Ruang Lingkup dan Karakteristik Akunt ansi Pemerintah Pusat

86 BAB VI AKUNTANSI PEMERI NTAH PUSAT

A. Ruang Lingkup dan Karakteristik Akunt ansi Pemerintah Pusat

Dasar hukum Akuntansi Pemerintah Pusat adalah Keputusan Menteri Keuangan Republik I ndonesia Nomor 337 KMK.012 2003 tanggal 18 Juli 2003 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Menurut Keputusan Menteri Keuangan ini, Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat adalah sistem terpadu yang menggabungkan prosedur manual dengan proses elektronis dalam pengambilan data, pembukuan dan pelaporan semua transaki keuangan, aset, utang dan akuitas seluruh entitas Pemerintah Pusat. Dalam Pedoman Pelaksanaan SAPP, yang menjadi satu kesatuan dengan KMK diatas, SAPP ini mempunyai beberapa tujuan yakni: 1. Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi dibawahnya melalui pencatatan, pemrosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang diterima secara umum. 2. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan keuangan Pemerintah Pusat, baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai dasar penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan untuk tujuan akuntanbilitas. 3. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu instansi dan Pemerintah Pusat secara keseluruhan. 4. Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien. Karakteristik SAPP. SAPP mempunyai ciri-ciri pokok sebagai berikut: 1. Basis Akuntansi. SAPP menggunakan basis kas untuk pendapatan dan belanja, yang artinya pendapatan diakui dan dicatat pada saat diterima oleh Kas Umum Negara dan belanja diakui dan dicatat pada saat kas dikeluarkan dari Kas Umum Negara. Sedangkan untuk pos-pos neraca, SAPP menggunakan basis akrual, yang artinya aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkuangan berpengaruh pada keuangan pemerintah, bukan pada saat kas diterima atau diabayar. 2. Sistem Pembukuan. SAPP menggunakan sistem pembukuan berpasangan double entry system, dimana persamaan akuntansi Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana digunakan untuk mencatat setiap transaksi. Setiap transaksi dibukukan dengan melakukan pendebetan suatu perkiraan dan secara bersamaan melakukan pengkreditan di perkiraan lainnya yang terkait. 3. Sistem Terpadu dan Terkomputerisasi. SAPP terdiri dari beberapa sub sistem yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dimana proses pembukuan dan 87 pelaporan sistem tersebut sudah dikomputerisasi. Seluruh transaksi yang berkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara akan dibukukan dan dilaporkan dalam SAPP ini. 4. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi. SAPP mendesentralisasi pencatatan maupun pelaporan keuangannya, dimana kegiatan-kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan di instansi dilaksanakan secara berjenjang oleh unit-unit akuntansi baik di kantor instansi tingkat pusat maupun kantor instansi tingkat daerah. 5. Bagan Perkiraan Standar. SAPP menggunakan perkiraan standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi. Kerangka Umum SAPP. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat SAPP terdiri dari Sistem Akuntansi Pusat SAP dan Sistem Akuntansi I nstansi SAI . Sistem Akuntansi Pusat merupakan sistem akuntansi yang dilaksanakan oleh entitas pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Keuangan lebih khusus lagi oleh Badan Akuntansi Keuangan Negara BAKUN. 1 Sedangkan Sistem Akuntansi I nstansi dilaksanakan oleh kemeterian lembaga pengguna anggaran negara. Sistem Akuntansi Pusat terdiri dari Sistem Akuntansi Kas Umum Negara SAKUN dan Sistem Akuntansi Umum SAU. SAKUN ditujukan untuk menghasilkan Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat, sedangkan SAU ditujukan untuk menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca Pemerintah Pusat. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca 3. Laporan Arus Kas, dan 4. Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Pusat merupakan gabungan Laporan Realisasi Anggaran dari seluruh kementerian negara lembaga. Laporan ini berisi perbandingan antara estimasi pendapatan anggaran pendapatan dan realisasi pendapatan, dan perbandingan antara apropriasi anggaran belanja dan realisasi belanja. Neraca Pemerintah Pusat merupakan hasil penggabungan hasil neraca instansi yang merupakan output dari Sistem Akuntansi I nstansi dan Sistem Akuntansi Kas Umum Negara. Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat merupakan gabungan laporan arus kas dari seluruh jajaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan di daerah dalam hal ini Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. 1 BAKUN merupakan organisasi dibawah Departemen Keuangan yang salah satu tugasnya adalah mengelola Sistem Akuntansi Pemerintahan. Setelah dilakukan reorganisasi Departemen Keuangan, tugas tersebut beralih ke instansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Depkeu. 88 Sistem Akuntansi I nstansi. Sesuai dengan peraturan prundangan, setiap kementerian negara lembaga wajib menyelenggarakan Sistem Akuntansi I nstansi untuk menghasilkan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Sistem Akuntansi I nstansi terdiri dari: 1. Sistem Akuntansi Kantor Proyek yang dilaksanakan oleh Unit Akuntansi pada Kantor Proyek yang bersangkutan 2. Sistem Akuntansi Wilayah yang dilaksanakan oleh Unit Auntansi pada kantor wilayah instansi yang bersangkutan 3. Sistem Akuntansi Eselon I yang dilaksanakan oleh Unit Akuntansi pada Eselon I Departemen yang membawahinya. 4. Sistem Akuntansi Kantor Pusat I nstansi yang dilaksanakan oleh Unit Akuntansi Kantor Pusat I nstansi tingkat kementerian negara lembaga yang bersangkutan.

B. Penyusunan Neraca Aw al