BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Ruang Lingkup Bank
2.1.1 Sejarah Kegiatan Perbankan
Perdagangan melalui pertukaran barang sudah lama dikenal umat manusia. Sebelum krisis moneter yang berlaku sekarang ini, sudah ada pertukaran melalui
sistem barter. Pertukaran kedua sistem ini jelas sangat tampak dari instrumen yang digunakan. Dalam sistem moneter, alat pembayaran yang digunakan adalah uang
yang terdiri dari uang logam dan uang kertas. Sedangkan dalam sistem barter yang menjadi alat pembayaran adalah barang
atau jasa. Sistem pertukaran ini dilakukan antara barang dengan barang atau jasa dengan jasa dan atau barang dan jasa begitu juga sebaliknya. Akan tetapi dalam
sistem barter, terdapat beberapa kendala, seperti sulit menemukan orang yang mau menukarkan barang atau jasa yang sesuai dengan selera kita. Kemudian, sulit untuk
menentukan nilai dari masing-masing barang atau jasa yang hendak ditukar. Seiring dengan perkembangan zaman, dan beberapa kelemahan yang ada
dalam sistem barter ini, maka secara perlahan sistem barter mulai ditinggalkan dan masuk sistem moneter. Namun hal ini bukan berarti sistem barter tidak digunakan
lagi dalam transaksi tertentu di daerah pedalaman atau antar negara, sistem barter masih digunakan. Seperti yang terjadi beberapa tahun yang lalu di negara kita
Universitas Sumatera Utara
menukar pesawat produksi dalam negeri yang kita miliki dengan beras yang dihasilkan oleh negara Thailand.
Pada awal dikenalnya sistem moneter, saat itu uang yang berlaku terbuat dari logam mulia seperti emas dan perak. Sebagai jaminannya adalah emas dan perak
yang terdapat di dalam logam mulia tersebut. Demikian pula dengan uang tersebut terletak dari berat logam mulia itu sendiri. Dalam perkembanan selanjutnya, uang
tidak lagi dibuat dari kepingan logam mulia, tetapi sudah menggunakan kertas. Jaminan yang diberikan bukan kepada nilai kertas tersebut, akan tetapi terdapat
kepada kepercayaan kepada negara yang menerbitkannya. Sedangkan nilai nominal uang dicetak dalam uang tersebut diterbitkan oleh masing-masing negara.
Kehadiran sistem moneter dalam dunia perdagangan merupakan cikal bakal dari lahirnya lembaga keuangan. Sistem moneter yang menggunakan uang sebagai
alat pembayaran yang sah memerlukan bank sebagai tempat mencetak, mengatur dan mengawasi peredaran uang suatu negara. Kehadiran bank dalam sistem moneter
merupakan tulang punggung suatu negara dalam merancang sistem moneter yang digunakan di seluruh negara dunia.
Dalam perkembangan perbankan, sejarah mencatat kegiatan perbankan dimulai dari zaman babylonia. Pada awalnya, praktek perbankan pada saat itu terbatas
pada tukar menukar uang. Lama kelamaan, praktek tersebut berkembang menjadi suatu usaha menerima tabungan, menitipkan atau meminjam uang dengan memungut
bunga pinjaman. Dimana praktek perbankan didominasi oleh transaksi pinjaman
Universitas Sumatera Utara
emas dan perak pada kalangan pedagang yang membutuhkan dengan biaya tertentu. Bank yang melakukan ini disebut tamples of Babylon Irmayanto, 2004.
Kemudian kurang lebih lima ratus tahun sebelum masehi, praktek perbankan mulai berkembang di Yunani. Pada saat itu, praktek perbankan yang dilakukan antara
lain adalah menerima simpanan dari masyarakat dan menyalurkannya kepada pedagang. Pihak bank mendapatkan penghasilan dengan menarik biaya dari jasa yang
diberikan kepada masyarakat. Pada zaman Romawi, praktek perbankan meliputi praktek tukar menukar
uang, menerima deposito, memberi kredit dan melakukan transfer dana. Ini menunjukkan perkembangan praktek perbankan yang ada pada saat itu. Seiring
dengan perkembangan kegiatan perbankan di masyarakat, maka perkembangan perbankan pun semakin pesat. Hal ini disebabkan perkembangan dunia perbankan
tidak terlepas dari dunia perdagangan. Era perbankan modern dimulai pada abad 16 yakni di negara Inggris, Belanda dan Belgia. Pada saat itu, para tukang emas bersedia
menerima uang logam emas dan perak untuk disimpan. Tanda bukti penyimpanan emas dan perak ini ditunjukkan oleh surat deposito yang disebut Goldsmith’s Note.
Dalam perkembangan selanjutnya Goldsmith’s Note ini digunakan sebagai alat pembayaran. Para tukang emas mulai menerbitkan Goldsmith’s Note yang tidak
didukung oleh cadangan emas dan perak atau diterima sebagai alat pembayaran yang sah dalam transaksi perdagangan. Inilah yang menjadi cikal bakal munculnya uang
kertas Irmayanto, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan perdagangan yang pada awalnya hanya berkembang di daratan eropa saja akhirnya menyebar ke Asia. Bank-bank yang sudah terkenal pada saat itu di
eropa adalah bank venesia tahun 1711, kemudian menyusul Bank of Genoa dan Bank of Barcelona tahun 1820. Perkembangan perbankan di Eropa yang menyebar di Asia
dikarenakan oleh negara-negara Eropa seperti Inggris, Perancis, Belanda, Spanyol dan Portugis begitu aktif mencari daerah perdagangan yang kemudian menjadi daerah
jajahan mereka, maka perkembangan perbankan pun ikut di bawa ke negara jajahannya. Perkembangan perbankan di Indonesia pun tidak terlepas dari penjajahan
Belanda. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang menerima peranan penting dalam pemerintahan jajahan Belanda antara lain De Javasche Bank yang kemudian di
nasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1951 menjadi Bank Indonesia yang berfungsi sebagai bank sentral hingga sekarang.
2.1.2 Definisi Bank dan Bank Konvensional