Analisis Korelasi Sederhana KAJIAN TEORI

10 Autokorelasi yaitu terdapat pengaruh dari variabel dalam model melalui tenggang waktu timeline. Misalnya nilai suatu variabel saat ini akan berpengaruh terhadap nilai variabel lain pada saat masa mendatang. 4. Tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen X. Asumsi ini digunakan dalam kasus regresi linear berganda. Multikolinearitas berarti bahwa terjadi kolerasi linear yang erat antara variabel independen.

D. Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi pertama kali dikembangkan oleh Karl Pearson pada tahun 1990. Tujuan dari analisis korelasi adalah untuk menentukan seberapa erat hubungan antara dua variabel. Menurut Subaryadi Purwanto, 2004: 158, analisis korelasi adalah suatu teknik statistika yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan atau korelasi antara dua variabel. Analisis korelasi mencoba mengukur keeratan hubungan antara dua variabel X dan Y. Keeratan hubungan antara dua variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi yang dilambangkan dengan huruf r. Koefisien korelasi r menunjukkan seberapa dekat titik kombinasi antara variabel X dan Y pada garis lurus sebagai garis dugaannya. Semakin dekat titik kombinasinya dengan garis dugaannya maka nilai korelasinya semakin membesar. Sebaliknya, semakin menyebar dari garis dugaannya, maka nilai korelasi semakin kecil. 11 Ukuran statistik yang dapat menggambarkan hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain adalah koefisien korelasi dan koefisien determinasi. 1. Koefisien Korelasi Ukuran korelasi antara dua buah variabel yang paling banyak digunakan adalah koefisien korelasi momen yang dikembangkan oleh Pearson. Rumus koefisien korelasi tersebut dinyatakan sebagai berikut Subaryadi Purwanto, 2004: 159 : . dengan r : nilai koefisien korelasi : jumlah pengamatan variabel X : jumlah pengamatan variabel Y : jumlah hasil perkalian variabel X dan Y : jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X : jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X : jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y : jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y : banyaknya pasang pengamatan Y dan X Koefisien korelasi mempunyai nilai antara -1 sampai 1. Nilai r = -1 yang disebut dengan linear sempurna negatif, terjadi apabila titik sampel atau kombinasi terletak tepat pada suatu garis lurus yang mempunyai kemiringan negatif. Nilai r = 1 disebut dengan linear sempurna positif, dan hal ini terjadi apabila semua titik contoh terletak tepat pada satu garis lurus dengan kemiringan positif. Nilai koefisien korelasi yang mendekati -1 atau 1 menyatakan bahwa hubungan kedua variabel adalah kuat atau korelasi kedua variabel tinggi. Akan tetapi apabila nilai r mendekati 0, hubungan 12 antara kedua variabel sangat lemah atau mungkin tidak ada sama sekali Subaryadi Purwanto, 2004: 159. 2. Koefisien Determinasi Menurut Subaryadi Purwanto 2004:162-163, koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data sampel. Jika semua data observasi terletak pada garis regresi akan diperoleh garis regresi yang sesuai atau sempurna, namun apabila data observasi tersebar jauh dari nilai dugaan atau garis regresinya, maka nilai dugaannya menjadi kurang sesuai. Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel terikat Y variabel yang dipengaruhi atau dependent yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X variabel yang mempengaruhi atau independent. Jadi koefisien determinasi adalah kemampuan variabel X variabel independen mempengaruhi variabel Y variabel terikat. Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Besarnya koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi dan dirumuskan sebagai berikut: . Apabila nilai koefisien korelasi sudah diketahui, maka untuk mendapatkan koefisien determinasi dapat diperoleh dengan mengkuadratkannya. 13

E. Derajat Integrasi