Uji Akar Unit Dan Uji Derajat Integrasi

untuk diinterprestasi Insukindro 1993: 65. Disamping itu ECM dapat pula dijadikan variabel proksi nalar asa dari model stok penyangga masa depan dengan cara membentuk estimasi jangka panjang dari ECM, ECM juga bias menghindari regresi lancung atau regresi semu yang menghasilkan kesimpulan yang menyesatkan. Proses analisis yang akan dilakukan terdiri dari analisis deskriptif , uji akar unit testing for unit root dan uji derajat integrasi testing for degree of integration, uji kointegrasi Cointegration test, pendekatan ECM Error Correction Model, analisis statistik, uji asumsi klasik, serta analisis ekonomi.

3.3.2. Uji Akar Unit Dan Uji Derajat Integrasi

Uji akar unit dapat dipandang sebagai uji stasioneritas, karena pada intinya uji tersebut bentuk mengamati apakah koefisien tertentu dari model otoregresi yang ditaksir mempunyai nilai satu atau tidak. Langkah awal yang harus dilakukan pengujian ini adalah menaksir model otoregresi dari masing-masing variabel yang akan digunakan dalam penelitian dengan OLS. Ada beberapa prosedur untuk melakukan uji akar- akar unit namun yang banyak digunakan adalah uji Dickey- Fuller DF dan uji Philips Peron. Uji ADF adalah uji yang dikembangkan oleh Dickey Fuller untuk menyempurnakan uji DF yang sudah ada sebelumnya. Dalam prakteknya uji ADF inilah yang seringkali digunakan untuk mendeteksi apakah data stasioner atau tidak. Adapun formulasi uji ADF adalah sebagai berikut : DYt= a o + a 1 + ∑ = k I 1 b 1 B 1 DY t 3.1 DYt= c o + c 1 T + C 2 BY t + ∑ = k I 1 d 1 B 1 DY t 3.2 Notasi : DYt = Yt – Yt-1 BYt = Yt-1 T = trend waktu Yt = Variabel yang diamati pada waktu t K = Besarnya waktu kelambanan yang dihitung dengan rumus K = N 13 dengan N adalah jumlah sampel. Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai ADF tabel dengan nilai ADF statistik. Nilai ADF ditunjukkan oleh nilai t pada koefisien regresi BYt pada persamaan 1 dan 2. Bila data yang diamati pada uji akar unit ternyata tidak stationer, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji derajat integrasi. Uji ini dilakukan untuk mengetahui pada derajat integrasi berapa derajat data yang diamati stationer. Uji derajat integrasi ini mirip dengan uji akar unit. Untuk melakukan uji tersebut juga dilakukan penaksiran model otoregresi dengan OLS. D2Yt =b + b 1 BDYt + ∑ = k I 1 f 1 B 1 D2Yt. 3.3 D2Yt = d + d 1 T + d 2 BDYt + ∑ = k I 1 h 1 B 1 D2Yt 3.4 Dimana D2Yt = DYt – DY t-1 , BDYt = DYt-1 Prosedur untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak dengan cara membandingkan antara nilai ADF dengan nilai kritis distribusi statistik Mackinon. Jika nilai absolute statistic ADF lebih besar dari nilai kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stasioner dan jika sebaliknya nilai absolut statistik ADF lebih kecil dari nilai kritisnya maka data tidak stasioner. Hal yang krusial dalam uji ADF adalah menentukan panjangnya kelambanan. Selain uji ADF dalam penelitian ini juga menggunakan uji Philips Peron untuk menentukan akar unit dan derajat integrasi. Uji PP memasukkan unsur autokorelasi di dalam residual dengan memasukkan variabel independen berupa kelambanan diferensi. Philips Peron membuat uji akar unit dengan menggunakan metode statistik non parametik dalam menjelaskan kelambanan diferensi sebagaimana uji ADF. Adapun uji akar unit dari Philips Peron sebagai berikut : DYt = Yt-1 + et 3.5 DYt = ao + Yt-1 + et 3.6 DYt = ao + a2T + Yt-1 + et 3.7 Keterangan : T adalah trend waktu Statistik distributif t tidak mengikuti statistic distribusi normal tetapi mengikuti distribusi PP sedangkan nilai kritisnya digunakan nilai kritis yang dikemukakan oleh Mackinon. Sebagaimana uji ADF, kita juga harus menentukan apakah tanpa konstanta dan trend. Berbeda dengan uji ADF, dalam menentukan panjangnya lag uji PP menggunakan truncation lag q dari Newey-West. Widarjono, 2005, 361-362

3.3.3. Uji Kointegrasi