Potensi dan Permasalahan PENDAHULUAN

8 2 Prioritas Bidang  Pengembangan sistem inovasi daerah di Kota Pekalongan dan Kabupaten Pelalawan. Disamping melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan kerekayasaan litbangyasa, Deputi Bidang PKT juga melaksanakan kegiatan kemitraan, baik dengan swasta nasional, industri dan usaha kecil dan menengah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dalam kerangka Sistem Inovasi Nasional.

1.3. Potensi dan Permasalahan

Potensi dan permasalahan di lingkungan Deputi Bidang PKT dilakukan dengan melakukan identifikasi dan analisis lingkungan berpengaruh berupa analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman analisis SWOT serta dilengkapi dengan kondisi lingkungan berpengaruh tingkat nasional dan internasional. Analisis SWOT dan lingkungan berpengaruh tersebut dirinci seperti di bawah ini.

1.3.1. Potensi a Potensi Internal

1 Memiliki SDM unggul dengan tingkat pendidikan tinggi dari berbagai disiplin ilmu dan bidang keahlian, lulusan perguruan tinggi ternama Indonesia dan luar negeri. 2 Menggunakan sistem dan tata kerja kerekayasaan yang bercirikan team work, well structured, and well documented. 3 Memiliki jejaring dan kerjasama yang luas dengan mitra, stakeholder, dan pengguna. 4 Kedeputian Bidang PKT memiliki tupoksi dan mendukung mandat khusus di bidang perumusan dan pelaksanaan di bidang kebijakan teknologi. 5 Kedeputian Bidang PKT merupakan organisasi pembelajaran learning organization sehingga bersifat dinamis dan adaptable. 6 Kapasitas SDM yang sudah terbangun dalam kerangka kerja pendekatan penguatan sistem inovasi. b Potensi Eksternal Faktor-faktor eksternal yang bisa dianggap menguntungkan dan dapat menjadikan peluang adalah: 1 Meningkatnya tuntutan koordinasi antar KL dan sektor yang dikoordinasi Kementerian Koordinator. 9 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan wewenang yang lebih luas kepada daerah, untuk menggali potensi daerah bagi keperluan pembentukan keunggulan daerah dan pemberdayaan masyarakat, serta mendorong sistem inovasi daerah. 3 Adanya kebijakan pada industri untuk meningkatkan kandungan teknologi dalam negeri dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian, yang menuntut dilakukannya kajian kebijakan mengenai perencanaan, sumberdaya, dan kemampuan teknologi di industri. 4 Meningkatnya kesadaran dan kebutuhan audit teknologi dari stakeholder. 5 Meningkatnya permintaan terhadap jasa layanan kebijakan teknologi oleh pihak pengguna dunia usaha, masyarakat dan pemerintah pemda.

1.3.2. Permasalahan a Permasalahan Internal

 Pendekatan pelaksanan kerja masih belum sesuai dengan Sistem Tata Kerja Kerekayasaan.  Struktur komposisi usia pegawai berupa piramida terbalik, sebagian besar pegawai berusia matang, menjelang pensiun. Selain dibutuhkan perekrutan baru, juga dibutuhkan peningkatan kapasitas SDM yang ada agar mampu mengikuti perkembangan global.  Reward dan punishment belum diterapkan secara memadai.  Keterbatasan dana dan sumber daya lainnya. b Permasalahan Eksternal  Kesepakatan ASEAN mempererat integrasi ekonomi MEA yang semula direncanakan pada tahun 2020 menjadi 2015.  Masih kuatnya ego sektoral.  Paradigma pembangunan masih bersifat parsial. 10

BAB 2 ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN STRATEGIS

Visi pembangunan bidang IPTEK yang terdapat dalam dokumen rencana pembangunan jangka panjang IPTEK 2005 –2025 adalah “terwujudnya ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kekuatan utama kesejahteraan berkelanjutan dan kesejahteraan peradaban. ” Penyusunan visi BPPT didasarkan pada pencermatan terhadap amanat yang terkandung dalam dokumen visi IPTEK di atas dan memperhatikan Tupoksi BPPT serta mengakomodasi kondisi kekinian dan tuntutan terhadap BPPT. Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yaitu Nomor: 170KpKAIV2006, tanggal 21 April 2006 yang diperbaharui dengan Perka BPPT Nomor 009 tahun 2015, maka tugas pokok Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi yaitu melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengkajian kebijakan teknologi. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kedeputian Bidang PKT menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan, dan pembinaan di bidang pengkajian kebijakan teknologi; b. Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang pengkajian kebijakan teknologi; c. Pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala BPPT. Kedeputian Bidang PKT didukung oleh 285 pegawai dengan komposisi S3 = 10.2, S2 = 37.9, S1 = 33,7, dan di bawah S1 = 18,2. Komposisi pegawai berdasarkan jabatan fungsional: Jabatan Fungsional Umum = 27,4, Peneliti = 10,5, Perekayasa = 40,7, Perencana = 9,5, Lain-lain = 11,9, dan berdasarkan usia: 20-40 tahun = 31,2, 40-60 tahun = 66, 60 tahun = 2,8. 2.1 Diagram SDM PKT Berdasarkan Pendidikan 52 96 108 29 SDM PKT Berdasarkan Pendidikan Di bawah S1 S1 S2 S3