mempengaruhi pihak-pihak yang terkait dalam kehidupan masyarakat, salah satunya
adalah pemerintah. Banyak pemerintah di dunia saat ini telah menggunakan media
sosial sebagai media untuk berkomunikasi dengan masyarakatnya. Alasan penggunaan
media sosial oleh pemerintah untuk berkomunikasi dengan masyarakatnya karena
media sosial dianggap sebagai media yang mampu menjangkau masyarakat secara luas,
langsung dan interaktif, serta masyarakat saat ini mayoritas sudah menggunakan media
sosial dalam berbagai aspek kehidupannya sehari-hari.
Salah satu contoh penggunaan media sosial oleh pemerintah adalah penggunaan media
sosial oleh Walikota Kota Bandung yaitu Ridwan Kamil. Ridwan Kamil menggunakan
media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube dan Instagram untuk melaporkan apa
yang Ia dan pemerintahannya lakukan sesuai dengan program kerja yang telah dicanangkan
oleh pemerintahannya [4]. Cara Ridwan Kamil menggunakan media sosialnya ternyata
sangat diterima dan disukai oleh sebagian besar masyarakat Kota Bandung [4]. Hal itu
terbukti dengan banyaknya jumlah pengikut Ridwan Kamil di berbagai akun media
sosialnya, jumlah tersebut mencapai 1,33 juta pengikut pada Twitter, 1.950.203 orang yang
menyukai halaman Facebook Ridwan Kamil dan 2,9 juta pengikut pada Instragram dengan
2.789 foto di akunnya per 10 April 2016, sumber : Facebook, Twitter dan Instagram
Ridwan Kamil.
Tidak hanya disukai, media sosial dari Ridwan Kamil juga menjadi faktor penting
yang mempengaruhi masyarakat Kota Bandung untuk menggunakan media sosial
sebagai sumber utama untuk mendapatkan laporan dari pemerintah [4]. Penggunaan
media sosial oleh Ridwan Kamil secara tidak sadar mendorong masyarakat Kota Bandung
untuk memiliki partisipasi terhadap e- government. Selain itu, inisiatif open
government dalam pelayanan publik di Kota Bandung mulai terdorong akibat penggunaan
media sosial oleh Ridwan Kamil yang menghubungkan antara masyarakat Kota
Bandung dan Pemerintah Kota Bandung [4].
Selain Ridwan Kamil, peggunaan media sosial pada pemerintah juga dilakukan
digunakan oleh Pemerintah Hong Kong. Pemerintah Hong Kong memiliki portal
pemerintahan www.gov.hk
yang memiliki social media link yang memiliki daftar
seluruh akun media sosial resmi pemerintah serta lembaga pemerintah [10]. Berdasarkan
data yang dihimpun dari website www.gov.hk
, pada April 2011, terdapat 44 akun media
sosial yaitu 14 akun resmi Pemerintah Hong Kong serta 16 akun lembaga pemerintahan
yang ada pada Blog, Facebook, Twitter, YouTube dan SinaMicroblog [10].
Pemerintah Hong Kong dan lembaga pemerintahnya paling banyak menggunakan
Facebook sebagai media sosial resminya [10]. Kemudian dari hasil penelitian yang
dilakukan menemukan bahwa 9 dari 30 lembaga pemerintah beserta pemerintah di
Hong Kong memiliki lebih dari satu media sosial [10]. Kemudian dari data yang
dikumpulkan dari tahun 2006 hingga 2011, pemerintah dan lembaga pemerintah di Hong
Kong telah membuka 31 media sosial tidak termasuk Facebook di mana pada tahun 2010
menjadi puncak pembukaan akun media sosial dengan 17 akun media sosial baru yang
mayoritas adalah YouTube dan Twitter [10]. Akun media sosial yang dimiliki oleh
pemerintah dan lembaga pemerintah di Hong Kong dari hasil observasi terhadap 36 akun
media sosial tidak termasuk Blog tahun 2011 diikuti oleh 100 hingga 10000 pengikut
[10].
3.3 PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
DALAM PENERAPAN E- GOVERNMENT
Dalam perkembangannya, saat ini media sosial tidak hanya digunakan oleh masyarakat
untuk saling berkomunikasi tetapi juga digunakan oleh pemerintah untuk
berkomunikasi dengan masyarakatnya. Hal ini dilakukan karena media sosial saat ini
dianggap sebagai suatu platform yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari
masyarakat modern dan digunakan secara aktif, sehingga media sosial dilirik sebagai
suatu media komunikasi alternatif bagi pemerintah untuk berkomunikasi dengan
masyarakatnya. Tidak hanya dipandang sebagai suatu media komunikasi alternatif
tetapi juga sebagai suatu langkah strategis dalam penerapan e-government.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya negara yang menjadikan media sosial sebagai
bagian dari rencana strategi penerapan e- government. Salah satu contoh adalah
Pemerintah Kota New York yang menggunakan Twitter sebagai salah satu
bagian dalam penerapan e-government Kota New York. Melalui akun Twitter NYCGov,
pemerintah Kota New York berkomunikasi dengan masyakaratnya.
Konten yang dikomunikasikan kepada masyarakat dibagi menjadi 6 kategori besar,
yaitu cuaca ekstrim, informasi, hubungan publik, permintaan atau pengingat, olahraga
dan transportasi [3]. Konten-konten yang ada
ini nantinya akan didapat di retweet oleh para pengikut atau orang yang melihat akun
NYCGov. Tidak hanya di retweet biasanya masyarakat akan membicarakan konten
tersebut dalam akun Twitter pribadinya.
Tweet dari akun NYCGov yang di retweet masyarakat dan tweet dari masyarakat
kepada NYCGov dapat dengan mudah dilihat untuk kemudian dilakukan analisis
untuk melihat tren, topik atau masalah yang sedang hangat, sehingga Pemerintah Kota
New York mampu untuk menyusun langkah- langkah yang harus diambil serta kebijakan
yang sekiranya akan dikeluarkan. Di samping itu, penggunaan Twitter dapat dijadikan alat
untuk mendapatkan umpan balik serta memantau dampak langsung dari kebijakan
yang telah dibuat, di mana umpan balik didapatkan langsung dari masyarakat secara
luas dan pemantauan terhadap kebijakan yang dibuat dapat dilakukan secara langsung. Tak
hanya untuk berkomunikasi dengan masyarakat, media sosial dalam penerapan e-
government
dapat digunakan untuk mengoordinir berbagai bidang dalam suatu
pemerintah serta berkomunikasi dengan pemerintah lainnya [3].
Selain Pemerintah Kota New York, di Saudi Arabia, Pemerintah menggunakan
media sosial dalam berbagai website lembaga pemerintah [11]. Pemerintah Saudi Arabia
memilih untuk menggunakan media sosial dalam penerapan e-government karena tren
penggunaan media sosial yang cukup tinggi di Saudi Arabia di mana hal tersebut dapat
dimanfaat untuk memaksimalkan penerapan e-government yang sudah berjalan. Pemilihan
media sosial yang digunakan oleh berbagai lembaga pemerintah di Saudi Arabia didasari
oleh media sosial yang populer digunakan masyarakat Saudi Arabia seperti Facebook,
Twitter dan YouTube [11].
Penggunaan media sosial pada lembaga pemerintah di Saudi Arabia cukup beragam,
tetapi dari hasil observasi yang dilakukan terhadap penggunaan media sosial Facebook,
Twitter dan YouTube, universitas menjadi lembaga pemerintahan yang paling banyak
menerapkan penggunaan ketiga media sosial tersebut, kemudian di urutan dua ada
pemerintah kota namun untuk di urutan tiga pada masing-masing media sosial berbeda-
beda [11]. Penggunaan media sosial tersebut digunakan dengan cara yang berbeda dan
konten yang berbeda untuk tiap media sosial. Facebook biasanya digunakan untuk untuk
membagi berita dan pengumuman yang dilakukan dengan cara memperbarui halaman
Facebook dari masing-masing akun lembaga pemerintahan, namun untuk Facebook
komunikasi yang terjadi sebagian besar hanya dilakukan secara satu arah dari lembaga
pemerintah kepada masyarakat Saudi Arabia [11].
Berbeda dengan Facebook, Twitter digunakan oleh lembaga pemerintah di Saudi
Arabia untuk menyampaikan pemberitahuan dan informasi terkini, namun biasanya
disesuaikan dengan tren yang ada di Twitter masyarakat Saudi Arabia. Interaksi dan
komunikasi yang ada di Twitter antara lembaga pemerintah dengan masyarakat
umumnya terjadi secara satu arah, namun ada beberapa lembaga pemerintah yang memiliki
sumber daya yang mencukupi sehingga interaksi dan komunikasi antara lembaga
pemerintah dengan masyarakat dapat terjadi secara dua arah [11]. YouTube digunakan oleh
lembaga pemerintah di Saudi Arabia untuk pengumuman atau pemberitahuan, interview,
tata cara dalam layanan publik, serta untuk acara atau event yang disiarkan di televisi
[11].
4. PEMBAHASAN