Penyusunan Neraca Aw al

88 Sistem Akuntansi I nstansi. Sesuai dengan peraturan prundangan, setiap kementerian negara lembaga wajib menyelenggarakan Sistem Akuntansi I nstansi untuk menghasilkan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Sistem Akuntansi I nstansi terdiri dari: 1. Sistem Akuntansi Kantor Proyek yang dilaksanakan oleh Unit Akuntansi pada Kantor Proyek yang bersangkutan 2. Sistem Akuntansi Wilayah yang dilaksanakan oleh Unit Auntansi pada kantor wilayah instansi yang bersangkutan 3. Sistem Akuntansi Eselon I yang dilaksanakan oleh Unit Akuntansi pada Eselon I Departemen yang membawahinya. 4. Sistem Akuntansi Kantor Pusat I nstansi yang dilaksanakan oleh Unit Akuntansi Kantor Pusat I nstansi tingkat kementerian negara lembaga yang bersangkutan.

B. Penyusunan Neraca Aw al

Penyusunan laporan keuangan pemerintah harus mengacu pada standar akuntansi pemerintah. Sampai dengan saat ini Juni 2005, Komite Standar Akuntansi Pemerintahan KSAP yang menurut peraturan perundangan merupakan badan penyusun standar Standard Setting Body akuntansi pemerintahan telah menyusun suatu Standar Akuntansi Pemerintahan SAP dan telah pula mendapat pertimbangan Badan Pemeriksa Keuangan. Materi Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut secara lengkap diuraikan dalam Bab 4 dan 5. Dengan akan diberlakukannya Standar Akuntansi Pemerintahan pada semua entitas pemerintah tersebut, berbagai kemungkinan permasalahan dapat timbul. Salah satu permasalahan yang cukup signifikan adalah masalah penyusunan neraca awal suatu entitas, karena neraca awal merupakan titik tolak dan akan menjadi dasar dimulainya pencatatan transaksi akuntansi pada periode berikutnya. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan telah mempublikasikan Buletin Teknis Penyusunan Neraca awal sebagai arahan atau pedoman untuk mengatasi masalah-masalah akuntansi maupun pelaporan keuangan yang timbul. Beberapa kemungkinan permasalahan dan pedoman dari KSAP adalah sebagai berikut: Kas. Sumber data kas, realitanya, tersebar dan masing-masing berada dibawah tanggung jawab yang berbeda. Dalam jangka panjang, peraturan perundangan mengamanatkan bahwa pengelolaan kas pemerintah haruslah menganut sistem rekening tunggal untuk bendahara treasury single account dan pengelolaannya dilakukan oleh bendahara umum negara, dalam hal ini Menteri Keuangan untuk pemerintah pusat. Kas yang penguasaannya menjadi dan tanggung jawab bendahara umum negara atau kuasa bendahara bendahara kas umum negara terdiri dari: 1. Kas di Bank I ndonesia. 2. Kas di KPPN 89 3. Kas di Bendahara Umum Negara atau kuasanya dalam hal ini bendahara penerimaan, bendahara pengeluaran, atau saldo kas lainnya yang diterima oleh kementerian negara lembaga karena penyelenggaraan pemerintahan.. Untuk menentukan nilai saldo awal di Bank I ndonesia dan Kas di KPPN, pemerintah dapat menggunakan saldo rekening koran pemerintah pada Bank I ndonesia atau bank umum persepsi yang dikeluarkan bank yang bersangkutan pada tanggal neraca. Hanya, jumlah tersebut perlu dikurangi terlebih dahulu dengan nilai yang bukan hak pemerintah, misalnya tagihan pihak ketiga yang merupakan titipan kepada pemerintah seperti rekening Askes, Taspen dan Taperum. Sedangkan untuk mendapatkan saldo Kas di Bendahara Umum Negara atau kuasanya dapat dilakukan dengan inventarisasi fisik kas per tanggal neraca dan melakukan rekonsiliasi dengan catatan yang ada di bendahara sehingga dapat diketahui sisa uang yang menjadi tanggung jawab bendahara.

C. Siklus Akuntansi Pemerintah Pusat