penelantaran. Dinsosnakertras
Kota Surakarta
sebagai instansi
yang bertanggung
jawab meningkatan
kesejahteraan lansia terlantar. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini
dilakukan secara purposive dan snowball. Teknik
pengumpulan data
melalui wawancara
dengan implementor
dan kelompok
sasaran, observasi
dan penelaahan
dokumen. Analisis
data menggunakan model analisis interaktif
yang dikembangkan
oleh Miles
dan Hubberman dalam Sugiyono, 2006:246
yang terdiri dari pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Perlindungan Sosial Lanjut Usia oleh Dinsosnakertrans Kota Surakarta
Dalam mengatasi fenomena lansia terlantar yang semakin hari jumlahnya
semakin bertambah
maka Pemkot
Surakarta melalui Dinsosnakertrans Kota Surakarta
mengimplementasikan perlindungan sosial lansia sebagaimana
yang telah diamanatkan dalam UU nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Sosial Lansia. Perlindungan sosial lansia dalam
penelitian ini
difokuskan kepada
perlindungan sosial bagi lansia terlantar. Lansia terlantar adalah seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih karena faktor- faktor tertentu tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani, maupun sosialnya. Perlindungan
sosial lansia ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi lansia tidak
potensial agar dapat mewujudkan taraf hidup yang wajar.
a. Perlindungan Sosial Lansia Dalam Panti
Perlindungan Sosial lansia dalam Panti merupakan
upaya Pemerintah
untuk memberikan kemudahan pelayanan bagi
lansia tidak
potensial agar
dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidup
yang wajar dengan berbasiskan kepada sistem lembaga. Lembaga yang dimaksud
adalah Panti
Whreda Dharma
Bakti Surakarta. Panti Whredha Dharma Bakti
Surakarta sebagai
lembaga yang
bertanggungjawab langsung
kepada Dinsosnakertrans Kota Surakarta dalam
menyediakan pelayanan sosial kepada lansia terlantar. Proses perlindungan sosial
lanjut usia dalam Panti yaitu : 1.
Penjaringan atau Razia Penjaringan yang dilakukan terhadap
lansia terlantar oleh pejabat berwenang. Kegiatan penjaringan ini dilakukan rutin
sebulan sekali.
Proses penjaringan
dilakukan bersama-sama
dengan tim
gabungan yang
terdiri dari
Dinsosnakertrans Kota Surakarta, Satpol PP, Polresta. Penjaringan lansia terlantar
dilakukan di beberapa titik strategis di Kota Surakarta seperti di daerah Semanggi,
Pasar Kliwon, Kerten. Proses penjaringan lansia
terlantar dihadapkan
beberapa kendala seperti masih sulitnya menjaring
lansia terlantar karena mereka selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat lainnya.
2. Penampungan
Sementara Untuk
Diidentifikasi Lansia
terlantar yang
terkena penjaringan dikumpulkan sementara di
tempat penampungan untuk kemudian diidentifikasi. Identifikasi ini dilakukan
untuk mengetahui asal usul mereka apakah berasal dari luar Kota Surakarta atau dari
dalam Kota Surakarta dan bagaimana keluarganya.
Proses identifikasi
ini dilakukan di Panti Whreda Dharma Bakti
Surakarta. 3.
Pelimpahan atau Pemulangan Proses
pelimpahan yaitu
proses pemulangan
lansia terlantar
untuk dikembalikan kepada asal usulnya atau
kampung halamannya. Proses pemulangan ini dilihat juga kondisi lansia tersebut
apakah masih memiliki sanak keluarga atau
tidak. Dinsosnakertrans
Kota Surakarta tidak sekedar memulangkan
lansia kembali
kepada keluarganya,
melainkan juga memberikan pembinaan kepada keluarga lansia yang bersangkutan.
Tujuannya agar
keluarganya lebih
perhatian terhadap anggota keluarganya yang sudah lansia dan meningkatkan
pengawasan kepada lansia agar jangan sampai berkeliaran di jalanan.
4. Proses Rehabilitasi
Rehabilitatasi disini
dilakukan dengan
usaha-usaha pemantian
dan pelayanan
sosial. Usaha
Rehabilitatif sebagaimana
dimaksud dilaksanakan
melalui Panti Werdha Dharma Bakti Surakarta. Lansia terlantar yang hidupnya
sebatang kara dan sudah tidak mempunyai tempat tinggal, maka akan ditampung
didalam Panti Werdha Dharma Bakti. Akan tetapi mulai tahun 2013, lansia terlantar
yang boleh masuk Panti hanya lansia yang berasal dari Kota Surakarta saja.
Lansia terlantar yang tinggal di dalam Panti Whreda Dharma Bakti Surakarta akan
sepenuhnya dibiayai
oleh Pemkot
Surakarta sampai
lansia tersebut
meninggal dunia sampai dengan proses pemakamannya. Di panti lansia terlantar
akan mendapatkan pelayanan sosial. Jenis pelayanan
yang didapat
mulai dari
pelayanan keagamaan,
pelayanan kesehatan dan pelayanan kemudahan
dalam penggunaan
fasilitas, sarana
prasarana. 5.
Proses Pelaporan Proses pengawasan dilakukan dengan
dibuat laporan pertanggungjawaban oleh Dinsosnakertrans kepada ppimpin yaitu
Walikota Surakarta. Panti Whreda Dharma membuat laporan hasil kegiatan pelayanan
sosial lansia dalam Panti dan penggunaan dana
atau anggaran
kepada Dinsosnakertrans Kota Surakarta.
b. Perlindungan Sosial Lansia di Luar