai adanya

Program Keluarga Harapan ?

a.

Pihak kecamatan

b.

Tetangga/Teman

c.

Pendataan/Sosialisi

2.

Menurut Ibu bagaimana syarat-syarat yang ditetapkan untuk mengikuti

Program Keluarga Harapan ?

a.

Sangat mudah

b.

Kurang mudah

c.

Tidak mudah

3.

Apakah ibu mengerti tentang tujuan dari Program Keluarga Harapan ini?

a.

Mengerti

b.

Kurang mengerti

c.

Tidak mengerti

4.

Apakah Ibu mengetahui peran dari pendamping Program Keluarga Harapan?

a.

Tahu

b.

Kurang tahu

c.

Tidak tahu


(4)

B)

Ketepatan sasaran, meliputi:

5.

Apakah Ibu dalam kesehariannya mengalami kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan makan sehari-hari?

a.

Ya

b.

Biasa saja

c.

Tidak

6.

Apakah Ibu dalam kesehariannya mengalami kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan pendidikan anak?

a.

Ya

b.

Biasa saja

c.

Tidak

7.

Apakah Ibu merasa bahwa Ibu merupakan salah satu orang yang tepat untuk

terdaftar sebagai peserta PKH?

a.

Ya, sangat tepat

b.

Tidak tepat

Alasannya ...

8.

menurut Ibu apakah tujuan dari PKH sudah menjawab kebutuhan ibu?

a.

Ya sangat membantu

b.

Kurang membantu

c.

Tidak membantu sama sekali

9.

Dalam pemerian dana PKH, apakah ibu menerima Kartu Peserta PKH?

a.

Menerima

b.

Kurang tahu

c.

Tidak menerima


(5)

10.

Apakah Ibu puas akan jumlah dana yang diberikan PKH?

a.

Puas

b.

Kurang

c.

Sangat kurang puas

11.

Apakah ada pemotongan dana yang dilakukan pihak tertentu?

a.

Ada

b.

Tidak tahu

c.

Tidak ada

C)

Tepat waktu, meliputi:

12.

Apakah pertemuan kelompok selalu dilakukan tepat waktu?

a.

Ya

b.

Kurang tahu

c.

Tidak

Alasannya ...

13.

Bagaimana pendapat ibu mengenai tahap pencairan dana, apakah dilakukan

tepat waktu?

a.

Tepat

b.

Kurang tahu

c.

Tidak tepat waktu

14.

Apakah ibu selalu rutin dalam mengikuti pertemuan kelompok?

a.

Ya

b.

Jarang

c.

Tidak


(6)

15.

Apakah ibu mendapatkan pelayanan yang baik pada saat pemberian kartu

peserta PKH atau pun pada saat penyaluran bantuan?

a.

Iya

b.

Kurang tahu

c.

Tidak

Alasannya ………..

16.

Menurut ibu apakah program PKH di kelurahan Kayu Jati sudah efektif

dijalankan dengan benar?

a.

Sudah

b.

Tidak tahu

c.

Tidak ada

17.

Apakah ada sosialisi yang dilakukan pihak pemerintah/PKH dalam

menjalankan programnya?

a.

Ada

b.

Tidak tahu

c.

Tidak ada

D)

Tercapainya Tujuan dan manfaat, meliputi :

18.

Setelah Ibu terdaftar sebagai peserta Program keluarga harapan (PKH)

apakah ada manfaat nyata yang ibu rasakan dalam kehidupan sehari-hari?

a.

Ya

b.

Kurang bermanfaat

c.

Tidak bermanfaat


(7)

19.

Apakah dana bantuan PKH tersebut Ibu tujukan untuk bidang kesehatan dan

pendidikan?

a.

Iya

b.

Kurang tahu

c.

Tidak

20.

Bagaimana tanggapan Ibu tentang kenyamanan mengakses layanan

kesehatan dasar dibeberapa rumah sakit?

a.

Memuaskan

b.

Kurang memuaskan

c.

Tidak memuaskan

Alasannya ...

21.

Bagaimana tanggapan Ibu dalam mengakses layanan pendidikan?

a.

Baik

b.

Kurang baik

c.

Tidak baik

Alasannya ...

E)

Perubahan Nyata, meliputi :

22.

Bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, apakah mengalami

perubahan?

a.

Ada perubahan

b.

Kurang ada perubahan

c.

Tidak berubah sama sekali


(8)

23.

Apakah ada perubahan nyata yang dirasakan dalam Bidang Pendidikan?

a.

Ada perubahan

b.

Kurang ada perubahan

c.

Tidak ada perubahan

24.

Apakah ada perubahan nyata yang dirasakan dalam Bidang Kesehatan?

a.

Ada perubahan

b.

Kurang ada perubahan

c.

Tidak ada perubahan

25.

Apakah ada perubahan nyata yang dirasakan dalam bidang ekonomi?

a.

Ada perubahan

b.

Kurang ada perubahan

c.

Tidak ada perubahan

26.

Apa tanggapan Ibu jika Program Keluarga Harapan ini diberhentikan?

a.

Tidak setuju

b.

Kurang setuju

c.

Setuju


(9)

DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA

1.

Apakah ibu/bapak tau tujuan dari PKH?

2.

Siapa-siapa saja yang menjadi penerima Program Keluarga Harapan ini? dan

menurut Bapak/Ibu apakah sudah tepat sasaran?

3.

Apakah besar bantuan yang diterima peserta PKH sesuai dengan yang telah

ditentukan, atau ada potongan?

4.

Seperti apa dampak atau manfaat dari PKH ini terhadap penerimanya?

5.

Apakah pelaksaaan PKH ini sudah efektif dijalankan?

6.

Apakah Bapak/Ibu turun ke lapangan untuk memantau kondisi masyarakat

penerima Program Keluarga Harapan ini?

7.

Bagaimana dan seperti apa sosialisasi terhadap masyarakat penerima PKH di

Kelurahan Kayu Jati ini?

8.

Menurut Bapak/Ibu, apa kegunaan dari pembentukan kelompok Ibu penerima

PKH? Apakah peserta rutin mengikuti?

9.

Bagaimana menurut bapak/ibu dengan adanya PKH ini, apakah mampu

menjawab kebutuhan peserta PKH dikelurahan kayu jati?

10.

Bagaimana menurut ibu/bapak tentang PKH ini apakah layak dilanjutkan atau

diberhentikan?


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Said Zainal. 2004. Kebijakan Publik. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah.

Buku Pedoman Umum PKH. 2008. Direktorat Jenderal bantuan dan jaminansosial Departemen Sosial RI.

Buku Kerja Pendamping PKH (Program Keluarga Harapan). 2008. Direktorat Jenderal Bantuan dan Jaminan Sosial Depsos RI.

Chambel, J.P. 1989. Riset dalam Efektivitas Organisasi; terjemahan Sahat Simamora. Jakarta: Erlangga.

Hadari, Nawawi. 1990. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Kartasasmita, Ginanjar. 1996. Pembangunan untuk Rakyat Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: CIDES

Moleong, lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Ruky, Achmad S. 2001. Sistem Manajemen Kinerja: Panduan Praktis untuk Merencang dan Meraih Kinerja Prima.

Salim, Emil. 1994. Kebijakan Pemerataan Mengatasi Kemiskinan. Jakarta Press Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Medan: Grasindo Monoratama. Siagian, Matias. 2012. Kemiskinan dan Solusi. Medan. PT. Grasindo Monoratama. Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Slamet, Margono. 1994. Penyuluhan Pembangunan di Indonesia: Menyongsong Abad XXI. Jakarta: P.T Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.

Soetomo, 2006. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Stoner, James A.F. dan Alfonsus Sirait. 1991. Manajemen. Jakarta: P.T Gelora Aksara Pratama.

Steers, Richard, 1985. Efektivitas Organisasi Kaidah Perilaku. Jakarta. Erlangga Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Penerbit Pustaka

Pelajar.

Suharto, Edi, Ph.D. 2007. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung. Alfabeta.


(11)

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenada Media.

Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi. Yogyakarta: Lukman Offset YPAPI.

Usman, Sunyoto. 1998. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(12)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kelurahan Kayu Jati merupakan salah satu dari 15 kelurahan yang berada pada Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal yang berada pada ketinggian 241 M dari permukaan air laut, dan berluas sekitar 75,22 Ha.

Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Kayu Jati ini adalah sebagai berikut ; - Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kampung Padang

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Panyabungan III, dan Panyabungan I.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Panyabungan Julu. - Sebelah Timur berbatasan dengan Sigalapang Julu.

B. Kependudukan

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Nama dusun/lingkungan Laki-Laki Perempuan

1. Lorong 1 427 506

2. Lorong 2 348 385

3. Lorong 3 317 244

4. Lorong 4 314 287

5. Lorong 5 256 295

6. Lorong 6 259 274

7. Lorong 7 241 238

Jumlah 2162 2229


(13)

Jumlah penduduk Kelurahan Kayu Jati hasil proyeksi BPS tahun 2015 adalah sekitar 4391 jiwa.Yang dimana Laki-laki total berjumlah 2162 jiwa, dan perempuan berjumlah 2229 jiwa.

C. Penduduk Berdasarkan Agama

Adapun data penduduk Kelurahan Kayu Jati berdasarkan agama adalah sebagai berikut ;

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan di Kelurahan Kayu Jati Agama

No. Agama Jumlah

1. Islam 3964

2. Kristen Protestan 427

3. Kristen Khatolik -

3. Budha -

4. Hindu -

Jumlah 4391

Sumber : Data Kantor Kelurahan Kayu Jati 2016

Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah jiwa yang beragama dikelurahan kayu jati kecamatan panyabungan terdiri dariAgama Islam 3964 jiwa,beragama Kristen Protestan 427 jiwa, beragama Kristen Khatolik tidak ada, beragama Budha tidak ada, dan yang beragama Hindu tidak ada.

Dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat di kelurahan Kayu Jati memang beragama muslim, namum masyarakat dapat akur dan hidup secara berdampingan secara rukun.


(14)

D. Penduduk Berdasarkan Suku

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kelurahan Kayu Jati Berdasarkan Suku

No. Suku Jumlah

1. Batak 2566

2. Jawa 458

3. Padang 622

4. Melayu 265

5. Aceh 134

6. Lainnya 346

Jumlah 4391

Sumber : Data Kantor Kelurahan Kayu Jati 2016

Data di atas dapat dilihat bahwa bahwa Suku Batak sebanyak 2566 jiwa, sedangkan suku Jawa sebanyak 458 jiwa, suku Padang sebanyak 622 jiwa, suku Melayu sebanyak 265 jiwa, suku Aceh sebanyak 134 jiwa, dan suku lainnya sebanyak 346 jiwa.

Berdasarkan letak Kelurahan Kayu Jati memang berada pada Kabupaten Mandailing Natal, maka suku Batak menjadi mayoritas dikarenakan memang suku batak salah satunya Batak Mandailing.

E. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Tabel 4. Jumlah Penduduk Kelurahan Kayu Jati Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Pekerjaan Jumlah

1. Pegawai Negeri Sipil 465

2. Pedagang 1308

3. Supir/Becak 174

4. Petani/Perkebun 393

5. Peternak 102

6. Tukang/Jasa-jasa 247


(15)

Data diatas menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Kayu Jati berdasarkan mata pencaharian terdiri dari 465 yang bekerja sebagai PNS, Pedagang sebanyak 1308, Supir/Becak sebanyak 174, Petani/Perkebun sebanyak 393, selanjutnya Peternak sebanyak 102, dan Tukang/Jasa-jasa sebanyak 247.

F. Fasilitas Sarana dan Prasarana

Adapun data yang dibuat mengenai fasilitas sarana dan prasarana di Kelurahan Kayu Jati adalah sebagai berikut:

Tabel 5 . Fasilitas Umum dan Sosial di Kelurahan Kayu Jati

No. Fasilitas Jumlah Unit

1. Fasilitas Keagamaan a. Masjid b. Gereja c. Surau

3 Unit 1 Unit 7 Unit 2. Fasilitas Pendidikan

a. SD b. SLTP c. SLTA

5 Unit 2 Unit 1 Unit 3. Fasilitas Kesehatan

a. Rumah Sakit b. Posyandu

3 Unit 3 Unit Sumber : Data Kantor Kelurahan Kayu Jati 2016


(16)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

A. Pengantar

Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dengan menggunakan analisis tabel tunggal, dimana data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui observasi dan kuesioner. Kuesioner berisikan daftar pertanyaan yang sudah dibuat yang kemudian disebarkan kepada peserta penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) dan data hasil penelitian ini diperoleh langsung dari 20 peserta penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Kayu Jati.

Analisis data adalah proses menjadikan data yang memberikan pesan pada pembaca. Melalui analisis data, maka data yang diperoleh tidak lagi diam, melainkan berbicara. Analisis data menjadikan data itu mengeluarkan maknanya, sehingga para pembaca tidak hanya mengetahui data itu, melainkan juga mengetahui apa yang dibalik data itu (Siagian, 2011: 227).

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah teknik analisis data dengan pendekatan deskriptif kualitatf. Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran kuesioner diperoleh data mengenai identitas responden melalui nama, usia, agama, jenis kelamin, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan, jumlah anggota keluarga.

Dengan menggunakan teknik pengumpulan data deskriptif kualitatif diperoleh juga bagaimana efektivitas pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Kayu Jati Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal dilihat dari pemahaman program, ketepatan sasaran, ketepatan waktu, tercapainya tujuan dan perubahan dari peserta penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Kayu Jati Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.


(17)

Agar pembahasan tersebut tersusun secara sistematis dan jelas, maka pembahasan data penelitian ini dilakukan dengan membagi dua sub bab yaitu:

1. Analisis identitas responden.

2. Efektivitas Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.

1. Identitas Responden

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentasi (%)

1. Laki-Laki - -

2. Perempuan 20 100%

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan dilapangan oleh peneliti mengenai jenis kelamin responden yang menjadi peserta penerima manfaat PKH keseluruhan respondennya berjumlah 20 orang atau sebesar 100 % merupakan perempuan. Hal ini sesuai dengan ketentuan peserta penerima manfaat PKH yang salah satunya adalah kegiatan yang dikelola anggotanya adalah perempuan.

Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.

No. Kelompok Usia Frekuensi Persentasi (%)

1. 17 – 25 Tahun - -

2. 26 – 34 Tahun 5 25%

3. 35 – 43 Tahun 7 35%

4. 44 – 52 Tahun 8 40%

5. 53 Tahun ke atas - -

Jumlah 20 100%


(18)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa identitas responden berdasarkan usia yaitu 17-25 tahun tidak ada, 26-34 tahun sebanyak 5 orang (25%), 35-43 tahun sebanyak 7 orang (35%), 44-52 tahun sebanyak 8 orang (40%), dan yang berusia 53 tahun ke atas tidak ada. Di Kelurahan Kayu Jati yangmenjadi penerima Program Keluarga Harapan adalah mayoritas masyarakat yang berusia 35-52 tahun yaitu sebanyak 15 orang.

Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Suku

No. Suku Frekuensi Persentasi (%)

1. Jawa 3 15%

2. Batak 14 70%

3. Padang 2 10%

4. Melayu 1 5%

5. Lainnya - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa identitas responden berdasarkan usia yaitu suku Jawa berjumlah 4 orang (20%), suku Batak sebanyak 14 orang (70%), suku Padang berjumlah 2 orang (10%), dan suku Melayu hanya 1 orang (5%).

Ini menunjukkan bahwa mayoritas responden penerima Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati adalah suku Batak yaitu sebanyak 14 orang.

Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Frekuensi Persentasi (%)

1. Tidak Sekolah - -

2. Tamat SD 10 50%

3. Tamat SLTP/Sederajat 7 35% 4. Tamat SLTA/Sederajat 3 15% 5. Tamat Diploma/Sarjana - -

Jumlah 20 100%


(19)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir yaitu tingkat Sekolah Dasar (SD) berjumlah 10 orang (50%), Sekolah LanjutanTingkat Pertama (SLTP) berjumlah 7 orang (35%), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sebanyak 3 orang (15%) dan pada tingkat Diploma dan Sarjana tidak ada.

Keseluruhannya ini terjadi karena pada waktu yang lalu pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan masih sangat kurang belum lagi keadaan ekonomi mereka yang serba kesusahan memposisikan mereka sebagai orang yang tidak memiliki pilihan untuk bersekolah ketingkat yang lebih tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas penerima PKH di Kelurahan Kayu Jati berpendidikan pada tingkat hanya Tamat SD yaitu sebanyak 10 orang.

Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Frekuensi Persentasi (%) Keterangan Pekerjaan Suami

1. Buruh 8 40% Penarik becak

Pedagang Kuli bangunan Supir angkot Perkebun 2. Petani 3 15% Penarik Becak

Pedagang Kuli bangunan

3. Pedagang 2 10% Pedagang

Perkebun 4. Ibu Rumah Tangga 7 35% Penarik becak

Pedagang Kuli bangunan

Jumlah 20 100%


(20)

Dari tabel di atas tampak bahwa identitas responden berdasarkan pekerjaan yaitu sebagai Buruh 8 orang (40%) yang berkerja sebagai buruh cuci dan pekerja pembantu rumah tangga,yang berkerja sebagai petani di sawah orang lain ada 3 orang (15%), yang berkerja sebagai pedagang kecil-kecilan ada 2 orang (10%), dan sebagai ibu rumah tangga sebangak 7 orang (35%). Sedangkan rata-rata suami mereka ada yang penarik becak, pedagang kecil, kuli bangunan, supir angkot dan ada juga berkerja sebagai buruh di perkebunan orang lain.

Inilah yang menyebabkan sulitnya mereka mencari pekerjaan yang lebih layak sehingga pendapatan mereka pun berada dibawah rata-rata.Apabila dilihat dari pekerjaan para responden dan suami mereka maka layaklah mereka memperoleh bantuan dana PKH tersebut, di wilayah Kelurahan Kayu Jati.

Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

No. Jumlah Anggota Keluarga Frekuensi Persentasi (%)

1. 1 - 2 Orang - -

2. 3 - 4 Orang 12 60%

3. 5 – 6 Orang 8 40%

4. Lebih dari 6 Orang - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa identitas responden berdasarkan jumlah anggota keluarga yaitu 1-2 orang tidak ada, yang memiliki jumlah anggota keluarga 3-4 orang berjumlah 12 orang (60%), yang memiliki jumlah anggota keluarga 5-6 orang berjumlah 8 orang (40%), dan yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari 6 orang tidak ada.

Ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat penerima Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati memiliki jumlah anggota keluarga 3-4 orang yaitu sebanyak 12 orang.


(21)

2. Efektivitas Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati

Efektivitas pelaksanaan program keluarga harapan di kelurahan Kayu Jati disajikan dalam bentuk indikator meliputi pemahaman program, ketepatan sasaran, ketepatan waktu, tercapainya tujuan dan perubahan nyata dari program yang dijalankan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pelaksanaan program keluarga harapan di kelurahan kayu jati kecamatan panyabungan dalam membantu masyarakat sangat miskin dalam mengakses pendidikan dan kesehatan.

a. Pemahaman Program

Tabel 12. Sumber Informasi Yang Didapat Responden Tentang Program Keluarga Harapan

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Pihak Kecamatan 4 20%

2. Tetangga/Teman - -

3. Pendataan/Sosialisasi 16 80%

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa sebanyak 4 responden (20%) yang mendapatkan informasi tentang Program keluarga Harapan dari pihak Kelurahan Kayu Jati, sedangkan 16 responden (80%) mendapat informasi tentang PKH ketika didata dari Badan Pusat Statistik terkait survey calon penerima PKH.

Tabel 13. Pemahanan Responden Mengenai Syarat-syarat Program PKH No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Mengerti 14 70%

2. Kurang Mengerti 6 30%

3. Tidak Mengerti - -

Jumlah 20 100%


(22)

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa ada 14 responden (70%) yang menyatakan bahwa mereka mengerti syarat-syarat dari pkh, 6 responden (30%) menjawab kurang mengerti dari syarat-syarat Program Keluarga Harapan ini.

Begitu juga dengan hasil wawancara peneliti terhadap para informan mengaku tidak mengalami kesulitan untuk dapat terdaftar sebagai peserta Program Keluarga Harapan.Karena sebelumnya, mereka pernah di data oleh BPS dan data itulah yang digunakan kembali untuk mendaftarkan warga sebagai penerima bantuan program keluarga harapan.Warga mengaku bahwa nama-nama mereka dipanggil untuk mengikuti pertemuan dan mendapatkan sosialisasi mengenai program keluarga harapan.

Tabel 14. Pemahaman Responden Mengenai Tujuan PKH

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Tahu 20 100%

2. Kurang Tahu - -

3. Tidak Tahu - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa ada 20 responden (100%) yang menyatakan bahwa mereka mengerti tentang tujuan dan sasaran dari Program Keluarga Harapan ini.

Penerima PKH di Kelurahan Kayu Jati sudah mengerti apa yang menjadi tujuan dari PKH ini yaitu untuk kesehatan Bayi, Ibu Hamil dan Pendidikan Dasar RTSM, hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan informan.


(23)

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara kepada pendamping PKH dikelurahan Kayu Jati Bapak Diky :

“beberapa yang menjadi tujuan utama dari PKH itu adalah 1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, 2.Meningkatkan taraf pendidikan peserta PKH, 3.Meningkatkan kesehatan dan gizi ibu hamil atau balita, 4.Meningkatkan taraf ekonomi peserta”.

Dari pendapat responden dan informan maka menurut pendapat penulis bahwa pelaksanaan PKH di Kelurahan kayu jati sudah berjalan dengan baik, dimana peserta PKH sudah mengerti akan tujuan PKH dan Panitia PKH telah melaksanakan PKH sesuai dengan tujuan dan sasaran tersebut.

Tabel 15. Pemahaman Responden Mengenai Mengenai Peran dari Pendamping Program Keluarga Harapan

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Tahu 20 100%

2. Kurang Tahu - -

3. Tidak Tahu -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa sebanyak 20responden(100%) yang mengatakan bahwa Kinerja Koordinator Pendamping PKH Kelurahan Kayu Jati sudah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan salah satu responden : “Biasanya kami meminta tolong bapak pendamping membantu ketika berurusan dengan bagian administrasi di kesehatan seperti Rumah Sakit dan sekolah”


(24)

Pendamping adalah pelaksana PKH di tingkat Kecamatan.Fungsi utamanya adalah mendampingi langsung penerima Manfaat PKH.Mengapa seorang pendamping diperlukan yaitu karena sebagian besar orang miskin tidakmemiliki kekuatan apapun, tidak memiliki suara dan kemampuan untuk memperjuangkan hak mereka sesungguhnya.Untuk itulah mereka membutuhkan pendamping yang bersuara untuk mereka, yang membantu mereka mendapatkan hak dan mendampingi mereka untuk mematuhi kewajibannya dalam PKH.

b. Ketepatan Sasaran

Tabel 16. Responden Berdasarkan Tingkat Kesulitan dalam Pemenuhan Kebutuhan Makan Sehari-hari

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Ya 11 65%

2. Biasa saja 6 30%

3. Tidak 3 15%

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Data tabel di atas maka dapat dilihatbahwa lebih dari setengah jumlah atau 11 responden (65%) mengaku mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh tingkat pekerjaan mereka yang tergolong kedalam pekerjaan yang berpenghasilan rendah.Pekerjaan rendah juga didasari karena mayoritas dari mereka memiliki pendidikan yang rendah sehingga mereka masuk kedalam lapisan masyarakat yang memiliki pengetahuan rendah dan tidak berkesempatan untuk dapat diterima bekerja sebagai karyawan ataupun pihak yang memiliki penghasilan yang memadai.Berdasarkan fakta ini responden memang benar-benar layak untuk menerima bantuan PKH.


(25)

Tabel 17. Responden Berdasarkan Tingkat Kesulitan dalam Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan Anak

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Ya 17 85%

2. Biasa Saja 3 15%

3. Tidak - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa 15 responden (85%) mengaku mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak dan 3 responden (15%) mengaku biasa saja dalam memenuhi kebutuhan pendidikan.

Mereka mengaku bahwa biaya sekolah itu mahal, belum lagi ongkos untuk transportasi ke sekolah, biaya jajan anak, biayauntuk membeli buku, biaya untuk mengikuti les, biaya seragam sekolah dan sepatu sekolah.Semuanya membutuhkan biaya.

Mereka mengaku bersyukur bahwa ada bantuan dari pemerintah seperti PKH yang membantu mereka menyekolahkan anak sampai ke tingkat SMP.Namun disamping itu mereka berharap bahwa bantuan pendidikan sebaiknya dilanjutkan sampai ketingkat SMA (Sekolah Menengah Atas) karena biaya pendidikan di SMA lebih tinggi dibandingkan biaya pendidikan di tingkat SD dan SMP.

Tabel 18. Responden Berdasarkan Ketepatan Terdaftar Sebagai Peserta PKH

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Ya, sangat tepat 20 100%

2. Tidak tepat - -

Jumlah 20 100%


(26)

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa 20 responden (100%) mengaku bahwa mereka merupakan orang yang tepat untuk didaftarkan menjadi peserta PKH.Mereka mengatakan bahwa mereka layak untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah tidak terkecuali bantuan PKH.Pendidikan mereka yang rendah mengakibatkan mereka berada pada golongan masyarakat yang memiliki pendapatan rendah pula sehingga mengakibatkan mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Dengan adanya bantua PKH ini mereka sangat bersyukur dan sangat terbantu untuk bisa menyekolahkan anak-anak mereka.

Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendamping Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati, bapak diky menegaskan bahwa :

“Adapun saran dari program PKH ini 1.Ibu hamil/nifas, 2.Anak berusia dibawah 6 tahun, 3. Anak usia 7-21 tahun yang belum menyelesaikan wajib belajar 12 tahun, 4. Anak penyandang disabilitas usia 0-21 tahun.”

Tabel 19. Responden Berdasarkan Ketepatan PKH dalam Menjawab Kebutuhannya

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%) 1. Ya sangat membantu 20 100%

2. Kurang membantu - -

3. Tidak Membantu sama sekali - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa 20 responden (100) mengakui tujuan PKH sudah sangat membantu denganapa yang menjadi kebutuhan mereka. Mereka adalah masyarakat dengan pendapatan yang rendah.Pendapatan yang rendah mengakibatkan mereka kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tidak terkecuali dalam bidang pendidikan.Kehadiran PKH telah menjawab harapan mereka yaitu untuk bisa menyekolahkan anak mereka.Sehingga rasa kekuatiran mereka mulai sedikit berkurang.


(27)

Hal ini sesuai dengan wawancara yang peneliti lakukan dengan pendamping Program Keluarga Harapan di kelurahan Kayu Jati, Bapak Diky menyatakan bahwa :

“Dengan adanya bantuan ini banyak masyarakay yang miskin bahkan sangat miskin terbantu dalam kebutuhan hidupnya, namun masih ada juga beberapa peserta yang masih kekurangan dengan bantuan yang telah diberikan. Mereka sering bertanya kepada saya apakah bantuan akan dinaikkan?Namun ini program telah ditetapkan nominal bantuannya, kami sebagai pendamping hanya mengarahkan dan membantu permasalahan peserta.”

Tabel 20. Responden Menerima Kartu Peserta PKH

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Menerima 20 100%

2. Kurang Tahu - -

3. Tidak Menerima - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas tampak bahwa total keseluruhan responden yaitu 20 orang (100%) menyatakan bahwa mereka menerima kartu peserta Program Keluarga Harapan setelah adanya pendataan dari BPS (Badan Pusat Statistik) atas kelayakan memperoleh bantuan. Ini terkait dengan ketentuan dan syarat bahwa penerima PKH harus memiliki kartu peserta PKH untuk mengambil dana bantuan PKH tersebut.


(28)

Tabel 21. Responden Terhadap Memadai Jumlah Dana PKH yang Diterima

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Puas 9 45%

2. Kurang 11 55%

3. Sangat Kurang - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa hanya 3 reponden (15%) yang merasa puas akan jumlah nominal dana yang diberikan, 11 responden (35%) menyatakan kurang puas dengan jumlah dana yang diberikan.

Berdasarkan hasil wawancara kepada peserta penerima Program Keluarga Harapan di Kelurahan kayu jati. Mayoritas menyatakan bahwa dana bantuan Program Keluarga Harapan yang mereka terima masih kurang cukup memadai dalam hal kesehatan untuk meringankan biaya pembelian susu bayi, imunisasi menambah vitamin, pakaian bayi dll, dan membiayai pendidikan dasar anak-anak mereka, membantu pembelian buku-buku sekolah, baju seragam, biaya-biaya keperluan sekolah lainnya.

Namun dengan bantuan dana PKH tersebut diharapkan dapat meringankan kebutuhan keluarga para peserta Pelaksanaan Program PKH berjalan dengan efektip.

Tabel 22. Tanggapan Responden Akan Adanya Pemotongan Dana

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Ada 3 -

2. Tidak Tahu - -

3. Tidak Ada 17 85%

Jumlah 20 100%


(29)

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa seluruh peserta PKH (100%) yang menyatakan tidak adanya pemotongan pada saat penyaluran dana bantuan PKH, hal tersebutdiperoleh dari pendataan di lapangan oleh pendamping PKH yang menyatakan tidak ada pemotongan dalam penyaluran dana PKH di Kelurahan Kayu Jati dikarenakan peserta PKH telah melaksanakan kewajibannya sebagai peserta dengan baik,apabila terjadi pemotongan karena adanya absensi (ketidakhadiran) oleh peserta PKH tanpa adanya laporan yang jelas, baik dalam bidang Kesehatan maupun Pendidikan.

Peserta penerima Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati mayoritas menyatakan bahwa pada saat penyaluran dana bantuan PKH tidak ada pemotongan. Karena dana yang mereka terima sudah sesuai dengan besar yang telah ditentukan, sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan para informan yaitu tidak ada pemotongan dalam penyaluran dana PKH, akan tetapi apabila peserta PKH melakukan kelalaian absensi (tidak hadir) tanpa laporan untuk pemeriksaan ibu hamil dan balita serta anak sekolah dasar, maka akan terjadi pemotongan dengan jumlah yang telah ditetapkan, sesuai dengan perjanjian.

Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan dengan pendamping Program Keluarga Harapan di Keluarahan Kayu Jati, bapak diky mengatakan bahwa :

“Tidak pernah terjadinya pemotongan dana bantuan yang diberikan. Kalau pun ada itu dikarenakan sanksi yang diberikan kepada peserta PKH apabila 1.Tidak memenuhi komitmen kehadiran fasilitas layanan kesehatan dan pendidikan sesuai protokol yang dilakukan rutin setiap bulannya maka pengurangan berupa bantuan 10% pada setiap tahapan penyaluran, 2. Jika 3 bulan berturut-turut tidak memenuhi komitmen kehadiran fasilitas layanan kesehatan dan pendidikan maka pengurangan berupa bantuan 100% atau tidak mendapatkan bantuan akan tetapi masih tetap peserta PKH. 3. Jika 6 bulan berturut-turut tidak memenuhi komitmen kehadiran fasilitas layanan kesehatan dan pendidikan maka akan dikeluarkan dari kepesertaan PKH secara permanen.”


(30)

c. Tepat Waktu

Tabel 23. Responden Berdasarkan Ketepatan Waktu Pertemuan Kelompok

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Ya 16 80%

2. Kurang Tahu 4 20%

3. Tidak Pernah - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa 16 responden (80%) menjawab tepat waktu dalam pertemuan kelompok, dan 4 responden (20%) menjawab kurang tahu akan pertemuan kelompok.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendamping PKH di keluarahan kayu jati mengatakan :

“masih ada sebahagian peserta yang tidak tepat waktu dalam menghadiri pertemuan kelompok. Beralasan sulitnya menentukan waktu yang tepat untuk pertemuan kelompok, karena memiliki pekerjaan yang berbeda-beda, tidak adanya jadwal bekerja yang tetap juga mengakibatkan mereka kesulitan dalam melakukan pertemuan.Akibatnya ada beberapa dari mereka yang akhirnya tidak jadi menghadiri pertemuan kelompok.”

Tabel 24. Responden Berdasarkan Ketepatan Waktu Pencairan Dana

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Tepat 11 65%

2. Kurang Tahu 2 10%

3. Tidak Tepat Waktu 7 35%

Jumlah 20 100%


(31)

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa 11 responden (65%) menyatakan pencairan dana dilakukan dengan tepat waktu, 2 responden (10%) menyatakan kurang tahu, dan 7 responden (35%) menyatakan kurang tepat waktunya pencairan dana program keluarga harapan di keluarahan kayu jati.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendamping PKH di keluarahan kayu jati yaitu bapak dikymengatakan :

“keterlambatan itu bukanlah hal yang disengajaKetidaktepatan waktu pencairan dana PKH berasal dari pusat sehingga berimbas ke daerah-daerah. Namun walaupun bantuannya terlambat, tetapi selisih waktunya hanya sedikit, misalnya terlambat beberapa hari saja. Pembayaran bantuan dilakukan oleh PT POS setiap tiga bulan pada tanggal yang ditentukan oleh masing-masing kantor pos untuk masing-masing desa/kelurahan”

Tabel 25. Responden Mengikuti Kerutinan Pertemuan Kelompok

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Ya 16 80%

2. Jarang 4 20%

3. Tidak Pernah - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 16 orang (80%) mengaku selalu rutin dalam mengikuti pertemuan kelompok.Mereka menyadari bahwa mengikuti pertemuan kelompok merupakan salah satu dari beberapa kewajiban mereka yang harus dipenuhi. Mereka sadar bahwa pertemuan kelompok adalah hal yang penting yang harus dilakukan guna membahas mengenai bantuan PKH, juga dalam setiap pertemuan kelompok para pendamping akan kembali mengingatkan mereka mengenai tujuandasar PKH yang juga merupakan tujuan dasar mereka pula. Untuk itu mereka mengaku berusaha untuk selalu hadir dalam setiap pertemuan.


(32)

Sebanyak 4 orang (20%) mengatakan bahwa mereka tidak rutin mengikuti pertemuan kelompok, alasannya karena waktu yang sering bertabrakan dengan jadwal kegiatan mereka.Waktu bekerja yang tidak tetap membuat mereka kewalahan dalam membagi waktu.Sehingga mereka tidak bisa selalu dapat menghadiri pertemuan kelompok.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan pendamping PKH dikelurahan Kayu Jati, bapak diky menjelaskan :

“Kegunaan pembentukan sendiri jelas untuk mengembangkan kapasitas peserta PKH dalam kemampuan ekonomi, social, dan kesehatannya yang bertujuan dalam peningkatan kualitas keluarga. Dan agar tercipta pemahaman dan kerja sama yang baik sehingga pelaksaan PKH ini berjalan dengan baik”

Tabel 26. Responden Terhadap Pelayanan Pada Saat Pemberian Kartu Peserta No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Iya 20 100%

2. Kurang Tahu - -

3. Tidak - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa keseluruhan responden (100%) menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan pada saat pemberian kartu peserta PKH maupun pada saat penyaluran dana PKH sudah cukup baik.

Tabel 27. Responden BerdasarkanEfektif PKH di Kelurahan Kayu Jati

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Benar 18 90%

2. Tidak Tahu 2 10%

3. Tidak Benar - -

Jumlah 20 100%


(33)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 18 responden (90%) menyatakan bahwa penerima Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati mayoritas menyatakan bahwa mereka tidak memiliki keluhan-keluhan terkait proses pelaksanaan Program Keluarga Harapan. Mereka menilai setiap tahapan pelaksaan PKH telah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan mereka.

Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendamping Program Keluarga Harapan yaitu bapak diky menegaskan :

“Ketika ada keluhan dari peserta PKH ataupun masyarakat non peserta PKH, kami sebagai pendamping selalu menindaklanjuti keluhan tersebut, dengan melakukkan pengecekan terhadap pengaduan mereka, dan saya turun kelapangan untuk melihat kondisi masayarakat, ketika ada program kesehatan untuk melihat apakah program ini sudah berjalan”.

Tabel 28. Sosialisi Yang Dilakukan Dalam Program Keluarga Harapan No. Kategori jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Ada 20 100%

2. Tidak Tahu - -

3. Tidak ada - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa seluruh responden (100%) yang menyatakan bahwa sosialisasi sering dilakukan oeh terkait Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati.

Sosialisasi dilakukan oleh pendamping PKH Kecamatan Kelurahan Kayu Jati ataupun dari pihak Kecamatan dengan menghimbau masyarakat penerima PKH datang ke Kantor Kecamatan untuk mendengarkan sosialisasi tentang PKH. Informasi yang disampakan sebagai tahap pengenalan dasar program ini yaitu meliputi seperti apa PKH ini, sebagaimana efektif program tersebut, mekanisme pelaksanaannya, penggunaan dana PKH, syarat dan kewajiban peserta PKH dan sebagainya.

Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti denganpendamping PKH di kelurahan Kayu Jati yaitu bapak diky, menyatakan bahwa :


(34)

“Kami sering melakukan sosialisasi kepada peserta PKH biasanya kami menghimbau peserta PKH agar berkumpul di kantor kecamatan dan memberikan arahan dan bersosialisai, apalagi bila terjadi masalah di lapangan, kami selalu memberikan pengarahan”

d. Tercapainya Tujuan dan Manfaat

Tabel 29. Responden Berdasarkan Manfaat yang Dirasakan

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Ya Bermanfaat 20 100%

2. Kurang Bermanfaat - -

3. Tidak Bermanfaat - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa semua responden telah merasakan manfaat dari bantuan PKH. Dan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada beberapa peserta PKH, dapat disimpulkan PKH telah membantu mereka dalam membiayai pendidikan anak, selain itu PKH juga telah mengajari dan mendidik mereka menjadi orang yang sadar akan kewajibanmereka sebagai orang tua yang memiliki tanggung jawab dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pendamping PKH di keluarahan kayu jati yaitu bapak diky mengatakan :

“Banyak manfaat yang didapatkan peserta dalam menerima atas pertolongan bantuan PKH, salah satunya dalam sisi ekonomi, kesehatan dan pendidikan”


(35)

Tabel 30. Responden Berdasarkan Penggunaan Dana Bantuan di Bidang Pendidikan dan Kesehatan

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Iya 20 100%

2. Kurang Tahu - -

3. Tidak - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa 20 reponden (100%) mengaku telah menggunakan dana bantuan kedalam bidang pendidikan. Dana PKH digunakan untuk membeli seragam sekolah, membeli buku-buku pelajaran, alat-alat tulis, membeli sepatu sekolah.

Hal ini merupakan tujuan utama PKH yaitu membantu orang tua dalam membiayai pendidikan anak sekaligus mengurangi jumlah anak putus sekolah.

Tabel 31. Responden Mengakses Layanan Kesehatan

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Memuaskan 17 85%

2. Kurang Memuaskan 3 15%

3. Tidak Memuaskan - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa sebanyak 17 responden (85%) mengatakan bahwa mereka merasa nyaman dengan pelayanan kesehatan saat mereka mengunjungi Posyandu, Puskesmas, maupun Rumah Sakit. Mereka mengaku dilayani dengan baik saat mereka memerlukan bantuan untuk memeriksakan kesehatan mereka.


(36)

Namun ada juga yang mengatakan kurang nyaman dalam pelayanan dasar kesehatan dasar yang diberikan.Mereka merasa kurang diperhatikan saat berobat ke Rumah Sakit.Mereka beranggapan bahwa biaya yang gratis membuat mereka tidak bisa menuntut terlalu banyak seperti menuntut pelayanan yang lebih baik.

Tabel 32. Responden Mengakses Layanan Pendidikan

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Baik 20 100%

2. Kurang Baik - -

3. Tidak Baik - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa seluruh 20 responden (100%) mengaku tidak pernah mendapat pengalaman yang tidak baik ketika berurusan dengan pendidikan anak.

Mereka mengaku perduli dengan pendidikan anak mereka sehingga mereka berusaha untuk menjalankan kewajiban mereka untuk mengontrol tingkat kehadiran anak mereka disekolah. Mereka juga telah menggunakan dana PKH untuk membiayai pendidikan anak sehingga anak tidak pernah mendapat kesulitan ketika menajalani masa sekolahnya.

e. Perubahan Nyata

Table 33. Perubahan Nyata Responden Setelah Menerima Bantuan Terhadap Kebutuhan Sehari-harinya

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Ada Perubahan 20 100%

2. Kurang Ada Perubahan - - 3. Tidak Berubah Sama Sekali - -

Jumlah 20 100%


(37)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh 20 responden (100%) mengaku mendapat perubahan dalam kebutuhan sehari-hari.Dengan adanya program keluarga harapan peserta merasa sangat teringankan beban dalam biaya pendidikan sekolah dasar anak-anak dan fasilitas kesehatan, jadi biaya sebelum mendapatkan program keluarga harapan yang harusnya dikeluarkan untuk keperluan sekolah anak-anak dan kesehatan maka dapat dijadikan sebagai biaya kebutuhan sehari-hari.

Tabel 34. Responden Berdasarkan Perubahan Nyata yang Dirasakan dalam Bidang Pendidikan

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Ada Perubahan 20 100%

2. Kurang Ada Perubahan - - 3. Tidak Ada Perubahan - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua atau 20 responden (100%) merasakan bantuan PKH dapat merasakan perubahan dalam akses bidang pendidikan. Sebelum mereka terdaftar sebagai peserta penerima bantuan, hidup mereka sangat susah.

Untuk bisa makan 3 kali sehari saja sudah susah bagaimana lagi untuk membayar uang sekolah anak, membeli obat ketika sakit, dan membeli keperluan lain. Namun setelah mereka mulai terdaftar dan menerima dana bantuannya sedikit demi sedikit telah terjadi perubahan dalam hidup mereka. Semua responden mengaku sangat terbantu dalam membiayai pendidikan anak-anaknya.Bantuan digunakan mulai dari membeli sepatu sekolah, membeli seragam, alat-alat tulis, buku pelajaran dan lain-lain.


(38)

Tabel 35. Responden Berdasarkan Perubahan Nyata yang Dirasakan dalam Bidang Kesehatan

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Ada Perubahan 14 70%

2. Kurang Ada Perubahan 6 30% 3. Tidak Ada Perubahan - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa sebanyak 14 responden (70%) menyatakan adanya perubahan dalam akses bidang kesehatan, Program keluarga harapan telah membuka pemikiran mereka akan pentingnya menjaga dan memelihara kesehatan. Sejak awal dibentuknya PKH yaitu tahun 2008 para peserta telah diberikan kewajiban untuk memeriksakan kehamilan bagi ibu hamil, membawa anak balita ke puskesmas untuk mendapatkan imunisasi, bagi ibu yang melahirkan harus dibantu oleh tenaga medis untuk mengurangi angka kematian Ibu dan bayi dan lain-lain.

Namun 6 responden (30%) menyatakan kurangnya ada perubahan dalam akses bidang kesehatan, dari penelitian yang dilakukan diperoleh informasi bahwa jika mereka sakit sudah ada kartu PKH yang menjamin mereka bisa diterima dan berobat dirumah sakit secara gratis.Namun sejak tanggal 1 Januari 2014 kartu PKH sudah tidak bisa lagi digunakan untuk keperluan urusan kesehatan karena telah digantikan dengan BPJS Kesehatan.

Perlu diketahui bahwa peserta yang menerima kartu PKH tidak menutup kemungkinan untuk menerima kartu Jamkesmas pula, sehingga mereka masih bisa berobat secara gratis.Untuk peserta PKH yang tidak memiliki kartu Jamkesmas bisa langsung didaftarkan menjadi peserta BPJS kesehatan.


(39)

Table 36. Perubahan Nyata yang Dirasakan dalam Bidang Ekonomi

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Ada Perubahan 16 80%

2. Kurang Ada Perubahan 4 20% 3. Tidak Ada Perubahan - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa sebanya 16 responden (80%) menyatakan adanya perubahan dalam perekonomian merekaSelain dalam bidang pendidikan dan kesehatan, manfaat lain yang mereka rasakan yaitu mereka bisa menggunakan dana bantuan untuk modal membuka usaha. Banyak diantara responden yang mengaku telah membuka warung kecil untuk menambah pendapatan sehingga mulai bisa memperbaiki bagian-bagian rumah yang rusak parah.

Sebanyak 4 orang (20%) mengatakan belum terlalu merasakan adanya perubahan ekonomi.Responden mengaku tidak membuka usaha apa-apa yang dapat meningkatkan pendapatan perekonomian keluarga mereka.Bantuan yang diterima hanya digunakan untuk membiayai keperluan sehari-hari saja.

Table 37. Responden Tanggapan Apabila PKH Diberhentikan

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

1. Tidak Setuju 20 100%

2. Kurang Setuju - -

3. Setuju - -

Jumlah 20 100%

Sumber : Hasil angket penelitian 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh responden (100%) tidak setuju apa bila program keluarga harapan ini diberhentikan, mereka mengaku masih sangat memerlukan bantuan dari pemerintah dalam hal akses pendidikan dan kesehatan.


(40)

Beberapa responden juga mengatakan bahwa masih banyak orang-orang diluar sana yang sangat membutuhkan bantuan PKH, jadi sebaiknya program ini tidak diberhentikan karena sangat bermanfaat bagi masyarakat.Peserta responden berharap kedepannya program keluarga harapan ini lebih memperluas bantuannya bukan hanya dalam akses bantuan ibu hamil/nifas, balita dan anak-anak wajib belajar 9 tahun.


(41)

BAB V

ANALISIS DATA

A. Analisis Identitas Responden

Dari seluruh data yang telah disediakan secara menyeluruh yang diperoleh selama penelitian, baik melalui studi kepustakaan, penyebaran kuesioner, wawancara serta melalui observasi terhadap fenomena-fenomena yang ada kaitannya dengan Efektifitas Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Johor, maka akan dilakukan analisa terhadap setiap data yang ada dan fakta yang didapat berdasarkan data lapangan penelitian melalui analisa data dan penguraian masalah-masalah yang terjadi, berdasarkan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa:

Responden yang mengikuti program keluarga harapan di kelurahan kayu jatiseluruhnya adalah perempuan hal ini disebabkan karena memang dalam ketentuan Program Keluarga Harapan (PKH) yang berhak menjadi peserta dan menerima bantuan PKH adalah Perempuan.Seluruh responden penerima bantuan PKH berusia antara 26 - 52 tahun dan mayoritas responden berusia antara 44-52 tahun, Mayoritas suku bangsa responden adalah suku Batak sebanyak 14 orang, kemudian suku jawa sebanyak 3 orang, selanjutnya untuk suku Padang 2 orang dan suku Melayu 1 orang.lainnya seperti Padang berjumlah 9 orang.

Dalam hal pendidikan, mayoritas responden sebanyak 10 orang hanya tamat SD, 7 orang berpendidikan SMP/SLTP dan sisanya 3 orang tamatan SLTA/SMA. Mayoritas responden sebanyak 8 orang bekerja sebagai tukang cuci harian/pembantu rumah tangga, kemudian bertani ada sekita 3 orang, sebagai pedanag warung kecil-kecilan ada 2 orang dan sebagai ibu rumah tangga ada sekitar 7 orang.

Adapun anggota keluarga responden mayoritas yang memiliki anggota keluarga 3-4 orang ada sebanyak 12 orang dan yang memiliki anggota keluarga 5-6 orang sebanyak 8 orang.


(42)

B. Analisis Berdasarkan Informasi Jawaban Responden

1. Tentang Pemahaman Program

a. Dilihat dari sumber pengetahuan responden tentang informasi mengenai adanya Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati, sebanyak16 (80%) responden mengatakan mendapatkan infromasi pada saatmendapatkan informasi tentang PKH ketika didata dari Badan Pusat Statistik terkait survey calon penerima PKH, pendamping PKH dan termasuk kedalam indikator efektiv.

b. Dilihat dari pemahaman responden mengenai syarat-syarat yang ditetapkan untuk mengikuti Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati, 14 responden (70%) mengatakan mengerti dan masuk dalam indikator efektiv. c. Dilihat dari pemahaman responden mengenai tujuan Program Keluarga

Harapan di Kelurahan Kayu Jati, seluruh responden (100%) menjawab megetahui akan tujuan PKH dan masuk dalam indikator efektiv.

d. Dilihat dari pemahaman responden tentang peran dari pendamping Program Keluarga Harapan di kelurahan Kayu Jati, seluruh responden (100%) mengatakan mengetahui dan masuk dalam indikator efektiv.

2. Analisis Ketepatan Sasaran

a. Dilihat dari tingkat kesulitan responden dalam pemenuhan kebutuhan makan sehari-hari, seluruh responden (100%) mengatakan kesulitan dan masuk dalam indikator efektiv.

b. Dilihat dari tingkat kesulitan responden dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan anak, sebanyak 17 responden (85%) mengatakan kesulitan dan masuk dalam indikator efektiv.

c. Dilihat dari kesadaran diri responden sebagai salah satu orang yang layak terdaftar sebagai peserta Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati, seluruh responden (100%) mengatakan ya layak dan masuk dalam indikator efektiv.


(43)

d. Dilihat dari sudah tepatkah program keluarga harapan menjawab kebutuhan responden di Kelurahan Kayu Jati, dan seluruh responden (100%) mengatakan sangat membantu dan masuk dalam indikator efektiv.

e. Dilihat dari pemberian kartu peserta PKH di Kelurahan Kayu Jati, seluruh responden (100%) mengatakan menerima kartu peserta sebagai peserta program kelurga harapan dan masuk dalam indikator efektiv.

f. Dilihat dari rasa puas responden menerima jumlah bantuan dana yang diberikan program keluarga harapan di kelurahan Kayu Jati, 9 responden (45%) merasa puas akan jumlah bantuan yang diberikan dan masuk dalam indikator tidak efektiv.

g. Dilihat tanggapan responden akan adanya pemotongan dana yang diberikan, sebanyak 17 responden (75%) mengatakan tidak adanya pemotongan dana yang dilakukan dan masuk dalam indikator efektiv.

3. Analisi Tepat Waktu

a. Dilihat dari ketepatan waktu responden dalam pertemuan kelompok yang dilaksanakan, sebanyak 16 responden (80%) menyatakan ya tepat waktu dalam pertemuan kelompok dan masuk dalam indikator efektiv.

b. Dilihat dari ketepatan waktu pencairan dana, dan sebanyak 11 responden mengatakan tepat dan masuk dalam indikator efektiv.

c. Dilihat dari tingkat kerutinan responden mengikuti pertemuan kelompok, sebanyak 16 responden (80%) mengatakan rutin mengikuti pertemuan kelompok dan masuk dalam indikator efektiv.

d. Dilihat dari tanggapan responden mendapatkan pelayanan yang baik pada saat pemberian kartu peserta, seluruh responden (100%) mengatakan ya mendapatkan pelayanan yang baik pada saat pemberian kartu peserta dan masuk dalam indikator efektiv.

e. Dilihat dari tanggapan responden sudah efektivnya program keluarga harapan di keluarahan kayu jati, sebanyak 18 responden (90%) mengatakan sudah efektivnya berjalan program keluarga harapan yang dijalankan dan masuk dalam indikator efektiv.


(44)

f. Dilihat dari tanggapan responden adakah sosialisasi yang dilakukan pihak pemerintah/PKH, seluruh responden (100%) mengatakan adanya sosialisasi yang dilakukan pihak pemerintah terkait akan bantuan program keluarga harapan di Kelurahan Kayu Jati dan masuk dalam indikator efektiv.

4. Analisis Tujuan dan Manfaat

a. Dilihat dari tanggapan responden akan adanya manfaat yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari setelah terdaftar sebagai peserta PKH, seluruh responden (100%) mengatakan ya adanya manfaat yang dirasakan setelah terdaftar sebagai peserta program keluarga harapan di kelurahan kayu jati dan masuk dalam indikator efektiv.

b. Dilihat dari penggunaan dana bantuan di bidang pendidikan, seluruh responden(100%) mengatakan ya dana bantuan yang diberikan PKH ditujukan dalam keperluan bidang kesehatan dan pendidikan, dan masuk dalam indikator efektiv.

c. Dilihat dari tanggapan responden akan kenyaman mendapatkan akses layanan kesehatan dasar, sebanyak 17 responden (85%) mengatakan memuaskan dalam mengakses layanan kesehtanan dan masuk dalam indikator efektiv. d. Dilihat dari tanggapan responden akan kenyaman mendapatkan akses layanan

pendidikan, seluruh responden (100%) mengatakan memuaskan dalam mengakses layanan pendidikan dan masuk dalam indikator efektiv.

5. Analisis Perubahan Nyata

a. Dilihat dari perubahan nyata responden dalam perubahan pemenuhan kebutuhan sehari-harinya, seluruh reponden (100%) mengatakan adanya perubahan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-harinya yang dirasakan responden peserta PKH di kelurahan Kayu Jati dan masuk dalam indikator efektiv.

b. Dilihat dari perubahan nyata responden yang dirasakan dalam bidang pendidikan, seluruh responden (100%) mengatakan adanya perubahan dalam bidang pendidikan yang dirasakan oleh responden peserta PKH di kayu jati dan masuk dalam indikator efektiv.


(45)

c. Dilihat dari perubahan nyata responden yang dirasakan dalam bidang kesehatan, sebanyak 14 responden (70%) mengatakan adanya perubahan dalam bidang kesehatan yang dirasakan oleh responden peserta PKH di kayu jati dan masuk dalam indikator efektiv.

d. Dilihat dari perubahan nyata responden yang dirasakan dalam bidang ekonomi keluarga, sebanyak 18 responden (90%) mengatakan adanya perubahan dalam bidang ekonomi yang dirasakan oleh responden peserta PKH di kayu jati dan masuk dalam indikator efektiv.

e. Dilihat dari tanggapan responden bila diberhentikannya program keluarga harapan, seluruh responden (100%) mengatakan tidak setuju apabila program keluarga harapan diberhentikan dan masuk dalam indikator efektiv.


(46)

BAB VI

PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang didapati dari hasil penelitian. Kesimpulan yang terdapat di bab ini merupakan hasil yang dicapai dari analisis data dalam penelitian tentang efektifitas pelaksanaan program keluarga harapan di Kelurahan Kayu Jati Kecamatan Panyabungan.Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 20orang responden.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan peneliti, melihat masalah dan mengamati dalam penelitian atas Efektivitas Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati Kecamatan Panyabungan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemahaman Program

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan peneliti mengenai pemahaman program keluarga harapan di Kelurahan Kayu Jati dapat diketahui bahwa hasilnya efektiv.

2. Ketepatan Sasaran

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan peneliti mengenai ketepatan sasaran program keluarga harapan di Kelurahan Kayu Jati dapat diketahui bahwa hasilnya efektiv.

3. Ketepatan Waktu

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan peneliti mengenai ketepatan waktu program keluarga harapan di Kelurahan Kayu Jati dapat diketahui bahwa hasilnya efektiv.


(47)

4. Tercapainya Tujuan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan peneliti mengenai tercapainya tujuan program keluarga harapan di Kelurahan Kayu Jati dapat diketahui bahwa hasilnya efektiv.

5. Perubahan Nyata

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan peneliti mengenai perubahan nyata yang dialami responden peserta program keluarga harapan di Kelurahan Kayu Jati dapat diketahui bahwa hasilnya efektiv.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran yang diharapkan mampu memberikan kontribusi adalah sebagai berikut :

1. Peneliti menyarankan kepada pemerintah (Kemensos) sebaiknya segera memperluas bantuan Program Keluarga Harapan dan mengintegrasikan ke BPJS, agar peserta yang memegang kartu PKH juga tetap bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis.

2. Peneliti menyarankan kepada pihak penyelenggara Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati untuk bisa memberikan dana kepada penerima manfaat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, karena dengan waktu yang tidak sesuai dapat membuat masyarakat penerima manfaat merasa kecewa.

3. Peneliti menyarankan kepada peserta Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jatiagar bisa berkontribusi aktif dalam pelaksanaan program keluarga harapan dengan ikut aktif dalam pertemuan kelompok yang telah disepakati bersama.


(48)

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sebagaimana dikatakan Nawawi (1990:64) bahwa metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah masalah atau fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi rasional yang akurat.

Berdasarkan pemahaman di atas, penelitian ini menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian untuk mencoba menganalisa kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kelurahan Kayu Jati Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.

C. Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generialisasi dari hasil penelitian, oleh karena itu pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel (Suyanto, 2005:171). Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan adalah seorang yang benar-benar mengetahui sesuatu persoalan atau permasalahan tertentu yang dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan


(49)

terpercaya baik berupa pertanyaan, keterangan atau data-data yang dapat membantu dalam memenuhi persoalan atau permasalahan.

Dalam (Moleong, 2006:132), informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi tentang latar penelitian.

Menurut Suyanto (2005: 172) informan dapat dikatakan sebagai berikut: 1) Informan Kunci (Key Informan) merupakan mereka yang mengetahui dan

memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian;

2) Informan Utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti;

3) Informan Tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 3 (tiga) orang informan kunci dan 20 (duapuluh) orang informan utama, yaitu sebagai berikut:

1. Informan Kunci (Key Informan) meliput i:

a. Pendamping PKH Kecamatan Panyabungan 1 orang, b. Kepala seksi kesejahteraan sosial Kecamatan Panyabungan, c. Ketua Kelompok Ibu Penerima PKH sebanyak 1 orang.

2. Sedangkan Informan Utama adalah masyarakat yang menerima bantuan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Panyabungan yaitu sebanyak 20 orang.

D. Teknik pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara, antara lain:


(50)

1. Teknik Pengumpulan Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan dengan cara:

a. Metode Wawancara, yaitu dengan cara wawancara mendalam untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam dari informan kunci.

Metode ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dan terbuka kepada informan atau pihak yang berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian. b. Kuesioner (angket) digunakan sebagai pendamping dalam mengumpulkan data. Daftar pertanyaan dibuat secara semi terbuka kepada informan utama atau responden yang memberikan pilihan jawaban dan memberikan penjelasanpenjelasan yang diperlukan oleh peneliti.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara tidak langsung yang diperoleh untuk melengkapi data primer yaitu dengan cara:

a. Studi perpustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menelaah catatan tertulis, baik dari dokumen maupun arsip yang menyangkut masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatancatatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian seperti petunjuk pelaksana, petunjuk teknis serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

E. Teknik Analisa Data

Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa data kualitatif yaitu dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data yang tersedia, menyusunnya dalam satuan, dan kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan


(51)

memeriksa keabsahan data serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian (moleong, 2006:247).

Terdapat beberapa langkah dalam analisis data, yaitu : 1) Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dengan merangkum dan memfokuskan hal-hal yang penting tentang penelitian yaitu mencari tema dengan pola hingga memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2) Penyajian Data

Bermakna sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Penyajian data ini dilakukan dalam bentuk teks bersifat naratif, bagan, dan dalam bentuk tabel. 3) Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun apabila kesimpulan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel dan menjadi parameternya adalah sejauh mana efektivitas pelaksanaan program keluarga harapan di kelurahan kayu jati kecamatan panyabungan.


(52)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu permasalahan utama pembangunan di Indonesia saat ini adalah masih besarnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran. Bagaimana tidak, bermula dari kemiskinan kemudian akan memunculkan masalah-masalah yang baru. Dengan kata lain kemiskinan merupakan gulma yang akan tumbuh subur menjadi masalah-masalah lainnya apabila tidak mendapatkan penanganan yang serius.

Kemiskinan mempunyai berbagai wujud, termasuk kurangnya pendapatan dan sumber daya produktif yang memadai untuk menjamin kelangsungan hidup seperti kelaparan, kekurangan gizi, kesehatan yang buruk, keterbatasan akses pendidikan dan pelayanan dasar lainnya.

Menurut Sunyoto (2004:128) menyatakan bahwa pada tingkat masyarakat, kemiskinan terutama ditujukkan oleh tidak terintegrasinya kaum miskin dengan institusi-institusi masyarakat secara efekif. Mereka seringkali memperoleh perlakuan sebagai objek yang perlu digarap dari pada sebagai subjek yang perlu diberi peluang untuk berkembang. Sen dalam Ismawan (2003:102) menyatakan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan aksesbilitas. Akibat keterbatasan dan ketiadaan akses maka manusia mempunyai keterbatasan bahkan tidak ada pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan apa yang terpaksa saat ini dapat dilakukan bukan apa yang seharusnya dilakukan. Dengan demikian manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan pilihan, akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya menjadi terhambat.


(53)

Menurut Chamber dalam Soetomo (2006:285) menyatakan bahwa kondisi kemiskinan yang dialami suatu masyarakat seringkali telah berkembang dan bertali-temali dengan berbagai faktor lain yang membentuk jaringan kemiskinan yang dalam proses berikutnya dapat memperteguh kondisi kemiskinan itu sendiri. Faktor-faktor yang di identifikasi membentuk jaringan atau perangkap kemiskinan tersebut adalah: kelemahan fisik, isolasi, kerentanan, dan ketidakberdayaan. Faktor kelemahan fisik dapat disebabkan karena kondisi kesehatan dan faktor gizi buruk, sehinggga dapat mengakibatkan produktivitas kerja yang rendah. Faktor isolasi terkait dengan lingkup jaringan ineteraksi sosial yang terbatas, serta akses terhadap informasi, peluang ekonomi dan fasilitas pelayanan yang terbatas pula. Faktor kerentanan terkait dengan tingkat kemampuan yang rendah dalam menghadapi kebutuhan dan persoalan mendadak. Faktor ketidakberdayaan terkait dengan akses dalam pengambilan keputusan, akses terhadap penguasaan sumber daya dan posisi tawar (bargaining position).

Kemiskinan pada dasarnya bukan hanya permasalahan ekonomi tetapi lebih bersifat multidimensional dengan akar permasalahan terletak pada sistem ekonomi dan politik bangsa. Dimana kebijakan yang ditetapkan pemerintah terkadang malah membuat hidup masyarakat makin terasa sulit dari segi ekonomi khususnya, sehingga mereka tidak memiliki akses yang memadai dalam kehidupan sehari-hari. Yang sering terjadi ketika kelompok masyarakat hidup dalam bayang-bayang kemiskinan, mereka menjadi termarginalkan, terpinggirkan, bahkan terabaikan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2016 mencapai 28,01 juta jiwa atau sebesar 10,86% dari total jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan profil kemiskinan Badan Pusat Statistik, walaupun dari sisi jumlah kemiskinan di perdesaan menurun, namun secara persentase penduduk miskin meningkat. Pada bulan Maret 2015 persentase penduduk miskin perdesaan sebesar 14,21 %, lalu turun pada September 2015 menjadi 14,09% kemudian naik 0,02% di bulan Maret 2016 menjadi 14,11%.


(54)

Sebagaimana kita ketahui bahwa cara untuk melawan kemiskinan adalah dengan jalur pendidikan. Karena melalui pendidikan akan membuat seseorang memiliki pengetahuan dan mampu berpikir secara luas serta memberikan peluang besar untuk diterima berkerja di sektor formal. Tapi pada kenyataannya masih banyak warga masyarakat yang mendapat kesulitan dalam mendapatkan akses pendidikan.

Banyaknya jumlah siswa yang putus sekolah di Indonesia Penyebab pertama adalah masalah ekonomi. Karena hampir 80% anak-anak yang putus sekolah menyatakan kesulitan ekonomi baik yang tidak punya dana untuk beli pakaian seragam, buku, transport atau kesulitan ekonomi yang mengharuskan mereka harus bekerja sehingga tidak mungkin bersekolah. Kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan seakan memaksa mereka untuk mengikutsertakan anak-anak mereka untuk turut ambil bagian dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Kemudian penyebab kedua adalah di daerah pedalaman banyak sekolah yang jarak sekolah dengan rumah jauh. Hal itu dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan, bergunung-gunung dan populasinya tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sehingga pemerintahpun mengakui belum bisa menjamin pendidikan layaknya seperti di perkotaan di mana tiga kilometer pasti sudah ada fasilitas pendidikan.

Dan yang terakhir adalah banyaknya di daerah pedalaman atau pedesaan yang sebenarnya masih dalam usia sekolah, akan tetapi sudah kawin muda sehingga keterbatasan waktu untuk bersekolah makin tinggi. Karena jika kita melihat pasal 17 ayat (1) UU RI No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan menyatakan bahwa: Perkawinan hanya diizinkan bila pihak pria mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 (enam belas) tahun. Sehingga banyak juga yang menikah pada batas usia minimal tersebut.


(55)

Dengan demikian memberikan pendidikan yang terjangkau dan tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai hingga pelosok negeri, merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan derajat pendidikan masyarakat, meningkatkan kecerdasan masyarakat dan pada akhirnya dapat memutus mata rantai kemiskinan. Pendidikan harus diutamakan dan menjadi prioritas yang harus dikedepankan mengingat kedepan sumber daya manusia yang cerdas dan terampil merupakan salah satu modal utama suatu bangsa untuk dapat bersaing dalam persaingan global yang semakin ketat.

Masih banyaknya keluarga miskin yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar pendidikan dan kesehatan disebabkan oleh akar permasalahan yang terjadi baik pada sisi demand maupun sisi pelayanan (supply). Pada sisi demand, alasan terbesar untuk tidak melanjutkan sekolah ialah karena tidak adanya biaya, bekerja untuk mencari nafkah, dan alasan lainnya. Demikian halnya untuk kesehatan, keluarga miskin tidak mampu membiayai pemeliharaan atau perawatan kesehatan bagi angggota keluarganya akibat rendahnya tingkat pendapatan.

Sementara itu, pada sisi supply yang menyebabkan rendahnya akses terhadap pendidikan dan kesehatan antara lain adalah belum tersedianya pelayanan kesehatan dan pendidikan yang terjangkau oleh rumah tangga miskin. Biaya pelayanan yang tidak terjangkau oleh rumah tangga miskin serta jarak antara tempat tinggal dan lokasi pelayanan yang relatif jauh merupakan tantangan utama bagi penyedia pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Banyak program-program pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat yang sudah terlaksana, namun belum memberikan hasil yang memuaskan. Banyaknya kendala dan permasalahan-permasalahan yang di temukan di lapangan terkait penyaluran bantuan yang tidak tepat sasaran, adanya tindak kecurangan aparat seperti mengorupsikan dana bantuan yang seharusnya diberikan kepada masyarakat tetapi malah masuk ke rekening pribadi, masyarakat yang menjadi ketergantungan terhadap bantuan dari pemerintah sehingga menurunkan tingkat kemandirian masyarakat itu sendiri untuk menolong dirinya keluar dari jerat kemiskinan.


(56)

Salah satu program pemerintah dalam mengikis kemiskinan yaitu Program Keluarga Harapan. Tujuan utama Program Keluarga Harapan adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin.Dalam jangka pendek, bantuan ini membantu mengurangi beban pengeluaran, sedangkan untuk jangka panjang, dengan mensyaratkan keluarga penerima untuk menyekolahkan anaknya, melakukan imunisasi balita, memeriksakan kandungan bagi ibu hamil, dan perbaikan gizi, diharapkan akan memutus rantai kemiskinan antargenerasi.

Program Keluarga Harapan (PKH) pada Provinsi Sumatera Utara mulai diberlakukan pada tahun 2008 yang meliputi tiga Kabupaten/Kota yakni Medan, Nias dan Tapanuli Tengah sebagai daerah percontohan dengan total 33 kecamatan. Sumatera Utara dijadikan salah satu daerah sasaran Program Keluarga Harapan mengingat jumlah penduduk miskin di daerah ini masih cukup banyak. Menurut data Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan pada bulan Maret 2007 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di daerah ini sebanyak 1.768.400 orang atau sebesar 13,9% terhadap jumlah penduduk seluruhnya.Kondisi kemiskinan ini menyebabkan banyak keluarga miskin yang tidak dapat mengakses pendidikan dan kesehatan secara layak.

Khusus untuk Kabupaten Mandailing Natal, seluruh Kecamatan telah memberlakukan Program Keluarga Harapan ini. Salah satunya adalah Kecamatan Panyabungan. Dengan adanya bantuan Program Keluarga Harapan ini diharapkan sedikit banyak dapat mengurangi beban rumah tangga sangat miskin yang menjadi penerima PKH di Kecamatan Panyabungan dalam mengakses pelayanan dasar tersebut.

Dengan terlaksananya Program Keluarga Harapan maka penulis tertarik untuk meneliti dan menyusunnya ke dalam bentuk skripsi yang berjudul “Efektivitas Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal”


(57)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Efektifitas Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal”

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati.

2. Untuk Mengetahui komitmen peserta sebagai penerima bantuan Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati.

3. Untuk mengetahui manfaat bagi penerima bantuan Program Keluarga Harapan.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dalam rangka pengembangan konsep-konsep, teori-teori penulisan dan ilmu pengetahuan pada umumnya khususnya Ilmu Administrasi Negara.

2. Manfaat Praktis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta memberikan kontribusi bagi instansi terkait.


(58)

E. Kerangka Teori 1. Kebijakan Publik

Menurut Chandler dan Plano dalam Tangkilisan (2003:1) berpendapat bahwa kebijakan publik adalah adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumber daya-sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah. Dalam kenyataannya kebijakan tersebut telah banyak membantu para pelaksana pada tingkat birokrasi pemerintah maupun para politisi untuk memecahkan masalah-masalah publik. Selanjutnya dikatakan bahwa Kebijakan Publik merupakan suatu bentuk intervensi yang dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok yang kurang beruntung dalam masyarakat agar mereka dapat hidup, dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan secara luas.

Menurut H.Hugh Heglo dalam Abidin (2004:21) kebijakan adalah suatu tindakan yang bermaksud untuk mencapai suatu tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan Anderson dalam Abidin (2004:21) mendefenisikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu.

Sedangkan menurut Woll (Tangkilisan, 2003:2) kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah dimasyarakat, baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaan kebijakan publik terdapat tiga tingkat pengaruh sebagai implikasi dari tindakan pemerintah yaitu:

1. Adanya pilihan kebijakan atau keputusan yang dibuat oleh politisi, pegawai pemerintah atau yang lainnya yang bertujuan menggunakan kekuatan public untuk mempengaruhi kehidupan masyarakat.

2. Adanya output kebijakan, dimana kebijakan yang diterapkan pada level ini menuntut pemerintah untuk melakukan pengaturan, penganggaran, pembentukan personil dan membuat regulasi dalam bentuk program yang akan mempengaruhi kehidupan masyarakat.


(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

ABSRAKSI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Kerangka Teori ... 7

1. Kebijakan Publik ... 7

2. Kebijakan Sosial ... 9

3. Efektivitas ... 11

a. Pengertian Efektivitas ... 11

b. Pendekatan Efektivitas ... 13

c. Indikator Efektivitas ... 14

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas ... 15

4. Kemiskinan ... 17

5. Pemberdyaan Masyarakat ... 18

6. Program Keluarga Harapan (PKH) ... 19

a. Pengertian Program Keluarga Harapan ... 19

b. Tujuan Program Keluarga Harapan ... 19

c. Sasaran Penerima Program Keluarga Harapan ... 20

d. Proses Program Keluarga Harapan ... 21

e. Besar Bantuan Program Keluarga Harapan ... 22

f. Hak dan Kewajiban Penerima PKH Dalam Bidang Pendidikan ... 24

g. Hak dan Kewajiban Penerima PKH Dalam Bidang Kesehatan ... 29


(2)

i. Mekanisme Pelaksanaan Program Keluarga Harapan ... 36

F. Defenisi Konsep ... 39

G. Defenisi Operasional ... 40

BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian ... 43

B. Lokasi Penelitian ... 43

C. Informan Penelitian ... 43

D. Teknik Pengumpulan Data ... 44

E. Teknik Analisis Data ... 45

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 47

B. Kependudukan ... 47

C. Penduduk Berdasarkan Agama ... 48

D. Penduduk Berdasarkan Suku ... 49

E. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 49

F. Fasilitas Sarana dan Prasarana ... 50

BAB IV PENYAJIAN DATA A. Pengantar ... 51

1. Identitas Responden ... 52

2. Efektivitas Pelaksanaan PKH di Kelurahan Kayu Jati ... 56

a. Pemahaman Program ... 56

b. Ketepatan Sasaran ... 59

c. Tepat Waktu ... 65

d. Tercapainya Tujuan dan Manfaat ... 69


(3)

BAB V ANALISIS DATA

A. Analisis Identitas Responden ... 76 B. Analisis Berdasarkan Informasi Jawaban Responden ... 77 BAB VI KESIMPULAN

A. Kesimpulan ... 81 B. Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA ... 83


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan di Kelurahan Kayu Jati Agama ... 48

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kelurahan Kayu Jati Berdasarkan Suku ... 49

Tabel 4. Jumlah Penduduk Kelurahan Kayu Jati Berdasarkan Mata Pencaharian ... 49

Tabel 5 . Fasilitas Umum dan Sosial di Kelurahan Kayu Jati ... 50

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 52

Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Suku ... 53

Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 53

Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 54

Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ... 55

Tabel 12. Sumber Informasi Yang Didapat Responden Tentang Program Keluarga Harapan ... 56

Tabel 13. Pemahanan Responden Mengenai Syarat-syarat Program PKH... 56

Tabel 14. Pemahaman Responden Mengenai Tujuan PKH ... 57

Tabel 15. Pemahaman Responden Mengenai Mengenai Peran dari Pendamping Program Keluarga Harapan ... 58

Tabel 16. Responden Berdasarkan Tingkat Kesulitan dalam Pemenuhan Kebutuhan Makan Sehari-hari ... 59

Tabel 17. Responden Berdasarkan Tingkat Kesulitan dalam Pemenuhan KebutuhanPendidikan Anak ... 60


(5)

Tabel 19. Responden Berdasarkan Ketepatan PKH dalam Menjawab Kebutuhannya ... 61

Tabel 20. Responden Menerima Kartu Peserta PKH ... 62

Tabel 21. Responden Terhadap Memadai Jumlah Dana PKH yang Diterima ... 63

Tabel 22. Tanggapan Responden Akan Adanya Pemotongan Dana ... 63

Tabel 23. Responden Berdasarkan Ketepatan Waktu Pertemuan Kelompok ... 65

Tabel 24. Responden Berdasarkan Ketepatan Waktu Pencairan Dana ... 65

Tabel 25. Responden Mengikuti Kerutinan Pertemuan Kelompok ... 66

Tabel 26. Responden Terhadap Pelayanan Pada Saat Pemberian Kartu Peserta ... 67

Tabel 27. Responden BerdasarkanEfektif PKH di Kelurahan Kayu Jati ... 67

Tabel 28. Sosialisi Yang Dilakukan Dalam Program Keluarga Harapan ... 68

Tabel 29. Responden Berdasarkan Manfaat yang Dirasakan ... 69

Tabel 30. Responden Berdasarkan Penggunaan Dana Bantuan di Bidang Pendidikandan Kesehatan ... 70

Tabel 31. Responden Mengakses Layanan Kesehatan ... 70

Tabel 32. Responden Mengakses Layanan Pendidikan ... 71

Table 33. Perubahan Nyata Responden Setelah Menerima Bantuan Terhadap Kebutuhan Sehari-harinya ... 71

Tabel 34. Responden Berdasarkan Perubahan Nyata yang Dirasakan dalam Bidang Pendidikan ... 72

Tabel 35. Responden Berdasarkan Perubahan Nyata yang Dirasakan dalam Bidang Kesehatan ... 73

Table 36. Perubahan Nyata yang Dirasakan dalam Bidang Ekonomi ... 74


(6)

ABSTRAK

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN DI KELURAHAN KAYU JATI KECAMATAN PANYABUNGAN

KABUPATEN MANDAILING NATAL Nama : Ahmad Afandi

NIM : 150921042

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si

Salah satu program pemerintah dalam mengikis kemiskinan yaitu Program Keluarga Harapan. Tujuan utama Program Keluarga Harapan adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin.Dalam jangka pendek, bantuan ini membantu mengurangi beban pengeluaran, sedangkan untuk jangka panjang, dengan mensyaratkan keluarga penerima untuk menyekolahkan anaknya, melakukan imunisasi balita, memeriksakan kandungan bagi ibu hamil, dan perbaikan gizi, diharapkan akan memutus rantai kemiskinan antargenerasi.

Bentuk yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sebagaimana dikatakan Nawawi (1990:64) bahwa metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah masalah atau fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi rasional yang akurat.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Efektivitas Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati Kecamatan Panyabungan yang bertujuan untuk menigkatkan taraf hidup rumah tangga sangat miskin. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan peneliti mengenai pemahaman program, Ketepatan Sasaran, Ketepatan Waktu, Tercapainya Tujuan, dan Perubahan Nyata disimpulkan bahwa Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kayu Jati Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal efektiv dijalankan.